Dokumen tersebut membahas tiga jenis pengetahuan yaitu pengetahuan sains, filsafat, dan agama. Pengetahuan sains berfokus pada objek material dan metode ilmiah seperti eksperimen dan observasi. Filsafat mempelajari fenomena secara kritis dengan berbagai metode seperti deduktif, dialektis, dan fenomenologis. Pengetahuan agama bersumber dari wahyu dan intuiti serta berfokus pada kepercayaan akan makhluk gaib
5. Pengertian Sain (science) diambil dari
kata latin scientia yang arti harfiahnya
adalah pengetahuan. Sund dan
Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan
proses. Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk
dan proses yang tidak dapat dipisahkan.
"Real Science is both product and process,
inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
PENGETAHUAN SAIN
6. • Objek Sain: Manusia, Alam semesta, Objek
material, dan objek formal
• Cabang Sain: Ilmu kealaman, Ilmu Sosial.
1.Ilmu Kealaman: Astronomi, Biologi, Ekologi,
Fisika, Geologi,Geografi fisik berbasis ilmu,
Ilmu bumi, Kimia.
2.Ilmu Sosial: ilmu sosial, humaniora, teologi,
seni.
• Metode Sain: Metodologi Penelitian,
Eksperimen, Observasi.
LANJUTAN
7. • Ukuran kebenaran sain:
• Bukti Empiris
• Bukti Rasional
• Kegunaan sain:
• Menjelaskan Fenomena
• Memprediksi kejadian alam
• Mempertimbangkan tindakan
• Tujuan Sain:
• Mencapai kebenaran, namun masalahnya
tidak hanya sampai di situ saja. Problem
kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan
berkembangnya epistemologi.
LANJUTAN
8. PENGETAHUAN FILSAFAT
• Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
• Objek Filsafat
Objek Material dan Objek Formal. Objek material
yaitu objek/lapangan yang dilihat secara
keseluruhannya (manusia, hewan, alam, dan
sebagainya). Objek formal yaitu objek/lapangan
jika dipandang dari suatu aspek/sudut tertentu
saja atau hakekat terdalam.
10. METODE FILSAFAT
Metode Reductio Ad Absurdum (Zeno,
Bapak metafisika) adalah metode yang
ingin meraih kebenaran, dengan
membuktikan kesalahan premis-premis
lawan, yang caranya dengan mereduksi
premis lawan menjadi kontradiksi
sehingga kesimpulannya menjadi
mustahil.
11. PENGETAHUAN FILSAFAT
Metode Maieutik Dialektis Kritis Induktif
(Sokrates), Pemikiran Sokrates berpusat pada
manusia. Refleksi filosofis Sokrates berangkat
dari kehidupan sehari-hari. Jadi, menurut
Sokrates melihat bahwa kehidupan sehari-hari
sebagai kebenaran objektif.
Metode Deduktif Spekulatif Transendental
(Plato), Plato meletakkan titik refleksi
pemikiran filosofisnya pada bidang yang luas,
yaitu ilmu pengetahuan. Dari sekian banyak
cabang ilmu pengetahuan, Plato
menitikberatkan perhatiannya pada ilmu
eksakta.
12. LANJUTAN
Metode Silogisme Deduktif
(Aristoteles), Aristoteles menyatakan
bahwa ada dua metode yang dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan yang
benar, yaitu metode induktif dan deduktif.
Induksi adalah cara menarik kesimpulan
yang bersifat umum dari hal yang khusus.
Deduksi adalah cara menarik kesimpulan
berdasarkan dua kebenaran yang pasti
dan tak diragukan lagi.
13. LANJUTAN
Metode Intuitif-kontemplatif Mistis
(Plotinos), Metode ini berkembang
dengan ide Plotinos dengan ajaran Neo-
Platonisme. Filsafat Plotinos adalah
kulminasi dan sintesa definitif aneka
ragam filsafat Yunani. Filsafat Plotinos
mengambil ide dasar pemikiran Plato.
Pemikiran Plato mengenai ide kebaikan
sebagai ide yang tertinggi dalam dunia ide.
14. LANJUTAN
Metode Skolastik: Sintetis-deduktif
(Thomas A.)
Filsafat Skolastik menemukan puncak
kejayaannya waktu Thomas Aquinas
menjadi filsuf pokoknya. Filsafat skolastik
dikembangkan dalam sekolah-sekolah
biara dan keuskupan. Para filsuf skolastik
tidak memisahkan filsafat dari teologi
kristiani. Jadi dapat dikatakan bahwa
filsafat integral dalam ajaran teologi.
15. LANJUTAN
Metode Skeptisisme (Descrates),
Metode Skeptisisme ini dikembangkan
oleh Rene Descartes. Dalam bidang
matematika, Rene Descartes memadukan
prinsip geometri dan aritmatika dengan
menggunakan prinsip rumus aljabar yang
kemudian dikenal dengan koordinat
kartesian.
