2. Anak adalah “seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan” (Pasal 1 ayat 1 UU No. 35
tahun 2014 tentang Perubahan UU No. 23 tahun 2002 tentang
PerlindunganAnak)
Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
(Sumber: UU 35 Tahun 2014, Tentang Perlindungan Anak)
LANDASAN HUKUM
3. Di Indonesia, kekerasan yang dilakukan di sekolah
menunjukkan angka yang tinggi. Kejadian tersebut
terjadi karena pihak sekolah ingin menegakkan
kedisiplinan pada para muridmuridnya. Namun yang
terjadi bukanlah karena pihak sekolah ingin menegakkan
disiplin kepada murid-muridnya, melainkan karena
keinginan para guru untuk melakukan kekerasan dalam
mendidik para muridnya.
Kekerasan di sekolah tidak hanya terjadi antara guru
dan murid saja. Tetapi juga antara murid dengan murid.
Problem Statement
6. Kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan baik fisik
maupun psikis tidak efektif untuk memotivasi siswa
atau merubah perilaku, malah beresiko menimbulkan
trauma psikologis dan melukai harga diri siswa
Persepsi yang parsial dalam menilai siswa
Adanya masalah psikologis yang menyebabkan
hambatan dalam mengelola emosi hingga guru
menjadi lebih sensitif dan reaktif
Adanya tekanan kerja
Muatan kurikulum yang menekankan pada
kemampuan kognitif dan cenderung mengabaikan
kemampuan afektif
Faktor guru melakukan kekerasan pada siswanya
7. FAKTOR KEKERASAN DARI SISWA
Perasaan superior dari diri siswa
Perasaan inferior yang memancing siswa
lain melakukan kekerasan padanya
Ingin mendapat perhatian dengan
melakukan kekerasan
Pelampiasan dari kejadian yang
dihadapinya
Pembalasan dari perilaku kekerasan yang
pernah diterimanya
8. FAKTOR KEKERASAN DARI KELUARGA
Orang tua yang mengalami
gangguan psikologis
Difungsi peran keluarga
Masalah komunikasi dalam
keluarga
Bawaan orang tua yang
agresif/ sukamemukul
9.
10.
11. Mengalami ketidakstabilan menta
Menderita berbagai macam
gangguan mental
Menderita Post Traumatic Stress
Disorder
Mempengaruhi tumbuh kembang
anak
Kurangnya rasa aman
Rentan terhadap agresi
Selalu cemas
Bermental sebagai korban
TRAUMA PSIKOLOGIS AKIBAT
DARI KEKERASAN
Melakukankekerasan
Rendahnyakepercayaandiri
Timbulnyakesan
negatifterhadapdiri sendiri
Sulitbergaul
Murung dan depresif
Berperilakumerusakdiri sendiri
Tingkat IQ yang rendah
SelaluCemas
12. TRAUMA PSIKOLOGIS ANAK
Anak yang mengalami krisis atau tekanan besar dalam
hidupnya dapat mengalami trauma
Anak dengan trauma dapat mengalami problem, seperti:
sulittidur, mimpi buruk, menjadi sangat bergantung pada
orang lain, atau menjadi menjauh/menarik diri dari orang
lain, sulit makan, berperilaku agresif, dan frustasi
Di sekolah, juga bisa muncul masalah perilaku seperti:
sulit konsentrasi, dan kesulitan mengikuti instruksi di
kelas dan bekerja/belajar dalam kelompok
13. Tindakan Alternatif
Keakraban Penuh Keterbukaan
Komunikasi yang Jujur
Hormati Kebebasan dan Persamaan
Rasa Kasih yang Berani
Saling Mempercayai Secara Penuh
SOLUSI MENGATASI KEKERASAN DALAM
DUNIA PENDIDIKAN
14. Trauma adalah pengalaman krisis yang tiba-tiba/tidak
diantisipasi yang menyebabkan munculnya perasaan takut luar
biasa dan dapat berkaitan dengan ancaman hidup dan bahaya
fisik pada seseorang
Secara umum, respon siswa terhadap trauma adalah
munculnya perasaan cemas akan keselamatan diri dan orang
di sekitarnya.
Siswa juga biasanya tidak mampu mengelola perasaan
cemasnya, bahkan kewalahan dengan emosi sedih dan
kecemasannya.
