Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani di Dusun Koripan I melalui pembuatan pupuk organik berbasis limbah. Program ini akan melatih petani membuat dua jenis pupuk organik, membentuk badan usaha, dan memasarkan hasilnya untuk meningkatkan pendapatan petani.
1. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia yang memiliki prioritas
utama pada pembangunan dibidang pertanian. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah
satu negara yang memberikan komitmen tinggi terhadap pembangunan ketahanan pangan
sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional. Undang-undang Nomor 7 tahun
1996 tentang pangan menyatakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan
kewajiban pemerintah bersama masyarakat. Luas lahan pertanian Indonesia mencapai 13
hektar dan menurut Guru Besar Bioteknologi Tanah IPB, Profesor Dr Iswandi Anas
mengatakan bahwa hampir 75 persen lahan pertanian di Indonesia sudah kritis karena
penurunan kualitas kesuburan tanah. Iswandi mengungkapkan, penurunan kualitas tanah itu
akibat pemakaian pupuk kimia berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis tinggi dalam kurun
waktu yang panjang dan terus-menerus. Melihat hal ini, dapat dikatakan bahwa dampak dari
penurunan kualitas lahan adalah kesediaan pangan yang mengalami krisis. Terkait kritis
lahan pertanian, diperlukan penggunaan bahan organik dan memberikan pendidikan kepada
petani untuk menggunakan pupuk organik demi meningkatkan kualitas kesuburan tanah.
Salah satu daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mempunyai hasil
pertanian sebagai sumber penghasilan utama adalah desa Dlingo, kecamatan Dlingo,
kabupaten Bantul. Salah satu komoditas pertanian utama desa Dlingo adalah jagung dan
kelapa. Arif Satoriyatno, pendiri sekaligus kepala Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
Desa Dlingo, mengatakan bahwa desa ini terdiri dari 10 dusun. Salah satunya adalah dusun
Koripan I yang mempunyai luas lahan pertanian tidak kurang dari 30 hektar dan 85%
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Dalam sekali masa panen, 1 ha lahan
pertanian bisa menghasilkan jagung sebanyak 4-5 ton. Selain itu, warga di Dusun Koripan 1
memiliki potensi yang lain dari segi peternakan, yakni kurang lebih terdapat 70 kandang
sapi/KK dari 150 KK yang terdapat didusun tersebut. Dari segi kekayaan alam, Dlingo di
kelilingi oleh pohon jati yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
kerajinan dan pertukangan.
Ironisnya, dengan hasil pertanian dan beberapa potensi alam di lingkungan desa
Dlingo yang melimpah, taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat masih terbilang rendah.
Desa Dlingo mempunyai jumlah total Kepala Keluarga (KK) miskin sebanyak 392 KK.
Sedangkan di dusun Koripan I dari 150 KK ada 37 KK miskin. Jumlah ini adalah jumlah
KK miskin terbesar yang ada di DIY. Arif Satoriyatno juga menyatakan bahwa warga telah
2. 2
berusaha membuat pupuk untuk memenuhi kebutuhan pertanian pribadi. Namun, karena
terbatasnya waktu untuk mengurusi pertanian sehingga mereka lebih memilih menggunakan
pupuk kimia yang ada dipasaran.
Melihat permasalahan ini, penulis menawarkan program peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan petani Dusun Koripan I, Desa Dlingo, dengan diversifikasi pupuk organik
berbasis 3R (reduce,reuse,recycle) berbahan dasar kotoran sapi dari hasil samping
peternakan, daun pohon jati serta hasil samping serbuk gergaji dari proses pertukangan.
Pupuk organik ini akan membantu warga Dlingo, khususnya dusun Koripan I dalam
menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, dilakukan
pula pengolahan limbah daun jati, serbuk gergaji dan kotoran sapi serta harapannya dapat
mengubah limbah tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna. Rencananya, dalam program
ini akan dihasilkan dua jenis pupuk organik, yakni berbentuk curah (pasir) dan cair. Program
pemberdayaan masyarakat ini juga ditunjang oleh terbentuknya kerjasama Unit Kegiatan
Mahasiswa LSiS (Lingkar Studi Sains) FMIPA UGM dengan desa mitranya, yakni desa
Dlingo. Selain dapat digunakan sendiri untuk meningkatkan kesuburan tanah dan
ketergantungan terhadap pupuk kimia di Indonesia., pupuk organik juga dapat dijual
sehingga meningkatkan taraf hidup penduduk desa Dlingo.
A. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan permasalahan yang ada di Dusun Koripan I sebagai berikut:
Bagaimana meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Dusun Koripan I?
Bagaimana program yang ditawarkan dapat mendukung perkembangan penggunaan
pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia sebagai nutrisi alami bagi
tanaman di Indonesia?
