Permasalahan ketahanan pangan di Indonesia meliputi pertambahan penduduk yang pesat, penurunan lahan pertanian, dan krisis ekonomi yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin. Hal ini dapat mengancam ketersediaan pangan di masa depan.
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
Ketahanan Pangan di Sumatera Selatan
1.
2. 2
Permasalahan Ketahanan Pangan :
Pertambahan Penduduk Sangat Pesat tahun 2035 diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia + 400 juta jiwa, jika konsumsi perkapita nasional 139 kg/kapita/tahun
dengan jumlah penduduk 238 juta jiwa ,maka dibutuhkan 34 juta ton.
Produksi beras nasional 38 juta ton maka surplus hanya 4 juta ton
Krisis tahun 1997 menyebabkan penduduk miskin indonesia bertambah
Penciutan lahan pertanian pangan menjadi perumahan dan non pertanian
pangan.
Penurunan lahan pertanian 600 ribu/ha/tahun maka tahun 2030 akan diperkirakan
akan habis jika lahan pertanian tidak diperbaharui
Berkurangnya rumah tangga petani 500 ribu rumah tangga petani pertahun (RTP)
Tinggi nya biaya logistik menyebabkan harga pangan menjadi mahal dan buruk
Permasalahan Ketahanan Pangan :
Pertambahan Penduduk Sangat Pesat tahun 2035 diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia + 400 juta jiwa, jika konsumsi perkapita nasional 139 kg/kapita/tahun
dengan jumlah penduduk 238 juta jiwa ,maka dibutuhkan 34 juta ton.
Produksi beras nasional 38 juta ton maka surplus hanya 4 juta ton
Krisis tahun 1997 menyebabkan penduduk miskin indonesia bertambah
Penciutan lahan pertanian pangan menjadi perumahan dan non pertanian
pangan.
Penurunan lahan pertanian 600 ribu/ha/tahun maka tahun 2030 akan diperkirakan
akan habis jika lahan pertanian tidak diperbaharui
Berkurangnya rumah tangga petani 500 ribu rumah tangga petani pertahun (RTP)
Tinggi nya biaya logistik menyebabkan harga pangan menjadi mahal dan buruk
PENDAHULUANPENDAHULUAN
3. 3
Jumlah penduduk Indonesia bekerja disektor
pertanian = 40,83 juta orang.
Permasalahan =
1. Regenerasi disektor pertanian
Banyak pemuda yang memandang
Inferior bidang pertanian
2. Tingkat pendidikan petani sangat menentukan
keberhasilan petani dan tentu saja tingkat efisiensi
dari usaha.
Jumlah penduduk Indonesia bekerja disektor
pertanian = 40,83 juta orang.
Permasalahan =
1. Regenerasi disektor pertanian
Banyak pemuda yang memandang
Inferior bidang pertanian
2. Tingkat pendidikan petani sangat menentukan
keberhasilan petani dan tentu saja tingkat efisiensi
dari usaha.
Mengorbankan cadanganMengorbankan cadangan
devisa dengan mengimpordevisa dengan mengimpor
dari luardari luar
Mengorbankan cadanganMengorbankan cadangan
devisa dengan mengimpordevisa dengan mengimpor
dari luardari luar
4. 4
Ketahanan Pangan
(UU Pangan No. 18 Tahun 2012)
Kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan
yang tercermin dari Pangan :
Cukup
Jumlah
Maupu
n Mutu
Cukup
Jumlah
Maupu
n Mutu
Ama
n
Beraga
m
Bergi
zi
Merata
dan
terjangka
u
Tidak
bertentan
gan
dengan
agama
keyakinan
dan
budaya
5. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup ,
baik jumlah maupun mutunya aman, beragam , bergizi, merata , dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan , dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan
1. Ketersediaan pangan:
Sejumlah kebutuhan
pangan yang tersedia
secara fisik di rumah
tangga, baik yang
berasal dari produksi
sendiri, membeli di
pasar maupun
bantuan pangan.
