SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Kloning Sel
Erina Ariyanti Dwi Safitri
Kelompok 2
M. Aldian Asmaradana
Novi Ramadhani
Pengertian
Secara etimologi, istilah kloning sebenarnya
berasal dari bahasa Yunani yaitu kata klon,
yang berarti tangkai. Klon, adalah suatu
populasi sel atau organisme yang terbentuk
melalui pembelahan yang berulang (aseksual)
dari satu sel. Sedangkan kloning berasal dari
bahasa Inggris, cloning adalah suatu usaha
untuk menciptakan duplikat suatu organisme
melalui proses yang aseksual.
Kloning juga berarti pembentukan dua
individu/lebih yang identik secara genetik.
Jadi, kloning manusia merupakan suatu cara
reproduksi yang menggunakan teknologi di
bidang rekayasa genetika untuk
menciptakan makhluk hidup tanpa melalui
proses perkawinan.
Kloning
Kloning
Kloning
Kloning pada tumbuhan.
Kloning pada hewan. Ian Wilmut dan Keith
Campbell berhasil mengkloning seekor domba
yang diberi nama “Domba Dolly”.
Pertama kalinya transfer embrio manusia dari satu
ibu ke ibu lainnya
Kloning manusia pertama di dunia.
https://youtu.be/RBCgdc_ppjg
Kloning ini genetiknya
tidak sama persis
dengan induknya,
namun ia hanya
mengklon DNA nya
saja
01 Kloning ini
menghasilkan individu
yang sama persis
dengan induknya.
Contoh domba dolly.
02 Kloning ini yakni
memproduksi embrio
manusia sebagai
bahan penelitian,
guna mempelajari
perkembangan
manusia dan
penyembuhan
penyakit
03
Istilah Kloning
Kloning
Reproduktif
Kloning
Terapeutik
Kloning DNA
Rekombinan
Proses Kloning
Kloning
Ingin tahu prosesnya???
Yuk simak videonya………..
https://youtu.be/phVlo1pupS0
Hukum Islam Kloning
Praktik kloning sel yang tidak memerlukan adanya hubungan seksual suami istri untuk
melahirkan seorang anak, sehingga dapat dikatakan bahwasannya kloning sel ini
mengandung unsur penyimpangan makna perkawinan sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang menyebutkan bahwasannya
perkawinan ialah “ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dengan adanya praktik kloning sel ini eksistensi
ikatan perkawinan sebagai media untuk menghasilkan keturunan yang sah tidak akan
begitu dipertimbangkan lagi.
Lanjutan
anak yang lahir dari hasil kloning sel ini bukan merupakan anak sah sebab dalam
melakukan tahapan percobaan kloning sel tinggi kemungkinannya untuk melibatkan
beberapa wanita untuk menanamkan embrio pada rahimnya. Sehingga UU Perkawinan
menyimpulkan bahwasannya anak yang lahir dari hasil kloning sel memiliki kedudukan yang
sama dengan anak luar kawin, sehingga ia hanya memiliki hubungan keperdataan dengan
ibunya saja.
Sebab itu Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan fatwa Nomor 3/MUNAS VI/MUI/2000 tentang Kloning
mengeluarkan fatwa bahwa: 1). Kloning terhadap manusia dengan
cara bagaimana pun yang berakibat pada pelipatgandaan manusia
hukumnya adalah haram; 2). Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan
hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang dilakukan demi
kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan kemudaratan (hal-hal
negatif); dan, 3). Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak
melakukan atau mengizinkan eksperimen atau praktek kloning terhadap
manusia
Lanjutan
Ketentuan UU Lanjutan
Praktik kloning sel ini bertentangan dengan UU Kesehatan yang diatur dalam UU No. 36 Tahun
2009. Dalam pasal 127 Ayat (1) peraturan ini menyebutkan bahwasannya proses kehamilan yang
dilakukan selain cara alamiah hanya bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang berada
dalam ikatan perkawinan yang sah menurut undang-undang. Dengan ketentuan bahwa hasil