Bagaimana meningkatkan kualitas dan nilai jual pupuk organik di Dusun Koripan I
khususnya pada basis pengolahan limbah?
B. TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun
Koripan 1dengan mengoptimalkan pengolahan sampah organik yang berupa feses sapi,
serbuk gergaji, dan daun jati yang menjadi potensi lokal daerah tersebut. Secara rinci tujuan
dari kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3. 3
1. Menerapkan sistem pertanian terpadu dengan menggunakan pendekatan daur ulang
limbah organik secara biologi.
2. Mengoptimalisasi sumber daya lokal untuk diolah menjadi pupuk organik yang
menunjang sistem pertanian di dusun Koripan I.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dusun Koripan I dengan
memproduksi pupuk organik jenis curah (pasir) dan cair.
4. Membantu terealisasinya program ketahanan pangan di Indonesia khususnya di Dusun
Koripan I, Desa Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.
C. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Desa Dlingo dapat menjadi sentra pupuk organik curah (pasir) dan cair.
2. Lahir dan terbentuknya komitmen dan kesediaan masyarakat desa Dlingo untuk
melanjutkan program ini sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
mereka.
3. Program ini menjadi salah satu inisiator pemberdayaan masyarakat di desa Dlingo pada
bidang-bidang yang lain
4. Hasil dari penelitian dalam program pemberdayaan ini dapat menjadi referensi dalam
kepenulisan jurnal ilmiah sehingga terbentuk suatu khasanah ilmu pengetahuan baru
tentang pupuk organik curah (pasir) dan cair berbasis 3R.
D. KEGUNAAN
1. Berkembangnya potensi Dusun Koripan I dengan pengelolaan SDA dalam bentuk pupuk
organik curah (pasir) dan cair secara optimal, khususnya disektor limbah
peternakan,tanaman dan pertukangan.
2. Terfasilitasi untuk mewujudkan visi Indonesia yaitu meningkatkan daya saing Indonesia
dalam lingkup perekonomian global dengan mengoptimalkan potensi lokal.
3. Terealisasinya program ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di dusun Koripan I.
4. Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan untuk meningkatkan
kelestarian.
4. 4
E. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT
Gambaran umum kondisi masyarakat dan potensi dusun Koripan I, desa Dlingo,
kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul, DIY, sebagai berikut:
1. Jumlah KK miskin Dusun Koripan I sebanyak 37 KK dari 392 KK miskin Desa Dlingo.
Desa Dlingo merupakan daerah dengan jumlah KK miskin terbesar di provinsi DIY.
2. 85% mata pencaharian penduduk Dusun Koripan I adalah sebagai petani.
3. Terdapat organisasi petani tingkat dusun yang berdiri pada tahun 2007. Organisasi ini
bernama Kelompok Tani Subur yang dikepalai oleh Tumijan.
4. Luas lahan pertanian Dusun Koripan ± 30 ha dan merupakan lahan tadah hujan karena
belum ada sistem irigasi di daerah ini.
5. Jumlah KK yang memiliki kandang ternak yakni 70 KK dari 150 KK di dusun Koripan
I.
6. Mata pencaharian sampingan yakni sebagai buruh (tukang).
7. Sebagian besar wilayahnya banyak terdapat pohon jati.
8. Limbah organik seperti daun jati, kotoran ternak sapi, kambing, limbah sampingan dari
pertukangan berupa serbuk gergaji belum dimanfaatkan secara maksimal.
F. METODE PELAKSANAAN
1. Pembentukan pupuk organik cair.
Disiapkan drum dengan
skala 100-120 liter dan 2/3-
nya diisi dengan kotoran
ternak
Ditaburkan EM4 hingga
menutupi permukaan
kotoran
Diisi dengan air hingga 1/3
drum dan ditutup dengan
rapat
Setiap satu hari, tutup drum
dibuka dan bahan diaduk-
aduk ±5 menit
Pupuk organik cair siap
digunakan setelah 7 hari
5. 5
2. Pembuatan pupuk organik curah
Tahapan Program
Tahapan program yang akan dijalankan sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Perencanaan
Tahapan ini meliputi proses identifikasi masalah, pencarian solusi atas
permasalahan yang diangkat, penawaran kepada Kelompok Tani Subur, sampai
pembuatan dan pengajuan proposal.
2. Sosialisasi
Sosialisasi ini merupakan proses pengenalan lebih detail tentang program yang
ditawarkan kepada petani dusun Koripan I. Muatan dari acara ini adalah
menyampaikan kembali tujuan dari diadakannya program ini, sosialisasi program yang
ditawarkan dan tahapannya, serta pendataan warga yang bersedia mengikuti program
ini.
