Makalah ini membahas tentang ancaman irigasi, termasuk jaringan irigasi dan saluran irigasi. Jaringan irigasi terdiri dari jaringan utama dan tersier, sedangkan saluran irigasi terbagi menjadi saluran primer, sekunder, dan tersier. Makalah ini juga menjelaskan tentang petak-petak irigasi dan jenis-jenis saluran pembuang air."
2. 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG .........................................................................................2
1.2 TUJUAN ..............................................................................................................2
BAB II JARINGAN IRIGASI DAN SALURAN IRIGASI......................................3
2.1 JARINGAN IRIGASI..........................................................................................3
2.3 SALURAN IRIGASI ...........................................................................................7
3. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa
dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan
tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak
sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang
mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air.
Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan
irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat
persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain
dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai
kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahuai jaringan irigasi dan saluran irigasi.
4. 3
BAB II
JARINGAN IRIGASI DAN SALURAN IRIGASI
2.1 JARINGAN IRIGASI
Jaringan ingasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan
utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan
saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang
berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu
jarigan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi.
2.1.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi
Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan
ingasi dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu
a. Juningan ingasi sederhana
h. Jaringan irigasi semi teknis
c. Jannga irigasi teknis
Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi
5. 4
1. Jaringan Irigasi Teknis
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.
Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur Disamping
itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan
pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk
memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu
organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak
kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.
a. Petak Tersier
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan
sadap (off take) tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran
tersier. Ini juga menentukan ukuran petak tersier. Petak yang kelewat besar akan
mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien, sebaiknya bentuk petak tersier
6. 5
bujur sangkar atau segi empat untuk mempermudah pengaturan tata letak dan
memungkinkan pembagian air secara efisien. Di daerah-daerah yang ditanami padi
luas petak tersier idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat
ditolelir sampai seluas 150 haldisesuaikan dengan kondisi topografi.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing-masing seluas
kurang lebih 8-15 ha. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan
saluran sekunder atau saluran primer. Petak tersier harus mempunyai batas-batas
yang jelas seperti misalnya parit, jalan, batas desa dan batas perubahan bentuk
medan (terrain fault).
b. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani
oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan
bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada
urnumnya berupa tanda topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luus netak
sukunder dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi topografi daerah yang
bersangkutan. Saluran sekunder pada umumnya terletak pada punggung mengairi
daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut sampai saluran drainase yang
membatasinya. Saluran sekunder juga dapat direncanakan sebagai saluran garis
tinggi yang mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.
c. Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil langsung
air dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang
mengambil air langsung dari bangunan penyadap. Daerah di sepanjang saluran
primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dari
saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati sepanjang garis tinggi daerah
saluran primer yang berdekatan harus dilayani langsung dari saluran primer.
7. 6
2. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen
ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan
bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa
bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu
mengatur dan mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan
baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit.
3. Jaringan Irigasi Sederhana
Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu
kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam
mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya
melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga
mudah untuk mengalirkan dan membagi air. Jaringan irigasi sederhana mudah
8. 7
diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari latar belakang sosial yang
sama.
Adapun kelemahan dari jaringan irigasi sederhana, yaitu:
1. Terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang
2. Air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang
3.lebih subur. Bangunan penyadap bertahan lama bersifat sementara, sehingga
tidak mampu bertahan lama.
2.2 SALURAN IRIGASI
Berdasarkan saluran yang terdapat pada jaringan irigasi yaitu:
1. Jaringan irigasi utama
a. Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke petak-
petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi
yang terakhir, seperti pada gambar dibawah ini.
9. 8
b. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang
dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada
bangunan sadap terakhir.
c. Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang
memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer. d. Saluran muka
tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang terletak di
seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk dalam wewenang dinas irigasi dan
oleh sebab itu pemeliharaannya menjadi tanggung jawabnya.
2. Jaringan saluran irigasi tersier.
a. Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersiendi jaringan utama ke
dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi
kuarter yang terakhir
b. Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap
tersier atau parit sawah ke sawah-sawah.
c. Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang itu
memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani setempat
pula, karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak. sehingga akses
petani dari dan ke sawah menjadi terhambat, terutama untuk petak sawah yang
paling ujung
10. 9
d. Pembangunan sanggar tani sebagai sarana untuk diskusi antar petani sehingga
partisipasi petani lebih meningkat, dan pembangunannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi petani setempat serta diharapkan letaknya dapat mewakili
wilayah P3A atau GP3A setempat.
3. Garis Sempadan Saluran Dalam rangka pengamanan saluran dan bangunan maka
perlu ditetapkan garis sempadan saluran dan bangunan irigasi yang jauhnya ditentukan
dalam peraturan perundangan sempadan saluran.
Berdasarkan saluran pembuangnya, terbagi menjadi beberapa jaringan, yaitu:
1. Jaringan saluran pembuang tersier
Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier. menampung
air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran
pembuang tersier.
Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik
dari pembuang kuarter maupun dari sawah- sawah. Air tersebut dibuang ke
dalam jaringan nembuang sekunder.
2. Jaringan saluran pembuang utama
Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang
tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke
jaringan pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi.
Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang
sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran
pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai, anak
sungai atau ke laut