SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
Irigasi dan Bangunan Air
Minggu 9
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
Irigasi dan Bangunan Air
Pengertian Irigasi Bangunan Air
Jaringan Irigasi Bangunan Utama
Bangunan Irigasi
Skema Irigasi
Nomenklatur
Kebutuhan Air
Petak Irigasi
Irigasi:
berasal dari istilah Irrigatie (Bahasa Belanda) atau Irrigation (Bahasa Inggris) yang
diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari
sumbernya guna keperluan pertanian mengalirkan dan membagikan air secara
teratur, setelah digunakan dapat pula dibuang kembali melalui saluran pembuang.
Maksud Irigasi:
yaitu untuk memenuhi kebutuhan air (water supply) untuk keperluan pertanian,
meliputi pembasahan tanah, perabukan/pemupukan, pengatur suhu
tanah, menghindarkan gangguan hama dalam tanah, dsb.
Review Tentang Irigasi
(Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01)
Irigasi Sederhana
Irigasi Semi Teknis
Irigasi Teknis
Pengatur
Pengukur
Jaringan Irigasi
Intake
Pelimpah
Samping
Bangunan Ukur
(flume)
Bangunan Terjun
Boks
Intake Chek
Structure
Kegiatan Irigasi Teknis
1. mengambil air dari sumber,
2. mengalirkannya ke dalam
saluran,
3. membagikan ke petak
sawah,
4. memberikan air pada
tanaman, dan
5. membuang kelebihan air ke
jaringan pembuang.
Standardisasi Irigasi di Indonesia hanya meninjau Irigasi Teknis. Mengacu pada
KP-01 (Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi), dalam suatu jaringan Irigasi
terdapat empat unsur fungsional Jaringan Irigasi, yaitu:
1. Bangunan-bangunan Utama (Headworks) dimana air dari sumbernya
(umumnya sungai atau waduk) dielakkan ke saluran.
2. Jaringan pembawa irigasi berupa saluran-saluran (primer,
sekunder,tersier,kwarter) yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier.
3. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan
kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan
air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier.
4. Sistem pembuang yang terdapat diluar daerah irigasi untuk membuang
kelebihan air irigasi ke sungai atau saluran-saluran alamiah sekitar.
Pendahuluan
Batas Daerah Layanan
Klasifikasi Jaringan Irigasi
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Boks Tersier
Boks Kuater
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Blok Tersier
Petak Tersier
JARINGAN UTAMA
Petak Tersier max 150 Ha
Petak Kuarter 10 – 15 Ha
Bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau
aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan
saluran, agar dipakai untuk keperluan irigasi, terdiri dari:
- Bangunan pengelak dengan peredam energi
- Pengambilan utama
- Pintu Bilas
- Kolam olak
- Kantong lumpur (bila perlu)
- Tanggul Banjir
- Bangunan pelengkap lainnya
Bangunan Utama
Dalam perencanaan jaringan irigasi teknis, setelah air diambil dari sumbernya, air
tersebut di bawa oleh saluran pembawa menuju petak-petak sawah yang di tuju.
Dalam perjalanan membawa air menuju petak, dibutuhkan bangunan-bangunan
pendukung agar sistem irigasi teknis mampu berkinerja optimal.
Bangunan Irigasi
1). Bangunan Pengukur Debit
2). Bangunan Pengatur tinggi muka air
3). Bangunan bagi dan sadap
4). Bangunan pembawa
6). Bangunan lindung
7). Jalan dan jembatan
8). Bangunan – bangunan pelengkap
Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus diukur (dan diatur) pada
hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier. Berbagai
macam bangunan dan peralatan telah dikembangkan untuk maksud ini, seperti :
• Ambang Lebar
- Alat Ukur Drempel
- Alat Ukur Romijn
- Alat Ukur Vlugter
- Alat Ukur Parshall
• Ambang Tipis
- Alat Ukur Cipoletti
- Alat Ukur Thomson
- Alat Ukur Rechboch
Bangunan Pengukur Debit
Alat Ukur Ambang Lebar dengan Mulut Pemasukan yang
Dibulatkan
Alat Ukur Ambang Lebar dengan Pemasukan
Bermuka Datar dan Peralihan Penyempitan
Ambang Lebar
