3. Konsep Layanan Tes HIV
• Menempatkan HIV sama seperti penyakit lainnya
• Terkait dengan karakter penyakit HIV
• Perlu menjawab beberapa pertanyaan yaitu
• Bagaimana cara menemukan kasus
• Bagaimana kasus yang ditemukan dapat diobati dan ditindaklanjuti
dengan membangun jejaring kerja internal maupun eksternal
• Bagaimana membangun layanan yang dapat diakses oleh populasi kunci dan
tidak memberikan ketakutan dan stigma.
• Sistem promosi agar masyarakat tahu jika tersedia layanan diagnosis dan
pengobatan HIV serta dapat diakses
• Dibangun secara terintegrasi dengan sistem layanan yang ada
4. LAYANAN TES
HIV Digunakan untuk memperbarui istilah
“KONSELING dan TES HIV”
Mencakup layanan tes HIV yang lengkap,
yaitu tes atas inisiasi petugas, jejaring
dengan layanan perawatan, hasil tes yang
benar, konseling, jaminan kualitas, dll.
TES HIV “dimintakan secara rutin”
(menggantikan “ditawarkan”)
4/7/2023 4
ORIENTASI TEST AND TREAT
5. PENDEKATAN LAYANAN TES HIV
Populasi kunci dan khusus
Klien – Konselor
Inisiatif: Klien
Perilaku berisiko
Komunitas
Konseling pra-tes …
“option-in”
Persetujuan tertulis
Tujuan: Pencegahan & terapi dini
KTS Gejala dan tanda penyakit
Pasien – Petugas Kesehatan
Inisiatif: Petugas Kesehatan
Tanda dan gejala klinis
Fasyankes
Informasi pra-tes …
“option-out”
Penolakan tertulis
Tujuan: Diagnosa dan Terapi
TIPK
4/7/2023 5
ORIENTASI TEST AND TREAT
8. PRINSIP Tes HIV
1. Consent (persetujuan pasien)
2. Confidentiality (konfidensialitas)
3. Counseling (konseling)
4. Correct test result (hasil tes yang sahih)
5. Connect to care, prevention and treatment services
(dihubungkan dengan layanan Pengobatan Dukungan dan
Perawatan serta pencegahan)
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 8
9. Pengertian 5 C - (1)
• Cukup informasi singkat alasan di tes HIV
• Cukup verbal dan tidak perlu tanda tangan
• Definisi usia pada anak- mempertimbangkan banyak anak remaja sudah tertular dan
tidak mau diketahui orang tua/keluarga – pada anak usia < 18 thn siapa yang jadi
wali jika tidak ada ortu atau jauh dari keluarga
Consent
• Status HIV akan dibuka kepada sesama nakes untuk kepentingan perawatan dan
pengobatan
• Pembukaan status HIV kepada pasangan dengan atau tanpa persetujuan dari
penderita
• Perlu evaluasi kemungkinan terjadinya kekerasan fisik – cara?
Confidentiality
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 9
12. Pengertian
5 C – (2)
• Tidak perlu melakukan evaluasi detail risk
assessment dan “konseling”
• Pasca tes HIV ditekankan pada menjelaskan arti
tes dan rencana kerja pengobatan
• Dilakukan oleh nakes – tidak tergantung konselor
Counselling
• Perlunya PMI dan PME
Correct test result
• Memastikan bahwa semua hasil tes positive
wajib mendapatkan akses pengobatan ARV
Connect to care
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 12
15. • Triase – bentuk pencarian kasus yg dilakukan oleh unit
layanan kesehatan
• Skrining R1 oleh petugas kesehatan
• Hasil reaktif perlu dirujuk ke sarana yg mampu menegakkan
diagnosis dan memberikan pengobatan ARV
TRIASE
16. Skrining dengan 1 rapid tes
di fasyankes/komunitas
A0 Reaktif A0 Non Rekatif ;
Nyatakan sebagai
negatif
Rujuk Ke Fasyankes
untuk kepastian
diagnosis
ALUR TRIASE
17. Contoh
komunikasi
untuk hasil tes
A0: Reaktif
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 17
“Hasil tes Ibu
menunjukkan
bahwa ibu perlu
dirujuk ke
Puskesmas
untuk tindak
lanjut.
Bawalah surat
rujukan ini,
berikan kepada
petugas di klinik
tersebut.
Bagaimana,
Bu...apakah ada
pertanyaan
lain?”
