SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4
A. SEBAB – SEBAB PERUNDUNGAN
1. Pernah Jadi Korban Kekerasan di Rumah
Terjadinya bullying bisa disebabkan karena pelaku pernah menjadi korban
kekerasan di rumah. Jika seorang anak menyaksikan perkelahian orang
tuanya, dan mendapatkan perilaku kekerasan oleh orang tuanya, maka anak
akan berisiko melakukan bullying kepada temannya di sekolah.
2. Tidak Percaya Diri
Seorang anak bisa melakukan bullying jika ia tidak percaya dengan dirinya
sendiri. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan yang ada di dalam
dirinya, sehingga bullying akan terjadi untuk menindas teman di sekolah yang
memiliki kelebihan, namun kelebihan tersebut tidak dimiliki pelaku bullying.
3. Terlalu Dibebaskan Orang Tua
Ada sebagian orang yang terlalu bebas mendidik anaknya, dan selalu
mengizinkan anaknya melakukan segala hal yang membuatnya senang.
Perilaku orang tua ini disebut dengan pola asuh permisif. Anak akan merasa
bebas melakukan apapun tanpa merasa bersalah.
4. Ingin Menjadi Populer
Sering kali di sekolah terjadi kesenjangan sosial, yang menyebabkan seorang
anak ingin terlihat lebih populer daripada siswa lainnya. Dengan
melakukan bullying, anak tersebut akan dikenal semua siswa di sekolah
tersebut, sehingga keinginannya untuk menjadi populer dan berkuasa akan
terpenuhi.
5. Tidak Memiliki Rasa Empati
Sejak usia dini, seorang anak harus dibekali rasa empati terhadap sesamanya,
untuk menghindari perilaku bullying dan membuat anak belajar menghargai
perasaan orang lain. Tidak memiliki rasa empati bisa menyebabkan
terjadinya bullying. Karena dengan melakukan bullying, pelaku akan merasa
perbuatannya ini hanya bercandaan, padahal korbannya merasa kesakitan.
6. Kurang Perhatian di Rumah
Memiliki orang tua yang sangat sibuk, membuat seorang anak merasa
kesepian dan kurang perhatian. Untuk mendapatkan perhatian lebih, anak
tersebut akan melakukan perilaku bullying. Semakin dimarahin oleh guru,
pelaku akan merasa senang karena merasa mendapatkan perhatian.
7. Senang Mengejek Orang Lain
Penyebab terjadinya bullying yang terakhir, yaitu karena senang mengejek
orang lain. Perilaku yang awalnya dianggap bercanda, ternyata mengejek
orang lain bisa menyakiti hati korban bullying dan menyebabkan trauma.
Ejekan tersebut biasanya menyangkut ekonomi, ras, fisik, kemampuan dan
gaya hidup teman di sekolahnya yang berbeda dengan pelaku bullying.
B. AKIBAT PERUNDUNGAN SECARA AKADEMIS DAN SOSIAL
Anak-anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami penurunan
prestasi di bidang akademik. Praktik perundungan bisa membuat anak-anak
merasa malas untuk sekolah demi menghindari perundungan yang mereka
terima. Secara langsung, dampaknya mengakibatkan penurunan prestasi
akademik. Tak hanya bagi korban bully, untuk para pelaku juga mengalami
dampak tersebut, bagi mereka terlalu asik mengintimidasi orang lain sehingga
mereka sering lupa dan cenderung cuek terhadap tugas di sekolah. Sedangkan
Dampak sosial dari perundungan adalah korban menjadi minder, kurang
percaya diri dan menarik diri. Oleh karena itu kita perlu menjadi teman yang
bisa diajak bicara dan berbagi cerita sehingga menumbuhkan trust terhadap
kita, lalu kita bisa memotivasinya bahwa korban bukanlah seburuk apa yang
pelaku labelkan kepada korban. Umumnya, korban menarik diri dari
lingkungan sekitar dan cenderung menjadi pendiam. Sedangkan bagi pelaku,
pelaku menjadi lebih agresif kepada teman dan keluarga
C. AKIBAT PERUNDUNGAN SECARA FISIK DAN EMOSI
Anak-anak yang sering menjadi sasaran perundungan seringkali menderita
baik secara emosional maupun sosial. Mereka tidak hanya kesulitan untuk
berteman, tetapi juga kesulitan untuk menemukan persahabatan yang sehat.
Dampak seperti itu merupakan bagian dari trauma yang berhubungan
langsung dengan apa yang pernah mereka rasakan di masa lalu. Hal tersebut
juga dapat terjadi akibat perasaan rendahnya harga diri akibat perlakuan tidak
menyenangkan yang terjadi secara terus-menerus. Dalam hal ini, dampak
jangka panjangnya dapat membuat dirinya merasa menjadi "pecundang"
hingga dewasa. Jelas, hal terparah dari dampak tersebut adalah kurangnya
rasa percaya diri dan benar-benar dapat membatasi segala potensi yang dia
miliki untuk lebih berkembang.
Tahapan paling awal dalam mendeteksi perundungan adalah adanya
perubahan perilaku dan emosi pada korban. Dibawah ini bisa menjadi tanda-
tanda anak kemungkinan mengalami perundungan:
1. Mengalami luka yang tak bisa dijelaskan
2. Sering kehilangan barang-barang
3. Barang-barangnya sering rusak
4. Perubahan pola makan
5. Muncul perilaku yang tidak biasa
6. Sulit tidur dan sering mimpi buruk
7. Prestasi sekolah turun, mogok sekolah
8. Muncul perilaku destruktif
9. Depresi dan cemas
10. Rendah diri akut
D. DAMPAK PERUNDUNGAN BAGI KORBAN, PELAKU DAN
SAKSI
Korban Bullying seringkali mengalami:
• Kesakitan fisik dan psikologis
• Kepercayaan diri (self-esteem) yang merosot
• Malu, Trauma, merasa sendiri, serba salah
• Takut Sekolah
• Korban mengasingkan diri dari sekolah
• Menderita Ketakutan Sosial
• Timbul keinginan untuk bunuh diri dan
mengalami ganggunan jiwa
Pelaku Bullying seringkali mengalami:
• Pelaku perundungan/bullying akan belajarbahwa
tidak ada risiko apapun bagi mereka bila mereka
melakukan kekerasan,agresi maupun mengancam anak
lain
• Ketika dewasa, pelaku memiliki potensi lebih besar
untuk menjadi pelaku kriminaldan akan bermasalah
dalam fungsi sosialnya.
Saksi Bullying seringkali mengalami:
• Mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan
mengalami tekanan psikologis yang berat.
• Merasa terancam dan ketakutan akan menjadikorban
selanjutnya.
• Dapat mengalami penurunan pestasi di kelas karena
perhatian masih terfokus padabagaimana menghindari
menjadi target perundungan/bullying dari pada tugas
akademik.
E. UPAYA – UPAYA PENCEGAHAN PERUNDUNGAN
Pencegahan Oleh Anak:
Memahami dan
menerima perbedaan
tiap individu di
lingkungan sebaya
Merangkul teman yang
menjadi korban Bullying
Ikut serta membuat dan
menegakkan
pencegahan
bullying
teman yang
menjadikorban
Saling mendukung
satusama lain
Mengembangakan budaya
relasi/ pertemanan yang
positif
Merangkul teman yang menjadi korban Bullying Oleh
Keluarga:
MENYELARASKAN
PENDISIPLINAN TANPA
MERENDAHKAN
MARTABAT ANAK BAIK
DIRUMAH MAUPUN DI
SEKOLAH
MELAPORKAN KEPADA
SEKOLAH JIKA ANAK
MENJADI KORBAN
MEMBERIKAN
PENGERTIAN
KEPADA PELAKU
PERUNDUNGAN
UNTUK IKUT
MENCEGAH
KOMUNIKASI ANTARA
SOSIALISASI DAN ADVOKASI
TERKAIT HAK ANAK PADA
ORANG TUA
BAIK DIRUMAH
MAUPUN DI SEKOLAH


