MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
1. BAB 9
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa
diharapkan dapat:
• Mengidentifikasi dan menjelaskan
struktur, fungsi, dan proses reproduksi
pada manusia.
• Mengaitkan struktur, fungsi, dan
proses sistem reproduksi pada
manusia
• Mengidentifikasi kelainan yang terjadi
pada sistem reproduksi.
3. Mahluk hidup bereproduksi bertujuan
mempertahankan keberadaan jenisnya.
Demikian juga manusia
Proses reprodusi diatur oleh sistem
reproduksi
Manusia memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan.
Keduanya memiliki sitem reproduksi yang
berlainan dan saling membutuhkan.
4. ORGAN REPRODUKSI
1. Alat Kelamin Laki-laki
a. Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar berupa penis yang
fungsinya sebagai alat kopulasi. Dan Skrotum
merupakan kulit luar pembungkus testis, di
tumbuhi rambut-rambut kasar dan banyak
mengandung kelenjar. Skrotum berfungsi
menjaga temperatur testis saat pembentukan
sperma.
5. b. Alat Kelamin Dalam
1. Testis
Tempat pembentukan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon kelamin
(testosteron).
2. Saluran Reproduksi
Terdiri dari vasa eferensia, duktus epididimis
(tempat penyimpanan dan pemasakan
sperma), vasa deferensia, vesikula seminalis
dan duktus ejakulatorius. Saluran ini bersatu
membentuk duktus ejakulatorium.
6. 3. Kelenjar Kelamin
Dilengkapi tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan sekret
atau semen.
a. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total
semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih,
kental, berlendir, mengandung asam amino dan
fruktosa.
Berfungsi untuk memberi makan sperma. Vesikula
seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang
berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk
mendorong semen mencapai uterus.
7. b.Kelenjar prostat
Cairan yang dihasilkan encer.
Dapat menyeimbangkan keasaman
residu urin di uretra dan keasaman
vagina.
c. Kelenjar bulbouretral (Cowper)
Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan
semen.
8. Ginjal sebelah kiri
Ureter sebelah kiri
Kantong urinaria
Glandula prostat
Vas deferens
Uretra
Testis sebelah kiri
Batang penis
Skrotum
Epididimis
Glandula Cowper
Vesikula seminalis
Struktur reproduksi laki-laki bagian depan
9. Ginjal sebelah kiri
Ureter sebelah kiri
Kantong urinaria
Glandula prostat
Vas deferens
Uretra
Batang penis
Testis sebelah kiri Skrotum
Epididimis
Glandula Cowper
Duktus ejakulatorius
Vesikula seminalis
Struktur reproduksi laki-laki bagian samping
11. 2. Alat Kelamin Wanita
a. Alat Kelamin Luar
1. Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal)
berlapiskan lemak.
2. Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina
dengan bagian atas yang tampak membukit.
3. Labia minor
4. Klitoris, tonjolan kecil.
5. Orificium urethrae (muara saluran kencing), tepat
di bawah klitoris.
6. Himen
12. b. Alat Kelamin Dalam
1. Indung telur (ovarium)
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak di
rongga perut,
Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung
dan mengandung beberapa folikel.
13. 2. Oviduk (tuba fallopi)
Saluran oviduk menghubungkan ovarium
dengan rahim (uterus).
Ujung oviduk berbentuk corong berjumbai-
jumbai (fimbriae).
14. 3. Uterus (rahim)
Rahim tersusun atas tiga lapisan, yaitu
perimetrium, miometrium, dan
endometrium.
Endometrium menghasilkan banyak lendir
dan mengandung banyak pembuluh darah.
Rahim merupakan ruangan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
15. 4. Vagina
Sebuah tabung berlapiskan otot yang
membujur ke arah belakang dan atas.
Berfungsi untuk mempermudah jalan
kelahiran bayi.
16. Struktur reproduksi perempuan bagian depan
Ginjal sebelah kiri
Ureter sebelah kiri
Oviduk sebelah kiri
Kantong urinaria
Serviks
Uretra
Vulva
Vagina
Ovarium sebelah
kanan
Uterus
17. Struktur reproduksi perempuan bagian samping
Ovarium,
sebelah kiri
Serviks
Vagina
Vulva
Uretra
Uterus
Oviduk sebelah kiri
Ureter
sebelah kiri
Ginjal
sebelah kiri
20. 1. Sel induk sperma
(spermatogonia) yang
bersifat diploid (2n)
yaitu mengandung 23
pasang kromosom (46
kromosom).
2. Spermatogonia
membelah secara
mitosis menghasilkan
spermatosit primer
yang bersifat diploid
(2n).
21. 3. Spermatosit primer
mengalami
pembelahan meiosis
yang pertama kali
menghasilkan 2 buah
spermatosit sekunder
yang bersifat haploid
(n).
