Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pengujian secara parsial menunjukan bahwa internet banking, DPK, dan NIM berpengaruh signifikan terhadap laba. Sedangkan NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap laba. Pada pengujian secara simultan menunjukan bahwa internet banking, DPK, NPL, BOPO dan NIM berpengaruh signifikan terhadap laba.
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Analisis Pengaruh Internet Banking, DPK, NPL, BOPO dan NIM terhadap Laba Bank Rakyat Indonesia
1. i
ANALISIS PENGARUH INTERNET BANKING, DPK, NPL, BOPO DAN
NIM TERHADAP LABA
STUDI KASUS PT. BANK RAKYAT INDONESIA, TBK.
SKRIPSI
Oleh :
FACHRUL NITA
2013001069
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
(STIE) MUHAMMADIYAH
PEKALONGAN
2017
2. ii
ANALISIS PENGARUH INTERNET BANKING, DPK, NPL, BOPO DAN
NIM TERHADAP LABA
STUDI KASUS PT. BANK RAKYAT INDONESIA, TBK.
SKRIPSI
Oleh :
FACHRUL NITA
2013001069
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
(STIE) MUHAMMADIYAH
PEKALONGAN
2017
5. v
In The name of God, is the start of all thing good. We too shall start to it.
Inexhaustible stength, an unending source of bounty is “Bismilliah”
Tanpa belajar, sesorang akan berbicara tentang islam tanpa ilmu
Perjalanan tidak akan mudah ditempuh jika kamu terus mengeluh, sebab
kenikmatan akan terasa jika keberhasilan melewati perjuangan yang panjang.
“Sebut saja Proses”
(Instagram: @dindasofiya)
Stop Saying I wish, Start Saying I will
-Tukangfotocopy.depanRSUD-
Dunia ini luas, Jangan biarkan fikiranmu sempit. Bukan alasan untuk menyerah
jika satu tidak bisa kamu temukan di sini, masih banyak yang lain di sana yang
bisa kamu gapai, sesuai dengan kemampuan kamu, asalkan kamu MAU
melangkah.
(Instagram: @dindasofiya)
“Manjadda Wa Jadda”
Tidak ada yang tak mungkin bagi Allah, Jika Allah berkendak jadi maka jadilah
Sukses adalah ketika ada setitik engkau dalam binar orang lain
(Instagram: @dindasofiya)
6. vi
PERSEMBAHAN
Dengan rahmat Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini kepada :
1. Orangtua terbaik sepanjang zaman, Ibunda Sofiyah dan Ayahanda Asrofi
“wanita dan lelaki terhebatku”, terimakasih atas kasih sayang, cinta, dan
do’a terbaik Bapak dan Ibu .
2. Mbak-mbak dan mas-masku tersayang. Khususnya My lovely Twins Ukhty
Nisa yang bersedia mendengarkan suka cita walaupun sering tidak memberi
jalan keluar, mbak Neni dan Mas Dedy yang bersedia meminjamkan
laptopnya selama skripsi, Mas Ozi, Mba Yati, Mas Yan, Mba Rizqi, dan
mas Oni yang banyak membantu dan memberikan semangat serta Keluarga
Besar. Terimakasih do’a dan ucapannya. Buat Maz Yan semoga cepat
sembuh... we’r know you are Strong !!!
3. Ponakan-ponakan tante yang gemesin, kalau dekat kadang ngeselin tapi
kalau jauh pasti ngangeniiin...
4. My dearest sister, wanita tangguh, Latifah “Ipeh”, dan Ratih “Temen satu
paket” Yang kemana-mana selalu berdua, semoga menjadi sahabat dunia
akhirat.
5. Gallery Zhaahirah and Teams yang hampir aku cuekin selama skripsi,
Barakallohu fii kum.
6. Teman-teman kantor dan si Bos yang baik hati, semakin solid dan sukses
selalu
7. Teman- teman seperjuangan “Ono Kowe Ono Aku” Akuntansi 2013, Kalian
luar biasa, kalian penghibur saat Stres melanda, bakalan kangen..
8. Untuk masa depanku, semoga ilmu ini bermanfaat dan bekal untuk
mendidik kalian ya naak (Future), Setinggi tingginya ilmuku tetep aku butuh
bimbinganmu..(Future)
9. Dan seluruh pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui bukti empiris
pengaruh pengadaan internet banking, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
(BOPO), serta Net Interest Margin (NIM) terhadap laba Bank Rakyat Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dengan menggunakan
program SPSS 20.0 dan Microsoft Excel. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan PT. Bank rakyat Indonesia,Tbk. tahun 2003 - 2015.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis agresi
linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pengujian secara parsial
menunjukan bahwa internet banking, DPK, dan NIM berpengaruh signifikan
terhadap laba. Sedangkan NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap laba. Pada
pengujian secara simultan menunjukan bahwa internet banking, DPK, NPL,
BOPO dan NIM berpengaruh signifikan terhadap laba. Indeks Determinasi
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memiliki pengaruh terhadap
nilai variabel dependen sebesar 67,1% sedangkan sisanya 32,9 % dipengaruhi
oleh variabel lain diluar model.
Kata kunci : Internet Banking, DPK, NPL, NIM , Laba.
8. viii
ABSTRACT
This research aims to find out the impact and to know the empirical
evidence of the influence of internet banking, Third Party Funds, Non Performing
Loans (NPL), Operational Cost and Operating Income (BOPO) and Net Interest
Margin (NIM) on Bank Rakyat Indonesia's profit.
This research is a kuntitatif research using SPSS 20.0 and Microsoft
Excel program. Sampling in this research is financial report of PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk. Year 2003 - 2015. Data analysis techniques used in this study is
the analysis of multiple linear aggression.
Based on the results of this study, partially shows that internet
banking, DPK, and NIM significant to profit. While the NPL and BOPO have no
effect on earnings. The simultaneous test shows that internet banking, DPK, NPL,
BOPO and NIM are significant to profit. . The Determination Index shows the
variables. Significant effect on the dependent variable of 67.1% while remaining
32,9% is influenced by other variabels outside the model.
Keyword: Internet banking, DPK, NPL, BOPO, NIM, Profit.
9. ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Muhammadiyah Pekalongan. Selain itu, penulisan skripsi ini
merupakan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan beberapa teori
yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi–tingginya
kepada:
1. Keluarga terutama bapak dan ibu yang telah banyak memberikan
dukungan dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Sobrotul Imtikhanah, S.E, M.Si selaku Ketua STIE
Muhammadiyah Pekalongan.
3. Bapak M. Yusuf, SE, M.Si selaku Dosen Pembiming I dan Ibu
Yohani, S.E, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
10. x
meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, perhatian, saran dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Semua Dosen STIE Muhammadiyah Pekalongan yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis, serta staff
karyawan yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada setiap
mahasiswa.
5. Seluruh sahabat-sahabatku, terimaksih telah memberikan warna dalam
sepanjang perkulian.
6. Teman-teman seperjuangan STIE Muhammadiyah Pekalongan serta
semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk memperbaiki skripsi
ini dimasa depan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan menambah khasanah keilmuan, khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca
pada umumnya.
