Dokumen tersebut membahas peran strategis Badan Geologi Indonesia dalam empat bidang utama, yaitu pengelolaan geo-hazard, geo-resource, geo-environmental, dan geo-service. Badan Geologi diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengelola risiko bencana alam, mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, meminimalkan dampak lingkungan, serta meningkatkan layanan kepada masyarakat.
3. 2
Daftar Isi
1. Peran Badan Geologi dalam Ketahanan Nasional ………………………..……………. 3
2. Bagaimana Badan Geologi Lebih Mewarnai Pembangunan Indonesia .………… 5
3. Isu Strategis Badan Geologi …………………………………………………………………… 11
4. Visi-Misi Badan Geologi …………………………………………………………………………. 16
5. Tujuan Badan Geologi …………………………………………………………………………… 18
6. Sasaran Badan Geologi …………………………………………………………………………. 20
7. Geo-Hazard Badan Geologi ……………………………………………………………………. 22
a. Arah Kebijakan ……………………………………………………………………………….. 22
b. Isu Strategis …………………………………………………………………………………… 23
c. Sasaran Program ……………………………………………………………………………. 24
d. Indikator Outcome ………………………………………………………………………….. 25
8. Geo-Resource Badan Geologi ………………………………………………………………… 27
a. Arah Kebijakan ……………………………………………………………………………….. 27
b. Isu Strategis …………………………………………………………………………………… 28
c. Sasaran Program ……………………………………………………………………………. 29
d. Indikator Outcome …………………………………………………………………………. 30
9. Geo-Environmental Badan Geologi ………………………………………………………… 33
a. Arah Kebijakan ……………………………………………………………………………….. 33
b. Isu Strategis …………………………………………………………………………………… 34
c. Sasaran Program ……………………………………………………………………………. 35
d. Indikator Outcome …………………………………………………………………………. 37
10. Geo-Service Badan Geologi …………………………………………………………………… 39
a. Arah Kebijakan ………………………………………………………………………………. 39
b. Isu Strategis …………………………………………………………………………………… 40
c. Sasaran Program ……………………………………………………………………………. 42
d. Indikator Outcome ………………………………………………………………………… 43
11. Menuju Badan Geologi sebagai Pusat Rujukan Pembangunan Indonesia
(Centre of Excelent) ………………………………………………………………………………
46
4. 3
Badan Geologi memiliki peran strategis dalam memperkuat Ketahanan Nasional
Indonesia melalui delapan gatranya, yaitu Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya,
Pertahanan Keamanan, Sumber Daya Alam, Geografi, dan Demografi.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis dari suatu bangsa yang berisi
ketangguhan dan keuletan dalam menghadapi dan mengatasi segala macam
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang berasal dari luar ataupun
dari dalam negeri.
Berikut adalah penjelasan mengenai peran Badan Geologi dalam setiap gatra
tersebut:
1. Ideologi: Badan Geologi berperan dalam mewujudkan ideologi Pancasila dengan
mengintegrasikan nilai-nilai ketahanan nasional dalam setiap aspek
operasionalnya, termasuk melalui pemahaman dan mitigasi geo-hazard yang
bertujuan melindungi kehidupan dan harta benda rakyat.
2. Politik: Badan Geologi memberikan masukan ilmiah dan data geologi kepada
pemerintah untuk mendukung pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan
lingkungan geologi, sumber daya alam, dan mitigasi bencana. Hal ini membantu
pemerintah dalam pengambilan keputusan yang tepat dan berkelanjutan.
3. Ekonomi: Badan Geologi berperan dalam pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan dengan memastikan eksploitasi sumber daya geologi yang efisien
dan ramah lingkungan. Ini mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan berkontribusi pada kesejahteraan nasional.
4. Sosial Budaya: Badan Geologi memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
risiko geo-hazard dan kekayaan geo-resource, serta pentingnya menjaga
lingkungan geologi. Ini mendukung peningkatan kesadaran sosial budaya yang
berkelanjutan.
5. Pertahanan Keamanan: Badan Geologi berperan dalam pemantauan dan
mitigasi geo-hazard yang dapat mengancam keamanan nasional. Ini termasuk
dalam perencanaan dan respons terhadap bencana alam.
6. Sumber Kekayaan Alam: Badan Geologi bertanggung jawab dalam mengelola,
menjaga, dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam geologi, seperti
mineral, minyak, dan gas bumi, dengan mengutamakan keberlanjutan dan
kepentingan nasional.
7. Geografi: Badan Geologi berkontribusi pada pemahaman geografi nasional
dengan memberikan informasi tentang morfologi geologi, struktur tanah, dan
topografi yang diperlukan dalam perencanaan wilayah dan pembangunan
infrastruktur.
1 Peran Badan Geologi dalam
Ketahanan Nasional
5. 4
8. Demografi: Badan Geologi mendukung pertumbuhan penduduk dengan
memastikan ketersediaan sumber daya alam yang dikelola secara berkelanjutan
dan dengan berperan dalam mitigasi geo-hazard yang dapat mempengaruhi
populasi.
Dengan fokus pada Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo-
Service, Badan Geologi berperan penting dalam mendukung ketahanan nasional
Indonesia dari berbagai perspektif, mulai dari perlindungan lingkungan hingga
pengelolaan sumber daya alam, serta pemahaman dan mitigasi terhadap potensi
bencana alam.
Ini semua sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kepentingan nasional yang lebih
luas.
22 September 2023 FGD Renstra Badan Geologi 2025-2029
6. 5
Badan Geologi harus lebih memberikan warna dalam pembangunan Indonesia.
1. Kerawanan hamparan bumi Indonesia terhadap bencana geologi (Geo-Hazard)
masih tinggi seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor,
banjir, amblesan tanah, dll.
2. Pertimbangan potensi sumber daya geologi (Geo-Resouce) mineral, batubara, air
tanah, migas dan panas bumi yang perlu pengelolaan dan penanganan terpadu,
dengan sajian data dan informasi yang lengkap serta akurat.
3. Eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bisa lepas dari unsur
kebumian/kegeologian (permukaan bumi) banyak menimbulkan berbagai macam
dampak, hal ini diperlukan pertimbangan pemanfaatan yang tidak mengabaikan
lingkungan (Geo-Enviromental).
4. Badan Geologi juga harus terus didorong untuk memberikan pelayanan secara
utuh sebagaimana tuntutan seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan
masyarakat dalam hal pelayanan. Upaya meningkatkan layanan Badan Geologi
dilakukan secara terus menerus dengan melakukan perbaikan dan evaluasi di
semua sisi pelayanan sebagaimana yang disebut Geo-Service.
Pengelolaan Geo-Hazard
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Ring of Fire, wilayah
dengan aktivitas geologi tinggi di sekitar Samudra Pasifik. Karena itu, kerawanan
terhadap bencana geologi (geo-hazard) seperti gempa bumi, tsunami, letusan
gunung api, tanah longsor, banjir, amblesan tanah, dan lainnya memang tinggi.
Badan Geologi memiliki peran penting dalam mengelola dan mengurangi risiko
bencana geologi di Indonesia.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh Badan Geologi:
1. Pemantauan dan Peringatan Dini: Badan Geologi harus mengoperasikan
jaringan pemantauan yang canggih dan modern untuk mendeteksi aktivitas
geologi yang berpotensi menyebabkan bencana seperti gempa bumi dan letusan
gunung api. Sistem peringatan dini yang efektif harus dibangun dan
disosialisasikan kepada masyarakat.
2. Penelitian dan Analisis Geologi: Melakukan penelitian mendalam tentang
geologi daerah tertentu untuk memahami potensi bencana geologi yang mungkin
terjadi. Ini melibatkan pemetaan zona-zona aktif gempa bumi, pemantauan
gunung berapi, dan analisis bahaya tanah longsor.
2 Bagaimana Badan Geologi Lebih
Mewarnai Pembangunan Indonesia
7. 6
3. Pendidikan dan Penyuluhan Masyarakat: Badan Geologi dapat bekerja
sama dengan pemerintah dan organisasi lain untuk menyediakan edukasi kepada
masyarakat tentang risiko bencana geologi dan langkah-langkah yang harus
diambil dalam situasi darurat.
4. Pengembangan Infrastruktur Tahan Gempa dan Tsunami: Badan Geologi
dapat memberikan rekomendasi untuk perencanaan dan konstruksi infrastruktur
yang tahan terhadap gempa bumi dan tsunami. Ini termasuk regulasi yang ketat
untuk bangunan dan jembatan.
5. Evaluasi Dampak Lingkungan: Setelah terjadinya bencana geologi, Badan
Geologi dapat membantu dalam evaluasi dampak lingkungan dan memfasilitasi
upaya pemulihan dan rekonstruksi yang berkelanjutan.
6. Kerja Sama Internasional: Badan Geologi Indonesia dapat berkolaborasi
dengan lembaga internasional yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan
risiko bencana geologi. Ini dapat membantu dalam pertukaran informasi dan
teknologi terbaru.
7. Pengelolaan Data dan Informasi: Mereka harus mengelola data geologi
dengan baik dan membuatnya tersedia untuk pemerintah, peneliti, dan
masyarakat. Data yang akurat adalah kunci untuk memahami risiko bencana.
8. Pengembangan Kebijakan: Badan Geologi harus berperan dalam
merumuskan kebijakan yang berfokus pada pengelolaan risiko bencana geologi,
termasuk peraturan terkait pemanfaatan lahan dan penanggulangan dampak
bencana.
9. Penelitian Terus-Menerus: Badan Geologi harus terus melakukan penelitian
dan pemantauan untuk memahami perubahan kondisi geologi dan dampaknya
terhadap kerawanan bencana.
Pengelolaan risiko bencana geologi adalah usaha bersama yang melibatkan berbagai
pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, peneliti, masyarakat, dan sektor
swasta.
Badan Geologi memiliki peran kunci dalam memastikan bahwa sumber daya geologi
yang dimilikinya digunakan untuk melindungi dan memitigasi risiko bagi masyarakat
Indonesia.
Pengelolaan Geo-Resouce
Pertimbangan potensi sumber daya geologi, seperti mineral, batubara, air tanah,
minyak dan gas bumi, serta panas bumi, memerlukan pengelolaan dan penanganan
terpadu yang cermat oleh Badan Geologi atau lembaga serupa. Hal ini penting untuk
memastikan pemanfaatan yang berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan
manfaat ekonomi yang maksimal.
Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan
sumber daya geologi:
8. 7
1. Inventarisasi dan Pemetaan: Perlu dilakukan inventarisasi dan pemetaan
yang menyeluruh terhadap potensi sumber daya geologi di suatu wilayah. Ini
melibatkan survei lapangan, pengumpulan data geologis, dan analisis geospasial.
2. Evaluasi Kuantitas dan Kualitas: Sumber daya geologi harus dievaluasi baik
dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Ini mencakup penentuan jumlah
cadangan yang tersedia dan tingkat kemurnian atau kualitasnya.
3. Analisis Ekonomi: Penting untuk melakukan analisis ekonomi untuk
menentukan apakah eksploitasi sumber daya geologi tersebut memungkinkan
secara finansial dan berkelanjutan. Ini melibatkan perhitungan biaya produksi
dan potensi pendapatan.
4. Aspek Lingkungan: Dalam pengelolaan sumber daya geologi, perlu
memperhatikan dampak lingkungan. Ini mencakup analisis dampak lingkungan
seperti kerusakan lahan, polusi air, dan emisi gas rumah kaca.
5. Hukum dan Regulasi: Badan Geologi perlu memahami dan mematuhi semua
hukum dan regulasi terkait eksploitasi sumber daya geologi. Ini termasuk
perizinan, pajak, dan peraturan lingkungan.