4. Selanjutnya
spermatosit sekunder
membelah secara
meiosis yang kedua di
hasilkan 4 buah
spermatid yang
bersifat habloid (n).
22. 5. Selanjutnya spermatid
akan mengalami
pematangan menjadi
spermatozoa dengan
dilengkapi ekor yang
berasal dari
mikrotubulus.
Sedangkan bagian
ujung yang
merupakan kepala
mengandung akrosom
yang berisi enzim
hialuronidase dan
proteinase.
23. 6. Enzim-enzim ini
berperan untuk
menembus dinding
sel telur.
7. Bagian tengah
spermatozoa
mengandung
mitokondria yang
penting untuk
memobilasi sperma.
25. • Berlangsung di
dalam indung telur
(ovarium).
• Sel induk telur
(Oogonia ) bersifat
diploid (2n)
mengandung 46
kromosom.
• Oogonia didalam
ovarium mengalami
perkembangan Sejak
masa embrio hingga
dewasa.
2. Oogenesis
26. Proses oogenesis:
1. Oogonia pada masa
embrio
memperbanyak diri
secara mitosis
membentuk oosit
primer.
Saat embrio berusia
6 bulan, oosit primer
mengalami meiosis I
dan berhenti pada
fase profase
hingga masa
pubertas.
27. Saat wanita
mengalami pubertas,
hipofisis akan
menghasilkan
Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan
oosit primer
melanjutkan proses
meiosis I.
2. Oosit primer
membelah menjadi
dua sel yang tidak
sama besar menjadi
oosit sekunder dan
polosit/badan sel
kutub primer yang
bersifat habloid (n).
Polosit merupakan sel
yang nonfungsional (tidak
terlibat dalam pembuahan)
28. Oosit sekunder dikelilingi
oleh folikel.
Di bawah pengaruh FSH,
folikel-folikel membelah
berkali-kali dan membentuk
folikel de Graaf (folikel yang
sudah masak) yang di
antaranya mempunyai
rongga.
Sel-sel folikel memproduksi
estrogen yang merangsang
hipofisis untuk
menyekresikan Luteinizing
Hormone (LH).
LH berfungsi memacu
terjadinya ovulasi.
29. Saat menjelang ovulasi,
meiosis I selesai. Oosit
sekunder dilepas dari
ovarium (ovulasi) dan
ditangkap oleh fimbriae
dan dibawa ke oviduk.
LH membuat sel-sel
folikel berkembang
menjadi korpus luteum.
Korpus luteum
memproduksi hormon
estrogen dan
progesteron.
30. • [[[
Hormon progesteron akan
menghambat LH yang
memungkinkan
bertahannya korpus
luteum.
Pada saat ovulasi, yang
dilepas bukan ovum tetapi
oosit sekunder pada tahap
metafase II.
Oosit sekunder dan badan
polar pertama melanjutkan
pembelahan dengan
melakukan meiosis II dan
berhenti pada metafase II.
31. 4. Saat akan terjadi
pembuahan, ootid
berdiferensiasi
membentuk ovum,
dan melanjutkan
tahapan meiosis
II. Jika tidak terjadi
pembuahan ootid
akan
berdegenerasi.
32. 5. Tiga badan polar
yang menempel
pada ovum akan
mengalami
degenerasi.
Dengan demikian
setiap kali terjadi
oogenesis dari
sebuah sel
oogonium akan di
hasilkan sebuah sel
ootid dan 3 buah
polosit sekunder.
33. 2n
2n
2n
2n 2n 2n 2n
2n 2n
2n 2n
2n
2n
2n
2n
2n
n n
n n n n
Sel primodial
mengalami mitosis
Oogonia
Tumbuh
Oosit primer
Oosit
sekunder
Meiosis
pertama
Badan polar
primer
Meiosis
kedua
Ovum
Badan polar
sekunder
Penambahan
badan polar ini
bisa saja tidak
terbentuk
Fase pematangan
Fase
penggandaan
Fase
tumbuh
Skema oogenesis
34.
35. Perbedaan spermatogenesis dan oogenesis
Hal Spermatogenesis Oogenesis
Tujuan Pembentukan sperma Pembentukan ovum
Tempat Testis Ovarium
Hasil 4 sel fungsional 1 sel fungsional dan 3
sel nonfungsional
36. 1–5 hari
Fase Menstruasi
Menurunnya progesteron dan estrogen
menyebabkan pembuluh darah pada
endometrium menegang, sehingga
menyebabkan suplai oksigen menurun.
Karena tidak terjadi kehamilan maka
endometrium mengalami degenerasi yang
ditandai dengan luruhnya sel-sel pada dinding
uterus, pecahnya pembuluh darah dalam
endometrium, menyebabkan darah dan sel-sel
tersebut keluar melalui vagina.
