Bab ini membahas sistem regulasi manusia, termasuk struktur dan fungsi sistem saraf, neuron, dan sinapsis. Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf simpatik dan parasimpatik). Neuron adalah unit struktural dan fungsional sistem saraf yang terdiri atas badan sel, dendrit, dan akson. Sinapsis merupakan sambungan antara neuron yang memungkinkan penghantaran impuls
1. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini,
siswa diharapkan dapat ;
• Mengidentifikasi struktur,
fungsi, dan proses sistem
regulasi pada manusia
• Mengaitkan hubungan
antara struktur , fungsi, dan
proses sistem regulasi pada
manusia
• Menjelaskan struktur ,
fungsi dan proses sistem
regulasi pada manusia.
• Mengidentifikasi kelainan
yang terjadi pada sisitem
regulasi manusia
BAB 8
Sistem Regulasi Manusia
2. Pendahuluan
Regulasi adalah cara semua organ dan sistem tubuh untuk
bekerja sama secara efisien.
Tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh antara lain :
1. Sistem saraf untuk menanggapi adanya perubahan
lingkungan yang merangsangnya .
2. Sistem indra merupakan reseptor rangsang dari luar.
3. Sistem hormon mengatur pertumbuhan,
keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku.
3. SISTEM SARAF
Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian
tubuh disebut rangsang.
Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan indra (reseptor).
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh , misalnya berupa bau,
rasa pahit-manis, sentuhan, cahaya, suhu, tekanan atupun gaya
berat. Indra penerimanya disebut ekstraseptor.
Rangsangan dari dalam misalnya rasa lapar, kenyang, nyeri dan
kelelahan Indra penerimanya disebut intraseptor.
4. Kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf disebut
neuron.
Neuron tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan
akson (neurit).
Badan sel saraf mengandung inti sel (nukleus) dan
sitoplasma (neuroplasma).
Sel Saraf (Neuron)
5. Variasi bentuk dan struktur sel hewan dan tumbuhan. Setiap sel
mempunyai tugas khusus, yang membantu organisme sebagai satu
kesatuan yang bekerja secara efisien.
Sel darah merah
Sel daun
Sel sperma Sel rambut akar
tanaman
Sel pollen
Sel neuron motorik
7. Dua macam serabut sel saraf;
1. Dendrit
Dendrit merupakan serabut saraf pendek,
berfungsi menerima impuls yang datang dari
ujung akson neuron lain dibawa menuju ke
badan sel saraf.
2. Akson (neurit)
Merupakan serabut yang panjang, berfungsi
meneruskan impuls dari badan sel saraf ke
kelenjar dan serabut-serabut otot.
8. • Subtitusi lemak yang mengelilingi sel saraf disebut
selubung mielin
• Selubung mielin tersusun atas rangkaian sel-sel
schwann
• Pada pertemuan antara selubung mielin satu dengan
yang lain terdapat bagian akson yang tidak terlindungi
disebut nodus Ranvier .
• Nodus Ranvier berfungsi mempercepat jalanya impuls
(rangsangan)
9. No Struktur Fungsi
1. Neuron
sensorik
Badan selnya
bergelombang
membentuk ganglion
(simpul saraf). Aksonnya
pendek sedangkan
dendritya panjang.
meneruskan impuls (rangsangan)
dari reseptor menuju sistem saraf
pusat (otak dan sumsum
tulang belakang)
2. Neuron
motorik
Dendritnya pendek dan
aksonnya panjang
Neuron yang berperan
meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke otot dan kelenjar
yang akan melakukan respon
tubuh.
3. Interneuron/
neuron
konektor
Dendritnya pendek dan
aksonnya ada yang
pendek dan panjang
Menerima rangsangan dari neuron
sensori atau dari neuron
interneuron yang lain.
Macam-macam neuron berdasarkan bentuk dan fungsi
11. Mekanisme Penghantar Impuls
Penghantaran Lewat Sel Saraf
• Impuls syaraf adalah pesan syaraf yang
dialirkan sepanjang akson dalam bentuk
gelombang listrik.
• Impuls berjalan dari satu neuron ke neuron
yang lain melalui sinapsis.
12. Proses Jalannya Impuls Melalui Sel Syaraf
a. Polarisasi
b. Ada Rangsangan
c. Depolarisasi
1. Dalam keadaan tidak ada rangsang, neuron dalam
keadaan istirahat.
2. Saat neuron istirahat, muatan listrik diluar neuron
bermuatan positif. Sedangkan muatan listrik di
dalam neuron bermuatan negatif (Polarisasi).
Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya
mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-
kalium.
3. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membran
plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya,
konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar
daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor
aktif terjadi pada membran plasma.
4. Apabila ada rangsangan maka bagian tubuh akan
mengenalinya (reseptor) dan kemudian
menimbulkan impuls syaraf.
13. d. Impuls syaraf berjalan
e. Neuron kembali terpolarisasi
5. Impuls syaraf terjadi karena terjadinya perubahan
dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi
(muatan listrik di luar neuron bermuatan negatif
dan muatan listrik di dalam neuron bermuatan
positif).
6. Proses depolarisasi ini berlangsung cepat dan
berjalan sepanjang neuron. Inilah yang dimaksud
dengan impuls syaraf.(Impuls bisa mencapai
kecepatan 1/1000 detik).
7. Setelah impuls berlalu, neuron akan kembali ke
keadaan semula (polarisasi).
8. Saat impuls berjalan sampai di teminal sinapsis,
impuls akan dibawa oleh neurotransmiter menuju
neuron lainnya. Begitu seterusnya sampai impuls
berjalan menuju otak.
9. Di otak, impuls akan diterjemahkan dan ditanggapi
dalam bentuk yang disesuaikan dengan bentuk
rangsangannya.
14. Penghantaran lewat Sinapsis
Dendrit
Badan Sel
Nukleus
Akson
Arah Jalannya
impuls
Sinapsis
Selubung Myelin
Terminal sinapsis
Neuron Pra Sinaps Neuron Pasca Sinaps
Sinapsis adalah Sambungan antara neuron yang
satu dengan neuron yang lain.
15. Struktur sinapsis
Pada setiap neuron,
• Akson berakhir pada suatu
tonjolan kecil (tombol
sinapsis).
• Permukaan membran
tombol sinapsis disebut
membran prasinapsis.
• Permukaan membran
dendrit dari sel yang dituju
disebut membran post-
sinapsis/ pascasinapsis.
• Kedua membran dipisahkan
oleh celah sinapsis.
16. Pada sitoplasma,
• Tombol sinapsis
terdapat
neurotransmitter.
• Neurotransmitter
adalah zat kimia yang
menanggapi impuls
elektrik pada neuron
dan dapat
mentransmisikan
impuls ke neuron
berikutnya .
17. Neuron
pra sinaps
Neuron
Pasca sinaps
Vesikula sinapsis
mengandung
neurotransmitter
Membran
paska
sinaps
Celah sinaps
Ligan (pintu gerbang ion)
Ca2+ Berdifusi ke
tombol sinapsis
Ligan
Membran
neuron
Neuro-
transmitter
Vesikula
sinapsis
K+
Na+
Mitokondria
Molekul
neurotransmitter
di lepaskan
Mekanisme Kerja Sinapsis
18. Apabila impuls sampai pada tombol sinapsis,
segera neuron mengirimkan neurotransmiter.
Selanjutnya, neurotransmiter dibawa oleh
vesikula sinapsis menuju membran prasinapsis.
Kedatangan impuls tersebut membuat
permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion
Ca2+ meningkat (terjadi depolarisasi).
Sehingga, ion Ca2+ masuk dan merangsang
vesikula sinapsis untuk menyatu dengan
membran prasinapsis.
Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter
dilepaskan ke dalam celah sinapsis melalui
eksositosis.
19. Dari celah sinapsis, neurotransmiter
berdifusi menuju membran pascasinapsis.
Setelah impuls dikirim, membran
pascasinapsis akan mengeluarkan enzim
untuk menghidrolisis neurotransmiter.
