Setiap negara memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, maka tidak bisa dipungkiri bahwa setiap negara perlu menjalin kerjasama dengan negara lain dalam rangka terciptanya perdamaian dunia dan kesejahteraan hidup
KESIAPAN PERTANIAN INDONESIA DALAM KERJASAMA INTERNASIONAL DI KAWASAN ASIA PASIFIK
1. 5/17/17
1
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KESIAPAN PERTANIAN INDONESIA DALAM
KERJASAMA INTERNASIONAL
DI KAWASAN ASIA PASIFIK
Hermanto dkk
Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
MOTIVASI
• Di fora internasional & regional Indonesia berperan aktif: WTO,
FAO, IFAD, ASEAN, ASEAN Plus Three, APEC, dan berencana
bergabung dalam FTA lainnya.
• Sektor pertanian Indonesia dianggap belum cukup siap dalam
berbagai kerjasama internasional, khususnya untuk
perdagangan pertanian di kawasan Asia Pasifik
• Buku ini menjawab:
1. Sejauhmana kesiapan sektor pertanian Indonesia dalam
berbagai kerjasama internasional di kawasan Asia Pasifik?
2. Bagaimana daya saing pertanian Indonesia dalam
kerjasama internasional di kawasan Asia Pasifik ?
3. Bagaimana strategi kebijakan pertanian Indonesia dalam
menghadapi kerjasama internasional di kawasan Asia
Pasifik?.
2
2. 5/17/17
2
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
• Bab I : Kerjasama Internasional dalam Perspektif Pertanian
- Kerjasama Multilateral
- Kerjasama di Kawasan Asia Pasifik
• Bab II : Kerjasama Pertanian dalam Kerjasama Internasional
- Trend dan Tantangan Pertanian Global
- Kesiapan Pertanian Indonesia (sumberdaya lahan & air, SDM petani,
kapasitas produksi, dan kesiapan inovasi teknologi)
- Potensi dan Peluang Kerjasama di Kawasan Asia Pasifik
• Bab III : Daya Saing Pertanian dalam Kerjasama Internasional
- Daya Saing dalam Perspektif Global
- Daya Saing Komoditas Ekspor Pertanian
- Daya Saing Komoditi Pertanian Strategis
• Bab IV : Strategi Kebijakan Kerjasama Internasional dalam Bidang Pertanian
- Peningkatan Akses Pasar
- Kebutuhan dan Strategi Investasi
- Optimalisasi Kerjasama Teknik (Technical Cooperation)
- Penguatan Fungsi Diplomasi Pertanian
• Bab V : Penutup
3
OUTLINE
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KERJASAMA INTERNASIONAL
DALAM PERSPEKTIF PERTANIAN
I
3. 5/17/17
3
World Map
NORTH
AMERICA
SOUTH
AMERICA
AFRICA
EUROPE
ASIA
AUSTRALIA
PENDAHULUAN
• Isu-isu pertanian tidak lagi
terbatas pada lingkup nasional,
tetapi sangat terkait dengan isu-
isu global
• Setiap negara perlu menjalin
kerjasama internasional dalam
menangani berbagai tantangan
dan upaya meningkatkan
kesejahteraan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
FAO melalui Badan Litbang Pertanian pada
tahun 2016: Meningkatkan produksi beras
serta pendapatan petani kecil, dengan
mengadopsi teknologi Rice Check
6
KERJASAMA MULTILATERAL
WTO (Perdangangan): berbagai komoditi
pertanian, seperti manggis, mangga, salak,
pisang, nanas olahan, dan produk-produk
perternakan mulai banyak di ekspor ke
berbagai negara.