6. Pengelolaan Data dan Informasi: Data dan informasi geologi harus dikelola
dengan baik. Hal ini mencakup penyimpanan data yang aman, aksesibilitas data
untuk pihak yang berkepentingan, dan keamanan informasi.
7. Keterlibatan Stakeholder: Stakeholder seperti komunitas lokal, pemerintah,
industri, dan organisasi lingkungan perlu terlibat dalam proses pengambilan
keputusan. Partisipasi publik dan konsultasi adalah kunci untuk menghindari
konflik dan mencapai konsensus.
8. Rencana Restorasi: Setelah eksploitasi selesai, perlu ada rencana restorasi
yang memadai untuk mengembalikan area yang terkena dampak eksploitasi ke
kondisi semula atau kondisi yang lebih baik.
9. Monitoring dan Pengawasan: Pengawasan terus-menerus atas eksploitasi
sumber daya geologi dan dampaknya adalah langkah penting untuk memastikan
kepatuhan terhadap peraturan dan melindungi lingkungan.
Pengelolaan dan penanganan terpadu sumber daya geologi memerlukan kolaborasi
antara berbagai lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Badan Geologi harus berperan sebagai penyedia data dan penasihat utama dalam
proses ini, serta memastikan transparansi, akurasi, dan keberlanjutan dalam
pengelolaan sumber daya geologi untuk manfaat jangka panjang.
Pengelolaan Geo-Enviromental
Eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang terkait erat dengan unsur
kebumian atau kegeologian seringkali memiliki dampak yang signifikan terhadap
lingkungan.
Oleh karena itu, Badan Geologi perlu melakukan pertimbangan yang hati-hati untuk
memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya alam ini tidak mengabaikan
lingkungan.
9. 8
Berikut beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan sumber
daya alam yang berhubungan dengan unsur kebumian:
1. Penilaian Dampak Lingkungan (Environmental Impact
Assessment/EIA): Sebelum memulai proyek eksploitasi sumber daya alam,
Badan Geologi harus mengadakan penilaian dampak lingkungan yang
komprehensif. EIA akan membantu mengidentifikasi dampak potensial proyek
terhadap ekosistem, udara, air, dan masyarakat sekitar.
2. Identifikasi Potensi Risiko Geologis: Badan Geologi harus melakukan
identifikasi potensi risiko geologis seperti gempa bumi, letusan gunung berapi,
dan tanah longsor yang dapat terjadi akibat eksploitasi sumber daya alam. Ini
memungkinkan pengambilan langkah-langkah pencegahan yang sesuai.
3. Penyusunan Rencana Restorasi: Sebelum memulai eksploitasi, perlu ada
rencana restorasi yang jelas untuk mengembalikan area yang terkena dampak
eksploitasi ke kondisi semula atau kondisi yang lebih baik. Hal ini termasuk
rehabilitasi lahan, pemulihan ekosistem, dan perlindungan keanekaragaman
hayati.
4. Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan: Memanfaatkan teknologi ramah
lingkungan dalam proses eksploitasi dapat membantu mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan. Contohnya adalah teknologi yang lebih efisien
dalam penggunaan sumber daya alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
5. Pengawasan dan Pemantauan Terus-menerus: Badan Geologi harus
memiliki sistem pengawasan dan pemantauan yang terus-menerus selama proses
eksploitasi. Hal ini memungkinkan untuk mendeteksi perubahan dampak dan
mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
6. Keterlibatan Masyarakat: Keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek sangat penting. Masyarakat
harus memiliki kesempatan untuk menyuarakan kekhawatiran mereka dan
berpartisipasi dalam pemantauan dampak lingkungan.
7. Penerapan Hukum dan Regulasi: Badan Geologi harus memastikan bahwa
semua hukum dan regulasi yang berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam
dan lingkungan diikuti dan ditegakkan.
8. Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan bagi personel yang
terlibat dalam eksploitasi sumber daya alam harus mencakup aspek-aspek
lingkungan agar mereka memahami pentingnya menjaga lingkungan.
Pengelolaan sumber daya alam yang tidak mengabaikan lingkungan adalah esensial
untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang.
Badan Geologi memiliki peran penting dalam memberikan panduan dan advokasi
untuk pendekatan yang bertanggung jawab dalam eksploitasi sumber daya alam
yang melibatkan unsur kebumian atau kegeologian.
10. 9
Pengelolaan Geo-Service
Badan Geologi dapat memberikan pelayanan geologi secara utuh (Geo Service) yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat dengan
mengikuti sejumlah langkah penting, termasuk perbaikan dan evaluasi terus-
menerus di berbagai aspek pelayanan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh Badan Geologi:
1. Pemahaman Kebutuhan Masyarakat: Badan Geologi harus terus menerus
berkomunikasi dengan masyarakat dan berpartisipasi dalam dialog yang
melibatkan pemangku kepentingan. Ini membantu memahami kebutuhan
masyarakat dan memastikan bahwa pelayanan geologi yang disediakan
memenuhi ekspektasi mereka.
2. Penggunaan Teknologi Terkini: Mengikuti perkembangan teknologi terbaru
dalam ilmu geologi adalah penting. Ini mencakup penggunaan perangkat lunak
geologi, sistem informasi geografis (SIG), pemantauan jarak jauh melalui satelit,
dan metode analisis data yang canggih.
3. Akses Terbuka terhadap Data dan Informasi: Badan Geologi harus
berupaya untuk membuat data dan informasi geologi yang lengkap dan akurat
tersedia secara terbuka kepada masyarakat. Ini dapat dilakukan melalui portal
daring dan basis data geologi yang dapat diakses oleh siapa saja.
4. Peningkatan Kualitas Data dan Informasi: Memastikan akurasi dan kualitas
data geologi sangat penting. Badan Geologi perlu melakukan evaluasi dan
pembaruan berkala terhadap data mereka untuk memastikan bahwa informasi
yang disediakan adalah yang terbaik.
5. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melakukan
pelatihan dan pengembangan terus menerus bagi staf Badan Geologi untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola dan menyediakan
pelayanan geologi yang berkualitas.
6. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Badan Geologi dapat bekerja sama
dengan universitas, lembaga penelitian, dan sektor swasta untuk meningkatkan
kemampuan pelayanan geologi. Ini dapat berupa proyek penelitian bersama,
penggunaan teknologi terkini, atau berbagi data.
7. Pengawasan dan Evaluasi Internal: Badan Geologi harus memiliki sistem
pengawasan dan evaluasi internal yang ketat untuk memastikan bahwa
pelayanan mereka selalu memenuhi standar tertinggi. Ini melibatkan audit
internal, pemantauan kinerja, dan perbaikan berkelanjutan.
8. Pemberdayaan Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
sumber daya geologi dan pentingnya perlindungan lingkungan juga merupakan
bagian penting dari pelayanan geologi. Edukasi dan penyuluhan kepada
masyarakat dapat membantu mereka memahami dan menghargai nilai-nilai ini.
9. Respons Terhadap Perubahan Lingkungan: Badan Geologi harus dapat
merespons perubahan lingkungan dengan cepat. Ini mencakup pemantauan dan
evaluasi dampak lingkungan dari perubahan geologi atau bencana alam.
11. 10
Pelayanan geologi yang baik dan berkelanjutan adalah komitmen yang berkelanjutan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sambil menjaga dan melindungi sumber
daya alam dan lingkungan.
Dengan menjalankan langkah-langkah di atas, Badan Geologi dapat memastikan
bahwa mereka memberikan pelayanan yang sesuai dengan perkembangan zaman
dan tuntutan masyarakat yang terus berkembang.
12. 11
Berikut adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang Isu Strategis Badan
Geologi, yaitu Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo Service.
a. Geo-Hazard
Geo-Hazard adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada ancaman atau
bahaya alam yang timbul dari peristiwa geologi, seperti gempa bumi, letusan
gunung berapi, banjir, longsor, dan tsunami.
Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan terhadap berbagai jenis
Geo-Hazard karena letak geografisnya yang berada di zona cincin api Pasifik dan
memiliki sejumlah gunung berapi aktif serta sejumlah lempeng tektonik yang
bertemu di wilayahnya.
Berikut beberapa contoh Geo-Hazard di Indonesia:
1. Gempa Bumi. Indonesia berada di zona gempa aktif dan sering mengalami
gempa bumi. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan bangunan, hilangnya
nyawa, dan kerugian ekonomi yang besar.
2. Letusan Gunung Berapi. Indonesia memiliki lebih dari 100 gunung berapi, dan
beberapa di antaranya aktif. Letusan gunung berapi dapat mengakibatkan aliran
lava, awan panas, hujan abu, dan bahkan tsunami vulkanik jika terjadi di pantai.
3. Banjir. Musim hujan di Indonesia seringkali memicu banjir yang dapat
menyebabkan kerugian besar terhadap properti dan kehidupan manusia.
4. Longsor. Topografi Indonesia yang berbukit-bukit juga membuatnya rentan
terhadap longsor, terutama saat musim hujan.
5. Tsunami. Indonesia terletak di zona subduksi lempeng tektonik yang dapat
memicu tsunami jika terjadi gempa bumi besar di dasar laut. Tsunami dapat
merusak pesisir dan mengancam nyawa penduduk di daerah pesisir.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengatasi dan mengurangi risiko Geo-
Hazard ini dengan meningkatkan pemahaman, perencanaan mitigasi, dan sistem
peringatan dini.
Namun, tetap penting bagi warga Indonesia untuk selalu waspada terhadap potensi
Geo-Hazard dan mematuhi peringatan dan panduan yang diberikan oleh otoritas
setempat.
3 Isu Strategis Badan Geologi
13. 12
b. Geo-Resource
Geo-Resource adalah istilah yang mengacu pada sumber daya alam yang berasal
dari atau berhubungan dengan geologi atau karakteristik geologi.
Badan Geologi, sebagai lembaga yang memahami dan memantau geologi, memiliki
peran penting dalam pengelolaan dan pemahaman geo-resource.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang apa yang dimaksud dengan Geo-
Resource dalam konteks Badan Geologi:
1. Mineral dan Logam: Geo-resource mencakup mineral, logam, dan batuan yang
memiliki nilai ekonomi. Ini termasuk emas, perak, tembaga, nikel, besi, batubara,
dan berbagai mineral lainnya. Badan Geologi bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi, memetakan, dan memahami potensi sumber daya mineral ini di
wilayah geologis Indonesia.
2. Energi: Geo-resource juga mencakup sumber daya energi yang bersumber dari
geologi, seperti minyak bumi, gas alam, dan batubara. Badan Geologi memiliki
peran dalam mengidentifikasi cadangan, mengawasi produksi, dan memastikan
pengelolaan yang berkelanjutan dari sumber daya energi ini.
3. Air Tanah: Badan Geologi juga terlibat dalam pemahaman dan pengelolaan air
tanah. Mereka melakukan penelitian untuk memahami akumulasi air tanah,
kualitas air, dan perubahan akibat aktivitas manusia serta mengembangkan
kebijakan untuk melindungi dan mengelola sumber daya air tanah yang
berkelanjutan.
4. Bahan Tambang: Geo-resource juga mencakup bahan tambang non-logam
seperti pasir, kerikil, tanah liat, dan berbagai bahan konstruksi lainnya. Badan
Geologi memonitor eksploitasi dan mengembangkan regulasi untuk mengelola
bahan tambang ini agar berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang
berkelanjutan.
5. Geothermal: Indonesia memiliki potensi geothermal yang besar sebagai sumber
daya energi terbarukan. Badan Geologi memantau dan memahami potensi
geothermal serta memfasilitasi pengembangan proyek-proyek energi geothermal.
6. Informasi Geologi: Selain sumber daya alam secara fisik, informasi geologi itu
sendiri juga merupakan geo-resource yang berharga. Badan Geologi
mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan informasi geologi untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam berbagai sektor, termasuk
pertambangan, konstruksi, dan lingkungan.