2. Aksesibiltas pangan:
Kemampuan rumah
tangga dalam
memperoleh
sejumlah pangan yang
dibutuhkan
3.Pemanfaatan/Konsumsi
(biologis) pangan:
(a) Pemanfaatan pangan
oleh rumah tangga
(b)Kemampuan individual
dalam menyerap
nutrisi
KETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN
6. TINGKAT KEMISKINAN NASIONALTINGKAT KEMISKINAN NASIONAL
6
Sumatera Selatan: - Urutan 11 dari 34 provinsi (prosentase penduduk miskin)
- Urutan 7 tertinggi dari 34 provinsi (jumlah penduduk miskin)
7. Sebaran Tingkat Kemiskinan di 17 Kabupaten/Kota
7
Keterangan :
Mencapai Target RPJMD Provinsi
Belum Mencapai Targer RPJMD Provinsi
Capaian Persentase Kemiskinan Terhadap Target RPJMD Provinsi
Tahun 2014
Jumlah penduduk miskin terbesar yang menjadi prioritas
penanggulangan kemiskinan di : Palembang, OKI, Muara
Enim, Muba, Mura dan Banyuasin
Jumlah Perusahaan yang tersebar di Kab/Kota
8. PERSENTASE & JUMLAH PENDUDUK MISKINPERSENTASE & JUMLAH PENDUDUK MISKIN
KABUPATEN/KOTAKABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA SELATANSE-SUMATERA SELATAN
JUMLAH PENDUDUK MISKIN (RIBU JIWA)
KAB/KOTA
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014
ANGKA KEMISKINAN (%) KAB/KOTA
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN
2014
9. PETA KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2017
Rencana Aksi “Gertak Sejuta
Mandiri”
1.Mengoptimalkan Jaminan dan
Bantuan Sosial
2.Meningkatkan Kesempatan
Kerja dan Produktivitas Tenaga
Kerja
Lokasi Prioritas: Palembang,
OKI, Muba, Banyuasin, Muara
Enim, OKU Timur, Lahat, Musi
Rawas
Sumber : Bappeda Provinsi Sumatera Selatan
Ket :
Coklat : Tingkat Kemiskinan Tinggi
Orange : Tingkat Kemisikinan Sedang
Krem : Tingkat Kemisikinan Rendah
10. ANGKA KERENTANAN PANGAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI
SUMATERA SELATAN TAHUN 2016
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
11. PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI
KEGIATAN DESA MANDIRI PANGAN
Lokasi :
30 Desa di 6 Kabupaten
Pengembangan Lahan Pekarangan
(Bantuan Bibit/benih)
Pengembangan Ternak Kambing, Itik, Ikan
12. PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN BIDANG
PETERNAKAN
Lokasi di 6 Kabupaten/Kota
Bantuan
2310 ekor pengembang itik pegagan (APBD)
120 ekor pengembang itik pegagan (APBN)
3074 ekor ayam buras (APBD)
66 ekor kambing (APBD)
14. Menjaga harga di tingkat
produsen
Memotong rantai
pasok
Menekan harga di tingkat
konsumen
Mengurangi keuntungan
middleman
Merubah struktur pasar
1.1.
PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM)
15. TOKO TANI INDONESIA (TTI)
Lokasi :
Tahun 2016 di 7 Kabupaten dengan 16 gapoktan
dan 49 TTI.
Penyaluran ke TTI Kota Palembang dan
Kabupaten Pelaksana
Tahun 2017 di 6 Kabupaten 20 gapoktan
Penyaluran ke Jabodetabek
Harga di TTI di Kota Palembang dan Kabupaten Pelaksana
Rp. 7.800,- per Kg.
Untuk Harga di Jabodetabek Rp. 8.100,- per Kg
16.
17. 2.2.
LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
(LDPM)
TUJUAN
LDPM
1. Memberdayakan Gapoktan agar mampu
mengembangkan unit usaha distribusi atau
pemasaran atau pengolahan hasil dan unit
pengelola cadangan pangan.
2. Mengembangkan agribisnis melalui peningkatan
usaha pembelian dan penjualan gabah, beras
dan/atau jagung dan pangan strategis lainnya di
luar masa panen gabah/beras/jagung.
3. Meningkatkan nilai tambah produk petani
anggotanya melalui kegiatan penyimpanan atau
pengolahan atau pengemasan dan lain-lain.