Peristiwa ini disebut menstruasi.
Menstruasi berlangsung antara 5–7 hari.
Siklus Menstruasi
37. 6–10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)
Terjadi proses penyembuhan akibat pecahnya pembuluh
darah.
Fase ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang
dihasilkan oleh folikel.
Hormon ini merangsang pertumbuhan endometrium
yaitu dengan mempertebal lapisan endometrium dan
membentuk pembuluh darah serta kelenjar.
38. 11–18 hari
Fase Fertil
Meningkatnya hormon estrogen dapat memacu
dihasilkannya LH.
Apabila LH meningkat, maka folikel memproduksi
progesteron.
Hormon-hormon ini berperan mematangkan folikel
dan merangsang terjadinya ovulasi yaitu lepasnya
ovum dari ovarium.
Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii.
Pada saat seperti ini, wanita t ersebut dalam masa
fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.
39. 19–28 hari
Fase Luteal
Pada saat ovulasi, folikel Graaf pecah berubah
menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak
darah.
Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah
menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
mempersiapkan endometrium menerima embrio.
Pada saat ini endometrium menjadi tebal dan
lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah.
Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum
berdegenerasi menjadi korpus albikans sehingga
progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.
40. Menstruasi
Peluruhan Pemulihan kembali
Dinding uterus tebal
Pembentukan folikel Graaf Ovulasi Corpus luteum
Estrogen
Progesteron
Pembentukan
folikel Graaf
Endometrium
(penebalan dinding
uterus)
Hormon Ovarium
(steroid)
Hormon Pituitari
(gonadotropin)
Meningkatnya estrogen
menyebabkan dinding uterus
pulih kembali dan
menghambat
produksi FSH, dan
memacu dihasilkannya LH.
Meningkatnya progesteron membantu
pemulihan kembali dinding uterus dan
menghambat produksi FSH
Luteinizing hormone (LH)
Follicle stimulating hormone (FSH)
LH meningkat merangsang ovulasi dan
merangsang produksi progesteron dari
korpus luteum di ovarium
FSH meningkat, merangsang
pembentukan folikel Graaf di dalam
ovarium dan merangsang ovarium
untuk memproduksi estrogen
2 4 6 8 10 12 14 18 20 22 24 26 28
42. Fertilisasi adalah proses penggabungan sperma dan
ovum.
Setelah ejakulasi ke dalam saluran reproduksi wanita,
sperma akan tetap hidup selama beberapa hari.
Ovum akan tetap fertil selama 24 jam setelah ovulasi.
Sperma memasuki uterus, kontraksi pada dinding uterin
akan membantu sperma mendekati ovum.
FERTILISASI DAN KEHAMILAN
44. Pronukleus jantan akan melebur dengan pronukleus
betina membentuk nukleus zigot yang diploid.
Zigot akan tumbuh menjadi embrio di dalam uterus
sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan.
Tahapan terjadinya fertilisasi
45. 1. Perkembangan Embrio di Rahim
Sel telur yang sudah dibuahi akan
mengalami pembelahan menjadi dua sel,
empat sel, delapan sel, enam belas sel,
dan akhirnya akan menjadi satu kelompok
sel baru disebut fase morula.
Morula membentuk bola berongga
disebut blastosit.
46. Blastosit berdiferensiasi menjadi 3 bagian:
1. Sel-sel terluar disebut tropoblas
2. Sel-sel bagian dalam disebut embrioblas
3. Rongga berisi cairan disebut blastosol.
Proses perubahan morula menjadi blastosit
disebut blastulasi. Blastosit kemudian turun ke
uterus dan menanamkan diri di endometrium
atau melakukan implantasi.
47. Selanjutnya, embrioblas membelah diri menjadi satu
kelompok sel yang sedikit menonjol dan diberi nama
bintik benih.
Sel-sel lapisan tropoblas mengeluarkan cairan sehingga
antara tropoblas dan bagian bintik benih terpisah.
Akan tetapi, antara bintik benih dengan tropoblas masih
berhubungan pada satu tempat yang dinamakan selom
(coelom).
Stadium/fase ini dinamakan fase blastula.
48. Stadium gastrula bintik benih mengalami pertumbuhan
sel dan membagi diri menjadi beberapa lapisan sel-sel
yang berlainan sifatnya. Lapisan-lapisan itu antara lain
ektoderma, endoderma dan mesoderma.
Saat embrio tumbuh, endoderma berkembang menjadi
batas epitelium gastrointestinum, alat pernapasan, dan
sejumlah organ.
Mesoderma membentuk peritonium, otot, tulang, dan
jaringan ikat lain. Ektoderma membentuk kulit dan
sistem saraf.
