SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
INTERAKSI ORANGTUA-ANAK
PADA BERAGAM TIPE KELUARGA
DAN PERKAWINAN
DR.IR. DWI HASTUTI MSC.
PROGRAM STUDI S3- ILMU KELUARGA
IPB UNIVERSITY 2023
Department of Family and
Consumer Sciences (IKK)
BuildingHuman Capital for Better Lives
http://ikk.fema.ipb.ac.id
Outline :
1. Tipe Keluarga dan Perkawinan
2. Fungsi Keluarga
3. Keluarga dan Sosialisasi Budaya
4. Keluarga dan Sosialisasi Emosi
5. Interaksi Orangtua-Anak
6. Konflik Orangtua, Perceraian, Penyebab dan
Dampaknya
7. Pengukuran Interaksi Orangtua-Anak
• Terdiri dari 2 atau lebih anggota yang diikat oleh pertalian
perkawinan, hubungan darah atau adopsi
• Hidup Bersama dan memperhatikan satu sama lain – berkomunikasi
• Berinteraksi satu sama lain dan menjalankan peran sebagai suami,
istri dan anak-anak
• Memiliki tujuan untuk perkembangan kehidupan – keterampilan dan
kesejahteraan & kebahagiaan
1
KELUARGA (Emile Durkheim) :
KELUARGA KONJUGAL – karena ikatan perkawinan
terdiri dari ayah-ibu–anak, disebut juga keluarga inti
atau keluarga batih
KELUARGA KOSANGUIN – karena hubungan darah
atau satu keturunan (marga)
Emile Durkheim (1858-1917):
- Pembagian kerja di dalam masyarakat
- Peran metode sosiologi
- Pembahasan tentang fenomena bunuh diri
• Kesatuan Agama
• Kesatuan Keluarga
• Kesatuan Politik
• FUNGSI KELUARGA (George Peter
Murdock) :
• Penghargaan scr seksual - biologis
• Pembagian tugas secara gender antara
laki-laki & perempuan
• Reproduksi
• Enculturation – meneruskan budaya
PENGASUHAN ANAK
IBU MEMBERIKAN KEHANGATAN –
NURTURANCE
PRIMARY BOND – antara ibu dan anak
(Robin Fox)
2
Jika Pasangan yang menikah
berbeda Etnis dan Ras :
- ekspresi emosi yang berbeda
- cara penyampaian kasih sayang
berbeda
- tingkat kepuasan perkawinan dan
kebahagiaan berbeda
Pasangan Suami Istri menyesuaikan latar belakang budaya
dan ekspresi emosi
Sehingga tidak ada mis-komunikasi
kesalah pahaman bahasa dan mimik muka serta ungkapan
kasih sayang
Ada pasangan yang terbuka
atau Tertutup
Pasangan yang Terbuka lebih mudah menyesuaikan Diri
3
- Marital conflict is not just a
difference of opinion. Rather,
it is a series of events that
have been poorly handled so
as to deeply damage the
marriage relationship.
- Marriage issues have
festered to the point that
stubbornness, pride, anger,
hurt and bitterness prevent
effective marriage
communication.
perkawinan adalah
upaya menekan
perilaku keras kepala
Perkawinan
mengurangi
ketinggian,
kebanggaan
Perkawinan adalah
pengelolaan emosi,
rasa sakit dan pahit
Saling menghargai
keunikan/kepribadian
Saling menghormati
dan menjaga
perasaan
Department of Family and
Consumer Sciences (IKK)
BuildingHuman Capital for Better Lives
http://ikk.fema.ipb.ac.id
KELUARGA & SOSIALISASI BUDAYA:
- PERKAWINAN DAN UPAYA MENERUSKAN
BUDAYA KELUARGA
- KETURUNAN DAN NILAI KELUARGA
Keeping It in the Family: Female Inheritance, In-marriage, and the Status
of Women (Duman Bahramirad , 2018)
• Terdapat kecenderungan bahwa untuk mempertahankan harta
kekayaan maka wanita yang berasal dari keluarga kaya akan
dikawinkan dengan keluarga satu marga atau satu garis keturunan
ayah (satu suku atau satu marga)
• Hal ini dimaksudkan agar harta warisan tidak jatuh pada keluarga
pihak laki-laki yang jauh relasinya.
• Proses enkulturasi tidak bisa dilepaskan dari isu perkawinan pada
suatu suku.
• Sebagai contoh Orang Suku Tengger akan berusaha dikawinkan
dengan suku Tengger pula.
• Pengetahuan tentang emosi
adalah bagian penting untuk
menguasai kompetensi emosi –
yang akan berkontribusi pada
pengaturan emosi yang lebih baik
serta keterampilan “coping”
(Eisenberg et al. 2005; Yang and
Wang 2016).
 IBU MEMBERIKAN KEHANGATAN – NURTURANCE
 PRIMARY BOND – antara ibu dan anak (Robin Fox)
PERKAWINAN DAN KELUARGA : PROSES
PEMBERIAN KASIH SAYANG DAN
PERLINDUNGAN PADA ANAK
Kemampuan Anak :
• Mengekspresikan EMOSI
• Mengendalikan EMOSI
4
Building Human Capital for Better Lives
• Sejak usia dini anak mendapatkan
pengetahuan ttg emosi dari orangtuanya.
• Pada keluarga kelas menengah di keluarga
Eropa Amerika, orangtua terlibat dalam
percakapan yg melibatkan emosi dengan
anaknya (Wang et al. 2006). Pada budaya ini
orangtua merupakan pelatih emosi “emotion
coaches,” membantu anak untuk mengerti
emosi (Denham et al. 1994).
• Tidak semua orangtua menjadi pelatih
emosi. Di China orangtua menganggap
emosi adalah mengganggu dan berbahaya
bagi hubungan sosial (emotions as disruptive
and potentially dangerous to social
relationships), mereka mengajar anak
anaknya untuk menahan emosi (Wang et al.
2006).
