SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Pelaku Kecurangan & Latar Belakangnya
Team Presentation
2
Clarysa Cerry Sella
192010300185
Erny Susanti
192010300225
Diah Ayu Lestari
192010300156
Reza Syarifuddin P.
192010300165
Kecurangan mencakup segala macam cara yang dapat digunakan
dengan kelihaian tertentu, yang dipilih oleh seorang individu untuk
mendapatkan keuntungan dari pihak lain dengan melakukan
representasi yang salah.
“Para pelaku kecurangan sering kali merupakan
orang yang paling tidak dicurigai dan paling
dipercayai dari semua orang yang berhubungan
dengan korban.”
Apa Itu Kecurangan?
Jenis-jenis Kecurangan
Menurut ACFE (Association of Certified Kecurangan Examiners)
mengklasifikasikan fraud menjadi 3 Kategori :
Kecurangan Aset
• Pencurian dan
penyalahgunaan aset
organisasi
Korupsi
• Menggunakan
pengaruhnya secara
tidak sah dalam
transaksi bisnis untuk
memperoleh manfaat
Laporan yang berisi
kecurangan
• Berupa pemalsuan
laporan keuangan
suatu organisasi
Jenis-jenis Kecurangan dan
Pelakunya
Jenis Kecurangan Pelaku Korban Penjelasan
Kecurangan oleh pegawai Pegawai dalam organisasi Pemilik perusahaan Pegawai yang menggunakan posisinya untuk
mengambil atau mengalihkan asset yang dimiliki
perusahaan.
Kecurangan Pemasok Pemasok, tempat organisasi membeli
barang/jasa
Organisasi tempat pemasok menjual
barang/jasa
Pemasok memberikan tagihan yang berlebihan
atau menyediakan barang dengan kualitas
rendah atau jumlah barang lebih sedikit dari
yang disepakati
Kecurangan Pelanggan Pelanggan dari organisasi Organisasi yang menjual kepada
pelanggan
Pelanggan tidak membayar, membayar terlalu
kecil, atau ingin mendapatkan yang lebih banyak
dari organisasi melalui penipuan.
Kecurangan manajemen
(kecurangan Lap.Keuangan)
Manajemen perusahaan Pemegang saham dan/atau
pemegang surat utang, dan pembuat
kebijakan perusahaan
Manajemen memanipulasi laporan keuangan
untuk membuat perusahaan terlihat lebih baik
daripada yang seharusnya.
Penipuan Investasi dan kecurangan
pelanggan lainnya
Pelaku kecurangan (semua pihak) Investor yang tidak berhati-hati Jenis keurangan yang dilakuakan melalui
internet dan secara langsung serta memperoleh
kepercayaan dari investor untuk
menginvestasikan uangnya pada skema-skema
yang tidak bernilai
Kecurangan-kecurangan lainnya Semua pihak (tergantung situasi) Semua pihak (tergantung situasi) Setiap kali ada pihak yang mencoba mengambil
keuntungan dari kepercayaan orang lain untuk
menipu atau melakukan kecurangan terhadap
orang tersebut
Profiling
• Berbeda dengan foto yang menggambarkan ciri
fisik dari seseorang atau sekelompok orang,
profiling cakupannya lebih luas.
• Profiling adalah penggambaran ciri-ciri fisik
dan non fisik sekelompok orang yang
diasosiasikan dengan suatu kondisi, tabiat atau
perilaku tertentu.
• Ciri-ciri fisik yang dimaksudkan seperti
rentang umur, pendidikan, etnis, dan kelompok
sosial.
• Pengetahuan tentang profil dapat digunakan
sebagai bagian dari pengendalian preventif
walaupun tidak selalu akurat.
• Lombroso berpendapat bahwa faktor keturunan dapat
menjadi penyebab tingkah laku kriminal dan para
penjahat memiliki ciri fisik tertentu.
• Profiling juga berkembang kepada ciri psikologis dan
prikiatris tertentu.
• Misalnya profile pelaku kejahatan kerah putih di usa:
laki-laki, kulit putih, berpendidikan, suka risiko, egois,
ingin tahu, senang jalan pintas dan melanggar aturan,
pekerja keras, senang kerja di bawah tekanan,
penyendiri atau punya hubungan erat dengan pihak
tertentu, termotivasi uang dan kemewahan, boros,
dalam kondisi kesulitan keuangan, tidak bahagia,
merasa diperlakukan tidak adil, merasa atasan korup,
memusuhi auditor dan atasan.
Profiling dalam kejahatan terorganisasi
• Kejahatan terorganisasi adalah
kejahatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang, secara terencana,
hierarkis, berkelanjutan dan ada
aturan main atau nilai-nilai tertentu
yang harus ditaati.
• Contohnya adalah la cosa nostra,
yakuza, dan triad.
• Kejahatan yang dilakukan mulai dari
perlindungan, penyelundupan,
perjudian, narkoba, pelacuran sampai
kepada pembunuhan dan pencucian
uang.
• Pelaku kejahatan terorganisasi
umumnya adalah penyelundup pajak.
• Mereka umumnya menyepelekan penegak
hukum karena dianggap melindungi orang yang
berkuasa atau kaya bukan masyarakat banyak.
• Menciptakan ‘mata uang bawah tanah’ dan
menghindari perbankan.
• Menyelenggarakan perkumpulan simpan pinjam
untuk saling membantu bila ada satu pihak yang
mengalami kesulitan.
• Berkeyakinan bahwa setiap pejabat pasti ada
harganya.
Profile korban fraud
• Profile korban fraud dipelajari dalam viktimologi atau ilmu tentang
korban kejahatan.
• Ada korban yang sama sekali tidak bersalah, ada juga korban karena
salahnya sendiri.
• Korban tidaklah selalu pasif ketika terjadinya kejahatan atas diri mereka.
• Tiap-tiap jenis kejahatan memiliki korban dengna ciri tertentu.