Enzim tersebut misalnya senzim
asetilkolineterase yang menghidrolisis
asetilkolin menjadi kolin dan asam etanoat.
Oleh vesikula sinapsis, hasil hidrolisis (kolin
dan asametanoat) akan disimpan sehingga
sewaktu-waktu bisa digunakan kembali.
20. Beberapa jenis neurotransmiter, antara lain:
Asetilkolin , dopamine, noradrenalin, dan
serotonin.
Asetilkolin berada pada seluruh sistem saraf;
Sementara noradrenalin berada pada sistem
saraf simpatik;
Sementara dopamine dan serotonin terdapat
pada otak.
Asetilkolin dan noradrenalin merupakan dua
neurotransmiter utama yang terdapat pada
mammalia.
21. Proses terjadinya gerak
Gerak biasa
Reseptor neuron sensorik saraf pusat neuron motorik efektor
Gerak refleks
Reseptor neuron sensorik neuron konektor neuron motorik efektor
Jalur yang dilalui oleh rangsang yang mengakibatkan timbulnya gerak biasa
22. Gerak refleks
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan
tertentu yang mengejutkan atau menyakitkan
Jalur gerak refleks
Rangsangan
reseptor
Sumsum tulang
belakang
Neuron
sensori
Neuron
motor
Efektor
23. Neuron motorik lalu
merangsang otot paha
untuk berkontraksi meng-
Angkat kaki.
5
Neuron sensorik
membawa impuls menuju
sumsum tulang belakang.
3
Neuron mendeteksi
rangsangan pada
dengkul.
2
Gerak refleks
adalah gerak
cepat yang
tidak disadari.
1
Sumsum Tulang
Belakang
Neuron Sensorik
Neuron Motorik
Neuron Penghubung
Di sumsum tulang belakang impuls
diteruskan ke neuron motorik atau melalui neuron
penghubung untuk ditanggapi
4
Neuron
penghubung
24. Sistem saraf
Sistem saraf
pusat
Sistem saraf tepi
Otak
Sumsum tulang belakang
Sistem saraf sadar
Sistem saraf tidak
sadar
Saraf simpatik
Saraf Parasimpatik
Susunan Sistem Saraf
26. Otak sebagai pusat kordinator tubuh dan
diselubungi oleh jaringan yang disebut
selaput meninges.
Selaput ini tersusun atas tiga lapisan
Sistem Saraf
Pusat
Otak
1. lapisan duramater, yaitu selaput terluar
yang kuat dan melekat pada tulang
tengkorak dalam.
2. Lapisan arakhnoid, lapisan ini
menyerupai sarang laba-laba.
3. Lapisan piamater, merupakan lapisan
paling tipis dan paling dalam dari selaput
meninges. Selaput ini mengandung
banyak sel darah.
27. Perkembangan otak manusia
Otak
Depan
Telencephalon
Otak
Tengah
Otak
Belakang
Diencephalon
Mesencephalon
Metencephalon
Myelencephalon
Cerebrum (Otak Besar)
Diencephalon (thalamus, hipothalamus, epithalamus)
Otak Tengah (merupakan bagan dari batang otak)
Pons (bagian dari batang otak) , cerebellum
Medulla oblongata (bagian dari batang otak)
Otak Tengah
Otak Belakang
Otak Depan
a. Embrio saat berumur
1 bulan
(b) Embrio saat berumur 5 minggu
(c) Otak manusia dewasa
Mesencephalon
Metencephalon
Myelencephalon
Syaraf Spinal
Diencephalon
Telencephalon
Cerebral
Diencephalon:
Hipothalamus
Thalamus
Kelenjar Pineal
(bagian dari epithalamus)
Batang Otak:
Otak Tengah
Pons
Medulla
oblongata
Cerebellum (Otak Kecil)
Syaraf Spinal
28. Medula oblongata
(sumsum lanjutan)
Serebelum
Diensefalon
Lobus oksipitalis
Talamus
Lobus parietalis
Serebrum
Lobus
frontalis
Hipotalamus
Lobus temporalis
Ponds Varolii
Ganglia basal
Belahan kanan otak
Belahan kiri otak
Otak tengah
Bagian-bagian otak manusia
Sistem Saraf
Pusat
30. 1. Cerebrum dibagi menjadi dua bagian
(hemisfer), yaitu otak kanan dan otak kiri.
Keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Otak kanan dan otak kiri terhubung oleh
corpus callosum, yaitu jaringan saraf
penghubung.
Otak kanan mengatur kerja organ tubuh
sebelah kiri, dan sebaliknya, otak kiri
mengatur kerja organ tubuh sebelah kanan.
Selain itu, otak kanan berpengaruh
terhadap kemampuan kreativitas dan seni
seseorang.
Adapun otak kiri berpengaruh terhadap
kemampuan analisis, logika, dan komunikasi.
Sistem Saraf
Pusat
31. Hemisfer serebrum adalah bagian terbesar
dan terdepan dari otak manusia.
Terdiri dari empat lobus :
1. Lobus frontal, berperan dalam ingatan,
emosi, berbicara, dan gerakan yang
terlatih.
2. Lobus parietal, berperan dalam
pengaturan impuls dari kulit(sentuhan
dan tekanan), serta pengenalan posisi
tubuh.
3. lobus oksipitalis, berperan dalam
mendeteksi dan mengolah cahaya dari
penglihatan.
4. Lobus temporalis, berperan dalam
pengenalan suara dan memori.
Sistem Saraf
Pusat
32. Otak besar dan bagian-bagiannya.
Daerah asosiasi pada otak besar.
Sistem Saraf
Pusat
33. Serebrum dibedakan menjadi 3
area yaitu
1. Area sensori, berkaitan dengan
penerimaan ransang dari organ
ransang.
2. Area motor , berperan
merespon ransangan yang
sampai ke otak melalui
informasi atau perintah ke
efektor.
3. Area asosiasi, menghubungkan
area sensori dan area motor.
Sistem Saraf
Pusat
34. 2. Talamus adalah bagian yang
berperan sebagai pusat
pengolahan (interpretasi)
impuls sebelum disampaikan
ke bagian lain di otak.
Beberapa impuls yang dapat
diolah oleh talamus, antara
lain rasa sakit, sentuhan,
tekanan, dan cahaya.
Sistem Saraf
Pusat
35. 3. Hipotalamus berfungsi mengontrol
sejumlah fungsi autonom.
Hipotalamus merupakan pusat
koordinasi sistem saraf autonom yang
mengendalikan suhu tubuh, selera
makan, lapar, haus, keseimbangan,
metabolisme karbohidrat dan lemak,
tekanan darah, tingkah laku, dan tidur.
Selain itu, hipotalamus juga
mengontrol kelenjar pituitari, yakni
kelenjar hormon yang berperan
dalam mengontrol kelenjar-kelenjar
hormon lainya, seperti kelenjar tiroid,
kelenjar adrenalin, dan pankreas.
Sistem Saraf
Pusat
36. Terletak didepan otak kecil.
Terdiri atas 2 bagian yaitu :
1. Lobus optik (kolikuli superior)
merupakan pusat pengatur gerak
bola mata, refleks pupil , dan refleks
akomodasi.
2. Kolikuli interior, merupakan pusat
pendengaran (auditori ).
Otak tengah berfungsi menyampaikan
impuls antara otak depan dan otak
belakang, kemudian antara otak depan
dan mata.
Otak tengah (Mesensefalon)
Sistem Saraf
Pusat
39. Otak belakang (Rhombensefalon)
1. Otak kecil (cerebellum),
2. Pons varoli (jembatan parol), dan
3. Medula oblongata.
Ketiga bagian ini berperan
mengontrol aliran impuls saraf
antara otak dan bagian tubuh
lainnya.
Sistem Saraf
Pusat
Otak belakang terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
41. Otak kecil berfungsi mengatur
pergerakan otot, keseimbangan
kerja otot dan rangka, serta
mengatur sikap dan posisi tubuh
Pons varoli berperan
menghantarkan impuls otot tubuh
bagian kiri dan kanan.