Pemahaman dan pengelolaan yang bijaksana terhadap geo-resource sangat penting
karena sumber daya ini memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi, lingkungan,
dan pembangunan berkelanjutan.
Badan Geologi memainkan peran penting dalam memastikan bahwa geo-resource
dimanfaatkan secara berkelanjutan dan sesuai dengan kebijakan nasional yang
berlaku.
14. 13
c. Geo-Environmental
Geo-Environmental dalam konteks Badan Geologi mengacu pada pemahaman,
pemantauan, dan pengelolaan aspek lingkungan yang terkait dengan karakteristik
geologi atau aktivitas geologi.
Ini mencakup pemahaman dampak lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan
geologi, perlindungan lingkungan dari bahaya geologi, serta pengembangan solusi
dan teknologi yang ramah lingkungan dalam mengatasi masalah lingkungan yang
berhubungan dengan geologi.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan Geo-Environmental dalam
konteks Badan Geologi:
1. Pemahaman Dampak Lingkungan: Badan Geologi melakukan penelitian dan
pemetaan untuk memahami bagaimana aktivitas geologi seperti pertambangan,
pengeboran, atau konstruksi dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Ini
termasuk pemahaman tentang perubahan tanah, kualitas air, erosi, dan
perubahan iklim yang terkait dengan aktivitas geologi.
2. Perlindungan Terhadap Bahaya Geologi: Selain memahami dampak
lingkungan yang disebabkan oleh geologi, Badan Geologi juga berperan dalam
mitigasi dan perlindungan terhadap bahaya geologi seperti longsor, banjir,
gempa bumi, dan letusan gunung berapi. Mereka memberikan informasi dan
rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi risiko
bahaya ini.
3. Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan: Badan Geologi terlibat
dalam pengembangan dan pengujian teknologi yang dapat membantu
mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas geologi. Contohnya adalah
teknologi untuk remediasi tanah tercemar, pengelolaan limbah industri, atau
penggunaan energi terbarukan seperti geothermal.
4. Pemantauan Kualitas Lingkungan: Badan Geologi sering kali melakukan
pemantauan terkait dengan kualitas lingkungan seperti kualitas air, keberlanjutan
sumber daya alam, dan dampak polusi. Informasi ini digunakan untuk mengambil
tindakan preventif atau korektif yang sesuai.
5. Kepatuhan Terhadap Regulasi: Badan Geologi membantu memastikan bahwa
aktivitas geologi dan ekstraksi sumber daya alam mematuhi peraturan
lingkungan yang berlaku. Ini mencakup pemantauan dan penegakan peraturan
untuk melindungi lingkungan.
6. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Badan Geologi juga berperan dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan
lingkungan yang berkaitan dengan geologi. Mereka melakukan kampanye
edukasi dan berbagi informasi untuk mendorong perilaku yang lebih ramah
lingkungan.
Geo-Environmental sangat penting karena aktivitas geologi memiliki potensi dampak
yang signifikan terhadap lingkungan.
Dengan pemahaman yang baik tentang Geo-Environmental, Badan Geologi
berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan
15. 14
antara pemanfaatan sumber daya alam geologi dan perlindungan lingkungan yang
berkelanjutan.
d. Geo-Service
Geo-Service dalam konteks Badan Geologi merujuk pada berbagai layanan dan
informasi yang disediakan oleh Badan Geologi kepada pemangku kepentingan,
masyarakat umum, pemerintah, industri, dan sektor lainnya yang membutuhkan
data dan pengetahuan geologi.
Geo-Service dirancang untuk memberikan akses yang mudah dan terpercaya ke
informasi geologi yang relevan dan bermanfaat.
Berikut adalah beberapa aspek penting yang menjelaskan Geo-Service Badan
Geologi:
1. Pemantauan Geo-Hazard: Badan Geologi menyediakan layanan pemantauan
dan peringatan dini untuk geo-hazard seperti gempa bumi, letusan gunung
berapi, banjir, dan longsor. Informasi ini diberikan kepada pemerintah dan
masyarakat untuk mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan dan mitigasi.
2. Informasi Sumber Daya Geo-Resource: Badan Geologi memberikan
informasi tentang sumber daya alam geologi seperti mineral, logam, batu bara,
minyak bumi, dan gas alam. Informasi ini dapat digunakan oleh industri untuk
pengembangan proyek, perencanaan investasi, dan manajemen sumber daya
alam yang berkelanjutan.
3. Data Geologi dan Pemetaan: Badan Geologi mengumpulkan, mengelola, dan
menyediakan data geologi, peta, dan informasi spasial untuk keperluan
penelitian, perencanaan wilayah, dan pembangunan infrastruktur. Data ini juga
berperan dalam pengambilan keputusan dan penilaian risiko.
4. Layanan Konsultasi: Badan Geologi menyediakan layanan konsultasi geologi
kepada pemangku kepentingan yang membutuhkan pemahaman lebih lanjut
tentang geologi dan dampaknya terhadap proyek atau kebijakan mereka. Ini
membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
5. Pendampingan dalam Mitigasi Geo-Hazard: Badan Geologi dapat
memberikan bimbingan dan pendampingan dalam pengembangan rencana
mitigasi geo-hazard, seperti rencana tanggap darurat dan perencanaan tata
ruang yang aman.
6. Layanan Pendidikan dan Pelatihan: Badan Geologi dapat memberikan
pelatihan kepada profesional, akademisi, dan masyarakat umum tentang
berbagai aspek geologi, termasuk pengelolaan sumber daya alam, pemahaman
geo-hazard, dan praktik perlindungan lingkungan.
7. Ketersediaan Informasi Publik: Sebagian besar informasi geologi yang
relevan disediakan untuk masyarakat umum melalui situs web dan publikasi
resmi Badan Geologi. Ini termasuk informasi tentang bahaya geologi, sumber
daya alam, peta geologi, dan laporan penelitian.
16. 15
Geo-Service Badan Geologi penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang
cerdas dan berkelanjutan dalam berbagai sektor, termasuk lingkungan,
pertambangan, pembangunan infrastruktur, dan mitigasi bencana alam.
Dengan memberikan akses yang mudah ke informasi geologi yang andal, Badan
Geologi berperan dalam pembangunan berkelanjutan dan keselamatan masyarakat.
22 September 2023 FGD Renstra Badan Geologi 2025-2029
17. 16
Visi Badan Geologi:
"Menjadi lembaga yang unggul dalam pengelolaan Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-
Environmental, dan Geo-Service untuk mendukung ketahanan nasional,
keberlanjutan lingkungan, dan pembangunan Indonesia yang berdaya saing."
Misi Badan Geologi:
1. Mengamati dan mengelola Geo-Hazard dengan menyediakan pemahaman yang
mendalam tentang potensi Geo-Hazard dan mengembangkan strategi mitigasi
yang efektif.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan Geo-Resource dengan mengelola Geo-Resource
secara berkelanjutan untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional dan
kesejahteraan masyarakat.
3. Perlindungan Geo-Environmental dengan mempromosikan praktik-praktik
berkelanjutan dalam lingkungan geologi dan memberikan pemahaman yang
mendalam tentang dampak lingkungan.
4. Pelayanan unggul Geo-Service dengan memberikan layanan geologi yang
berkualitas tinggi kepada pemangku kepentingan dan masyarakat.
5. Penyelidikan dan pengembangan terkini dengan melakukan riset yang inovatif
dan penelitian terapan untuk memecahkan tantangan Geo-Hazard, Geo-
Resource, Geo-Environmental, dan Geo-Service.
6. Perencanaan strategis dengan mengembangkan dan melaksanakan rencana
strategis yang berorientasi pada hasil untuk setiap satuan kerja.
7. Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan kapasitas dan
keterampilan sumber daya manusia di semua tingkatan untuk mencapai
keunggulan dalam bidang geologi.
8. Konservasi dan edukasi dengan melestarikan warisan geologi Indonesia dan
meningkatkan kesadaran masyarakat melalui Museum Geologi.
9. Kolaborasi dan kemitraan dengan membangun kemitraan yang kuat dengan
lembaga pemerintah, swasta, dan internasional untuk meningkatkan efektivitas
Badan Geologi dalam menghadapi isu Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-
Environmental, dan Geo-Service.
Setiap satuan kerja Badan Geologi, termasuk Sekretariat Badan Geologi, Pusat
Survei Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Pusat Sumber Daya
Mineral, Batubara, dan Panas Bumi, Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan,
Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan, Museum Geologi, Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, serta Balai
4 Visi-Misi Badan Geologi
18. 17
Konservasi Air Tanah, akan menjalankan misi ini dengan penuh dedikasi dan
berfokus pada upaya untuk meningkatkan peran Badan Geologi dalam mendukung
pembangunan dan ketahanan nasional Indonesia.
19. 18
Tujuan Badan Geologi Indonesia sebaiknya mencerminkan peran dan tanggung
jawabnya dalam mengelola sumber daya alam geologi, menjaga keamanan
masyarakat dari Geo-Hazard, serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan
di Indonesia.
Berikut adalah contoh tujuan Badan Geologi yang modern dengan fokus pada empat
aspek utama: Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo-Service.
Tujuan Badan Geologi:
1. Pemantauan dan Penilaian Geo-Hazard:
• Mengembangkan sistem pemantauan geo-hazard yang akurat dan canggih
untuk mendeteksi perubahan lingkungan geologi yang berpotensi
menyebabkan bencana.
• Melakukan penilaian risiko secara terperinci untuk mengidentifikasi
daerah-daerah yang rentan terhadap geo-hazard.
2. Pengelolaan dan Pemanfaatan Geo-Resource:
• Meningkatkan efisiensi eksploitasi sumber daya geologi dengan fokus pada
keberlanjutan dan dampak lingkungan.
• Mempromosikan praktik-praktik pertambangan yang ramah lingkungan
dan berkelanjutan.
3. Perlindungan dan Pelestarian Geo-Environmental:
• Mengembangkan solusi dan teknologi inovatif untuk melindungi dan
memperbaiki lingkungan yang terpengaruh oleh aktivitas geologi, seperti
pertambangan.
• Memastikan pematuhan terhadap regulasi lingkungan dan memonitor
dampak lingkungan secara rutin.
4. Pengembangan dan Peningkatan Geo-Service:
• Terus meningkatkan kualitas dan keterjangkauan layanan informasi
geologi bagi pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri, dan
masyarakat umum.
• Menyediakan layanan konsultasi yang berorientasi pada solusi untuk
mendukung pengambilan keputusan yang tepat dalam manajemen geo-
resource dan mitigasi geo-hazard.
5 Tujuan Badan Geologi
20. 19
5. Inovasi dan Riset Geologi:
• Melakukan penelitian dan pengembangan terkini dalam ilmu geologi untuk
memperkaya pemahaman tentang geo-hazard, geo-resource, dan geo-
environmental.
• Mendorong inovasi teknologi dalam pemantauan dan mitigasi geo-hazard
serta pengelolaan geo-resource.
6. Kerja Sama Internasional:
• Menguatkan kolaborasi dengan badan-badan geologi dan organisasi
internasional dalam hal pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber
daya.
• Mengambil peran aktif dalam upaya internasional untuk meningkatkan
pemahaman dan mitigasi geo-hazard global.
7. Kesadaran Masyarakat:
• Melakukan program edukasi dan komunikasi aktif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang risiko geo-hazard, kekayaan geo-resource,
dan pentingnya perlindungan geo-environment.
• Mengajak masyarakat berperan aktif dalam pemantauan lingkungan
geologi.
