SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Daly/PanduanBullying/2021
PANDUAN PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN PERUNDUNGAN
(BULLYING)
SMA / SMK .................................
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA / SMK ..............................
Alamat : .............................
Website ....................................
Daly/PanduanBullying/2021
KATA PENGANTAR
Perundungan (Bullying) adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk
menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
Peristiwa bullying masih sering dijumpai di sekolah-sekolah, sehingga
memerlukan upaya sungguh-sungguh untuk mencegah dan menanganinya
sehingga peristiwa serupa tidak terjadi berulang
Panduan ini disusun sebagai acuan bagi seluruh warga sekolah untuk
mencegah terjadinya peristiwa perundungan serta penanganan yang harus
dilakukan apabila peristiwa perundungan terjadi di sekolah
Saran dan masukan yang produktif sangat diharapkan bagi penyempurnaan
panduan ini.
Tanah Grogot, Maret 2021
Kepala Sekolah,
Ir. Daly Indra Mulya, MM
NIP.19650331 199303 1 005
Daly/PanduanBullying/2021
LATAR BELAKANG
A. Pengertian Perundungan (Bullying)
Bullying atau perundungan adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk
menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata
bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng
yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara
etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah.
Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok
orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power
(kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga
mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu
merasa terancan oleh bully.
Bullying adalah masalah yang serius dan bisa dialami oleh siapa saja. Tak
hanya dialami oleh siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah saja,
perundungan juga bisa terjadi di lingkungan kuliah, kerja, maupun tetangga.
Terdapat 3 (tiga) komponen utama yang ada pada bullying, yaitu :
1. Kekuatan yang tidak seimbang (Power imbalance)
Ketika ada ketidakseimbangan kekuatan, sulit bagi target untuk
mempertahankan dirinya terhadap serangan pelaku. Perbedaan kekuatan
ini bisa secara fisik atau psikologis. Misalnya, dalam kasus-kasus
ketidakseimbangan fisik, pelaku bullying mungkin lebih tua, lebih besar,
atau lebih kuat. Atau, mungkin ada geng pengganggu yang menargetkan
korban.
Sementara itu, ketidakseimbangan psikologis lebih sulit untuk dibedakan,
tetapi contohnya termasuk memiliki status sosial yang lebih tinggi, cerewet,
atau lebih banyak pengaruh di sekolah. Akibat dari ketidakseimbangan
kekuatan membuat target intimidasi terasa lemah, tertindas, terancam, dan
rentan diserang.
2. Sesuatu yang berulang (repetitive actions)
Daly/PanduanBullying/2021
Biasanya, bullying bukanlah tindakan kejam atau perilaku kasar.
Sebaliknya, itu biasanya berkelanjutan dan terus menerus diulang.
Pengganggu sering menargetkan korban mereka beberapa kali.
3. Tindakan yang disengaja (intentional actions)
Aspek lain yang membedakan pelaku bullying dari perilaku jahat atau kasar
lainnya adalah pelaku bullying bermaksud untuk melukai target.
Pengganggu melecehkan orang lain dengan sengaja.
Berdasarkan data riset dari Programme for International Students
Assessment (PISA) di tahun 2018, Indonesia berada di urutan kelima
tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid
mengalami perundungan (bullying). Menurut data Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus pendidikan di Indonesia per tanggal
30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan rincian; anak korban tawuran
sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31
kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak
36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying
sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli,
dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah)
sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.
Sebesar 41,1% murid mengaku pernah mengalami perundungan
(bullying). Di Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata-rata
negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan
organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang
beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara ditambah Jepang dan
Korea Selatan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban tidak hanya
memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik,
melainkan juga harus mampu membangun karakter sosial dan karakter
religius yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Membangun
karakter siswa yang teruji dan berakhlak mulia tentunya memerlukan
waktu, kesabaran, ketekunan dan kerjasama semua komponen
pendidikan, khususnya orangtua peserta didik.
Daly/PanduanBullying/2021
Tindakan perundungan (bullying) di sekolah dapat dicegah sedini mungkin
melalui upaya pembinaan karakter siswa secara terus menerus, baik yang
dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan, maupun melibatkan siswa
dalam pelaksanaannya.
B. Tujuan
Panduan ini disusun dengan tujuan :
