2. Daftar Isi
2 Pendahuluan
3 Pemilihan Lokasi Program
6 Pendekatan Masyarakat
7 Studi Lingkungan
Kondisi kualitas lingkungan
Fisik kimia
8 Penanaman Mangrove
Pembibitan
Pengangkutan ke tempat penanaman
Penanaman mangrove
Beberapa hasil penanaman
10 Bantuan Budidaya Perikanan
12 Pencapaian Program Rehabilitasi
Penanaman mangrove
Sosial ekonomi
14 Pembelajaran
14 Rekomendasi
3
6
8
12
PROGRAM REHABILITASI PESISIR DEYAH RAYA
Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Melalui Penanaman Mangrove
Penulis
Conservation International Indonesia
Foto
Chandrawirawan Arief / Diah Sulistiowati
Desain dan Tata Letak
Rini Sucahyo
3. P
rogram rehabilitasi pesisir Deyah Raya dilaksanakan oleh Conservation International Indo
nesia dengan dua pendekatan yaitu pendekatan lingkungan dan pendekatan sosial ekono
mi masyarakat. Pendekatan lingkungan dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa secara
ekologis mangrove yang ditanam dapat hidup sebaik mungkin dengan tingkat kelangsungan
hidup yang tinggi, serta memberikan dampak positif terhadap perbaikan kualitas lingkungan.
Pendekatan sosial ekonomi masyarakat bertujuan agar penanaman mangrove ini disadari seba
gai sebuah kebutuhan sehingga mendapat dukungan, bersinergis, serta selaras dengan pro
gram peningkatan ekonomi masyarakat khususnya budidaya perikanan.
Sedangkan tahapan pelaksana program di Deyah Raya adalah sebagai berikut:
1. Idenfikasi Lokasi
a. Sosial Masyarakat
b. Lingkungan
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penanaman Mangrove
b. Bantuan Budidaya Perikanan
c. Pelatihan/Studi Banding
Pendahuluan
P
enentuan desa lokasi kegiatan di sekitar Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dila
kukan pada beberapa lokasi yaitu :
1. Desa Tibang Kecamatan Syiah Kuala
Desa Tibang merupakan kawasan tambak yang sebagian besar telah mengalami rehabili
tasi dan penanaman mangrove, di Desa ini dapat juga kita lihat lokasi-lokasi pembibitan
(Nursery) terutama untuk jenis Bakau (Rizhopora).
Mengingat hal tersebut untuk mencegah terjadinya tumpang tindihnya program kegi
atan, karena banyaknya NGO yang beraktivitas di kawasan ini dikhawatirkan terjadinya
klaim keberhasilan, sehingga keberhasilan program tidak terjamin. maka perlu adanya
lokasi alternatif dalam kegiatan penanaman mangrove yang menjamin kepastian peker
jaan dan keberhasilan.
2. Kampung Jawa
Kampung Jawa awalnya merupakan kawasan mangrove yang telah mengalami konversi
menjadi areal tambak sebelum terjadinya tsunami. Gelombang tsunami mengakibatkan
rusaknya seluruh areal tambak. Dalam upaya pelaksanaan program penanaman mang
Pemilihan Lokasi Program
2
3
1. Penanaman di Tibang
2. Pembibitan di Tibang
3. Penanaman di Tibang
1
4. rove dengan pemberdayaan masyarakat, terdapat beberapa kendala yang cukup besar
yaitu :
a. Perlunya rehabilitasi kawasan tambak sesuai dengan kondisi sebelum tsunami.
b. Rehabilitasi tambak harus dilakukan sebelum musim penghujan tiba, dikarena
kan alat berat (excavator) sulit untuk dioperasikan bila kawasan tergenang air.
c. Terdapatnya Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang memberikan pence
maran udara dan perairan bagi areal sekitarnya.
3. Gampong Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala
a. Awalnya merupakan kawasan mangrove.