Wang and colleagues (Wang 2003; Wang et al. 2006)
memperlihatkan bahwa :
di usia 3 tahun anak Eropa Amerika telah mengenal
emosi dibandingkan anak anak China yang tinggal di
Beijing ataupun Amerika Serikat.
Artinya perbedaan budaya dalam pengasuhan dan
sosialisasi emosi dapat mengarahkan pada
perbedaan pengenalan emosi anak. Oleh karenanya
sejumlah pengenalan emosi diperlukan bagi
keberhasilan dalam suatu masyarakat, tergantung
pada budaya dan norma yang berlaku atau
dianutnya.
• Ibu-ibu Jerman, berharap ekspresi emosi yang lebih dini
dibandingkan ibu-ibu Cameroon- mereka juga menilai
ekspresi emosi secara berbeda (Keller and Otto 2009).
• Ibu Cameron percaya bahwa bayi harus mengendalikan
emosi, terutama emosi negative, di tiga tahun pertama
kehidupannya
• Ibu Jerman tidak setuju dengan tujuan tersebut, dan lebih
menghargai otonomi dan ekspresi emosi dari anak-anaknya.
• Mereka berusaha menerangkan penampilan perasaan anak,
misalnya bertanya : “apa kamu lapar nak?”
• Sebagai konsekuensinya, ibu Cameroon menunjukkan
perasaan emosi yang adaptif strategis dengan kalem dan
tidak ekspresif, sedangkan ibu Jerman lebih ekspresif.
Building Human Capital for Better Lives
KELUARGA MEMBENTUK EMOSI POSITIF PADA ANAK
• Pada budaya Eropa Amerika, kebahagiaan adalah tujuan utama dan menjadi
indikator keberhasilan sukses pribadi (Ma et al. 2018). Oleh sebab itu saat
mereka merasakan emosi positif, maka hal itu ditunjukkan (allows them to savor
rather than dampen those positive feelings (Ma et al. 2018).
• Sementara pada budaya Asia Timur, emosi positif digambarkan sebagaitidak
permanen  “viewed as fleeting”  diajarkan kepada anak bahwa hal ini akan
menimbulkan konsekuensi negative (e.g., envy, avoidance of reality; Ma et al.
2018).
• Ma and colleagues (2018) : menemukan bahwa orang Jepang kurang menghargai
perasaan positif dibandingkan orang Amerika.
• Artinya budaya dan kepercayaan tentang perasaan (emosi) dipengaruhi oleh
pengelolaan thd intensitas dan lamanya perasaan positif yang dialami.
Emotional Expressiveness
• Anak anak belajar mengungkapkan perasaan dari berbagai pengaruh – orangtua, guru,
teman.
• Keluarga dan Norma budaya mempengaruhi gaya pengasuhan – juga interaksi sosialnya
– melalui peraturan terkait emosi “emotion display rules” (McDowell and Parke 2000).
• Peraturan ini mengarahkan intensitas dan frekuensi dimana anak mengungkapkan emosi
positif maupun negative.
• Pada orang Amerika kelas menengah, emosi dipandang sebagai pengalaman
intrapersonal – dan ekspresi emosi digambarkan sbg ekspresi kepribadiannya (Lee et al.
2017).
• Oleh karena itu, anak belajar bahwa ungkapan emosi, baik positif maupun negative
dapat diterima oleh orangtua (Keller and Otto 2009)
Emotional Expressiveness
• Di Korea, emosi digunakan untuk merawat harmoni sosial, dan ekspresi
kebutuhan individu atau personal dinilai sebagai “selfish” (Kim et al. 2008).
• Sebagai konsekuensinya anak di Korea belajar mengendalikan perasaan
negative, akibatnya ekspresi perasaan rendah atau kurang (Lee et al. 2017).
• Dengan demikian Ekspresi emosi dianggap sbg kompetensi bds budaya – dan
dianggap diterima “acceptable” sesuai budaya  “level of emotional expression
is clearly culturally specific”.
• Bagi bayi fungsi primer dari emosi dan perasaan adalah untuk
mengelola tindakan pengasuhnya (Holodynski and Friedlmeier
2012).
• Menangis akan membawa pengasuh dan ibu memenuhi kebutuhan
bayi, dan interaksi interpersonal yang membentuk perilaku pengasuh
• Namun pengasuh atau ibu juga membentuk perilaku emosi bayi,
sesuai dengan pandangan para “ parental ethno-theories tentang
emosi.
• Sebagai contoh, ibu Cameroon tidak mempedulikan senyuman bayi
sebagai alat untuk melakukan kontak sosial- mereka jarang terlibat
dalam face-to-face interactions, serta mutual gaze
(berpandangan) dengan bayinya. Karenanya saat bayi Cameroon
tersenyum pada ibu, maka si ibu tidak membalas senyuman
tersebut.
• Sementara ibu Jerman berinteraksi face-to-face interactions, dan
ibu mendorong bayi tersenyum dengan membalas senyumannya.
Sebagai hasilnya bayi Jerman memperlihatkan frekuensi senyuman
lebih banyak dalam 3 bulan pertama kehidupannya (Wörmann et al.
2014).
• PENTINGNYA ATMOSFER EMOSI DI DALAM KELUARGA :
• Sebagai determinant dari psychological problems pada anak
anak (Fauber & Long, 1991; Ginsburg, Silverman, & Kurtines,
1995; Kashani, Vaidya, Soltys, et al., 1990; Kaslow, Deering,
& Racusin, 1994; Rapee, 1997).
• Banyak riset mengaitkan “ineffective parenting” dengan
“disruptive child behaviour” (Cernkovic, & Giordano, 1987;
Dishion, Patterson, Stoolmiller, & Skinner, 1991; Frick, Lahey,