1. Sebagai pedoman bagi seluruh warga sekolah dalam mencegah
terjadinya perundungan (bullying)
2. Sebagai acuan penangan peristiwa perundungan (Bullying) di sekolah
Daly/PanduanBullying/2021
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERUNDUNGAN (BULLYING)
A. Jenis-Jenis Perundungan (Bullying)
Menurut Coloroso (2007), perundungan (bullying) dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu :
1. Perundungan Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan
paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya,
namun kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden
penindasan yang dilaporkan oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik
di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju,
menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak
yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan
menghancurkan pakaian serta barangbarang milik anak yang tertindas.
Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya
jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk
mencederai secara serius.
2. Perundungan Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum
digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki.
Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan
orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi
Penindasan verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur
dengan hingar binger yang terdengar oleh pengawas, diabaikan karena
hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara
teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan,
fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa
ajakan seksual atau pelecehan seksual. Selain itu, penindasan verbal
dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon
yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi
ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk
yang keji, serta gosip
Daly/PanduanBullying/2021
3. Perundungan Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasionaladalah
pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran.
Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan
yang terkuat.
Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu,
namun tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat
digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau
secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini
dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang
agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa
mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.
4. Perundungan Cyber
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin
berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya
adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negative dari pelaku
bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.
Bentuknya seperti, mengirim pesan yang menyakitkan atau
menggunakan gambar, meninggalkan pesan voicemail yang kejam,
menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-
apa (silent calls), membuat website yang memalukan bagi si korban, si
korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya, dan “Happy
slapping” – yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan.
B. Penyebab Perundungan (Bullying)
Ada banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya perundungan (Bullying).
Menurut Katyana Wardhana (2017) dalam bukunya Panduan Melawan
Bullying, terdapat 4 faktor :
1. Permusuhan
Permusuhan dan perasaan kesal dalam pertemanan dapat memicu
seseorang melakukan tindakan perundungan
2. Rasa kurang percaya diri dan mencari perhatian
Daly/PanduanBullying/2021
Seseorang yang kurang percaya diri seringkali ingin diperhatikan, salah
satunya adalah dengan melalukan bully, dengan demikian yang
bersangkutan akan merasa kuat, puas dan dominan
3. Perasaan dendam
Perasaan dendam muncul jika sesorang pernah disakiti atau
ditindas.rasa sakit ini seringkali disalurkan kepada orang lain sehingga
merasakan perasaan yang sama. Salah satunya adalah dengan
melakukan perundungan (bullying)
4. Pengaruh negatif dari media
Tayangan kekerasan dalam berbagai media elektronik seperti televisi,
internet dan lain-lain merupakan contoh buruk yang dapat
menginspirasi seseorang melakukan kekerasan tanpa alasan yang
jelas.
C. Dampak Negatif Perundungan (Bullying)
Dampak negatif perundungan dapat terjadi baik pada korban, orang yang
menyaksikan maupun pelaku perundungan itu sendiri.
1. Pelaku perundungan (Bullying)
Seseorang yang terbiasa melakukan tindak bullying terhadap
orang lain cenderung akan melakukan hal yang sama hingga
dewasa. Lebih parahnya, ia dapat melakukan hal kekerasan yang
menjadikannya seorang kriminal. Dampak yang dialaminya jika
terus-menerus melakukan hal tersebut di antaranya:
a. Menyalahgunakan alkohol dan narkotika
Biasanya anak yang melakukan bullying kepada orang lain,
tidak peduli dengan hal yang baik dan buruk. Oleh karena itu,
pelaku bullying sangat berpotensi terjun ke dalam hal buruk
seperti menyalahgunakan alkohol dan narkotika
b. Berkelahi
Seseorang yang melakukan bullying biasanya sering berkelahi,
walaupun tidak dengan korban bullying. Mereka akan merusak