Pekalongan, 17 Agustus 2017
Penulis,
FACHRUL NITA
11. xi
DAFTAR ISI
SKRIPSI................................................................................................................... i
SKRIPSI.................................................................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN.................................................................................................. vi
ABSTRAK............................................................................................................ vii
ABSTRACT...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu .......................................................................... xv
3.1 Tabel Devinisi Operasional Variabel .......................................................... xv
4.1 Tabel Dummy Internet Banking ................................................................... xv
4.2 Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... xv
4.3 Tabel Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................. xv
4.4 Tabel Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ xv
4.5 Tabel Hasil Uji Autokolerasi ....................................................................... xv
4.6 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda .................................... xv
4.7 Tabel Hasil Uji Parsial (t) ............................................................................ xv
4.8 Tabel Hasil Uji Simultan (F) ....................................................................... xv
4.9 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
1.2. Perumusan masalah ....................................................................... 11
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 11
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 12
12. xii
BAB II................................................................................................................... 14
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 14
2.1. Landasan Teori................................................................................... 14
2.1.1 Teori Fundamental......................................................................... 14
2.1.2 Hubungan Grand Theory dengan Variabel Penelitian .................. 15
2.1.3 Konsep Laba.................................................................................. 17
2.1.4 Pengertian Bank............................................................................. 19
2.1.5 Fungsi Bank................................................................................... 20
2.1.6 Jenis Bank...................................................................................... 22
2.1.7 Kinerja Bank.................................................................................. 25
2.1.8 Laporan Keuangan Bank ............................................................... 28
2.1.9 Tujuan Laporan Keuangan ............................................................ 30
2.1.10 Pengguna Informasi laporan keuangan ......................................... 33
2.1.11 Internet banking............................................................................. 35
2.1.12 Dana Pihak Ketiga (DPK) ............................................................. 38
2.1.13 Non Performing Loans (NPL)....................................................... 41
2.1.14 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)..... 43
2.1.15 Net Interest Margin (NIM)............................................................ 44
2.2. Telaah Penelitian Sebelumnya ...................................................... 45
2.3. Kerangka Pimikiran Teoritis ......................................................... 63
2.4. Hipotesis Penelitian....................................................................... 64
2.4.1 Pengaruh Internet banking Terhadap Laba ................................... 64
2.4.2 Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Laba................... 65
2.4.3 Pengaruh Non Performing Loans (NPL) Terhadap Laba.............. 66
2.4.4 Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Terhadap Laba................................................................................................... 67
2.4.5 Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Laba................... 68
2.4.6 Pengaruh Internet banking, Non Performing Loans (NPL), Dana
Pihak Ketiga (DPK) , Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Net Interest Margin (NIM) secara simultan terhadap
Laba............................................................................................... 69
13. xiii
BAB III ................................................................................................................. 70
METODE PENELITIAN...................................................................................... 70
3.1. Desain Penelitian........................................................................... 70
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................... 70
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 71
3.4. Jenis dan sumber data.................................................................... 76
3.5. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 77
3.6. Teknik Analisis.............................................................................. 78
3.7. Analisis Statistik deskriptif............................................................ 78
3.8. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 78
3.8.1 Uji Normalitas ............................................................................... 79
3.8.2 Uji Multikolinieritas...................................................................... 79
3.8.3. Uji Heteroskedasitas...................................................................... 79
3.8.4 Uji Autokorelasi ............................................................................ 80
3.9. Regresi Linier Berganda................................................................ 81
3.10. Uji Hipotesis.................................................................................. 82
3.10.1 Uji t (Uji Parsial) ........................................................................... 82
3.10.2 Uji f (Uji Simultan) ....................................................................... 82
3.11. Koefisien Determinasi................................................................... 82
BAB IV ................................................................................................................. 83
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 83
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................... 83
4.2. Deskripsi Operasional Variabel..................................................... 83
4.2.1 Laba............................................................................................... 83
4.2.2 Internet Banking ............................................................................ 84
4.2.3 Dana Pihak Ketiga (DPK) ............................................................. 85
4.2.4 Non Performing Loans (NPL)....................................................... 85
4.2.5 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)..... 86
4.2.6 Net Interest Margin (NIM)............................................................ 86
4.3. Analisis Statistik Deskriptif........................................................... 87
14. xiv
4.3.1 Statistik Deskriptif......................................................................... 87
4.4. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 89
4.4.1 Uji Normalitas ............................................................................... 89
4.4.2 Uji Multikoliearitas ....................................................................... 91
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas.................................................................. 93
4.4.4 Uji Autokorelasi ............................................................................ 94
4.5. Regresi Linier Berganda................................................................ 94
4.6. Uji Hipotesis.................................................................................. 97
4.6.1 Uji t (Uji Parsial) ........................................................................... 97
4.6.2 Uji f (Uji Simultan) ..................................................................... 100
4.7. Koefisien Determinasi (R2
) ......................................................... 101
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 102
4.8.1 Pengaruh Internet banking terhadap Laba................................... 102
4.8.2 Pengaruh DPK terhadap Laba ..................................................... 103
4.8.3 Pengaruh Non Performing Loans (NPL) Terhadap Laba............ 104
4.8.4 Pengaruh BOPO Terhadap Laba ................................................. 106
4.8.5 Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Laba................. 107
BAB V................................................................................................................. 109
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 109
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 109
5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 110
5.3. Saran............................................................................................ 110
5.4. Implikasi...................................................................................... 111
LAMPIRAN I ..................................................................................................... 118
LAMPIRAN II .................................................................................................... 122
15. xv
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu .......................................................................55
3.1 Tabel Devinisi Operasional Variabel........................................................75
4.1 Tabel Dummy Internet Banking ................................................................84
4.2 Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif...................................................87
4.3 Tabel Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..........................91
4.4 Tabel Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................92
4.5 Tabel Hasil Uji Autokolerasi ....................................................................93
4.6 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda .................................95
4.7 Tabel Hasil Uji Parsial (t) .........................................................................98
4.8 Tabel Hasil Uji Simultan (F)...................................................................100
4.9 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi...................................................101
16. xvi
DAFTAR GAMBAR
1.1 Gambar Statistik Pengguna Internet di Indonesia 2
1.2 Gambar Presentase Transaksi yang Menggunakan Internet banking 4
1.3 Gambar Pertumbuhan Kinerja Keuangan PT. Bank BRI 2003 – Triwulan 3
tahun 20156
2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................63
4.1 Grafik Laba BRI Tahun 2003 – 2015 ........................................................84
4.2 Grafik Dana Pihak Ketiga BRI Tahun 2003 – 2015 ...................................85
4.3 Grafik Non Performing Loans (NPL) BRI Tahun 2003 – 2015 ................85
4.4 Grafik BOPO BRI Tahun 2003 – 2015 ......................................................86
4.5 Grafik Net Interest Margin (NIM) Tahun 2003 – 2015 .............................86
4.1 Gambar Histogram......................................................................................90
4.2 Gambar P-P Plot..........................................................................................90
4.3 Gambar Scatterplot......................................................................................93
18. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberi manfaat positif bagi
kehidupan manusia sehingga lebih mudah dan praktis dalam melakukan
pekerjaannya. Internet adalah salah satu bentuk perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang memberikan dampak besar (Nurul Annisa, 2015).
Perkembangan internet ditunjukkan dari jumlah pengguna internet dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut lembaga riset pasar internet
marketer, populasi netter Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada 2014,
Sehingga Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam hal jumlah
pengguna internet. Kemudian di tahun 2015 pengguna internet mencapai 3 miliar.
Pada 2017, netter Indonesia mencapai 112 juta orang mengalahkan Jepang di
peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban.
Pada tahun 2018 E-Marketer memperkirakan 3,6 miliar manusia di bumi akan
mengakses internet setidaknya satu kali setiap bulan.
Data berikut adalah perkembangan jumlah masyarakat Indonesia yang
mengakses Internet yang diambil dari website Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII)
19. 2
Gambar 1.1
Statistik pengguna internet di Indonesia
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
Dari data diatas, jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah
132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar
256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di pulau Jawa dengan total pengguna
86.339.350 user atau sekitar 65% dari total penggunan Internet. Jika dibandingkan
pengguna Internet Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta pengguna, maka
terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun (2014 – 2016).
Selain dilihat dari sisi penggunanya, saat ini tujuan penggunaan internet
tidak hanya sebatas media informasi bagi penggunaannya, akan tetapi juga
merambah ke dunia bisnis. Banyak perusahaan kecil dan besar telah
memanfaatkan internet untuk menunjang bisnis mereka. Seperti contohnya yaitu
online shop dapat menjangkau pelanggan lebih banyak dan lebih luas
dibandingkan hanya berjualan dengan toko offline, karena teknologi internet yang
dapat diakses dimanapun dan kapanpun selama ada akses internet yang
mendukung. Pembeli dan penjual tidak menggunakan uang tunai untuk
20. 3
mendukung transaksi jual beli. Pembayaran yang dilakukan oleh pembeli adalah
melalui transfer ke rekening bank milik penjual, dan penjual hanya perlu
melakukan cek mutasi saldo melalui internet banking miliknya untuk memastikan
bahwa pembeli telah melakukan pembayaran. Internet banking memungkinkan
bank untuk mengurangi biaya operasional kantor yang mahal, internet banking
akan mengurangi jumlah nasabah yang datang ke bank, sehingga bank dapat
menggunakan kantor yang lebih kecil dan pegawai yang lebih sedikit. Melihat hal
tersebut perbankan berlomba-lomba mengembangkan berbagai layanan untuk
memudahkan kegiatan transaksi yang ada dalam masyarakat. Salah satu
diantaranya adalah Bank BRI.
Bank BRI adalah bank umum persero yang menyediakan layanan internet
banking pada tahun 2009. Pemilihan Internet banking milik Bank BRI sebagai
objek penelitian dikarenakan Bank BRI telah meluncurkan satelit perbankan
pertama di dunia pada tanggal 19 Juni 2016 yang diberi nama BriSat akan
membantu BRI memberikan layanan yang terbaik. Dengan memiliki satelit, BRI
dapat memperluas jangkauan layanan keuangan ke daerah terpencil dan
memaksimalkan pelayanan internet banking.
(http://www.rappler.com/indonesia/136910-bri-luncurkan-satelit-perbankan-
pertama-dunia).
Fitur unggulan layanan Internet banking Bank BRI antara lain melihat
saldo dan mutasi rekening, melakukan transfer sesama Bank BRI, transfer bank
lain dan RTGS. Membayar berbagai tagihan, seperti Tagihan Telkom, Kartu
Kredit BRI, dan PLN , melakukan pembelian, seperti Pulsa Selular dan Uang
21. 4
Elektronik serta komunikasi dengan Customer service Bank BRI melalui fasilitas
Inbox Internet banking. Bank sebagai lembaga kepercayaan termasuk dalam
kategori industri jasa. Kesuksesan dalam industri jasa dapat dicapai dengan
peningkatan kualitas pelayanan.
Gambar 1.2
Persentase Transaksi yang Menggunakan Internet banking
Bank BRI tahun 2013 – 2015
sumber: Laporan keuangan tahunan BRI 2015
Grafik di atas menggambarkan terjadinya kenaikan persentase rata-rata
nilai transaksi yang menggunakan internet banking Bank BRI pada tahun 2013
hingga tahun 2015. Jika pada tahun 2013 rata-rata nilai transaksi hanya sebesar
29,8 juta rupiah. Selanjutnya pada tahun 2014 meningkat menjadi 85,5 juta rupiah
kemudian pada tahun 2015 terjadi transaksi hingga 175,1 juta rupiah, maka pada
tahun 2015 terjadi peningkatan nilai transaksi sebesar 104,8% dari pengguna
114% dengan jumlah transaksi 108,2%. dan diperkirakan jumlah tersebut akan
naik setiaptahunnya. Hal tersebut menunjukkan kemungkinan Bank Rakyat
Indonesia untuk memiliki banyak nasabah yang menggunakan layanan internet
banking semakin besar. Semakin banyak pengguna layanan internet banking yang
22. 5
dimiliki maka akan semakin banyak pula transaksi yang dilakukan melalui
layanan internet banking ini.
Menurut Kasmir (2012b), Pendapatan bank dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu pendapatan bunga (interest income) dan pendapatan non bunga
(fee based income). Pendapatan bunga diperoleh dalam bentuk bunga atas
pemberian kredit sebagai penyalur dana kepada masyarakat baik perorangan atau
badan usaha dan juga penempatan dana kepada bank lain. Sedangkan pendapatan
non bunga (fee based income) adalah komisi yang diperoleh bank yang bukan
merupakan pendapatan bunga. Pendapatan ini dapat juga diperoleh dari
pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan.
