SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
REFERAT
PENATALAKSANAAN FEBRIS
Oleh :
Rahardian Sigmawan 201410401011013
Robiatul Adawiyah 201410401011016
Pembimbing
dr. Ipung Puruhito, Sp.PD
DEFINISI DEMAM
 Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi
suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan
peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.
 Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50 -37,20C.
 Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah
rectal temperature ≥ 38,00 C atau oral temperature
≥37,50 C atau axillary temperature ≥37,20 C.
 Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non
infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan
hospes.
ETIOLOGI
 Infeksi : infeksi bakteri, virus, ataupun parasit.
 Bakteri : pneumonia, bronkitis, bakterial gastroenteritis, osteomyelitis,
appendicitis, tuberculosis, sepsis, bakteremia, infeksi saluran kemih,
meningitis, dan lain-lain.
 Virus : influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya.
 Parasit : malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
 Non infeksi :
 faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi,
keadaan tumbuh gigi, dan lain-lain).
 penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis,
dan lain-lain)
 keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dan lain-
lain)
 pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin.
 pada anak-anak dapat mengalami demam karena efek samping dari
pemberian imunisasi selama ± 1-10 hari.
PATOFISIOLOGI
POLA DEMAM
1. Demam Kontinyu
 peningkatan suhu tubuh yang terus-menerus dan
memiliki fluktuasi yang tidak lebih dari 1o C.
POLA DEMAM
2. Demam Remiten
 penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal
dengan fluktuasi melebihi 2o C. Variasi diurnal biasanya
terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses
infeksi.
POLA DEMAM
3. Demam Intermiten
 peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu dan
kemudian kembali ke suhu normal, kemudian meningkat
kembali. Siklus tersebur berulang-ulang hingga akhirnya
demam teratasi, dengan variasi suhu diurnal >10 C.
a) Demam quotidian : demam dengan periodisitas
siklus setiap 24 jam, khas pada malaria falciparum
POLA DEMAM
b) Demam tertian : demam dengan periodisitas siklus
setiap 48 jam, khas pada malaria tertian
(Plasmodium vivax).
POLA DEMAM
c) Demam quartan : demam dengan periodisitas
siklus setiap 72 jam, khas pada malaria kuartana
(Plasmodium malariae).
POLA DEMAM
4. Demam Septik
 tipe demam ini suhu badan berangsur naik ke tingkat
yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke
tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat.
5. Demam Bifasik
 menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam
yang berbeda
DEMAM TIFOID
• Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi
sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi.
Definisi
• S. Typhi  bakteri gram negatif yang tidak
berkapsul, mempunyai flagella.
• Ada beberapa spesies lain paratifi A,
paratifi B, dan paratifi C
• Mempunyai makromolekular
lipopolisakarida kompleks yang
membentuk lapisan luar dinding sel yang
dinamakan endotoksin.
Etiologi
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
 Masa tunas demam tifoid
berlangsung antara 10-14
hari
 Gejalanya asimtomatik
 Minggu pertama :
 Demam  meningkat
perlahan-lahan t.u sore
hingga malam hari
 Nyeri kepala, pusing
 Nyeri otot
 Anoreksia, mual, muntah
 Obstipasi atau diare
 Perasaan tidak enak di
perut
 Minggu kedua :
 Demam
 Bradikardi relatif
 Lidah kotor, tepi ujung
hiperemi dan tremor
 Hepatomegali
 Splenomegali
 Meteorismus
 Penurunan kesadaran
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Masa inkubasi 10-14
hari
 Keluhan utama demam
yg diderita ± 5-7 hari
yang tidak membaik
dengan antipiretik
 Demam makin naik tiap
hari t.u sore dan malam
hari
 Badan lemah, nyeri
kepala, pusing, nyeri
otot
 Perasaan tidak enak di
perut
 Obstipasi dan kadang-
kadang diare
 Mual, muntah
 Kebiasaan makan dan
minum.
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Fisik
 Penderita nampak lesu,
letih, wajah kosong
 Demam bradikardi relatif
 Tifoid tongue
 Rose spots
 Meteorismus, kembung
 Hepatomegali
 Splenomegali
 Pemeriksaan Penunjang
 Leukositosis
 Netropeni
 Limfositosis
 Anemia ringan
 Trombositopenia
 LED meningkat
 SGOT/SGPT meningkat
 Uji Widal : titer O widal I
1/320 atau titer O widal II
naik 4 kali lipat.
 Tes Dipstick : IgM (+)
demam tifoid akut, IgG (+)
relaps.
DEMAM DENGUE
• Demam Dengue : penyakit yang t.u terdapat pada anak
dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda
klinis berupa demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai leucopenia, dengan atau tanpa ruam, dan
limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat,
nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa
mengecap, trombositopenia ringan, dan ptekie spontan.
• Demam berdarah dengue : penyakit yang terdapat pada
anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri
otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari
pertama.
• Sindroma renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome) :
penyakit demam berdarah dengue yang disertai
renjatan/syok.
Definisi
• DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
Etiologi
PATOFISIOLOGI
Gigitan nyamuk aedes aegypti
Virus berkembang biak dlm
retikuloendotel sistem (RES)
viremia