Daly/PanduanBullying/2021
properti yang ada di sekelilingnya. Selain itu ia juga berisiko
putus sekolah karena banyaknya aturan yang telah
dilanggarnya.
c. Berpotensi melakukan tindak kriminal
Pelaku bullying sangat berpotensi menjadi seorang kriminal.
Hal ini karena kebiasaan yang dilakukannya sejak usia muda
menjadikan dirinya melakukan hal yang sama saat dewasa.
Selain itu, ia juga berpotensi melakukan hal yang lebih buruk
sehingga menjadi kriminal.
d. Bersikap kasar terhadap pasangan
Sikap kasar yang biasa dilakukannya kepada seseorang juga
dapat membuatnya melakukan hal yang sama terhadap
pasangan. Hal ini akan terus dibawanya hingga ia dewasa.
2. Orang yang menyaksikan tidakan perundungan
Seseorang yang menyaksikan tindak bullying dapat berpotensi
mengalami dua hal. Dua hal tersebut yaitu, ia akan meniru
pelaku bullying atau merasakan hal depresi yang dialami
korban bullying. Oleh karena itu biasanya mereka bisa menjadi
seseorang yang buruk. Namun, dirinya juga bisa menjadi tertekan
dan depresi serta rasa takut akan mengalami hal yang sama.
3. Korban Perundungan (Bullying)
Anak yang menjadi korban bullying biasanya akan mengalami
berbagai masalah serius. Permasalahan tersebut meliputi masalah
kesehatan fisik, sosial, emosial, akademik, dan mental yang buruk.
Dari perlakuan yang diterima dirinya, membuat dirinya mengalami
berbagai hal antara lain:
a. Depresi dan kecemasan
orban bullying biasanya akan memiliki gangguan depresi dan
kecemasan. Hal ini karena meningkatnya perasaan sedih dan
kesepian pada dirinya. Selain itu, perlakuan bullying yang
diterimanya akan mengubah pola tidur, makan, hilangnya minat
Daly/PanduanBullying/2021
pada aktivitas yang biasa mereka nikmati. Bahayanya,
permasalahan ini akan dialaminya jangka panjang hingga
dewasa.
b. Keluhan kesehatan
Sebab adanya perlakuan kasar, atau ucapan yang
membuatnya depresi, itu akan membuat dirinya tidak berminat
untuk melakukan berbagai hal, seperti makan. Hal itu akan
membuatnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup
parah.
c. Penurunan prestasi akademik
Biasanya korban bullying, nilai akademiknya akan menurun.
Hal ini karena perlakuan bullying yang diterimanya,
membuatnya tidak fokus belajar. Selain itu, jika pelakunya
berada di instansi pendidikan yang sama, akan membuatnya
sering bolos karena takut bertemu.
D. Pencegahan Perundungan (Bullying)
Pencegahan perundungan (Bullying), merupakan upaya preventif yang
dilakukan sekolah dengan melibatkan peran aktif siswa untuk menghindari
terjadinya peristiwa perundungan pada peserta didik, baik oleh guru
terhadap siswa, tenaga kependidikan terhadap siswa maupun sesama
siswa.
Tindakan pencegahan perundungan (bullying) di SMA / SMK ....................
dilakukan melalui mekanisme kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi Program Anti Perundungan (Bullying) pada awal
tahun pelajaran, khususnya pada kegiatan Pengenalan Lingkungan
Sekolah pada materi Pendidkan Karakter
2. Melakukan program pembinaan karakter melalui Apel Senin Pagi,
Bimbingan rohani (sholat duha, sholat dzuhur, kultum) untuk siswa
muslim dan ibadah pagi bagi siswa non muslim dilaksanakan 3 kali se
minggu
Daly/PanduanBullying/2021
3. Mengadakan curah pendapat (Brain storming) bersama siswa terkait
isu-isu kekerasan yang terjadi di masyakat secara terjadwal seminggu
sekali.
4. Mengalokasikan waktu khusus 1 jam pelajaran per minggu kepada wali
kelas dan atau guru BK untuk pembinaan mental siswa.
5. Memasang poster, leaflet, slogan, dan himbauan- himbauan pada
tempat-tempat startegis di sekolah tentang pencegahan bahaya
perundungan (bullying)
6. Memberikan teladan sikap dan akhlak kepada peserta didik, dilakukan
oleh guru dan tenaga kependidikan.
E. Penanganan Perundungan (Bullying)
Mekanisme pelaksanaan perundungan adalah sebagai berikut :
1. Guru yang medapat laporan terjadinya peristiwa perundungan,
melaporkan ke wali kelas.
2. Wali kelas melakukan klarifikasi kepada pihak yang mengalami
perundungan untuk menggali data dan fakta
3. Wali kelas berkoordinasi dengan guru BK untuk penanganannya
4. Guru BK memanggil secara terpisah siswa yang mengalami
perundungan dan siswa yang melakukan perundungan
5. Guru BK memberikan pembinaan dan pengarahan kepada kedua belah
pihak untuk mencegah terjadinya hal serupa terulang kembali dan
mendamaikan kedua belah pihak
6. Guru BK berkoordinasi dengan Wakasek kesiswaan terkait dengan
pemberian point pelanggaran tata tertib sekolah
Daly/PanduanBullying/2021
PENUTUP
Perundungan (bullying) merupakan tindakan penggunaan kekuasaan untuk
menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
Perbuatan perundungan merupakan perbuata yang tercela dan berdampak
serius, buka hanya pada korban melainkan juga terhadap pelaku perundungan
Upaya pencegahan tindakan perundungan harus diawali dari lingkungan
sekolah melalui pembinaan karakter siswa dengan melibatkan seluruh
komponen sekolah dan bersinergi dengan orangtua siswa dan masyarakat
secara berkesinambungan
Panduan ini merupakan acuan bagi warga sekolah dalam melakukan upaya
pencegahan dan penanganan perundungan yang terjadi di SMA/SMK
...........................