Jadi keseluruhan transaksi yang ada pada layanan internet banking
merupakan sumber dari pendapatan non bunga bank, sehingga dengan
meningkatkan pengguna layanan dan kegiatan transaksi melalui internet banking,
maka bank akan memperoleh tambahan laba yang berasal dari fee based income.
Selain itu Internet banking membantu bank-bank mengurangi biaya operasi
sementara mengurangi kebutuhan untuk jaringan teritorial yang luas.
Menyediakan jenis layanan telah menjadi komponen strategis dari setiap lembaga
perbankan berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Namun, apakah
layanan Internet banking memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja secara
keseluruhan dan efisiensi perusahaan perbankan. Analisis rasio keuangan
merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis operasi perusahaan. Hasil yang
diperoleh merupakan alat yang dijadikan ukuran kinerja perusahaan.
23. 6
Gambar 1.3
Pertumbuhan kinerja keuangan
PT. Bank BRI 2003 – Triwulan 3 tahun 2015
Sumber: Presentasi Perusahaan, 11 tahun kinerja keuangan BRI, hal: 8
Berdasarkan gambar 1.3 dapat dilihat peningkatan Aset, kredit, Dana Pihak
Ketiga, Laba Bersih dari tahun ke tahun, yaitu Aset 21,1% tahun 2003 – 2014,
Kredit 23,5 tahun 2003 – 2014, Dana Pihak Ketiga 20,7% tahun 2003 – 2014 serta
laba bersih 22,5% tahun 2003 – 2014. Selain itu di dalam artikel majalah tempo,
disebutkan bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI),
mengumumkan telah mengantongi laba bersih Rp 25,8 triliun atau bertumbuh satu
digit di 2,18 persen (yoy) pada 2016. Pertumbuhan laba hanya satu digit itu tidak
lepas dari upaya hati-hati perseroan yang terindikasi dari kenaikan rasio
pencadangan untuk kredit bermasalah mencapai 170,53 persen pada 2016 dari 151
persen pada 2015.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa,
31 Januari 2017 mengatakan pendapatan perseroan pada 2016 banyak ditopang
pendapatan komisi (fee based income) yang tumbuh hingga 25,2 persen atau
24. 7
menjadi Rp 9,2 triliun. Sementara pendapatan bunga bersih tumbuh 16,2 persen
menjadi Rp 65,7 triliun. Adapun laba BRI pada 2016 sebesar Rp 25,8 triliun,
sementara laba konsolidasinya Rp 26,2 triliun. Pendapatan bunga itu disumbang
pertumbuhan kredit yang 13,8 persen atau Rp635,3 triliun.
(https://m.tempo.co/read/news/2017/01/31/090841609, 31 Januari 2017)
Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan permodalan yang kuat
sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah yang selanjutnya akan membantu
bank untuk mampu memperkuat permodalan melalui pemupukan perubahan laba
ditahan. Sehingga diharapkan perbankan nasional yang beroperasi secara efisien
akan mampu meningkatkan daya saingnya sehingga tidak hanya mampu bersaing
di segmen pasar domestik tetapi justru diharapkan produk dan jasa perbankan
yang ditawarkan bank nasional mampu bersaing di pasar internasional.
Deviden yang akan diterima oleh investor tergantung pada jumlah laba
yang diperoleh perusahaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, prediksi
perubahan laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan
menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. (Penman, 1992 : 564).
Laba merupakan indikator penting dari laporan keuangan yang memiliki
berbagai kegunaan. Laba pada umumnya dipakai sebagai suatu dasar pengambilan
keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan
datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahan
akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sehingga laba yang diperoleh
jadi tinggi pula. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang
tidak dapat dipastikan, maka perlua danya suatu prediksi perubahan laba.
25. 8
Perubahan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan
calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Alasan
dipilihnya perubahan laba sebagai variabel dependen adalah sesuai dengan tujuan
pendirian sebuah perusahaan yaitu untuk memperoleh laba, dan bila dilihat dari
segi kinerja perusahaan diharapkan dengan adanya perubahan laba yang tinggi
maka perusahaan akan semakin flexibel dalam melakukan kegiatan operasional.
Bila perubahan laba tinggi maka manejemen mempunyai dua pertimbangan
apakah tidak membagikan deviden atau dengan membagikan deviden.
Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta
prospek pertumbuhan labanya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan.
Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang
dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk
kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio
keuangan. maka perubahan laba bisa diprediksi dengan menggunakan analisis
rasio keuangan perusahaan (Sudarini, 2005)
Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas belum dapat memberi
manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan
tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan termasuk analisis
terhadap rasio-rasio keuangan (Pahlevie, 2009)
Pada penelitian ini, rasio yang digunakan adalah DPK, NPL, BOPO, dan
NIM serta menambahkan variabel dummy internet banking dengan tujuan
mengetahui pengaruh rasio tersebut tersebut terhadap laba bank PT. BRI Tbk.
26. 9
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait pengaruh internet banking
terhadap kinerja perbankan. Malhotra, P., B. Singh (2006) menyatakan bahwa
bank dengan internet banking memiliki asset yang lebih bagus, nasabah yang
lebih banyak, dan biaya operasional yang lebih rendah dari pada bank non internet
banking. Selain itu bank dengan internet banking memiliki peramalan terhadap
resiko kredit lebih kecil dari pada bank non internet banking (Pradhana, 2007),
sehingga dapat disimpulkan bahwa internet banking memiliki dampak pada
kinerja perbankan.
Studi tentang kinerja keuangan dan internet banking terus dilakukan, pro-
kontra tentang pengaruh penyediaan internet banking juga berkembang dalam
pembuktian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh penelitian Malhotra, P., B.
Singh (2006) menunjukkan bahwa bank-bank dengan internet banking memiliki
perkembangan ROA signifikan lebih baik secara ekonomis dan statistik
dibandingkan dengan bank-bank yang tidak menawarkan internet banking.
Penelitian ini didukung oleh Sumra et al. (2011) studi kasus dua belas bank di
Pakistan, Hapsari (2015) menyatakan bahwa internet banking berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas bank. Sementara Zakaria (2012), Reynanda V. S
(2014) dan Annisa (2015) dengan hasil penelitian internet banking berpengaruh
terhadap profitabilitas bank namun tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan Hapsari (2015), Sudiyatno dan Suroso (2010)
menyatakan bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap laba. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah dana pihak ketiga (DPK), semakin
27. 10
tinggi profitablitas bank. Sedangkan Rusdiana (2012) dengan variabel DPK tidak
signifikan berpengaruh terhadap laba bank.
Penelitian Pahlevie (2009) dan Hapsari (2015) menyatakan bahwa NPL
berpengaruh negatif signifikan terhadap laba. Sedangkan Yonira (2014)
menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penelitian yang dlakukan Riza Ananta Pradana (2007), Hamzah Pahlevie
(2009), Nurul Annisa (2015), Nabela Hapsari (2015) menunjukan bahwa BOPO
berpengaruh signifikan terhadap laba. Sedangkan Yonira (2014), Pradhana (2007)
menunjukan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian International Afanasief et al. (2004), Mahardian (2008)
menyatakan NIM berdampak negatif signifikan karena biaya pengadaan internet
banking yang tinggi. Sedangkan menurut Marnov P.P (2009) NIM memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sementara Pahlevie
(2009) menyatakan variabel NIM tidak berpengaruh signifikan positif terhadap
variabel perubahan Laba. Tidak signifikannya NIM terhadap perubahan Laba
dikarenakan pada periode penelitian NIM cenderung konstan. Penyebabnya
pendapatan bunga yang diterima cenderung sama dikarenakan ekspansi kredit
yang dilakukan cenderung sama tiap tahunnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti memilih judul
penelitian “ ANALISIS PENGARUH INTERNET BANKING, DPK, NPL,
BOPO DAN NIM TERHADAP LABA STUDI KASUS PT. BANK BRI”
28. 11
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diajukan beberapa masalah
dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
1. Apakah terdapat pengaruh signifikan internet banking terhadap laba
Bank BRI?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap laba Bank BRI?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan Non Performing Loans (NPL)
terhadap laba Bank BRI?
4. Apakah terdapat pengaruh signifikan Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap laba Bank BRI?
5. Apakah terdapat pengaruh signifikan Net Interest Margin (NIM)
terhadap laba Bank BRI ?
6. Apakah Internet Banking, NPL, DPK, BOPO dan NIM secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap laba Bank BRI ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis serta memperoleh bukti empiris
pengaruh internet banking terhadap laba Bank BRI.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis serta memperoleh bukti empiris
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap laba Bank BRI.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis serta memperoleh bukti empiris
pengaruh Non Performing Loans (NPL) terhadap laba Bank BRI.
29. 12
4. Untuk mengetahui dan menganalisis serta memperoleh bukti empiris
pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap laba Bank BRI.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis serta memperoleh bukti empiris
pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap laba Bank BRI
6. Untuk mengetahui dan menganalisis serta memperoleh bukti empiris
pengaruh internet banking, DPK, NPL, BOPO dan NIM secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap laba bank BRI.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:
a. Bagi penulis
Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah wawasan
dan kemampuan penulis dalam melakukan analisis terhadap kinerja
perbankan yang ada serta dapat dijadikan cerminan untuk menilai berbagai
produk perbankan lainnya.
b. Bagi Akademisi
Membuktikan secara empiris dan menjawab apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara internet banking, DPK, NPL, BOPO dan NIM
terhadap laba bank BRI. Selain itu Penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat untuk referensi penelitian selanjutnya.