19. Program kementrian pertanianProgram kementrian pertanian (Dinas Ketahanan(Dinas Ketahanan
Pangan, dan Dinas Pertanian)Pangan, dan Dinas Pertanian) bekerja samabekerja sama
dengan BULOG dan TNI dalam menyerap gabahdengan BULOG dan TNI dalam menyerap gabah
diluar kualitas secara langsung dari petani dengandiluar kualitas secara langsung dari petani dengan
harga Rp.3.700/Kg GKPharga Rp.3.700/Kg GKP
3.3. SERAP GABAH (SERGAB)
21. Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 -2016
Skor PPH Tahun 2017 meningkat menjadi 92,2
22. Latar Belakang :
Realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran
penemuhan gizi
Perhatian terhadap pemanfaatan lahan perkarangan
reklatif masih terbatas
Tujuan :
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui
optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari
2. Mengembangan sumber benih untuk menjaga
keberlanjutan pemanfaatan perkarangan
3. Mengembangkan ekonomi produktif keluarga hingga
mampu meningkatkan kesejahteraan
Sasaran :
Kelompok wanita yang ditetapkan berdasarkan dasa wisma
PKK.
Hasil perkarangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi keluarga juga sebagai bahan baku untuk usaha
mikro kecil bidangn pangan antara lain : melalui
pengolahan pangan lokal dalam bentuk tepung-
Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
24. GERTAM CABEGERTAM CABE
Gerakan penanaman cabe denganGerakan penanaman cabe dengan
pemanfaatan pekarangan dalam Kawasanpemanfaatan pekarangan dalam Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) danRumah Pangan Lestari (KRPL) dan
Kelompok Halaman AsriKelompok Halaman Asri
Teratur Indah dan Nyaman (Hatinya) TP-Teratur Indah dan Nyaman (Hatinya) TP-
PKKPKK di 17 Kab/Kotadi 17 Kab/Kota
25. OtOritas kOmpetenOtOritas kOmpeten
keamanan pangan daerahkeamanan pangan daerah
(Okkp-d) sumatera(Okkp-d) sumatera
selatanselatan
• OKKP-D adalah institusi
pemerintah yang diberi
kewenangan serta ditunjuk oleh
Gubernur untuk melaksanakan
program pengawasan keamanan
pangan segar di
provinsi/kabupaten/kota.
• Tujuan : Menjamin Produk
Pertanian Segar sesuai standar mutu
yg ditetapkan melalui sertifikasi
Prima2, Prima 3 dan Registrasi PSAT
27. SERTIFIKAT PRIMA 3 : DIKELUARKAN OLEH
OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
DAERAH (OKKP-D)
MEMENUHI ASPEK :
• KEAMANAN PANGAN(GPP)
SERTIFIKAT PRIMA 1 : DIKELUARKAN OLEH
OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
PUSAT (OKKP-P)
MEMENUHI ASPEK :
• KEAMANAN PANGAN
• MUTU
• LINGKUNGAN
• TENAGA KERJA
SERTIFIKAT PRIMA 2 : DIKELUARKAN OLEH
OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
DAERAH (OKKP-D)
MEMENUHI ASPEK :
• KEAMANAN PANGAN (GPP)
• MUTU (GAP)
Tingkatan sertifikat
32. Tugas jejaring keamanan pangan daerahTugas jejaring keamanan pangan daerah
Melaksanakan Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan secara bersama sesuai
tupoksi SKPD terkait
Mempersiapkan bahan pelaksanaan Mutu
dan Keamanan
Melaporkan Pelaksanaan Tugas Kepada Kepala Daerah
2
4
1 Koordinasi Kegiatan Mutu dan Keamanan
Menyusun Rencana Kegiatan Mutu dan Keamanan3
32
55
OKKPD
33. Tim jejaring keamanan pangan daerahTim jejaring keamanan pangan daerah
Pengarah : Sekda Kabupaten/Kota
Penanggungjawab : Bupati/Walikota
Anggota Tim JKPD :
Dinas Ketahanan Pangan
BPOM
Dinas Perdagangan
Dinas Pertanian
YLKI
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kementrian Agama
Balai Karantina
Ditreskrimsus Polda
33OKKPD
34. KELAS MUTU BERAS DAN BERAS KHUSUSKELAS MUTU BERAS DAN BERAS KHUSUS
34
Pasca penetapan HET Beras dan Kelas
Mutu Beras, saat ini penjualan beras
(ritel/pasar) sudah mengacu pada kelas
mutu beras dan beras khusus;
Perlu dilakukan pengawasan (pengujian
mutu beras, persyaratan, dll) beras;
Peranan OKKP-P/D sangat penting.