• Misalnya ciri korban kejahatan keuangan adalah mereka yang tidak detail,
ingin memperoleh untung besar dalam tempo singkat, dan suka mengikuti
teman.
Profiling terhadap perbuatan kejahatan
• Profiling terhadap perbuatan jahat dilakukan untuk
mengetahui modus operandi kejahatan tersebut. Profile
dari fraud disebut juga tipologi fraud.
• Tiap-tiap jenis kecurangan memiliki profile tersendiri.
• Misal untuk pencurian kas dilakukan dengan cara
lapping, kecurangan piutang dilakukan dengan
penghapusan piutang sehat atau pembayaran piutang
macet yang tidak dicatat.
Latar Belakang Terjadinya Fraud
Element Tekanan
Tekanan Keuangan : kecurangan yang menguntungkan pelaku secara langsung, seperti
beberapa hal berikut :
-Sifat Serakah,
-Hidup diatas rata-rata gaya hidup orang-orang pada umumnya, Gaya hidup bebas-
tanpa kendali biasanya disebut-sebut sebagai pemicu orang-orang jujur dapat terlibat
dalam fraud. Contohnya, berjudi, memakai obat-obatan terlarang/narkoba, minum
alkohol, atau berbakat mencuri sejak umur yang masih dini. Hal-hal seperti itu dapat
memicu tekanan finansial, karena orang-orang akan membutuhkan uang yang lebih
banyak dari seharusnya untuk memenuhi kebutuhannya itu.
-Tagihan yang tinggi (Hutang pribadi)
Element Tekanan
-Kebutuhan keuangan yang tidak terduga.
keinginan istri/suami yang menginginkan peningkatan gaya hidup yang lebih mewah serta
keinginan untuk menggerakkan atau memimpin system yang sedang berjalan, seperti perusahaan suami/istri
mereka. Kita terkadang sulit untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Biasanya kita hanya dilatari
oleh nafsu dan keinginan biasa untuk dapat meningkatkan kehidupan kita menjadi lebih baik. Mengapa? Karena
kita selalu berpersepsi bahwa orang yang “sukses” adalah orang yang kaya, memiliki rumah besar, mobil, dan
seabrek kemewahan lain. Tetapi kita tidak melihat ke”sukses”an yang sebenarnya ada pada kehormatan, harga
diri, kejujuran dan integritas kita. Dan bagi sebagian orang kesuksesan dalam artian kaya lebih penting
dibanding kejujuran. Jika tiap-tiap individu memiliki integritas tinggi dan kesempatan yang rendah, mereka
membutuhkan tekanan yang tinggi atau sulit untuk dapat menjadi tidak jujur.
Element Tekanan
-Tekanan yang Berhubungan dengan Pekerjaan
Faktor-faktor yang memicu timbulnya fraud yang berhubungan dengan tekanan pekerjaan, yaitu
seperti tidak adanya penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan, ketidakpuasan terhadap pekerjaan,
ketakutan akan kehilangan pekerjaan, sedang mencari-cari promosi kenaikan jabatan, serta kurangnya upah atau
gaji yang diberikan.
Beberapa dari pelaku fraud adalah seorang karyawan yang jujur sebelumnya. Salah satu studi
menunjukkan bahwa 30% perilaku fraud mulai ditunjukkan pelaku ketika mereka telah berpengalaman bekerja
selama 3 tahun pertama sebagai karyawan. 70% pegawai terlibat ketika mereka berpengalaman bekerja selama
4-35 tahun. Dan kelompok umur pegawai yang menduduki peringkat tertinggi dalam perilaku fraud adalah
mereka yang telah berumur 35 dan 44 tahun.
Element Kesempatan
Ada enam faktor utama yang dapat meningkatkan kesempatan bagi individu-individu untuk dapat
terlibat dalam tindakan fraud, yaitu:
-Kurangnya pengendalian yang mengitari untuk dapat mencegah atau mendeteksi adanya perilaku
kecurangan/fraud,
-Ketidakmampuan untuk menilai kualitas dari performa kinerja,
-Gagal untuk mendisiplinkan pelaku fraud,
-Kurangnya akses informasi,
-Ketidak mampuan, ketidak cakapan, serta sikap apatis,
-Kurangnya jejak audit.
Element Rasionalisasi
Rasionalisasi maksudnya adalah pelaku fraud meyakinkan diri mereka sendiri bahwa fraud tersebut
diperbolehkan dengan berbagi argumentasi yang mereka berikan. Semisal seperti Robin Hood, dia melakukan
tindakan fraud, yaitu mencuri harta orang kaya. Seharusnya hal demikian tidak boleh dilakukan, tetapi dia
berargumentasi bahwa dia memberikan harta yang dicurinya tersebut kepada orang miskin. Sehingga menurut
dia hal tersebut (fraud) diperbolehkan karena bertujuan baik. Ada beberapa rasionalisasi yang biasanya
digunakan oleh para fraudsters/pelaku fraud, yaitu: ‘perusahaan meminjamkannya padaku’; ‘aku hanya
meminjam-nanti akan kukemablikan lagi’; ‘tidak ada orang yang terluka’; ‘aku pantas mendapatkan lebih’; ‘ini
untuk tujuan baik’; ‘kami akan memperbaiki pencatatan secepatnya setelah kesulitan ekonomi kami selesai’;
‘sesuatu harus dikorbankan, entah itu integritasku atau reputasiku’.
Kesimpulan
• Kecurangan adalah segala cara yang digunakan untuk
memperoleh keuntungan dari pihak lain dengan
melakukan representasi yang salah.
• Para pelaku kecurangan sering kali merupakan
orang yang paling tidak dicurigai dan paling
dipercayai dari semua orang yang berhubungan
dengan korban.
• 3 hal yang melatarbelakangi terjadinya fraud yaitu :
tekanan yang dirasakan, adanya peluang/
kesempatan yang dimiliki, dan kemampuan untuk
merasionalisasi kecurangan sebagai sesuatu yang
dapat diterima
Thank you