Ambang Lebar
Bangunan ukur ambang lebar dianjurkan karena bangunan itu kokoh dan mudah
dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah
disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Hubungan tunggal antara muka air hulu dan
debit mempermudah pembacaan debit secara langsung dari papan duga.
Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi empat
adalah :
Dimana :
Q = debit m3/dt
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0
H1 adalah tinggi energi hulu, m
L panjang mercu, m
Cv = Koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈9,81)
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m
Papan duga
Adalah mungkin untuk menandai papan duga dengan satuan liter/detik atau
meter kubik/detik, selain dengan skala sentimeter. Dalam hal ini tidak
diperlukan label debit.
Sebuah contoh jarak penandaan papan duga untuk pembacaan langsung
papan duga yang dipasang pada dinding, diberikan pada Tabel 2.3. Tabel
tersebut menggunakan Gambar II.7 sebagai bilangan pengali.
Kelebihan Alat Ukur Ambang Lebar
- Bentuk hidrolis luwes dan sederhana
- Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal
- Benda-benda hanyut dapat lewat dengan mudah
- Eksploitasi mudah
Kelemahan Alat Ukur Ambang Lebar
- Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur
- Hanya untuk aliran yang tidak tenggelam.
Penggunaan Alat Ukur Ambang Lebar
Alat ukur ambang lebar dan flum leher panjang adalah bangunan-bangunan pengukur
debit yang dipakai di saluran dimana kehilangan tinggi energi merupakan hal pokok
Saluran dengan data-data sebagai berikut:
• Q = 0,12 m3/dt
• I = 0,0004
• n = 0,02 (koefisien Manning)
• b = h
• m = 1:1 (kemiringan talud)
Pada saluran tersebut dipasang alat ukur ambang lebar. Alat ukur tersebut juga harus mampu
mengukur debit minimum pada saat musim kering sebesar 30% dari debit maksimum.
Rencanakan:
1. Dimensi alat ukur Drempel tersebut.
2. Cek kemampuan alat ukur tersebut untuk debit minimum.
3. Gambar alat ukur meliputi:
• Denah
• Potongan memanjang
• Potongan melintang (2 tempat)
Contoh Soal
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan
mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat
dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong Pintu ini dihubungkan dengan alat
pengangkat.
Sejak pengenalannya pada tahun 1932, pintu Romijn telah dibuat dengan tiga bentuk
mercu (Gambar II.8), yaitu:
a. bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan penyempitan hulu
(Gambar 2.8A)
b. bentuk mercu miring ke atas 1 : 25 dan lingkaran tunggal sebagai peralihan
penyempitan (Gambar 2.8B)
c. bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan (Gambar
2.8C).
Romijn
Dilihat dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horizontal dan peralihan
penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar
Dimana :
Q = debit m3/dt
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L,
L panjang mercu, m
Cv = Koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈9,81)
bc = lebar meja, m
h1 = kedalaman air hulu di atas meja
dengan
H1 = h1 + v1
2/2g
dimana :
H1 = tinggi energi diatas meja, m
v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt
Sketsa Isometris Alat Ukur Romijn Dimensi Alat Ukur Romijndengan Pintu Bawah
Lebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0,50; 0,75; 1,00; 1,25 dan 1,50 m untuk
harga-harga lebar standar berlaku semua pintu, kecuali satu tipe, mempunyai panjang
standar mercu 0,50 untuk mercu horisontal dan jari-jari 0,10 m untuk meja berunjung
bulat.
Satu pintu lagi ditambahkan agar sesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya
kurang dari 160 l/dt. Lebar pintu ini 0,50 m, tapi mercu horisontalnya 0,33 m dan jari-
jari 0,07 m untuk ujung meja. Harga-harga besaran debit yang dianjurkan untuk standar
alat ukur Romijn diberikan pada Tabel 2-6.