3. Studi
Tahap studi ini terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu:
a. Pelatihan
Pelatihan ini merupakan uji coba pengolahan pupuk organik curah (pasir)
dan cair oleh warga dengan mendatangkan seorang pelatih. Pelatihan ini bisa lebih
dari sekali, tergantung kebutuhan.
b. Studi Segmen Pemasaran
Disiapkan bahan-bahan
yang ada,yakni kotoran
ternak, daun jati dan serbuk
gergaji
Dilakukan pengeringan,
penghalusan dan
pengayakan bahan-bahan
tersebut
Semua bahan dicampurkan
dan diberi molasses. Diaduk
hingga merata
Ketika ukuran pupuk
organik curah sebesar 1-3
mm, segera keluarkan dari
wadah (ayakan). Keringkan
kristal dan siap dipakai.
Sesekali disemprotkan
molasses dan diaduk-aduk
kembali.diperhatikan kristal
pupuk yang terbentuk
Campuran dimasukkan
kedalam wadah
6. 6
Studi ini bertujuan untuk menentukan segmen pasar yang akan dijadikan
sasaran pemasaran produk pupuk organik.
4. Pembentukan Badan Usaha
Saat proses pelatihan telah menghasilkan pupuk organik yang baik, proses
selanjutnya adalah membentuk pengelola Badan Usaha yang dikelola oleh warga
sendiri. Tahap ini meliputi pembentukan struktur Badan Usaha dan perizinan ke
Deperindag. Badan usaha yang dikelola warga sendiri ini dimaksudkan agar produksi
berjalan secara berkelanjutan yang nantinya warga dapat mandiri dalam melakukan
proses produksi dan pengelolaan pupuk organik. Karena tim pelaksana memposisikan
diri sebagai mitra langsung dengan masyarakat, pada proses ini juga menyepakati
pembagian peran dan bagi hasil antara masyarakat dan tim pelaksana.
5. Pembuatan Sampel
Pembuatan sampel ini ditujukan untuk melakukan identifikasi awal terhadap
kinerja pupuk organik curah dan cair yang diuji cobakan pada tanaman.
6. Uji Lab dan Sertifikasi
Uji lab dan sertifikasi ini dilakukan melalui badan yang berwenang sebelum
dilakukan pengemasan produk. Uji lab yang dilakukan antara lain:
a. Uji fisik: pH dan suhu
b. Uji kimia: kandungan unsur N, P, K bahan organik dan kadar air
c. Uji biologis (khusus untuk pupuk cair): pemupukan tanah dan semprot
daun
7. Produksi
Tahap ini adalah tahap produksi yang sesungguhnya. Maksudnya, hasil
produksi inilah yang mulai akan dijual ke pasaran dan diuji kelayakannya.
8. Pemasaran
Pemasaran ini dilakukan oleh tim pelaksana dengan pertimbangan masyarakat
selama ini masih lemah dalam hal pemasaran produk. Segmen pemasaran didasarkan
sesuai hasil dari studi segmen pemasaran.
9. Control and Monitoring
Tahap ini meliputi control and monitoring proses produksi, kualitas produk,
pemasaran, dan keuntungan yang diraih. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan
kontinuitas produksi.
Lokasi Pelaksanaan
7. 7
Dusun Koripan I, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I.
Yogyakarta
Peserta Program
Sasaran dari program ini adalah petani Dusun Koripan I, Desa Dlingo, Kecamatan
Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Pendampingan Program
Pelaksana program ini berperan sebagai mitra langsung dengan masyarakat.
Pembagian peran antara pelaksana dan masyarakat yaitu:
Masyarakat: mengelola badan usaha dan melakukan proses produksi
Pelaksana: melakukan pendampingan proses produksi, pengembangan kualitas produk,
dan pemasaran.
Alur Sistem Pelaksanaan Program
Berikut bagan alur sistem pelaksanaan program:
Alur sistem Pelaksanaan Program
Control and Monitoring
8. 8
G. JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
No. Nama kegiatan
Bulan ke-
1 2 3 4 5
1.
Sosialisasi program pupuk organik curah
(pasir) dan cair kepada masyarakat dusun
Koripan 1,desa Dlingo
2.
Proses pembuatan pupuk organik bersama
warga Dlingo
3. Pembentukan badan usaha
4. Pengujian sampel ke laboratorium
5. Produksi pupuk organic
6. Pemasaran
7. Control and Monitoring
8. Evaluasi dan pembuatan laporan
H. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2. Rancangan Biaya
Tabel 3. Bahan Habis Pakai
No Uraian Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga Satuan
(Rp)
Total (Rp)
1 Terpal 3 unit 350.000 1.050.000
2 Bamboo 15 batang 13.000 195.000
3 Paku 5 kg 13.600 68.000
4 Tali 145.000
5 Plastik Besar 125.000
6 Bakteri Starter 20 liter 17.500 350.000
No.