30. 13
c. Bagi Pihak Perbankan (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk)
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai catatan
untuk mengkoreksi kelayakan produk dan pelayanan yang dikeluarkan
sehingga dapat memperoleh gambaran awal untuk mempertahankan
ataupun meningkatkan kinerjanya.
d. Bagi Investor
Hasil peneltian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
31. 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Teori Fundamental
Teori fundamental adalah teori yang menitik beratkan pada rasio finansial
dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Konsep pendekatan fundamental
dibagi menjadi dua yaitu faktor pendekatan internal dan faktor pendekatan
eksternal. Internal perusahaan menggunakan pendekatan dari hasil laporan
keuangan, Sedangkan faktor fundamental eksternal yang mempengaruhi kinerja
seluruh perusahaan tersebut adalah analisis industri dan kondisi makro ekonomi
negara bersangkutan.
Teori ini didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik dan
keamanan secara global. Informasi maupun berita-berita yang berhubungan baik
secara langsung dengan situasi perekonomian dapat digunakan sebagai indikator
yang cukup penting. Menurut Penman (1992: 564) teknik analisis fundamental
lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana
yang dibeli untuk jangka panjang.
Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek
pertumbuhan labanya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan. Salah
satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan
dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk kondisi
keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.
32. 15
Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, dan laporan arus kas belum dapat memberi manfaat
maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut
lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan termasuk analisis terhadap
rasio-rasio keuangan.
Pada dasarnya, tujuan teori fundamental adalah membandingkan kinerja
keuangan perusahaan terhadap:
1.Kinerja keuangan pesaing dalam satu sektor industri
Teori fundamental dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
perusahaan perbankan yang satu dengan yang lainnya. Apakah perusahaan
tersebut tingkat kesehatan dan kinerja keuangannya lebih baik dari
perusahaan yang lain. Salah satu aspek penting dari teori fundamental
adalah analisis laporan keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan
keadaan, atau posisi dan arah perusahaan.
2. Kinerja keuangan masa lalu perusahaan itu sendiri
Teori fundamental digunakan untuk menganalisa perbedaan kinerja
keungan suatu perusahaan guna melihat perkembangan kinerja keuangan
apakah menurun atau meningkat.
2.1.2 Hubungan Grand Theory dengan Variabel Penelitian
Hubungan teori fundamental dengan variabel laba dalam penelitian ini
adalah teori fundamental digunakan pihak eksternal maupun internal untuk
menganalisapertumbuhan laba PT. Bank BRI sehingga dapat menilai kinerja
33. 16
manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam
jangka panjang, menaksir risiko investasi atau meminjamkan dana.
Hubungan teori fundamental dengan variabel independen Internet banking
adalah teori fundamental digunakan untuk menganalisa perbedaan kinerja
keuangan suatu perusahaan guna melihat perkembangan kinerja keuangan apakah
menurun atau meningkatselama periode sebelum dan setelah penerapan internet
banking. Hal ini bisa menjadi masukan bagi manajemen bank untuk
memperhitungkan perkembangan teknologi internet dalam inovasi produk sebagai
alternatif untuk meningkatkan laba bank. Sedangkan nasabah melakukan analisa
fundamental untuk menilai pelayanan lebih yang efektif dan efisien.
Hubungan teori fundamental dengan variabel independen DPK adalah
teori fundamental digunankan pihak internal untuk mengukur dan menganalisa
sumber dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) apakah mampu membiayai
operasinya dengan sumber dana ini. Sedangkan pihak eksternal seperti nasabah
menggunakan analisa fundamental untuk meyakinkan dan memastikan akan
menyimpan dana dan bertransaksi di perbankan yang tepat.
Hubungan teori fundamental dengan variabel independen NPL adalah teori
fundamental digunakan sebagai dasar untuk menganalisa tingkat rasio risiko
kredit (NPL), dengan cara menghitung jumlah kredit kurang lancar, diragukan dan
macet terhadap total kredit. Sehingga dapat diperoleh hasil yang dijadikan
ukuran kesehatan perusahaan.
34. 17
Hubungan teori fundamental dengan variabel independen BOPO adalah
teori fundamental digunakan untuk menganalisa dan mengukur rasio BOPO
sehingga dapat diketahui presentase efisiensi operasional.
Hubungan teori fundamental dengan variabel independen NIM adalah
teori fundamental untuk menganalisa dan mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola aktiva produktifitasnya untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih.
2.1.3 Konsep Laba
a. Pengertian Laba
Laba merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur
keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Adanya pertumbuhan laba dalam suatu
perusahaan dapat menunjukkan bahwa pihak-pihak manajemen telah berhasil
dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif
dan efisien. Laba adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan
manajemen. Maksimalisasi laba merupakan maksimalisasi penghasilan
perusahaan setelah pajak. Maksimalisasi laba sering dianggap sebagai tujuan
perusahaan. Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada
keuntungan atau laba. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode
tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba adalah seberapa
besar sebuah perolehan pendapatan perusahaan dari kegiatan penjualan sebagai
selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang
35. 18
dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu. Secara matematis
disajikan sebagai berikut
Sumber: Soemarso, S.R. (2004)
Dimana,
laba / profit
TR= total pendapatan
TC= total beban (cost)
b. Pengertian Laba Bersih
Laba bersih atau net underwriting result adalah keuntungan atau kerugian
pada portofolio perusahaan sebelum pendapatan investasi perusahaan
diperhitungkan. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung
di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan
perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu
mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, menakir
risiko investasi atau meminjamkan dana.
c. Pertumbuhan laba
Laba merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur
keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Adanya pertumbuhan laba dalam suatu
perusahaan dapat menunjukkan bahwa pihak-pihak manajemen telah berhasil
dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif
36. 19
dan efisien. Suatu perusahaan pada tahun tertentu bisa saja mengalami
pertumbuhan laba yang cukup pesat dibandingkan dengan rata-rata perusahaan.
Akan tetapi untuk tahun berikutnya perusahaan tersebut bisa saja mengalami
penurunan laba
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode
sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada
periode sebelumnya.
2.1.4 Pengertian Bank
Menurut Kasmir (2012), Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lain. Sedangkan Dendawijaya
(2009) mendefinisikan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang tugas
utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary), yang
menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada
pihak yang membutuhkan dana atau kekurangandana (deficit unit) pada waktu
yang ditentukan. Hasibuan (2008), mendefinisikan bahwa bank adalah dana usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-
bentuk lainnya dalaan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Suyatno dkk (2007), bank adalah suatu jenis lembaga keuangan
yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda
berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.
37. 20
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Dari berbagai pengertian bank di atas, dapat disimpulkan bahwa bank
adalah lembaga keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarkat
yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
2.1.5 Fungsi Bank
Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau fungsi
Financial Intermediary. Fungsi bank ini dikemukakan oleh Susilo, Triandani dan
Santoso (2006:9).
Fungsi utama bank secara spesifik dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Agent of Trust
Kepercayaan adalah kunci dan dasar utama kegiatan perbankan. baik
dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat sudah yakin
dan percaya dana yang mereka titipkan akan aman dan dapat diambil sewaktu-
waktu tanpa adanya ketakutan bank akan bangkrut atau tidak bisa diambil
kembali. Begitu pula bank dalam menyalurkan dana titipan tersebut untuk
dipinjamkan kepada debitur juga atas asas kepercayaan. Agar masyarakat mau
menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan balas jasa
38. 21
kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah,
pelayanan dan lain-lain. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan akan menambah
minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
2. Agent of Development
Sektor riil dan sektor moneter adalah dua hal perekonomian yang tidak
dapat dipisahkan, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Jika salah satunya
bekerja kurang baik maka berpengaruh juga pada kurang baik pada sisi
lainnya.Disini bank difungsikan memberikan kegiatan yang memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, distribusi serta konsumsi/jasa dimana semua
kegiatan tersebut tidak dapat terpisahkan dari penggunaan uang. Jika semua
kegiatan itu berjalan lancer tentu akan banyak membantu dalam pembangunan
perekonomian masyarakat.
3. Agent of Service
Selain kegiatan utama bank menghimpun dan menyalurkan uang, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan lainnya kepada masyarakat. Jasa
yang ditawarkan bank ini erat dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara
umum. Jasa disini berupa pengiriman uang, barang berharga, pemberian jaminan
bank maupun penyelesaian tagihan.
Fungsi bank umum oleh Crosse & Hempel : 1980
1. Penciptaan Uang
2. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran.
3. Penghimpunan dana simpanan masyarakat.
4. Mendukung kelancaran transaksi internasional.
39. 22
5. Penyimpanan barang-barang berharga.
6. Pemberian jasa-jasa lainnya.
2.1.6 Jenis Bank
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya,
melainkan juga mencakup bentuk badan hukum, pendirian dan kepemilikan, segi
status, cara menentukan harga, fungsi dan tujuan usahanya.
a. Menurut kegiatan usaha
Sesuai dengan UU No 10 Tahun1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan disebutkan jenis bank terdiri atas:
1. Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu-lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu-lintas pembayaran
b. Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian
dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis
bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
40. 23
1. Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
2. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu
pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
3. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi.
4. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri.
c. Dilihat dari segi status
Status bank yang dimaksud adalah:
1. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
2. Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
41. 24
transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas Negara.
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga
1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, dalam mencari keuntungan
dan menentukan harga bagi para nasabahnya, bank konvensional
menggunakan metode:
a) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula, harga untuk
produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat
suku bunga tertentu.
b) Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan dapat menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau
prosentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan
istilah fee based.
2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana
atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
e. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya
1. Bank Sentral
Bank Sentral adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank
pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis
bank yang ada.
42. 25
2. Bank Umum
Bank umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang
dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam
bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama
memberikan kredit jangka pendek.
3. Bank Tabungan
Bank tabungan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi
yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam
bentuk tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana
dengan kertas berharga.
4. Bank Pembangunan
Bank pembangunan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi
yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam
bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan
panjang.
