Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sikap, ciri-ciri sikap, komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan pengukuran sikap menggunakan skala Thurstone, Likert, dan Guttman."
2. Pengertian Sikap
G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan
mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau
terarah terhadap respons individu pada semua objek dan
situasi yang berkaitan dengannya.
Krench dan Crutchfield : yang sangat mendukung perspektif
kognitif, mendefinisikan sikap sebagai “organisasi yang
bersifat menetap dari proses motivasional, emosional,
perceptual, dan kognitif”.
3. Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian
sikap, tetapi berdasarkan pendapat - pendapat
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap
respons individu, organisasiyang bersifat menetap
dari proses motivasional, emosional, perceptual,
dan kognitif.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk
merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
obyek atau situasi.
4. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Gerungan (2004) dalam
psikolog social adalah sebagai berikut :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari.
b. Sikap berubah-ubah sesuai dengan keadaan.
c. Dalam sikap selalu terjadi hubungan subyek-subyek,
tidak ada sikap tanpa obyek.
d. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah
terpenuhi.
e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat
bermacam-macam sesuai dengan banyak obyek yang
dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.
5. Definisi dan Konsep Tingkah
laku
- Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang
seseorang itu lakukan dan katakan.
- Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” (
Stimulus – Organisme – Respon). ,
perilakudibedakanmenjadidua :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
6. Ciri-ciri tingkah laku:
a. Apa yang orang katakan dan lakukan
(Actions)
b. Mempunyai satu atau lebih dimensi
(Dimention)
yang
boleh
diukur
(Kekerapan, tempo masa, intensiti, latensi)
c. Boleh
mengamati,
dan
direkam
(Observable and Measurable)
d. Mempunyai efek kepada persekitaran(hubungan antara tingkah laku dengan
peristiwa dipersekitaran) dalam bentuk
overt or covert.
7. Komponen Sikap
1. Komponen Kognitif (komponen perseptual)
Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubung
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek
sikap.
2. Komponen Afektif (komponen emosional)
Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap, berkaitan dengan nilainilai.
3. Komponen Konatif ( komponen perilaku)
Komponen yang berhubungan dengan tendensi bertindak
terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas
sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap
8. Fungsi Sikap
Fungsi penyesuaian diri
Bahwa orang cenderung mengembangkan sikap
yang akan membantu untuk mencapai tujuannya
secara maksimal.
Fungsi pertahanan diri
Bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari
keharusan untuk mengakui kenyataan tentang
dirinya.
Sikap
melingdungi
diri,
menutupi
kesalahan,
agresi
dsb,
dalam
rangka
mempertahankan diri
9. Fungsi ekspresi nilai
Bahwa sikap membantu ekspresi positif nilainilai dasar seseorang, memamerkan citra dirinya
dan aktualisasi diri.
Fungsi pengetahuan
Sikap membantu memahami lingkungan
(sebagai skema), Bahwa sikap membantu
seseorang
menetapkan
standar
evaluasi
terhadap sesuatu hal.
10. SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN SIKAP
1. Faktor Sosialisasi
Pengalaman hidup memainkan peranan
penting dalam membentuk dan mempengaruhi
sikap individu. Hal ini dikeranakan segala
pengalaman yang telah dilalui tersebut akan
tersimpan di dalam memori atau ingatan
mereka dan akan dimunculkan pada saat-saat
tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya
berbeda antara satu individu dengan individu
yang lain
11. 2. Faktor Pengalaman Hidup
memainkan peranan penting dalam membentuk
dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini
dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui
tersebut akan tersimpan di dalam memori atau
ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saatsaat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya
berbeda antara satu individu dengan individu yang
lain. Kadang-kadang melalui pengalaman ini juga
akan menyebabkan seseorang mempunyai
keyakinan lebih terhadap sesuatu perkara.
12. 3. Hasil Pengamatan yang
Berpanjangan
Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan
bahwa penelitian dapat mengubah asumsi
kita terhadap suatu masalah. Kajian tersebut
menunjukkan
bahwa
hanya
dengan
pengamatan yang berpanjangan atau
berulangkali terhadap sesuatu masalah baru
sudah mencukupi untuk menjadikan masalah
tersebut lebih disukai. Hal ini karena terdapat
kaitan dan hubungan antara diri dan sikap
dalam pembentukan tingkah laku seseorang.