fertilisasi dari sel ovum dan sperma suami istri ini harus ditanamkan pada rahim ovum berasal. Hal
yang serupa juga dimuat dalam peraturan pelaksana UU Kesehatan yang termaktub dalam Pasal
40 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
Bahwasannya dalam pasal tersebut sama-sama mensyaratkan bahwa seluruh usaha untuk
mencapai kehamilan selain cara alami hanya dapat dilangsungkan bagi suami istri yang
berada dalam perkawinan yang sah.
lanjutan
Topik ini pasti menuai banyak perdebatan khususnya pada sudut
pandang hak asasi manusia yang wajib dihormati keberadaannya.
Dalam konstitusi HAM bagi masyarakat Indonesia telah diakomodir
dalam Pasal 28A, 28B Ayat (1), dan 28C Ayat (1). Dalam peraturan
tersebut negara menyatakan bahwa UUD menjamin hak setiap orang
untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya, setiap Orang berhak
membentuk keluarga, dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah serta hal-hal lain yang dijamin oleh peraturan tersebut.
Yang perlu di sorot ialah bagaimana undang-undang selalu memberi
perhatian pada pentingnya perkawinan yang sah sebagai syarat
melanjutkan keturunan. Selain itu suara yang sama juga termuat dalam
Buku Kode Etik Kedokteran Indonesia mengenai kloning sel, dimana
menyatakan praktik kloning sel ini melanggar HAM karena
merendahkan derajat manusia hingga setara bakteri.
Analisis Kasus
Dalam Hukum Islam memang tidak terdapat istilah anak luar kawin sebagaimana
dikenal dalam system hukum positif di Indonesia. Islam mengenal anak yang lahir
diluar cara kehamilan yang sah menurut agama sebagai anak zina. Atau dapat
disimpulkan bahwa anak luar kawin dalam islam ialah anak yang dilahirkan sebab
oerbuatan yang dilarang oleh agama seperti kloning sel. Anak yang lahir dari
hasil kloning sel ini lahir tanpa melalui adanya pernikahan antara laki-laki dan
perempuan. Ia hanya berasal dari sekumpulan DNA atau sel punca induk,
sehingga muncul ketidakjelasan nasab baginya.
Lanjutan
Peraturan perundang-undangan yang termuat dalam Pasal 42 dan
Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan, serta Pasal 99 KHI memuat peraturan
bahwa anak sah ialah anak yang lahir dari hasil perkawinan yang sah. Oleh
karena itu berdasarkan analisis di atas seorang anak hasil kloning sel tidak
berhak mewarisi siapapun sebab tidak adanya ikatan biologis kepada
orangtua atau kerabat sebab sejak awal ia dilahirkan bukan melalui
hubungan biologis sehingga tidak ada pula hubungan darah atau hubungan
kekerabatan sebagai syarat mewarisi dalam hukum positif maupun hukum
islam.
Seorang ulama fiqh kontemporer Yusuf Qardhawi juga menyatakan
bahwasannya kloning sel ini mengandung mudharat salah satunya yakni
pengikisan hukum variasi sebagaimana digariskan Allah SWT atas alam ini.
Variasi ini begitu banyak ditekankan dalam sumber utama hukum Islam yakni
Al-Qur’an seperti perbedaan jenis kelamin, perbedaan warna kulit, dan lain-
lain.
Lanjutan
Mengenai hal tersebut Allah berfirman dalam QS Faathir ayat 27-28.
Bahwa dengan praktik kloning sel yang menciptakan individu individu
seragam dari sel punca akan mengikis hukum variasi yangtelah
digariskan oleh Allah SWT. Kerusakan lain menurut beliau adalah tidak
adanya jaminan bahwa teknologi kloning sel ini hanya dimanfaatkan
untuk hal-hal baik, sebagaimana pada mulanya energy nuklir
diciptakan untuk tujuan yang bagus, namun dalam perkembangannya
tujuan tersebut bergeser pada pola-pola pengusahaan nuklir untuk
persenjataan perang yang memicu perpecahan dan lain sebagainya
Thank You
Any Question?