18. ALUR TIPK
Meminta TES
HIV
-
Rawat Inap
Rawat Jalan :
Klinik IMS/Reproduksi
Klinik KIA/KB
Klinik DOTS
Klinik Umum Dewasa/Anak
Klinik Spesialistik
Informasi Pre
Tes
Tidak Setuju Tes
(Tanda tangan
Surat
Penolakan)
Berikan Layanan
sesuai
kebutuhan psn
Setuju Tes
(Persetujuan
Verbal)
Tes HIV
Menyampaikan hasil Tes
HIV / Konseling Paska Tes
4/7/2023 18
PROSES TIPK
ORIENTASI TEST AND TREAT
19. 1. INFORMASI PRA-TES
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 19
Risiko penularan penyakit-
penyakit tertentu, seperti
TBC, malaria, hepatitis HIV
dan sifilis , dari ibu kepada
bayinya selama kehamilan,
saat persalinan dan masa
menyusui.
Keuntungan diagnosis dini
penyakit -penyakit tersebut
atau penyakit lainnya seperti
hipertensi, penyakit jantung,
penyakit ginjal pada
kehamilan bagi ibu dan bayi
yang akan dilahirkan. .
Layanan yang tersedia dan
pengobatan bagi pasien yang
hasil tesnya positif,.
Informasi bahwa hasil tes akan
diperlakukan secara konfidensial;
dan tidak akan diungkapkan tanpa
seijin pasien kepada orang lain
selain petugas kesehatan yang
terkait langsung dengan perawatan
pasien.
Pasien mempunyai hak untuk
menolak menjalani tes
laboratorium rutin. Tes akan
dilakukan sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku, kecuali
pasien menggunakan hak tolaknya
tersebut. Bila menolak, pasien
perlu membuat pernyataan tertulis.
Penolakan untuk menjalani
pemeriksaan laboratorium,
tidak akan mempengaruhi
layanan selanjutnya bagi
klien/ibu hamil.
Kesempatan diberikan
kepada pasien untuk
mengajukan pertanyaan
kepada petugas kesehatan.
20. Contoh komunikasi untuk meminta tes HIV, sifilis dan
hepatitis kepada ibu hamil
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 20
22. Pasien Menolak
Tes HIV
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 22
Pasien ragu karena Ia hanya
berhubungan seks dengan
suaminya saja.
• Ingatkan bahwa satu-satunya cara
untuk memastikannya adalah
dengan melakukan tes HIV, agar
nanti tatalaksana pasien dan bayi
lebih sesuai.
Pasien khawatir status
HIVnya dapat diketahui oleh
orang lain.
• Jelaskan tentang prinsip
konfidensialitas dalam menangani
data pasien yang berlaku untuk
semua penyakit.
Pasien butuh persetujuan
suami untuk melakukan tes.
• Buat jadwal ulang untuk seluruh
pemeriksaan, tawarkan untuk
membantu berbicara dengan suami
pasien jika dibutuhkan.
Pasien khawatir ada
kekerasan dalam rumah
tangga jika Ia melakukan tes
HIV.
• Rujuk ke konselor KTS yang lebih
berpengalaman.
24. Peraturan yang ada saat ini
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
15 TAHUN 2015 – 25 Maret 2015 SE HK.02.02/I/1564/2018 – 10 Juli 2018
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 24
25. Strategi Tes Diagnosis HIV untuk usia ≥ 18 tahun
Lakukan Pemeriksaan R1
R1 (-) Non Reaktif
(LAPORKAN HIV
NEGATIF)
R1 (+) Reaktif
Lakukan Pemeriksaan
R2
R1 + R2 -
Ulangi R1
R1 –
(LAPORKAN HIV
NEGATIF)
R1 +
(LAPORKAN HIV
INKONKLUSIF,
pemeriksaan ulang 14
hari)
R1 + R2 +
Lakukan R3
R1+, R2+, R3+
(LAPORKAN
HIV POSITIF)
R1+, R2+, R3-
(LAPORKAN HIV
INKONKLUSIF,
pemeriksaan ulang 14
hari)
• R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1);
R2: Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
• R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
• Reagen HIV Rapid atau EIA
• Reagensia yang digunakan
• Nilai prediksi positif 99 %
• Sensitivitas 99%
• Spesifisitas 98%.
• Reagen 1 harus memiliki
sensitivitas tertinggi, diikuti
oleh Reagen kedua dan
ketiga dengan spesifisitas
tertinggi.