Loeber, et al., 1992; Radziszewska, Richerdson, Dent, & Flay,
1996; Webster- Stratton, 1998;Wootton, Frick, Shelton, &
Silverthorn, 1997).
• Ineffective parenting dicirikan oleh kurangnya supervisi,
keterlibatan orangtua, dan penghargaan positif “positive
reinforcement” terhadap anak
• In studying the effects of parenting on child
psychopathology, it is important to have valid and reliable
instruments to assess the quality of parent-child
relationships.
INTERAKSI ORANGTUA – ANAK
Apakah ada Relasi antara kualitas perkawinan dengan kualitas Interaksi
O-A yang lemah ?
Kurangnya supervisi orangtua ?
Rendahnya keterlibatan orangtua ?
Kurangnya penghargaan positif ?
KUALITAS PERKAWINAN
DAN RELASI PASANGAN
SUAMI – ISTRI
5
KONFLIK ANTARA PASANGAN ORANGTUA
• Anak yang terpapar konflik orangtuanya berada dalam resiko untuk
mengalami permasalahan psikologis (e.g., depression and anxiety),
social adjustment difficulties, and behavioral difficulties (e.g.,
disruptive behaviors and aggression) selama masa kanak kanak
bahkan hingga ia tumbuh dewasa (Gerard et al., 2006; Grych, 2005;
Grych & Fincham, 2001; Kelly, 2000).
• Analisis konflik pasangan pada anak sebagai dampak relasi orangtua anak
harus melibatkan beberapa atribut pada orangtua dan anak itu sendiri.
• Atribut ini termasuk “coping resources and conflict management strategies”
yang dimiliki orangtua dan anak, demikian pula praktek sosialisasi dari
orangtuanya.
• Faktor lain adalah kualitas relasi orangtua-anak, kualitas perkawinan, relasi
pasangan, dan kelekatan dalam keluarga.
Coping Resources
• Sumberdaya untuk Penyelesaian Masalah
• Sumberdaya Manusia dan Materi serta Waktu
• SDM : bagaimana kualitas individu di dalam keluarga untuk
menyelesaikan konflik - tingkat ketangguhan, kesabaran
• Sumberdaya Materi yang dimiliki oleh keluarga untuk
menyelesaikan konflik : keuangan, kekayaan keluarga dan akses
keluarga untuk menyelesaikan masalah
• Sumberdaya Waktu yang dimiliki oleh keluarga, sehingga dapat
menyelesaikan masalah dengan baik
CONFLICT MANAGEMENT STRATEGIES :
• SD Materi : digunakan untuk menyelesaikan masalah -
sehingga dapat mencari sumber informasi : konseling,
pengetahuan, ketenangan, kenyamanan, spiritualitas anggota
keluarga yang meningkat --> dapat menyelesaikan stress dan
depresi perkawinan
• SD Materi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
keluarga - dapat membayar jasa konselor, pengacara,
penasehat perkawinan, sumber2 agama untuk membantu
penyelesaian konflik keluarga
@ THE FREQUENCY AND SEVERITY OF CONFLICT;
@THE EXTENT OF CHILDREN’S EXPOSURE TO; AND
@ INVOLVEMENT IN REOCCURRING PATTERNS OF
CONFLICT.
Faktor Di Atas Berperan Besar karena :
Terbukti Dampak Konflik Orangtua, Hubungan Orangtua-
anak terhadap Outcome Pada Anak (Deboard-lucas Et Al.,
2010; Grych, 2005).
ISU YANG PENTING DALAM MENJELASKAN PENGARUH
KONFLIK ORANGTUA ADALAH:
6
• Rhoades (2008) : respon anak terhadap kualitas
interaksi orangtua-anak – serta konsekuensi
dan dampaknya pada kualitas anak
• Menggunakan sampel anak usia 5 - 19 tahun,
Rhoades melaporkan effect size kecil hingga
moderate – hubungan antara : children’s
responses to IPC and children’s outcomes, with
negative responses by the young being
predictive of negative child outcomes.
Salah satu resiko perkawinan :
menikah muda
• Ketidaksiapan sebagai pasangan suami - istri
• ketidaksiapan sebagai orangtua : ayah dan
ibu
PERKAWINAN DI USIA ANAK DAN EFEKNYA PADA KEMAMPUAN SBG ORANGTUA
(KOALISI PEREMPUAN.OR.ID) :
RISET DARI SNF- FEB – UNIVERSITAS
INDONESIA :
Dampak Pernikahan Usia Anak
melanggar hak anak untuk tumbuh
kembang
PERKAWINAN DI USIA ANAK :
• Kemampuan sebagai seorang istri  Kapasitas sebagai ibu
• FUNGSI ISTRI : Penyedia kasih sayang dan fungsi ekspresif dalam
keluarga.
• Memastikan apakah ibu muda (kurang dari 18 tahun) siap
menjalankan peran sebagai ibu yang harus menjalankan fungsi
kasih sayang dan sentral dalam mengelola serta mengatur
rumahtangganya.
• Seberapa kekuatan personal, mental dan intelektualnya dalam
menjalankan peran tersebut akan menjadi faktor penentu dalam
keberhasilannya atau kegagalannya sebagai istri dan ibu
PERKAWINAN USIA ANAK :
• Bagaiaman kesiapan Pasangan
menjadi suami-istri secara biologis
dan psikologis ?
• Kesiapan untuk hidup mandiri dan
bertanggungjawab sebagai kepala
keluarga ?
• Kematangan psikologis dalam
membina relasi dan interaksi
sebagai suami – istri
• Selanjutnya sebagai orangtua
kepada anak anaknya.
• Perkawinan usia anak, mengapa
berujung pada konflik, perceraian ?
• Mengapa terjadi lebih banyak
kekerasan pada keluarga ini?