38. PROGRAM UPSUS SIWABPROGRAM UPSUS SIWAB
Upaya Khusus percepatan peningkatanUpaya Khusus percepatan peningkatan
populasi sapi dan kerbau bunting yangpopulasi sapi dan kerbau bunting yang
selanjutnya disebut UPSUS SIWAB adalahselanjutnya disebut UPSUS SIWAB adalah
Kegiatan yang terintegrasi untukKegiatan yang terintegrasi untuk
percepatan peningkatan populasi sapi danpercepatan peningkatan populasi sapi dan
kerbau secara berkelanjutankerbau secara berkelanjutan
42. PROGRAM BEKERJAPROGRAM BEKERJA
• Program/Kegiatan Bedah Kemiskinan Rakyat
Sejahtera (bekerja) Kementerian Pertanian tahun
2018, khususnya pada Dirjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan di Provinsi Sumatera Selatan
dilaksanakan pada 30 Desa di Kecamatan Teluk
Gelam dan kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten
Ogan Komering llir (OKl).
• Masing-masing KK menerima 50 ekor ayam/itik atau
3 ekor kambing.
44. Program Peningkatan Sistem Distribusi dan Stabilitas HargaProgram Peningkatan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga
PanganPangan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Pengembangan
Cadangan Pangan
Pemerintah Daerah
Jumlah Tambahan
Cadangan Pangan
Pemerintah Untuk Daerah
yang Terkena Bencana
Daerah yang terkena
bencana (13 Kab/Kota)
64 ton
Monitoring dan Evaluasi
Lumbung serta Cadangan
Pangan Masyarakat
Jumlah Lumbung Pangan
dan Cadangan Pangan
Masyarakat yang dibina
10 kab/kota (OKI, OKUT,
Banyuasin, OI, Lahat,
Emapt Lawang, MURA,
Lubuk Linggau, Muara
Enim, OKUS)
98 klp, 10 kab
Pemantauan dan Evaluasi
Harga Pangan Strategis
Jumlah Komoditi Pangan
yang dipantau dan
Dokumen Laporan
Perkembangan monitoring
sergap, Harga Pangan
serta Frekuensi
Monitoring Sergap
17 Kab/Kota 13 komoditi ; 5 Kab
Pembinaan dan
Pengembangan LUPM
Jumlah Lembaga Usaha
Pangan Masyarakat yang
diberi bantaun mesin jahit
karung
7 kabupaten (OI, OKI,
MUSI RAWAS,
BANYUASIN, LAHAT,
MUBA, OKUT)
16 gapoktan
Kajian Rantai Distribusi
Pangan Strategis
Jumlah Hasil Kajian
Rantai Distribusi Pangan
Strategis
17 kab/kota 1 komoditi beras
45. Program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan danProgram Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Peningkatan Keamanan PanganPeningkatan Keamanan Pangan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Analisa NBM dan PPH
Ketersediaan
Jumlah hasil analisa NBM
dan PPH Ketersediaan
17 kab/kota 2 dokumen
Pranogsa Kebutuhan
Pangan dalam Rangka
HBKN
Jumlah dokumen laporan 17 kab/Kota 1 dokumen
Pengembangan Desa
Mandiri Pangan
Jumlah desa mandiri pangan
sesuai potensi desa
- Bibit Itik/Ayam
-
Benih Ikan
-
Pakan Itik/Ikan
OKI, MUBA, Muara Enim,
Banyuasin, OKU Timur,
Lahat, Palembang
50 desa / 7 kab kota
Penyusunan FSVA Jumlah masyarakat rawan
pangan, Data Informasi
17 kab/kota 17 kab/kota
Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi
Antisipasi Rawan Pangan 17 kab/kota 17 kab/kota
Penanganan Daerah Rawan
Pangan
Jumlah Bantuan KK rawan
Pangan
OKI, MUBA, Muara Enim,
Banyuasin, OKU Timur,
Lahat, Palembang, Mura,
OKU, Prabumulih
2.800 KK ; 10 kab/kota
Monitoring ketersediaan
pangan
meningkatnya pengetahuan
kelompok akses
penggilingan
17 kab/kota 101 Klp / 6 kab
Pengembangan pangan
pokok lokal alternatif beras
Jumlah bantuan 4 Kabupaten (Lahat, Muara
Enim, OKUT, OKUS)
120 KK,
Peningkatan Kemampuan
Lembaga Petani (PEDA)