2.1.7 Kinerja Bank
Kinerja berasal dari kata performance. Selain kinerja, performance juga
diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun hakikatnya, kinerja
bermakna lebih dalam, bukan hanya hasil kerja, tapi juga termasuk bagaimana
proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
43. 26
Kinerja adalah keadaan yang harus diinformasikan dan diketahui kepada
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan pada suatu perusahaan atau bank untuk
mengetahui keberhasilan perusahaan atau dihubungkan dengan visi yang
dimilikinya serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional yang diambil. Penilaian terhadap kinerja bank diperlukan sebagai
koreksi atas kebijakan bahan perencanaan untuk menentukan tingkat keberhasilan
suatu usaha.
Kinerja perusahaan disajikan dalam aspek keuangan dan juga aspek non
keuangan. Aspek keuangan dapat dinilai dari laporan keuangan yang menyajikan
nilai-nilai variabel rasio keuangan yang menjadi perhatian utama bagai para
pengguna informasi laporan keuangan. Sedangkan aspek non keuangan bisa
dilihat dari kepuasan nasabah ataupun pekerja, dan juga bisa dilihat dari
perkembangan aktivitas bisnis perusahaan dan lain sebagainya.
Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI), laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Kinerja keuangan merupakan sebuah indikator keberhasilan sebuah perusahaan,
karena kinerja keuangan mendeskripsikan kemampuan perusahaan tersebut,
sehingga dapat dilihat tingkat laba yang dimiliki oleh bank.
Kinerja keuangan yang bagus mengindikasikan bahwa perusahaan telah
berhasil dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
Analisis kinerja keuangan ini dapat bermanfaat untuk kepentingan internal sebagai
alat evaluasi kinerja pekerja, efesiensi operasi, dan kebijakan kredit. Sehingga
apabila hasil kinerja keuangan berhasil bisa menjadi motivasi karyawan dalam
44. 27
mencapai tujuan dan target perusahaan. Serta, untuk kepentingan eksternal dalam
mengevaluasi potensi investasi dan keamanan kredit bagi peminjam ataupun
kepentingan lain.
Analisis kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan
keuangan. Metode yang paling umum digunakan untuk menganalisa laporan
keuangan adalah analisis rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Analisis rasio yang hanya terdiri dari satu item perbandingan
tidak dapat menghasilkan informasi, baik untuk pengukuran kinerja ataupun
informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi yang bisa digunakan diperoleh
dari analisis rasio yang berasal dari kumpulan rasio yang diolah hingga
menghasilkan informasi yang dijelaskan dalam beberapa jenis rasio, yaitu :
1. Rasio likuiditas
Adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan
(Current ratio, Acid test ratio),
2. Rasio leverage
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt tototal assets ratio, net
worth to debt ratio dan lain sebaginya)
3. Rasio aktivitas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya
(inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya),
45. 28
4. Rasio profitabilitas
Yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, return on
total assets, return on net worth dan lain sebagainya.
2.1.8 Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan
disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan
eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang
merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya (Yonira, 2014:40)
Sesuai dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal
25 Januari 1995 dan PSAK no 31 tentang Akuntansi Perbankan menyatakan
bahwa setiap bank di Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangannya ke
bank Indonesia dalam bentuk: laporan mingguan, laporan bulanan, laporan
triwulan, laporan semesteran, dan laporan tahunan. Adapun laporan keuangan
bank tersebut terdiri dari:
a. Neraca
Neraca bank menggambarkan posisi keuangan bank pada titik waktu
tertentu, termasuk sumber-sumber dana bank dan penggunaan dana bank. Dalam
penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan
menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut
tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Setiap aktiva produktif disajikan di neraca
sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dikurangi dengan
46. 29
penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutupi kemungkinan kerugian
yang timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.
b. Laporan komitmen dan kontijensi
Laporan ini memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan
kontigensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada titik waktu
tertentu. Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa yang akan datang
Komitmen dan kontijensi merupakan transaksi yang belum mengubah
aktiva dan pasiva bank pada tanggal laporan, tetapi harus dilaksanakan oleh bank
apabila persyaratan yang disepakati dengan nasabah terpenuhi.
c. Laporan laba/rugi
Perhitungan laba rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat
memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
Laporan laba/rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiplestep) yang
menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal darikegiatan utama bank dan
kegiatan lainnnya. Cara penyajian laporan laba/rugi bank antara lain wajib
memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban, unsur pendapatan dan beban
harus dibedakan antara pendapatan beban yang berasal dari kegiatan operasional
dan non operasional.
47. 30
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas mencerminkan laporan penerimaan dan penggunaan kas
bank selama periode waktu tertentu. Laporan ini harus disusun berdasarkan kas
selama periode laporan dan harus menunjukkan semua aspek penting dari
kegiatan bank dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi , investasi, dan
pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan
Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi keuangan, bank juga
wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto
menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat,
penitipan harta, dan penyaluran kredit pengelolaan.
Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi keuangan, bank juga
wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto
menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat,
penitipan harta, dan penyaluran kredit pengelolaan.
2.1.9 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2002:126) menjelaskan bahwa APB statement No. 4
menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya sebagai berikut :
48. 31
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan
posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya
secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
1) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2) Untuk menunjukkan posisi keuangan dari investasinya.
3) Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-
utangnya.
4) Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada
untuk pertumbuhan perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan
maksud:
1) Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang
saham.
2) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana
untuk perluasan perusahaan.
49. 32
3) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan
dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.
4) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba
dalam jangka panjang.
c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
harta dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.
3. Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah
sebagai berikut.
a. Relevance (Relevan) Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan
dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability (Dapat Dipahami) Informasi yang dipilih untuk
disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang
dimengerti para pemakainnya.
c. Verifiability (Dapat Diperiksa) Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa
oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
d. Neutrality (Netral) Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan
pihak-pihak tertentu saja.
50. 33
e. Timeliness (Tepat Waktu) Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability (Dapat Dibandingkan) Informasi akuntansi harus dapat
saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang
sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g. Completeness (Lengkap) Informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
2.1.10 Pengguna Informasi laporan keuangan
Menurut Murhadi (2013:6), laporan keuangan dibuat karena adanya
kebutuhan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Beberapa
pihak yang membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan
antara lain:
1. Pemegang Saham dan Investor
Pemegang saham dan investor merupakan pihak utama yang
membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Pihak-pihak ini
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli,
mempertahankan atau menjual suatu saham perusahaan, tetapi juga waktu untuk
melakukan tindakan pembelian atupun penjualan tersebut.
2. Manajer
Pihak manajer juga membutuhkan informasi laporan keuangan terutama
terkait kinerja dan adanya batasan-batasan dalam kontrak kredit yang harus
mereka taati. Manajer membutuhkan informasi terkait kinerja perusahaan dalam
rangka menentukan kelayakan paket kompensasi bagi pihak manajemen dan
51. 34
karyawan dalam suatu perusahaan. Manajer juga menggunakan informasi laporan
keuangan untuk membuat keputusan yang terkait investasi, pembiayaan, dan
operasional perusahaan.
3. Karyawan
Informasi laporan keuangan tidak hanya berisi informasi mengenai kondisi
keuangaan perusahaan saat ini, namun juga mampu menggambarkan potensinya
dimasa mendatang. Karyawan membutuhkan informasi kondisi keuangan
perusahaan tidak hanya untuk keperluan kompensasi, namun juga terkait dengan
masa depan mereka termasuk pensiun didalamnya.
4. Supplier dan Kreditur
Pemasok bahan baku berkepentingan dengan informasi kondisi keuangan
perusahaan. Hal ini terkait dengan material yang telah mereka berikan kepada
perusahaan dan kelangsungan pembayaran utang perusahaan kepada pemasok
tersebut. Hal ini juga sama dengan kreditur perusahaan, dimana pihak kreditur
seperti bank telah memberikan dananya kepada perusahaan yang harus dapat
memastikan bahwa kredit yang telah diberikan tersebut akan kembali dengan
lancar. Untuk itu biasanya kreditur akan mengikat perusahaan dengan perjanjian
kredit yang akan memberikan batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh
perusahaan.
5. Pelanggan
Pelanggan merupakan pihak yang harus dijaga hubungannya karena akan
memberikan manfaat bagi perusahaan. Pelanggan membutuhkan informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan, terkait dengan kelangsungan produk
52. 35
yang telah dibeli dari perusahaan seperti garansi. Pelanggan tidak akan membeli
suatu produk yang ditawarkan dari perusahaan yang akan mengalami masalah
dimasa mendatang.
6. Pemerintah
Kebutuhan informasi keuangan oleh pemerintah adalah terkait dengan
pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. Pemerintah tidak hanya membutuhkan
informasi tentang besarnya pajak yang dibayarkan, namun sebagai regulator
pemerintah juga perlu informasi mengenai besarnya pajak yang akan dikenakan
ke dunia usaha.
2.1.11 Internet banking
Oetomo dan Foenadioen (2003) mendefinisikan e-banking sebagai aplikasi
perbankan yang dibangun di atas infrastruktur teknologi informasi, sehingga
sejumlah kegiatan per-bankan dapat dilangsungkan secara digital. Definisi lainnya
menyebutkan bahwa e-banking merupakan layanan transaksi bank yang dilakukan
melalui jalur online atau sebagai aktifitas perbankan di internet. Layanan ini
memungkinkan nasabah dapat melakukan hampir semua jenis transaksi perbankan
melalui sarana internet, khusus-nya via web. Tampubolon (2004) mendefinisikan
Internet banking atau e-banking sebagai salah satu pelayanan jasa bank yang
memungkinkan nasabah dapat memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan
tran-saksi melalui jaringan internet, dan bukan hanya menyelenggarakan layanan
per-bankan melalui internet. (dikutip dari ISN Yusuf S. Barusman).
