SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
ESTIMASI KECEPATAN PENGENDAPAN
CIREBON MENGGUNAKAN PROFIL 210Pb
DI PANTAI
SUminiDg,WisyachudiDF. daDSudarmadji
PuslitbangTemologiMaju BATAN,Yogyakarta
ABSTRAK "It
EST/MAS/ KECEPATAN PENGENDAPAN D/ PANTA/ C/REBON MENGGUNAKAN PROF/L 2/0Pb.
Kecepatan akumulasi sedimen di perairan Cirebon ditentukan dengan menggunakan radionuklida alam
2/0Pb sebagai pemancar gamma. Sedimen diambil dengan menggunakan pralon PVC diameter 7 cm.
Sedimen dalam pralon diiris setiap 2 cm. Bagian tepi dipisahkan. Semua sedimen dikeringkan dengan
lampu pemanas dan ditimbang , dicacah dengan spektrometer ~amma selama 2 jam (7200) detik. Diamati
rata-rata supported 21Opb.untuk mendapatkan harga excess IOpb .dihitung estimasi umur. tahun dan
fluktuasi massa yang terakumulasi , dalam kgm-2.th-i. Data pada ketebalan /2 -/4 cm tidak dapat
digunakan untuk menentukan flub masa pengendapan karena banyak mengandung pasir. Flub massa
pengendapan tercepat adalah pada kedalaman 2-4 cm sebesar /,49 terendah pada kedalaman 8-/0 cm
sebesar 0,43 kg/m2th-i.
ABSTRACT.
DEPOSITION RATE ESTIMATION OF CIREBON COASTALBY USING ZloPbPROFILE. Sediment
accumulation rate ofCirebon coastal wasdetennined by using tracer ofnatural radionuclide orloPb. which
emits gamma ray. Sediment sampling was done by using PVC pralon of7 cm diameter. The outer part ofthe
sedimentslices were separated and the inside parts were anal),zed for Z/oPb. Samples were dried, weighted,
counted for 2 hours (7200 seconds) by gamma ray spectrometer. Supported 21Opbwas calculated to
detennine the excess2111pb.Sediment deposition rate, age and year estimation and massflux accumulated
were calculated and presented as kg.m-2.y'l. Activity data of12 -14 cm sediment depth can not be usedfor
mass flux detennination because this layer was sandy. Faster massfluks was at 2-4cm depth was
1,49 kg/m2y-1and slower at 8-10 cm depth was0,43 kg/m2y'l.
137CSuntuk pengukuran sedimen yang umurnya
sekitar 150 tahun, 14Cuntuk pengukuran fosil ~ang
umurnya sampai sekitar 25000 tahun daD 10Pb
untuk sampel yang umurnya sampai 100 tahun.
Ada beberapa sumber 210Pbyang berasal dari
atmosfer disebut excess 21OpbdaD yang berasal
dari tanah disebut supported 210Pb.Besarnya 21Opb
berkaitan erat dengan lokasi geografis daD iklim
daerah yang akan diukur tersebut. Dalam
perhitungan nanti 210Pbyang dihitun~ adalah 210Pb
yang berasal dari atmosfer (excess 2orb). Dengan
mengkoreksi 21Opbtotal dikurangi supported 210Pb
maka diperoleh excess210Ph.
Pantai Cirebon merupakan daerah
perikanan sebagaisumberdaya alam daDpelabuhan
yang merupakan sarana transportasi laut yang
semuanya merupakan kegiatan ekonomi nasional.
Karena banyaknya aktivitas manusia di daerah ini
maka kualitas air laut akan menurun , daD akan
mempengaruhi proses terjadinya pengendapan
sedimen penyebab pendangkalan pantai. Agar
kegiatan ini dapat tetap berlangsung lancar daD
berkembang, perlu adanya perawatan perairan.
Perawatan dapat direncana dengan baik apabila
data-data ekosistem di kawasan ini diketahui
dengan baik. Salah satu hal yang perlu diketahui
adalah sejarah terjadinya endapan daD kecepatan
terakumulasinya endapantersebut.
PENDAHULUAN
P enggunaan radioisotop alam 21Opb untuk
geokhronologi pertama kali dilakukan oleh
Goldberg (19630. Dengan waktu paro (T 1/2) 22,3
tahun radioisotop ini memungkinkan digunakan
sebagaitracer untuk mempelajari proses terjadinya
sedimentasi. Aktivitas radionuklida ini dalam
sedimen dikaitkan dengan sejarah terbentuknya
sedimen dan kecepatan sedimentasi di perairan
yang diam dimana butiran halus terakumulasi.
Distribusi 210 Pb dalam sedimen menunjukkan
khronologi proses endapan seperti pengendapan