Tujuan-tujuan ini mencerminkan komitmen Badan Geologi untuk melindungi
masyarakat dan lingkungan dari risiko geo-hazard, memanfaatkan sumber daya
geologi dengan bijaksana, melindungi geo-environment, serta menyediakan layanan
informasi geologi yang berkualitas tinggi untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan dan keberlanjutan lingkungan.
https://www.slideshare.net/DadangSolihin/kick-off-dan-brainstorming-penyusunan-evaluasi-renstra-
badan-geologi-20202024
21. 20
Sasaran Badan Geologi Indonesia sebaiknya mencerminkan tujuan yang lebih
spesifik yang ingin dicapai dalam rangka mencapai visi dan misi lembaga ini.
Sasaran-sasaran ini harus dapat diukur, realistis, dan relevan dengan peran dan
tanggung jawab Badan Geologi Indonesia dalam mengelola geologi, sumber daya
alam geologi, serta mitigasi dan manajemen risiko Geo-Hazard.
Berikut adalah contoh sasaran Badan Geologi yang modern dengan fokus pada
empat aspek utama: Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo-
Service:
Sasaran Badan Geologi:
1. Geo-Hazard:
a. Mengembangkan sistem pemantauan dan peringatan dini yang akurat untuk
geo-hazard seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan banjir.
b. Menyelenggarakan pelatihan dan simulasi bencana untuk meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi
geo-hazard.
c. Menurunkan tingkat kerentanan terhadap geo-hazard dengan memetakan
daerah-daerah yang rentan dan mengidentifikasi solusi mitigasi yang efektif.
2. Geo-Resource:
a. Memantau dan memperbarui inventarisasi sumber daya alam geologi secara
teratur untuk mendukung pengelolaan yang berkelanjutan.
b. Mendorong praktik pertambangan yang bertanggung jawab secara lingkungan
dan sosial serta mempromosikan nilai tambah produk mineral.
c. Memfasilitasi investasi dan eksploitasi sumber daya alam geologi yang
berkelanjutan untuk meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap
perekonomian nasional.
3. Geo-Environmental:
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan
dalam aktivitas geologi, seperti remediasi tanah tercemar dan pengolahan
limbah industri.
b. Memastikan pematuhan penuh terhadap regulasi lingkungan dan melakukan
pemantauan terhadap dampak lingkungan dari aktivitas geologi.
c. Membangun kesadaran masyarakat tentang perlindungan lingkungan geologi
melalui kampanye edukasi dan program komunikasi.
6 Sasaran Badan Geologi
22. 21
4. Geo-Service:
a. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan informasi geologi bagi pemangku
kepentingan dengan memperbarui dan memodernisasi sistem informasi
geologi.
b. Menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan yang berorientasi pada
solusi untuk membantu pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan yang tepat terkait dengan geo-resource dan geo-hazard.
c. Memperluas jaringan kerja sama nasional dan internasional dalam hal
pertukaran data, teknologi, dan pengetahuan geologi.
Sasaran-sasaran ini mencerminkan komitmen Badan Geologi untuk meningkatkan
pemahaman, mitigasi, pemanfaatan, dan pelayanan terkait dengan aspek Geo-
Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo-Service, yang pada akhirnya
akan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan ketahanan nasional
Indonesia.
23. 22
a. Arah Kebijakan
Sebagai lembaga yang berfokus pada geologi dan pengelolaan sumber daya alam
geologi di Indonesia, Badan Geologi Indonesia memiliki peran penting dalam
pengelolaan dan mitigasi Geo-Hazard di negara tersebut.
Arah kebijakan Badan Geologi Indonesia dalam mengatasi Geo-Hazard melibatkan
beberapa aspek utama:
1. Pemantauan dan Pemetaan: Salah satu peran utama Badan Geologi adalah
memantau aktivitas geologi, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan
pergerakan lempeng tektonik di wilayah Indonesia. Mereka melakukan
pemantauan geologis untuk mendeteksi tanda-tanda awal potensi Geo-Hazard.
Pemetaan juga penting untuk mengidentifikasi daerah yang rentan terhadap
Geo-Hazard.
2. Peringatan Dini: Badan Geologi bekerja sama dengan Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan otoritas terkait lainnya untuk
menyediakan peringatan dini terkait Geo-Hazard. Peringatan ini dapat mencakup
gempa bumi, letusan gunung berapi, atau ancaman tsunami. Tujuannya adalah
memberi tahu masyarakat dan pihak berwenang tentang potensi bahaya
sehingga langkah-langkah mitigasi dan evakuasi dapat diambil.
3. Penelitian dan Pemahaman: Badan Geologi melakukan penelitian mendalam
tentang geologi daerah-daerah yang rentan terhadap Geo-Hazard. Ini termasuk
studi tentang sejarah gempa bumi, letusan gunung berapi, serta perubahan
geologi dan tektonik di wilayah-wilayah tersebut. Penelitian ini membantu dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Geo-Hazard dan bagaimana
mengurangi risikonya.
4. Edukasi dan Pelatihan: Badan Geologi juga berperan dalam mengedukasi
masyarakat tentang Geo-Hazard dan tindakan yang harus diambil dalam situasi
darurat. Mereka juga memberikan pelatihan kepada para profesional di bidang
mitigasi bencana dan manajemen risiko.
5. Kebijakan Mitigasi: Badan Geologi bekerja sama dengan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah untuk mengembangkan kebijakan mitigasi Geo-Hazard.
Ini termasuk pembangunan infrastruktur tahan gempa, peraturan zonasi, dan
langkah-langkah lain yang dapat mengurangi risiko Geo-Hazard.
6. Kerja Sama Internasional: Badan Geologi Indonesia juga bekerja sama
dengan organisasi internasional dan negara-negara lain yang memiliki
pengalaman dalam mitigasi Geo-Hazard. Hal ini membantu dalam berbagi
pengetahuan dan sumber daya untuk meningkatkan kemampuan Indonesia
dalam menghadapi Geo-Hazard.
7 Geo-Hazard Badan Geologi
24. 23
Secara keseluruhan, Badan Geologi Indonesia memiliki peran penting dalam
melindungi masyarakat dan aset negara dari ancaman Geo-Hazard. Upaya mereka
mencakup pemantauan, peringatan dini, penelitian, edukasi, kebijakan mitigasi, dan
kerja sama internasional untuk mengurangi risiko Geo-Hazard di Indonesia.
b. Isu Strategis
Isu strategis Geo-Hazard yang dihadapi oleh Badan Geologi Indonesia mencakup
berbagai permasalahan dan tantangan yang perlu diatasi dalam rangka mitigasi dan
manajemen risiko Geo-Hazard di Indonesia.
Beberapa isu strategis tersebut adalah:
1. Rentan Terhadap Banyak Jenis Geo-Hazard: Indonesia adalah negara yang
sangat rentan terhadap berbagai jenis Geo-Hazard, termasuk gempa bumi,
letusan gunung berapi, banjir, longsor, tsunami, dan masih banyak lagi. Badan
Geologi perlu mengelola dan merespons ancaman dari semua jenis Geo-Hazard
ini dengan efektif.
2. Koordinasi Antara Lembaga Terkait: Mitigasi Geo-Hazard melibatkan banyak
pihak, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah, dan lainnya. Isu
strategis adalah bagaimana memastikan koordinasi yang efektif antara lembaga-
lembaga ini dalam peringatan dini, tanggap darurat, dan upaya mitigasi.
3. Peningkatan Infrastruktur Tahan Gempa: Pembangunan infrastruktur yang
tahan gempa menjadi isu strategis. Banyak wilayah di Indonesia memerlukan
perencanaan dan pembangunan yang memperhitungkan risiko gempa bumi,
terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
4. Pemantauan dan Peringatan Dini yang Akurat: Isu strategis lain adalah
meningkatkan kemampuan pemantauan dan peringatan dini Geo-Hazard. Sistem
peringatan dini yang akurat dan cepat adalah kunci untuk meminimalkan
kerugian manusia dan kerusakan properti dalam situasi darurat.
5. Penelitian dan Pemahaman yang Lebih Mendalam: Perlu terus melakukan
penelitian mendalam untuk memahami geologi, sejarah Geo-Hazard, dan potensi
ancaman di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini membantu dalam pengembangan
strategi mitigasi yang lebih baik.
6. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang
Geo-Hazard dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat adalah isu
strategis lainnya. Masyarakat perlu memahami risiko yang mereka hadapi dan
cara untuk melindungi diri mereka sendiri.
7. Keterbatasan Sumber Daya: Badan Geologi Indonesia, seperti banyak
lembaga pemerintah, mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya finansial
dan manusia. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
merupakan isu strategis.
25. 24
8. Perubahan Iklim dan Dampaknya: Perubahan iklim dapat mempengaruhi
pola cuaca dan Geo-Hazard. Badan Geologi perlu memantau dan mengevaluasi
dampak perubahan iklim terhadap potensi Geo-Hazard di Indonesia.
Isu-isu strategis ini mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh
Badan Geologi Indonesia dalam melindungi penduduk dan aset negara dari Geo-
Hazard. Upaya mitigasi yang berkelanjutan, koordinasi yang efektif, dan peningkatan
pemahaman tentang Geo-Hazard adalah beberapa hal yang harus terus diupayakan
oleh Badan Geologi dan lembaga terkait lainnya di Indonesia.
c. Sasaran Program
Badan Geologi Indonesia memiliki berbagai sasaran program dalam rangka
mengelola dan mengurangi risiko Geo-Hazard di Indonesia. Sasaran-sasaran ini
mencakup berbagai aspek yang mencakup pemantauan, mitigasi, edukasi,
penelitian, dan upaya lainnya untuk melindungi masyarakat dan aset negara dari
berbagai jenis Geo-Hazard.
Berikut adalah beberapa sasaran program Geo-Hazard Badan Geologi Indonesia:
1. Pemantauan dan Peringatan Dini: Badan Geologi bertujuan untuk
meningkatkan sistem pemantauan Geo-Hazard, seperti gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan tsunami. Tujuan utamanya adalah memberikan peringatan
dini yang akurat kepada masyarakat dan pihak berwenang jika ada ancaman
Geo-Hazard.
2. Penelitian Geo-Hazard: Badan Geologi melakukan penelitian mendalam
tentang Geo-Hazard di berbagai wilayah Indonesia. Tujuannya adalah untuk
memahami potensi risiko Geo-Hazard, sejarah geologi, dan dinamika alam yang
mendasari ancaman tersebut.
3. Mitigasi Risiko Geo-Hazard: Badan Geologi bekerja sama dengan pemerintah
pusat dan daerah untuk mengembangkan strategi mitigasi risiko Geo-Hazard. Ini
dapat mencakup pembangunan infrastruktur tahan gempa, peraturan zonasi, dan
tindakan lain yang dapat mengurangi kerentanannya terhadap Geo-Hazard.
4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang Geo-Hazard dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat
adalah salah satu sasaran penting. Badan Geologi melakukan program edukasi
dan pelatihan untuk menginformasikan masyarakat tentang bahaya Geo-Hazard
dan langkah-langkah untuk menghindarinya.
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Badan Geologi juga berfokus pada
pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam menghadapi Geo-Hazard.
Mereka melatih profesional di bidang mitigasi bencana dan manajemen risiko.
6. Kerja Sama Internasional: Badan Geologi Indonesia bekerja sama dengan
organisasi internasional dan negara-negara lain untuk berbagi pengetahuan dan
sumber daya dalam mengatasi Geo-Hazard. Ini membantu meningkatkan
kapasitas Indonesia dalam menghadapi ancaman Geo-Hazard.
26. 25
7. Pemetaan dan Zonasi Geo-Hazard: Badan Geologi juga bertujuan untuk
melakukan pemetaan dan zonasi Geo-Hazard yang lebih baik. Ini akan
membantu dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan terhadap Geo-
Hazard dan merencanakan penggunaan lahan yang lebih aman.