• Bagaimana jika yang terjadi adalah
perkawinan antara pasangan yang
sama sama berusia anak (suami dan
istri berada pada usia anak)
• Bagaimana jika suami sudah dewasa
dan istri berada pada usia anak?
EFEK PERCERAIAN ORANGTUA PADA ANAK :
• Studi longitudinal : efek perceraian pada anak bervariasi tgt pada level
konflik yang terjadi sebelum putusan perceraian terjadi ( Amato, 2001;
Amato & Keith, 1991).
• Orangtua yang frekuensi konfliknya rendah dan tidak terlihat nyata
(tersembunyi atau konflik tidak diperlihatkan), maka anak anak
mengalami penurunan kemampuan penyesuaian setelah perceraian
terjadi. (Amato, Loomis, & Booth, 1995; Hanson, 1999; Jekielek, 1998;
Morrison & Coiro, 1999). Hal ini terjadi karena perceraian itu dipandang
mengejutkan – anak kaget.
EFEK PERCERAIAN ORANGTUA PADA ANAK :
• Sebaliknya anak yang orangtuanya konflik parah, jelas, intensif dan tidak
terpecahkan terus maka anak tersebut memiliki penyesuaian yang lebih
baik saat orangtua mereka benar benar bercerai.
• Fakta ini menunjukkan bahwa anak yg orangtuanya berkonflik diam diam,
tidak diperlihatkan pada anak – maka akan terkejut, kaget dan akhirnya
menimbulkan stress pada anak (Amato, 2001).
• Anak yang orangtuanya konflik di depannya – tidak melihat perceraian sbg
sesuatu yg mengejutkan. Akibatnya lebih sedikit mengalami stress dan
bahkan merasa lega.
Building Human Capital for Better Lives
Pengukuran Interaksi Orangtua-Anak :
• The current study presents results concerning the development and the
psychometric properties of the revised Parent-Child Interaction
Questionnaire (PACHIQ-R).
• This instrument is designed to assess the quality of the parenting
relationship between the individual parents and any (or all) of their
individual children.
• This instrument focuses both on attitudes and the behavioral interaction
between parent and child. A parent version and a child version of the
questionnaire have been developed.
• The items are formulated to avoid curvilinearity between the latent
construct of interest and the test scores: the higher the score, the better
the relationship.
7
Terdapat 2 Dimensi untuk menilai Parent-Child Interaction Questionnaire (PACHIQ) : Resolusi Konflik dan
Penerimaan dari Orangtua terhadap anak
PARENT-CHILD INTERACTION :
• Adanya perngahargaan pada anak
• Ada/tidaknya konflik tidak terselesaikan
antara orangtua-anak
• Adanya kekecewaan
• Keengganan atau keinginan mendengar anak
• Kebersamaan dengan anak menimbulkan
ketegangan
• Tidak memaksa anak jika ia sedang malas
mengerjakan tugas
• Merasa bahwa anak sbg “boss” di rumah
• Tidak menerima kritik
• Tidak mempercayai orangtua
• Melanggar peraturan di rumah sangat sering
• Tidak peduli jika anak tidak mau patuh
• Memutuskan mana teman untuk anak saya
• Bangga pada anak
• Anak Mendengarkan orangtua saat diberikan
penjelasan
• Orangtua memberikan pujian
• Punya waktu untuk mendengar anak
• Orangtua mendengarkan cerita anak
• Jika berbeda pendapat dengan anak, saya
akan berteriak padanya
• Orangtua sulit mengatakan hal baik pada
anak
• Saya menikmati kontak fisik dan
kebersamaan fisik dengan anak
• Jika anak sedang kecewa, sulit bagi orangtua
untuk mengerti apa yang sedang terjadi.
RESOLUSI KONFLIK PENERIMAAN
HUBUNGAN ORANGTUA-ANAK (PETERSEN & BUSH, 2012):
• Sepanjang masa kanak-kanak, hubungan orangtua anak bersifat kompleks,
beragam, dan fleksibel dan tergantung pada pengaruh ekologi sosial dan
dinamika internal yang terjadi.
• Comprehensive models of parent–child relationships – untuk ke depan –
penelitian sebaiknya menganalisis variabel dari lingkungan ekologi keluarga-
misalnya tetangga dan masyarakat sekitar, keragaman struktur keluarga seperti
pendapatan, komposisi keluarga, perceraian, kehadiran orangtua tiri, dll.
Termasuk juga proses interaksi (misal gaya pengasuhan dan praktek
pengasuhan) dalam konteks mikro system orangtua-anak.
Department of Family and
Consumer Sciences (IKK)
BuildingHuman Capital for Better Lives
http://ikk.fema.ipb.ac.id
TERIMA KASIH
dwihastuti@apps.ipb.ac.id
Building Human Capital for Better Lives
TUGAS PB 10 – IKK 704 :
• Carilah kasus 2 keluarga (utuh dan cerai, atau orangtua lengkap dan
orangtua tunggal) untuk setiap mahasiswa
• Wawancarai keluarga ini, dan gunakan instrument PACHIQ untuk menilai
interaksi orangtua dengan anak
• Buatlah dalam bentuk laporan dengan format sebagai berikut :
Pendahuluan, Hasil Wawancara dan penilaian PACHIQ, Pembahasan,
Simpulan dan Saran, Daftar Pustaka.
• Laporan diserahkan melalui link : course.ipb.ac.id paling lambat tanggal 9
Mei pukul 23.00 WIB.