150 Pengurus/pendamping 17 kab/Kota 1000 Peserta PEDA Prov.
Sumsel
46. Program Peningkatan Penganekaragaman KonsumsiProgram Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan dan Peningkatan Keamanan PanganPangan dan Peningkatan Keamanan Pangan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Lomba Cipta menu B2SA,
dan Promosi Konsumsi
Pangan
jumlah menu yang dihasilkan Provinsi dan Pusat 204 menu
Analisis Situasi Konsumsi
Pangan
Tersedianya data Konsumsi
Pangan
17 Kab/Kota 1 Dokumen
Pengembangan Pangan
Pokok Lokal (P3L) Non Beras
Jumlah alat pengolahan
pangan non beras yang
diberikan kepada kelompok
sasaran
5 Kab/Kota (Mura, OKUT,
Linggau, Pagar Alam, OKU)
5 Unit, 5 kab/kota
Gerakan diversifikasi
konsumsi pangan
Jumlah KRPL (Kawasan
Rumah Pangan Lestari) yg
diberdayakan
OKI, MUBA, Muara Enim,
Banyuasin, OKU Timur,
Lahat
7 KRPL / 7kab kemiskinan
Pengawasan Keamanan
Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT)
Frekuensi pengawasan
keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan (PSAT)
Provinsi dan 17 Kab/Kota 1 kali Pengambilan (34
sampel), dan 14 kali inspeksi
pasar modern& tradisional,
68 perlakuan
Pengembangan Pengawasan
Mutu dan Keamanan Pangan
Segar Asal Tumbuhan
- Jumlah Rencana sertifikat
yang akan diterbitkan
Produsen Pangan Segar di
17 Kab/Kota
70 sertifikat
Media publikasi Produk
pangan segar asal tumbuhan
(PSAT) bersertifikat
Jumlah jenis media publikasi Provinsi dan Luar Provinsi 3 Jenis
Bimtek Mutu dan pangan
segar asal tumbuhan (PSAT)
bagi pelaku usaha
Jumlah pelaku usaha yang
dilatih
Provinsi 75 pelaku usaha
Sertifikasi dan Registrasi
Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT)
Jumlah Produk Pangan
Segar (PSAT) yang
disertifikasi dan diregistrasi
Produsen Pangan Segar di
17 Kab/Kota
25 PSAT
47. Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit TernakProgram Pencegahan Penanggulangan Penyakit Ternak
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Pemeliharaan Kesehatan
dan Pencegahan Penyakit
Hewan Menular
Jumlah Jenis Penyakit
yang Memerlukan
Pencegahan dan
pengendalian -
Rabies
- Jembrana
17 Kab/Kota 2 Jenis
Pengembangan Klinik
Hewan
Jumlah Sample dan obat 17 Kab/Kota 1 Paket
Penyediaan Obat Ternak
dan Pelayanan Kesehatan
ternak/hewan
Jumlah jenis obat dan
pelayanan keswan
17 Kab/Kota 1 paket Obat
(ANTIBIOTIK, ROBONSIA,
ANTIPARASIT, VITAMIN)
Surveilance keswan &
kesmavet
Jumlah Sampel Hasil
Surveilance
Musi Banyuasin, Musi
Rawas, Ogan Komering Ilri,
Ogan Komering Ulu, Ogan
Komering Ulu Timur,
Banyuasin, Muara Enim,
dan Lahat
12 bulan
Pengawasan daging ASUH
(Aman, Sehat, Utuh dan
Halal) pada hari-hari besar
Jumlah pedagang dan
peternak Pengawasan
Daging ASUH (Aman,
Sehat, Utuh dan Halal)
17 Kab/Kota 170 Pedagang dan
peternak
Penguatan PUSKESWAN Jumlah Puskeswan yang
dibantu obat (ANTIBIOTIK,
ROBONSIA,
ANTIPARASIT, VITAMIN)
17 Kab/Kota 17 Puskeswan
Penyidikan Penyakit Jumlah Sample Penyakit 17 Kab/Kota 12 bulan
48. Program Peningkatan Produksi Hasil PeternakanProgram Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Pengembangan
Pembibitan dan Hijauan
Pakan Ternak (HPT)
Operasional BIB, Pakan
Ternak, Pengadaan Sarana
Kantor, Jasa Pembinaan
Karyawan
UPTD BIB Sembawa 12 bulan
Pemeliharaan Sarana,
Prasarana dan Kebun
HMT
Sarana Kerja, Bahan Material
: Bibit Tanaman Rumput,
Pupuk Organic, Bahan Kimia
(racun pohon perdu), Jasa
Tenaga Kerja Pihak ke 3
UPTD BIB Sembawa 12 bulan
Pemeliharaan Kesehatan
Hewan dan Pemuliaan
Bibit
Jumlah Bahan Kimia dan
Nitrogen, Obat-Obatan
Ternak, Straw, Kesehatan
Hewan dan Laboratorium
UPTD BIB Sembawa 12 bulan
Pelayanan Inseminasi
Buatan (IB) menunjang
program PSDS (Program
Swasembada Daging
Sapi)
Jumlah Akseptor yang
mendapatkan Pelayanan IB
17 Kab/Kota 50 ribu dosis - struk
semen beku 20 ribu - n2
cair 13 ribu
Pengembang Ternak
Integrasi Tanaman
Jumlah Ternak yang
Terintergrasi dengan
Tanaman Sawit/Karet
Kab. Ogan Ilir, Kab. OKI,
Kab. Musi Rawas, Kab.