Selain itu, pons varoli merupakan
penghubung antara otak besar
dan otak kecil.
Sistem Saraf
Pusat
42. Adapun medula oblongata
berfungsi menghubungkan antara
otak dengan sumsum tulang
belakang.
selain itu Medula oblongata juga
berperan dalam mengatur
pernapasan, denyut jantung,
pelebaran dan penyempitan
pembuluh darah, gerak menelan,
dan batuk.
Sistem Saraf
Pusat
43. Batas antara medula oblongata
dan sumsum tulang belakang
tidak jelas sehingga medula
oblongata sering disebut
sumsum lanjutan.
Otak tengah bersama pons
varoli dan medula oblongata
membentuk unit fungsional
yang disebut batang otak (brain
stem).
Sistem Saraf
Pusat
44. Sistem Saraf
Pusat
Irisan melintang sumsum tulang
belakang menunjukan :
• Bagian luar tersusun dari bahan
putih disebut substansi alba
• Bagian dalam tersusun dari bahan
abu-abu disebut substansi
grissea, dan tersusun atas badan-
badan sel, sinapsis, serta sel-sel
saraf konektor yang tidak
bermielin.
Sumsum Tulang Belakang
45. • Dalam bahan abu-abu terdapat
saluran tengah ( kanal sentral )
yang berisi cairan serebrospinal,
berfungsi memasok makanan
bagi sumsum tulang dan
berperan sebagai peredam kejut
atau pelindung dari goncangan.
• Substansi alba mengandung
akson bermielin, berfungsi
menghantarkan impuls menuju
otak dan dari otak ke efektor
Sistem Saraf
Pusat
46. • Sumsum tulang belakang juga
dilindungi oleh selaput meninges.
Fungsi utama sumsum tulang
belakang adalah menghubungkan
impuls dari dan ke otak, serta
memberi alternatif jalan
terpendek pada gerak refleks.
Sistem Saraf
Pusat
50. Sistem Saraf Tepi
Berdasarkan
arah impuls
yang dibawanya
Sistem aferen menghantarkan
informasi dari reseptor ke
sistem saraf pusat.
Sistem eferen menghantarkan
informasi dari sistem saraf
pusat ke otot dan kelenjar.
Sistem saraf
aferen
Sistem saraf
eferen
51. Sistem Saraf Tepi
Terdiri atas:
1. Sistem saraf sadar (somatik) dan
2. Sistem saraf tak sadar (otonom).
52. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf sadar (sistem saraf somatik)
Berdasarkan
asalnya
Sistem saraf
kepala (kranial)
Sistem saraf tulang
belakang (spinal)
Saraf kranial (menuju atau berasal dari
otak) dan saraf spinal (menuju atau
berasal dari sumsum tulang).
Pasangan saraf kranial dan saraf spinal
yang keluar dari otak dan sumsum tulang
belakang, menghubungkan dengan tiap
reseptor dalam tubuh.
53. Sistem Saraf Tepi
• Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang
saraf kranial, dan 31 pasang saraf spinal.
• Saraf-saraf ini meneruskan impuls dari saraf
pusat, juga meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke semua otot-otot rangka tubuh.
• Sistem saraf somatik menghantarkan impuls
dari reseptor ( terutama stimulus luar ) ke
sistem saraf pusat, juga meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot-otot
rangka tubuh.
• Sistem saraf somatik menghantarkan impuls
dari sistem saraf pusat ke jaringan otot rangka.
54. Sistem Saraf Tepi
Sistem Saraf Somatik
Saraf Kranial
Dari ke dua belas nama kranial,
Saraf nomor I, II, dan VIII terdiri atas
neuron-neuron sensori ;
Saraf nomor III, IV, VI, XI dan XII terdiri
atas neuron-neuron motor ;
Sedangkan yang lain (nomor V, VII, IX)
terdiri atas gabungan neuron motor dan
sensori.
Saraf nomor X (nervus vagus) disebut
pula sebagai saraf pengembara.
55. Saraf kranial Macam
saraf
Asal Neuron Aferen Distribusi Neuron Eferen
I. Olfaktori Saraf sensori Bagian olfaktori dari mukosa hidung (bau) Dari indera pencium pada lapisan lendir hidung
II. Optik Saraf sensori Retina (penglihatan) Dari indera penglihat pada retina mata
III. Okulomotor Saraf motor Proprioseptor otot bola mata Otot penggerakbola mata
IV. Troklear Saraf motor Pergerakan mata menuju otot-otot bola mata Otot lain penggerak bola mata.
V. Trigeminal Saraf
campuran
Sensori dari wajah(sentuhan dan rasa nyeri),
motor, menuju rahang. (pergerakan)
Otot pengunyah
VI. Abdusen Saraf motor Pergerakan bola
mata
Otot lain penggerak bola mata
VII. Fasial Saraf
campuran
Sensori, dari lidah (pengecap). Motor, menuju
otot-otot wajah (ekspresi)
Otot muka, kelenjar ludah
VIII. Auditori/
Vestibulo Koklear
Saraf sensori Koklea dan saluran
semisirkuler
Pendengaran , dari koklea keseimbangan, dari
saluran setengah lingkaran.
IX. Glosofaringeal Saraf
campuran
Sensori dari lidah (pengecap), motor menuju
organ-organ dalam
Kel.parotis otot penelan
X. Vagus Saraf
campuran
Sensori dari organ-organ dalam. Motor menuju
organ-organ dalam yang sama, paru-paru,
jantung, aorta,
lambung
Saraf parasimpatik ke jantung
XI. Acesori Spinal Saraf motor Pergerakan kepala menuju otot-otot leher Otot belikat
XII. Hipoglosal Saraf motor Pergerakan lidah meuju otot-otot lidah Otot lidah
56. Sistem Saraf Tepi
Saraf Spinal
Saraf pinggul/
Sakral (5 pasang)
Urat saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31, urat
saraf ini merupakan gabungan neuron sensori dan motor.
Dengan perincian :
57. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tak sadar (Sistem
Saraf Autonom)
Sistem saraf otonom disusun oleh saraf-
saraf motorik yang terdapat pada
sumsum tulang belakang dan beberapa
saraf kranial yang mengontrol kegiatan
organ-organ dalam dan tidak melibatkan
otot-otot rangka.
Seperti gerakan otot jantung, gerakan
otot-otot saluran pencernaan, dan
sekresi hormon dan enzim oleh kelenjar.
58. Sistem Saraf Tepi
Ada dua macam sistem saraf autonom,
yaitu :
1. Sistem saraf simpatetik
Stimulasi oleh Saraf simpatetik pada
umumnya bersifat merangsang
kerja organ .
2. Sistem saraf parasimpatetik.
Stimulasi oleh saraf parasimpatetik
pada umumnya bersifat
menghambat kerja organ.
59. Sistem Saraf Tepi
Saraf Autonom
Melebarnya
pupil
Menghambat
pengeluaran
saliva
Meningkatkan
kerja jantung
Memperbesar
bronkus
Menghambat
kerja lambung
dan pankreas
Merangsang
pelepasan
glukosa oleh hati
Sekresi adrenalin
dan non adrenalin
Menghambat
kontraksi
kandung
kemih
Memacu produksi
saliva
Melambatkan
denyut jantung
Menyempitkan
bronkus
Memacu kerja
lambung dan
sekresi
Menstimulasi
pengeluaran
empedu
Kontraksi
kandung kemih
Simpatik
Parasimpatik
Menyempitnya
pupil
Ganglion
Medula oblongata
61. Organ
atau jaringan
Simpatik Parasimpatik
Iris (pupil mata) Melebarnya iris (pupil) Menyempitnya iris (pupil)
Kelenjar air liur Menghambat sekresi air liur Merangsang sekresi air liur
Otot antar rusuk Meningkatkan kecepatan bernapas Mengurangi kecepatan bernapas
Bronkus dan
bronkiolus
Membesarkan bronkus dan
bronkiolus
Mengecilkan bronkus dan bronkiolus
Jantung Meningkatkan kecepatan denyut
jantung
Menurunkan kecepatan denyut jantung
Pembuluh darah Meningkatkan tekanan darah Menurunkan tekanan darah
Sistem urin Menurunkan pengeluaran urin Meningkatkan pengeluaran urin
Sistem reproduksi Merangsang ejakulasi Merangsang ereksi penis dan klitoris
Usus Menghambat gerak peristaltik
Menghambat sekresi getah lambung
Kontraksi sfinkter dubur
Merangsang gerak peristaltik
Merangsang sekresi getah lambung
Relaksasi sfinkter dubur
Kulit Kontraksi otot penegak rambut
Merangsang produksi keringat
Merangsang vasokontriksi, yaitu
mengecilnya diameter pembuluh
darah, biasanya pada arteriola.