54
4. Daerah mangrove di Kampung Jawa
5. Kawasan mangrove di Deyah Raya
6. Rehabilitasi tambak pasca tsunami
7. Sisa-sisa tegakan mangrove
8. Bakau Kelapa/Hitam (Rizhopora mucronata)
9. Tanjang (Brugueira)
10. Bakau Serkap (Rhizopora apiculata)
11. Api-api (Avicennia)
6 7 8
9
10 11
b. Telah mengalami konversi menjadi tambak dan saat ini telah dilakukan rehabilitasi tambak
pasca tsunami.
c. Memiliki sisa tegakan mangrove yang tumbuh baik merupakan indikator bahwa mangrove
dapat tumbuh dengan baik.
d. Terdapat beberapa jenis mangrove yang terlihat tumbuh dengan baik.
e. Beberapa petani tambak ingin memulai kembali usahanya sehingga peluang untuk peng
embangan tambak dan penanaman partisipasi masyarakat.
f. Berdasarkan informasi Dinas Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kelautan Kota Banda
Aceh, serta Kepala Desa bahwa lokasi tersebut saat ini tidak dalam pengelolaan NGO yang
bergerak dalam penanaman mangrove.
5. Pendekatan Masyarakat
S
etelah menentukan Deyah Raya sebagai lokasi pelaksanaan program rehabilitasi pesisir,
maka perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat beserta pemerintahan Desa Deyah
Raya. Pendekatan terhadap masyarakat secara formal melalui pertemuan desa dan kelompok
tambak sedangkan secara informal melalui diskusi-diskusi dengan masyarakat.
14
12. Sosialisasi program
13. Pertemuan dan pembentukan kelompok tambak
14. Pertemuan dan diskusi perencanaan penanaman
13
12
Dari diskusi dengan masyarakat mengenai penanaman mangrove dan usaha pengembangan
budidaya tambak maka untuk pembibitan dilakukan kerjasama dengan Yagasu (Yayasan Gajah
Sumatera) sedangkan untuk pengembangan perikanan Kelompok Tambak Deyah Raya menjadi
mitra CI secara bersama dalam program ini.
1615
15. Loka Budidaya Air Payau Ujung Batee - I
16. Studi biofisik
Studi Lingkungan
Kondisi kualitas lingkungan
K
ualitas lingkungan di Deyah Raya terutama lingkungan tambak di identifikasi melalui be
berapa pendekatan yaitu Fisik Kimia (perairan dan tanah), dan biota.
Fisik kimia
Fisik kimia lingkungan diukur bekerjasama dengan Balai Budidaya Ujung Batee yang merupakan
balai budidaya air payau di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan
Perikanan RI.
Dari hasil uji lingkungan tersebut diketahui bahwa kondisi air dan tanah masih berpotensi untuk
lahan budidaya namun tanah yang juga berpotensi asam memerlukan pengelolaan yang baik
Studi organisme dilakukan dengan pengamatan biota perairan, burung dan vegetasi. Dari
pengamatan tersebut ditemukan beberapa organisme yang dominan ditemui. Selain penga
matan ikan dan burung disekitar pantai Deyah Raya pada bulan Desember juga dijumpai penyu
hijau yang bertelur, jumlahnya tidak terlalu banyak dan hingga saat ini belum didapatkan do
kumentasi yang pasti mengenai pendaratan penyu tersebut, umumnya jika ditemukan pen
daratan penyu maka masyarakat akan berlomba untuk mencari telur dan menjualnya ke pasar
terdekat.
6. 10
Penanaman Mangrove
P
enentuan lokasi penanaman dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa terutama pe
tani tambak, dimana penanaman dilakukan di pelataran tambak dan saluran air.
Penanaman mangrove dilakukan pada bulan Juli 2007 hingga Januari 2008 pada sekitar 60
Ha areal tambak dan 2 km sungai dan saluran air, dengan jumlah bibit mangrove yang telah
ditanam mencapai sekitar 220.000 batang terdiri dari 3 jenis bakau yaitu Rhizopora mucronata,
R. apiculata, dan R. stylosa.
Pengadaan bibit dilakukan melalui kerjasama dengan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) seba
nyak 72.000 bibit serta oleh Kelompok Tambak Deyah Raya.