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 6/18/DPNP tentang
penerapan manajemen risiko pada aktivitas pelayanan jasa melalui internet
53. 36
(internet banking); pengertian internet banking adalah salah satu pelayanan jasa
bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan
komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan
bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui
internet sehingga pendirian dan kegiatan internet only bank tidak diperkenankan.
Menurut Atorf dalam Hapsari (2002) Terdapat 3 tingkatan internet
banking diklasifikasi berdasarkan kemampuannya , yaitu :
1. Entry / Informational
Merupakan tingkatan atau tahapan yang paling sederhana, yaitu hanya
menyediakan informasi statistik mengenai bank tersebut serta jasa/produk
yang ditawarkan. Tingkatan ini tidak lebih dari sekedar brosur elektronik
dari suatu bank. Tingkatan risikonya sangat rendah karena tidak terhubung
dengan data base bank.
2. Intermediate / Communicative
Pelayanannya lebih luas daripada sekedar memberikan informasi,
karena nasabah bisa melakukan interaksi dengan bank penyedia jasa
internet banking secara terbatas. Misalnya, account inquiry, online
account application, electronic mail, dan sebagainya. Dalamtahapan ini
tidak ada execution of transaction sama sekali. Tingkatan ini memiliki
risiko yang lebih besar dari tingakatan sebelumnya, informational website.
3. Advance / Transaction
Tingkatan ini adalah yang paling lengkap dan dapat menampilkan
seluruh transaksi yang diperlukan oleh nasabah termasuk transfer dana
54. 37
pembayaran, tagihan dan lain-lain, seperti layaknya pelayanan melalui
counter atau Automatic Teller Machine (ATM) kecuali penarikan kas.
Penelitian ini mengambil sampel bank BBRI yang telah menggunakan
fasilitas internet banking dengan tingkatan ketiga, yaitu internet banking advance
/ transaction. Penerapan internet banking pada perbankan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi yang dilakukan antar bank dengan
nasabahnya, karena tidak mengenal batas waktu dan tempat. Sehingga adanya
internet banking ini dapat meningkatkan perolehan pendapatan bank (Anisa:2015)
Pradhana (2007) mengemukakan bahwa tujuan utama dari pengadaan
internet banking yaitu mengarah kepada perubahan strategi usaha perbankan,
dariberbasis manusia (tradisional) menjadi berbasis teknologi informasi yang
lebih efisien bagi bank dan praktis bagi nasabah. Dan berdasarkan penelitian yang
telah dilakukannya ditemukan bahwa bank dengan internet banking memiliki aset
yang lebih besar dan risiko kredit yang lebih rendah, serta memiliki efisiensi pada
beban pegawai dan pendapatan yang tinggi pada pemasukan non-tradisional.Motif
utama untuk mengadopsi e-banking adalah untuk meningkatkan jumlah nasabah
dan mempertahankan nasabah yang telah ada. Dan secara tidak langsung akan
menambah profitabilitas bank setelah transisi ke e-banking tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hernando dan Nieto (2005)
ditemukan bahwa bank multichannel memilki profitabilitas yang lebih tinggi yang
diperoleh melalui peningkatan pendapatan komisi, peningkatan biaya broker, dan
pada akhirnya akan terjadi penurunan jumlah staf. Dan menyimpulkan bahwa
internet adalah sarana pelengkap perbankan.
55. 38
Internet banking merupakan variabel kualitatif. Oleh karena itu penulis
menggunakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan
untuk mengkuantatifkan variabel yang bersifat kualitatif. Nilai variabel kualitatif
dalam model diberi nilai 0 dan 1 untuk masing-masing kategori. Nilai 0 biasanya
menunjukkan kelompok yang tidak mendapat sebuah perlakuan dan 1
menunjukkan kelompok yang mendapat perlakuan. Dalam persamaan ini variabel
dummy adalah variabel internet banking, dimana periode sebelum penggunaan
internet banking bernilai 0 dan sesudah penggunaan internet banking bernilai 1.
2.1.12 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat,
merupakan dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan yang berasal dari
masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha
(Ismail, 2010 : 43). Sumber dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) ini
merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari
sumber dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih
mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya.
Dana pihak ketiga (DPK) dalam penelitian ini didifinisikan dengan rasio
total kredit terhadap total dana pihak ketiga. Yang sistematis disajikan sebagai
berikut:
Sumber: Ismail (2010)
56. 39
Resiko ini timbul akibat berubahnya tingkat bunga akan menurunkan nilai
pasar surat berharga yang terjadi pada saat bank membutuhkan likuiditas. Resiko
terjadi apabila untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut harus menjual surat–
surat berharga yang dimiliki bank. Resiko tingkat bunga juga terjadi manakala
bank menerima simpanan untuk jangka waktu lebih lama dengan tingkat bunga
yang relatif tinggi kemudian tingkat bunga mengalami penurunan yang drastis.
Resiko timbul akibat bank memiliki biaya dana yang relatif tinggi yang pada
gilirannya menyebabkan bank tersebut tidak kompetitif.
Kasmir (2002:65) mengungkapkan, dalam dunia perbankan, dana yang berasal
dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) terdiri dari:
1. Simpanan giro (demand deposit)
Giro atau demand deposit sering juga disebut checking account adalah
simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Karena sifat penarikannya yang dapat
dilakukan setiap saat tersebut, maka giro ini merupakan sumber dana yang sangat
labil bagi bank. Bagi pihak nasabah rekening giro dengan sifat penarikannya
tersebut akan sangat membantu dan merupakan alat pembayaran lebih efisien
dalam melakukan suatu transaksi. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998, giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya/dengan cara
57. 40
pemindah bukuan. Uang yang disimpan di giro dapat ditarik berkali-kali dalam
sehari, dengan catatan dana yang masih tersedia masih mencukupi.
2. Simpanan tabungan (saving deposit)
Pengertian tabungan menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau
lainnya yang dipersamakan dengan itu. Produk-produk tabungan oleh perbankan
terutama setelah Pakto 27,1988 sangat bervariasi. Hal tersebut terjadi karena
diberikannya kebebasan perbankan untuk menyelenggarakan program tabungan
sendiri. Di samping itu ketatnya persaingan antar bank dalam penghimpunan dana
ini, melalui mobilisasi tabungan menyebabkan bank dipaksa untuk menciptakan
jenis program tabungan yang lebih bervariasi di samping tingkat bunga dan
hadiah-hadiah yang cukup menarik. Biaya dana tang berasal dari tabungan ini
dapat digolongkan sebagai dana yang relatif mahal. Lebih tinggi dari jasa giro
namun lebih rendah dari bunga seposito berjangka. Perhitungan bunga atas
sumber dana tabungan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan saldo harian, saldo
rata-rata atau saldo terendah dari tabungan.
3. Simpanan deposito (time deposit)
Menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud deposito
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Sumber dana ini memiliki ciri-ciri pokok yaitu jangka waktu penarikannya tetap,
oleh karena itu sering disebut fixed deposit umumnya memiliki jangka waktu
58. 41
jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan. Di sisi bank, sumber
dana deposito berjangka ini dogolongkan sebagai dana mahal dibandingkan
dengan sumber dana lainnya. Namun keuntungannya bagi bank adalah,
penyediaan likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana ini hampir dapat diprediksi
secara akurat. Jenis simpanan dalam bentuk deposito berjangka lebih disenangi
oleh nasabah atau masyarakat karena menawarkan tingkat bunga yang relatif lebih
tinggi dibanding giro atau jenis simpanan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
sumber dana bank yang umumnya didominasi oleh deposito berjangka.
Dalam teorinya dana pihak ketiga berpengaruh secara signifikan dan
memiliki hubungan yang positif terhadap perkembangan laba bank. Semakin
tinggi jumlah dana pihak ketiga maka akan semakin besar laba yang diperoleh
oleh bank. Karena dana pihak ketiga merupakan suatu variabel yang sangat
penting dalam mengukur laba pada bank, karena hampir seluruh dana dari
masyarakat (DPK) disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan,
pendanaan, tabungan maupun deposito yang menjadi salah satu sumber
pendapatan bank.
2.1.13 Non Performing Loans (NPL)
Non Performing Loans (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah
satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank
adalah sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Agar nilai bank
terhadap rasio ini baik, Bank Indonesia (BI) menetapkan kriteria rasio NPL di
bawah 5%.
59. 42
NPL adalah salah satu proksi untuk mengetahui tingkat rasio kredit bank.
Data NPL yang digunakan menggunakan NPL(Non Performing Loans) gross
yakni tanpa memperhitungkan penyisihan yang dibentuk untuk mengantisipasi
risiko kerugian. Rasio ini dihitung dengan rumus:
Sumber : Kasmir (2011)
Menurut Wiraatmadja mengutip Hapsari (2015) pembiayaan bermasalah
(NPL) adalah pembiayaan yang tidak dapat atau berpotensi untuk tidak mampu
mengembalikan pembiayaan berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui dan
ditetapkan bersama secara tiba-tiba tanpa menunjukkan tanda-tanda terlebih
dahulu. Sedangkan menurut Veithzal, pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan
yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang
diinginkan pihak bank seperti: pengembalian pokok atau bagi hasil yang
bermasalah; pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di
kemudian hari bagi bank; pembiayaan yang termasuk golongan perhatian khusus,
diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan
dalam pengembalian.
Idroes (2008) mengungkapkan, Risiko kredit (default risk) dapat terjadi
akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah
pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 Tahun 2003, salah satu risiko
usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan sebagai risiko yang timbul
60. 43
sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajiban. Credit risk adalah
risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman
kepad masyarakat. Apabila suatu bank memiliki kondisi NPL tinggi maka akan
memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya
lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin kecil NPL, maka
semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank.