IFAD melalui proyek Rural Empowerment and
Agricultural Development Program (READ
Program) selama lima tahun (2007-2011) di lima
kabupaten (Kabupaten Buol, Banggai, Poso,
Parigi Moutong dan Toli-toli) di Sulawesi Tengah
4. 5/17/17
4
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
1. Meningkatkan daya saing internasional
produk pertanian dan kehutanan ASEAN
2. Meningkatkan perdagangan intra dan
ekstra ASEAN
3. Memelihara ketahanan pangan di
kawasan
4. Mendorong alih teknologi
5. Mendorong kerjasama koperasi pertanian
ASEAN
6. Meningkatkan akses pasar produk
pertanian
Contoh:
• East Asia Emergency Rice Reserves (EAERR)
dan ASEAN Food Security Information System
(AFSIS)
• Regional Training on Edible and Medicinal
Mushroom Production Technology for ASEAN
Extension Workers and Farmers,
• ASEAN Agricultural Research and
Development Information System (ASEAN
ARDIS)
KERJASAMA DI KAWASAN ASIA PASIFIK
Pertanian : salah satu
sektor utama dalam
kerangka kerjasama
ekonomi ASEAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id8
40 % populasi dunia,
55 % GDP dunia
44 % perdagangan dunia
• Ekspor: Amerika, Jepang, China,
Singapore, Malaysia, Korea,
Thailand, Philippines, Taiwan,
dan Vietnam.
• Impor : China, Jepang, Thailand,
Singapore, Amerika, Korea,
Malaysia, Australia, Vietnam,
dan Taiwan
The Beijing Roadmap for APEC’s Contribu;on to
the Realiza;on of the FTAAP tahun 2014
Indonesia:
Ekspor sebesar USD 124,68 miliar
(2014), atau setara dengan 70%
total ekspor Indonesia ke dunia dan
Impor dari anggota APEC ke
Indonesia sebesar USD 134,27
miliar (2014), atau defisit sebesar
USD 9,58 miliar
5. 5/17/17
5
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id9
Trans-Pacific Partnership (TPP)
RCEP (The Regional Comprehensive Economic
Partnership) = mega-regional economic
agreement yang sedang dinegosiasikan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KERJASAMA PERTANIAN DALAM
KERJASAMA INTERNASIONAL
II
6. 5/17/17
6
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
11
TANTANGAN PERTANIAN GLOBAL
Pertumbuhan
& Pergeseran
Permintaan
Pangan
Keterbatasan
Sumberdaya
alam
KePdakpasPan
ProdukPvitas
Pertanian
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
12
SUMBERDAYA LAHAN
Food Crops
Source : Sumarno, 2012
KESIAPAN PERTANIAN INDONESIA
7. 5/17/17
7
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
SUMBERDAYA AIR
Irigasi permukaan 7,044 juta
hektar :
• 2,376 juta ha dibawah
kewenangan Pusat; rusak
23%
• 1,105 juta ha kewenangan
Provinsi: rusak 45%
• 3,163 juta ha kewenangan
Kabupaten/Kota: rusak
37%
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
• 73,9 % petani berpendidikan
sekolah dasar (SD) bahkan
tidak lulus SD
• Sekolah menengah atas
(SMA) dan lebih tinggi
hanya 10,4 %
• Sebagian besar petani
berumur > 45 tahun atau 50-
an tahun
• Regenerasi petani masih
berjalan sangat lambat
SDM PETANI
8. 5/17/17
8
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KAPASITAS PRODUKSI (PROYEKSI)
0.0
10000.0
20000.0
30000.0
40000.0
50000.0
60000.0
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
ton (1000 ton)
Produksi Konsumsi Surplus/Defisit
Beras
• Produksi beras
diperkirakan akan
meningkat dari 47,1 juta ton
pada tahun 2016 menjadi
52,6 juta ton pada tahun
2035.
• Konsumsi total beras
meningkat dari 33,1 juta ton
pada tahun 2016 menjadi
52,6 juta ton pada 2035.
• Surplus beras semakin
menurun, yaitu dari 13,4
juta ton pada 2016 menjadi
hanya 3,9 juta ton pada
tahun 2035.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
0.0
5000.0
10000.0
15000.0
20000.0
25000.0
30000.0
35000.0
40000.0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Ton (dalam ribuan)
Produksi Konsumsi Surplus/Defisit
Jagung
Perkiraan Produksi dan Konsumsi Jagung Nasional
2015 (Pipilan Kering)
Sumber: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian
Pertanian dan BPS 201 Laju peningkatan total konsumsi dan produksi masing-
masing sebesar 6,24 persen dan 3,2 persen per tahun.