rutin, erosi, pencampuran yang terjadi karena riak
gelombang, perubahan kecepatanpengendapandan
perubahansumber sedimen dll.<l)
Keberadaan 210Pb dapat digunakan untuk
menginterpretasikan umur sedimen sampai sekitar
100 tahun. Dalam lapisan tanah terdapat
radionuklida alam 226Rakemudian membentuk
222Rnyang mudah menguap ke udara dan di udara
222Rn membentuk 210Pbyang setimbang dengan
210pO.Radionuklida 210Pbdari udara akan turun ke
air dan bersama-sama dengan partikel dalam air
akan mengendap(@).
Untuk menentukan kecepatan akumulasi
sedimen, beberapa tracer dapat digunakan seperti
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr
P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Jun12002
224
ISSN 0216 -3128
Sumining, dkk
Dalam penelitian ini dipelajari kecepatan
dan khronologi terakumulasiJl1ya sedimen dan
khronologi di pantai Cirebon dengan
menggunakan metode PF (Peri(>dic Flux) : metode
yanng cocok digunakan ulntuk menentukan
kecepatan akumulasi fluks 21~Pbyang bervariasi
dipengaruhi oleh musim dalam periode tertentu,
misalnya oleh perubahan musim hujan dan
kemarau.
Kecepatandeposisi dinyatakan sebagai fluks massa
dihitung dengan menggunakan persamaan:
F= (6)
W
L x5t
dan W = berat sampel per lapis, L = luas penam.
pang PVC dan 5t = beda tahun tiap lapis.
TATA KERJA BASIL DAN PEMBABASAN.
Tabel 1. Data pengukuran massa kering .Excess
2/0Pb pada sedimen setiap kedalaman
2 cm )'ang diambil dari pantai Cirebon
pada tahlm 1999, diambil dengan PVC
"" berdiameter 7cm.-"""""'
Bahandanperalatan
2
3.
4.
Ayakan100mesh
SpektrometergammaGe(Li)
SRM lAEA-315
Timbangan
Dari Tabel I dapat terlihat bahwa aktivitas total
210Pbmendekati konstant mulai kedalaman daTi 18
cm disebut baseline merupakan aktivitas daTi
supported 2'0Pb
CoraKerja
Pipa PVC diameter 7 cm dimasukkan dalam
sedimen. Sedimen dipilih yang halus.
Pipa diangkat dengan b;igian bawah ditutup.
Cara meletakkan PVC berisi sl~imen adalah posisi
berdiri agar endapan halus lapisan atas tidak
tercampur dengan lapisan dibawahnya.
Sedimen dikeluarkan d(:nganmendorongnya
keluar dan setiap dua cm dipotong menggunakan
pleksiglas, bagian tepi diambil disingkirkan dan
bagian tengah dimasukkan dalam kontainer untuk
ditentukan aktivitas 21Opbnya (4).
Sedimen dikeringkan, dihaluskan diayak
lolos 100 mesh dihomogenisasi, kemudian dicacah
menggunakan spektrometer gamma.
Estimasi umur dihituIIg berdasarkan pada
persamaan(3).
t = In ln (AJAx)
Ax = Ao -Acum
Ar1oPb) = 0,311
Aexc= AIO' -A supp
A_=I.:A,.,.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
30
-0; 25
~@..20
.c
Q.
~ 15N
10
5
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Kedalaman (cm) ,,-,
Gambar 1. Akti'itas 2/oPb total dalam sedimen
Cirebonvs kedalaman.
dimana
t = umurendapan
Ao = akumulasi total exce~;s210Pbdari
lapisan endapandari alas sampai
bawah
A. = selisih antara Ao dan Acumpada
Lapis x
x = jumlah lapis
Ae.c= aktivitas excess210Pb
--
Prosldlng Pel1emuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr
P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
Sumining,dkk. ISSN0216-3128 225
Ukuran butiran sangat berpengaruh pada
basil pengukuran aktivitas 210Pb per kilogram
endapan, clan tidak terdistribusi secara merata
dalam suspensi atau sedimen. Kondisi ini terdapat
pada kedalaman 12 -14 cm (Tabel 1 clanGambar
1) dimana sedimen terdiri dari sebagian besar
butiran-butiran pasir yang kurang menyerap 21Opb
maka aktivitas 210Pb terendah sarna denRan
supproted loPb. Sebaliknya pengkayaan 21Pb
dapat terjadi dalam fraksi organik hal ini
kemungkinan terjadi pada kedalaman 4-6 cm
(Gambar 1) karena pada kedalaman ini aktivitas
excess 21Opblebih tinggi hampir sarna denganpada
lapisanterbaru atauteratas.Padalapis ketujuh yaitu
kedalaman 12 -14 cm aktivitas 21Opbpaling rendah