More Related Content

Similar to IKK 704-PERKA-PB10-2023.pptx

Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.ppt
Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.pptPerspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.ppt
Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.pptainul23
 
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptxMateri Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptxAnggaWinata5
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaBadrus Baedowi Majid
 
1. teori teori perkembangan sosioemosi
1. teori teori perkembangan sosioemosi1. teori teori perkembangan sosioemosi
1. teori teori perkembangan sosioemosishikinedin1
 
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptxRiskiMeilando
 
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh EfektifPendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektifagusmimha
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
 
Kaunseling kerjaya dalam sistem keluarga
Kaunseling kerjaya dalam sistem keluargaKaunseling kerjaya dalam sistem keluarga
Kaunseling kerjaya dalam sistem keluargazakwan azhar
 
TEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORY
TEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORYTEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORY
TEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORYzatul ayuni
 
Maintaining family ties
Maintaining family tiesMaintaining family ties
Maintaining family tiesRatih Aini
 
Borang soal selidik-tingkah_laku_emosi_k
Borang soal selidik-tingkah_laku_emosi_kBorang soal selidik-tingkah_laku_emosi_k
Borang soal selidik-tingkah_laku_emosi_kmariulfah
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 

Similar to IKK 704-PERKA-PB10-2023.pptx (20)

Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.ppt
Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.pptPerspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.ppt
Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga.ppt
 
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptxMateri Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
Materi Kasih sayang dan perhatian thd psikis dan fisik anak.pptx
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluarga
 
1. teori teori perkembangan sosioemosi
1. teori teori perkembangan sosioemosi1. teori teori perkembangan sosioemosi
1. teori teori perkembangan sosioemosi
 
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
 
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh EfektifPendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
 
Teori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluargaTeori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluarga
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Kaunseling kerjaya dalam sistem keluarga
Kaunseling kerjaya dalam sistem keluargaKaunseling kerjaya dalam sistem keluarga
Kaunseling kerjaya dalam sistem keluarga
 
TEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORY
TEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORYTEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORY
TEORI EKSPERIENSIAL a.k.a EXPERIENTIAL THEORY
 
Maintaining family ties
Maintaining family tiesMaintaining family ties
Maintaining family ties
 
Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5
 
Keluarga (2)
Keluarga (2)Keluarga (2)
Keluarga (2)
 
Borang soal selidik-tingkah_laku_emosi_k
Borang soal selidik-tingkah_laku_emosi_kBorang soal selidik-tingkah_laku_emosi_k
Borang soal selidik-tingkah_laku_emosi_k
 
Proses kep klg
Proses kep klgProses kep klg
Proses kep klg
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 

Recently uploaded

KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfInnesKana26
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxmeirahayu651
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Firman Muttaqin
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxrisyadmaulana1
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxZullaiqahNurhali2
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPemdes Wonoyoso
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxTUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxZullaiqahNurhali2
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.pptsarassasha
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxZullaiqahNurhali2
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...HelmiatulHasanah
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 

Recently uploaded (20)

Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxTUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 