KAPASITAS PRODUKSI (PROYEKSI)
9. 5/17/17
9
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
-1000.0
0.0
1000.0
2000.0
3000.0
4000.0
5000.0
6000.0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Ton (dalam ribuan)
Produksi Konsumsi Surplus/Defisit
Gula
0.0
500.0
1000.0
1500.0
2000.0
2500.0
3000.0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Ton (dalam ribuan)
Produksi Konsumsi Surplus/Defisit
Cabai Merah
0.0
200.0
400.0
600.0
800.0
1000.0
1200.0
1400.0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Ton (dalam ribuan)
Produksi Konsumsi Surplus/Defisit
-200.0
0.0
200.0
400.0
600.0
800.0
1000.0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Ton (dalam ribuan)
Produksi Konsumsi Surplus/Defisit
Daging Sapi Bawang Merah
KAPASITAS PRODUKSI (PROYEKSI)
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Potensi dan Peluang Kerjasama di Kawasan Asia
Pasifik
• Memaksimalkan kerjasama pertanian di ASEAN
yang komplementer satu dengan yang lainnya
• Membangun konektivitas antara negara-negara
ASEAN. Contoh pembukaan rute pelayaran laut
Roll-on Roll-off (Ro-Ro) Davao-General Santos-
Bitung
• Memperluas pasar atas produk-produk pertanian
seperti Australia, India, dan Rusia
• Meningkatkan kapasitas produksi, keragaman
variasi produk turunan serta meningkatkan
kedalaman tingkat hilirisasi produk pertanian
• Memanfaatkan peluang pasar baru niche market
komoditas pertanian
• Mendorong alih teknologi, memberikan dukungan
dan bantuan dalam pengembangan aplikasi
temuan dan riset
18
10. 5/17/17
10
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
DAYA SAING PERTANIAN DALAM
KERJASAMA INTERNASIONALIII
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id20
DAYA SAING DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Keterangan : GCI = Global Compe;;veness Index
Sumber : Schwab (2016; diolah)
Pillar 1. Institutions
Pillar 2. Infrastructure
Pillar 3. Macroeconomic environment
Pillar 4. Health and primary education
Pillar 5. Higher education andtraining
Pillar 6. Goods market efficiency
Pillar 7. Labormarket efficiency
Pillar 8. Financial marketdevelopment
Pillar 9. Technological readiness
Pillar 10. Market size
Pillar 11. Business sophistication
Pillar 12. Innovation
Sumber : Schwab (2016; diolah)
11. 5/17/17
11
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id21
Sumber: Schwab (2016; diolah)
1. Factor-DrivenEconomies:
• Dayasaingbersumberdaritenagakerjamurahdansumberdaya
alamyangbelumdiolah
• Ekonomisangatsensitifterhadapworldeconomiccycles,
commodityprices,andexchangeratefluctuations
2.Eficiency-DrivenEconomies
• Dayasaingbersumberproduksiprodukolahandanlayananyang
sangateficient.
• Iinvestasidalaminfrastrukturcukupbesardanefisien
• Administrasipemerintahanyangramahbisnis,
• Insentifinvestasiyangkuat,
• Keahlianlebihbaik
• Aksesyanglebihbaikuntukmodalinvestasisehingga
memungkinkanmeningkatnyaproduktivitasyangcukupbesar.
3.Innovation-DrivenEconomies
• Dayasaingbersumberprodukdanlayananyanginovatif
• Advancedtechnologypadatataranglobal
• Produsenkhasdanpangsalayanantinggi
• Perekonomiancukuptahanterhadapguncanganeksternal.