(Gambar I) karena kondisi endapan pada lapis
tersebut berbentuk pasir sehingga kurang
menyerap21Opb.
Supported 2/0Pb yaitu yang berasal dari
tanah dihitung dari rata-rata harga aktivitas 21Opb
raata-rata dari kedalaman mulai 18 cm kebawah
adalah = 16,22 Bq/kg 21Opbterukur stabil ini
berasal dari tanah dan terjadi kesetimban§an
radioaktif dengan226Ra.Pada Tabel 1 excess2/ Pb
dihitung dari total 210Pbsetiap lapis dikurangi
dengan 16,22 Bq/kg misalnya pada lapis 0 -2 cm
excess 2/0Pb adalah (27,43 -26,22) Bq/kg =
11,21 Bq/kg
Excess 2/0Pb kumulatif (Acum) dihitung
dengan menjumlah excess 2/0Pb sepanjang
kedalamanendapan, sedangkanjumlah total excess
2/0Pb(Ao) diperoleh dari jumlah total excess2/0Pb
dari lapis teratas sampai diatas baseline. Persamaan
(1) dan (3) digunakan untuk mendapatkan t saat
terjadi pengendapandiatas baseline
Tabel2. Hasil perhitungan akumulasi excess2/0Pb.bedaAn dengan Acum Excess2/0Pb
(Ax =Bq/m1. estimasi umur .perkiraan tahun terbentuknya endapan. beda waktu terjadi endapan antar lapis
dibawahnva. danfluks massaoenl!endapansedimen oari pantai Cirebon.
Kedalaman
(cm)
AcumExcess
210Pb(Bq/m1
Estimasi
tahun
Fluks
massa
(Ba/m2tht
0-2 110,949
Ao-Acum
Excess21Op
(Ax=Bq/m1
288,846
Estimasi
Umur
(tahun)
10,45 1989
Beda
waktu
~
10,5 0,94
2-4 153,574 246,221 15,59 1984 5 ,49
4-6 216,268 183,527 25,04 1974 9,5 0,68
6-8 258,497 141,298 33,44 1966 8,5 1,24
8-10 320,578 79.217 52,05 1947 18,5 0,56
10 -12 362,617 37,178 76,37 1923 24,5 4,45
12-14 4,45
14-16 379,017 20,778 95,08 1904 19 0,43
399,795(Ao) 016-18
Gambar 1 maupun Gambar 2 tidak
menunjukkan aktivitas 210Pb fungsi kedalaman
(lapis) sedimen, tetapi menunjukkan kondisi daD
sejarah terbentuknya setiap lapis (setiap ketebalan
2cm), dimana masing-masing lapis dapat tidak
saling terkait
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa
pacta lapis ketujuh yaitu kedalaman 12 -14 cm
(Gambar 1) aktivitas 21Opbpaling rendah karena
kondisi endapan pacta lapis tersebut berbentuk
pasir maka data aktivitas pada ketebalan 12 -14 cm
ini tidak dapat digunakan untuk menginterpretasi
umur endapann. Hal ini menunjukkan bahwa
metode ini hanya untuk sedimen dengan butiran-
butiran yang halus tidak dapat digunakan untuk
sampel endapan yang kasar. Gambar 2
membuktikan hat tersebutdimana tluks massapada
lapis 12 = 14 cm ini sangat melonjak , tidak dapat
digunakan untuk menginterpretasikan kecepatan
sedimentasiatau tluks massa.
Kecepatan pengendapan telah dapat
diestimasi dari profit aktivitas 210Pb terhadap
.kedalaman sedimen. Gangguan karena biota dan
karena kegiatan manusia merupakan proses yang
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah P'enelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr
P3TM-BATAN '(ogyakarta, 27 Junl2002
analog dengan proses difusi yaitu pencampuran.
Kadang-kadang pencampuran yang terjadi karena
~angguan ini tidak mempunyai efek pactaaktivitas
IOpb sehingga masih dapat ditetapkan tanggal
terjadinya sedimen secara absolut. Apabila ada
pencampuran sedimen e:stimasi kecepatan
pengendapan tidak mungkin dilakukan untuk itu
penggunaan 210Pb untuk penentuan kecepatan
pengendapan sedimen cocok untuk digunakan di
daerah yang tidak banyak: gangguan seperti
gelombang, angin,. pasang surut, transportasi
laut dll.
diestimasi karena sampel banyak mengandung
pasir ( fluks massaterhitung 4,5 kgm2th-l)pada sa~t
itu mungkin terjadi gangguan seperti gangguan
kegiatan manusia, angin atau sering terjadi
gelombang yang relatif kuat.
Metode penentuan 21Opbadalah yang paling
andal untuk daerah yang tidak teerganggu dan
cocok untuk mempelajari pengaruh antropoganik
dan sejarahpolusi saatini.
KESIMPULAN
:c:-
~
~~(I
'"
:a
~
'"~
~
u:
Kecepatan pengendapan di pantai Cirebon