Membentuk kompleks virus
antibodi
Agregasi trombosit
Aktivasi koagulasi
Aktivasi komplemen
Penghancuran
trombosit o/ RES
Trombositopenia Aktivasi faktor XII
(faktor hagemen)
Permeabilitas dinding
p.d me↑
Kebocoran plasma
Syok hipovolemia
DSS
Anoksia jaringan
Metabolisme
anaerob
Asidosis
metabolik
KEMATIAN
MANIFESTASI KLINIS
 Asimtomatik
 Pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari,
diikuti oleh fase kritis 2-3 hari
 Pada fase kritis pasien tidak demam tapi
mempunyai risiko untuk terjadinya renjatan/ syok.
DIAGNOSIS
 Kriteria klinis Demam Dengue :
 Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
 Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
 Kurva demam yang menyerupai pelana kuda
 Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian
 Adanya ruam-ruam pada kulit (ptekie)
 Leukopenia
DIAGNOSIS
 Kriteria klinis DBD menurut WHO 1997 :
 Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari,
kemudian turun. Demam disertai gejala tidak
spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada
punggung, tulang, persendian, dan kepala.
 Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniquet
positif, ptekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.
 Pembesaran hati (hepatomegali)
 Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi
pada saat demam biasanya mempunyai prognosis
yang buruk.
 Kenaikan nilai hematokrit/ hemokonsentrasi, yaitu
sedikitnya >20%.
 Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
 Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura,
asites atau hipoproteinemia.
DERAJAT BERATNYA DBD SECARA KLINIS
DD/DBD Derajat* Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau
lebih tanda : sakit kepala,
nyeri retro-orbital, mialgia,
artralgia
Leukopenia,
trombositopenia, tidak
ditemukan kebocoran
plasma
Serologi
Dengue
positif
DBD I Gejala diatas ditambah uji
bending positif
Trombositopenia
(<100.000/µl), bukti ada
kebocoran plasma
Serologi
Dengue
positif
DBD II Gejala diatas ditambah
perdarahan spontan
Trombositopenia
(<100.000/µl), bukti ada
kebocoran plasma
Serologi
Dengue
positif
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
Trombositopenia
(<100.000/µl), bukti ada
kebocoran plasma
Serologi
Dengue
positif
DBD IV Syok berat disertai dengan
tekanan darah dan nadi
tidak terukur
Trombositopenia
(<100.000/µl), bukti ada
kebocoran plasma
Serologi
Dengue
positif
MALARIA
DEFINISI
 Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan
oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.
 Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,
menggigil, anemia dan splenomegali.
 Dapat berlangsung akut ataupun kronik.
 Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi
ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal
sebagai malaria berat. (Paul, 2009)
26
ETIOLOGI
 Plasmodium  parasit (protozoa)
 Hidup dalam organ dan pembuluh darah
manusia
 Empat spesies penyebab penyakit pada
manusia dgn manifestasi klinis berbeda
 Plasmodium vivax  malaria tertiana
 Plasmodium falciparum  malaria tropikana
 Plasmodium malariae  malaria kuartana
 Plasmodium ovale  malaria ovale
27
PATOGENESIS MALARIA
 Patogenesis malaria ada 2 cara, yaitu :
 Alami, melalui gigitan nyamuk ke manusia.
 Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit
masuk ke dalam darah manusia melalui
transfuse, suntikan, atau pada bayi baru lahir
melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).
MANIFESTASI KLINIS
 Masa tunas
 P. vivax dan falciparum antara 10-14 hari
 P. malariae antara 18 hari sampai 6 minggu
 Pada masa prodormal gejala tidak khas : menggigil, demam,
nyeri kepala, nyeri otot (terutama punggung), nafsu makan
menurun, dan cepat lelah.
 Gejala khas : serangan berulang paroksismal dari rangkaian
gejala menggigil-demam-berkeringat
 Serangan Demam
 P. vivax : terjadi tiap hari ketiga (malaria tertiana),
 P. falciparum : <48 jam (malaria tropika/ subtertiana)
 P. malariae : tiap 72 jam (malaria kuartana).
 Gejala-gejala lain : ikterus, anemia, splenomegali, hipotensi
postural, urobilinuria, dan kadang-kadang diare.
DIAGNOSIS
 Anamnesis :
 Penderita baru bepergian ke daerah endemis malaria.
 Adanya rangkaian gejala : menggigil, demam tinggi,
berkeringat banyak, disusul stadia sembuh, gejala
tersebut bersifat serangan berulang (paroksismal).
 Air seni berwarna merah seperti teh, nyeri kepala dan
otot (terutama otot punggung), nafsu makan menurun.
 Fisik :
 pucat, anemia, ikterus, hipotensi postural,
hepatomegali, splenomegali.
 Dengan pengobatan anti malaria penderita
sembuh.
DIAGNOSIS
 Laboratorium
 Air seni berwarna merah
seperti air teh karena
mengandung urobilin
 Anemia hemolitik
 Pada sediaan darah tipis dan
tebal nampak adanya parasit
malaria di dalam eritrosit
(pengecatan Giemsa atau
wright).
 P. vivax :
 pada hapusan darah tipis
maupun tebal dapat dilihat
eritrosit yang mengandung
parasit membesar, terdapat
titik Schoffner dan
sitoplasmanya berbentuk
ameboid.
 P. ovale :
 mirip P. vivax, hanya eritrosit yang
mengandung parasit berbentuk oval.
 P. malariae :
 pada sediaan tipis, nampak parasit
berbentuk pita (band), skizon
berbentuk bunga mawar dan trofozoid
bulat kecil-kecil nampak kompak
dengan tumpukan pigmen yang
kadang-kadang menutupi sitoplasma/
inti atau keduanya.
 P. falciparum :
 pada sediaan darah tipis, nampak
gametosit berbentukpisang ; terdapat
bentuk maurer.
P. vivax
P. ovale
33
P. falciparum
P. malariae