More Related Content

What's hot

LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdf
LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdfLAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdf
LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdfuswah22
 
Tugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullyingTugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullyingNida Chofiya
 
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptx
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptxAHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptx
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptxAnastasiaSinaga1
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualbkupstegal
 
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdfNingsih830351
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Komara Yusuf
 
MATERI PERUNDUNGAN.pdf
MATERI PERUNDUNGAN.pdfMATERI PERUNDUNGAN.pdf
MATERI PERUNDUNGAN.pdfismel dwi
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan Masyarakat
Modul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan MasyarakatModul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan Masyarakat
Modul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan MasyarakatModul Guruku
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptReny Wahyuni
 

What's hot (20)

LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdf
LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdfLAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdf
LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdf
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Bullying di sekolah
Bullying di sekolahBullying di sekolah
Bullying di sekolah
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
BULLYING
BULLYINGBULLYING
BULLYING
 
Tugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullyingTugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullying
 
BULLYING.pptx
BULLYING.pptxBULLYING.pptx
BULLYING.pptx
 
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptx
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptxAHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptx
AHS_IKLIM SEKOLAH AMAN (MENCEGAH PERUNDUNGAN).pptx
 
Program tahunan bk
Program tahunan bkProgram tahunan bk
Program tahunan bk
 
Rpl konseling individu
Rpl konseling individuRpl konseling individu
Rpl konseling individu
 
Pergaulan Bebas Remaja Saat Ini
Pergaulan Bebas Remaja Saat IniPergaulan Bebas Remaja Saat Ini
Pergaulan Bebas Remaja Saat Ini
 
Cyber bullying
Cyber bullyingCyber bullying
Cyber bullying
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksual
 
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
MATERI PERUNDUNGAN.pdf
MATERI PERUNDUNGAN.pdfMATERI PERUNDUNGAN.pdf
MATERI PERUNDUNGAN.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan Masyarakat
Modul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan MasyarakatModul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan Masyarakat
Modul Ajar IPS Kelas 7 SMP Fase D Tema 04 Pemberdayaan Masyarakat
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar ppt
 

Similar to Panduan Anti Bullying

Paper kelompok 6
Paper kelompok 6Paper kelompok 6
Paper kelompok 6IreynaZella
 
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdfBagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdfKayoraWulandari
 
Materi Bullying Pada Remaja SMP .pptx
Materi Bullying Pada Remaja SMP    .pptxMateri Bullying Pada Remaja SMP    .pptx
Materi Bullying Pada Remaja SMP .pptxtriutami141
 
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdfbullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdfningrumbahal
 
Pamflet bullying kelompok 1
Pamflet bullying kelompok 1Pamflet bullying kelompok 1
Pamflet bullying kelompok 1tasyanuura
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiFinnland
 
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.pptMateri_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.pptSDITQHABANJARBARU
 