dapat dihitung dengan menggunakan tracer 2!Opb.
Metode ini cocok untuk mengukur pengendapandi
daerah yang diam sehingga butiran-butiran yang
terbentuk halus clan endapan tidak terganggu
oleh kondisi lingkungan atau kegiatan manusia
seperti transportasi dll. Dari perhitungan dapat
diketahui bahwa rata-rata supported 2/0Pb sebesar
16,22 Bq/Kg.
Kecepatan pengendapan terendah adalah
saat terjadi pengendapan sedimen dengan
kedalaman 8 -10 cm yaitu 0,43 kgm2thO.clanyang
tercerat adalahpada kedalaman 2 -4 cm yaitu 1,49
kgm thO!, sedangkan pada kedalaman 12 -14 cm
tidak dapat diestimasi karena sampel banyak
mengandung pasir (fluks massa terhitung
4,5 kgm2thO!) pada saat itu mungkin terjadi
gangguan seperti transportasi laut, angin atau
sering terjadi gelombang yang relatif kuat.
2 4 6 8 10 12
KI3dalaman(cm)
14 16 18
Gambar2. Fluks nlassasedimentasipada setiap
2cm ketebalan sedimen di pantai
Cirebon
Kesalahan perhitungan dapat terjadi apabila
lapis teratas hilang selama pengedukan
menyebabkan konsentrasi awal tidak dapatdihitung
dengan baik dan perhitungan selanjutnya akan
terpengaruh, oleh kaJ~enaitu pengambilan sampel
disarankan menggunakan langsung PVC atau
diambil lebih dahulu dengan pengeruk (dredger)
ukuran besar yang dapat mengambil sedimen
sedalam 60 cm, baru kemudian diambil dengan
PVC. Tidak disarankan men!~ambilsampel dengan
pengeruk kecil karena lapisan-lapisan sedimen
akantercampur. Dari butiran sedimenyang banyak
mengandung pasir dapat menunjukkan bahwa saat
terbentuknya endapan serilllg terjadi gelombang
dan angin kuat.
Dari data-data yang diperoleh dapat dilihat
pada Gambar 2 menunjukkan bahwa tluktuasi
kecepatan pengendapan Iterendah adalah saat
terjadi pengendapansedimelllkedalaman 8 -10 cm
yaitu antara 0,43 kgm2th-t da.nyang tercepatadalah
pada kedalaman 2 -4 cm yaitu 1,49 kgm2th-1
sedangkanpada kedalaman 12 -14 cm tidak dapat
DAFfARPUSTAKA
1. RON SZYMZACK., 21OpbAs a Tracer for
Sediment Transport and Deposition in the
Dutch German Waddensea, Proceeding
KNGMG, Symposium Coastal Lowlands,
Geology and Geotechnology.( 1989)
2. BERGER G.W, EISMA, D and VAN
BENNEKOM, A.J., 21OPb Derived
Sedimentation Rate in the Vlieter, A Recently
Filled in Tidal Channel in The Wadden Sea.
Netherlands Journal of Sea Research
21(4)(1987).
3. SANCHEZ-CABEZA, J.A., Sediment Core
Profiles and Accumulation Rates, Universitat
Autonoma de Barcelona (2000).
4. CRAIB, J.S. A Sampler For Taking Short
Undisturbed Marine Cores Sediment~ (1999).
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr
P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl2002
TANYAJAWAB .Sampel sedimen dikeringkan. digerus.
dihomogenisasilangsungdicacah tanpa
pemisahanradiokimia.
ElizabethS.
..Bagaimana kalau daerah yang diukur bukan
merupakan daerah diam, apakah metode ini
masih spesifik untuk dipakai.
HenySuseno
~ 233Pbyang masuk ke dalam laut daTi udara
kemudian terendapkan membentuk layer-laler
teratur apakah sudah dikoreksi dengan 21 Pb
yang terkandung di dalam air laut.
~ Apakah pengukuran 219pbmenggunakan
prosedurradiokimia.
Sumining
.Kalau daerah yang diukur bukan
merupakan daerah diam misalnya angin
gelombangnya besar maka lapis-lapis
sedimen akan tercampur sehingga
perbedaan unsur 2/0Pbantara lapis-lapis
tersebut tidak dapat dihitung, dan
kecepatan sedimentasi tidak dapat
diprediksi.
Sumining
.2/0Pb turun ke endapan dibawa oleh
partikel-partikel, sehingga apabila sudah
sampai di bawah berarti sudah menjadi
sedimen. Untuk 2/oPb yang terendapkan
tidak dikoreksi dengan yang ada daLam
air Laut, tetapi dengan yang berasal dari
bawah tanah.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Cesar IImu Pengetahuan den Teknologl Nukllr
P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002