13. Terbentuknya Sikap
Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk sepanjang
perkembangan individu
Faktor internal:
1. Fisiologis
2. Psikologis
Objek Sikap
Sikap
Faktor
Eksternal :
1. Pengalaman
2. Situasi
3. Norma-norma
4. Hambatan
5. Pendorong
Reaksi
14. Perubahan Sikap Spontan
• Memikirkan objek sikap secara mendalam
cenderung akan membuat sikap menjadi lebih
ekstrim.
• Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan
kita, dan tekanan konsistensi menyebabkan
keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.
• Hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan
sesuatu isu akan melahirkan sikap yang lebih
terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan
seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang
konsisten.
15. • Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan
mempolarisasikan sikap hanya ketika orang
memiliki skema tetntang suatu isu.
• Menguji implikasi ini, Chaiken dan Yates pada tahun
1985 meneliti dua kelompok orang:
Sebagian sudah punya struktur pengetahuan yang
konsisten tentang suatu isu (hukuman mati) dan
sebagian tidak punya. Setiap orang menulis esai
tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak relevan
(sensor). Hanya partisipan dengan tingkat
konsistensi tinggi yang menulis esai tentang
hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih
ekstrim terhadap isu itu.
16. Persistensi Perubahan
• Secara umum, memori detail argumen akan
pudar dengan cepat dan kemudian pudar secara
lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan
sikap tidak selalu bergantung pada retensi detail
argument.
• Satu faktor panting
apakan penerima
komunikasi itu kemudian ingat pada petunjukpetunjuk yang penting.
17. • Sleeper Effect adalah perubahan sikap
yang tetundan yang tidak segera kelihatan
setelah menerima komunikasi.
• Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk
membujuk.
18. Ketika Sikap Gagal Diubah: Resistensi
Terhadap Persuasi
Reaktansi: Melindungi
Kebebasan Pribadi Kita
Penghindaran
Selektif
•Pertahanan Aktif
terhadap Sikap Kita yang
Sudah Ada:
Penyanggahan
pandangan yang
berlawanan.
Faktor
Menolak
Persuasi
•Peringatan:
Pengatahuan Awal akan
Intense Persuasi
Bias Asimilasi dan
Polarisasi Sikap
19. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT
DAN PERILAKU MANUSIA
• Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses
pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan
berdampak sebagai berikut:
1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum
tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu.
2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi
juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan kita
mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan
aturan yang berlaku dimasyarakat.
3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama normanorma subjektif membentuk suatu intensi atau niat
untuk berperilaku tertentu.
20. Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku
adalah sikap sosial yang dilakukan dengan cara
berulang-ulang pada kegiatan yang sama
Disebut:
kebiasaan
motif merupakan
dorongan
keinginan dan hasrat yang berasal dari
dalam diri
nilai-nilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan
pendorong dan kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau
penyuluhan dan informasi
22. LANGSUNG
pengukuran secara langsung dimana individu secara
langsung diminta pendapatnya terhadap suatu hal
atau fenomena sosial yang dihadapkan pada dirinya.
Biasanya masalah yang dihadapi pada teknik
pengukuran ini adalah apakah individu menjawab
pertanyaan dengan jujur.
CONTOH : Wawancara
23. Tidak Langsung
Untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang
terhadap keadaan sekitarnya.
Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik
yang proyektif maupun non proyektif. Misal dengan
tes : Rorschahch, TAT
Biasanya tes ini berupa beberapa item yang
disusun secara sistematis, selektif, dan dengan
kriteria tertentu.
24. Skala THURSTONE
Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi
yaitu ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan
interval skala sama.
Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang
disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang
favorable sampai yang paling unfavorable.
Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek dalam
suatu formulir (form).
setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama.
25. Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda
terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan
nomor pernyataan di dalam tanda kurung.
(
) 1. Saya senang belajar matematika
(
) 2. Matematika adalah segalanya buat saya
(
) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika
(
) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif
(
) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika
(
) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang
studi
lain
(
) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam
matematika
(
) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan
(
) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika
26. Skala LIKERT
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta
persepsi seseorang tentang suatu fenomena
sosial.
Jawaban setiap item yang menggunakan Skala
Likert mempunyai variasi dari sangat positif
sampai sangat negatif
Skala Likert biasanya untuk mengukur kesetujuan
dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu
objek.
27. A. PERTANYAAN POSITIF (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
B. PERTANYAAN NEGATIF (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
28. Skala GUTTMAN
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila
ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang di tanyakan.
Skala Guttman lebih mudah digunakan dibandingkan
dengan skala Likert dan skala Thrustone.
Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan
responden bersifat tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau
salah, pernah.