IKK 704-PERKA-PB10-2023.pptx

  • 1. INTERAKSI ORANGTUA-ANAK PADA BERAGAM TIPE KELUARGA DAN PERKAWINAN DR.IR. DWI HASTUTI MSC. PROGRAM STUDI S3- ILMU KELUARGA IPB UNIVERSITY 2023
  • 2. Department of Family and Consumer Sciences (IKK) BuildingHuman Capital for Better Lives http://ikk.fema.ipb.ac.id Outline : 1. Tipe Keluarga dan Perkawinan 2. Fungsi Keluarga 3. Keluarga dan Sosialisasi Budaya 4. Keluarga dan Sosialisasi Emosi 5. Interaksi Orangtua-Anak 6. Konflik Orangtua, Perceraian, Penyebab dan Dampaknya 7. Pengukuran Interaksi Orangtua-Anak
  • 3. • Terdiri dari 2 atau lebih anggota yang diikat oleh pertalian perkawinan, hubungan darah atau adopsi • Hidup Bersama dan memperhatikan satu sama lain – berkomunikasi • Berinteraksi satu sama lain dan menjalankan peran sebagai suami, istri dan anak-anak • Memiliki tujuan untuk perkembangan kehidupan – keterampilan dan kesejahteraan & kebahagiaan 1
  • 4. KELUARGA (Emile Durkheim) : KELUARGA KONJUGAL – karena ikatan perkawinan terdiri dari ayah-ibu–anak, disebut juga keluarga inti atau keluarga batih KELUARGA KOSANGUIN – karena hubungan darah atau satu keturunan (marga) Emile Durkheim (1858-1917): - Pembagian kerja di dalam masyarakat - Peran metode sosiologi - Pembahasan tentang fenomena bunuh diri • Kesatuan Agama • Kesatuan Keluarga • Kesatuan Politik
  • 5. • FUNGSI KELUARGA (George Peter Murdock) : • Penghargaan scr seksual - biologis • Pembagian tugas secara gender antara laki-laki & perempuan • Reproduksi • Enculturation – meneruskan budaya PENGASUHAN ANAK IBU MEMBERIKAN KEHANGATAN – NURTURANCE PRIMARY BOND – antara ibu dan anak (Robin Fox) 2
  • 6. Jika Pasangan yang menikah berbeda Etnis dan Ras : - ekspresi emosi yang berbeda - cara penyampaian kasih sayang berbeda - tingkat kepuasan perkawinan dan kebahagiaan berbeda Pasangan Suami Istri menyesuaikan latar belakang budaya dan ekspresi emosi Sehingga tidak ada mis-komunikasi kesalah pahaman bahasa dan mimik muka serta ungkapan kasih sayang Ada pasangan yang terbuka atau Tertutup Pasangan yang Terbuka lebih mudah menyesuaikan Diri 3
  • 7. - Marital conflict is not just a difference of opinion. Rather, it is a series of events that have been poorly handled so as to deeply damage the marriage relationship. - Marriage issues have festered to the point that stubbornness, pride, anger, hurt and bitterness prevent effective marriage communication. perkawinan adalah upaya menekan perilaku keras kepala Perkawinan mengurangi ketinggian, kebanggaan Perkawinan adalah pengelolaan emosi, rasa sakit dan pahit Saling menghargai keunikan/kepribadian Saling menghormati dan menjaga perasaan
  • 8. Department of Family and Consumer Sciences (IKK) BuildingHuman Capital for Better Lives http://ikk.fema.ipb.ac.id KELUARGA & SOSIALISASI BUDAYA: - PERKAWINAN DAN UPAYA MENERUSKAN BUDAYA KELUARGA - KETURUNAN DAN NILAI KELUARGA
  • 9. Keeping It in the Family: Female Inheritance, In-marriage, and the Status of Women (Duman Bahramirad , 2018) • Terdapat kecenderungan bahwa untuk mempertahankan harta kekayaan maka wanita yang berasal dari keluarga kaya akan dikawinkan dengan keluarga satu marga atau satu garis keturunan ayah (satu suku atau satu marga) • Hal ini dimaksudkan agar harta warisan tidak jatuh pada keluarga pihak laki-laki yang jauh relasinya. • Proses enkulturasi tidak bisa dilepaskan dari isu perkawinan pada suatu suku. • Sebagai contoh Orang Suku Tengger akan berusaha dikawinkan dengan suku Tengger pula.
  • 10. • Pengetahuan tentang emosi adalah bagian penting untuk menguasai kompetensi emosi – yang akan berkontribusi pada pengaturan emosi yang lebih baik serta keterampilan “coping” (Eisenberg et al. 2005; Yang and Wang 2016).  IBU MEMBERIKAN KEHANGATAN – NURTURANCE  PRIMARY BOND – antara ibu dan anak (Robin Fox) PERKAWINAN DAN KELUARGA : PROSES PEMBERIAN KASIH SAYANG DAN PERLINDUNGAN PADA ANAK Kemampuan Anak : • Mengekspresikan EMOSI • Mengendalikan EMOSI 4
  • 11. Building Human Capital for Better Lives • Sejak usia dini anak mendapatkan pengetahuan ttg emosi dari orangtuanya. • Pada keluarga kelas menengah di keluarga Eropa Amerika, orangtua terlibat dalam percakapan yg melibatkan emosi dengan anaknya (Wang et al. 2006). Pada budaya ini orangtua merupakan pelatih emosi “emotion coaches,” membantu anak untuk mengerti emosi (Denham et al. 1994). • Tidak semua orangtua menjadi pelatih emosi. Di China orangtua menganggap emosi adalah mengganggu dan berbahaya bagi hubungan sosial (emotions as disruptive and potentially dangerous to social relationships), mereka mengajar anak anaknya untuk menahan emosi (Wang et al. 2006). Wang and colleagues (Wang 2003; Wang et al. 2006) memperlihatkan bahwa : di usia 3 tahun anak Eropa Amerika telah mengenal emosi dibandingkan anak anak China yang tinggal di Beijing ataupun Amerika Serikat. Artinya perbedaan budaya dalam pengasuhan dan sosialisasi emosi dapat mengarahkan pada perbedaan pengenalan emosi anak. Oleh karenanya sejumlah pengenalan emosi diperlukan bagi keberhasilan dalam suatu masyarakat, tergantung pada budaya dan norma yang berlaku atau dianutnya.
  • 12. • Ibu-ibu Jerman, berharap ekspresi emosi yang lebih dini dibandingkan ibu-ibu Cameroon- mereka juga menilai ekspresi emosi secara berbeda (Keller and Otto 2009). • Ibu Cameron percaya bahwa bayi harus mengendalikan emosi, terutama emosi negative, di tiga tahun pertama kehidupannya • Ibu Jerman tidak setuju dengan tujuan tersebut, dan lebih menghargai otonomi dan ekspresi emosi dari anak-anaknya. • Mereka berusaha menerangkan penampilan perasaan anak, misalnya bertanya : “apa kamu lapar nak?” • Sebagai konsekuensinya, ibu Cameroon menunjukkan perasaan emosi yang adaptif strategis dengan kalem dan tidak ekspresif, sedangkan ibu Jerman lebih ekspresif.
