Kegiatan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah pengairan sawah dan pengelolaan air sungai yang merusak lahan pertanian di Desa Banjaran dengan menerapkan metode SRI. Metode ini diharapkan dapat menghemat air hingga 30-40% serta meningkatkan produksi melalui optimalisasi pertumbuhan tanaman dan perakaran yang kuat. Kegiatan ini melibatkan pelatihan dan bantuan alat bagi petani untuk menerapkan budidaya padi secara intensif
1. JUDUL PROGRAM :
Pengelolaan Air Sungai Sebagai Air Tanah Sawah
Kelompok Tani Desa Banjaran Brebes
BIDANG KEGIATAN :
PKM Pengabdian Kepada Masyarakat
DIUSULKAN OLEH :
Ahmad Rizki Arifan ( NIM. 13011021 Angkatan 2013 )
( )
( )
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
2. PENGESAHAN PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan : Pengelolaan Air Sungai Sebagai Air Tanah Sawah
Kelompok Tani Desa Banjaran Brebes
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap : Ahmad Rizki Arifan
b) NIM : 13011021
c) Jurusan : S1 Agroteknologi
d) Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Mercu Buana Yogyakarta
e) Alamat Rumah dan No Tel./HP : Ds. Banjaran, Kec. Salem, Kab. Brebes Rt/Rw
03/02 . 089627196962
f) Alamat e-mail : ar.arifan16@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Dian Astriyani, S.P., M.P.
b) NIP :
c) Alamat Rumah dan No Tel./Hp
6. Biaya Kegiatan Total : Rp 9.500.000,-
a) . Dikti : Rp 9.500.000,-
b) Sumber lain : Rp -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3-6 Bulan
Menyetujui,
Dekan Fakultas Agroindustri
Ir. Wafit Dinarto, M.Si.
Yogyakarta, 26 Mei 2014
Ketua Pelaksana Kegiatan
Ahmad Rizki Arifan
Pembantu Rektor
Kepala Bagian Bidang Kemahasiswaan,
Drs. Riyanto, M.Si.
Dosen Pendamping
Ir. Dian Astriyani, S.P., M.P.
3. RINGKASAN
Kegiatan Ini dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkitan
dengan pengairan sawah yang semakin hari semakin sulit apalagi ketika terjadi
musim kemarau yang sangat panjang, serta pengelolaan air sungai yang semakin hari
merusak lahan sawah penduduk akibat arusnya yang tidak terkendali yang terus
menerus menggerus lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan sebagai komposisi air
tanah sawah oleh masyarakat di Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah.
Untuk membantu keberhasilan Kegiatan ini, dengan cara menerapkan metode
SRI (System of Rice Intensification). Metode SRI adalah Cara Budidaya Tanaman
Padi yang intensif dan efisien dengan proses management system perakaran dengan
berbasis pada pengelolaan : Tanah, tanaman dan Air. Metode ini dikembangkan
karena mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :
Menghemat air hingga 30–40%;
1. Penerapan dalam skala Daerah Irigasi dapat meningkatkan luas areal tanam
(terutama di musim kemarau);
2. Mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan
produksi;
3. Pada fase vegetatif (pembentukan anakan) dapat merangsang pertumbuhan
anakan;
4. Merangsang pertumbuhan akar yang kuat;
5. Mencegah serangan beberapa jenis hama dan penyakit tanaman;
6. Lebih ramah lingkungan karena berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca
bila dibandingkan metode irigasi konvensional (CH4, CO2 dan NO2 lebih
rendah 55%, 30% dan 47%).
4. BAB 1 PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu input pertanian yang sangat penting. Sumber air
permukaan sampai saat ini menjadi andalan untuk penyediaan air irigasi. Namun
tidak semua daerah yang memiliki lahan pertanian dapat dilayani dengan irigasi
teknis yang bersumber dari air permukaan tersebut. Beberapa wilayah di
Indonesia masih mengandalkan air Sungai untuk usaha pertanian seperti sawah di
pedesaan. Produktifitas sektor tersebut bergantung pada keberadaan air Sunngai
yang berasal dari kaki gunung sebagai input pertanian. sawah Pedesaan mampu
memiliki potensi untuk menggantikan sawah beririgasi teknis yang berubah
fungsi tata guna lahannya seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
ekonomi. Potensi tersebut harus dikembangkan dalam mendukung ketahanan
pangan nasional.