Lahat, Kab. OKU, Kota Pagar
Alam dan Kota Palembang
kambing 150 ekor, sapi 100
ekor
Pusat Pengembangan
Kerbau Rawa
Jumlah Unit, Jumlah Kerbau Rambutan, Banyuasin 1 Paket, 25 ekor kerbau
rawa
49. LanjutanLanjutan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Pengembangan Demplot
Sapi Perah
jumlah pakan konsentrat Gandus, Palembang 28.500 kg pakan konsentrat
dan 6.500 Kg Hijauan
Rumput
Pelestarian Plasma Nutfah Pelestarian Plasmah Nutfah
Peternakan
Ogan Ilir 1 Kabupaten 300 ekor itik
pegagan
Hijauan Pakan Ternak
Berkualitas
Jumlah Bibit Tanaman
Rumput, Pupuk Organic,
10 Kab/Kota (Prabumulih,
Lahat Lagaralam
Musirawas, MUBA, OKUT,
OI, OKI, Palembang,
Lubuklinggau)
21 hektar
Pengembangan Ternak
Kambing di Daerah
pengetasan kemiskinan
(bantuan ternak kambing)
Jumlah Komoditi ternak
kambing PE yang
dikembangkan di daerah
pengentasa kemiskinan
Palembang, MUBA, Musi
Rawas, Banyuasin,
OKI,Muara Enim, OKUT,
Lahat
2100 ekor (Rp.500.000.000
/Kab ; 300 ekor/Kab)
50. Program Peningkatan Pemasaran Hasil ProduksiProgram Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
PeternakanPeternakan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Promosi Atas Hasil
Produksi Peternakan
Unggulan Daerah
Jumlah Promosi hasil
peternakan
Provinsi dan Nasional 3 kali (1 Provinsi, 2 kali
Nasional)
Pembinaan Asuransi
Ternak
Jumlah sapi/kerbau yang
ikut ansuransi
7 Kabupaten (OKUT,
OKU, OKI, MUBA,
Banyuasin, Musirawas,
Muara enim)
7000 ekor sapi/kerbau
Peningkatan Kapabilitas
Pasar Ternak
Jumlah Pembina dan
pelaku usaha
6 Kabupaten (OI, OKI,
Banyuasin, Palembang,
OKUT dan Lahat)
180 Pelaku usaha
Pengembangan
Pengolahan Susu Kerbau
Rawa
Jumlah bantuan alat
pengolahan dan packing
susu kerbau (gula puan,
sagon, caramel)
2 Kabupaten (OKI dan
Banyuasin)
2 kelompok
51. Program Peningkatan Penerapan Teknologi PeternakanProgram Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM/KEGIATAN
LOKASI TARGET PENCAPAIAN
Pembinaan Sentra
Peternakan Rakyat
jumlah petugas keswan
yang dilatih
Banyuasin, MUBA, OKI,
Muara Enim, Lahat,
OKU Selatan
150 petugas
53. Tahap Penumbuhan (kelompok baru 2018 )
Jumlah/lokasi = 72 Desa/Kelompok
(14 Kabupaten/Kota),
OKI, OKU, OKUS, Banyuasin, Muba, Mura, Lubuk Linggau,
Pagaralam, Prabumulih, OI, Muratara, Pali, Lahat,
Jumlah Rumah Tangga per lokasi/desa : 30 RT
Bantuan pemerintah = Rp 50.000.000
Komponen biaya :
Rp 20.000.000 untuk pembuatan kebun bibit
Rp 7.000.000 untuk pengembangan demplot
Rp 15.000.000 untuk pekarangan anggota
Rp 6.000.000 untuk pengembangan kebun sekolah
Rp 2.000.000 untuk pengolahan hasil pekarangan dan
pengembangan menu B2SA
PEMBERDAYAAN PEKARANGAN