More Related Content

Similar to 3123

Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt
fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.pptfdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt
fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.pptgaharni
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiHendrizal
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahinfosanitasi
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxDestiaSuci2
 
Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)
Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)
Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)Dasapta Erwin Irawan
 
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanamanAndrew Hutabarat
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptxSudrajatDadan
 
jurnal bendungan ok
jurnal bendungan okjurnal bendungan ok
jurnal bendungan okalam luas
 

Similar to 3123 (20)

Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Biopori
BioporiBiopori
Biopori
 
Biopori
BioporiBiopori
Biopori
 
3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...
3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...
3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...
 
fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt
fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.pptfdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt
fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt
 
Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugai
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
 
Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)
Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)
Peran Geologi untuk DKI Jakarta (5 Nov 2008)
 
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
 
2124 3757-1-sm
2124 3757-1-sm2124 3757-1-sm
2124 3757-1-sm
 
jurnal bendungan ok
jurnal bendungan okjurnal bendungan ok
jurnal bendungan ok
 
Mekanika_Fluida_1.ppt
Mekanika_Fluida_1.pptMekanika_Fluida_1.ppt
Mekanika_Fluida_1.ppt
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxEkoPoerwantoe2
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanaji guru
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 

3123

  • 1. ESTIMASI KECEPATAN PENGENDAPAN CIREBON MENGGUNAKAN PROFIL 210Pb DI PANTAI SUminiDg,WisyachudiDF. daDSudarmadji PuslitbangTemologiMaju BATAN,Yogyakarta ABSTRAK "It EST/MAS/ KECEPATAN PENGENDAPAN D/ PANTA/ C/REBON MENGGUNAKAN PROF/L 2/0Pb. Kecepatan akumulasi sedimen di perairan Cirebon ditentukan dengan menggunakan radionuklida alam 2/0Pb sebagai pemancar gamma. Sedimen diambil dengan menggunakan pralon PVC diameter 7 cm. Sedimen dalam pralon diiris setiap 2 cm. Bagian tepi dipisahkan. Semua sedimen dikeringkan dengan lampu pemanas dan ditimbang , dicacah dengan spektrometer ~amma selama 2 jam (7200) detik. Diamati rata-rata supported 21Opb.untuk mendapatkan harga excess IOpb .dihitung estimasi umur. tahun dan fluktuasi massa yang terakumulasi , dalam kgm-2.th-i. Data pada ketebalan /2 -/4 cm tidak dapat digunakan untuk menentukan flub masa pengendapan karena banyak mengandung pasir. Flub massa pengendapan tercepat adalah pada kedalaman 2-4 cm sebesar /,49 terendah pada kedalaman 8-/0 cm sebesar 0,43 kg/m2th-i. ABSTRACT. DEPOSITION RATE ESTIMATION OF CIREBON COASTALBY USING ZloPbPROFILE. Sediment accumulation rate ofCirebon coastal wasdetennined by using tracer ofnatural radionuclide orloPb. which emits gamma ray. Sediment sampling was done by using PVC pralon of7 cm diameter. The outer part ofthe sedimentslices were separated and the inside parts were anal),zed for Z/oPb. Samples were dried, weighted, counted for 2 hours (7200 seconds) by gamma ray spectrometer. Supported 21Opbwas calculated to detennine the excess2111pb.Sediment deposition rate, age and year estimation and massflux accumulated were calculated and presented as kg.m-2.y'l. Activity data of12 -14 cm sediment depth can not be usedfor mass flux detennination because this layer was sandy. Faster massfluks was at 2-4cm depth was 1,49 kg/m2y-1and slower at 8-10 cm depth was0,43 kg/m2y'l. 137CSuntuk pengukuran sedimen yang umurnya sekitar 150 tahun, 14Cuntuk pengukuran fosil ~ang umurnya sampai sekitar 25000 tahun