Pembibitan
17
18
17 18. Lokasi dan aktivitas pembibitan
di Tibang
Pengangkutan ke tempat penanaman
19. Pengangkutan dengan perahu19
Penanaman mangrove
21
20
20 21. Peran wanita Deyah Raya dalam
penanaman mangrove
7. 12
Beberapa hasil penanaman
22
23 24
22. Penanaman di pinggir sungai
23. Penanaman di tengah tambak
24. Penanaman di kanal dan saluran air
Bantuan Budidaya Perikanan
T
ahapan awal pemulihan ekonomi melalui budidaya tambak dilakukan melalui uji coba bu
didaya udang windu. Komoditi ini masih menjadi harapan masyarakat walaupun pada
kenyataannya masih banyak kendala dan belum pernah berhasil lagi dalam budidaya di Aceh
terutama di Banda Aceh.
Kondisi udang windu memasuki usia 2 bulan di tambak yang awalnya sehat mengalami kema
tian mendadak hal ini di mungkinkan mewabahnya virus white spot (WSV), hal ini menunjukan
perlunya pengelolaan lingkungan tambak yang lebih baik terutama pengelolaan kulaitas air
tambak.
Selain uji coba budidaya udang Conservation International Indonesia membantu kelompok
tambak Deyah Raya dengan perbaikan tambak dengan khususnya pematang dan perbaikan
pintu air.
2726
25
29
28
25. Melihat lokasi pendederan
udang windu (Penaeus
monodon) di Desa Tibang,
Kecamatan Syiah Kuala
26. Kondisi udang yang sehat
berumur 1 bulan
27. Udang yang terkena white
spot
28. Papan penahan di bagian
luar tambak
29. Papan dipasang di bagian
dalam tambak
8. 14
Pencapaian Program Rehabilitasi
Penanaman mangrove
D
ari penanaman mulai dari Juli hingga Desember 2007 telah tertanam sekitar 220000 bibit
mangrove di sekitar 60 Ha tambak dan saluran air (Sungai utama dan saluran air tambak)
dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 75%, namun dari bibit yang kering dan diperki
rakan mati ternyata menghasilkan daun baru yang diperkirakan akan tumbuh dengan baik.
Sosial ekonomi
Peningkatan ekonomi masyarakat tidak terlihat secara signifikan dalam program yang dilaku
kan selama kurang lebih satu tahun ini disebabkan program utama pemberdayaan masyarakat
melalui budidaya tambak baru saja dimulai.
Program Conservation International Indonesia di desa Deyah Raya yang dilakukan secara ber
sama dengan masyarakat telah menciptakan hubungan yang baik antara CI dengan masyara
kat, serta pengurus desa Deyah Raya hal ini tergambar dalam peran bersama CI dan masyarakat
pada kegiatan peringatan 3 tahun tsunami di desa Deyah Raya.
Dalam rangkaian program Conservation International Indonesia di Desa Deyah Raya, pada tang
gal 26 Desember 2007 CI dengan masyarakat Deyah Raya mengadakan kegiatan Renungan dan
Doa Bersama Mengenang 3 Tahun Tsunami dan Kegiatan Penanaman Cemara Pantai di Pantai
Desa Deyah Raya.
Peringatan 3 tahun tsunami yang diselenggarakan oleh CI bersama masyarakat Deyah Raya
dihadiri juga oleh beberapa stakeholder seperti perwakilan dari DPRD Kota Banda Aceh, Pusat
Pengendalian Lingkungan dan Konservasi BRR NAD-Nias, BKSDA NAD, dan Komunitas Suzuki
Jimny.
Kualitas ekologi selama program ini berlangsung juga belum menunjukkan perubahan yang
signifikan namun jika dilihat di beberapa lokasi penanaman terutama disekitar aliran sungai
dan saluran air banyak kita jumpai anak ikan belanak, kakap berenang disekitar mangrove.
3635
33
41
39
37
34
40
30 31
32
38
30, 31 32. Bibit yang
diperkirakan mati ternyata
dapat tumbuh dengan baik
33 34. Direktur Terestrial CI Indonesia, Bapak Didy Wurjanto
memberikan sambutan pada acara Doa Bersama di
Mesjid Al-Kawakib Desa Deyah Raya
35. Kegiatan penanaman cemara
36 37. Komunitas Off Road Suzuki Jimny Banda Aceh
38. Perwakilan BRR NAD-Nias
39. Ketua Pemuda Deyah Raya
40. Perwakilan Desa Deyah Raya
41. Perwakilan LANTAK komunitas Off Road Suzuki Jimny
9. 16
Pembelajaran
P
rogram Peningkatan Ekonomi Masyarakat melalui Rehabilitasi Mangrove di Desa Deyah
Raya yang dilakukan selama kurang lebih satu tahun menunjukkan kemajuan yang cukup
baik walaupun tidak beregerak secara drastis dan signifikan, namun keberadaan program ini
mampu untuk merangsang keinginan masyarakat untuk kembali berusaha.