Dalam mencapai ketahanan dan kemandirian pangan melalui peningkatan produksi
pangan khususnya beras, pemanfaatan air tanah dapat digunakan sebagai air irigasi
di daerah-daerah yang kekurangan air, di mana air permukaan tidak memadai atau
tidak ada sama sekali serta daerah tersebut memiliki potensi pertanian.
Pemanfaatan air tanah dalam haruslah sesuai daya dukung akuifer setempat yang
penggunaannya diatur dengan perangkat kebijakan yaitu Undang-undang Sumber
Daya Air No. 7 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang
Air Tanah serta Peraturan Daerah. irigasi yang bersumber dari air tanah bagi daerah
persawahan tersebut Penggunaan air tanah untuk pertanian perlu dilakukan
secara efisien, oleh karena itu perlu ditunjang pula dengan usaha tani yang
intensif dan efisien
Desa Banjaran berada dibawah pemerintahan kecamatan Salem yang
merupakan bagian dari kabupaten Brebes. Wilayahnya merupakan daerah
perbatasan antara kabupaten Brebes dan kabupaten Cilacap. Secara geografis Ds.
Banjaran terletak didaerah dataran tinggi, dengan batas wilayahnya meliputi; di
bagian utara berbatasan dengan lahan pesawahan milik penduduk, di bagian
5. timur berbatasan dengan ds.Balong, di bagian barat berbatasan dengan
Ds.Ujung Barang yang merupakan bagian dari kec.Majenang, kab.Cilacap,
sementara di bagian selatan di batasi oleh lahan perkebunan pinus milik
pemerintah.
Luas wilayah desa Banjaran per Tahun 2011 ialah 790,09
ha,dengan rincian:
a. Luas tanah sawah: 172,80 ha
b. Luas tanah kering (tegal/ ladang dan pemukiman): 378,29 ha
c. Luas tanah basah (rawa dan pasang surut): 0 ha
d. Luas tanah perkebunan (kebun rakyat, swasta, negara): 326,
29 ha
e. Luas tanah fasilitas umum (kas desa, lapangan,
perkantoran pemerintah, lainnya): 9,90 ha
f. Tanah hutan (lindung, produktif, konversi): 239,00 ha.
6. BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Secara umum masyarakat di Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah ditinjau dari berbagai aspek dapat di lihat sebagai berikut :
a) Kependudukan
Desa Banjaran terdiri dari 1.738 kepala keluarga dengan penduduk yang
berjumlah 6.458 jiwa, dengan jenis kelamin Laki-laki berjumlah 3.175 jiwa dan
jenis kelamin Perempuan berjumlah 3.283 jiwa Berdasarkan tingkat pendidikan
(umur 10 tahun ke atas) masyarakat Desa Banjaran sangat mengedepankan
masa depan generasi penerusnya, yakni dengan memperhatikan tingkat pendidikan
mereka.
b) Keadaan Sosial
Berkaitan dengan segi kehidupan sosial masyarakat ds. Banjaran dapat
dilihat dari beberapa aspek. Diantaranya dilihat dari aspek pendidikan, bahwa
dalam hal ini masyarakat sangat memperhatikan pendidikan untuk masa depan
anak-anaknya. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah penduduk usia sekolah
yang berhasil menyelesaikan pendidikan sampai taraf SLTA dan bahkan
kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sementara itu untuk menjaga
kestabilan sosial ini, terdapat beberapa upaya yang dilaksanakan terutama oleh
pemerintah desa Banjaran, diantaranya yaitu Peningkatan kesadaran social,
Perbaikan pelayanan social, Bantuan sosial bagi anak-anakyatim piatu dan fakir-miskin.
c) Keadaan Budaya
Masyarakat Desa Banjaran sebagai masyarakat yang ber- etnis Sundamemiliki
budaya yang sebagian besar dipengaruhi oleh ajaran Islam, budaya tersebut dipertahankan
oleh masyarakat Desa Banjaran sejak dahulu sampai sekarang. Adapun budaya tersebut
adalah : Tahlil, Rebana, Yasinan, Berjanji,.
d) Kondisi Keagamaan
Kegiatan keagamaan di desa Banjaran diwujudkan dalam bentuk ibadah,
7. pengajian, peringatan hari besar Islam, sillaturahmi, pengumpulan zakat, sadaqah,
infaq dan sebagainya, baik diselenggarakan di masjid, mushola secara terorganisir
maupun di rumah penduduk.