Tahap 1 : Factor
Driven
Transisi dari
Tahap 1 ke Tahap
2
Tahap 2 :
Efficiency Driven
Transisi dari
Tahap 2 ke
Tahap 3
Tahap 3 :
Innovation
Driven
Bangladesh Algeria Albania Argentina Australia
Benin Azerbaijan Armenia Barbados Austria
Burunsi Bhutan
Bosnia and
Herzegovnia Chile Bahrain
Cambodia Bolivia Brazil Costa Rica Belgium
Cameroon Botswana Bulgaria Crosia Canada
Chad Bruei Darussalam Cape Verde Hungary Cyprus
Congo,
Democratic Rep. Gabon China Latvia
Czech
Republic
Cote d'Ivoire Honduras Colombia Lebanon Denmark
Ethiopia Kazakhstan Dominican Republic Lithuania Estonia
Gambia, The Kuwait Ecuador Malaysia Finland
Ghana Mongolia Egypt Mauritius France
India Nigeria El Salvador Mexico Germany
Kenya Philippines Georgia Oman Greece
Kyrgyz Republic Russian Federation Guatemala Panama
Hong Kong
SAR
Lao PDR Ukraine Indonesia Poland Iceland
Lesotho Venezuela Iran, Islamic Rep. Saudi Arabia Ireland
Liberia Vietnam Jamaica
Slovak
Republic Israel
Madagascar Jordan Turkey Italy
Malawi Macedonia Rep. Uruguay Japan
Mali Montenegro Korea, Rep
Mauritania Morocco Luxembourg
Moldova Nambia Lmalta
Mozambique Paraguay Netherlands
Nepal Peru New Zealand
Nicaragua Romania Norway
Pakistan Serbia Portugal
Rwanda South Africa Qatar
Senegal Sri Lanka Siangapore
Sierra Leone Thailand Slovenia
Tajikistan Tunisia Spain
Tanzania Sweden
Uganda Switzerland
Yemen
Taiwan,
China
Zambia
Trinidad and
Tobago
Zimbabwe
United Arab
Emirates
United
Kingdom
United
States
DAYA SAING DALAM PERSPEKTIF GLOBAL (2)
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id22
Permasalahan utama berbisnis di Indonesia
Sumber : Schwab (2016; diolah)
DAYA SAING DALAM PERSPEKTIF GLOBAL (3)
12. 5/17/17
12
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id23
Kwadran IV (Memiliki daya saing WILAYAH
tetapi kurang memiliki daya saing
PERTANIAN)
Kwadran I ( Memiliki daya saing WILAYAH dan
daya saing PERTANIAN)
D.I. Yogyakarta JawaTimur
Banten JawaTengah
Sulawesi Utara JawaBarat
KepulauanRiau Sulawesi Selatan
DKI Jakarta Riau
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kwadran III ( Kurang memiliki daya saing
WILAYAH dan daya saing PERTANIAN)
KwadranII (Memiliki daya saing PERTANIAN tetapi
kurang memiliki daya saing WILAYAH)
Bengkulu Lampung
Aceh Sumatera Utara
Sulawesi Tengah Sumatera Selatan
KepulauanBangka Belitung Bali
Nusa Tenggara Barat Jambi
Sulawesi Tenggara Sumatera Barat
Sulawesi Barat Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Tengah
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Gorontalo
Maluku
Sumber : Dermoredjo et al (2015)
DAYA SAING PERTANIAN DAN WILAYAH
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id24
DAYA SAING KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN
Sumber : database WITS; diolah
17. 5/17/17
17
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Potensi Perluasan Pasar Ekspor Pertanian
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id34
PENINGKATAN AKSES PASAR KOMODITAS SAWIT
Akselerasi Hilirisasi CPO :
• Kebijakan perdagangan yang pro-hilirisasi CPO, misalnya
semakin ke hilir produk olahan sawit yang di ekspor, maka pajak
ekspornya harus semakin minim
• Meningkatkan kedalaman hilirisasi yang dikaitkan dengan
upaya mendorong riset dan pengembangan produk turunan
sawit
• Menjaga konsistensi dalam melakukan promosi investasi
hilirisasi produk olahan sawit
• Membangun kawasan industri hilir olahan sawit dengan
dilengkapi sarana pendukung
• Pengembangan kluster CPO dan pembentukan jaringan
bisnis untuk meningkatkan kapasitas, diversifikasi produk
turunan CPO serta memperluas pangsa ekspor;
• Meningkatkan kapasitas infrastruktur
• Menstimulasi peremajaan kebun sawit rakyat
• Mendorong kemitraan petani dengan pengusaha sawit agar
pengembangan kelapa sawit dapat berkelanjutan.