Tidak berpengaruh
Tidak berpangaruh
Merangsang vasodilatasi, yaitu pembesaran
diameter pembuluh darah, biasanya pada
arteriola
Hati Mengubah glikogen menjadi gula Mengubah gula menjadi glikogen
63. Sistem Saraf Invertebrata
Pada cacing pipih, sistem
saraf berupa sistem saraf
tangga tali.
Sistem saraf cacing pipih
Pada cacing tanah, sistem
saraf berupa sistem saraf
tangga tali.
Sistem saraf cacing tanah
65. ALAT INDRA
Indra penglihat (mata)
Indra pendengar (telinga)
Indra pembau (hidung)
Indra peraba dan perasa (kulit)
Indra pengecap (lidah)
66. Berdasarkan jenis rangsangan (stimulus) yang
diterimanya reseptor di bedakan menjadi :
1. Fotoreseptor, penerima rangsang cahaya.
2. Kemoreseptor, penerima rangsang zat kimia.
3. Mekanoreseptor, menerima rangsang fisik,
misalnya sentuhan.
4. Audioreseptor, penerima rangsang suara.
5. Termoreseptor, penerima rangsang
panas/temperatur.
67. Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor
peka cahaya yang disebut fotoreseptor
Indra penglihat (mata)
68.
69. Lapisan Bola Mata Lapisan tengah mata yang
mengandung pembuluh
darah. Fungsi : memberi
nutrisi & oksigen pada bola
mata. Pada bagian depan,
terdapat iris & pupil.
Lapisan luar mata
berwarna putih & tidak
tembus cahaya. Pada
bagian depan, terdapat
kornea.
Berfungsi untuk
melindungi dan
mempertahankan
bentuk bola mata
Lapisan peka cahaya (fotoreseptor)
terdiri atas sel-sel batang dan sel-sel
kerucut. Cahaya yang jatuh ke retina
diteruskan ke saraf mata untuk
disampaikan ke otak. Pada retina
terdapat bintik kuning & bintik buta.
Berfungsi menangkap bayangan.
70. Fungsi : membantu
memfokuskan
bayangan pada
retina serta
melindungi lensa
mata.
Fungsi : mengatur
cahaya agar jatuh
tepat pada retina.
Lensa memiliki
daya akomodasi.
Bintik buta (blind spot) :
bagian retina yang paling
tidak peka terhadap rangsang
cahaya, karena tidak memiliki
sel-sel batang dan sel-sel
kerucut.
71. Celah/lubang pada iris yang memungkinkan
cahaya masuk kemata . Pada saat cahaya
terang pupil mengecil, pada saat cahaya
redup pupil membesar. Pupil terlihat hitam
karena cahaya yang masuk ke mata di serap
oleh pigmen melanin dalam koroid.
Mengandung pigmen yang memberikan warna
pada mata. Fungsi : sebagai diafragma yaitu
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
dengan cara mengatur ukuran pupil.
72. Ruang di belakang lensa mata
yang berisi bahan transparan
seperti jeli.
Ruang di depan
lensa mata yang
berisi cairan
bening.
73. Bintik kuning
(fovea) : bagian
retina yang
paling peka
terhadap
rangsang cahaya
tersusun atas sel-
sel kerucut. Di
sebut juga pusat
mata, Berfungsi
memberikan
ketajaman
penglihatan yang
tinggi
Sekumpulan serabut saraf sensori
yang meninggalkan bagian
belakang mata. Berfungsi
membawa rangsang dari retina ke
otak.
74. Alat Pelindung Bola Mata
Fungsi : Menahan keringat atau benda
asing yang jatuh dari dahi agar tidak
masuk ke dalam mata.
Fungsi : Menahan & melindungi
mata dari debu serta
menyaring cahaya matahari
yang menyilaukan.
Fungsi : Melindungi mata
dari debu atau benda
asing lainnya & cahaya
yang menyilaukan
ketika mata sedang
terbuka.
Fungsi : Menjaga permukaan bola mata dari
kekeringan, membersihkan permukaan
bola mata dari debu & membunuh
kuman-kuman yang masuk ke mata.
76. Sel batang merupakan sel-sel yang sangat
peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah.
Sel batang berfungsi dalam proses penglihatan
pada malam hari atau di tempat gelap dan
menghasilkan ketajaman penglihatan yang rendah.
Di dalam sel batang terdapat pigmen
fotosensitif rodopsin (warna merah muda atau
ungu) Jika terpapar atau menyerap cahaya,
rodopsin terurai menjadi opsin (suatu protein) dan
retinal (retinen, suatu derivat vit. A). Jika tidak ada
cahaya atau gelap rodopsin terbentuk kembali.
77. Sel kerucut mengandung iodopsin. Fungsi sel kerucut
untuk menerima rangsang warna merah, biru, dan hijau.
Setiap satu sel kerucut mengandung satu di antara ketiga
pigmen.
Berdasarkan jenis iodopsin yang dikandungnya, ada tiga
jenis sel kerucut yaitu: Sel kerucut biru, Sel kerucut hijau
dan Sel kerucut merah.
Apabila retina mata hanya memiliki satu pigmen atau sel
kerucut satu maka akan mengalami buta warna. Orang yang
hanya memiliki dua macam sel kerucut disebut dikromat.
Sementara itu, orang yang hanya memiliki satu macam sel
kerucut disebut monokromat. Pada monokromat, warna
yang terlihat oleh mata hanya hitam dan putih serta
bayangan kelabu.
78. Sinar-sinar cahaya dari objek
ditransmisikan ke mata
Pemfokusan sebagian oleh kornea
Lensa yang diatur oleh otot-otot siliaris
Pemfokusan yang baik oleh lensa
Bayangan terbalik terbentuk di belakang retina
Saraf optikus
Otot untuk memutar bola mata
Proses melihat
79. Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah.
Perubahan kecembungan tersebut karena
kontraksi dan relaksasi otot-otot ligamen (badan
siliaris) yang melekat pada bola mata. Inilah
yang dinamakan daya akomodasi lensa mata.
Mata yang normal adalah yang dapat
memfokuskan sinar-sinar sejajar yang masuk ke
mata sehingga jatuh tepat ke bintik mata kuning
retina. Dengan demikian, keadaan ini disebut
emetrop.
81. Kelainan-Kelainan yang Terjadi pada Mata
Miopi
Hipermetropi
Presbiopi
Rabun
senja
Xeropthalmia
Keratomalasia Strabismus
Buta
Warna
Katarak
82. Miopi (rabun jauh = terang dekat). Terjadi karena lensa mata terlalu
cembung (menebal) sehingga bayangan benda jatuh di depan
retina. Dapat ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif).
83. Hipermetropi (rabun dekat = terang jauh). Terjadi karena lensa mata
terlalu cekung (memipih) sehingga bayangan benda jatuh di belakang
retina. Dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif).
84. Presbiopi : Tidak dapat melihat benda terlalu dekat
maupun benda terlalu jauh karena daya
akomodasinya sudah melemah. Dapat ditolong
dengan kacamata berlensa rangkap (lensa negatif di
atas & lensa positif di bawah).
85. Xeropthalmia : Cacat mata yang disebabkan keringnya
selaput kornea pada mata karena kekurangan vitamin A
secara menahun.