Oleh Satuan Pendidikan:
Adanya layanan pengaduan kekerasan/ media bagi murid untuk melaporkan bullying
secara aman danterjaga kerahasiannya.
Bekerjasama dan berkomunikasi aktif antara siswa,orang tua, dan guru (3 pilar SRA)
Kebijakan anti bullying yang dibuat bersama dengan siswa
Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban
Pendidikdan tenaga kependidikan memberi keteladanandengan berperilaku positif dan
tanpa kekerasan
Program anti bullying di satuan pendidikan yang melibatkan siswa, guru, orang tua,
alumni, dan masyarakat/lingkungan sekitar satuan pendidikan
Memastikan sarpras di satuan pendidikan tidak mendorong anak berperilaku bullying
Oleh Masyarakat:
Mengembangkan perilaku peduli dengan prinsip kepentingan
terbaik bagi anak dan semua anak adalah anak kita yang harus
dilindungi
Bekerjasama dengan satuan pendidikan untuk bersama-sama
mengambangkan budaya anti kekerasan
Bersama-sama dengan satuan pendidikan melakukan pengawasan
terhadap kemungkinan munculnya praktik-praktik bullying di
lingkungn sekitar satuan pendidikan
Bersama dengan satuan pendidikan memberikan bantuan pada
siswa yang menjadi korban dengan melibatkan stakeholder terkait
Oleh Pemerintah Pusat:
Sosialisasi terkait Permendikbud 82 Tahun 2015 sampai pada
level bawah diikuti denganpenerbitan KIE
Sosialisasi kebijakan Satuan pendidikan ramah anak dan
Konvensi Hak Anak pada satuanpendidikan
Melakukan monev dengan membentuk lembaga layanan atau
call center pengaduan
Melakukan koordinasi antar K/L yang memilikikebijakan atau
program berbasis sekolah untuk bersama-sama melakukan
pencegahan terhadap perundungan/bullying.