18. 5/17/17
18
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id35
PENINGKATAN AKSES PASAR KOMODITAS TEBU
• Peningkatan produktivitas kebun petani dan
revitalisasi Pabrik Gula (PG) existing
• Ekstensifikasi atau penambahan areal baru
• Pengembangan industri hilir untuk menghasilkan
produk derivat bernilai tambah tinggi
• Reorientasi produksi industri gula rafinasi dengan
mendorong penggunaan bahan baku dari dalam
negeri sekaligus mendorong pengembangan ekspor
• Penyempurnaan regulasi dan integrasi antar
stakeholders
• Pengembangan cluster (integrasi on farm dan off
farm).
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id36
PENINGKATAN AKSES PASAR KOMODITAS PANGAN
(PADI, JAGUNG DAN KEDELAI)
• Meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi
• Peningkatan efisiensi dan daya saing melalui
peningkatan kapasitas teknis maupun perbaikan
kelembagaan
• Potensial request dari negara-negara Asia dan
Pasifik perlu dipetakan dengan baik
• Memanfaatkan peluang pasar pangan dengan
tipikal dan kebutuhan tertentu
• Mendorong kebijakan dan mekanisme impor
yang lebih transparan, efektif dan efisien
sehingga tidak memberikan insentif bagi pemburu
rente
19. 5/17/17
19
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
• Pengembangan pasar untuk buah-buah tropis
segar seperti mangga, manggis, rambutan,
alpukat, durian, belimbing, pisang, nanas dan
lain- lain.
• Melakukan pertukaran informasi dan promosi
• Memperkuat sektor hortikultura melalui
pengembangan inovasi teknologi tertentu
yang dianggap masih lemah
• Mendorong kebijakan yang mampu melindungi
dan memberdayakan serta mensejahterakan
petani tanpa harus membebani konsumen
PENINGKATAN AKSES PASAR KOMODITAS HORTIKULTURA
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
• Meningkatkan kapasitas produksi dan
produktivitas
• Kemudahan akses modal bagi peternak
untuk meningkatkan usaha
• Promosi Produk-produk peternakan dalam
bentuk segar dan olahan melalui: pameran-
pameran/workshop dan jaringan internet
• Pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH)
untuk menghasilkan produk daging yang
ASUH ( Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)
• Mendorong kebijakan peternakan yang
kondusif bagi pebisnis dan peternak
PENINGKATAN AKSES PASAR KOMODITAS PETERNAKAN
20. 5/17/17
20
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
1. Investasi dalam distribusi input pertanian
seperti:
• Bibit / bibit / batang-stek / bibit / anak
ayam dll.
• Agro-kimia seperti herbisida, fungisida,
insektisida dan pupuk.
• Mesin pertanian seperti traktor,
pengering kotak, aplikator pupuk,
pemanen, peralatan irigasi dll.
2. Pabrik bahan kimia agro seperti pupuk,
agrokimia dll.
KEBUTUHAN DAN STRATEGI INVESTASI
Industri Hulu:
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Ø Komoditi yang memiliki prospek untuk
investasi adalah gandum, sapi,
krisan, anggrek, dan durian.
Ø Investasi pada komoditas gandum, sapi,
dan gula diarahkan untuk menjadi
substitusi impor. Sedangkan investasi
pada benih, melon, krisan, anggrek, dan
durian sebagai komoditas potensial
ekspor.