More Related Content

What's hot

Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalamnoussevarenna
 
DRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptxDRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptxHafidzMhdk
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
bukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfbukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfKevinKharisma
 
Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009samudra.gs
 
sistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisahsistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisahEqi Arzaqi
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur BajaTianPs27
 

What's hot (20)

Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 
DRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptxDRAINASE JEMBATAN.pptx
DRAINASE JEMBATAN.pptx
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
Diktat b-air
Diktat b-airDiktat b-air
Diktat b-air
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
geser langsung
geser langsunggeser langsung
geser langsung
 
Spt test report
Spt test reportSpt test report
Spt test report
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Tendon dan angkur
Tendon dan angkurTendon dan angkur
Tendon dan angkur
 
bukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfbukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdf
 
Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009
 
sistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisahsistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisah
 
Dam design
Dam designDam design
Dam design
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur Baja
 

Similar to Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf

Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfAswar Amiruddin
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxbagus223923
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
BAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docx
BAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docxBAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docx
BAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docxMildAriesRusliLawas
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfAswar Amiruddin
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasiRizal Fahmi
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfAswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfAswar Amiruddin
 
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasiAndrew Hutabarat
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedMaman Suryaman
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluapVian Andreas
 

Similar to Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf (20)

Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdfMATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
 
BAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docx
BAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docxBAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docx
BAB 3 Pendekatan dan Metodologi.docx
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
 
Hidrolika dua
Hidrolika duaHidrolika dua
Hidrolika dua
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
 
0 buku-4
0 buku-40 buku-4
0 buku-4
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
 
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 

More from Aswar Amiruddin

Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfAswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfAswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfIrigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfAswar Amiruddin
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxAswar Amiruddin
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarAswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Aswar Amiruddin
 
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya AirPengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya AirAswar Amiruddin
 

More from Aswar Amiruddin (20)

Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfIrigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
 
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdfMATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
Psda 5
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6Rekayasa hidrologi pertemuan 6
Rekayasa hidrologi pertemuan 6
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya AirPengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Sumber Daya Air
 