86. Keratomalasia : Kornea mata telah tertutup oleh
bintik putih sehingga menimbulkan kebutaan.
87. Juling (Strabismus) : Disebabkan oleh tidak serasinya
kerja otot-otot penggerak bola mata ke kiri dan ke
kanan. Mata juling dapat diatasi dengan melakukan
operasi kecil.
Esotropia : mata melenceng ke arah
dalam.
Eksotropia : mata melenceng ke arah
luar.
Hipertropia : mata melenceng ke arah
atas
Hipotropia : mata melenceng ke arah
bawah.
88. Buta Warna : Penyakit keturunan yang umumnya diderita
oleh anak laki-laki. Pada buta warna total tidak bisa
membedakan warna sama sekali, sedangkan buta
warna sebagian hanya dapat melihat warna tertentu.
89. Astigmatisme (Mata Silindris) : Terjadi karena
bagian kornea mata tidak rata. Dapat ditolong
dengan kacamata berlensa silindris.
90. Katarak : Terjadi karena adanya pengapuran
pada lensa mata yang menyebabkan lensa mata
menjadi keruh sehingga cahaya terhalang masuk
ke retina.
91. Rabun Senja : Disebabkan karena kekurangan vitamin A.
jika dibiarkan maka akan terbentuk bintik putih pada
kornea mata & mata menjadi kering.
93. Telinga adalah organ yang terspesialisasi
menerima rangsang berupa getaran. Selain
berfungsi dalam indra pendengaran, telinga juga
berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu,
Indra Pendengar (Telinga)
1. Telinga bagian luar,
2. Telinga bagian tengah,
3. Telinga bagian dalam.
95. Terdiri atas daun telinga dan saluran
pendengaran.
Daun telinga berfungsi memaksimalkan daya
tangkap getaran suara.
Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan
jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling
bawah yaitu cuping telinga tersusun dari lemak.
Adapun saluran pendengaran merupakan
bagian lubang telinga.
1. Telinga luar
96. Saluran pendengaran mempunyai
mekanisme pencegahan masuknya benda
asing.
Mekanisme tersebut berupa rambut kecil
penyaring udara dan melapisi saluran dengan
suatu lapisan lilin.
Dalam beraktivitas pasti akan selalu ada
benda asing yang masuk ke dalam saluran
telinga sehingga lapisan lilin
menggumpalkannya menjadi kotoran telinga
yang disebut dengan serumen.
97. 2. Telinga tengah
Membran timpani menjadi awal dari saluran telinga
bagian tengah.
Pada bagian ini, terdapat tulang-tulang kecil
pendengaran yang terdiri atas, tulang martil
(maleus), tulang landasan (incus), dan tulang
sanggurdi(stapes).
Tulang-tulang tersebut merupakan tulang terkecil
yang berada dalam tubuh kita.
Namun, ketiga jenis tulang berperan penting dalam
perambatan getaran suara di dalam telinga.
98. Dari membran
timpani, getaran
suara dirambatkan
ke tulang martil,
lalu ke tulang
landasan, dan
akhirnya ke tulang
sanggurdi yang
posisinya melekat
dengan sebuah
tingkap oval.
99. Tingkap oval atau tingkap
jorong tersebut merupakan
sebuah membran tipis di
dalam telinga.
Di bagian tengah telinga,
terdapat saluran Eustachius
yang menghubungkan
saluran telinga tengah
dengan saluran pencernaan
di rongga mulut.
Saluran tersebut
menyeimbangkan tekanan
udara yang berada dibagian
luar dan dalam telinga
sehingga membran timpani
tidak terganggu (pecah).
100. 3.Telinga Dalam
1. Jendela (tingkap),
2. Labirin, dan
3. Organ korti.
Telinga bagian dalam terdiri atas tiga bagian,
yaitu
101. Tingkap atau jendela pada telinga ada dua macam
yaitu : 1. Tingkap oval dan
2. Tingkap bundar (jorong).
102. Telinga dalam terdiri dari rongga yang
menyerupai saluran-saluran.
Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan
rongga yang dilapisi membran disebut labirin
membran.
Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Vestibula,
2. Koklea (rumah siput), dan
3. Tiga saluran setengah lingkaran.
103. Koklea merupakan suatu tabung berbentuk
melingkar dan bergelung seperti cangkang
keong serta berisi cairan limfa.
Koklea terdiri atas tiga ruangan yaitu :
1. Skala vestibuli,
2. Skala media, dan
3. Skala timpani.
104. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung
cairan yang disebut perilimfe.
Sedangkan skala media mengandung cairan
endolimfe.
Bagian dasar skala vestibuli berhubungan
dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela
berselaput yang disebut tingkap oval.
Sedangkan skala timpani berhubungan dengan
telinga tengah melalui tingkap bundar.
105. Skala media terdapat diantara skala vestibuli
dan skala timpani.
Skala media bagian bawah dibatasi oleh
membran basilaris.
Diatas membran basilaris terdapat organ korti
yang berisi ribuan sel rambut sebagai reseptor
yang berfungsi mengubah getaran suara
menjadi impuls..
Reseptor tersebut berhubungan dengan serabut
saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar (saraf auditori)dari saraf otak VIII.
108. Merupakan indera khusus yang terdapat di
dalam telinga.
Indera keseimbangan letaknya dekat indera
pendengaran, yaitu di bagian belakang labirin
dan terdiri dari urtikulus, sakulus, serta tiga
kanalis semi-sirkularis.
Kelima struktur ini berperan dalam
pengaturan keseimbangan tubuh kita.
Indera keseimbangan
109. Proses mendengar
Bagaimana bunyi dapat kita dengar?
Suara sampai pada lubang telinga karena getarannya diterima
oleh gendang suara (membran timpani).
Getaran di membran timpani ini akan diteruskan ke bagian
tengah telinga yaitu ke tulang martil, landasan, kemudian
sanggurdi.
Impuls suara diteruskan ketelinga bagian dalam yaitu ke
rumah siput dan merangsang saraf di sekitar cairan rumah
siput dan dikirim ke otak.
Selanjutnya di otak, suara tersebut diolah sehingga kita dapat
mendengar dan mengartikannya.
110. Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan
utama, yaitu epidermis dan dermis.
Pada epidermis terdapat reseptor untuk rasa
sakit dan tekanan lemah. Reseptor untuk
tekanan disebut mekanoreseptor
Pada dermis terdapat juga reseptor untuk
panas,dingin dan tekanan yang kuat.
Indra peraba dan perasa (kulit)
111. Masing-masing reseptor adalah sebagai berikut :
1. Korpuskula pacini, merupakan ujung saraf perasa
tekanan kuat.
2. Ujung saraf sekeliling rambut, merupakan ujung saraf
peraba.
3. Korpuskula ruffini, merupakan ujung saraf peraba.
4. Ujung saraf krause, merupakan ujung saraf perasa
dingin.
5. Korpuskula meissner, merupakan ujung saraf peraba.
6. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri.
7. Lempeng merkel, merupakan ujung saraf perasa
sentuhan dan tekanan ringan.
112.
113.
114. Hidung merupakan indera pembau pada manusia.
Hidung merupakan indera khusus yang terletak di
dalam rongga hidung. Daerah sensitif pada indera
pembau terletak di bagian atas rongga hidung.
Struktur indera pembau terdiri dari :
1. Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
2. Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel
saraf sebagai reseptor .
3. Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap
rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
Indra pembau (hidung)
115. Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung
dendrit berupa rambut yang terletak pada
selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang
lain berupa tonjolan akson membentuk
berkas yang disebut saraf otak I (nervus
olfaktori).
Saraf ini akan menembus tulang tapis dan
masuk ke dalam otak manusia.
116.
117.
118.
119. Indera pengecap pada manusia adalah lidah.
Pada permukaan lidah terdapat tonjolan kecil
yang disebut papila, sehingga permukaan
lidah terlihat kasar.