8. Pengembangan Teknologi: Meningkatkan teknologi dan peralatan yang
digunakan dalam pemantauan Geo-Hazard adalah salah satu sasaran program.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi dalam mendeteksi Geo-Hazard dan
memberikan peringatan dini yang lebih cepat.
Sasaran-sasaran ini mencerminkan pendekatan holistik Badan Geologi Indonesia
dalam menghadapi Geo-Hazard, yang melibatkan pemantauan, mitigasi, edukasi,
dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait.
Upaya ini bertujuan untuk melindungi penduduk Indonesia dan aset negara dari
ancaman Geo-Hazard yang beragam.
d. Indikator Outcome
Indikator outcome adalah parameter yang digunakan untuk mengukur hasil atau
prestasi dari suatu program atau kegiatan. Dalam konteks Badan Geologi Indonesia,
indikator outcome untuk program Geo-Hazard akan mencerminkan hasil atau
dampak dari upaya mitigasi dan manajemen risiko Geo-Hazard yang dilakukan.
Beberapa indikator outcome Geo-Hazard yang dapat digunakan oleh Badan Geologi
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Kecelakaan dan Kehilangan Jiwa Terkait Geo-Hazard: Indikator
ini mencakup jumlah kecelakaan dan jumlah orang yang kehilangan nyawa akibat
Geo-Hazard seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, longsor, atau
tsunami. Tujuannya adalah untuk mengukur dampak negatif dari Geo-Hazard
pada kehidupan manusia.
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang Geo-Hazard dapat diukur melalui survei dan penelitian pendahuluan
serta pemantauan perilaku masyarakat terkait tindakan pencegahan dan
persiapan dalam menghadapi Geo-Hazard.
3. Waktu Peringatan Dini: Indikator ini mengukur seberapa cepat Badan Geologi
Indonesia dapat memberikan peringatan dini terkait Geo-Hazard, seperti
peringatan gempa bumi atau tsunami. Semakin cepat peringatan dini diberikan,
semakin besar kemungkinan masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat
waktu.
4. Pemenuhan Standar Bangunan Tahan Gempa: Jika Badan Geologi
Indonesia berfokus pada mitigasi gempa bumi, indikator outcome dapat
mencakup persentase bangunan yang memenuhi standar tahan gempa yang
telah ditetapkan.
5. Pengurangan Kerugian Ekonomi: Pengukuran dampak ekonomi dari Geo-
Hazard, seperti kerugian properti dan infrastruktur, dapat menjadi indikator
penting. Tujuan adalah untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat Geo-Hazard.
27. 26
6. Efektivitas Evakuasi dan Penyelamatan: Indikator ini mencakup seberapa
efektif proses evakuasi dan penyelamatan dalam situasi Geo-Hazard. Hal ini
mencerminkan sejauh mana upaya mitigasi dan rencana tanggap darurat telah
diimplementasikan dengan baik.
7. Peningkatan Infrastruktur Mitigasi Geo-Hazard: Jumlah proyek
infrastruktur yang tahan terhadap Geo-Hazard, seperti sistem peringatan dini,
dinding penahan banjir, atau pengaturan zonasi yang efektif, dapat dijadikan
indikator untuk mengukur kemajuan dalam mitigasi Geo-Hazard.
8. Kerja Sama dan Koordinasi dengan Lembaga Terkait: Indikator ini
mencakup tingkat kerja sama dan koordinasi antara Badan Geologi Indonesia
dan lembaga-lembaga terkait lainnya, seperti BMKG dan BNPB, dalam
menghadapi Geo-Hazard.
9. Penelitian dan Publikasi Ilmiah: Jumlah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh
Badan Geologi Indonesia, serta publikasi hasil penelitian ini, dapat mencerminkan
komitmen mereka dalam meningkatkan pemahaman tentang Geo-Hazard.
Indikator outcome ini membantu Badan Geologi Indonesia untuk mengukur
keberhasilan program-program mereka dalam mengatasi Geo-Hazard dan
melindungi masyarakat serta aset negara dari ancaman ini.
Pengukuran dan pemantauan terus-menerus terhadap indikator-indikator ini penting
untuk mengevaluasi efektivitas dan kemajuan dalam upaya mitigasi Geo-Hazard.
28. 27
a. Arah Kebijakan
Kebijakan Geo-Resource Badan Geologi Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh
perubahan kondisi lingkungan, tuntutan masyarakat, perkembangan teknologi, dan
prioritas nasional.
Namun, pada umumnya, kebijakan Geo-Resource Badan Geologi akan mencakup
beberapa aspek penting, termasuk:
1. Pengelolaan Berkelanjutan: Badan Geologi akan memiliki fokus utama pada
pengelolaan sumber daya geologi yang berkelanjutan. Ini mencakup pemantauan
dan penilaian berkelanjutan terhadap potensi sumber daya mineral, minyak, gas
bumi, panas bumi, dan sumber daya alam lainnya untuk memastikan
pemanfaatannya tidak menguras sumber daya alam secara berlebihan.
2. Pemantauan dan Mitigasi Bencana: Badan Geologi akan terus memperkuat
sistem pemantauan dan peringatan dini untuk berbagai bencana geologi seperti
gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, dan lainnya.
Tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat dan properti dari risiko bencana
tersebut dan memitigasi dampaknya.
3. Pemberdayaan Masyarakat: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
nilai sumber daya geologi dan risiko bencana geologi akan menjadi bagian
penting dari kebijakan. Ini akan mencakup penyuluhan, edukasi, dan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya geologi dan mitigasi bencana.
4. Konservasi dan Perlindungan Lingkungan: Badan Geologi akan
berkomitmen untuk menjaga integritas lingkungan alamiah dalam pengelolaan
sumber daya geologi. Ini termasuk perlindungan terhadap ekosistem, air tanah,
dan upaya untuk meminimalkan dampak eksploitasi sumber daya alam terhadap
lingkungan.
5. Penelitian dan Pengembangan: Badan Geologi akan terus melakukan
penelitian dalam berbagai aspek geologi dan geo-sains untuk memahami
perubahan lingkungan dan potensi sumber daya lebih baik. Ini juga akan
membantu dalam pengembangan teknologi dan metode terbaru untuk mengelola
sumber daya geologi.
6. Kolaborasi Internasional: Kerja sama dengan lembaga geologi internasional
akan menjadi bagian penting dari kebijakan. Ini dapat mencakup pertukaran
data, teknologi, dan penelitian bersama untuk meningkatkan pemahaman
tentang geologi dan geo-sains.
7. Pengembangan Kelembagaan: Badan Geologi akan bekerja pada
pengembangan internal dan kapasitas untuk lebih efektif dalam mengelola
8 Geo-Resource Badan Geologi
29. 28
sumber daya geologi dan mengurangi risiko bencana. Ini termasuk pelatihan staf
dan perbaikan infrastruktur.
8. Kebijakan Energi dan Sumber Daya: Kebijakan Geo-Resource akan terkait
dengan kebijakan energi dan sumber daya nasional secara keseluruhan. Badan
Geologi akan memberikan masukan dan saran kepada pemerintah terkait dengan
pengembangan sektor energi, pertambangan, dan lingkungan secara
berkelanjutan.
Kebijakan Geo-Resource Badan Geologi Indonesia akan selalu berubah sesuai
dengan perubahan kondisi dan prioritas nasional.
Namun, prinsip utamanya akan tetap berfokus pada perlindungan lingkungan,
pengelolaan sumber daya geologi yang berkelanjutan, dan mitigasi risiko bencana
geologi.
b. Isu Strategis
Isu strategis Geo-Resource yang dihadapi oleh Badan Geologi Indonesia dapat
mencakup berbagai aspek, yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
geologi, mitigasi risiko bencana geologi, dan perlindungan lingkungan.
Beberapa isu strategis yang mungkin dihadapi oleh Badan Geologi meliputi:
1. Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Energi: Isu ini mencakup
bagaimana mengoptimalkan eksploitasi sumber daya mineral, minyak, gas bumi,
dan panas bumi dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan
perlindungan lingkungan. Badan Geologi harus mempertimbangkan cara
mengelola sumber daya ini secara berkelanjutan untuk kepentingan masa depan.
2. Mitigasi Risiko Bencana Geologi: Indonesia adalah negara yang rentan
terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, dan
banjir. Badan Geologi harus terus meningkatkan sistem pemantauan dan
peringatan dini, serta memitigasi dampak bencana ini melalui edukasi masyarakat
dan perencanaan tata ruang yang bijaksana.
3. Perlindungan Lingkungan: Perlindungan terhadap lingkungan adalah isu
penting dalam pengelolaan sumber daya geologi. Badan Geologi harus
mempertimbangkan dampak eksploitasi sumber daya terhadap ekosistem, air
tanah, dan kualitas udara, serta mengembangkan teknologi yang lebih ramah
lingkungan.
4. Ketersediaan Data dan Informasi: Akses terhadap data dan informasi
geologi yang akurat dan terkini adalah kunci dalam pengelolaan sumber daya
geologi. Badan Geologi harus terus meningkatkan infrastruktur untuk
mengumpulkan, mengelola, dan menyediakan data ini kepada publik.
5. Kerja Sama Internasional: Indonesia adalah bagian dari wilayah yang
memiliki seismisitas tinggi di Asia Tenggara. Isu-isu yang bersifat lintas batas,
seperti mitigasi risiko bencana, memerlukan kerja sama internasional yang kuat.
Badan Geologi perlu menjalin kemitraan dengan lembaga geologi di negara-
negara tetangga dan lembaga internasional.
30. 29
6. Kebijakan Energi dan Sumber Daya: Kebijakan nasional terkait energi dan
sumber daya alam akan berdampak besar pada pekerjaan Badan Geologi.
Mereka perlu berkolaborasi dengan pemerintah dalam merumuskan kebijakan
yang berkelanjutan dan sejalan dengan tujuan perlindungan lingkungan.
7. Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat memiliki dampak besar terhadap
geologi dan lingkungan. Badan Geologi perlu memahami perubahan iklim dan
dampaknya terhadap sumber daya geologi serta memberikan masukan untuk
adaptasi dan mitigasi.
8. Pengembangan Infrastruktur: Perkembangan infrastruktur seperti jalan,
pelabuhan, dan bandara dapat berdampak pada lingkungan geologi. Badan
Geologi perlu memainkan peran dalam penilaian dampak lingkungan dan
perencanaan infrastruktur yang berkelanjutan.
9. Pengelolaan Lahan dan Tata Ruang: Penggunaan lahan yang tidak sesuai
dan tata ruang yang buruk dapat meningkatkan risiko bencana geologi. Badan
Geologi harus bekerja sama dengan pemerintah dalam perencanaan tata ruang
yang aman dan berkelanjutan.
10.Peningkatan Kapasitas: Badan Geologi harus terus meningkatkan kapasitas
stafnya dalam hal pemantauan, analisis data, teknologi baru, dan manajemen
risiko bencana.
Isu-isu strategis ini adalah beberapa dari banyak tantangan yang dihadapi oleh
Badan Geologi dalam pengelolaan Geo-Resource di Indonesia.
Solusi yang efektif akan memerlukan kolaborasi antara Badan Geologi, pemerintah,
lembaga lain, sektor swasta, dan masyarakat.
c. Sasaran Program
Sasaran program Geo-Resource Badan Geologi Indonesia dapat mencakup berbagai
aspek yang terkait dengan pengelolaan sumber daya geologi dan mitigasi risiko
bencana geologi.
Sasaran-sasaran ini mungkin berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan
kondisi dan prioritas nasional.
Berikut adalah beberapa sasaran program yang mungkin dikejar oleh Badan Geologi:
1. Pemantauan dan Peringatan Dini: Meningkatkan kemampuan pemantauan
dan peringatan dini terhadap potensi bencana geologi seperti gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, dan lainnya. Sasaran ini mencakup
pengembangan sistem peringatan yang lebih cepat dan efektif.