daD 10Pb untuk sampel yang umurnya sampai 100 tahun. Ada beberapa sumber 210Pbyang berasal dari atmosfer disebut excess 21OpbdaD yang berasal dari tanah disebut supported 210Pb.Besarnya 21Opb berkaitan erat dengan lokasi geografis daD iklim daerah yang akan diukur tersebut. Dalam perhitungan nanti 210Pbyang dihitun~ adalah 210Pb yang berasal dari atmosfer (excess 2orb). Dengan mengkoreksi 21Opbtotal dikurangi supported 210Pb maka diperoleh excess210Ph. Pantai Cirebon merupakan daerah perikanan sebagaisumberdaya alam daDpelabuhan yang merupakan sarana transportasi laut yang semuanya merupakan kegiatan ekonomi nasional. Karena banyaknya aktivitas manusia di daerah ini maka kualitas air laut akan menurun , daD akan mempengaruhi proses terjadinya pengendapan sedimen penyebab pendangkalan pantai. Agar kegiatan ini dapat tetap berlangsung lancar daD berkembang, perlu adanya perawatan perairan. Perawatan dapat direncana dengan baik apabila data-data ekosistem di kawasan ini diketahui dengan baik. Salah satu hal yang perlu diketahui adalah sejarah terjadinya endapan daD kecepatan terakumulasinya endapantersebut. PENDAHULUAN P enggunaan radioisotop alam 21Opb untuk geokhronologi pertama kali dilakukan oleh Goldberg (19630. Dengan waktu paro (T 1/2) 22,3 tahun radioisotop ini memungkinkan digunakan sebagaitracer untuk mempelajari proses terjadinya sedimentasi. Aktivitas radionuklida ini dalam sedimen dikaitkan dengan sejarah terbentuknya sedimen dan kecepatan sedimentasi di perairan yang diam dimana butiran halus terakumulasi. Distribusi 210 Pb dalam sedimen menunjukkan khronologi proses endapan seperti pengendapan rutin, erosi, pencampuran yang terjadi karena riak gelombang, perubahan kecepatanpengendapandan perubahansumber sedimen dll.<l) Keberadaan 210Pb dapat digunakan untuk menginterpretasikan umur sedimen sampai sekitar 100 tahun. Dalam lapisan tanah terdapat radionuklida alam 226Rakemudian membentuk 222Rnyang mudah menguap ke udara dan di udara 222Rn membentuk 210Pbyang setimbang dengan 210pO.Radionuklida 210Pbdari udara akan turun ke air dan bersama-sama dengan partikel dalam air akan mengendap(@). Untuk menentukan kecepatan akumulasi sedimen, beberapa tracer dapat digunakan seperti Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Jun12002
  • 2. 224 ISSN 0216 -3128 Sumining, dkk Dalam penelitian ini dipelajari kecepatan dan khronologi terakumulasiJl1ya sedimen dan khronologi di pantai Cirebon dengan menggunakan metode PF (Peri(>dic Flux) : metode yanng cocok digunakan ulntuk menentukan kecepatan akumulasi fluks 21~Pbyang bervariasi dipengaruhi oleh musim dalam periode tertentu, misalnya oleh perubahan musim hujan dan kemarau. Kecepatandeposisi dinyatakan sebagai fluks massa dihitung dengan menggunakan persamaan: F= (6) W L x5t dan W = berat sampel per lapis, L = luas penam. pang PVC dan 5t = beda tahun tiap lapis. TATA KERJA BASIL DAN PEMBABASAN. Tabel 1. Data pengukuran massa kering .Excess 2/0Pb pada sedimen setiap kedalaman 2 cm )'ang diambil dari pantai Cirebon pada tahlm 1999, diambil dengan PVC "" berdiameter 7cm.-"""""' Bahandanperalatan 2 3. 4. Ayakan100mesh SpektrometergammaGe(Li) SRM lAEA-315 Timbangan Dari Tabel I dapat terlihat bahwa aktivitas total 210Pbmendekati konstant mulai kedalaman daTi 18 cm disebut baseline merupakan aktivitas daTi supported 2'0Pb CoraKerja Pipa PVC diameter 7 cm dimasukkan dalam sedimen. Sedimen dipilih yang halus. Pipa diangkat dengan b;igian bawah ditutup. Cara meletakkan PVC berisi sl~imen adalah posisi berdiri agar endapan halus lapisan atas tidak tercampur dengan lapisan dibawahnya. Sedimen dikeluarkan d(:nganmendorongnya keluar dan setiap dua cm dipotong menggunakan pleksiglas, bagian tepi diambil disingkirkan dan bagian tengah dimasukkan dalam kontainer untuk ditentukan aktivitas 21Opbnya (4). Sedimen dikeringkan, dihaluskan diayak lolos 100 mesh dihomogenisasi, kemudian dicacah menggunakan spektrometer gamma. Estimasi umur dihituIIg berdasarkan pada persamaan(3). t = In ln (AJAx) Ax = Ao -Acum Ar1oPb) = 0,311 Aexc= AIO' -A supp A_=I.:A,.,. (1) (2) (3) (4) (5) 30 -0; 25 ~@..20 .c Q. ~ 15N 10 5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 Kedalaman (cm) ,,-, Gambar 1. Akti'itas 2/oPb total dalam sedimen Cirebonvs kedalaman. dimana t = umurendapan Ao = akumulasi total exce~;s210Pbdari lapisan endapandari alas sampai bawah A. = selisih antara Ao dan Acumpada Lapis x x = jumlah lapis Ae.c= aktivitas excess210Pb -- Prosldlng Pel1emuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