Indra pengecap (lidah)
120. 1. Papila filiformis adalah Papila yang berbentuk
seperti benang halus, papila ini banyak terdapat
pada bagian depan lidah.
2. Papila fungiformis adalah Papila yang berbentuk
tonjolan seperti kepala jamur, papila ini terdapat
pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
3. Papila sirkumvalata adalah Papila yang
bentuknya seperti huruf v terbalik dan terdapat
pada pangkal lidah.
Berdasarkan bentuknya papila dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu:
121. Di dalam setiap papila terdapat banyak tunas
pengecap atau kuncup pengecap.
Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis
sel yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk
menopang dan sel pengecap yang berfungsi
sebagai reseptor dan memiliki tonjolan
seperti rambut yang keluar dari tunas
pengecap.
Setiap tunas pengecap akan merespon secara
maksimal terhadap salah satu rasa.
122. Tunas pengecap dapat membedakan empat
macam rasa, yaitu rasa manis, rasa pahit, rasa
asam, dan rasa asin.
Tunas pengecap rasa manis lebih banyak
terdapat di ujung lidah, tunas pengecap rasa
pahit terletak di pangkal lidah, tunas pengecap
rasa asam terletak di tepi belakang kiri dan
kanan lidah, serta tunas pengecap rasa asin
terletak di tepi depan kiri dan kanan lidah.
Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada
tenggorok dan langit-langit rongga mulut.
123.
124.
125. Struktur indera pengecap: (a) papila pada lidah, (b) tunas
pengecap, dan (c) struktur tunas pengecap.
126. Sistem Indera Vertebrata
Ikan memiliki indera gurat sisi,
mata, alat pendengaran, dan alat
pembau.
Indera ikan
Reptil memiliki indera pembau yang
tajam, namun penglihatannya kurang
berkembang.
Indera reptil
Indera amfibi
Gurat sisi pada ikan.
Katak memiliki kelopak mata dan
selaput tidur yang melindungi
mata.
Burung memiliki indera penglihatan
dan keseimbangan yang berkembang
baik.
Indera burung
Burung memiliki
indera penglihatan
yang sangat baik untuk
melihat mangsa.
127. Sistem Indera Invertebrata
Cacing pipih memiliki sepasang
bintik mata pada bagian anterior
tubuhnya.
Indera cacing pipih
Indera cacing tanah berada di
permukaan tubuhnya.
Indera cacing tanah
Serangga memiliki indera
penglihatan.
Indera serangga
Mata majemuk pada
serangga.
128. KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI
1. Amnesia
Amnesia adalah ketidak mampuan seseorang
untuk mengenali kejadian-kejadian atau
mengingat apa yang terjadi dalam suatu periode
dimasa lampau akibat goncangan batin atau
cedera otak.
2. Stroke
Stroke adalah kerusakan otak akibat
tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di
otak.
129. 3. Cutter
Penderita cutter diduga ratusan sampai ribuan.
Penderita selalu melukai dirinya sendiri pada
saat depresi,stres,atau bingung.
4. Neuritis
Neuritis adalah radang saraf yang disebab kan
oleh pengaruh fisik seperti tekanan pukulan
dan patah tulang.
5. Transeksi
Transeksi adalah kerusakan sebagian atau
seluruh segmen tertentu dari medula spinalis.
130. 6. Parkinson
Parkinson adalah penyakit yang disebabkan
oleh berkurangnya neorotransmitter
dopamin pada dasar ganglion.
7. Epilepsi
Epilepsi adalah suatu penyakit yang terjadi
karena dilepaskannya letusan-letusan listrik
(impuls)neuron-neuron diotak.
131. 8. Poliomielitis
Poliomielitis adalah penyakit yang disebabkan
oleh inveksi virus yang menyerang neuron
motor sistem saraf pusat (otak dan medula
spinalis)
9. Neurastonia (lemah saraf)
Penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil
hati, dan kurang tenaga. Penyakit lemah saraf
ada yang terjadi akibat pembawaan dari lahir
ada juga yang terjadi akibat keracunan.
132. Pengaruh Obat-obatan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf
Obat-obatan dan narkoba mempengaruhi
sistem saraf dan jantung.
Alkohol
Obat-obatan terlarang
• Golongan sedatif
• Golongan stimulan
• Golongan halusinogen
• Golongan penahan rasa nyeri
Gangguan pada sistem saraf
manusia
• Epilepsi
• Neuritis
• Alzheimer
133. OBAT PSIKOTROPIKA BERBAHAYA
Obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf
yang seringkali menimbulkan perasaan yang
menyenangkan seperti perasaan nikmat
yang disebut melayang, rasa mengantuk atau
tidur, bayangan yang memberi nikmat
(halusinasi) disebut zat-zat psikoaktif yang
dalam bidang kedokteran bermanfaat unutk
mengobati penyakit mental dan saraf.
134. Bila disalahgunakan, obat tersebut dapat
mengganggu otak.
Selain itu penyalahgunaan zat psikoaktif juga
menyebabkan ketergantungan fisik yang
lazim disebut sebagai ketagihan (adiksi).
Contoh zat psikoaktif yang menyebabkan
ketagihan adalah heroin.
135. Zat psikoaktif dapat masuk dalam tubuh melalui
beberapa cara sebagai berikut :
1.Mulut, melalui merokok.
2.Hidung, dengan menghisap zat dalam
bentuk uap atau bubuk, misalnya kokain.
3.Kulit, dengan cara menyuntikannya kedalam
otot atau vena.
136. Stimulan
1. Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf
simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga
meningkatkan kerja.
2. Stimulasi memberikan rangsangan pemakaiannya
untuk menggunakan tenaganya lebih cepat.
3. Stimulan dapat berupa kafein, nikotin,
phenmetrazin, methyl phenidat, atau amfetamin
(deksedrin, metil amfetamin, preludin, ritalin,
serta kokain)
Klasifikasi obat psikotropika
137. Depresan
Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf
sehingga menurukan aktivitas pemakainya. Depresan pada
umumnya membuat pusat susunan saraf menjadi pasif.
Ada 5 kategori utama depresan
a. Etanol (etil alkohol).
b. Barbiturat, mencakup obat-obatan flu seperti sekonal, membutal,
dan amital.
c. Obat penenang, yang paling banyak dipakai adalah diazepam
(valium).
d. Opiat, mencakup opium, morfin, kodein, metadon.
e. Anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon
lain yang mudah menguap dan biasa digunakan sebagai pelarut,
misalnya benzen, toluena, dan karbon tetraklorida.
138. Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap
persepsi penglihatan dan pedengaran subjek dan juga
peningkatan respon emosional.
Halusinogen meliputi LSD,STP (mirip amfetamin), DMT,
mesakolin (dari pohon kaktus peyote), psilosibin (dari
jenis jamur), dan PCP (fenseklidin) suatu obat bius
hewan.
Efek penyalahgunaan obat ini adalah
a. Adanya perasaan “melayang”
b. Hilangnya perhatian kepada lingkungan sekitarnya
c. Berat badan berkurang
Halusinogen
139. BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL
1. Alkohol berkhasiat menekan aktivitas susunan saraf
pusat.
2. Dalam jumlah sedikit akan mempengaruhi pusat
pengendalian diri di otak dan berkhasiat seolah-olah
sebagai perangsang (stimulan) susunan saraf.
3. Meminum minuman keras dalam jumlah banyak
berakibat peminum akan jalan sempoyongan, berbicara
menjadi tidak jelas, dan daya ingat dan kemampuan
menilai sesuatu terganggu untuk sementara waktu .
4. Dalam jumlah lebih banyak lagi dapat menimbulkan
koma bahkan kematian.
140. • Hormon berasal dari kata homein yang berarti
menggiatkan atau memacu.
• Cabang biologi yang mempelajari tentang
sistem hormon di sebut endokrinologi.
SISTEM HORMON (ENDOKRIN)
141. • Hormon dihasilkan dalam jumlah sedikit oleh
kelenjar endokrin.
• Kelenjar adalah sekelompok sel yang
menghasilkan atau menyereksi suatu bahan yang
berguna.
• Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran
sehingga produknya (hormon) di sekresi secara
langsung ke dalam aliran darah.
• Hormon di sekresi secara endositosis kedalam
aliran darah dan beredar keseluruh tubuh
menuju organ-organ tertentu yang di sebut
organ sasaran.
143. • Tanggapan tubuh terhadap hormon lebih
lambat di bandingkan dengan tanggapan tubuh
terhadap rangsang saraf.
• Tanggapan tubuh terhadap hormon tergantung
pada kecepatan sistem peredaran darah dan
waktu yang di perlukan sel-sel organ sasaran
untuk mengubah aktivitas kimiawinya.
• Kedua sistem tersebut tidak bekerja sendiri-
sendiri, tetapi saling memengaruhi dalam
mengatur fungsi-fungsi tubuh.
144. Hormon dan sistem saraf bersama-sama
mengatur regulasi tubuh, yaitu sebagai berikut:
1. Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam
proses homeostatis (nutrisi, metabolisme,
kesetimbangan garam dan air, kesetimbangan
gula hingga Ekskresi).
2. Bereaksi terhadap rangsang dari luar tubuh.
3. Berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Pengaturan dan penyimpanan energi.
145. 1. Kelenjar hipofisis,
2. Kelenjar tiroid,
3. Kelenjar paratiroid,
4. Kelenjar timus,
5. Kelenjar pankreas,
6. Kelenjar adrenal,
7. Kelenjar ovarium dan
testis.
Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh
manusia antara lain :
146. 1. Kelenjar hipofisis (pituitari)
• Kelenjar hipofisis juga disebut master of gland, sebab
mampu menghasilkan berbagai hormon yang
berfungsi mengatur kelenjar endokrin lainnya.
• Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak dan di
bawah kendali hipotalamus.
• [
• Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar
hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan impuls saraf
atau dengan mengeluarkan hormon.
• Di dalam tubuh, ukurannya lebih kurang sebesar
kacang ercis.
147. Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipofisis terdiri
atas tiga bagian, yaitu :
1. Bagian depan (lobus anterior),
2. Bagian tengah (intermediet), dan
3. Bagian belakang (lobus posterior).
148. • Bagian tengahnya hanya dimiliki oleh bayi,
sementara pada orang dewasa telah hilang
atau tinggal sisanya saja.
• Oleh karena itu, pada orang dewasa, kelenjar
hipofisis hanya tersusun dua bagian saja yakni
bagian depan dan bagian belakang.
149. Kelenjar Hipofisis Anterior
• Kelenjar hipofisis anterior tersusun atas sel-
sel endokrin yang menyintesis dan
menyekresikan beberapa hormon ke dalam
darah.
• Aktivitas hipofisis anterior di atur oleh dua
kelompok hormon yaitu releasing hormone
dan inhibiting hormone, yang di seksresikan
oleh hipotalamus.
151. Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan
hormon-hormon sebagai berikut :
1. FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi
merangsang pematangan folikel de Graaf
tempat sel telur berada. Bersama dengan LH,
FSH merangsang sekresi estrogen oleh folikel
dan merangsang pematangan sel telur di
dalamnya.
Pada laki-laki, FSH berperan mengatur
perkembangan testis dan merangsang proses
spermatogenesis dalam tubulus seminiferus
pada testis.
152. 2. LH (lutenizing hormone), yaitu hormon
yang berperan dalam pematangan sel
gonad pada wanita. Sedangkan pada laki-
laki, LH merangsang sel-sel intertisial (sel-
sel leydig) di dalam testis untuk menyekresi
hormon kelamin jantan testosteron.
3. ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu
hormon yang berperan merangsang
kelenjar adrenal untuk mengeluarkan
hormon tertentu.
153. 4. TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang
kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin.
Kelebihan sekresi TSH akibat kekurangan
yodium menyebabkan penyakit gondok.
5. Prolaktin, Merangsang (mengaktivasi) kelenjar
susu utuk mengekskresikan air susu pada ibu
yang sedang menyusui.
6. Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi
sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa
narkotika menghasilkan efek yang sama dengan
endorfin.
154. 7. Somatotrophic Hormone (STH), hormon
somatotropik atau somatotrofin di sebut juga
hormon pertumbuhan (growth hormone/ GH),
karena bertugas merangsang pertumbuhan
tulang dan bagian tubuh lainnya dan
berperan membantu penyerapan nutrisi
tubuh.
155. • Kelebihan hormon somatotrof (hormon
pertumbuhan) dapat menyebabkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme).
• Selanjutnya, bila kelebihan tersebut terjadi
pada waktu dewasa dapat menyebabkan
pertumbuhan yang tidak seimbang
(akromegali), seperti tulang muka, jari-jari
tangan, dan kaki yang membesar.
• Sebaliknya, bila sekresi hormon pertumbuhan
kurang, akibatnya adalah pertumbuhan
terhambat atau kekerdilan (kretinisme).
157. • Pada manusia bagian ini rudimenter, pada
katak bagian ini menghasilkan hormon
Melanosit Stimulating Hormone (MSH)
atau intermedin.
• Hormon ini berperan dalam mengatur
perubahan warna kulit, yaitu dengan
mengatur penyebaran pigmen melanin
pada sel-sel melanofora kulit.
Kelenjar hipofisis bagian tengah (intermediet)
158. Kelenjar Hipofisis Posterior
• Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas jaringan
saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari
hipotalamus.
• Bagian hipofisis posterior (belakang) menghasilkan
hormon-hormon sebagai berikut :
1. ADH (antidiuretic hormone), mengontrol
keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme
pengeluaran urine.
2. Oxytocin, merupakan hormon yang berperan
dalam kontraksi otot rahim pada saat seorang
wanita melahirkan.
160. 2. Kelenjar tiroid (kelenjar gondok)
• Berfungsi mengatur kesetimbangan kadar
kalsium serta laju metabolisme tubuh.
• Kelenjar tiroid berada di daerah leher bagian
bawah jakun.
• Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yakni sebelah
kanan dan kiri laring dan dihubungkan oleh
bagian yang disebut isthmus.
• Beratnya sekitar 25 g dan kaya akan darah.
162. 1. Tiroksin
Hormon Tiroksin berfungsi :
1. Mengontrol kecepatan metabolisme tubuh
untuk menghasilkan energi.
2. Berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta menjadi faktor
penting dalam proses perkembangan otak
pada anak.
163. • Hormon tiroksin akan aktif jika mendapat
perintah dari TSH yang berada di hipofisis.
• Kerja hormon tiroksin banyak dipengaruhi
oleh kadar iodin di dalam darah.
• Meningkatnya jumlah hormon tiroksin di
dalam darah meningkatkan kecepatan reaksi
kimia dalam tubuh.
165. 3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
• Kelenjar paratiroid berada di bagian belakang
kelenjar tiroid.
• Terdapat empat buah kelenjar paratiroid, 2 di
sebelah kanan dan 2 di sebelah kiri.
• Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon
paratiroid atau parathormon (PTH).
• Parathormon merupakan hormon yang bersama
dengan kalsitonin mengatur kadar kalsium
tubuh.
166. 1. Menjaga stabilitas kadar kalsium dan fosfat
di dalam darah.
2. Menaikkan kadar kalsium di dalam darah
dengan melepaskan kalsium itu dari tulang;
3. Menaikkan absorbsi kalsium dari makanan
dalam usus;
4. Menaikkan reabsorbsi kalsium dalam
tubulus ginjal.
Hormon Paratiroid berfungsi :
167. Penyakit yang berhubungan dengan kelenjar paratiroid:
1. Hipoparathormon merupakan kondisi kekurangan
hormon parathormon di sebut tetani, dengan gejala:
kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan
dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
2. Hiperparathormon merupakan kondisi kelebihan
hormon parathormon, dapat menimbulkan berbagai
gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan
berbentuk abnormal.
3. Batu ginjal, karena adanya endapan kadar ion Ca2+
yang berlebihan dalam darah dan masuk ke air seni
dan mengendap bersama ion fosfat.