2. Penelitian dan Pemetaan: Melakukan penelitian dan pemetaan yang lebih
mendalam tentang geologi dan sumber daya alam di berbagai wilayah Indonesia.
Tujuan adalah untuk memahami lebih baik potensi sumber daya geologi dan
dampak risiko bencana.
3. Perlindungan Lingkungan: Menerapkan langkah-langkah yang lebih efektif
untuk melindungi lingkungan dari dampak eksploitasi sumber daya geologi. Ini
31. 30
bisa mencakup penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan
penerapan regulasi yang lebih ketat.
4. Pendekatan Berkelanjutan: Memastikan pengelolaan sumber daya geologi
secara berkelanjutan dengan mengembangkan rencana tindakan jangka panjang
yang mempertimbangkan kebutuhan ekonomi dan ekologis.
5. Pemberdayaan Masyarakat: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
potensi sumber daya geologi dan risiko bencana geologi melalui program edukasi
dan penyuluhan.
6. Kolaborasi Internasional: Mengembangkan kerja sama dengan lembaga
geologi dan organisasi internasional untuk pertukaran data, teknologi, dan
pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya geologi dan mitigasi risiko
bencana geologi.
7. Pengelolaan Data dan Informasi: Memperbarui dan menyediakan data
geologi yang akurat dan terkini kepada publik, peneliti, dan pemangku
kepentingan lainnya.
8. Kebijakan dan Regulasi: Memberikan masukan kepada pemerintah dalam
merumuskan kebijakan dan regulasi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber
daya geologi, energi, dan lingkungan.
9. Pengembangan Kapasitas: Meningkatkan kapasitas staf dan peneliti dalam
hal pemantauan, penelitian, dan pengelolaan risiko bencana geologi.
10.Pemulihan Pasca Bencana: Membantu dalam upaya pemulihan pasca
bencana geologi dengan menilai dampak lingkungan dan membantu dalam
rekonstruksi yang berkelanjutan.
Sasaran-sasaran ini dirancang untuk mencapai tujuan lebih besar dalam pengelolaan
Geo-Resource dan mitigasi risiko bencana geologi, yaitu untuk melindungi
lingkungan, memastikan keberlanjutan sumber daya, dan menjaga keselamatan
masyarakat.
Badan Geologi harus mengambil langkah-langkah konkret dan berkelanjutan untuk
mencapai sasaran ini.
d. Indikator Outcome
Indikator outcome (hasil atau pencapaian) untuk Badan Geologi dalam pengelolaan
Geo-Resource dapat beragam tergantung pada tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Berikut adalah beberapa contoh indikator outcome yang mungkin digunakan untuk
mengukur pencapaian Badan Geologi dalam mengelola Geo-Resource:
1. Pemantauan Bencana Geologi:
• Jumlah peringatan dini yang berhasil diberikan sebelum terjadinya
bencana seperti gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi.
• Tingkat akurasi prediksi bencana dan waktu reaksi yang cepat setelah
peringatan dini.
32. 31
2. Pemetaan dan Penelitian Geologi:
• Jumlah wilayah yang telah dipetakan dengan detail tinggi untuk
memahami potensi sumber daya geologi dan risiko bencana.
• Jumlah penelitian ilmiah yang telah dihasilkan dan diakui oleh komunitas
ilmiah.
3. Perlindungan Lingkungan:
• Penurunan emisi gas rumah kaca atau peningkatan dalam praktik
eksploitasi sumber daya geologi yang ramah lingkungan.
• Peningkatan kualitas air tanah dan udara di wilayah-wilayah yang terkena
dampak eksploitasi sumber daya geologi.
4. Pemberdayaan Masyarakat:
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam program edukasi dan penyuluhan
mengenai sumber daya geologi dan risiko bencana geologi.
• Peningkatan pemahaman masyarakat tentang langkah-langkah yang harus
diambil dalam situasi darurat bencana geologi.
5. Kerja Sama Internasional:
• Jumlah kemitraan dan proyek kolaboratif dengan lembaga geologi dan
organisasi internasional.
• Tingkat kontribusi Badan Geologi dalam forum internasional yang
berkaitan dengan pengelolaan Geo-Resource dan mitigasi risiko bencana
geologi.
6. Pengelolaan Data dan Informasi:
• Ketersediaan data geologi yang terbaru dan akurat untuk publik dan
pemangku kepentingan lainnya.
• Tingkat kepuasan pengguna data geologi terhadap kualitas dan
aksesibilitas data tersebut.
7. Kebijakan dan Regulasi:
• Kontribusi Badan Geologi dalam merumuskan dan merevisi kebijakan dan
regulasi terkait pengelolaan sumber daya geologi, energi, dan lingkungan.
• Penerapan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi lingkungan dan
mengelola sumber daya geologi dengan berkelanjutan.
8. Pengembangan Kapasitas:
• Peningkatan kemampuan staf dan peneliti dalam pemantauan, penelitian,
dan pengelolaan risiko bencana geologi.
• Tingkat partisipasi staf dalam pelatihan dan pengembangan profesional.
9. Pemulihan Pasca Bencana:
• Tingkat pemulihan dan rekonstruksi wilayah yang terkena dampak
bencana geologi dalam jangka waktu tertentu.
33. 32
• Tingkat pemulihan ekosistem dan lingkungan pasca bencana.
Indikator outcome ini akan membantu Badan Geologi dalam mengukur dampak dan
pencapaian dari berbagai program dan kegiatan yang mereka lakukan dalam
pengelolaan Geo-Resource dan mitigasi risiko bencana geologi.
Dengan pemantauan dan evaluasi yang baik, Badan Geologi dapat terus
meningkatkan kinerja mereka dalam menjaga keberlanjutan sumber daya geologi
dan melindungi masyarakat serta lingkungan dari risiko bencana geologi.
34. 33
a. Arah Kebijakan
Kebijakan Geo-Environmental Badan Geologi Indonesia akan sangat berkaitan
dengan perlindungan lingkungan dari dampak eksploitasi sumber daya alam yang
berkaitan dengan unsur kebumian atau kegeologian.
Beberapa arah kebijakan yang mungkin dikejar oleh Badan Geologi dalam konteks
Geo-Environmental adalah sebagai berikut:
1. Konservasi Ekosistem: Fokus pada pelestarian ekosistem alamiah yang rentan
terhadap dampak eksploitasi sumber daya geologi seperti hutan, sungai, dan
lahan basah. Kebijakan ini mungkin mencakup pembentukan kawasan konservasi
dan upaya pemulihan ekosistem yang rusak.
2. Pengelolaan Air Tanah: Memastikan pengelolaan yang berkelanjutan dari air
tanah, termasuk pemantauan dan pengendalian penurunan tingkat air tanah
serta pengendalian pencemaran air tanah akibat aktivitas ekstraksi sumber daya
geologi.
3. Pencegahan dan Mitigasi Pencemaran Lingkungan: Mengembangkan
kebijakan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran lingkungan yang dapat
terjadi akibat eksploitasi sumber daya alam seperti limbah pertambangan,
minyak, atau gas bumi.
4. Pengelolaan Limbah B3: Mengatur pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun (B3) yang dihasilkan dari kegiatan eksploitasi sumber daya geologi agar
tidak merusak lingkungan.
5. Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan: Mendorong penggunaan
teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam eksploitasi sumber daya geologi,
seperti teknologi pemantauan polusi udara, sistem pengelolaan limbah yang
efisien, dan metode ekstraksi yang minim dampak lingkungan.
6. Pengembangan Energi Terbarukan: Memfasilitasi pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya panas bumi dan sumber daya energi terbarukan
lainnya sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan daripada bahan bakar fosil.
7. Penilaian Dampak Lingkungan: Mewajibkan penilaian dampak lingkungan
yang komprehensif untuk setiap proyek yang berpotensi berdampak signifikan
terhadap lingkungan, termasuk yang berkaitan dengan Geo-Environmental.
8. Konsultasi dan Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan eksploitasi sumber
daya alam yang dapat mempengaruhi lingkungan mereka.
9 Geo-Environmental Badan Geologi
35. 34
9. Penelitian dan Pengembangan Terkait Lingkungan: Mendorong penelitian
dan inovasi dalam bidang geo-sains dan teknologi yang mendukung perlindungan
lingkungan.
10.Kerja Sama Internasional: Berpartisipasi dalam kerja sama internasional
untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan teknologi dalam pengelolaan
Geo-Environmental.
11.Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Menerapkan pemantauan
berkelanjutan terhadap dampak eksploitasi sumber daya geologi terhadap
lingkungan dan mengevaluasi efektivitas kebijakan yang telah diterapkan.
Kebijakan Geo-Environmental Badan Geologi akan mendukung upaya-upaya untuk
menjaga keberlanjutan lingkungan, melindungi ekosistem alam, dan meminimalkan
dampak negatif dari eksploitasi sumber daya alam yang terkait dengan geologi.
Kebijakan ini akan membantu menjaga keseimbangan antara kebutuhan
pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan.
b. Isu Strategis
Isu-isu strategis Geo-Environmental yang dihadapi oleh Badan Geologi Indonesia
akan berkaitan dengan perlindungan lingkungan dari dampak eksploitasi sumber
daya alam yang terkait dengan geologi. Beberapa isu strategis yang mungkin
dihadapi oleh Badan Geologi dalam konteks Geo-Environmental adalah sebagai
berikut:
1. Pengelolaan Limbah B3: Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun (B3)
yang dihasilkan dari kegiatan eksploitasi sumber daya geologi, seperti
pertambangan dan industri minyak dan gas, menjadi isu utama. Pengelolaan
yang tidak benar dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius.
2. Konservasi Ekosistem: Perlindungan dan pelestarian ekosistem alamiah
seperti hutan, sungai, dan lahan basah dari dampak eksploitasi sumber daya
geologi, termasuk perubahan lahan dan penggundulan hutan.
3. Pencegahan Pencemaran Air dan Tanah: Isu ini mencakup pencegahan
pencemaran air tanah dan tanah akibat tumpahan bahan kimia berbahaya,
kebocoran minyak, dan limbah industri.
4. Pemanfaatan Energi Terbarukan: Pengembangan sumber daya panas bumi
dan energi terbarukan lainnya perlu diperhatikan agar tidak merusak ekosistem
dan lingkungan alamiah.
5. Penilaian Dampak Lingkungan: Pentingnya penilaian dampak lingkungan
yang komprehensif dan akurat sebelum memulai proyek eksploitasi sumber daya
alam yang dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan.
6. Teknologi Ramah Lingkungan: Penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan dalam eksploitasi sumber daya geologi menjadi isu penting. Teknologi
ini termasuk metode ekstraksi yang minim dampak lingkungan dan sistem
pengelolaan limbah yang efisien.
36. 35
7. Pemantauan Lingkungan: Perlunya sistem pemantauan lingkungan yang kuat
untuk memantau dan menilai dampak eksploitasi sumber daya geologi secara
berkelanjutan.
8. Kerja Sama Internasional: Isu-isu Geo-Environmental sering bersifat lintas
batas, sehingga kerja sama internasional dalam pengelolaan lingkungan dan
sumber daya geologi menjadi kunci.
9. Pemulihan Pasca Bencana Lingkungan: Bagaimana mengatasi dan
memulihkan lingkungan pasca bencana seperti tumpahan minyak atau
pencemaran limbah berbahaya.
10.Penelitian dan Pengembangan Terkait Lingkungan: Mendukung penelitian
dan inovasi dalam bidang geo-sains dan teknologi yang mendukung perlindungan
dan pemulihan lingkungan.