On Farm :
21. 5/17/17
21
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Industri Hilir:
Investasi dalam pengolahan dan distribusi
hasil pertanian;
• Pengolahan karet, kakao, lada, kelapa
sawit, kopi, beras, jagung, pisang, ayam,
pakan ternak, dan lain-lain menjadi
barang konsumsi antara dan terakhir
• Produksi dan / atau pemasaran peralatan
pengolahan agro.
• Pemasaran dan distribusi barang
konsumsi.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Investasi lainnya:
v Keuangan untuk mendukung kegiatan
dalam sistem pertanian (input, peralatan
pengolahan, dll).
v Asuransi peternakan dan semua aset
pertanian.
v Penyediaan jasa transportasi.
v Penyediaan jasa pergudangan.
v Penyediaan layanan veteriner.
22. 5/17/17
22
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id43
STRATEGI INVESTASI
1. Penetapan kawasan khusus investasi pertanian
dalam bentuk Perpres
2. Percepatan pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan dan waduk
3. Regulasi dan deregulasi yang dapat
mendukung pengembangan investasi pertanian
4. Penyederhanaan mekanisme pengembangan
investasi
5. Jaminan kepastian usaha terutama terkait
dengan keamanan dan masalah sosial.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Change Factors:
- Mid income country since
2008
- Member of G-20
Development Cooperation
and Global Partnership
3
Posisi Indonesia kini
”Tidak lagi hanya sebagai negara penerima..tapi
juga sebagai provider...”
1980án Indonesia
mulai
memberikan
bantuan teknik
Note : Konferensi PBB di Argentina pada tahun
1978: Buenos Aires Plan of Action (BAPA)
menjadi tonggak bagi Kerjasama Teknik antar
Negara Berkembang (KTNB)
OPTIMALISASI KERJASAMA TEKNIK
23. 5/17/17
23
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
NEGARA PENERIMA BANTUAN TEKNIS
• Meningkatkan status Indonesia sebagai
Negara donor bukan berarti Indonesia tidak
lagi membutuhkan bantuan teknik dari negara
maju dan lembaga donor
• Sebagai Negara berkembang Indonesia tetap
memerlukan peningkatan kapasitas untuk
mengejar ketertinggalannya dari Negara-
negara maju.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
(1) Penguatan kemampuan dalam penyusunan
perencanaan di bidang pertanian
(2) Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam
melaksanakan Program Pembangunan Pertanian
(3) Penanganan dampak perubahan iklim di sektor
pertanian
(4) Pelatihan bagi para penyuluh pertanian dalam rangka
Mendorong peningkatan pengelolaan Pertanian
(5) Peningkatan kapasitas pengelolaan kesehatan ternak
(6) Pengembangan Integrated Farming System (tanaman-
ternak)
(7) Sitmulasi pengembangan mekanisasi pertanian
(8) Penelitian bersama untuk menghasilkan inovasi
pertanian
Perspektif Daya Dukung Teknis Untuk
Negara Berkembang
24. 5/17/17
24
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Perspektif Daya Dukung Teknis Dari
Negara Maju
I. LAHAN DAN AIR :
1. Pengembangan lahan dan pemanfaatan lahan
suboptimal untuk produksi pangan berkelanjuta
2. Peningkatan kualitas lahan produktif secara
berkelanjutan dan ramah lingkungan
3. Optimalisasi penggunaan air yang terintegrasi dengan
prakiraan iklim
II. REKAYASA TEKNOLOGI PRODUKSI
1. Pengembangan produk transgenik yang aman dan
berpotensi tinggi
2. Pengembangan dan penguatan teknologi perbenihan
dan perbibitan
3. Penguatan teknologi budidaya pertanian yang ramah
lingkungan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan
iklim
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Perspektif Daya Dukung Teknis Dari
Negara Maju
III. PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING
1. Pengembangan dan penanganan
pascapanen dengan penerapan
manajemen mutu sehingga produk yang
dihasilkan sesuai persyaratan mutu pasar
2. Pengembangan alat dan mesin pertanian
(alsintan) untuk pengolahan dan
penyimpanan produk-produk pertanian
3. Pengembangan bioindustri berbasis
inovasi (Bioscience, Bioengineering,
Bioinformatics, dan Social engineering)
25. 5/17/17
25
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id49
Optimalisasi Kerjasama Teknik
1. Penyusunan cetak biru kerjasama teknik
pertanian Indonesi
2. Koherensi kerjasama teknik antar kementerian/
lembaga
3. Mekanisme koordinasi kerjasama yeknik;
4. Penyediaan dana dengan membuat pos anggaran
khusus
5. Mendorong pembiayaan melalui mekanisme
triangular
6. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas lembaga
7. Memperkuat tata kelola keuangan
8. Pengarsipan data tentang kerjasama teknik
9. Mekanisme monitoring dan evaluasi
10. Keterlibatan swasta dan lembaga non-
pemerintah
11. Pemasaran produk-produk unggulan pertanian
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PENGUATAN FUNGSI DIPLOMASI PERTANIAN
50
1. Di sepanjang tahun 2016, Indonesia telah memulai tiga
perundingan perjanjian perdagangan bebas
• Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership
Agreement (IA-CEPA) yang dimulai pada Maret 2016,
• Indonesia-EU CEPA pada Juli 2016,
• Perundingan putaran ke 12 Indonesian European Free Trade
Association (Indonesia-EFTA) CEPA/IE-CEPA pada 27-30
September 2016.
2. Pada tahun 2017 Indonesia juga telah melakukan :
• Perundingan Putaran Kedua Trade in Goods (TIGs)
Indonesia Chili CEPA (IC-CEPA) pada 13-14 Maret 2017
• Perundingan Putaran ke-6 IA-CEPA yang dilaksanakan di
Canberra, Australia pada 20-24 Februari 2017.
3. Beberapa agenda penting lainnya yang perlu dicermati
prosesnya :
• Perundingan putaran ke-17 ASEAN RCEP yang telah
dilakukan di Jepang pada akhir Februari 2017
• KTM ke 11 WTO di Buenos Aires, Argentina pada Des 2017
26. 5/17/17
26
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PENGUATAN FUNGSI DIPLOMASI PERTANIAN
v Meningkatkan kemampuan market
intelligence & trade policy intelligence
v Upaya untuk membidik pasar non
tradisional
v Mengurangi tekanan proxy war
terhadap kelapa sawit.
v Menggalang koalisi dengan negara-
negara berkembang untuk
mengkoreksi kebijakan-kebijakan
pertanian dalam sistem perdagangan
multilateral WTO
51
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PENUTUP
• Meskipun potensi dan prospek kerjasama pertanian di kawasan Asia-Pasifik
sangat menjanjikan, namun Pemerintah tetap perlu bersikap hati-hati karena
masih banyak yang harus dibenahi dari sektor pertanian
• Komoditas pertanian Indonesia yang mampu bersaing: kelapa sawit, karet, kopi,
kakao dan lada. Komoditas seperti: padi/beras; jagung; cabai merah; daging
sapi; dan gula tebu hanya memiliki keunggulan komparatif. Khusus bawang
merah tidak memiliki keunggulan komparatif
• Upaya mengoptimalkan kerjasama pertanian di kawasan Asia Pasifik antara lain
(1) Mengakselerasi kinerja sektor pertanian ASEAN yang komplementer satu
dengan yang lainnya
(2) Kerjasama membangun koneksitas antara negara-negara ASEAN
(3) Memperluas kerjasama pertanian dengan negara-negara yang ekonominya
sedang berkembang seperti Australia, India, dan Rusia;
(4) Menggali potensi pasar-pasar non tradisional seperti negara non Uni Eropa;
Skandianavia, Turki, Kanada, Meksiko, Swedia, Panama, Portugal, serta
Irlandia;
(5) Mengembangkan pasar alternatif bagi produk ekspor pertanian Indonesia di
kawasan Amerika Latin serta Eropa Timur dan Tengah.
52