  • 13. Building Human Capital for Better Lives KELUARGA MEMBENTUK EMOSI POSITIF PADA ANAK • Pada budaya Eropa Amerika, kebahagiaan adalah tujuan utama dan menjadi indikator keberhasilan sukses pribadi (Ma et al. 2018). Oleh sebab itu saat mereka merasakan emosi positif, maka hal itu ditunjukkan (allows them to savor rather than dampen those positive feelings (Ma et al. 2018). • Sementara pada budaya Asia Timur, emosi positif digambarkan sebagaitidak permanen  “viewed as fleeting”  diajarkan kepada anak bahwa hal ini akan menimbulkan konsekuensi negative (e.g., envy, avoidance of reality; Ma et al. 2018). • Ma and colleagues (2018) : menemukan bahwa orang Jepang kurang menghargai perasaan positif dibandingkan orang Amerika. • Artinya budaya dan kepercayaan tentang perasaan (emosi) dipengaruhi oleh pengelolaan thd intensitas dan lamanya perasaan positif yang dialami.
  • 14. Emotional Expressiveness • Anak anak belajar mengungkapkan perasaan dari berbagai pengaruh – orangtua, guru, teman. • Keluarga dan Norma budaya mempengaruhi gaya pengasuhan – juga interaksi sosialnya – melalui peraturan terkait emosi “emotion display rules” (McDowell and Parke 2000). • Peraturan ini mengarahkan intensitas dan frekuensi dimana anak mengungkapkan emosi positif maupun negative. • Pada orang Amerika kelas menengah, emosi dipandang sebagai pengalaman intrapersonal – dan ekspresi emosi digambarkan sbg ekspresi kepribadiannya (Lee et al. 2017). • Oleh karena itu, anak belajar bahwa ungkapan emosi, baik positif maupun negative dapat diterima oleh orangtua (Keller and Otto 2009)
  • 15. Emotional Expressiveness • Di Korea, emosi digunakan untuk merawat harmoni sosial, dan ekspresi kebutuhan individu atau personal dinilai sebagai “selfish” (Kim et al. 2008). • Sebagai konsekuensinya anak di Korea belajar mengendalikan perasaan negative, akibatnya ekspresi perasaan rendah atau kurang (Lee et al. 2017). • Dengan demikian Ekspresi emosi dianggap sbg kompetensi bds budaya – dan dianggap diterima “acceptable” sesuai budaya  “level of emotional expression is clearly culturally specific”.
  • 16. • Bagi bayi fungsi primer dari emosi dan perasaan adalah untuk mengelola tindakan pengasuhnya (Holodynski and Friedlmeier 2012). • Menangis akan membawa pengasuh dan ibu memenuhi kebutuhan bayi, dan interaksi interpersonal yang membentuk perilaku pengasuh • Namun pengasuh atau ibu juga membentuk perilaku emosi bayi, sesuai dengan pandangan para “ parental ethno-theories tentang emosi. • Sebagai contoh, ibu Cameroon tidak mempedulikan senyuman bayi sebagai alat untuk melakukan kontak sosial- mereka jarang terlibat dalam face-to-face interactions, serta mutual gaze (berpandangan) dengan bayinya. Karenanya saat bayi Cameroon tersenyum pada ibu, maka si ibu tidak membalas senyuman tersebut. • Sementara ibu Jerman berinteraksi face-to-face interactions, dan ibu mendorong bayi tersenyum dengan membalas senyumannya. Sebagai hasilnya bayi Jerman memperlihatkan frekuensi senyuman lebih banyak dalam 3 bulan pertama kehidupannya (Wörmann et al. 2014).
  • 17. • PENTINGNYA ATMOSFER EMOSI DI DALAM KELUARGA : • Sebagai determinant dari psychological problems pada anak anak (Fauber & Long, 1991; Ginsburg, Silverman, & Kurtines, 1995; Kashani, Vaidya, Soltys, et al., 1990; Kaslow, Deering, & Racusin, 1994; Rapee, 1997). • Banyak riset mengaitkan “ineffective parenting” dengan “disruptive child behaviour” (Cernkovic, & Giordano, 1987; Dishion, Patterson, Stoolmiller, & Skinner, 1991; Frick, Lahey, Loeber, et al., 1992; Radziszewska, Richerdson, Dent, & Flay, 1996; Webster- Stratton, 1998;Wootton, Frick, Shelton, & Silverthorn, 1997). • Ineffective parenting dicirikan oleh kurangnya supervisi, keterlibatan orangtua, dan penghargaan positif “positive reinforcement” terhadap anak • In studying the effects of parenting on child psychopathology, it is important to have valid and reliable instruments to assess the quality of parent-child relationships.
  • 18. INTERAKSI ORANGTUA – ANAK Apakah ada Relasi antara kualitas perkawinan dengan kualitas Interaksi O-A yang lemah ? Kurangnya supervisi orangtua ? Rendahnya keterlibatan orangtua ? Kurangnya penghargaan positif ? KUALITAS PERKAWINAN DAN RELASI PASANGAN SUAMI – ISTRI 5
  • 19. KONFLIK ANTARA PASANGAN ORANGTUA • Anak yang terpapar konflik orangtuanya berada dalam resiko untuk mengalami permasalahan psikologis (e.g., depression and anxiety), social adjustment difficulties, and behavioral difficulties (e.g., disruptive behaviors and aggression) selama masa kanak kanak bahkan hingga ia tumbuh dewasa (Gerard et al., 2006; Grych, 2005; Grych & Fincham, 2001; Kelly, 2000).
  • 20. • Analisis konflik pasangan pada anak sebagai dampak relasi orangtua anak harus melibatkan beberapa atribut pada orangtua dan anak itu sendiri. • Atribut ini termasuk “coping resources and conflict management strategies” yang dimiliki orangtua dan anak, demikian pula praktek sosialisasi dari orangtuanya. • Faktor lain adalah kualitas relasi orangtua-anak, kualitas perkawinan, relasi pasangan, dan kelekatan dalam keluarga.
  • 21. Coping Resources • Sumberdaya untuk Penyelesaian Masalah • Sumberdaya Manusia dan Materi serta Waktu • SDM : bagaimana kualitas individu di dalam keluarga untuk menyelesaikan konflik - tingkat ketangguhan, kesabaran • Sumberdaya Materi yang dimiliki oleh keluarga untuk menyelesaikan konflik : keuangan, kekayaan keluarga dan akses keluarga untuk menyelesaikan masalah • Sumberdaya Waktu yang dimiliki oleh keluarga, sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan baik
  • 22. CONFLICT MANAGEMENT STRATEGIES : • SD Materi : digunakan untuk menyelesaikan masalah - sehingga dapat mencari sumber informasi : konseling, pengetahuan, ketenangan, kenyamanan, spiritualitas anggota keluarga yang meningkat --> dapat menyelesaikan stress dan depresi perkawinan • SD Materi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah keluarga - dapat membayar jasa konselor, pengacara, penasehat perkawinan, sumber2 agama untuk membantu penyelesaian konflik keluarga
  • 23. @ THE FREQUENCY AND SEVERITY OF CONFLICT; @THE EXTENT OF CHILDREN’S EXPOSURE TO; AND @ INVOLVEMENT IN REOCCURRING PATTERNS OF CONFLICT. Faktor Di Atas Berperan Besar karena : Terbukti Dampak Konflik Orangtua, Hubungan Orangtua- anak terhadap Outcome Pada Anak (Deboard-lucas Et Al., 2010; Grych, 2005). ISU YANG PENTING DALAM MENJELASKAN PENGARUH KONFLIK ORANGTUA ADALAH: 6
