Dokumen ini membahas gagasan pengembangan satu desa satu produksi di Kabupaten Barito Utara. Produk unggulan yang diajukan adalah durian dari desa-desa di Kabupaten ini mengingat produksi durian yang melimpah. Dokumen ini juga membahas peran organisasi HKTI dalam mendukung pengembangan konsep satu desa satu produksi untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan serta kesejahteraan petani di daerah ini.
1. MENGGAGAS PENGEMBANGAN SATU DESA SATU PRODUKSI
DI KABUPATEN BARITO UTARA
Oleh Fahmi R. Kubra
LP3-STUDIA Muara Teweh
HP 081519384565
Disampaikan dalam Workshop HKTI Kab. Barito
Utara di Muara Teweh, 21 Desember 2013
2. Biodata Ringkas
Fahmi R. Kubra
Puruk Cahu, 1 Nopember 1969
Riwayat Pendidikan:
1.
2.
3.
4.
SMA 1 Muara Teweh (1988)
S-1 Jur. Mekanisasi Pertanian Bidang Alat &
Mesin Pertanian di Fakultas Teknologi
Pertanian IPB Bogor (1993)
S-2 Program Studi Teknologi Pasca Panen IPB
Bogor (2003)
S-3 Program Studi Teknologi Industri
Pertanian IPB Bogor (2012)
Status: Menikah, 1 istri, 5 anak
3. Ikon Kota Muara Teweh?
Apa produk/makanan khas
Barito Utara?
Apam Barabai, Ketupat
Kandangan, Durian
Kasongan, Soto Banjar,
Amplang/Sarung
Samarinda, Pempek
Palembang, Cotto
Makasar, Rujak Cingur
Surabaya, Jeruk Pontianak
SALUANG TEWEI???
4. One Village One Product (OVOP)
Pertama kali dikembangkan di Jepang tahun 1979
Beberapa negara yang sukses mencontek OVOP
1.
2.
3.
4.
5.
Thailand (One Tambon One Product)
Taiwan (One Town One Product)
Malaysia (Satu Distrik Satu Industri)
Filipina (One Town One Product)
Kamboja (OneVillage One Product)
Di Indonesia baru digagas tahun 2006. Lembaga yang terlibat
Kemenperin, Kemenkop & UKM, Kemendag dan
Kemendagri. Kementan tidak ikut ???
5. Kriteria Produk OVOP
produk unggulan daerah
unik, khas budaya dan keaslian lokal
berpotensi pasar domestik dan ekspor
bermutu dan berpenampilan baik
diproduksi secara kontinyu dan konsisten
6. Kriteria Produk Unggulan Daerah
1.
2.
3.
4.
5.
Berbasis pada potensi sumberdaya lokal
Memiliki pasar lokal/domestik yang besar dan berpeluang
besar untuk diekspor
Dapat mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi lainnya
Memiliki kelayakan ekonomi dan finansial untuk tetap
bertahan
Memiliki daya saing tinggi
7. KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN
PANGAN
“Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Menuju
Kemandirian Pangan”,
(tema Hari Pangan Sedunia, 16 Oktober 2013).
Kemandirian pangan ADALAH kemampuan produksi pangan yang
beranekaragam dari dalam negeri yang dapat menjamin
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat
individu, baik jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang
terjangkau yang sesuai dengan potensi dan kearifan lokal
(Undang Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan)
8. Ketahanan dan Kemandirian Pangan
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai
kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh
penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang
layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi
pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber
daya lokal.
Sementara kemandirian pangan merupakan kondisi dimana
negara mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negerinya
tanpa tergantung aktivitas impor.
9. Target Swasembada 2014
Lima bahan pangan
strategis:
1. beras
2. jagung
3. kedelai
4. daging sapi
5. gula
10. Impor Bahan Pangan (Jan – Jun 2013)
Komoditas
Nilai
(Juta
USD)
Volume
(Ton)
Negara Asal
Beras
124,36 239.310 Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar.
Jagung
393,18 1.290.0 India, Argentina, Brazil, Paraguay, Amerika
00 Serikat
509,47 826.330 Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Ethiopia,
Ukraina
123,84 44.280 Australia
Kedelai
Daging sapi
Gula pasir
Gula tebu
Tepung
terigu
20,06
32.640 Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan,
Selandia Baru
980,46 1.850.0 Thailand, Brazil, Australia, El Salvador,
00 Guatemala
36,8 82.500 Srilanka, India, Ukraina, Turki, Jepang
12. Kondisi Pangan Barito Utara
Defisit produksi beras
2009 (3.907 ton)
2010 (3.556 ton)
2011 (3.208 ton)
Surplus produksi ikan 2011
Produksi 3.334 ton
Konsumsi 2.235 ton
Surplus 1.099 ton
Harga bahan pangan di
Muara Teweh umumnya
lebih mahal dibandingkan
Kabupaten lain, kecuali
Murung Raya (Puruk
Cahu)
Kebutuhan sayuran masih
bisa diproduksi secara lokal
Buah2an didominasi
produk luar
13. Kembali ke pertanyaan awal
Dari 102 desa dan 6 keluarahan yang ada di Barito Utara,
produk unggulan apa yang bisa menjadi ciri khas Kabupaten
ini?
Murung Raya sudah punya “Lampok Puruk Cahu” karena
kelimpahan produksi buah durian dengan harga terjangkau
yang memungkinkan menghasilkan lampok berkualitas ekspor
dan memiliki daya saing.
Produksi buah durian di Barito Utara mencapai 3.344 ton dan
luas panen 220 hektar. Produksi ini tertinggi di antara buahbuahan hasil budidaya (Distankannak 2013).
14. Kemandirian Pangan & Kesejahteraan
Petani
Kemandirian dan ketahanan pangan tidak terlepas dari
optimalisasi potensi dan kearifan lokal yang akan
berdampak secara regional, nasional bahkan global. Jika untuk
memenuhi kebutuhan pangan lokal saja belum mampu maka
kemandirian pangan hanya angan-angan.
Jika bahan pangan harus dipasok dari luar daerah, sudah pasti akan
terjadi kenaikan harga akibat biaya transportasi, penanganan
pascapanen, biaya risiko, pungutan liar serta “biaya keamanan”.
Kenaikan harga bahan pangan sudah pasti berpengaruh langsung
pada tingkat kesejahteraan petani. Karena salah satu indikator
kesejahteraan secara fisik adalah pendapatan lebih tinggi daripada
pengeluaran di samping terpenuhinya kebutuhan fisik, keamanan
dan mental-spiritual.
16. Peran HKTI dalam Pengembangan
OVOP
HKTI sebagai organisasi profesi yang juga berisikan orang-orang
yang terlibat dalam triple-helix ini dapat berkontribusi secara
aktif dan positif, setidaknya sebagai katalisator dan penggagas
dimulainya upaya menggali dan menemukan potensi, keunggulan
dan kearifan lokal berbasis pertanian dalam arti luas