  • 3. Sumining,dkk. ISSN0216-3128 225 Ukuran butiran sangat berpengaruh pada basil pengukuran aktivitas 210Pb per kilogram endapan, clan tidak terdistribusi secara merata dalam suspensi atau sedimen. Kondisi ini terdapat pada kedalaman 12 -14 cm (Tabel 1 clanGambar 1) dimana sedimen terdiri dari sebagian besar butiran-butiran pasir yang kurang menyerap 21Opb maka aktivitas 210Pb terendah sarna denRan supproted loPb. Sebaliknya pengkayaan 21Pb dapat terjadi dalam fraksi organik hal ini kemungkinan terjadi pada kedalaman 4-6 cm (Gambar 1) karena pada kedalaman ini aktivitas excess 21Opblebih tinggi hampir sarna denganpada lapisanterbaru atauteratas.Padalapis ketujuh yaitu kedalaman 12 -14 cm aktivitas 21Opbpaling rendah (Gambar I) karena kondisi endapan pada lapis tersebut berbentuk pasir sehingga kurang menyerap21Opb. Supported 2/0Pb yaitu yang berasal dari tanah dihitung dari rata-rata harga aktivitas 21Opb raata-rata dari kedalaman mulai 18 cm kebawah adalah = 16,22 Bq/kg 21Opbterukur stabil ini berasal dari tanah dan terjadi kesetimban§an radioaktif dengan226Ra.Pada Tabel 1 excess2/ Pb dihitung dari total 210Pbsetiap lapis dikurangi dengan 16,22 Bq/kg misalnya pada lapis 0 -2 cm excess 2/0Pb adalah (27,43 -26,22) Bq/kg = 11,21 Bq/kg Excess 2/0Pb kumulatif (Acum) dihitung dengan menjumlah excess 2/0Pb sepanjang kedalamanendapan, sedangkanjumlah total excess 2/0Pb(Ao) diperoleh dari jumlah total excess2/0Pb dari lapis teratas sampai diatas baseline. Persamaan (1) dan (3) digunakan untuk mendapatkan t saat terjadi pengendapandiatas baseline Tabel2. Hasil perhitungan akumulasi excess2/0Pb.bedaAn dengan Acum Excess2/0Pb (Ax =Bq/m1. estimasi umur .perkiraan tahun terbentuknya endapan. beda waktu terjadi endapan antar lapis dibawahnva. danfluks massaoenl!endapansedimen oari pantai Cirebon. Kedalaman (cm) AcumExcess 210Pb(Bq/m1 Estimasi tahun Fluks massa (Ba/m2tht 0-2 110,949 Ao-Acum Excess21Op (Ax=Bq/m1 288,846 Estimasi Umur (tahun) 10,45 1989 Beda waktu ~ 10,5 0,94 2-4 153,574 246,221 15,59 1984 5 ,49 4-6 216,268 183,527 25,04 1974 9,5 0,68 6-8 258,497 141,298 33,44 1966 8,5 1,24 8-10 320,578 79.217 52,05 1947 18,5 0,56 10 -12 362,617 37,178 76,37 1923 24,5 4,45 12-14 4,45 14-16 379,017 20,778 95,08 1904 19 0,43 399,795(Ao) 016-18 Gambar 1 maupun Gambar 2 tidak menunjukkan aktivitas 210Pb fungsi kedalaman (lapis) sedimen, tetapi menunjukkan kondisi daD sejarah terbentuknya setiap lapis (setiap ketebalan 2cm), dimana masing-masing lapis dapat tidak saling terkait Seperti telah dijelaskan diatas bahwa pacta lapis ketujuh yaitu kedalaman 12 -14 cm (Gambar 1) aktivitas 21Opbpaling rendah karena kondisi endapan pacta lapis tersebut berbentuk pasir maka data aktivitas pada ketebalan 12 -14 cm ini tidak dapat digunakan untuk menginterpretasi umur endapann. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini hanya untuk sedimen dengan butiran- butiran yang halus tidak dapat digunakan untuk sampel endapan yang kasar. Gambar 2 membuktikan hat tersebutdimana tluks massapada lapis 12 = 14 cm ini sangat melonjak , tidak dapat digunakan untuk menginterpretasikan kecepatan sedimentasiatau tluks massa. Kecepatan pengendapan telah dapat diestimasi dari profit aktivitas 210Pb terhadap .kedalaman sedimen. Gangguan karena biota dan karena kegiatan manusia merupakan proses yang Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah P'enelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN '(ogyakarta, 27 Junl2002