More Related Content

What's hot

Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Ownskin
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
Mhd. Abdullah Hamid
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Syafdinal Ncap
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
anggibert
 

What's hot (20)

Resume red flags
Resume red flagsResume red flags
Resume red flags
 
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI, ANALISA BIAY...
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI, ANALISA BIAY...AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI, ANALISA BIAY...
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI, ANALISA BIAY...
 
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan FraudMencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Critical review jurnal ilmiah
Critical review jurnal ilmiahCritical review jurnal ilmiah
Critical review jurnal ilmiah
 
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi ManajemenBab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Sistem informasi akuntansi teknik dan dokumentasi sistem informasi
Sistem informasi akuntansi   teknik dan dokumentasi sistem informasiSistem informasi akuntansi   teknik dan dokumentasi sistem informasi
Sistem informasi akuntansi teknik dan dokumentasi sistem informasi
 
Statement of affairs
Statement of affairsStatement of affairs
Statement of affairs
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-sahamPortofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
 
Kode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era globalKode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era global
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardFungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Etika dalam bisnis internasional ppt
Etika dalam bisnis internasional pptEtika dalam bisnis internasional ppt
Etika dalam bisnis internasional ppt
 

Similar to Pelaku Kecurangan & Latar Belakangnya.pptx

SHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptx
SHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptxSHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptx
SHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptx
ShafikaPutri1
 
BE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas Mercubuana
BE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas MercubuanaBE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas Mercubuana
BE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas Mercubuana
Kristine Angela Suparman
 
Analisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditingAnalisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditing
dewimita
 

Similar to Pelaku Kecurangan & Latar Belakangnya.pptx (20)

SHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptx
SHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptxSHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptx
SHAFIKA PUTRI_223209082_PPT BAB 5 & 6.pptx
 
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
 
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTModus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
 
Makalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraudMakalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraud
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
 
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Overview Fraud RISK MANAGEMENT  _Fraud RISK ASSESSMENT TrainingOverview Fraud RISK MANAGEMENT  _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
 
Be&gg ruslan hapzi ali_corruption and fraud_universitas mercu buana_2017
Be&gg ruslan hapzi ali_corruption and fraud_universitas mercu buana_2017Be&gg ruslan hapzi ali_corruption and fraud_universitas mercu buana_2017
Be&gg ruslan hapzi ali_corruption and fraud_universitas mercu buana_2017
 
4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt
 
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
 
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptxKELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
 
Pendidikan Anti Korupsi2
Pendidikan Anti Korupsi2Pendidikan Anti Korupsi2
Pendidikan Anti Korupsi2
 
BE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas Mercubuana
BE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas MercubuanaBE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas Mercubuana
BE GCG Fraud and Corruption, Kristine Angela, Hapzi Ali_Universitas Mercubuana
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
 
01pendahuluan-konsep dasar.pdf
01pendahuluan-konsep dasar.pdf01pendahuluan-konsep dasar.pdf
01pendahuluan-konsep dasar.pdf
 
Membangun budaya anti fraud (in house training)
Membangun budaya anti fraud (in house training)Membangun budaya anti fraud (in house training)
Membangun budaya anti fraud (in house training)
 
Analisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditingAnalisis literatur fraud triangle auditing
Analisis literatur fraud triangle auditing
 
Fraud auditing
Fraud auditingFraud auditing
Fraud auditing
 
Rasuah
RasuahRasuah
Rasuah
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pelaku Kecurangan & Latar Belakangnya.pptx