TRAUMA
15. Trauma dapat menyebabkan kemunduran
perkembangan psikologis
Mudah mengalami ledakan emosi
Secara koginitif, anak bisa tampak
kurang konsentrasi, sering absen dan
turunnya prestasi akademis
Mereka cenderung mengembangkan
perasaan bersalah dan malu atas
kejadian trauma yang dialaminya
Secara umum, trauma menghambat
rutinitas belajar
Efek trauma
16. MERESPON TRAUMA
Dalam kelas, Guru perlu melakukan identifikasi siapa siswa
yang beresiko mengalami trauma atau sedang mengalami
trauma
Guru mengamati perubahan perilaku dan gejala
emosional siswa yang menjadi indikator terjadinya reaksi
stress traumatic
Guru yang terlatih dapat memberikan Bantuan Psikologis
Pertama (Psychological First Aid) bagi siswa dengan
trauma
Guru dapat merujuk siswa yang membutuhkan bantuan
konseling lanjutan pada professional, seperti: konselor
sekolah, psikolog klinis, atau terapis trauma anak dan
remaja
17. STRATEGI GURU MENDAMPINGISISWA
DENGAN TRAUMA
Siswa dengan trauma berperilaku sulit bukan untuk
mengetes kesabaran Guru atau orang di sekitarnya
Guru/orang lain tidak perlu tahu apa
akar/penyebab trauma secara detail untuk dapat
menolong siswa
Siswa dengan trauma sering cemas memikirkan
masa depan atau apa yang akan terjadi kemudian
Trauma berpengaruh negatif pada belajar
18. LANJUTAN...
Siswa dengan trauma dapat mengalami kesulitan
pengelolaan diri
Kadang Guru perlu terbuka menanya kanapa yang
bisa ia bantu pada siswa
Dukungan pada siswa dengan trauma bisa meluas
hingga lingkungan di luar sekolah
engan trauma perlu mengalami perasaan berdaya
dan mampu
19. Sebagian besar siswa akan pulih dari trauma secara alamiah
kecepatan pemulihan pada siswa berbeda-beda satu dengan
yang lain (dipengaruhi oleh bentuk trauma,
kemampuan coping/pengelolaan masalah, usia, pengalaman
trauma sebelumnya, temperamen anak, dll.)
Guru dapat membantu proses alamiah ini agar dapat
berlangsung secara lebih optimal
PEMULIHAN TRAUMA
20. Menjaga rutinitas: pada usia sekolah,
rutinitas sekolah memberikan rasa aman
yang besar bagi siswa yang mengalami
trauma
Menggunakan dukungan komunitas: sekolah
dapat bekerjasama dengan komunitas untuk
menciptakan lingkungan yang aman bagi
siswa. Contohnya: pembangunan kembali
lingkungan dapat memberikan perasaan
aman bagi siswa yang trauma pasca bencana
HAL YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK
PEMULIHAN SISWA DENGAN TRAUMA
27. Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang
berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan
secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran
sehingga menimbulkan reaksi negatif
Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina,
melecehkan, atau menyerang tubuh, dan fungsi reproduksi seseorang,
karena ketimpangan relasi kuasa dan gender, yang dapat berakibat
penderitaan psikis dan fisik yang mengganggu kesehatan reproduksi
seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan dengan
aman dan optimal.
APA ITU PELECEHAN DAN
KEKERASAN SEKSUAL?
29. SECARA LUAS, TERDAPAT LIMA BENTUK
PELECEHAN SEKSUAL MENURUT ILO
(INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION) YAITU:
Pelecehan fisik
Pelecehan lisan
Pelecehan isyarat
Pelecehan tertulis atau gambar
Pelecehan psikologis/emosional
mencium, menepuk, mencubit, melirik atau menatap penuh nafsu.
komentar yang tentang bagian tubuh atau penampilan seseorang, lelucon dan
komentar bernada seksual.
bersiul yang dilakukan berulang-ulang, isyarat dengan jari, dan menjilat bibir.
menampilkan bahan pornografi , pelecehan lewat email dan moda komunikasi
elektronik lainnya.
penghinaan atau celaan yang bersifat seksual.
32. KEKERASAN SEKSUAL, kurang lebih antara 20-35 kasus
PENCABULAN, rata-rata antara 10-40 kasus
PEMERKOSAAN, rata-rata antara 10-40 kasus
Kasus kekerasan terhadap anak yang paling menonjol adalah :
30% anak usia sekolah (6-15 tahun) setiap tahun mengalami perlakuan tidak
menyenangkan, baik oleh temennya, guru, penjaga sekolah maupun keluarga
RATA-RATA ANAK USIA 11-15 TAHUN TIDAK HADIR DI SEKOLAH
KARENA TAKUT DI BULLYING
PERKEMBANGAN KASUS KEKERASAN PADA
ANAK DI KOTA BEKASI SETIAP TAHUNNYA
35. CARA MENCEGAH
DAN MENANGANI
PELECEHAN
SEKSUAL
Membangun pemahaman tentang pelecehan
seksual
Jangan tinggal diam bila mengetahui adanya
tindak pelecehan seksual. Segera laporkan pada
pihak berwajib
Temani korban pelecehan seksual, bangun
keyakinan korban untuk tidak menyalahkan
dirinya sendiri
Jangan ragu untuk melakukan perlawanan
Berikan informasi kepada korban hak-haknya dan
juga keberadaan lembaga-lembaga yang dapat
ia hubungi untuk memperoleh informasi lebih
lanjut ataupun masukan bagi upaya pencarian
keadilan dan pemulihan
1.
2.
3.
4.
5.
36. CARA MENCEGAH
DAN MENANGANI
PELECEHAN
SEKSUAL
6)Berikan informasi tentang pelecehan seksual
kepada anggota keluarga, teman,tetangga,
teman sekerja atau lainnya
7)Ajak mereka untuk ikut mendukung korban
dengan cara tidak menyalahkan korban, tidak
menstigma, tidak mengucilkan apalagi mengusir
korban
8)Dukung kerja-kerja lembaga pengada layanan
bagi korban pelecehan dengan mengumpulkan
informasi tentang pelecehan seksual yang
terjadi disekelilingnya, memberikan dukungan,
ikut serta dalam kampanye atau dalam
penggalangan dana bagi penanganan korban.
37. TINDAKAN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MENANGANI KORBAN PELECEHAN SEKSUAL
Perlindungan dan penanganan secara fisik (contohnya
penyembuhan atau terapi oleh dokter).
Perlindungan dan penanganan kejiwaan (bisa dengan
konsultasi, terapi kejiwaan atau pendidikan mental spiritual).
Secara sosial dengan memberi dukungan sosial dan emosional,
menerima kehadirannya, membicarakan sesuatu yang sesuai
dengan pemahamannya sehari-hari, serta memberikan
kesempatan untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan di
lingkungannya.
1.
2.
3.