Jenis
Pengeluaran Rincian Anggaran yang Diusulkan (Rp)
1
Bahan habis
pakai 3.483.000
2
Peralatan
Penunjang 1.107.000
3 Perjalanan 5.755.000
4
Seminar dan
Publikasi 2.155.000
Subtotal 12.500.000
9. 9
EM4
7 Molasses 10 kg 2.000 20.000
8 Jerami 30 kg 1.500 45.000
9 Abu dapur 10 kg 1.500 15.000
10 Kapur 10 kg 2.000 20.000
11 Label 1 paket 300.000 300.000
12
Kemasan untuk
Pupuk 1 paket 750.000 750.000
Organik Cair dan
Curah (pasir)
13
Peralatan ATK
dan Tinta 1 paket 400.000 400.000
Subtotal 3.483.000
Tabel 4. Peralatan Penunjang
No Uraian Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga Satuan
(Rp)
Total (Rp)
1 Gerobak Dorong 2 unit 270.000 540.000
2 Bak 2 Buah 35.000 70.000
3 Drum 3 Buah 80.000 240.000
4 Timba 5 Buah 19.000 95.000
5 Sabit 2 Buah 17.000 34.000
6 Sekop 2 Buah 29.000 58.000
7 Cangkul 2 Buah 35.000 70.000
Total 1.107.000
Tabel 5. Perjalanan
No Uraian Jumlah
Kebutuhan
Satua
n
Harga
Satuan (Rp)
Total (Rp)
1
Transportasi ke
Daerah 350.000
Dlingo
2 Transprotasi untuk 400.000
Distribusi Produk
3
Sosialisasi Program
3 175.000 525.000Kepada Warga
Dusun Koripan 1
4
Pembentukan Badan
Usaha 1 230.000 180.000
5 Uji Laboratorium 2 1.200.000 2.400.000
6 Sertifikasi (hak 1 1.900.000 1.900.000
10. 10
paten)
Subtotal 5.755.000
Tabel 6. Seminar dan
Publikasi
N
o
Uraian Jumlah
Kebutuhan
Satuan Harga
Satuan
(Rp)
Total
(Rp)
1
Publikasi ke Jurnal
Ilmiah 1 275.000 275.000
2 Poster 30 lembar A3 1000 30.000
3 X-banner 5 Unit 40.000 200.000
4 Leaflet 60 lembar A3 1000 60.000
5 Back Drop 2 lembar 45.000 90.000
6 Seminar Publikasi 1 Kali 1.500.000 1.500.000
Subtotal 2.155.000
I. LAMPIRAN
1. Peta Lokasi Kegiatan
Gambar 4. Jalur dari Sekip Utara (kampus UGM) sampai Desa Dlingo
2. Gambaran Teknologi yang Diterapkan
Fermentasi dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair
Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang
mampu mengubah atau mentransformasikan senyawa kimia ke subtrat organik
(Rahman,1989). Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Reaksi dalam fermentasi
berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara
11. 11
singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan
menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP (Energi
yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula(glukosa, fruktosa,atau sukrosa)→ Alkohol
(etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Gambar 5. Penerapan proses Fermentasi
3. Biodata
Ketua Kelompok
Nama lengkap : Miskiyah
NIM : 11/417029/PA/14146
Prodi : Kimia
Jurusan : Kimia
Fakultas : MIPA
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
Miskiyah
Anggota Kelompok 1
Nama lengkap : Awani Dwita Rokhman
NIM : 11/313612/PA/13721
Prodi : Statistika
Jurusan : Matematika
Fakultas : MIPA
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
Awani Dwita Rokhman
12. 12
Anggota Kelompok 2
Nama lengkap : Deny Enggar Tri Ardiansyah
NIM : 11/316689/PA/13818
Prodi : Elektronika dan Instrumentasi
Jurusan : Ilmu Komputer dan Elektronika
Fakultas : MIPA
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
Deny Enggar Tri A.
Anggota kelompok 3
Nama lengkap : Ika Bonita Mardiyani
NIM : 09/283112PA/12445
Prodi : Kimia
Jurusan : Kimia
Fakultas : MIPA
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
Ika Bonita Mardiyani
13. 13
Biodata Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Yuny Erwanto, S.Pt., MP., Ph.D.
Tempat dan Tanggal Lahir : Magelang, 7 Juni 1971
Alamat Rumah : Sawahan RT 05/29, Nogotirto, Gamping
Nomor HP : 081-5687-8535
Alamat e-mail : erwantougm@gmail.com
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
Yuny Erwanto, S.Pt., MP., PhD
NIDN 0007067103