2. Vibrio cholerae
Didentifikasi pertama kali oleh Filippo Pacini pada tahun 1854
Diisolasi pertamakali oleh Robert Kockh tahun 1884
Fakultatif pathogen
Bakteri gram negatif
Berbentuk batang bengkok seperti koma dengan ukuran panjang 2-4 µm
Monotrik dan motil
Halofilik
Tidak membentuk spora
Bersifat aerob atau anaerob fakultatif
Mampu memfermentasi glukosa, sukrosa dan manitol
Tumbuh optimal pada Ph 7 & sensitif terhadap suasana asam
Tumbuh baik pada agar Thiosulfat-citrate-bile-sucrose (TCBS)
Mampu membentuk biofilm dalam siklus hidupnya (Perairan-Usus manusia)
Mampu menghasilkan toksin kolera
Banyak ditemukan di permukaan air yang terkontaminasi feses
3. Klasifikasi V. Cholerae secara serologi
V. cholerae
O1 O139
Klasikal El tor
Inaba Ogawa Hikojima
A,C
A, B,
sedikit C
A, B dan C
Dibagi 2 epidemik Serotipe
Dibagi 2 Biotipe
Dibagi 3 Serotipe
4. Terdapat 200 serogroup V. Cholerae di perairan, tetapi hanya strain serogrup O1 dan
O139 yang mampu menghasilkan racun (Tox +) dan menyebabkan kolera
Perbedaan jenis antigen O diperlihatkan dengan perbedaan pada warna membran
luar dan lapisan luar flagel.
Perbedaan genotif dari strain V. cholerae ditunjukan dengan perbedaan warna pada
sitoplasamanya.
Tox + O1 dan O139 memiliki genotif yang sama dengan pengecualian pada antigen O
5. Faktor virulensi V. cholerae
1. Cholera Toxin (CT)
•Terdiri dari subunit toksin AB5
2. Toxin Coregulated Pylus (TCP)
• Phili yang mengikat dan mengabungan sel-sel
bakteri sehingga tahan terhadap serangan pada usus
halus manusia
• Reseptor terhadap bakteriophage (Horizontal Gen
Transfer)
6. Pathologi
Kolera merupakan infeksi non-invasive, V. Cholerae tidak masuk ke
sel/jaringan tubuh
V. cholerae tidak masuk ke saluran peredaran darah
V. Cholerae virulent hanya mencapai mikrofili brush border sel epitel
usus
V. Cholerae memperbanyak diri dan melepaskan toksin kolera di luar
sel/jaringan
7. Berasal dari bahasa yunani ‘khole’ artinya empedu
Kolera endemik hampir lebih dari 50 negara
Kolera pandemik terjadi pada tahun 1800
3 juta kasus penyakit diare dengan 10.000 kasus meninggal tiap
tahunnya
Banyak menyerang anak dengan umur dibawah 5 tahun
Disebabkan karena minum air dan makan makanan yang
terkontaminasi V. Cholerae atau tidak dimasak atau dimasak seteng
matang
Masa inkubasi infeksi V.cholerae berkisar antara 12 sampai 72 jam
(tergantung jumlah inokulum)
Dimulai dengan sakit perut, muntah, diare (kehilangan cairan s.d 1
L/jam)
Pada penderita akut ditandai oleh diare yang hebat dengan tinja
menyerupai air cucian beras (rice water), jika tidak ditangani dengan
cepat dapat menimbulkan dehidrasi, asidosis dan berakhir dengan
kematian
9. Patogenisitas Vibrio cholerae
Mengkonsumsi air dan makanan yang
terkontaminasi bakteri V. cholerae
Bakteri yang bisa melewati asam lambung
berkolonisasi di usus halus
Toksin kolera menimbulkan penyakit
kolera beserta gejala-gejala yang
ditimbulkannya
Jika tidak segera ditangani akan
menimbulkan dehidrasi dan kematian
10. Mekanisme Kerja Toksin Kolera
V. Cholera berkolonisasi di epitel usus
Sub unit B pentamer mengikatkan diri pada
reseptor (monosialotetrahexosylganglioside)
sel epitel usus, merangsang endositosis sub
unit A
Sub unit A-enzimatis mengaktifkan adenilat
siklase dan meningkatkan konsentrasi
intraseluler AMP siklik (c AMP)
cAMP menghambat absorpsi sodium klorida
yang terjadi secara aktif dan meningkatkan
sekresi klorida dan bikarbonat
13. Respon Immun Manusia terhadap Vibrio cholerae
Respon Alami
• Kolera akut merangsang migrasi neutrofil ke
lapisan lamina propia
Respon Adaptif
• Usus mensekresikan Immunoglobulin A (slg A) berfungsi
melindungi mukosa dari kolonisasi V. cholerae
• Usus mengeluarkan antigen V. cholerae-Lymposit spesifik
berfungsi meningkatkan sekresi Immunoglobulin A
• Sekresi antibodi vibriosidal berfungsi melindungi usus
terhadap infeksi yang timbul
• Kolera merangsang sel memori B untuk merespon
terhadap infeksi yang terjadi sampai satu tahun setelah
infeksi terjadi