169. 4. Kelenjar Timus,
• Kelenjar timus terletak di bawah kelenjar
tiroid dan paratiroid.
• Kelenjar timus ikut berperan dalam
pengaturan pertumbuhan dengan
menyekresikan hormon somatotropin.
• Selain itu, timus juga menghasilkan timosin
yang mengatur produksi sel khusus dalam
darah putih, yaitu sel T.
• Sel T sangat berpengaruh dalam mekanisme
sistem pertahanan tubuh.
170. 5. Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)
• Menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
• Insulin berfungsi mengubah gula darah
(glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati,
sehingga mengurangi kadar gula dalam
darah.
• Glukagon berfungsi mengubah glikogen
menjadi glukosa.
• Kegagalan sel-sel beta memproduksi insulin
menimbulkan penyakit diabetes millitus.
172. 6. Kelenjar Adrenal
• Kelenjar adrenal terletak di atas setiap
ginjal.
• Setiap kelenjar tersusun atas dua bagian,
yaitu korteks dan medula.
• Korteks menghasilkan hormon jenis
kortikoid, sedangkan medula menghasilkan
hormon jenis adrenalin.
173. Medula adrenal
• Berfungsi mensekresikan hormon
Adrenalin (efinefrin) dan Noradrenalin
(norepinefrin).
• Pada kelenjar adrenal dewasa, adrenalin di
sekresi sekitar empat kali lebih banyak dari
pada noradrenalin.
174. Adrenalin (efinefrin)
Adrenalin disekresikan sebagai tanggapan
terhadap kondisi keadaan stres. Peran adrenalin di
dalam tubuh antara lan :
1. Mengubah glikogen di dalam hati menjadi
glukosa sehingga meingkatkan kadar gula darah.
2. Melebarkan bronkiolus dan menurunkan
diafragma sehingga lebih banyak udara yang di
hirup.
3. Meningkatkan laju dan kekuatan detak jantung,
sehingga meningkatkan tekanan darah.
175. 4. Menyempitkan arteriola darah saluran
pencernaan dan organ-organ reproduksi serta
menghambat gerak peristatik.
5. Menyempitkan arteri di kulit sehingga darah
yang mengalir ke kulit lebih sedikit.
6. Menyebabkan kontraksi otot penegak rambut
sehingga rambut-rambut di kulit menjadi berdiri
(merinding)
7. Meningkatkan kesadaran mental sehingga
meningkatkan kepekaan dan kecepatan
tanggapan.
8. Mengubah cadangan lemak menjadi asam
lemak, sehingga tersedia bagi kontraksi otot.
176. Noradrenalin (norepinefrin)
• Kerja Noradrenalin bersifat antagonis
terhadap kerja adrenalin, contohnya
menurunkan tekanan darah dan laju serta
kekuatan detak jantung.
• Walaupu bekerja berlawanan, keduanya
(adrenalin dan noradrenalin) memiliki
tujuan sama, yaitu mengatur kadar gula
darah agar tetap stabil.
177. Korteks adrenal
Pada kortek adrenal dihasilkan tiga macam
hormon, yaitu :
1. Glucocorticoid,
2. Mineralocorticoid, dan
3. Gonadocorticoid.
178. Glucocorticoid
• Glucocorticoid meliputi kortisol dan
kortikosteron.
• Glucocorticoid berfungsi sama dengan
glukagon sehingga berpengaruh dalam
pengaturan kadar glukosa tubuh.
• Kerjanya dipengaruhi oleh sekresi ACTH di
hipofisis anterior.
179. • Hormon glucocorticoid bekerja pada saat
tubuh dalam kondisi stres, cemas atau
gelisah, demam dan terkena penyakit.
• Glucocorticoid memengaruhi metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein.
• Kelebihan kortisol menyebabkan sindrom
Cushing yang berhubungan dengan obesitas
(kelebihan berat badan), kelemahan otot,
peningkatan tekanan darah, dan diabetes.
180. Mineralocorticoid
• Meliputi aldosteron, berhubungan dengan
retensi (penyimpanan) air melalui
pengaturan distribusi ion-ion organik.
• Aldosteron juga merangsang reabsopsi ion-
ion Na+ dan CI- dalam tubulus ginjal, dan
dapat mempertahankan tekanan osmotik
selalu tinggi, sehingga volume dan tekanan
darah menjadi normal.
181. Gonadocorticoid
• Meliputi Androgen (hormon kelamin laki-
laki), yang mengatur pertumbuhan perilaku
seksual laki-laki.
• Kerusakan korteks adrenal menyebabkan
penyakit Addison, yang di tandai dengan
turunnya kadar gula darah, dan tekanan
darah, hilangnya nafsu makan, serta
kelelahan.
182. 7. Kelenjar Ovarium dan Testis.
• Kelenjar kelamin (gonad) menghasilkan
hormon kelamin.
• Pada wanita, gonad terletak pada ovarium,
sedangkan pada pria terletak pada testis.
• Produksi hormon estrogen oleh gonad
dipengaruhi oleh follicle stimulating hormone
(FSH).
• Adapun produksi hormon progesteron
dipengaruhi oleh luteinizing hormone (LH).
183. ovarium
• Ovarium merupakan organ reproduksi pada
perempuan yang berfungsi memproduksi sel
telur atau ovum.
• Ovarium menghasilkan dua hormon yang
penting, yaitu estrogen dan progesteron.
• Hormon tersebut bekerja sama mengatur ciri
seks sekunder dan mengatur masa
reproduksi (menstruasi) dan masa
kehamilan.
184. Estrogen
Pembentukan estrogen di rangsang oleh FSH
dan LH. Estrogen berfungsi:
1. Merangsang pertumbuhan tanda-tanda
kelamin sekunder perempuan pada masa
pubertas, misalnya perkembangan
payudara, perkembangan pinggul, dan
munculnya rambut-rambut kelamin, serta
perilaku seksual.
185. Progesteron
Pembentukan progesteron di rangsang oleh LH.
Perogesteron dihasilkan oleh korpus luteum.
Progesteron berfungsi:
1. Mempersiapkan dinding uterus
(endometrium) untuk pertumbuhan embrio
dengan cara mempertebal dinding uterus
dan meningkatkan suplai darah.
2. Menghambat perkembangan folikel baru.
186.
187. Testis
• Testis merupakan organ reproduksi pada laki-
laki, yang berfungsi menghasilkan sel sperma
(spermatozoa).
• Testis menghasilkan hormon testosteron.
• Testosteron di bentuk oleh sel-sel interstisial
(sel-sel leydig).
• Pembentukan testosteron di rangsang oleh
LH.
188. Tetosteron berfungsi:
1. Bertanggung jawab terhadap perkembangan
dan pemeliharaan tanda-tanda kelamin
sekunder pada laki-laki yang meliputi,
pertumbuhan organ-organ kelamin,
pertumbuhan kumis dan rambut-rambut
kelamin, perbesaran laring sehingga suara
menjadi lebih berat, serta perkembangan
otot secara keseluruhan.
2. Testosteron dan FSH secara bersama-sama
mengatur berlangsungnya pembentukan
sperma.
189.
190. 8. Kelenjar Pencernaan
• Kelenjar pada lambung menghasilkan
hormon gastrin, berfungsi merangsang
sekresi getah lambung.
• Kelenjar pada usus memproduksi hormon
sekretin yang berfungsi merangsang sekresi
getah pankreas dan hormon kolesistokinin
yang merangsang sekresi getah empedu
191. Sistem Hormon
Hormon Invertebrata
Invertebrata misalnya serangga
menghasilkan hormon otak,
hormon ekdison, dan hormon
juvenil.
Pergantian kulit pada serangga yang
dipengaruhi oleh hormon.
Hormon Vertebrata
Umumnya hormon yang dihasilkan
vertebrata hampir sama dengan
hormon yang dihasilkan manusia.
Hormon
berfungsi dalam mengatur
homeostasis, metabolisme,
reproduksi, dan tingkah laku.