  • 1. Pelaku Kecurangan & Latar Belakangnya
  • 2. Team Presentation 2 Clarysa Cerry Sella 192010300185 Erny Susanti 192010300225 Diah Ayu Lestari 192010300156 Reza Syarifuddin P. 192010300165
  • 3. Kecurangan mencakup segala macam cara yang dapat digunakan dengan kelihaian tertentu, yang dipilih oleh seorang individu untuk mendapatkan keuntungan dari pihak lain dengan melakukan representasi yang salah. “Para pelaku kecurangan sering kali merupakan orang yang paling tidak dicurigai dan paling dipercayai dari semua orang yang berhubungan dengan korban.” Apa Itu Kecurangan?
  • 4. Jenis-jenis Kecurangan Menurut ACFE (Association of Certified Kecurangan Examiners) mengklasifikasikan fraud menjadi 3 Kategori : Kecurangan Aset • Pencurian dan penyalahgunaan aset organisasi Korupsi • Menggunakan pengaruhnya secara tidak sah dalam transaksi bisnis untuk memperoleh manfaat Laporan yang berisi kecurangan • Berupa pemalsuan laporan keuangan suatu organisasi
  • 5. Jenis-jenis Kecurangan dan Pelakunya Jenis Kecurangan Pelaku Korban Penjelasan Kecurangan oleh pegawai Pegawai dalam organisasi Pemilik perusahaan Pegawai yang menggunakan posisinya untuk mengambil atau mengalihkan asset yang dimiliki perusahaan. Kecurangan Pemasok Pemasok, tempat organisasi membeli barang/jasa Organisasi tempat pemasok menjual barang/jasa Pemasok memberikan tagihan yang berlebihan atau menyediakan barang dengan kualitas rendah atau jumlah barang lebih sedikit dari yang disepakati Kecurangan Pelanggan Pelanggan dari organisasi Organisasi yang menjual kepada pelanggan Pelanggan tidak membayar, membayar terlalu kecil, atau ingin mendapatkan yang lebih banyak dari organisasi melalui penipuan. Kecurangan manajemen (kecurangan Lap.Keuangan) Manajemen perusahaan Pemegang saham dan/atau pemegang surat utang, dan pembuat kebijakan perusahaan Manajemen memanipulasi laporan keuangan untuk membuat perusahaan terlihat lebih baik daripada yang seharusnya. Penipuan Investasi dan kecurangan pelanggan lainnya Pelaku kecurangan (semua pihak) Investor yang tidak berhati-hati Jenis keurangan yang dilakuakan melalui internet dan secara langsung serta memperoleh kepercayaan dari investor untuk menginvestasikan uangnya pada skema-skema yang tidak bernilai Kecurangan-kecurangan lainnya Semua pihak (tergantung situasi) Semua pihak (tergantung situasi) Setiap kali ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari kepercayaan orang lain untuk menipu atau melakukan kecurangan terhadap orang tersebut
  • 6. Profiling • Berbeda dengan foto yang menggambarkan ciri fisik dari seseorang atau sekelompok orang, profiling cakupannya lebih luas. • Profiling adalah penggambaran ciri-ciri fisik dan non fisik sekelompok orang yang diasosiasikan dengan suatu kondisi, tabiat atau perilaku tertentu. • Ciri-ciri fisik yang dimaksudkan seperti rentang umur, pendidikan, etnis, dan kelompok sosial. • Pengetahuan tentang profil dapat digunakan sebagai bagian dari pengendalian preventif walaupun tidak selalu akurat. • Lombroso berpendapat bahwa faktor keturunan dapat menjadi penyebab tingkah laku kriminal dan para penjahat memiliki ciri fisik tertentu. • Profiling juga berkembang kepada ciri psikologis dan prikiatris tertentu. • Misalnya profile pelaku kejahatan kerah putih di usa: laki-laki, kulit putih, berpendidikan, suka risiko, egois, ingin tahu, senang jalan pintas dan melanggar aturan, pekerja keras, senang kerja di bawah tekanan, penyendiri atau punya hubungan erat dengan pihak tertentu, termotivasi uang dan kemewahan, boros, dalam kondisi kesulitan keuangan, tidak bahagia, merasa diperlakukan tidak adil, merasa atasan korup, memusuhi auditor dan atasan.
  • 7. Profiling dalam kejahatan terorganisasi • Kejahatan terorganisasi adalah kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, secara terencana, hierarkis, berkelanjutan dan ada aturan main atau nilai-nilai tertentu yang harus ditaati. • Contohnya adalah la cosa nostra, yakuza, dan triad. • Kejahatan yang dilakukan mulai dari perlindungan, penyelundupan, perjudian, narkoba, pelacuran sampai kepada pembunuhan dan pencucian uang. • Pelaku kejahatan terorganisasi umumnya adalah penyelundup pajak. • Mereka umumnya menyepelekan penegak hukum karena dianggap melindungi orang yang berkuasa atau kaya bukan masyarakat banyak. • Menciptakan ‘mata uang bawah tanah’ dan menghindari perbankan. • Menyelenggarakan perkumpulan simpan pinjam untuk saling membantu bila ada satu pihak yang mengalami kesulitan. • Berkeyakinan bahwa setiap pejabat pasti ada harganya.
  • 8. Profile korban fraud • Profile korban fraud dipelajari dalam viktimologi atau ilmu tentang korban kejahatan. • Ada korban yang sama sekali tidak bersalah, ada juga korban karena salahnya sendiri. • Korban tidaklah selalu pasif ketika terjadinya kejahatan atas diri mereka. • Tiap-tiap jenis kejahatan memiliki korban dengna ciri tertentu. • Misalnya ciri korban kejahatan keuangan adalah mereka yang tidak detail, ingin memperoleh untung besar dalam tempo singkat, dan suka mengikuti teman.