Variabel ini berpengaruh secara signifikan serta memiliki hubungan yang
negatif terhadap laba bank umum di Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa adanya
pembiayaan bermasalah akan memberikan disinsentif terhadap bank Semakin
tinggi tingkat NPL maka semakin besar dana penghapusan yang harus dikeluarkan
oleh bank.
2.1.14 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank
dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional merupakan
pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan
dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya. Rasio BOPO
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1,
sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1. Dengan kata
lain, BOPO berhubungan negatif dengan kinerja bank sehingga diprediksikan juga
berpengaruh negatif terhadap perubahan laba.
61. 44
Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan atau dengan kata lain semakin tinggi rasio
BOPO maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang
dapat dicapai bank semakin meningkat (Amilia,dkk:2000-2002). Penerapan
internet banking diharapkan dapat menekan biaya operasional karena mengurangi
jumlah pegawai (Annisa:2015).
Maka dari itu, digunakan rasio efisiensi operasional untuk menilai efisiensi
operasional perbankan. Yang secara matematis disajikan sebagai berikut:
Sumber: Dendawijaya Lukman (2009)
2.1.15 Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasioantara pendapatan bunga
bersih terhadap Outstanding Credit. Pendapatan diperoleh daribunga yang
diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber
dana yang diregresi kumpulkan. NIM memiliki hubungan positif dengan
perubahan laba yang berarti bahwa apabila rasio NIM meningkat maka perubahan
laba yang dihasilkan juga akan meningkat. (Aini,2014)
NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan
bunga dari menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat
tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan. Untuk dapat
meningkatkan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga
yang dibayarkan oleh bank kepada masing masing sumber dana bank. Secara
62. 45
keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh bank akan menentukan berapa
persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada
nasabahnya untuk memperoleh pendapatan bersih bank.
Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003
merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari
portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut bisa
mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dan nilai
tukar.
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BINo.5/2003, salah satu proksi dari
resikopasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapatdiukur dengan
selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman
diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara
total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia
perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya
untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Rasio ini menunjukkan kemampuan bankdalam memperolah pendapatan
operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). NIM
dapat dihitung sesuai SE No.13/24/DPNP - 25 Oktober 2011. Sebagai berikut :
Sumber: (Lampiran surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011)
2.2. Telaah Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengaruh internet banking terhadap kinerja keuangan
bank telah banyak dilakukan diberbagai penjuru dunia. Berikut ini beberapa
63. 46
penelitian yang terkait dengan pengaruh internet banking terhadap kinerja
keuangan bank.
Pooja Malhotra (2006) dengan judul Impact of Internet banking on Bank's
performance studi kasus pada bank di India. Sampel penelitian ini adalah 88 bank
di India periode 1998 – 2005. Variabel dependen penelitian ini meliputi ROA,
ROE dan NPA. Sedangkan variabel independen meliputi internet, size, equity,
loans, opcost, niincome, demand,spread, ownpub, ownpvt dan inf. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPPSS.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa bank dengan internet banking
mempunyai kinerja yang lebih baik daripada yang tidak menerapkan internet
banking. Akan tetapi tidak ada korelasi yang signifikan antara penerapan
teknologi internet banking dengan profabilitas bank. Selain itu terdapat pengaruh
negatif dan signifikan antara penerapan internet banking dengan risiko. Hal itu
membuktikan bahwa internet banking dapat menurunkan tingkat risiko kredit
bank.
Riza Ananta Pradhana (2007) dengan judul Analisis bank-bank yang
menggunakan internet banking. Sampel penelitian ini adalah data panel bulanan
dari 34 bank nasional periode 2003 – 2006. Penelitian ini menggunakan variabel
ROA, rasio Equity, rasio Loans, rasio NIINCOME, rasio fixedcost, rasio
operating cost, rasio creditrisk, rasiolaborcost, rasio financing. Metode penelitian
menggunakan analisis univerate dan multiverate untuk membandingkan kinerja
keuangan bank yang mengadopsi dan tidak mengadopsi internet banking. Bank
dengan internet banking memiliki aset yang lebih besar dan risiko kredit yang
64. 47
lebih rendah, serta memiliki efisiensi pada beban pegawai dan pendapatan yang
tinggipada pemasukan non-tradisional. Memiliki pengaruh yang signifikan dan
negatif terhadap profitabilitas bank periode 2003 sampai dengan 2006.
Mahardian (2008) dengan judul Analisis pengaruh rasio CAR,
BOPO,NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan studi kasus
perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ periode Juni 2002 – Juni 2007. Sampel
penelitian ini adalah 24 perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen ROA dan variabel independen
meliputi CAR, NIM dan LDR. Alat penelitian yang digunakan adalah persamaan
regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara
untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak
signifikan. Dari keempat variable yang signifikan, variable BOPO mempunyai
pengaruh yang paling besar terhadap ROA yaitu dengan koefisien -3,404. Dengan
demikian pihak bank (emiten) diharapkan lebih memperhatikan tingkat efisiensi
operasinya untuk meningkatkan profitabilitas pada kinerja keuangannya.
Kemudian penjelasan mengenai tidak signifikannya variable NPL terhadap ROA
adalah selama periode penelitian, fungsi intermediasi bank tidak berjalan dengan
baik.
Hamzah Pahlevie (2009) dengan judul Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR,
BOPO dan EAQ terhadap perubahan laba. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2004 – 2007 yang
65. 48
berjumlah 81 perusahaan. Ada enam variabel independen yang dikaji dalam
penelitian ini yaitu Capital adequacy ratio (CAR ), Net Interest Margin (NIM),
Loan to DepositRatio(LDR), Non Performing Loan(NPL), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Earning Assets quality (EAQ),
sedangkan Perubahan Laba sebagai variabel dependen. Penelitian ini merupakan
penelitian uji pengaruh analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
bantuan alat analisis SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
CAR, NIM, LDR , NPL, BOPO dan EAQ mempunyai pengaruh terhadap
perubahan laba sebesar 34.4 % dan sisanya sebesar 65.6% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan dari uji secara parsial
hanya variabel LDR dan NPL yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba.
Marnov P.P (2009) dengan judul Pengaruh LDR, NIM dan BOPO
Terhadap ROA Bank Umum Indonesia.Sampel penelitian ini adalah 57 bank
umum di Indonesia periode 2004 – 2008. Variabel penelitian ini terdiiri variabel
dependen ROA dan variabel independ meliputi LDR, NIM dan BOPO. Dalam
penelitian ini menggunakan alat analisis eviews 4.1. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa bank secara bersama-sama maupun parsial LDR, NIM dan
BOPO mempunyai pengaruh signifikan pada kepercayaan 99% terhadap ROA
bank umum Indonesia. Variabel bebas mampu menjelaskan 71% terhadap
variabel terikat dan sisanya 29% merupakan variabel-variabel yang tidak termasuk
dalam model Estimasi.
66. 49
Reza Kurniawan (2010) dengan judul Analisa kinerja perbankan sebelum
dan setelah penerapan internet banking. Objek penelitian tersebut adalah kinerja
keuangan perbankan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah penerapan
internet banking yang telah go public dan laporan keuangannya di publikasikan di
Bursa Efek Jakarta. Sampel penelitian ini adalah tujuh bank, diantaranya Bank
Internasional Indonesia Tbk.(BII), Bank Central Asia Tbk. (BCA), Bank Lippo
Tbk., Bank Niaga Tbk., Bank Permata Tbk., Bank Danamon Tbk., Bank Mandiri
Tbk.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari ROE, ROI dan ROA. Penelitian ini
merupakan penelitian komparatif dengan menggunakan bantuan alat analisis
SPSS versi 11.0. Hasil penelitian menunjukantidak terdapat perbedaan pada
kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah penerapan internet banking.
Sudiyatno dan Suroso (2010) dengan judul Analisis Pengaruh DPK,
BOPO, CAR Dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang
Go public. Variabel dalam penelitian ini terdiri dependen yaitu ROA sedangkan
variabel dependen meliputi dana pihak ketiga (DPK), biaya operasi (BOPO), dan
Capital Adecuacy Ratio (CAR), Loan to deposit ratio(LDR). Penelitian ini
merupakan penelitian uji pengaruh analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan bantuan alat analisis SPSS. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa
DPK, BOPO, CAR berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank. Sedangkan
Loan to Deposit Ratio (LDR), secara statistic tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja bank (ROA). Model analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil
(Ordinary Least Square).
67. 50
Yusuf E. Barusman (2010) dengan judul Pemanfaatan E-banking dalam
industri perbankan ditinjau dari Structure-Conduct-Performance (SCP) Paradigm
di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 bank yang telah menerapkan
internet banking periode 2000 – 2008. Variabel penelitian ini meliputi strategi
bisnis industri serta pemanfaatan internet banking ditinjau dari paradigm SCP.
Alat analisis yang digunakan adalah paradigm SCP. Hasil penelitian
menunjukkan pemanfaatan e-banking berdampak positif terhadap kinerja
(performace) perbankan walaupun belum menunjukan perbedaan yang signifikan.
Hal ini disebabkan masih banyaknya faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kinerja bank seperti konsumen yang masih relatif rendah kesadaran teknologi.
Sumra et al. (2011) dengan judul The Impact of E-banking on the
Profitability of Banks studi kasus dua belas bank di Pakistan yang mengadopsi
internet banking. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dilakukan melalui
wawancara dengan manajer bank. Hal ini juga membahas efek melek pelanggan
pada penyediaan layanan dariperspektif bank serta nembahas motif dasar bank
untuk mengadopsi layanan e-banking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-
banking telah meningkatkan profitabilitas bank itu telah memungkinkan bank
untuk memenuhi biaya mereka dan mendapatkan keuntungan bahkan dalam kurun
waktu singkat. Buta huruf dari pelanggan tidak dianggap sebagai hambatan utama
dalam penyediaan produk dan layanan mereka.Untuk bank, motif utama untuk
mengadopsi e-banking untuk meningkatkan langganan mereka dan untuk
mempertahankan merekapelanggan. Profitabilitas bank telah ditambah dalam
transisi ke media e-banking.