16. LANJUTAN
Metode Skeptisisme (Descrates),
Metode Skeptisisme ini dikembangkan
oleh Rene Descartes. Dalam bidang
matematika, Rene Descartes memadukan
prinsip geometri dan aritmatika dengan
menggunakan prinsip rumus aljabar yang
kemudian dikenal dengan koordinat
kartesian.
17. LANJUTAN
Metode Kritis-transendental (Kant),
Metode kritis transendental dikembangkan
oleh Immanuel Kant. Filsafat Kant adalah
titik tolak periode baru bagi filsafat barat. Ia
mensintesakan dan mengatasi aliran
rasionalisme dan empirisme.
18. LANJUTAN
Metode Idealisme-dialektis (G.W.
Friedrich Hegel),
Metode dialektis dikembangkan oleh
George Wilhelm Friedrich Hegel. Hegel
melawan ajaran filsafat Descartes dan
Spinoza. Jalan pikiran Hegel untuk
memahami kenyataan adalah mengikuti
gerakan pikiran dan konsep. Struktur
dalam pikiran adalah sama dengan proses
genetis dalam kenyataan. Antara metode
dan sistem atau teori tidak dapat
dipisahkan. Dan keduanya adalah
kenyataan.
19. LANJUTAN
Metode Eksistensial (Kierkegaard),
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang
menolak pemutlakan akal budi dan
pemikiran konsep abstrak murni. Metode
eksistensial berupaya untuk memahami
manusia yang berada dalam dunia, yaitu
manusia yang berada pada situasi yang
khusus dan unik.
20. LANJUTAN
Metode Fenomenologis (Edmund
Husserl),
Pengembangan metode fenomenologis
mengarah pada pemusatan perhatian
kepada fenomena tanpa praduga.
Ungkapan terkenal proses tersebut adalah
zu den sachen selbst (terarah kepada
benda itu sendiri). Dalam keterarahan ke
benda itu, sesungguhnya realitas itu
dibiarkan untuk mengungkapkan hakikat
dirinya sendiri.
21. LANJUTAN
Metode Analitika-bahasa (Ludwig. W),
Filsafat analitik adalah aliran filsafat yang
berasal dari kelompok filsuf yang
menyebut diri mereka sebagai Lingkaran
Wina. Filsafat analitik menolak metafisika
karena mereka berpendapat bahwa
metafisika tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Salah satu tokoh filsuf analitik adalah
Ludwig Wittgenstein.
22. KEBENARAN FILSAFAT
• Kebenaran filsafat, diukur berdasarkan
teori kesahihan.
1. Teori Kesahihan Koherensi
2. Teori Kesahihan Korespondensi
3. Teori Kesahihan Pragmatis
4. Teori Kesahihan Semantik
5. Teori Kesahihan Logikal yang
berlebihan
23. KEGUNAAN FILSAFAT
• Kegunaan Filsafat
1. Terlatih Berfikir Kritis dan Sistematis
2. Mampu Memecahkan Masalah dengan
Rasional
3. Mampu Berpikir Ilmiah dan Teoritis
• Tujuan
1. Mencari kebenaran dengan akal sehat
2. Membuktikan teori
24. PENGETAHUAN AGAMA
Agama bertitik tolak dari adanya suatu
kepercayaan terhadap sesuatu yang
lebih berkuasa, lebih agung, dan lebih
mulia daripada makhluk.
25. RANDALL MENGEMUKAKAN ADA DUA
BENTUK AGAMA
• Agama diidentifikasikan terhadap
supranatural
• Agama diidentifikasikan dengan
kepercayaan atau keyakinan
26. SUMBER & METODE
• Sumber :
intuisi (pengalaman/penghayatan
yang mendalam antara manusia dan
tuhannya), disamping wahyu
• Metode :
metode thetis deduktif
27. LANJUTAN (PENGETAHUAN AGAMA)
• Dikatakan thetis karena bertitik tolak
dari dalil-dalil atau akssioma-aksioma
agama yang tidak dapat ditolak
kebenarannya
• Dikatakan deduktif,karena
pengetahuan agama disusun dari
prinsip-prinsip yang belaku umum,
diterapkan untuk memikirkan masalah-
masalah yang khusus.
29. CIRI-CIRI AGAMA
• Adanya kepercayaan terhadap yang
gaib, kudus, Maha Agung, dan pencipta
alam semesta
• Melakukan hubungan ritual dengan hal-
hal di atas
• Adanya suatu ajaran (doktrin) yang
harus dijalankan oleh penganutnya
30. MANFAAT AGAMA
Menjadi petunjuk, pedoman, pegangan
hidup bagi manusia dalam menempuh
hidupnya, dengan harapan penuh
kedamaian, ketenangan, ketentraman
keamanan dan sejahera.