More Related Content

Similar to MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx

Similar to MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx (20)

Materi_Kenali_Bullying_AKTIVITAS 1.ppt
Materi_Kenali_Bullying_AKTIVITAS 1.pptMateri_Kenali_Bullying_AKTIVITAS 1.ppt
Materi_Kenali_Bullying_AKTIVITAS 1.ppt
 
Issue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
Issue terkini Pendidikan yang ada di IndonesiaIssue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
Issue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
 
Materi Bullying.pptx
Materi Bullying.pptxMateri Bullying.pptx
Materi Bullying.pptx
 
Stop bullying
Stop bullyingStop bullying
Stop bullying
 
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.pptMateri_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
Materi_Kenali_Bullying_Semenjak_di_Sekol.ppt
 
BULLYING.pptx
BULLYING.pptxBULLYING.pptx
BULLYING.pptx
 
PPT BULLYING (1).pptx
PPT BULLYING (1).pptxPPT BULLYING (1).pptx
PPT BULLYING (1).pptx
 
Fenomena bullying
Fenomena bullyingFenomena bullying
Fenomena bullying
 
Bullying pada siswa.pptx
Bullying pada siswa.pptxBullying pada siswa.pptx
Bullying pada siswa.pptx
 
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdfBagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
Bagi Iklim aman mencegah perundungan.pdf
 
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptxTIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
 
Panduan pencegahan dan penangan perundungan
Panduan pencegahan dan penangan perundunganPanduan pencegahan dan penangan perundungan
Panduan pencegahan dan penangan perundungan
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
 
423489855-BULLYING-PADA-REMAJA-ppt.ppt
423489855-BULLYING-PADA-REMAJA-ppt.ppt423489855-BULLYING-PADA-REMAJA-ppt.ppt
423489855-BULLYING-PADA-REMAJA-ppt.ppt
 
buli pringsewu.pptx
buli pringsewu.pptxbuli pringsewu.pptx
buli pringsewu.pptx
 
bullying
bullyingbullying
bullying
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Isu Perundungan Di Satuan Pendidikan.pdf
 
pptmelawanbullying-180527054446.pdf
pptmelawanbullying-180527054446.pdfpptmelawanbullying-180527054446.pdf
pptmelawanbullying-180527054446.pdf
 
Ppt melawan bullying
Ppt melawan bullyingPpt melawan bullying
Ppt melawan bullying
 

Recently uploaded (7)

4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan SundalPerintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 

MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx

  • 1. MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4 A. SEBAB – SEBAB PERUNDUNGAN 1. Pernah Jadi Korban Kekerasan di Rumah Terjadinya bullying bisa disebabkan karena pelaku pernah menjadi korban kekerasan di rumah. Jika seorang anak menyaksikan perkelahian orang tuanya, dan mendapatkan perilaku kekerasan oleh orang tuanya, maka anak akan berisiko melakukan bullying kepada temannya di sekolah. 2. Tidak Percaya Diri Seorang anak bisa melakukan bullying jika ia tidak percaya dengan dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan yang ada di dalam dirinya, sehingga bullying akan terjadi untuk menindas teman di sekolah yang memiliki kelebihan, namun kelebihan tersebut tidak dimiliki pelaku bullying. 3. Terlalu Dibebaskan Orang Tua Ada sebagian orang yang terlalu bebas mendidik anaknya, dan selalu mengizinkan anaknya melakukan segala hal yang membuatnya senang. Perilaku orang tua ini disebut dengan pola asuh permisif. Anak akan merasa bebas melakukan apapun tanpa merasa bersalah. 4. Ingin Menjadi Populer Sering kali di sekolah terjadi kesenjangan sosial, yang menyebabkan seorang anak ingin terlihat lebih populer daripada siswa lainnya. Dengan melakukan bullying, anak tersebut akan dikenal semua siswa di sekolah tersebut, sehingga keinginannya untuk menjadi populer dan berkuasa akan terpenuhi. 5. Tidak Memiliki Rasa Empati Sejak usia dini, seorang anak harus dibekali rasa empati terhadap sesamanya, untuk menghindari perilaku bullying dan membuat anak belajar menghargai perasaan orang lain. Tidak memiliki rasa empati bisa menyebabkan terjadinya bullying. Karena dengan melakukan bullying, pelaku akan merasa perbuatannya ini hanya bercandaan, padahal korbannya merasa kesakitan. 6. Kurang Perhatian di Rumah Memiliki orang tua yang sangat sibuk, membuat seorang anak merasa kesepian dan kurang perhatian. Untuk mendapatkan perhatian lebih, anak tersebut akan melakukan perilaku bullying. Semakin dimarahin oleh guru, pelaku akan merasa senang karena merasa mendapatkan perhatian.
  • 2. 7. Senang Mengejek Orang Lain Penyebab terjadinya bullying yang terakhir, yaitu karena senang mengejek orang lain. Perilaku yang awalnya dianggap bercanda, ternyata mengejek orang lain bisa menyakiti hati korban bullying dan menyebabkan trauma. Ejekan tersebut biasanya menyangkut ekonomi, ras, fisik, kemampuan dan gaya hidup teman di sekolahnya yang berbeda dengan pelaku bullying. B. AKIBAT PERUNDUNGAN SECARA AKADEMIS DAN SOSIAL Anak-anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami penurunan prestasi di bidang akademik. Praktik perundungan bisa membuat anak-anak merasa malas untuk sekolah demi menghindari perundungan yang mereka terima. Secara langsung, dampaknya mengakibatkan penurunan prestasi akademik. Tak hanya bagi korban bully, untuk para pelaku juga mengalami dampak tersebut, bagi mereka terlalu asik mengintimidasi orang lain sehingga mereka sering lupa dan cenderung cuek terhadap tugas di sekolah. Sedangkan Dampak sosial dari perundungan adalah korban menjadi minder, kurang percaya diri dan menarik diri. Oleh karena itu kita perlu menjadi teman yang bisa diajak bicara dan berbagi cerita sehingga menumbuhkan trust terhadap kita, lalu kita bisa memotivasinya bahwa korban bukanlah seburuk apa yang pelaku labelkan kepada korban. Umumnya, korban menarik diri dari lingkungan sekitar dan cenderung menjadi pendiam. Sedangkan bagi pelaku, pelaku menjadi lebih agresif kepada teman dan keluarga C. AKIBAT PERUNDUNGAN SECARA FISIK DAN EMOSI Anak-anak yang sering menjadi sasaran perundungan seringkali menderita baik secara emosional maupun sosial. Mereka tidak hanya kesulitan untuk berteman, tetapi juga kesulitan untuk menemukan persahabatan yang sehat. Dampak seperti itu merupakan bagian dari trauma yang berhubungan langsung dengan apa yang pernah mereka rasakan di masa lalu. Hal tersebut juga dapat terjadi akibat perasaan rendahnya harga diri akibat perlakuan tidak menyenangkan yang terjadi secara terus-menerus. Dalam hal ini, dampak jangka panjangnya dapat membuat dirinya merasa menjadi "pecundang" hingga dewasa. Jelas, hal terparah dari dampak tersebut adalah kurangnya rasa percaya diri dan benar-benar dapat membatasi segala potensi yang dia miliki untuk lebih berkembang. Tahapan paling awal dalam mendeteksi perundungan adalah adanya perubahan perilaku dan emosi pada korban. Dibawah ini bisa menjadi tanda- tanda anak kemungkinan mengalami perundungan:
  • 3. 1. Mengalami luka yang tak bisa dijelaskan 2. Sering kehilangan barang-barang 3. Barang-barangnya sering rusak 4. Perubahan pola makan 5. Muncul perilaku yang tidak biasa 6. Sulit tidur dan sering mimpi buruk 7. Prestasi sekolah turun, mogok sekolah 8. Muncul perilaku destruktif 9. Depresi dan cemas 10. Rendah diri akut D. DAMPAK PERUNDUNGAN BAGI KORBAN, PELAKU DAN SAKSI Korban Bullying seringkali mengalami: • Kesakitan fisik dan psikologis • Kepercayaan diri (self-esteem) yang merosot • Malu, Trauma, merasa sendiri, serba salah • Takut Sekolah • Korban mengasingkan diri dari sekolah • Menderita Ketakutan Sosial • Timbul keinginan untuk bunuh diri dan mengalami ganggunan jiwa
  • 4. Pelaku Bullying seringkali mengalami: • Pelaku perundungan/bullying akan belajarbahwa tidak ada risiko apapun bagi mereka bila mereka melakukan kekerasan,agresi maupun mengancam anak lain • Ketika dewasa, pelaku memiliki potensi lebih besar untuk menjadi pelaku kriminaldan akan bermasalah dalam fungsi sosialnya. Saksi Bullying seringkali mengalami: • Mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan mengalami tekanan psikologis yang berat. • Merasa terancam dan ketakutan akan menjadikorban selanjutnya. • Dapat mengalami penurunan pestasi di kelas karena perhatian masih terfokus padabagaimana menghindari menjadi target perundungan/bullying dari pada tugas akademik.
  • 5. E. UPAYA – UPAYA PENCEGAHAN PERUNDUNGAN Pencegahan Oleh Anak: Memahami dan menerima perbedaan tiap individu di lingkungan sebaya Merangkul teman yang menjadi korban Bullying Ikut serta membuat dan menegakkan pencegahan bullying teman yang menjadikorban Saling mendukung satusama lain Mengembangakan budaya relasi/ pertemanan yang positif
  • 6. Merangkul teman yang menjadi korban Bullying Oleh Keluarga: MENYELARASKAN PENDISIPLINAN TANPA MERENDAHKAN MARTABAT ANAK BAIK DIRUMAH MAUPUN DI SEKOLAH MELAPORKAN KEPADA SEKOLAH JIKA ANAK MENJADI KORBAN MEMBERIKAN PENGERTIAN KEPADA PELAKU PERUNDUNGAN UNTUK IKUT MENCEGAH KOMUNIKASI ANTARA SOSIALISASI DAN ADVOKASI TERKAIT HAK ANAK PADA ORANG TUA BAIK DIRUMAH MAUPUN DI SEKOLAH
  • 7.   Oleh Satuan Pendidikan: Adanya layanan pengaduan kekerasan/ media bagi murid untuk melaporkan bullying secara aman danterjaga kerahasiannya. Bekerjasama dan berkomunikasi aktif antara siswa,orang tua, dan guru (3 pilar SRA) Kebijakan anti bullying yang dibuat bersama dengan siswa Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban Pendidikdan tenaga kependidikan memberi keteladanandengan berperilaku positif dan tanpa kekerasan Program anti bullying di satuan pendidikan yang melibatkan siswa, guru, orang tua, alumni, dan masyarakat/lingkungan sekitar satuan pendidikan Memastikan sarpras di satuan pendidikan tidak mendorong anak berperilaku bullying Oleh Masyarakat: Mengembangkan perilaku peduli dengan prinsip kepentingan terbaik bagi anak dan semua anak adalah anak kita yang harus dilindungi Bekerjasama dengan satuan pendidikan untuk bersama-sama mengambangkan budaya anti kekerasan Bersama-sama dengan satuan pendidikan melakukan pengawasan terhadap kemungkinan munculnya praktik-praktik bullying di lingkungn sekitar satuan pendidikan Bersama dengan satuan pendidikan memberikan bantuan pada siswa yang menjadi korban dengan melibatkan stakeholder terkait Oleh Pemerintah Pusat: Sosialisasi terkait Permendikbud 82 Tahun 2015 sampai pada level bawah diikuti denganpenerbitan KIE Sosialisasi kebijakan Satuan pendidikan ramah anak dan Konvensi Hak Anak pada satuanpendidikan Melakukan monev dengan membentuk lembaga layanan atau call center pengaduan Melakukan koordinasi antar K/L yang memilikikebijakan atau program berbasis sekolah untuk bersama-sama melakukan pencegahan terhadap perundungan/bullying.             