Tidak signifikannya perubahan ini disebabkan perlu adanya pendekatan masyarakat yang cukup
panjang dan waktu yang relatif lama, hal ini dilakukan agar misi dari pelaksanaan program
mampu tersampaikan secara baik dan terciptanya kebersamaan dan kerjasama yang baik an
tara masyarakat dan CI.
Banyaknya program pemerintah dan LSM lokal maupun asing di awal pasca tsunami yang cen
derung memberi bantuan modal dan uang tanpa membangun sistem yang baik, menyulitkan
pendekatan terhadap masyarakat yang memiliki orientasi keuntungan semata, tanpa adanya
proses pembangunan sistem kelembagaan.
Peranan kelembagaan pemerintah daerah memang dirasa belum optimal, hal ini disebabkan
program di masing masing instansi dilakukan secara parsial karena menurut informasi BAPEDAL
DA saat ini belum adanya RTRW yang sempurna. Salah satu program besar di Propinsi NAD
yang terletak tidak jauh dari Deyah Raya adalah pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera
Lampulo yang telah membebaskan lebih dari 50 ha lahan.
Lokasi pembangunan pelabuhan yang sangat dekat dengan Deyah Raya menyebabkan adanya
ketidakjelasan proses rehabilitasi dibeberapa petak tambak di Deyah Raya, dan pembangunan
ini secara langsung akan memberikan beban baru terhadap kualitas lingkungannya.
Rekomendasi
1. Perlu adanya payung hukum terhadap pengelolaan mangrove ini terutama terkait pera
nannya sebagai sabuk hijau, kawasan Deyah Raya dan sekitarnya (Lambaro Skep, Alue
Naga, Tibang) merupakan areal pelidung bagi kota Banda Aceh terutama Kantor Gu
bernur NAD, POLDA NAD, Dinas Syariah NAD dan beberapa gedung pemerintahan
lainnya.
2. Perlunya peraturan terhadap pengelolaan sumberdaya dalam konteks perlindungan
biodiversitas seperti burung yang umumnya pada bulan April dan Mei bertelur di Deyah
Raya.
3. Pengembangan Desa Deyah Raya sebagai wisata alam terutama mangrove dan pantai
serta kawasan makam Syiah Kuala.
Komplek makam Syiah Kuala setiap bulannya dikunjungi tidak kurang dari 1000 wisata
wan baik lokal maupun mancanegara belum dikelola secara optimal dan saat ini masih
dalam proses renovasi.
4. Perlu adanya studi lanjutan yang lebih komperehensif untuk keberlajutan program reha
bilitasi mangrove terkait berbagai rencana pengembangan kota Banda Aceh.
5. Perlu adanya peningkatan kapasitas kelompok dan aparat desa serta masyarakat dalam
peningkatan ekonomi.
44
42. Kelompok burung Egreeta yang memijah di Deyah Raya
43 44. Pengambilan telur Egreet
42 43
10. 18
45
47
45. Panorama senja di pantai Deyah Raya
46. Wisata pantai di akhir minggu
47. Gerbang komplek makam Syiah Kuala
48. Makam Syiah Kuala
49 50. Pembangunan tanggul laut dan pembangunan pelabuhan samudera Lampulo
49
46
48
50
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program
mangrove CI-Indonesia di Aceh, silahkan hubungi:
Jatna Supriatna, PhD
Regional Vice President
Conservation International Indonesia
Jl. Pejaten Barat No. 16 A
Jakarta 12550 Indonesia
T 62 21 7883 8624, 7883 8626
E jsupriatna@conservation.org
Chris Margules
Leader, Indonesia-Pacific Field Division
Conservation International
PO Box 1023
Atherton Q 4883 Australia
T 61 7 4091 8800
E cmargules@conservation.org
11. 20
Jl. Pejaten Barat No. 16 A
Jakarta 12550 Indonesia
T 62 21 7883 8624, 7883 8626
F 62 21 780 0265
www.conservation.org | www.conservation.or.id