68. 51
Ronaldo Egan Priyanto (2012) dengan judul Pengaruh Internet
bankingterhadap Kinerja Perbankan Indonesia. Sampel penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2002 – 2011. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah internet banking, sedangkan variabel
dependen adalah kinerja perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba, serta
variabel kontrol antara lain rasio size, capital, credit risk, expenses
management,dan liquiditas. Penelitian in juga menggunakan variabel kontrol
macroekonomi yaitu inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah SPPS dengan teknik OLS Regression. Hasil
penelitian menunjukan bukti empiris bahwa penerapan internet banking
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba bank umum yang
menggunakan internet banking di Indonesia berdasarkan laporan keungan pada
tahun 2002 sampai dengan 2011. Internet banking belum memberikan dampak
positif terhadap perusahaan sampai pada tahun penelitian oleh karena itu
dibutuhkan waktu yang panjang sehingga jumlah sampel penelitian lebih banyak
sehingga dapat meningkatkan distribusi data yang lebih baik serta menambahkan
Bank BRI dan Mandiri ke dalam penelitian.
Aziz Zakaria (2012) dengan judul Analisa Pengaruh Penerapan E-Banking
terhadap Kinerja Perbankan. Sampel penelitian ini adalah 83 Bank Yang Ada Di
Indonesia dari 5 katagori dari tahun 2007 – 2010. Variabel dependen terdiri dari
ROA, ROE dan NPA. Sedangkan variabel independen terdiri dari Internet, Size,
Equity, Loans, Nincome, Opcost, dan Demand. Penelittian ini menggunakan
metode univerate dan multiverat dengan alat bantu Eviews 6. Hasil penelitian
69. 52
secara univerate menunjukkan Kinerja bank dengan internet banking lebih baik
dibandingkan dengan bank tanpa internet banking. Sedangkan secara multiverate
penerapan internet banking tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA, sedangkan ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA,
Internet banking berpengaruh negatif terhadap NPA namun tidak signifikan.
Raynanda Syarifudin (2014) dengan judul Pengaruh Mobile Banking
terhadap Kinerja Perbankan Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 12 bank di
Indonesia yang sudah memliki aplikasi mobile banking dan dioleah menggunakan
random effect model selama periode 2006 – 2013. Variabel penelitian ini terdiri
dari variabel dependen Net Profit before Taxes on Average Assets (ROAA).
Variabel independen yaitu Variabel dummy digital finance sevice. Terdapat pula
delapan variabel spesifik bank yang menjadi kontrol variabel kinerja perbankan
meliputi Market Concentration, Interest rate spread, Bank Size, Equity to Assets,
Overhead to Assets, Off Balance sheet actifity to assets, Long growth, Bank age,
dan satu variabel makroekonomi yaitu tingkat inflasi perekonomian Indonesia ,
Hasil penelitian menunjukkan digital finance service berpengaruh positif terhadap
kinerja bank walaupun tidak signifikan hal tersebut dikarenakan pengguna mobile
banking pada tahun 2013 jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan jumlah
nasabah.
Yonira (2014) dengan judul Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR
terhadap Profitabilitas (ROA). Sampel penelitian ini adalah 25 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2012. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen ROA dan empat variabel
70. 53
independen diantaranya CAR, NPL, BOPO, dan LDR. Penelitian ini merupakan
penelitian asosiatif kausal yang diuji menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan bantuan alat analisis SPSS. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil uji t
menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif terhadap ROA
sedangkan NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil uji F
menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara simultan
berpengaruh terhadap ROA.
Nurul Annisa (2015) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Sebelum dan Setelah Menerapkan Internet Banking studi kasus
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sampel penelitian ini adalah
laporan keuangan BRI tiga tahun sebelum (2006 – 2008) dan tiga tahun setelah
penerapan (2010 – 2012) internet banking. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi rasio Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio laborcost, rasio
efisiensi operasional, rasio Non Performing Loans (NPL), rasio Fee Based Income
(FBI), dan rasio Return On Asset (ROA). Penelitian ini diuji menggunakan metode
paired sampel t-test dan wilcoxon signed rank test serta alat bantu analisa SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rasio DPK dan rasio ROA
setelah penerapan internet banking tetapi tidak menujukkan perbedaan kinerja
yang signifikan antara sebelum dan setelah penerapan internet banking.
Sedangkan rasio laborcost dan rasio NPL memiliki hasil yang signifikan dan
negatif. Rasio FBI menunjukkan perbedaan yang signifikan dan positif yang
artinya terjadi peningkatan perolehan fee based income setelah penerapan internet
71. 54
banking. Akan tetapi rasio efisiensi operasional-nya relatif tinggi disebabkan
peningkatan biaya yang terkait dengan aset tetap.
Nabela Hapsari (2015) dengan judul Pengaruh Internet Banking, NPF,
DPK, Dan BOPO terhadap Laba Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mandiri.
Sampel penelitian ini adalah laporan keuangan kuartal I di tahun 2005 hingga
kuartal III di tahun 2014 Bank BSM yang tersedia baik di website BSM maupun
yang tersedia di website Bank Indonesia. Variabel penelitian ini terdiri dari
variabel dependen laba dan variabel independen meliputi rasio NPF, DPK, dan
BOPO. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi dummy dengan bantuan
program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dari
variabel internet banking, variabel NPF dan variabel DPK terhadap laba bank,
sedangkan variabel BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap laba bank,
pengaruh variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependennya. Indeks Determinasi menunjukkan bahwa variabel-variabel
independen memiliki pengaruh terhadap nilai variabel dependen sebesar 78%
sedangkan sisanya sebesar 22% (100 – 78) dipengaruhi oleh faktor lain.
Tunay K.B, et al. (2015) dengan judul Interaction Between Internet
banking and Bank Performance The Case of Europe. Sampel penelitian ini adalah
30 perbankan yang ada di Eropa maupun luar Eropa periode 2005 – 2013.
Variabel penelitian ini terdiri dari ROA, ROE, dan Internet Banking. Penelitian
ini merupakan penelitian kausalis dengan bantuan alat analisis Demitrescu-Hurlin.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil dari Semua bank kecuali sektor swasta,
internet banking memiliki accounting efficiency ratio dan profitabilatas (ROA dan
72. 55
ROE) lebih tinggi dibandingkan dengan bank yang tidak menggunakan pelayanan
internet banking. Namun tidak menunjukan hubungan yang signifikan antara
internet banking dan kinerja perbankan.
Ovidiu Stoica,et al. (2015) dengan judul The impact of internet banking on
the performance of Romanian banks. Sampel penelitian ini adalah 24 bank
periode 2004 – 2010. Variabel penelitian ini terdiri dari empat variabel inputs
antara lain deposits, operating costs, number of employees and the value of the
owned equipment and software programsserta dua variabel outputs antara lain net
revenues and average daily “reach” rate. Penelitian inimenggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi keseluruhan bank
Rumania dan untuk menentukan strategi operasional mereka sehubungan dengan
penyediaan layanan internet banking yaitu variabel keuangan dan non-keuangan
sebagai input yang digunakan dan output yang dihasilkan oleh bank dalam sampel
penelitian tersebut. The Principal Component Analysis (PCA) adalah pendekatan
yang digunakan untuk mengklasifikasikan bank berdasarkan strategi bisnis.
Hasilnya menunjukan bahwa hanya beberapa bank Rumania (Yaitu, Banca
Transilvania dan OTP Bank) efisien menggunakan layanan internet banking
untuk meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Sementara sebagian besar
bank lain lebih memilih pendekatan campuran, yang terdiri dari layanan
perbankan Internet dan strategi pengurangan biaya. Dalam konteks ini, dan
dengan mempertimbangkan dampak negatif dari krisis keuangan global, layanan
internet banking harus mendapatkan lebih banyak dasar sebagai bagian dari
strategi peningkatan efisiensi bank.
73. 56
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
.
Nama Peneliti, Judul
Terdahulu
Variabel Alat Analisis Hasil
1
Impact of Internet
banking on Bank's
performance: the
indian Experience
oleh Pooja Malhotra
The South
AsianJournal of
Management.(Oktober
–Desember 2006)
Variabel
dependen
meliputi ROA,
ROE, dan NPA.
Variabel
independen
meliputi internet,
size, equity,
loans,opcost,
niincome,npa,
demand,spread,
ownpub,
ownpvt, inf
Regresi linier
berganda dengan
bantuan alat
analisis SPSS.
Bank dengan
internet banking
mempunyai kinerja
yang lebih baik
daripada yang tidak
menerapkan internet
banking. Tetapi tidak
ada korelasi
signifikan antara
penerapan internet
banking dan
profitabilitas bank.
Selain itu, terdapat
pengaruh negatif dan
signifikan antara
internet banking dan
risiko (internet
banking dapat
menurunkan tingkat
risiko kredit bank)
2
Analisis Kinerja
Bank-Bank Yang
Menggunakan Internet
banking, Riza Ananta
Pradhana (2007)
ROA, rasio
Equity, rasio
Loan, rasio
NIINCOME, rasio
fixedcost, rasio
operating cost,
rasio creditrisk,
rasio
laborcost, rasio
financing
analisis univariate
dan multivariate
terhadap 34 bank
yang tidak
memiliki internet
banking dan 12
bank yang
memiliki internet
banking.
Bank dengan
internet banking
memiliki aset yang
lebih besar dan risiko
kredit yang lebih
rendah, serta
memiliki
efisiensi pada beban
pegawai dan
pendapatan yang
tinggi
pada pemasukan
non-tradisional.
Memiliki pengaruh
yang signifikan dan
negatif terhadap
profitabilitas bank
periode 2003 -2006.