  • 24. • Rhoades (2008) : respon anak terhadap kualitas interaksi orangtua-anak – serta konsekuensi dan dampaknya pada kualitas anak • Menggunakan sampel anak usia 5 - 19 tahun, Rhoades melaporkan effect size kecil hingga moderate – hubungan antara : children’s responses to IPC and children’s outcomes, with negative responses by the young being predictive of negative child outcomes.
  • 25. Salah satu resiko perkawinan : menikah muda • Ketidaksiapan sebagai pasangan suami - istri • ketidaksiapan sebagai orangtua : ayah dan ibu
  • 26. PERKAWINAN DI USIA ANAK DAN EFEKNYA PADA KEMAMPUAN SBG ORANGTUA (KOALISI PEREMPUAN.OR.ID) :
  • 27. RISET DARI SNF- FEB – UNIVERSITAS INDONESIA : Dampak Pernikahan Usia Anak melanggar hak anak untuk tumbuh kembang
  • 28. PERKAWINAN DI USIA ANAK : • Kemampuan sebagai seorang istri  Kapasitas sebagai ibu • FUNGSI ISTRI : Penyedia kasih sayang dan fungsi ekspresif dalam keluarga. • Memastikan apakah ibu muda (kurang dari 18 tahun) siap menjalankan peran sebagai ibu yang harus menjalankan fungsi kasih sayang dan sentral dalam mengelola serta mengatur rumahtangganya. • Seberapa kekuatan personal, mental dan intelektualnya dalam menjalankan peran tersebut akan menjadi faktor penentu dalam keberhasilannya atau kegagalannya sebagai istri dan ibu
  • 29. PERKAWINAN USIA ANAK : • Bagaiaman kesiapan Pasangan menjadi suami-istri secara biologis dan psikologis ? • Kesiapan untuk hidup mandiri dan bertanggungjawab sebagai kepala keluarga ? • Kematangan psikologis dalam membina relasi dan interaksi sebagai suami – istri • Selanjutnya sebagai orangtua kepada anak anaknya. • Perkawinan usia anak, mengapa berujung pada konflik, perceraian ? • Mengapa terjadi lebih banyak kekerasan pada keluarga ini? • Bagaimana jika yang terjadi adalah perkawinan antara pasangan yang sama sama berusia anak (suami dan istri berada pada usia anak) • Bagaimana jika suami sudah dewasa dan istri berada pada usia anak?
  • 30. EFEK PERCERAIAN ORANGTUA PADA ANAK : • Studi longitudinal : efek perceraian pada anak bervariasi tgt pada level konflik yang terjadi sebelum putusan perceraian terjadi ( Amato, 2001; Amato & Keith, 1991). • Orangtua yang frekuensi konfliknya rendah dan tidak terlihat nyata (tersembunyi atau konflik tidak diperlihatkan), maka anak anak mengalami penurunan kemampuan penyesuaian setelah perceraian terjadi. (Amato, Loomis, & Booth, 1995; Hanson, 1999; Jekielek, 1998; Morrison & Coiro, 1999). Hal ini terjadi karena perceraian itu dipandang mengejutkan – anak kaget.
  • 31. EFEK PERCERAIAN ORANGTUA PADA ANAK : • Sebaliknya anak yang orangtuanya konflik parah, jelas, intensif dan tidak terpecahkan terus maka anak tersebut memiliki penyesuaian yang lebih baik saat orangtua mereka benar benar bercerai. • Fakta ini menunjukkan bahwa anak yg orangtuanya berkonflik diam diam, tidak diperlihatkan pada anak – maka akan terkejut, kaget dan akhirnya menimbulkan stress pada anak (Amato, 2001). • Anak yang orangtuanya konflik di depannya – tidak melihat perceraian sbg sesuatu yg mengejutkan. Akibatnya lebih sedikit mengalami stress dan bahkan merasa lega.
  • 32. Building Human Capital for Better Lives Pengukuran Interaksi Orangtua-Anak : • The current study presents results concerning the development and the psychometric properties of the revised Parent-Child Interaction Questionnaire (PACHIQ-R). • This instrument is designed to assess the quality of the parenting relationship between the individual parents and any (or all) of their individual children. • This instrument focuses both on attitudes and the behavioral interaction between parent and child. A parent version and a child version of the questionnaire have been developed. • The items are formulated to avoid curvilinearity between the latent construct of interest and the test scores: the higher the score, the better the relationship. 7
  • 33. Terdapat 2 Dimensi untuk menilai Parent-Child Interaction Questionnaire (PACHIQ) : Resolusi Konflik dan Penerimaan dari Orangtua terhadap anak
  • 34. PARENT-CHILD INTERACTION : • Adanya perngahargaan pada anak • Ada/tidaknya konflik tidak terselesaikan antara orangtua-anak • Adanya kekecewaan • Keengganan atau keinginan mendengar anak • Kebersamaan dengan anak menimbulkan ketegangan • Tidak memaksa anak jika ia sedang malas mengerjakan tugas • Merasa bahwa anak sbg “boss” di rumah • Tidak menerima kritik • Tidak mempercayai orangtua • Melanggar peraturan di rumah sangat sering • Tidak peduli jika anak tidak mau patuh • Memutuskan mana teman untuk anak saya • Bangga pada anak • Anak Mendengarkan orangtua saat diberikan penjelasan • Orangtua memberikan pujian • Punya waktu untuk mendengar anak • Orangtua mendengarkan cerita anak • Jika berbeda pendapat dengan anak, saya akan berteriak padanya • Orangtua sulit mengatakan hal baik pada anak • Saya menikmati kontak fisik dan kebersamaan fisik dengan anak • Jika anak sedang kecewa, sulit bagi orangtua untuk mengerti apa yang sedang terjadi. RESOLUSI KONFLIK PENERIMAAN
  • 35. HUBUNGAN ORANGTUA-ANAK (PETERSEN & BUSH, 2012): • Sepanjang masa kanak-kanak, hubungan orangtua anak bersifat kompleks, beragam, dan fleksibel dan tergantung pada pengaruh ekologi sosial dan dinamika internal yang terjadi. • Comprehensive models of parent–child relationships – untuk ke depan – penelitian sebaiknya menganalisis variabel dari lingkungan ekologi keluarga- misalnya tetangga dan masyarakat sekitar, keragaman struktur keluarga seperti pendapatan, komposisi keluarga, perceraian, kehadiran orangtua tiri, dll. Termasuk juga proses interaksi (misal gaya pengasuhan dan praktek pengasuhan) dalam konteks mikro system orangtua-anak.
  • 36. Department of Family and Consumer Sciences (IKK) BuildingHuman Capital for Better Lives http://ikk.fema.ipb.ac.id TERIMA KASIH dwihastuti@apps.ipb.ac.id
  • 37. Building Human Capital for Better Lives TUGAS PB 10 – IKK 704 : • Carilah kasus 2 keluarga (utuh dan cerai, atau orangtua lengkap dan orangtua tunggal) untuk setiap mahasiswa • Wawancarai keluarga ini, dan gunakan instrument PACHIQ untuk menilai interaksi orangtua dengan anak • Buatlah dalam bentuk laporan dengan format sebagai berikut : Pendahuluan, Hasil Wawancara dan penilaian PACHIQ, Pembahasan, Simpulan dan Saran, Daftar Pustaka. • Laporan diserahkan melalui link : course.ipb.ac.id paling lambat tanggal 9 Mei pukul 23.00 WIB.