  • 4. analog dengan proses difusi yaitu pencampuran. Kadang-kadang pencampuran yang terjadi karena ~angguan ini tidak mempunyai efek pactaaktivitas IOpb sehingga masih dapat ditetapkan tanggal terjadinya sedimen secara absolut. Apabila ada pencampuran sedimen e:stimasi kecepatan pengendapan tidak mungkin dilakukan untuk itu penggunaan 210Pb untuk penentuan kecepatan pengendapan sedimen cocok untuk digunakan di daerah yang tidak banyak: gangguan seperti gelombang, angin,. pasang surut, transportasi laut dll. diestimasi karena sampel banyak mengandung pasir ( fluks massaterhitung 4,5 kgm2th-l)pada sa~t itu mungkin terjadi gangguan seperti gangguan kegiatan manusia, angin atau sering terjadi gelombang yang relatif kuat. Metode penentuan 21Opbadalah yang paling andal untuk daerah yang tidak teerganggu dan cocok untuk mempelajari pengaruh antropoganik dan sejarahpolusi saatini. KESIMPULAN :c:- ~ ~~(I '" :a ~ '"~ ~ u: Kecepatan pengendapan di pantai Cirebon dapat dihitung dengan menggunakan tracer 2!Opb. Metode ini cocok untuk mengukur pengendapandi daerah yang diam sehingga butiran-butiran yang terbentuk halus clan endapan tidak terganggu oleh kondisi lingkungan atau kegiatan manusia seperti transportasi dll. Dari perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata supported 2/0Pb sebesar 16,22 Bq/Kg. Kecepatan pengendapan terendah adalah saat terjadi pengendapan sedimen dengan kedalaman 8 -10 cm yaitu 0,43 kgm2thO.clanyang tercerat adalahpada kedalaman 2 -4 cm yaitu 1,49 kgm thO!, sedangkan pada kedalaman 12 -14 cm tidak dapat diestimasi karena sampel banyak mengandung pasir (fluks massa terhitung 4,5 kgm2thO!) pada saat itu mungkin terjadi gangguan seperti transportasi laut, angin atau sering terjadi gelombang yang relatif kuat. 2 4 6 8 10 12 KI3dalaman(cm) 14 16 18 Gambar2. Fluks nlassasedimentasipada setiap 2cm ketebalan sedimen di pantai Cirebon Kesalahan perhitungan dapat terjadi apabila lapis teratas hilang selama pengedukan menyebabkan konsentrasi awal tidak dapatdihitung dengan baik dan perhitungan selanjutnya akan terpengaruh, oleh kaJ~enaitu pengambilan sampel disarankan menggunakan langsung PVC atau diambil lebih dahulu dengan pengeruk (dredger) ukuran besar yang dapat mengambil sedimen sedalam 60 cm, baru kemudian diambil dengan PVC. Tidak disarankan men!~ambilsampel dengan pengeruk kecil karena lapisan-lapisan sedimen akantercampur. Dari butiran sedimenyang banyak mengandung pasir dapat menunjukkan bahwa saat terbentuknya endapan serilllg terjadi gelombang dan angin kuat. Dari data-data yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 2 menunjukkan bahwa tluktuasi kecepatan pengendapan Iterendah adalah saat terjadi pengendapansedimelllkedalaman 8 -10 cm yaitu antara 0,43 kgm2th-t da.nyang tercepatadalah pada kedalaman 2 -4 cm yaitu 1,49 kgm2th-1 sedangkanpada kedalaman 12 -14 cm tidak dapat DAFfARPUSTAKA 1. RON SZYMZACK., 21OpbAs a Tracer for Sediment Transport and Deposition in the Dutch German Waddensea, Proceeding KNGMG, Symposium Coastal Lowlands, Geology and Geotechnology.( 1989) 2. BERGER G.W, EISMA, D and VAN BENNEKOM, A.J., 21OPb Derived Sedimentation Rate in the Vlieter, A Recently Filled in Tidal Channel in The Wadden Sea. Netherlands Journal of Sea Research 21(4)(1987). 3. SANCHEZ-CABEZA, J.A., Sediment Core Profiles and Accumulation Rates, Universitat Autonoma de Barcelona (2000). 4. CRAIB, J.S. A Sampler For Taking Short Undisturbed Marine Cores Sediment~ (1999). Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl2002
  • 5. TANYAJAWAB .Sampel sedimen dikeringkan. digerus. dihomogenisasilangsungdicacah tanpa pemisahanradiokimia. ElizabethS. ..Bagaimana kalau daerah yang diukur bukan merupakan daerah diam, apakah metode ini masih spesifik untuk dipakai. HenySuseno ~ 233Pbyang masuk ke dalam laut daTi udara kemudian terendapkan membentuk layer-laler teratur apakah sudah dikoreksi dengan 21 Pb yang terkandung di dalam air laut. ~ Apakah pengukuran 219pbmenggunakan prosedurradiokimia. Sumining .Kalau daerah yang diukur bukan merupakan daerah diam misalnya angin gelombangnya besar maka lapis-lapis sedimen akan tercampur sehingga perbedaan unsur 2/0Pbantara lapis-lapis tersebut tidak dapat dihitung, dan kecepatan sedimentasi tidak dapat diprediksi. Sumining .2/0Pb turun ke endapan dibawa oleh partikel-partikel, sehingga apabila sudah sampai di bawah berarti sudah menjadi sedimen. Untuk 2/oPb yang terendapkan tidak dikoreksi dengan yang ada daLam air Laut, tetapi dengan yang berasal dari bawah tanah. Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Cesar IImu Pengetahuan den Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002