1. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Tarakan, 28 April 2023
Praktisi :
Ir. Sabudi Prasetyo, S.T., M.M.
Kabid Pengairan dan Sumber Daya Air
DPUPR Kota Tarakan
Pelaksanaan Kelas Kolaborasi
Program Praktisi Mengajar
Tahun 2023
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Borneo Tarakan
Mata Kuliah :
Irigasi dan Bangunan Air (3 SKS)
Materi :
Bangunan Ukur : Alat Ukur Romijn
Pertemuan ke 12
2. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Pengertian Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian. Sehingga pada prinsipnya irigasi merupakan upaya manusia
untuk mengambil air dari sumber air, mengalirkannya ke dalam saluran,
membagikan ke petak sawah, memberikan air pada tanaman, dan membuang
kelebihan air ke jaringan pembuang.
Fungsi irigasi yaitu untuk mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan
produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan
masyarakat, khususnya petani.
Sumber : Modul Pengenalan Sistem Irigasi (Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kemen PUPR)
3. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Jenis - Jenis Irigasi
1. Irigasi Permukaan
2. Irigasi Air Tanah
3. Jaringan Irigasi Pompa
4. Jaringan Irigasi Rawa
5. Jaringan Irigasi Tambak
4. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Komponen Fungsional Pokok dalam Jaringan Irigasi
1. Bangunan-bangunan utama (head works) dimana air diambil dari sumbernya,
umumnya sungai atau waduk,
2. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier,
3. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif,
air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung
didalam suatu sistem pembuangan didalam petak tersier,
4. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif,
air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung
didalam suatu sistem pembuangan didalam petak tersier,
5. Sistem pembuang berupa saluran dan bangunan bertujuan untuk membuang
kelebihan air dari sawah ke sungai atau saluran-saluran alamiah.
6. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bangunan Pelengkap
Mengingat air yang tersedia di alam sering tidak sesuai dengan
kebutuhan baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran
(saluran irigasi dan saluran drainase) dan bangunan pelengkap (misal :
Bendungan, bendung, pompa air, siphon, gorong – gorong, talang air
dan sebagainya) untuk membawa air dari sumbernya ke lokasi yang
akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar kecilnya air yang
diambil maupun yang diperlukan.
7. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bangunan Pelengkap
Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke bangunan utama :
1. Bangunan Pengukur debit dan muka air di sungai maupun di saluran.
2. Rumah untuk operasi pintu.
3. Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga operasional,
gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
4. Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah di
jangkau, atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
5. Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta
kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan bendung
atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran.
6. Bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang senyatanya perlu
dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga kehidupan biota tidak terganggu.
Pada lokasi diluar pertimbangan tersebut tidak diperlukan tangga ikan.
9. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Alat Ukur Romijn
Salah satu bangunan pelengkap untuk mengukur sekaligus mengatur
debit aliran air yang melalui saluran irigasi yaitu Pintu Romijn.
Penggunaan pintu Romijn banyak dipakai di Indonesia, biasanya
dipasang pada bangunan bagi, bangunan sadap maupun bangunan
bagi dan sadap.
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar
dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas
pintu sorong. Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.
(Sumber : Standar Perencanaan Irigasi - Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan KP-04
Tahun 2013)
10. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Kegunaan Alat Ukur Romijn
Kegunaan dari pintu Romijn adalah untuk
membagi air saluran induk ke saluran
sekunder atau membagi air dari saluran
sekunder ke saluran tersier. Pintu Romijn
berguna untuk mengukur serta mengatur
debit air.
11. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Tipe - Tipe Alat Ukur Romijn
Pintu Romijn memiliki dua buah daun
pintu yaitu pintu atas dan bawah. Ada
tiga bentuk mercu dari pintu Romijn
(Gambar 2-18) yaitu :
1. Bentuk mercu datar dan lingkaran
gabungan untuk peralihan penyempitan
hulu (Gambar 2-18.A)
2. Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan
lingkaran tunggal sebagai peralihan
penyempitan (Gambar 2-18.B)
3. Bentuk mercu datar dan lingkaran
tunggal sebagai peralihan penyempitan
(Gambar 2-18C)
12. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Penjelasan Tipe - Tipe Alat Ukur Romijn
1. Bentuk mercu datar/horisontal dan lingkaran gabungan (Gambar 2-18.A). Dipandang
dari segi hidrolis, ini merupakan perencanaan yang baik. Tetapi pembuatan kedua
lingkaran gabungan sulit, padahal tanpa lingkaran – lingkaran itu pengarahan diatas
mercu pintu bisa saja dilakukan tanpa pemisahan aliran.
2. Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan lingkaran tunggal (Gambar 2-18.B). Bagian
pengontrol tidak berada diatas mercu melainkan diatas tepi tajam hilirnya, dimana
garis – garis aliran benar – benar melengkung. Kerusakan terhadap tepi ini
menimbulkan perubahan pada debit alat ukur. Karena kemiringan 1:25 lebih rumit
pembuatannya dibandingkan dengan mercu datar maka penggunaan mercu dengan
kemiringan ini tidak dianjurkan.
3. Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal (Gambar 2-18C). Ini adalah kombinasi
yang bagus antara dimensi hidrolis yang benar dengan perencanaan konstruksi.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan bentuk mercu ini.
13. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Karakteristik Alat Ukur Romijn
• Alat ukur Romijn dibuat dengan mercu datar dan peralihan penyempitan sesuai
dengan Gambar 2.18.C, dengan kesalahan kurang dari 3%.
• Debit yang masuk dapat diukur dan diatur dengan satu bangunan
• Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler di bawah 33%
dari tinggi energi hulu dengan mercu sebagai acuannya yang relatif kecil.
• Karena alat ukur Romijn ini bisa disebut “berambang lebar”, maka sudah ada
teori hidrolika untuk merencanakan bangunan tersebut.
• Alat ukur Romijn dengan pintu bawah bisa dieksploitasi oleh orang yang tak
berwenang, yaitu melewatkan air lebih banyak dari yang di izinkan dengan cara
mengangkat pintu bawah lebih tinggi lagi
14. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
• Bangunan itu bisa mengukur dan
mengatur sekaligus
• Dapat membilas endapan sedimen
halus
• Kehilangan tinggi energi relatif
kecil
• Ketelitian baik
• Eksplotasi mudah
• Pembuatan rumit dan mahal
• Bangunan itu membutuhkan
muka air yang tinggi di saluran
• Biaya pemeliharaan bangunan
itu relatif mahal
• Bangunan itu dapat
disalahgunakan dengan jalan
membuka pintu bawah
• Bangunan itu peka terhadap
fluktuasi muka air di saluran
pengarah.
KELEBIHAN KEKURANGAN
15. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Penggunaan Alat Ukur Romijn
Alat ukur Romijn adalah bangunan pengukur dan pengatur serba bisa
yang dipakai di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Untuk ini
Tipe standar paling kecil dengan lebar 0,50 m adalah yang paling cocok.
Tetapi, alat ukur Romijn dapat juga dipakai sebagai bangunan sadap
sekunder dan intake pada saluran primer.
16. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Bentuk Hidrolis Pintu Romijn
Bangunan ukur tipe ini merupakan bendung bermercu lebar yang mempunyai sifat bahwa pada
ketinggian pengaliran sempurna terjadi keadaan aliran kritis di atas mercu yang mengalir mendatar
dengan ketinggian 2/3h di atas mercu, dimana h adalah tinggi muka air di hulu ambang. Alat ukur ini
dipasang tegak lurus aliran.
Alat ukur ini terdiri dari :
1. Dua plat baja atas dan bawah yang ditempatkan dalam sponning. Kedua plat ini sebagai batasan gerakan
ke atas dan kebawah.
2. Plat ambang yang dapat digerakan ke atas dan kebawah dan dihubungkan dengan stang pengangkat.
3. Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) diikatkan ke dasar dalam kedudukan dimana sisi atasnya
merupakan batas paling rendah dari gerakan ambang.
4. Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) dihubungkan dengan plat bawah di dalam sponning dan bertindak
sebagai batas atas dari gerakan ambang.
5. Dimensi tergantung pada perhitungan hidrolis dan tebal tembok sayap. Stabilitas pintu diperhitungkan
terhadap tekanan hidrostatis dan tekanan lumpur.
19. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Papan Duga
Untuk pengukuran debit secara sederhana ada tiga papan
duga yang dipasang yaitu :
• Skala papan duga muka air di saluran
• Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan
• Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu Romijn
20. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Foto Papan Duga
• Skala papan duga muka air di saluran • Skala sentimeter yang dipasang pada
kerangka bangunan
Sumber Foto : https://isubogor.pikiran-rakyat.com/bogorian/pr-451065621/puncak-dan-kota-
bogor-terus-diguyur-hujan-tinggi-air-katulampa-siaga-4
Sumber Foto : https://www.scribd.com/doc/256643187/materi-docx
21. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Perencanaan Hidrolis
Dilihat dari segi hidrolis,
pintu Romijn dengan
mercu horizontal dan
peralihan penyempitan
lingkaran tunggal adalah
serupa dengan alat ukur
ambang lebar sehingga
untuk kedua bangunan
tersebut persamaan
antara tinggi dan debitnya
adalah :
23. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Dimensi dan Debit Standar
Lebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0,50m,
0,75m, 1,00m, 1,25m dan 1,50m untuk harga – harga
lebar standar ini semua pintu, kecuali satu tipe,
mempunyai panjang standar mercu 0,50 untuk mercu
horisontal dan jari-jari 0,10 m untuk meja berujung bulat.
26. www.ubt.ac.id
www.ubt.ac.id
Contoh Soal :
Suatu saluran Primer akan dipasang pintu Romijn dengan syarat
teknis sbb.:
Untuk 1 pintu : Lebar pintu (b) = 1,5 m
Debit maks didapat (Qmax) = 1,23488 m3/det
Tinggi muka air diatas ambang (Hmax) = 0,5 m
Hitung : Kebutuhan pintu yang optimal?
Penyelesaian : (lihat papan tulis)