More Related Content

Similar to Kelompok 2 Studi Kasus.pdf

Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusiaAS Saprs
 
AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...
AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...
AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...Pais Dt
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxsalmairmasuryani1203
 
AA203 Sains Teknologi - Pengklonan
AA203 Sains Teknologi - PengklonanAA203 Sains Teknologi - Pengklonan
AA203 Sains Teknologi - PengklonanPais Dt
 
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdfDebbyUstari1
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
 
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMakalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMJM Networks
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamFatimah Umaira
 
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfAborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfRulHas SulTra
 

Similar to Kelompok 2 Studi Kasus.pdf (20)

Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusia
 
AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...
AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...
AA203 - PENGLKLONAN MANUSIA, HAIWAN, DAN TUMBUHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM: AD...
 
Hukum bayi tabung
Hukum bayi tabungHukum bayi tabung
Hukum bayi tabung
 
Bayi tabung menurut 5 agama
Bayi tabung menurut 5 agamaBayi tabung menurut 5 agama
Bayi tabung menurut 5 agama
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
 
Kloning
KloningKloning
Kloning
 
Kloning
KloningKloning
Kloning
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
AA203 Sains Teknologi - Pengklonan
AA203 Sains Teknologi - PengklonanAA203 Sains Teknologi - Pengklonan
AA203 Sains Teknologi - Pengklonan
 
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
 
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMakalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Inseminasi
InseminasiInseminasi
Inseminasi
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam Islam
 
Bayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmuBayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmu
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfAborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Kelompok 2 Studi Kasus.pdf