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docxMATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docxAgiastiMb
 
bully bully najwa mz.pptx
bully bully najwa mz.pptxbully bully najwa mz.pptx
bully bully najwa mz.pptxNajwaMutifa
 
2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt
2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt
2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.pptNurMalisa6
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGRatih Aini
 
PPT Bullying - Power pont untuk belajar Bersama
PPT Bullying - Power pont untuk belajar BersamaPPT Bullying - Power pont untuk belajar Bersama
PPT Bullying - Power pont untuk belajar Bersamapurwaningsihratih65
 
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptxModul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptxMTsbaiturrohim1
 

Similar to Panduan Anti Bullying (20)

makalah bullying
makalah bullyingmakalah bullying
makalah bullying
 
Perilaku bully
Perilaku bullyPerilaku bully
Perilaku bully
 
Paper kelompok 6
Paper kelompok 6Paper kelompok 6
Paper kelompok 6
 
PPT BULLYING (1).pptx
PPT BULLYING (1).pptxPPT BULLYING (1).pptx
PPT BULLYING (1).pptx
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdfBagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
 
BULLY
BULLY BULLY
BULLY
 
Materi Bullying Pada Remaja SMP .pptx
Materi Bullying Pada Remaja SMP    .pptxMateri Bullying Pada Remaja SMP    .pptx
Materi Bullying Pada Remaja SMP .pptx
 
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdfbullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
 
Pamflet bullying kelompok 1
Pamflet bullying kelompok 1Pamflet bullying kelompok 1
Pamflet bullying kelompok 1
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
 
Awas, bullying di sekolah
Awas, bullying di sekolahAwas, bullying di sekolah
Awas, bullying di sekolah
 
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.pptMateri_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
 
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docxMATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
 
bully bully najwa mz.pptx
bully bully najwa mz.pptxbully bully najwa mz.pptx
bully bully najwa mz.pptx
 
2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt
2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt
2223 Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekolah.ppt
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
PPT Bullying - Power pont untuk belajar Bersama
PPT Bullying - Power pont untuk belajar BersamaPPT Bullying - Power pont untuk belajar Bersama
PPT Bullying - Power pont untuk belajar Bersama
 
7. Bullying ONLINE.ppt
7. Bullying ONLINE.ppt7. Bullying ONLINE.ppt
7. Bullying ONLINE.ppt
 
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptxModul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
 

More from Daly Indra

Laporan kegiatan-pencegahan-perundungan
Laporan kegiatan-pencegahan-perundunganLaporan kegiatan-pencegahan-perundungan
Laporan kegiatan-pencegahan-perundunganDaly Indra
 
Kuisioner tracer study untuk lulusan
Kuisioner tracer study untuk lulusanKuisioner tracer study untuk lulusan
Kuisioner tracer study untuk lulusanDaly Indra
 
Kuisionertracer study untuk perusahaan
Kuisionertracer study untuk perusahaanKuisionertracer study untuk perusahaan
Kuisionertracer study untuk perusahaanDaly Indra
 
Laporan hasil tracer study smk
Laporan hasil  tracer study smkLaporan hasil  tracer study smk
Laporan hasil tracer study smkDaly Indra
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDaly Indra
 
Pendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaanPendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaanDaly Indra
 
Wirausahawan sukses
Wirausahawan suksesWirausahawan sukses
Wirausahawan suksesDaly Indra
 

More from Daly Indra (8)

Laporan kegiatan-pencegahan-perundungan
Laporan kegiatan-pencegahan-perundunganLaporan kegiatan-pencegahan-perundungan
Laporan kegiatan-pencegahan-perundungan
 
Kuisioner tracer study untuk lulusan
Kuisioner tracer study untuk lulusanKuisioner tracer study untuk lulusan
Kuisioner tracer study untuk lulusan
 
Kuisionertracer study untuk perusahaan
Kuisionertracer study untuk perusahaanKuisionertracer study untuk perusahaan
Kuisionertracer study untuk perusahaan
 
Laporan hasil tracer study smk
Laporan hasil  tracer study smkLaporan hasil  tracer study smk
Laporan hasil tracer study smk
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
Pendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaanPendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan
 