More Related Content

Similar to Penatalaksanaan Febris.pptx

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptnurfa30
 
Asuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhfAsuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhfHijrah Said
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxkurnia537765
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahFarahKusumaa
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxSyauqiFaidhunNiam
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamAulia Amani
 
Diagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoid
Diagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoidDiagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoid
Diagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoidMuhammad Munandar
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Ramlah Al Baseri
 

Similar to Penatalaksanaan Febris.pptx (20)

Demam
DemamDemam
Demam
 
DHF dan Demam Typhoid.ppt
DHF dan Demam Typhoid.pptDHF dan Demam Typhoid.ppt
DHF dan Demam Typhoid.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
 
4. bab 2
4. bab 24. bab 2
4. bab 2
 
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
Askep dbd AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhfAsuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhf
 
Asuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbdAsuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbd
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarah
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
 
SLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptxSLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptx
 
Modul Demam
Modul DemamModul Demam
Modul Demam
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul Demam
 
penyuluhan-dbdppt.pptx
penyuluhan-dbdppt.pptxpenyuluhan-dbdppt.pptx
penyuluhan-dbdppt.pptx
 
Diagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoid
Diagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoidDiagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoid
Diagnosis dan-penatalaksanaan-demam-tiphoid
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Askep dhf
Askep dhfAskep dhf
Askep dhf
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Dengue.pptx
Dengue.pptxDengue.pptx
Dengue.pptx
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 

Recently uploaded

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 

Recently uploaded (20)