Isu-isu strategis ini mencerminkan tantangan yang kompleks dalam upaya
meminimalkan dampak negatif eksploitasi sumber daya geologi terhadap lingkungan
alamiah dan menjaga keberlanjutan ekosistem. Badan Geologi harus aktif dalam
merumuskan kebijakan, mengembangkan strategi, dan melaksanakan tindakan yang
efektif dalam mengatasi isu-isu Geo-Environmental ini.
c. Sasaran Program
Sasaran program Geo-Environmental Badan Geologi Indonesia akan berfokus pada
upaya untuk melindungi dan menjaga lingkungan dari dampak eksploitasi sumber
daya alam yang berkaitan dengan geologi.
Sasaran-sasaran ini akan mencerminkan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan
oleh Badan Geologi dalam konteks Geo-Environmental.
Berikut adalah beberapa contoh sasaran program yang mungkin dikejar oleh Badan
Geologi:
1. Pencegahan Pencemaran Lingkungan:
• Mengembangkan peraturan dan standar yang lebih ketat untuk mencegah
pencemaran air dan tanah dari kegiatan eksploitasi sumber daya geologi
seperti pertambangan dan industri minyak dan gas.
• Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan tersebut secara rutin
untuk memastikan kepatuhan.
2. Pengelolaan Limbah B3:
• Mengembangkan panduan dan prosedur yang efektif untuk pengelolaan
limbah berbahaya dan beracun (B3) dari industri geologi.
• Mendorong industri untuk mengadopsi praktik pengelolaan B3 yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
3. Perlindungan Ekosistem:
37. 36
• Membentuk kawasan konservasi dan melakukan upaya pelestarian
ekosistem yang terkena dampak eksploitasi sumber daya geologi seperti
hutan, sungai, dan lahan basah.
• Mengidentifikasi dan memprioritaskan wilayah yang perlu mendapatkan
perlindungan ekstra.
4. Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan:
• Mendorong penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam
eksploitasi sumber daya geologi, termasuk metode ekstraksi yang lebih
bersih dan efisien serta sistem pengelolaan limbah yang inovatif.
5. Penilaian Dampak Lingkungan:
• Memastikan bahwa semua proyek eksploitasi sumber daya geologi yang
berpotensi berdampak signifikan terhadap lingkungan harus melewati
penilaian dampak lingkungan yang komprehensif.
• Mengawasi implementasi rencana mitigasi dampak yang ditetapkan dalam
penilaian tersebut.
6. Pengelolaan Air Tanah:
• Menetapkan kebijakan dan praktik pengelolaan yang berkelanjutan untuk
menjaga kualitas dan kuantitas air tanah.
• Memantau dan mengendalikan penurunan tingkat air tanah serta
mengelola risiko pencemaran air tanah.
7. Pemantauan Lingkungan:
• Membangun sistem pemantauan lingkungan yang kuat untuk melacak dan
mengevaluasi dampak eksploitasi sumber daya geologi secara terus-
menerus.
• Menggunakan data pemantauan untuk membuat keputusan dan tindakan
yang tepat dalam menjaga lingkungan.
8. Kerja Sama Internasional:
• Berkolaborasi dengan lembaga internasional dan organisasi lingkungan
untuk bertukar pengetahuan, teknologi, dan pengalaman dalam
pengelolaan Geo-Environmental.
• Menjadi bagian dari upaya internasional dalam perlindungan lingkungan.
Sasaran-sasaran ini dirancang untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam
melindungi dan memelihara lingkungan alamiah dari dampak negatif eksploitasi
sumber daya alam yang berkaitan dengan geologi.
Dengan memprioritaskan isu-isu Geo-Environmental dan merumuskan sasaran
program yang jelas, Badan Geologi dapat berperan penting dalam menjaga
keberlanjutan lingkungan Indonesia.
38. 37
d. Indikator Outcome
Indikator outcome (hasil atau pencapaian) dalam konteks Geo-Environmental Badan
Geologi Indonesia akan membantu mengukur efektivitas upaya perlindungan
lingkungan dari dampak eksploitasi sumber daya alam yang berkaitan dengan
geologi.
Berikut adalah beberapa contoh indikator outcome yang mungkin digunakan:
1. Kualitas Air dan Tanah:
• Tingkat pencemaran air tanah dan tanah di wilayah-wilayah yang terkena
dampak eksploitasi sumber daya geologi.
• Peningkatan kualitas air tanah dan tanah dalam jangka waktu tertentu.
2. Pengelolaan Limbah B3:
• Kepatuhan industri geologi terhadap regulasi pengelolaan limbah
berbahaya dan beracun (B3).
• Jumlah pelanggaran terhadap regulasi pengelolaan limbah B3 yang dicatat
dan tindakan korektif yang diambil.
3. Perlindungan Ekosistem:
• Luas kawasan konservasi yang telah ditetapkan atau dikelola dengan baik
sebagai langkah perlindungan ekosistem.
• Keadaan ekosistem alamiah yang terlindungi dalam jangka waktu tertentu.
4. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan:
• Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam industri geologi,
seperti penggunaan sistem penangkapan dan pemurnian emisi, atau
teknik ekstraksi yang lebih bersih.
• Penurunan emisi gas rumah kaca dan polutan udara dari kegiatan industri
geologi.
5. Penilaian Dampak Lingkungan:
• Penerapan penilaian dampak lingkungan yang komprehensif untuk proyek-
proyek eksploitasi sumber daya geologi.
• Implementasi dan efektivitas rencana mitigasi dampak yang diusulkan
dalam penilaian dampak lingkungan.
6. Pengelolaan Air Tanah:
• Tingkat penurunan tingkat air tanah dalam wilayah yang terdampak
eksploitasi sumber daya geologi.
• Keberlanjutan pengelolaan air tanah dan upaya untuk menghindari
overpumping.
7. Pemantauan Lingkungan:
• Efektivitas sistem pemantauan lingkungan dalam mendeteksi dan
merekam perubahan lingkungan akibat aktivitas geologi.
39. 38
• Penggunaan data pemantauan untuk pengambilan keputusan dan
tindakan perbaikan.
8. Kerja Sama Internasional:
• Jumlah proyek atau inisiatif kerja sama internasional dalam konteks Geo-
Environmental.
• Kontribusi Badan Geologi dalam inisiatif internasional terkait perlindungan
lingkungan.
9. Kepatuhan Terhadap Regulasi Lingkungan:
• Tingkat kepatuhan perusahaan dan proyek industri geologi terhadap
regulasi lingkungan yang ada.
• Jumlah pelanggaran yang dilaporkan dan tindakan yang diambil untuk
mengatasinya.
10.Kepuasan Masyarakat: (Dalam hal partisipasi masyarakat dan pemahaman
tentang upaya perlindungan lingkungan)
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam program-program edukasi dan
konsultasi.
• Peningkatan pemahaman masyarakat tentang isu Geo-Environmental
melalui program penyuluhan.
Indikator outcome ini akan membantu Badan Geologi mengukur dampak nyata dari
kebijakan dan tindakan mereka dalam melindungi lingkungan dan menjaga
keberlanjutan ekosistem yang rentan terhadap eksploitasi sumber daya alam yang
berkaitan dengan geologi.
Evaluasi terus-menerus terhadap indikator ini dapat membantu Badan Geologi
meningkatkan upaya-upaya mereka dalam Geo-Environmental.
40. 39
a. Arah Kebijakan
Kebijakan Geo-Service Badan Geologi Indonesia akan berkaitan dengan penyediaan
layanan geologi kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah,
sektor swasta, masyarakat umum, dan peneliti.
Arah kebijakan Geo-Service bertujuan untuk meningkatkan akses, kualitas, dan
relevansi informasi geologi serta memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan
sumber daya geologi, lingkungan, dan mitigasi risiko bencana geologi.
Berikut adalah beberapa arah kebijakan yang mungkin dikejar oleh Badan Geologi
dalam konteks Geo-Service:
1. Peningkatan Akses Data dan Informasi Geologi:
• Meningkatkan akses publik dan pemangku kepentingan lainnya terhadap
data dan informasi geologi, termasuk peta, laporan, dan hasil penelitian
geologi.
• Mengembangkan platform daring (online) yang mudah diakses untuk
menyediakan data geologi yang akurat dan terkini.
2. Pemberian Informasi Terkini dan Peringatan Dini:
• Memberikan informasi geologi yang relevan secara berkala kepada
pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung
pengambilan keputusan yang lebih baik.
• Membangun sistem peringatan dini yang efektif untuk risiko bencana
geologi seperti gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi.
3. Pendukung Pengambilan Keputusan:
• Menyediakan analisis dan informasi geologi yang mendukung perencanaan
tata ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan
infrastruktur.
• Menyediakan pemodelan dan perkiraan dampak lingkungan dari aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan geologi.
4. Pengembangan Kapasitas:
• Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada staf Badan Geologi dalam
mengelola data, teknologi terkini, dan praktik terbaik dalam layanan
geologi.
• Memastikan bahwa staf Badan Geologi memiliki kemampuan untuk
memberikan layanan geologi yang berkualitas.
10 Geo-Service Badan Geologi
41. 40
5. Kerja Sama dan Kolaborasi:
• Berkolaborasi dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan, sektor
swasta, dan organisasi internasional dalam penyediaan layanan geologi.
• Membangun kemitraan yang kuat untuk pertukaran data, teknologi, dan
pengetahuan.
6. Pemberdayaan Masyarakat:
• Mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan risiko sumber daya geologi
serta pentingnya pemahaman geologi dalam pengambilan keputusan.
• Membantu masyarakat dalam mengakses informasi geologi yang dapat
meningkatkan kehidupan mereka.
7. Pengelolaan Data dan Teknologi:
• Mengembangkan infrastruktur data geologi yang kuat untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan data dengan efisien.
• Mengadopsi teknologi terkini dalam pemantauan, pemodelan, dan analisis
geologi.
8. Pengembangan Inovasi: (Dalam pengembangan teknologi dan metodologi
geologi)
• Merangsang penelitian dan pengembangan dalam ilmu geologi serta
inovasi dalam teknologi pemantauan dan analisis geologi.
Arah kebijakan Geo-Service akan berfokus pada meningkatkan peran Badan Geologi
sebagai penyedia layanan geologi yang handal, akurat, dan relevan bagi berbagai
pemangku kepentingan.
Layanan ini akan berkontribusi pada pengelolaan sumber daya geologi yang
berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan mitigasi risiko bencana geologi.
b. Isu Strategis
Isu-isu strategis dalam konteks Geo-Service yang dihadapi oleh Badan Geologi
Indonesia akan mencerminkan tantangan dan peluang dalam penyediaan layanan
geologi yang efektif, terkini, dan relevan bagi pemangku kepentingan.
Beberapa isu strategis yang mungkin dihadapi oleh Badan Geologi dalam Geo-
Service adalah sebagai berikut:
1. Akses Terhadap Data Geologi: Memastikan akses yang lebih mudah dan
cepat bagi publik, pemerintah, dan sektor swasta terhadap data dan informasi
geologi yang akurat dan terkini. Isu ini mencakup peran internet dan teknologi
digital dalam menyediakan data geologi.
2. Keamanan Data: Perlindungan terhadap data dan informasi geologi dari
potensi ancaman siber dan upaya peretasan yang dapat mengganggu integritas
dan keamanan data.
42. 41
3. Integrasi Data: Mengintegrasikan data geologi dari berbagai sumber, termasuk
data yang dihasilkan oleh Badan Geologi, pemerintah daerah, sektor swasta, dan
penelitian akademik, untuk menghasilkan informasi yang lebih lengkap dan
beragam.
4. Teknologi dan Infrastruktur: Mengadopsi dan mengembangkan teknologi
terbaru dalam pemantauan geologi, pemodelan, dan analisis data. Isu ini
mencakup infrastruktur komputasi dan perangkat lunak yang diperlukan untuk
mengelola data geologi.