Kondisi masyarakat Banjaran yang beragama Islam, membuat kegiatan
di Desa tersebutkuat dengan nuansa Islam. Hal tersebut terlihat dari seringnya
dilaksanakan aktifitas-aktifitas seperti pengajian rutin, peringatan hari besar
Islam dan yang lainnya, juga tampak dari bangunan-bangunan tempat ibadah yang
terdapat di setiap RW dan terdapat dua masjid raya. Ada beberapa langkah-langkah
yang dapat diambil dalam rangka menjaga dan melestarikan kehidupan
beragama di desa Banjaran.
e) Keadaan Ekonomi
Masyarakat Desa Banjaran sebagian besar bermata pencaharian sebagai
Petani, dengan 3 kali musim tanam-panen, bahwa sebagian besar lahan
persawahan di ds.Banjaran tersebut mengandalkan sumber air irigasi.Sehingga
baik musim kemarau maupun musim penghujan masyarakat tetap dapat
mengolah lahan persawahannya.
Berdasarkan Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat didesa
banjaran tidak dapat dipisahkan dari sektor Pertanian dan langkah yang dapat
diambil untuk menjaga kestabilan tingkat perekonomian di desa Banjaran di
bidang pertanian diantaranya:
a) Mengaktifkan kelompok-kelompok tani.
b) Meningkatkan produksi pangan dengan meningkatkan penyuluhan-penyuluhan
terhadap kelompok tani agar memahami carapenanaman
pangan yang baik dan bermutu.
c) Memperbaharui saluran irigasi yang sudah tidak berfungsi agar bisa
difungsikan kembali dan bisa dimanfaatkan oleh para petani pengguna
saluran irigasi tersebut.
8. BAB 3 METODE PELAKSANAAN
Metoda pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian
tahapan yang disusun secara sistematis, diantaranya :
1. Sosialisasi Kepada Masyarakat
2. Bekerja Sama Dengan Kelompok Tani
3. Pelatihan Para Kelompok Tani
4. Pelatihan Pengolahan Air Sungai
5. Pembuatan Tim Usaha
6. Penerapan Metode SRI (System of Rice Intensification)
7. Pengelolaan Di Lapangan
8. Pemanfaatan Hasil
9. Laporan Akhir
Maksud tujuan pengkajian ini adalah mengkaji dan mengevaluasi cara
pemberian air irigasi yang bersumber dari air sungai, kebutuhan air serta penerapan
teknik budidaya padi metode SRI dalam upaya meningkatkan indeks pertanaman
(IP) di Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tujuan
yang ingin dicapai dari pengkajian ini adalah mempelajari kemungkinan
pengembangan air sungai sebagai sumber irigasi untuk dapat digunakan dalam
memenuhi kebutuhan Komponen air tanah pada sawah pada penerapan metode SRI.
9. BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang digunakan dalam PKM-M ini adalah sebesar Rp.
9.500.000,- (sembilan juta empat ratus ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
1. Prapelatihan
a) Kesekretariatan
Sertifikat Rp 4.000,00 x 30 : Rp 120.000,-
Publikasi : Rp. 100.000,-
Alat tulis, map, Ampol dll : Rp 130.000,-
Penyusunan laporan : Rp 50.000,-
b) Transportasi : Rp 280.000,
c) Pulsa (komunikasi) : Rp 125.000,-
d) Buku Saku Rp 7.000,00 x 30 : Rp 210.000,-
e) Pubdekdok : Rp 300.000,- +
Jumlah : Rp 1.315.000,-
2. Pelatihan dan Pasca Pelatihan
a) Transfortasi Trainer : Rp 1.750.000,-
b) Sound system & Multimedia : Rp 300.000,-
c) Konsumsi
Panitia 5 x Rp 9.000,00 x 2 : Rp 90.000,-
Peserta 30 x Rp 9.000,00 x 2 : Rp 540.000,-
Trainer 5 x Rp 9.000,00 : Rp. 45.000,- +
Jumlah Rp. 675.000,-
d) Peralatan Usaha
1 Set Alat pertanian : Rp. 1.560.000,-
e) Internat marketing (Pusat)
1 Unit PC dan Koneksi Internet : Rp. 2.500.000,-
hosting server dan domain 1 tahun : Rp 500.000,-
10. f) Penambahan Modal Usaha : Rp. 800.000,- +
Jumlah Rp. 8.185.000,-
Pengeluaran :
Prapelatihan : Rp 1.315.000,-
Pelatihan dan Pascapelatihan : Rp 8.185.000,- +
Jumlah : Rp 9.500.000,-