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 

Penatalaksanaan Febris.pptx

  • 1. REFERAT PENATALAKSANAAN FEBRIS Oleh : Rahardian Sigmawan 201410401011013 Robiatul Adawiyah 201410401011016 Pembimbing dr. Ipung Puruhito, Sp.PD
  • 2. DEFINISI DEMAM  Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.  Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50 -37,20C.  Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature ≥ 38,00 C atau oral temperature ≥37,50 C atau axillary temperature ≥37,20 C.  Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes.
  • 3. ETIOLOGI  Infeksi : infeksi bakteri, virus, ataupun parasit.  Bakteri : pneumonia, bronkitis, bakterial gastroenteritis, osteomyelitis, appendicitis, tuberculosis, sepsis, bakteremia, infeksi saluran kemih, meningitis, dan lain-lain.  Virus : influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya.  Parasit : malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.  Non infeksi :  faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dan lain-lain).  penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dan lain-lain)  keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dan lain- lain)  pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin.  pada anak-anak dapat mengalami demam karena efek samping dari pemberian imunisasi selama ± 1-10 hari.
  • 5. POLA DEMAM 1. Demam Kontinyu  peningkatan suhu tubuh yang terus-menerus dan memiliki fluktuasi yang tidak lebih dari 1o C.
  • 6. POLA DEMAM 2. Demam Remiten  penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 2o C. Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.
  • 7. POLA DEMAM 3. Demam Intermiten  peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu dan kemudian kembali ke suhu normal, kemudian meningkat kembali. Siklus tersebur berulang-ulang hingga akhirnya demam teratasi, dengan variasi suhu diurnal >10 C. a) Demam quotidian : demam dengan periodisitas siklus setiap 24 jam, khas pada malaria falciparum
  • 8. POLA DEMAM b) Demam tertian : demam dengan periodisitas siklus setiap 48 jam, khas pada malaria tertian (Plasmodium vivax).
  • 9. POLA DEMAM c) Demam quartan : demam dengan periodisitas siklus setiap 72 jam, khas pada malaria kuartana (Plasmodium malariae).
  • 10. POLA DEMAM 4. Demam Septik  tipe demam ini suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. 5. Demam Bifasik  menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda
  • 12. • Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Definisi • S. Typhi  bakteri gram negatif yang tidak berkapsul, mempunyai flagella. • Ada beberapa spesies lain paratifi A, paratifi B, dan paratifi C • Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapisan luar dinding sel yang dinamakan endotoksin. Etiologi
  • 14. MANIFESTASI KLINIS  Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari  Gejalanya asimtomatik  Minggu pertama :  Demam  meningkat perlahan-lahan t.u sore hingga malam hari  Nyeri kepala, pusing  Nyeri otot  Anoreksia, mual, muntah  Obstipasi atau diare  Perasaan tidak enak di perut  Minggu kedua :  Demam  Bradikardi relatif  Lidah kotor, tepi ujung hiperemi dan tremor  Hepatomegali  Splenomegali  Meteorismus  Penurunan kesadaran
  • 15. DIAGNOSIS  Anamnesis  Masa inkubasi 10-14 hari  Keluhan utama demam yg diderita ± 5-7 hari yang tidak membaik dengan antipiretik  Demam makin naik tiap hari t.u sore dan malam hari  Badan lemah, nyeri kepala, pusing, nyeri otot  Perasaan tidak enak di perut  Obstipasi dan kadang- kadang diare  Mual, muntah  Kebiasaan makan dan minum.
  • 16. DIAGNOSIS  Pemeriksaan Fisik  Penderita nampak lesu, letih, wajah kosong  Demam bradikardi relatif  Tifoid tongue  Rose spots  Meteorismus, kembung  Hepatomegali  Splenomegali  Pemeriksaan Penunjang  Leukositosis  Netropeni  Limfositosis  Anemia ringan  Trombositopenia  LED meningkat  SGOT/SGPT meningkat  Uji Widal : titer O widal I 1/320 atau titer O widal II naik 4 kali lipat.  Tes Dipstick : IgM (+) demam tifoid akut, IgG (+) relaps.
  • 18. • Demam Dengue : penyakit yang t.u terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan, dan ptekie spontan. • Demam berdarah dengue : penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. • Sindroma renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome) : penyakit demam berdarah dengue yang disertai renjatan/syok. Definisi • DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 Etiologi
  • 19. PATOFISIOLOGI Gigitan nyamuk aedes aegypti Virus berkembang biak dlm retikuloendotel sistem (RES) viremia Membentuk kompleks virus antibodi Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi komplemen Penghancuran trombosit o/ RES Trombositopenia Aktivasi faktor XII (faktor hagemen) Permeabilitas dinding p.d me↑ Kebocoran plasma Syok hipovolemia DSS Anoksia jaringan Metabolisme anaerob Asidosis metabolik KEMATIAN