Wirausahawan sukses
Wirausahawan suksesWirausahawan sukses
Wirausahawan sukses
 
Pkg dan pkb
Pkg dan pkbPkg dan pkb
Pkg dan pkb
 

Recently uploaded

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Panduan Anti Bullying

  • 1. Daly/PanduanBullying/2021 PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERUNDUNGAN (BULLYING) SMA / SMK ................................. DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA / SMK .............................. Alamat : ............................. Website ....................................
  • 2. Daly/PanduanBullying/2021 KATA PENGANTAR Perundungan (Bullying) adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Peristiwa bullying masih sering dijumpai di sekolah-sekolah, sehingga memerlukan upaya sungguh-sungguh untuk mencegah dan menanganinya sehingga peristiwa serupa tidak terjadi berulang Panduan ini disusun sebagai acuan bagi seluruh warga sekolah untuk mencegah terjadinya peristiwa perundungan serta penanganan yang harus dilakukan apabila peristiwa perundungan terjadi di sekolah Saran dan masukan yang produktif sangat diharapkan bagi penyempurnaan panduan ini. Tanah Grogot, Maret 2021 Kepala Sekolah, Ir. Daly Indra Mulya, MM NIP.19650331 199303 1 005
  • 3. Daly/PanduanBullying/2021 LATAR BELAKANG A. Pengertian Perundungan (Bullying) Bullying atau perundungan adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancan oleh bully. Bullying adalah masalah yang serius dan bisa dialami oleh siapa saja. Tak hanya dialami oleh siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah saja, perundungan juga bisa terjadi di lingkungan kuliah, kerja, maupun tetangga. Terdapat 3 (tiga) komponen utama yang ada pada bullying, yaitu : 1. Kekuatan yang tidak seimbang (Power imbalance) Ketika ada ketidakseimbangan kekuatan, sulit bagi target untuk mempertahankan dirinya terhadap serangan pelaku. Perbedaan kekuatan ini bisa secara fisik atau psikologis. Misalnya, dalam kasus-kasus ketidakseimbangan fisik, pelaku bullying mungkin lebih tua, lebih besar, atau lebih kuat. Atau, mungkin ada geng pengganggu yang menargetkan korban. Sementara itu, ketidakseimbangan psikologis lebih sulit untuk dibedakan, tetapi contohnya termasuk memiliki status sosial yang lebih tinggi, cerewet, atau lebih banyak pengaruh di sekolah. Akibat dari ketidakseimbangan kekuatan membuat target intimidasi terasa lemah, tertindas, terancam, dan rentan diserang. 2. Sesuatu yang berulang (repetitive actions)
  • 4. Daly/PanduanBullying/2021 Biasanya, bullying bukanlah tindakan kejam atau perilaku kasar. Sebaliknya, itu biasanya berkelanjutan dan terus menerus diulang. Pengganggu sering menargetkan korban mereka beberapa kali. 3. Tindakan yang disengaja (intentional actions) Aspek lain yang membedakan pelaku bullying dari perilaku jahat atau kasar lainnya adalah pelaku bullying bermaksud untuk melukai target. Pengganggu melecehkan orang lain dengan sengaja. Berdasarkan data riset dari Programme for International Students Assessment (PISA) di tahun 2018, Indonesia berada di urutan kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan (bullying). Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan rincian; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen. Sebesar 41,1% murid mengaku pernah mengalami perundungan (bullying). Di Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata-rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara ditambah Jepang dan Korea Selatan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, melainkan juga harus mampu membangun karakter sosial dan karakter religius yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Membangun karakter siswa yang teruji dan berakhlak mulia tentunya memerlukan waktu, kesabaran, ketekunan dan kerjasama semua komponen pendidikan, khususnya orangtua peserta didik.
  • 5. Daly/PanduanBullying/2021 Tindakan perundungan (bullying) di sekolah dapat dicegah sedini mungkin melalui upaya pembinaan karakter siswa secara terus menerus, baik yang dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan, maupun melibatkan siswa dalam pelaksanaannya. B. Tujuan Panduan ini disusun dengan tujuan : 1. Sebagai pedoman bagi seluruh warga sekolah dalam mencegah terjadinya perundungan (bullying) 2. Sebagai acuan penangan peristiwa perundungan (Bullying) di sekolah