50. 3. Pembentukan Plasenta
Fungsi plasenta:
1. Memungkinkan oksigen dan makanan dari darah
ibu berdifusi ke darah janin.
2. Memungkinkan karbon dioksida dan sisa
metabolisme janin berdifusi ke darah ibu.
3. Mencegah mikroorganisme masuk ke tubuh janin.
4. Menyuplai makanan seperti karbohidrat, protein,
kalsium, dan besi ke tubuh janin.
5. Menghasilkan beberapa hormon yang dibutuhkan
untuk memelihara kehamilan.
53. Hormon kehamilan
1. HCG (human chorionic gonadotrophin) yang di
haslkan oleh korion berfungsi mempertahankan
korpus luteum sebagai kelenjar endokrin yang
menyereksi estrogen dan progesteron, setidaknya
untuk 16 minggu pertama masa kehamilan.HCG
sering digunakan untuk mendeteksi kehamilan pada
tahap awal, hal ini berdasarkan adanya hormon
HCG di dalam urin cukup tinggi.
2. Estrogen dan progesteron berfungsi
mempertahankan endometrium, dan
mempersiapkan kelenjar susu untuk laktasi.
54. Proses persalinan
Hormon yang berperan pada proses persalinan sebagai
berikut:
1. Hormon relaksin, mempengaruhi fleksibilitas
simfisis pubis.
2. Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh
hormon progesteron yang menghambat kontraksi
dinding rahim.
3. Hormon prostaglandin, dihasilkan semua sel dalam
jumlah sedikit untuk mengatasi pengaruh
progesteron.
4. Hormon oksitosin, mempengaruhi kontraksi dinding
uterus.
55. ASI (AIR SUSU IBU)
Penelitian terhadap kebaikan ASI sebagai makanan bayi, dan
menyimpulkan:
a. Air susu ibu yang diberikan pertama kali berwarna kekuningan. Air
ini dinamakan kolostrum. Kandungan protein kolostrum tiga kali
lipat dari air susu ibu biasa. Kolostrum juga mengandung antibodi
yang sangat tinggi sehingga mampu melawan berbagai bibit
penyakit seperti salesma dan radang paru-paru. Oleh karena itu,
kolostrum dapat digunakan sebagai imunisasi pertama bagi bayi.
b. Air susu ibu mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan
oleh bayi. ASI mengandung kadar laktosa tinggi.
56. Asam laktat dalam susu bayi bermafaat untuk:
1. Menghambat pertumbuhan bakteri yang patogen.
2. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat menghasilkan berbagai asam organik dan
mensintesis beberapa jenis vitamin dalam usus.
3. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium
caseinate.
4. Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral.
57. c. ASI tidak mengandung bibit penyakit, mengandung zat penolak
untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.
d. ASI lebih aman terhadap kontaminasi.
e. Resiko alergi pada bayi sangat kecil.
f. Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.
g. Pemberian ASI dapat mempererat hubungan kasih sayang antara
ibu dan bayinya.
h. Bayi yang menyusu pada ibunya, memiliki pertumbuhan
geraham lebih baik.
i. Bentuk payudara ibu memungkinkan bayi menyusui tanpa
tersedak.
59. KELAINAN SISTEM REPRODUKSI
a. Tumor Payudara
Tumor pada payudara dapat bersifat jinak seperti fibroadenoma.
Tumor juga dapat bersifat ganas, disebut kanker payudara.
b. Vulvovaginitis
Adalah peradangan pada vulva dan vagina yang sering
menimbulkan gejala keputihan (flour albus).
c. Impotensi
Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis.
60. d. Gonorea
Merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang selaput lendir
pada uretra, serviks, rektum, sendi, tulang, faring, dan mata.
e. Hipertropik Prostat
Adalah pembesaran kelenjar prostat yang terjadi pada pria berusia
di atas 50 tahun.
f. Prostatitis
Adalah peradangan pada prostat yang sering disertai dengan
peradangan pada uretra.
g. Infertilitas
Adalah ketidakmampuan menghasilkan keturunan.
61. h. Herpes Simpleks Genitalis
Diduga berhubungan erat dengan infeksi Virus Herpes Simpleks
tipe dua dan human papilloma virus.
i. Sifilis
Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum.
j. Non-Gonococcal Urethritis (NGU)
Merupakan peradangan pada uretra dan serviks yang disebabkan
oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma urealyticum.
62. k. Kanker Serviks
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe 2
yang menyerang kulit di daerah genital luar, anus, dan vagina.
l. Endometriosis
Adalah terdapatnya jaringan endometrium di luar rahim.
m. Sindrom Premenstrual
Adalah keadaan di mana terjadi gangguan emosi, lesu, sakit kepala,
bengkak pada tungkai, rasa pedih, dan nyeri pada payudara yang
terjadi beberapa hari sebelum menstruasi.
n. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.