  • 20. MANIFESTASI KLINIS  Asimtomatik  Pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, diikuti oleh fase kritis 2-3 hari  Pada fase kritis pasien tidak demam tapi mempunyai risiko untuk terjadinya renjatan/ syok.
  • 21. DIAGNOSIS  Kriteria klinis Demam Dengue :  Suhu badan yang tiba-tiba meninggi  Demam yang berlangsung hanya beberapa hari  Kurva demam yang menyerupai pelana kuda  Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian  Adanya ruam-ruam pada kulit (ptekie)  Leukopenia
  • 22. DIAGNOSIS  Kriteria klinis DBD menurut WHO 1997 :  Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun. Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan kepala.  Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniquet positif, ptekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.  Pembesaran hati (hepatomegali)  Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk.  Kenaikan nilai hematokrit/ hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya >20%.  Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)  Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
  • 23. DERAJAT BERATNYA DBD SECARA KLINIS DD/DBD Derajat* Gejala Laboratorium DD Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia Leukopenia, trombositopenia, tidak ditemukan kebocoran plasma Serologi Dengue positif DBD I Gejala diatas ditambah uji bending positif Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma Serologi Dengue positif DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma Serologi Dengue positif DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah) Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma Serologi Dengue positif DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma Serologi Dengue positif
  • 25. DEFINISI  Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.  Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali.  Dapat berlangsung akut ataupun kronik.  Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. (Paul, 2009)
  • 26. 26 ETIOLOGI  Plasmodium  parasit (protozoa)  Hidup dalam organ dan pembuluh darah manusia  Empat spesies penyebab penyakit pada manusia dgn manifestasi klinis berbeda  Plasmodium vivax  malaria tertiana  Plasmodium falciparum  malaria tropikana  Plasmodium malariae  malaria kuartana  Plasmodium ovale  malaria ovale
  • 27. 27
  • 28. PATOGENESIS MALARIA  Patogenesis malaria ada 2 cara, yaitu :  Alami, melalui gigitan nyamuk ke manusia.  Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia melalui transfuse, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).
  • 29. MANIFESTASI KLINIS  Masa tunas  P. vivax dan falciparum antara 10-14 hari  P. malariae antara 18 hari sampai 6 minggu  Pada masa prodormal gejala tidak khas : menggigil, demam, nyeri kepala, nyeri otot (terutama punggung), nafsu makan menurun, dan cepat lelah.  Gejala khas : serangan berulang paroksismal dari rangkaian gejala menggigil-demam-berkeringat  Serangan Demam  P. vivax : terjadi tiap hari ketiga (malaria tertiana),  P. falciparum : <48 jam (malaria tropika/ subtertiana)  P. malariae : tiap 72 jam (malaria kuartana).  Gejala-gejala lain : ikterus, anemia, splenomegali, hipotensi postural, urobilinuria, dan kadang-kadang diare.
  • 30. DIAGNOSIS  Anamnesis :  Penderita baru bepergian ke daerah endemis malaria.  Adanya rangkaian gejala : menggigil, demam tinggi, berkeringat banyak, disusul stadia sembuh, gejala tersebut bersifat serangan berulang (paroksismal).  Air seni berwarna merah seperti teh, nyeri kepala dan otot (terutama otot punggung), nafsu makan menurun.  Fisik :  pucat, anemia, ikterus, hipotensi postural, hepatomegali, splenomegali.  Dengan pengobatan anti malaria penderita sembuh.
  • 31. DIAGNOSIS  Laboratorium  Air seni berwarna merah seperti air teh karena mengandung urobilin  Anemia hemolitik  Pada sediaan darah tipis dan tebal nampak adanya parasit malaria di dalam eritrosit (pengecatan Giemsa atau wright).  P. vivax :  pada hapusan darah tipis maupun tebal dapat dilihat eritrosit yang mengandung parasit membesar, terdapat titik Schoffner dan sitoplasmanya berbentuk ameboid.  P. ovale :  mirip P. vivax, hanya eritrosit yang mengandung parasit berbentuk oval.  P. malariae :  pada sediaan tipis, nampak parasit berbentuk pita (band), skizon berbentuk bunga mawar dan trofozoid bulat kecil-kecil nampak kompak dengan tumpukan pigmen yang kadang-kadang menutupi sitoplasma/ inti atau keduanya.  P. falciparum :  pada sediaan darah tipis, nampak gametosit berbentukpisang ; terdapat bentuk maurer.