  • 6. Daly/PanduanBullying/2021 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERUNDUNGAN (BULLYING) A. Jenis-Jenis Perundungan (Bullying) Menurut Coloroso (2007), perundungan (bullying) dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Perundungan Fisik Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barangbarang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius. 2. Perundungan Verbal Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi Penindasan verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar binger yang terdengar oleh pengawas, diabaikan karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip
  • 7. Daly/PanduanBullying/2021 3. Perundungan Relasional Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasionaladalah pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar. 4. Perundungan Cyber Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya. Bentuknya seperti, mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar, meninggalkan pesan voicemail yang kejam, menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa- apa (silent calls), membuat website yang memalukan bagi si korban, si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya, dan “Happy slapping” – yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan. B. Penyebab Perundungan (Bullying) Ada banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya perundungan (Bullying). Menurut Katyana Wardhana (2017) dalam bukunya Panduan Melawan Bullying, terdapat 4 faktor : 1. Permusuhan Permusuhan dan perasaan kesal dalam pertemanan dapat memicu seseorang melakukan tindakan perundungan 2. Rasa kurang percaya diri dan mencari perhatian
  • 8. Daly/PanduanBullying/2021 Seseorang yang kurang percaya diri seringkali ingin diperhatikan, salah satunya adalah dengan melalukan bully, dengan demikian yang bersangkutan akan merasa kuat, puas dan dominan 3. Perasaan dendam Perasaan dendam muncul jika sesorang pernah disakiti atau ditindas.rasa sakit ini seringkali disalurkan kepada orang lain sehingga merasakan perasaan yang sama. Salah satunya adalah dengan melakukan perundungan (bullying) 4. Pengaruh negatif dari media Tayangan kekerasan dalam berbagai media elektronik seperti televisi, internet dan lain-lain merupakan contoh buruk yang dapat menginspirasi seseorang melakukan kekerasan tanpa alasan yang jelas. C. Dampak Negatif Perundungan (Bullying) Dampak negatif perundungan dapat terjadi baik pada korban, orang yang menyaksikan maupun pelaku perundungan itu sendiri. 1. Pelaku perundungan (Bullying) Seseorang yang terbiasa melakukan tindak bullying terhadap orang lain cenderung akan melakukan hal yang sama hingga dewasa. Lebih parahnya, ia dapat melakukan hal kekerasan yang menjadikannya seorang kriminal. Dampak yang dialaminya jika terus-menerus melakukan hal tersebut di antaranya: a. Menyalahgunakan alkohol dan narkotika Biasanya anak yang melakukan bullying kepada orang lain, tidak peduli dengan hal yang baik dan buruk. Oleh karena itu, pelaku bullying sangat berpotensi terjun ke dalam hal buruk seperti menyalahgunakan alkohol dan narkotika b. Berkelahi Seseorang yang melakukan bullying biasanya sering berkelahi, walaupun tidak dengan korban bullying. Mereka akan merusak
  • 9. Daly/PanduanBullying/2021 properti yang ada di sekelilingnya. Selain itu ia juga berisiko putus sekolah karena banyaknya aturan yang telah dilanggarnya. c. Berpotensi melakukan tindak kriminal Pelaku bullying sangat berpotensi menjadi seorang kriminal. Hal ini karena kebiasaan yang dilakukannya sejak usia muda menjadikan dirinya melakukan hal yang sama saat dewasa. Selain itu, ia juga berpotensi melakukan hal yang lebih buruk sehingga menjadi kriminal. d. Bersikap kasar terhadap pasangan Sikap kasar yang biasa dilakukannya kepada seseorang juga dapat membuatnya melakukan hal yang sama terhadap pasangan. Hal ini akan terus dibawanya hingga ia dewasa. 