Kebutuhan Air
Kebutuhan AirKebutuhan Air
Kebutuhan Air
 

Recently uploaded

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf

  • 1. Irigasi dan Bangunan Air Minggu 9 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
  • 2. Irigasi dan Bangunan Air Pengertian Irigasi Bangunan Air Jaringan Irigasi Bangunan Utama Bangunan Irigasi Skema Irigasi Nomenklatur Kebutuhan Air Petak Irigasi
  • 3. Irigasi: berasal dari istilah Irrigatie (Bahasa Belanda) atau Irrigation (Bahasa Inggris) yang diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian mengalirkan dan membagikan air secara teratur, setelah digunakan dapat pula dibuang kembali melalui saluran pembuang. Maksud Irigasi: yaitu untuk memenuhi kebutuhan air (water supply) untuk keperluan pertanian, meliputi pembasahan tanah, perabukan/pemupukan, pengatur suhu tanah, menghindarkan gangguan hama dalam tanah, dsb. Review Tentang Irigasi
  • 4. (Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01) Irigasi Sederhana
  • 8. Intake Pelimpah Samping Bangunan Ukur (flume) Bangunan Terjun Boks Intake Chek Structure Kegiatan Irigasi Teknis 1. mengambil air dari sumber, 2. mengalirkannya ke dalam saluran, 3. membagikan ke petak sawah, 4. memberikan air pada tanaman, dan 5. membuang kelebihan air ke jaringan pembuang.
  • 9.
  • 10.
  • 11. Standardisasi Irigasi di Indonesia hanya meninjau Irigasi Teknis. Mengacu pada KP-01 (Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi), dalam suatu jaringan Irigasi terdapat empat unsur fungsional Jaringan Irigasi, yaitu: 1. Bangunan-bangunan Utama (Headworks) dimana air dari sumbernya (umumnya sungai atau waduk) dielakkan ke saluran. 2. Jaringan pembawa irigasi berupa saluran-saluran (primer, sekunder,tersier,kwarter) yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier. 3. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier. 4. Sistem pembuang yang terdapat diluar daerah irigasi untuk membuang kelebihan air irigasi ke sungai atau saluran-saluran alamiah sekitar. Pendahuluan
  • 12. Batas Daerah Layanan Klasifikasi Jaringan Irigasi LEGENDA Sungai Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Bangunan Bagi Bangunan Sadap Boks Tersier Boks Kuater Daerah Irigasi Petak Tersier Blok Tersier Petak Tersier JARINGAN UTAMA Petak Tersier max 150 Ha Petak Kuarter 10 – 15 Ha
  • 13. Bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan saluran, agar dipakai untuk keperluan irigasi, terdiri dari: - Bangunan pengelak dengan peredam energi - Pengambilan utama - Pintu Bilas - Kolam olak - Kantong lumpur (bila perlu) - Tanggul Banjir - Bangunan pelengkap lainnya Bangunan Utama
  • 14. Dalam perencanaan jaringan irigasi teknis, setelah air diambil dari sumbernya, air tersebut di bawa oleh saluran pembawa menuju petak-petak sawah yang di tuju. Dalam perjalanan membawa air menuju petak, dibutuhkan bangunan-bangunan pendukung agar sistem irigasi teknis mampu berkinerja optimal. Bangunan Irigasi 1). Bangunan Pengukur Debit 2). Bangunan Pengatur tinggi muka air 3). Bangunan bagi dan sadap 4). Bangunan pembawa 6). Bangunan lindung 7). Jalan dan jembatan 8). Bangunan – bangunan pelengkap
  • 15. Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus diukur (dan diatur) pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier. Berbagai macam bangunan dan peralatan telah dikembangkan untuk maksud ini, seperti : • Ambang Lebar - Alat Ukur Drempel - Alat Ukur Romijn - Alat Ukur Vlugter - Alat Ukur Parshall • Ambang Tipis - Alat Ukur Cipoletti - Alat Ukur Thomson - Alat Ukur Rechboch Bangunan Pengukur Debit
  • 16.
  • 17. Alat Ukur Ambang Lebar dengan Mulut Pemasukan yang Dibulatkan Alat Ukur Ambang Lebar dengan Pemasukan Bermuka Datar dan Peralihan Penyempitan Ambang Lebar
  • 18.
  • 19.
  • 20. Ambang Lebar Bangunan ukur ambang lebar dianjurkan karena bangunan itu kokoh dan mudah dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit mempermudah pembacaan debit secara langsung dari papan duga. Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi empat adalah : Dimana : Q = debit m3/dt Cd = koefisien debit Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0 H1 adalah tinggi energi hulu, m L panjang mercu, m Cv = Koefisien kecepatan datang g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈9,81) bc = lebar mercu, m h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m
  • 21.
  • 22. Papan duga Adalah mungkin untuk menandai papan duga dengan satuan liter/detik atau meter kubik/detik, selain dengan skala sentimeter. Dalam hal ini tidak diperlukan label debit. Sebuah contoh jarak penandaan papan duga untuk pembacaan langsung papan duga yang dipasang pada dinding, diberikan pada Tabel 2.3. Tabel tersebut menggunakan Gambar II.7 sebagai bilangan pengali.
  • 23.
  • 24. Kelebihan Alat Ukur Ambang Lebar - Bentuk hidrolis luwes dan sederhana - Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal - Benda-benda hanyut dapat lewat dengan mudah - Eksploitasi mudah Kelemahan Alat Ukur Ambang Lebar - Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur - Hanya untuk aliran yang tidak tenggelam. Penggunaan Alat Ukur Ambang Lebar Alat ukur ambang lebar dan flum leher panjang adalah bangunan-bangunan pengukur debit yang dipakai di saluran dimana kehilangan tinggi energi merupakan hal pokok
  • 25. Saluran dengan data-data sebagai berikut: • Q = 0,12 m3/dt • I = 0,0004 • n = 0,02 (koefisien Manning) • b = h • m = 1:1 (kemiringan talud) Pada saluran tersebut dipasang alat ukur ambang lebar. Alat ukur tersebut juga harus mampu mengukur debit minimum pada saat musim kering sebesar 30% dari debit maksimum. Rencanakan: 1. Dimensi alat ukur Drempel tersebut. 2. Cek kemampuan alat ukur tersebut untuk debit minimum. 3. Gambar alat ukur meliputi: • Denah • Potongan memanjang • Potongan melintang (2 tempat) Contoh Soal
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat. Sejak pengenalannya pada tahun 1932, pintu Romijn telah dibuat dengan tiga bentuk mercu (Gambar II.8), yaitu: a. bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan penyempitan hulu (Gambar 2.8A) b. bentuk mercu miring ke atas 1 : 25 dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan (Gambar 2.8B) c. bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan (Gambar 2.8C). Romijn
  • 33. Dilihat dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horizontal dan peralihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar Dimana : Q = debit m3/dt Cd = koefisien debit Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, L panjang mercu, m Cv = Koefisien kecepatan datang g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈9,81) bc = lebar meja, m h1 = kedalaman air hulu di atas meja dengan H1 = h1 + v1 2/2g dimana : H1 = tinggi energi diatas meja, m v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt
  • 34. Sketsa Isometris Alat Ukur Romijn Dimensi Alat Ukur Romijndengan Pintu Bawah
  • 35. Lebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0,50; 0,75; 1,00; 1,25 dan 1,50 m untuk harga-harga lebar standar berlaku semua pintu, kecuali satu tipe, mempunyai panjang standar mercu 0,50 untuk mercu horisontal dan jari-jari 0,10 m untuk meja berunjung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agar sesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt. Lebar pintu ini 0,50 m, tapi mercu horisontalnya 0,33 m dan jari- jari 0,07 m untuk ujung meja. Harga-harga besaran debit yang dianjurkan untuk standar alat ukur Romijn diberikan pada Tabel 2-6.