  • 9. Profiling terhadap perbuatan kejahatan • Profiling terhadap perbuatan jahat dilakukan untuk mengetahui modus operandi kejahatan tersebut. Profile dari fraud disebut juga tipologi fraud. • Tiap-tiap jenis kecurangan memiliki profile tersendiri. • Misal untuk pencurian kas dilakukan dengan cara lapping, kecurangan piutang dilakukan dengan penghapusan piutang sehat atau pembayaran piutang macet yang tidak dicatat.
  • 11. Element Tekanan Tekanan Keuangan : kecurangan yang menguntungkan pelaku secara langsung, seperti beberapa hal berikut : -Sifat Serakah, -Hidup diatas rata-rata gaya hidup orang-orang pada umumnya, Gaya hidup bebas- tanpa kendali biasanya disebut-sebut sebagai pemicu orang-orang jujur dapat terlibat dalam fraud. Contohnya, berjudi, memakai obat-obatan terlarang/narkoba, minum alkohol, atau berbakat mencuri sejak umur yang masih dini. Hal-hal seperti itu dapat memicu tekanan finansial, karena orang-orang akan membutuhkan uang yang lebih banyak dari seharusnya untuk memenuhi kebutuhannya itu. -Tagihan yang tinggi (Hutang pribadi)
  • 12. Element Tekanan -Kebutuhan keuangan yang tidak terduga. keinginan istri/suami yang menginginkan peningkatan gaya hidup yang lebih mewah serta keinginan untuk menggerakkan atau memimpin system yang sedang berjalan, seperti perusahaan suami/istri mereka. Kita terkadang sulit untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Biasanya kita hanya dilatari oleh nafsu dan keinginan biasa untuk dapat meningkatkan kehidupan kita menjadi lebih baik. Mengapa? Karena kita selalu berpersepsi bahwa orang yang “sukses” adalah orang yang kaya, memiliki rumah besar, mobil, dan seabrek kemewahan lain. Tetapi kita tidak melihat ke”sukses”an yang sebenarnya ada pada kehormatan, harga diri, kejujuran dan integritas kita. Dan bagi sebagian orang kesuksesan dalam artian kaya lebih penting dibanding kejujuran. Jika tiap-tiap individu memiliki integritas tinggi dan kesempatan yang rendah, mereka membutuhkan tekanan yang tinggi atau sulit untuk dapat menjadi tidak jujur.
  • 13. Element Tekanan -Tekanan yang Berhubungan dengan Pekerjaan Faktor-faktor yang memicu timbulnya fraud yang berhubungan dengan tekanan pekerjaan, yaitu seperti tidak adanya penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, ketakutan akan kehilangan pekerjaan, sedang mencari-cari promosi kenaikan jabatan, serta kurangnya upah atau gaji yang diberikan. Beberapa dari pelaku fraud adalah seorang karyawan yang jujur sebelumnya. Salah satu studi menunjukkan bahwa 30% perilaku fraud mulai ditunjukkan pelaku ketika mereka telah berpengalaman bekerja selama 3 tahun pertama sebagai karyawan. 70% pegawai terlibat ketika mereka berpengalaman bekerja selama 4-35 tahun. Dan kelompok umur pegawai yang menduduki peringkat tertinggi dalam perilaku fraud adalah mereka yang telah berumur 35 dan 44 tahun.
  • 14. Element Kesempatan Ada enam faktor utama yang dapat meningkatkan kesempatan bagi individu-individu untuk dapat terlibat dalam tindakan fraud, yaitu: -Kurangnya pengendalian yang mengitari untuk dapat mencegah atau mendeteksi adanya perilaku kecurangan/fraud, -Ketidakmampuan untuk menilai kualitas dari performa kinerja, -Gagal untuk mendisiplinkan pelaku fraud, -Kurangnya akses informasi, -Ketidak mampuan, ketidak cakapan, serta sikap apatis, -Kurangnya jejak audit.
  • 15. Element Rasionalisasi Rasionalisasi maksudnya adalah pelaku fraud meyakinkan diri mereka sendiri bahwa fraud tersebut diperbolehkan dengan berbagi argumentasi yang mereka berikan. Semisal seperti Robin Hood, dia melakukan tindakan fraud, yaitu mencuri harta orang kaya. Seharusnya hal demikian tidak boleh dilakukan, tetapi dia berargumentasi bahwa dia memberikan harta yang dicurinya tersebut kepada orang miskin. Sehingga menurut dia hal tersebut (fraud) diperbolehkan karena bertujuan baik. Ada beberapa rasionalisasi yang biasanya digunakan oleh para fraudsters/pelaku fraud, yaitu: ‘perusahaan meminjamkannya padaku’; ‘aku hanya meminjam-nanti akan kukemablikan lagi’; ‘tidak ada orang yang terluka’; ‘aku pantas mendapatkan lebih’; ‘ini untuk tujuan baik’; ‘kami akan memperbaiki pencatatan secepatnya setelah kesulitan ekonomi kami selesai’; ‘sesuatu harus dikorbankan, entah itu integritasku atau reputasiku’.
  • 16. Kesimpulan • Kecurangan adalah segala cara yang digunakan untuk memperoleh keuntungan dari pihak lain dengan melakukan representasi yang salah. • Para pelaku kecurangan sering kali merupakan orang yang paling tidak dicurigai dan paling dipercayai dari semua orang yang berhubungan dengan korban. • 3 hal yang melatarbelakangi terjadinya fraud yaitu : tekanan yang dirasakan, adanya peluang/ kesempatan yang dimiliki, dan kemampuan untuk merasionalisasi kecurangan sebagai sesuatu yang dapat diterima