  • 1. Kloning Sel Erina Ariyanti Dwi Safitri Kelompok 2 M. Aldian Asmaradana Novi Ramadhani
  • 2. Pengertian Secara etimologi, istilah kloning sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu kata klon, yang berarti tangkai. Klon, adalah suatu populasi sel atau organisme yang terbentuk melalui pembelahan yang berulang (aseksual) dari satu sel. Sedangkan kloning berasal dari bahasa Inggris, cloning adalah suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses yang aseksual. Kloning juga berarti pembentukan dua individu/lebih yang identik secara genetik. Jadi, kloning manusia merupakan suatu cara reproduksi yang menggunakan teknologi di bidang rekayasa genetika untuk menciptakan makhluk hidup tanpa melalui proses perkawinan. Kloning
  • 3. Kloning Kloning Kloning pada tumbuhan. Kloning pada hewan. Ian Wilmut dan Keith Campbell berhasil mengkloning seekor domba yang diberi nama “Domba Dolly”. Pertama kalinya transfer embrio manusia dari satu ibu ke ibu lainnya Kloning manusia pertama di dunia. https://youtu.be/RBCgdc_ppjg
  • 4. Kloning ini genetiknya tidak sama persis dengan induknya, namun ia hanya mengklon DNA nya saja 01 Kloning ini menghasilkan individu yang sama persis dengan induknya. Contoh domba dolly. 02 Kloning ini yakni memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian, guna mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit 03 Istilah Kloning Kloning Reproduktif Kloning Terapeutik Kloning DNA Rekombinan
  • 5. Proses Kloning Kloning Ingin tahu prosesnya??? Yuk simak videonya……….. https://youtu.be/phVlo1pupS0
  • 6. Hukum Islam Kloning Praktik kloning sel yang tidak memerlukan adanya hubungan seksual suami istri untuk melahirkan seorang anak, sehingga dapat dikatakan bahwasannya kloning sel ini mengandung unsur penyimpangan makna perkawinan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang menyebutkan bahwasannya perkawinan ialah “ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dengan adanya praktik kloning sel ini eksistensi ikatan perkawinan sebagai media untuk menghasilkan keturunan yang sah tidak akan begitu dipertimbangkan lagi.
  • 7. Lanjutan anak yang lahir dari hasil kloning sel ini bukan merupakan anak sah sebab dalam melakukan tahapan percobaan kloning sel tinggi kemungkinannya untuk melibatkan beberapa wanita untuk menanamkan embrio pada rahimnya. Sehingga UU Perkawinan menyimpulkan bahwasannya anak yang lahir dari hasil kloning sel memiliki kedudukan yang sama dengan anak luar kawin, sehingga ia hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja.
  • 8. Sebab itu Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa Nomor 3/MUNAS VI/MUI/2000 tentang Kloning mengeluarkan fatwa bahwa: 1). Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimana pun yang berakibat pada pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram; 2). Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan kemudaratan (hal-hal negatif); dan, 3). Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan eksperimen atau praktek kloning terhadap manusia Lanjutan
  • 9. Ketentuan UU Lanjutan Praktik kloning sel ini bertentangan dengan UU Kesehatan yang diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009. Dalam pasal 127 Ayat (1) peraturan ini menyebutkan bahwasannya proses kehamilan yang dilakukan selain cara alamiah hanya bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang berada dalam ikatan perkawinan yang sah menurut undang-undang. Dengan ketentuan bahwa hasil fertilisasi dari sel ovum dan sperma suami istri ini harus ditanamkan pada rahim ovum berasal. Hal yang serupa juga dimuat dalam peraturan pelaksana UU Kesehatan yang termaktub dalam Pasal 40 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Bahwasannya dalam pasal tersebut sama-sama mensyaratkan bahwa seluruh usaha untuk mencapai kehamilan selain cara alami hanya dapat dilangsungkan bagi suami istri yang berada dalam perkawinan yang sah.
  • 10. lanjutan Topik ini pasti menuai banyak perdebatan khususnya pada sudut pandang hak asasi manusia yang wajib dihormati keberadaannya. Dalam konstitusi HAM bagi masyarakat Indonesia telah diakomodir dalam Pasal 28A, 28B Ayat (1), dan 28C Ayat (1). Dalam peraturan tersebut negara menyatakan bahwa UUD menjamin hak setiap orang untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya, setiap Orang berhak membentuk keluarga, dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah serta hal-hal lain yang dijamin oleh peraturan tersebut. Yang perlu di sorot ialah bagaimana undang-undang selalu memberi perhatian pada pentingnya perkawinan yang sah sebagai syarat melanjutkan keturunan. Selain itu suara yang sama juga termuat dalam Buku Kode Etik Kedokteran Indonesia mengenai kloning sel, dimana menyatakan praktik kloning sel ini melanggar HAM karena merendahkan derajat manusia hingga setara bakteri.
  • 11. Analisis Kasus Dalam Hukum Islam memang tidak terdapat istilah anak luar kawin sebagaimana dikenal dalam system hukum positif di Indonesia. Islam mengenal anak yang lahir diluar cara kehamilan yang sah menurut agama sebagai anak zina. Atau dapat disimpulkan bahwa anak luar kawin dalam islam ialah anak yang dilahirkan sebab oerbuatan yang dilarang oleh agama seperti kloning sel. Anak yang lahir dari hasil kloning sel ini lahir tanpa melalui adanya pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Ia hanya berasal dari sekumpulan DNA atau sel punca induk, sehingga muncul ketidakjelasan nasab baginya.
  • 12. Lanjutan Peraturan perundang-undangan yang termuat dalam Pasal 42 dan Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan, serta Pasal 99 KHI memuat peraturan bahwa anak sah ialah anak yang lahir dari hasil perkawinan yang sah. Oleh karena itu berdasarkan analisis di atas seorang anak hasil kloning sel tidak berhak mewarisi siapapun sebab tidak adanya ikatan biologis kepada orangtua atau kerabat sebab sejak awal ia dilahirkan bukan melalui hubungan biologis sehingga tidak ada pula hubungan darah atau hubungan kekerabatan sebagai syarat mewarisi dalam hukum positif maupun hukum islam. Seorang ulama fiqh kontemporer Yusuf Qardhawi juga menyatakan bahwasannya kloning sel ini mengandung mudharat salah satunya yakni pengikisan hukum variasi sebagaimana digariskan Allah SWT atas alam ini. Variasi ini begitu banyak ditekankan dalam sumber utama hukum Islam yakni Al-Qur’an seperti perbedaan jenis kelamin, perbedaan warna kulit, dan lain- lain.
  • 13. Lanjutan Mengenai hal tersebut Allah berfirman dalam QS Faathir ayat 27-28. Bahwa dengan praktik kloning sel yang menciptakan individu individu seragam dari sel punca akan mengikis hukum variasi yangtelah digariskan oleh Allah SWT. Kerusakan lain menurut beliau adalah tidak adanya jaminan bahwa teknologi kloning sel ini hanya dimanfaatkan untuk hal-hal baik, sebagaimana pada mulanya energy nuklir diciptakan untuk tujuan yang bagus, namun dalam perkembangannya tujuan tersebut bergeser pada pola-pola pengusahaan nuklir untuk persenjataan perang yang memicu perpecahan dan lain sebagainya