3. Alat Ukur Romijn
Pintu Romijn adalah pintu dengan konstruksi daun pintu ganda, daun
pintu atas dengan pelat meja ukur sebagai pengukur debit aliran
diatasnya, sedang daun pintu bawah dipergunakan untuk menggelontor
saluran yang dipasangi pintu tersebut.
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan
untuk mengatur dan mengukur debit. Agar dapat bergerak, mercunya
dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong. Alat sering
digunakan sebagai bangunan sadap tersier tetapi dapat juga dipakai
sebagai bangunan sadap sekunder.
Romijn sama dengan ambang lebar, perbedaannya hanya pada meja
ambang yang dapat digerakkan naik turun. Kegunaan meja ini untuk
mengatur debit.
Direktorat Irigasi memandang perlu tetap mempertahankan daun pintu
bawah untuk penggelontoran dalam perencanaan standar.
4.
5.
6.
7. Alat Ukur Romijn
Perencanaan hidrolis
Persamaaan debit untuk pintu Romijn dengan mercu datar dan lingkar tunggal
sebagai peralihan penyempitan adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar yang
telah dibicarakan sebelumnya.
dimana :
Q= debit, m3/dt
Cd = koefisien debit = 0,93 + 0,10 H1/L, untuk 0,1<H1/L<1,0
H1 = h1 + v1
2/2g , adalah tinggi energi hulu, m
L = panjang meja horisontal, m
Cv = koefisien kecepatan datang
g= percepatan gravitasi, m/dt2
bc= lebar meja, m
h1= kedalaman air hulu di atas meja, m
5
,
1
1
3
2
3
2 h
b
g
C
C
Q c
v
d
8.
9.
10.
11.
12. Romijn
Pintu Romijn di Bendung
Lomaya dan Pilohayanga
terletak di Kecamatan Tapa
Kabupaten Bone Bolango
Provinsi Gorontalo
nidya
19. Beberapa masalah yg ditemuan pada
pintu Romijn
Kemacetan pintu atas dan bawah dalam sponing dan tekuk pada bagian penumpu roda
gigi.
Kemacetan disebabkan karena kelonggaran dalam sponing tidak cukup, untuk
menerima daun pintu.
Hal ini dalam usaha mengurangi kebocoran sampai tingkat minimum.Tekuk pada bagian
tegak pengangkat pintu, karena dibuat terlalu ramping, juga merupakan penyebab
kemacetan pintu.
Tekuk pada bagian penumpu roda gigi adalah akibat langsung dari kemacetan pintu.
Pintu Romijn dikonstruksi daun pintu ganda mempunyai masalah kebocoran apabila
pintu dalam keadaan tertutup dan terdapat kelonggaran cukup.
Pada perencanaan pintu Romijn standar masalah kebocoran diatasi dengan
mempergunakan perapat karet. Tetapi bagian perapat karet harus dijamin dengan
pemeliharaan yang teratur.
20. Bangunan Sadap Sekunder
Bangunan sadap sekunder memberi air ke saluran sekunder dan
melayani lebih dari satu petak tersier.
Kapasitas bangunan (Q) > 0,250 m3/dt.
Bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan sadap sekunder:
- Alat ukur Romijn
- Alat ukur Crump-de Gruyter
- Pintu aliran bawah dengan alat ukur ambang lebar
- Pintu aliran bawah dengan alat ukur Flume
nidya
30. Tipe bangunan tergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan
diberi air serta besarnya kehilangan tinggi energi yang diijinkan.
Untuk debit-debit yang lebih besar, harus dipilih pintu sorong yang
dilengkapi dengan alat ukur yang terpisah, yakni alat ukur ambang
lebar.
Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka
digunakan alat ukur Crump-de Gruyter. Bangunan ini dapat
direncana dengan pintu tunggal atau banyak pintu dengan debit ±
0,9 m3/dt setiap pintu.
nidya
Karakteritik pemilihan jenis alat ukur dan
pintu pengatur