2. Orang yang menyaksikan tidakan perundungan Seseorang yang menyaksikan tindak bullying dapat berpotensi mengalami dua hal. Dua hal tersebut yaitu, ia akan meniru pelaku bullying atau merasakan hal depresi yang dialami korban bullying. Oleh karena itu biasanya mereka bisa menjadi seseorang yang buruk. Namun, dirinya juga bisa menjadi tertekan dan depresi serta rasa takut akan mengalami hal yang sama. 3. Korban Perundungan (Bullying) Anak yang menjadi korban bullying biasanya akan mengalami berbagai masalah serius. Permasalahan tersebut meliputi masalah kesehatan fisik, sosial, emosial, akademik, dan mental yang buruk. Dari perlakuan yang diterima dirinya, membuat dirinya mengalami berbagai hal antara lain: a. Depresi dan kecemasan orban bullying biasanya akan memiliki gangguan depresi dan kecemasan. Hal ini karena meningkatnya perasaan sedih dan kesepian pada dirinya. Selain itu, perlakuan bullying yang diterimanya akan mengubah pola tidur, makan, hilangnya minat
  • 10. Daly/PanduanBullying/2021 pada aktivitas yang biasa mereka nikmati. Bahayanya, permasalahan ini akan dialaminya jangka panjang hingga dewasa. b. Keluhan kesehatan Sebab adanya perlakuan kasar, atau ucapan yang membuatnya depresi, itu akan membuat dirinya tidak berminat untuk melakukan berbagai hal, seperti makan. Hal itu akan membuatnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup parah. c. Penurunan prestasi akademik Biasanya korban bullying, nilai akademiknya akan menurun. Hal ini karena perlakuan bullying yang diterimanya, membuatnya tidak fokus belajar. Selain itu, jika pelakunya berada di instansi pendidikan yang sama, akan membuatnya sering bolos karena takut bertemu. D. Pencegahan Perundungan (Bullying) Pencegahan perundungan (Bullying), merupakan upaya preventif yang dilakukan sekolah dengan melibatkan peran aktif siswa untuk menghindari terjadinya peristiwa perundungan pada peserta didik, baik oleh guru terhadap siswa, tenaga kependidikan terhadap siswa maupun sesama siswa. Tindakan pencegahan perundungan (bullying) di SMA / SMK .................... dilakukan melalui mekanisme kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan sosialisasi Program Anti Perundungan (Bullying) pada awal tahun pelajaran, khususnya pada kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah pada materi Pendidkan Karakter 2. Melakukan program pembinaan karakter melalui Apel Senin Pagi, Bimbingan rohani (sholat duha, sholat dzuhur, kultum) untuk siswa muslim dan ibadah pagi bagi siswa non muslim dilaksanakan 3 kali se minggu
  • 11. Daly/PanduanBullying/2021 3. Mengadakan curah pendapat (Brain storming) bersama siswa terkait isu-isu kekerasan yang terjadi di masyakat secara terjadwal seminggu sekali. 4. Mengalokasikan waktu khusus 1 jam pelajaran per minggu kepada wali kelas dan atau guru BK untuk pembinaan mental siswa. 5. Memasang poster, leaflet, slogan, dan himbauan- himbauan pada tempat-tempat startegis di sekolah tentang pencegahan bahaya perundungan (bullying) 6. Memberikan teladan sikap dan akhlak kepada peserta didik, dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan. E. Penanganan Perundungan (Bullying) Mekanisme pelaksanaan perundungan adalah sebagai berikut : 1. Guru yang medapat laporan terjadinya peristiwa perundungan, melaporkan ke wali kelas. 2. Wali kelas melakukan klarifikasi kepada pihak yang mengalami perundungan untuk menggali data dan fakta 3. Wali kelas berkoordinasi dengan guru BK untuk penanganannya 4. Guru BK memanggil secara terpisah siswa yang mengalami perundungan dan siswa yang melakukan perundungan 5. Guru BK memberikan pembinaan dan pengarahan kepada kedua belah pihak untuk mencegah terjadinya hal serupa terulang kembali dan mendamaikan kedua belah pihak 6. Guru BK berkoordinasi dengan Wakasek kesiswaan terkait dengan pemberian point pelanggaran tata tertib sekolah
  • 12. Daly/PanduanBullying/2021 PENUTUP Perundungan (bullying) merupakan tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Perbuatan perundungan merupakan perbuata yang tercela dan berdampak serius, buka hanya pada korban melainkan juga terhadap pelaku perundungan Upaya pencegahan tindakan perundungan harus diawali dari lingkungan sekolah melalui pembinaan karakter siswa dengan melibatkan seluruh komponen sekolah dan bersinergi dengan orangtua siswa dan masyarakat secara berkesinambungan Panduan ini merupakan acuan bagi warga sekolah dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan perundungan yang terjadi di SMA/SMK ...........................