5. Kualitas Data: Menjaga dan meningkatkan kualitas data geologi, termasuk
validitas, akurasi, dan ketepatan waktu data. Isu ini melibatkan proses validasi
dan verifikasi data.
6. Kebijakan dan Regulasi: Menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung
akses terhadap data geologi, perlindungan data, dan keberlanjutan layanan
geologi.
7. Kerja Sama dan Kolaborasi: Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah
daerah, sektor swasta, dan organisasi internasional dalam penyediaan layanan
geologi. Isu ini mencakup koordinasi antara berbagai pihak dalam membagikan
data dan informasi.
8. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia: Meningkatkan keterampilan
dan kapasitas staf Badan Geologi dalam pengelolaan data, teknologi terbaru, dan
penyediaan layanan geologi yang berkualitas.
9. Kepuasan Pengguna: Mengukur dan meningkatkan kepuasan pengguna
layanan geologi, termasuk pemahaman mereka tentang informasi yang
disediakan dan kemudahan akses.
10.Pemberdayaan Masyarakat: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
manfaat dan penggunaan data geologi untuk pengambilan keputusan yang lebih
baik.
11.Penelitian dan Pengembangan: Mendukung penelitian dan pengembangan
dalam teknologi geologi dan metode analisis data untuk meningkatkan kualitas
layanan geologi.
12.Manajemen Risiko Keamanan Data: Memastikan perlindungan data dan
informasi geologi dari risiko keamanan yang dapat mengancam integritas data
tersebut.
Isu-isu ini mencerminkan kompleksitas tugas Badan Geologi dalam memberikan
layanan geologi yang efektif dan mendukung pengelolaan sumber daya geologi,
mitigasi risiko bencana geologi, dan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.
Solusi untuk isu-isu ini akan memerlukan kerja keras, inovasi, dan kerja sama
dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan Geo-Service yang lebih baik.
43. 42
c. Sasaran Program
Sasaran program Geo-Service Badan Geologi Indonesia akan mencerminkan upaya
untuk menyediakan layanan geologi yang efektif dan relevan kepada berbagai
pemangku kepentingan.
Sasaran-sasaran ini akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
pemerintah, sektor swasta, dan peneliti dalam hal data dan informasi geologi yang
dapat digunakan untuk pengelolaan sumber daya geologi, mitigasi risiko bencana
geologi, dan perlindungan lingkungan.
Berikut adalah beberapa contoh sasaran program yang mungkin dikejar oleh Badan
Geologi dalam Geo-Service:
1. Peningkatan Akses Publik:
• Meningkatkan akses publik terhadap data geologi melalui platform daring
yang mudah diakses dan dapat diunduh.
• Menyediakan portal informasi geologi yang ramah pengguna untuk
memfasilitasi pencarian dan akses data.
2. Pemberian Informasi Terkini:
• Menyediakan informasi geologi yang terkini, seperti pemantauan gempa
bumi, aktivitas gunung berapi, dan potensi risiko bencana geologi, kepada
masyarakat secara real-time.
• Memberikan pembaruan rutin tentang kondisi geologi dan lingkungan.
3. Pendukung Pengambilan Keputusan:
• Memberikan analisis geologi dan informasi yang mendukung pengambilan
keputusan dalam perencanaan tata ruang, pengembangan infrastruktur,
dan pengelolaan sumber daya alam.
• Menyediakan pemodelan dan perkiraan dampak lingkungan dari aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan geologi.
4. Pengembangan Kapasitas:
• Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada staf Badan Geologi dalam
manajemen data, teknologi terkini, dan pelayanan pelanggan.
• Meningkatkan kemampuan staf dalam merespons permintaan informasi
dan permintaan bantuan terkait geologi.
5. Kerja Sama dan Kolaborasi:
• Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah daerah, sektor swasta,
dan organisasi internasional untuk membagikan data dan informasi
geologi.
• Membangun jejaring yang kuat untuk pertukaran data dan pengalaman.
44. 43
6. Pemberdayaan Masyarakat:
• Menyediakan program edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang
penggunaan data geologi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik
dalam kehidupan sehari-hari.
• Memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan mitigasi
risiko bencana geologi.
7. Penelitian dan Pengembangan:
• Mendukung penelitian dan pengembangan dalam teknologi geologi dan
metode analisis data untuk meningkatkan kualitas layanan geologi.
• Menghasilkan produk dan laporan penelitian yang berkontribusi pada
pemahaman lebih baik tentang geologi wilayah.
8. Kepuasan Pengguna: (Dalam hal pemahaman dan kepuasan pengguna
terhadap layanan)
• Mengevaluasi tingkat pemahaman dan kepuasan pengguna terhadap
layanan geologi.
• Menggunakan umpan balik pengguna untuk meningkatkan kualitas dan
relevansi layanan.
Sasaran-sasaran program ini bertujuan untuk memastikan bahwa Badan Geologi
dapat memberikan layanan geologi yang efektif, responsif, dan bermanfaat bagi
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Layanan ini akan berperan penting dalam mendukung pengelolaan sumber daya
geologi yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan di Indonesia.
d. Indikator Outcome
Indikator outcome (hasil atau pencapaian) dalam konteks Geo-Service Badan
Geologi Indonesia akan membantu mengukur efektivitas penyediaan layanan geologi
dan dampak yang dihasilkan oleh layanan tersebut terhadap pemangku kepentingan
yang berbeda.
Berikut adalah beberapa contoh indikator outcome yang mungkin digunakan:
1. Peningkatan Akses Terhadap Data Geologi:
• Jumlah pengguna yang mengakses data geologi melalui platform daring
Badan Geologi.
• Peningkatan jumlah unduhan data geologi dari situs web Badan Geologi.
2. Kecepatan Pelayanan:
• Waktu respons Badan Geologi dalam memenuhi permintaan data dan
informasi geologi dari pemangku kepentingan.
• Peningkatan kecepatan dalam memberikan peringatan dini dan informasi
terkini terkait bencana geologi.
45. 44
3. Pengambilan Keputusan yang Didukung oleh Data Geologi:
• Tingkat penggunaan data geologi dalam pengambilan keputusan oleh
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
• Studi kasus yang menggambarkan bagaimana informasi geologi telah
berkontribusi pada kebijakan atau tindakan yang lebih baik.
4. Kualitas Data Geologi:
• Tingkat validitas, akurasi, dan ketepatan waktu data geologi yang
disediakan oleh Badan Geologi.
• Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan terhadap data geologi yang
diberikan oleh Badan Geologi.
5. Kepuasan Pengguna:
• Tingkat kepuasan pengguna terhadap layanan Geo-Service Badan Geologi,
yang dapat diukur melalui survei atau umpan balik.
• Perubahan pemahaman dan persepsi pengguna tentang pentingnya data
geologi dan informasi yang disediakan.
6. Kerja Sama dan Kolaborasi:
• Jumlah kemitraan yang dibangun dengan pemerintah daerah, sektor
swasta, dan organisasi internasional dalam konteks Geo-Service.
• Kontribusi Badan Geologi dalam inisiatif kolaborasi yang berdampak
positif.
7. Pemberdayaan Masyarakat:
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam program edukasi dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh Badan Geologi.
• Peningkatan pemahaman masyarakat tentang isu-isu geologi dan
lingkungan.
8. Pemantauan dan Peringatan Dini:
• Tingkat keberhasilan sistem peringatan dini yang disediakan oleh Badan
Geologi dalam mengurangi risiko bencana geologi.
• Respons dan tindakan yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat
setelah menerima peringatan dini.
9. Penggunaan Data dalam Penelitian:
• Penggunaan data geologi Badan Geologi dalam penelitian ilmiah dan
penelitian terapan.
• Kontribusi hasil penelitian yang menggunakan data geologi Badan Geologi
pada pemahaman tentang lingkungan dan sumber daya geologi.
10.Peningkatan Kapasitas:
• Peningkatan keterampilan dan kapasitas staf Badan Geologi dalam
memberikan layanan geologi yang lebih baik.
46. 45
• Tingkat penerapan teknologi terbaru dalam penyediaan layanan geologi.
Indikator-indikator outcome ini akan membantu Badan Geologi mengukur dampak
dan keberhasilan layanan geologi mereka dalam memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan dan mendukung pengelolaan sumber daya geologi yang berkelanjutan
serta perlindungan lingkungan.
Evaluasi terus-menerus terhadap indikator ini akan membantu Badan Geologi
meningkatkan dan memperbaiki layanan Geo-Service mereka.
47. 46
Untuk menjadikan Badan Geologi sebagai pusat rujukan pembangunan Indonesia
(Center of Excellence) yang berfokus pada Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-
Environmental, dan Geo-Service guna mendukung ketahanan nasional dan
memperkuat pembangunan bangsa, diperlukan serangkaian langkah strategis yang
komprehensif.
Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diambil:
1. Penguatan Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia:
• Melakukan peningkatan infrastruktur laboratorium dan fasilitas riset
geologi.
• Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan,
pendidikan, dan pengembangan profesional dalam berbagai aspek geologi.
2. Penelitian dan Pengembangan (R&D):
• Mendorong penelitian dan pengembangan yang mendalam dalam bidang
Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo-Service.
• Membentuk kelompok riset multidisiplin untuk mengatasi isu-isu yang
kompleks dan mendesak.
3. Kerja Sama dengan Pihak Eksternal:
• Membangun kemitraan yang kuat dengan lembaga pemerintah, perguruan
tinggi, sektor swasta, dan organisasi internasional yang terkait dengan
bidang geologi.
• Mengadakan forum-forum kolaboratif untuk berbagi pengetahuan, data,
dan sumber daya.
4. Penyediaan Informasi Publik:
• Meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi geologi kepada
publik melalui platform digital, seminar, dan publikasi.
• Memberikan informasi yang akurat dan terkini mengenai potensi bencana
alam, sumber daya alam, dampak lingkungan, dan layanan geologi.
5. Pengembangan Teknologi dan Inovasi:
• Merancang dan menerapkan teknologi terbaru dalam pemantauan geologi,
pemodelan, dan mitigasi bencana.
• Mendorong inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
perlindungan lingkungan.
11
Menuju Badan Geologi sebagai
Pusat Rujukan Pembangunan
Indonesia (Centre of Excelent)
48. 47
6. Mitigasi Bencana dan Perencanaan Darurat:
• Mempromosikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang potensi
bencana alam serta tindakan mitigasi yang tepat.
• Membangun sistem peringatan dini yang handal dan cepat dalam
merespons bencana.
7. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan:
• Mengembangkan praktik-praktik terbaik dalam eksploitasi sumber daya
alam yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
• Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kondisi sumber daya
alam.
8. Peningkatan Layanan dan Pelayanan Masyarakat:
• Menyediakan layanan konsultasi geologi kepada pemerintah, industri, dan
masyarakat umum.
• Meningkatkan kualitas layanan dan waktu respon terhadap permintaan
masyarakat.
9. Evaluasi dan Pemantauan Kinerja:
• Melakukan evaluasi rutin terhadap pencapaian tujuan dan indikator
outcome dalam berbagai aspek geologi.
• Mengadopsi praktik manajemen berbasis kinerja untuk memastikan
efisiensi dan efektivitas Badan Geologi.
10.Advokasi dan Komunikasi:
• Menjalankan kampanye advokasi untuk memperkuat peran Badan Geologi
dalam pembangunan dan ketahanan nasional.
• Berkomunikasi secara efektif dengan pemangku kepentingan dan
masyarakat umum tentang peran strategis Badan Geologi.
Melalui implementasi langkah-langkah ini, Badan Geologi akan menjadi pusat
rujukan yang berperan penting dalam pembangunan Indonesia, dengan fokus yang
kuat pada Geo-Hazard, Geo-Resource, Geo-Environmental, dan Geo-Service, yang
akan mendukung ketahanan nasional dan mendorong kemajuan bangsa dalam
berbagai aspek geologi.