UPDATE
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 25
26. Penggunaan Dual Rapid Tes HIV & Sifilis
Lakukan Pemeriksaan R1
(HIV&TP)
HIV – TP –
Laporkan HIV Negatif dan
Syphilis Negatif
HIV- TP+
Laporkan HIV Negatif
dan Syphilis Positif
HIV+ TP-
Lanjut ke
R2 HIV
R2 HIV +
Lanjut ke R3
R1 HIV + TP-, R2 +, R3
Laporkan
HIV Positif &
Syphilis Negatif
R1 HIV+ TP-, R2 +, R3 -
Laporkan
HIV Inkonklusif
dan ulang
pemeriksaan 14
hari lagi
Laporkan
Syphilis Negatif
R2 HIV -
Ulangi R1
(HIV&TP)
R1 HIV + TP + atau
HIV + TP-
Laporkan
HIV inkonklusif
dan ulang
pemeriksaan 14 hari
lagi
TP – Laporkan Sifilis
Negatif
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
R1 HIV – TP –atau HIV – TP +
Laporkan HIV
Negatif
TP – Laporkan Sifilis
Negatif
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
HIV+ TP+
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
• R1 : Dual Rapid tes HIV
dan Sifilis
• R2 dan R3 : HIV Rapid
test atau EIA
• Ketika ada hasil yang
berbeda dan semua
hasil TP Reaktif harus
segera diobati sesuai
dengan pedoman
nasional sifilis.
• Ketika ada hasil yang
berbeda dan semua
hasil TP Non Reaktif
dilaporkan “Sifilis
Negatif”
Petunjuk Teknis Sentinel Surveilans Senitinel HIV, Sifilis, Hepatitis B pada Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2021
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 26
28. Definisi
• Skrining HIV berbasis komunitas adalah deteksi dini HIV yang dilakukan di luar fasyankes atau di
komunitas/masyarakat, misalnya saat melakukan penjangkauan, di LSM, di tempat kerja, di klub malam, atau
bar atau posyandu yang dilakukan oleh kader. Skrining berbasis komunitas dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan dan atau non-petugas kesehatan yang terlatih. Termasuk di dalam non-petugas kesehatan adalah
kader, petugas penjangkau dari LSM, pendidik sebaya, petugas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau
petugas di tempat kerja. Untuk selanjutnya, non-petugas kesehatan disebut sebagai pendamping.
• Skrining HIV Mandiri dapat ditawarkan pada klien, atau pasangannya, dengan cara melakukan sendiri dan
menginterpretasi hasilnya dalam situasi personal. Untuk konfirmasi hasil tetap harus dilakukan di layanan
kesehatan.
• Skrining HIV mandiri dapat dilakukan dengan atau tanpa pendampingan:
• Skrining HIV mandiri dengan pendampingan dilakukan oleh klien dengan disaksikan oleh pendamping. Pendamping
sebelumnya melakukan demo dan memberikan petunjuk cara melakukan skrining HIV mandiri dan interpretasi hasilnya.
Pendampingan ini dapat dilakukan secara tatap muka atau dengan cara daring (dalam jaringan/online) atau lewat panggilan
video.
• Skrining HIV Mandiri tanpa pendampingan yaitu skrining yang dilakukan tanpa adanya bantuan (langkah-langkah cara
melakukan skrining HIV mandiri dan interpretasi hasil) atau pemantauan dari pendamping.
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 28
29. Pertimbangan memilih OFT
• Tidak invasive, tidak ada darah yang dikeluarkan
• Tidak berbahaya, hanya melibatkan cairan air liur di
permukaan gusi dan bibir
• Dapat dilakukan secara mandiri dan mudah
• Penerimaan di berbagai negara cukup bagus
• Skrining berbasis komunitas dikembangkan menjadi bagian
dari tugas para penjangkau (outreach worker) dalam upaya
meningkatkan layanan pencegahan, tes dan pengobatan
HIV, perawatan dan dukungan lainnya
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 29
31. Tes untuk triage, termasuk self testing
Lakukan Self testing (R0)
R0 Reaktif (+)
Rujuk ke layanan kesehatan
untuk konfirmasi status HIV
R0 Non Reaktif (-)
HIV Negatif
rujuk ke layanan pencegahan
HIV Tes ulang bila tetap
berisiko HIV atau pajanan baru
• Tes HIV mandiri (self testing) adalah tes untuk triase
dan tidak memberikan diagnosis konfirmasi HIV-
positif
• Semua hasil tes HIV mandiri reaktif perlu diikuti
dengan tes lebih lanjut oleh layanan kesehatan
untuk untuk memastikan status HIV.
• Hasil tes HIV mandiri non reaktif, artinya HIV-
negatif, tanpa perlu dites ulang.
• Untuk hasil yang INVALID harus diulang dengan
reagensia yang baru.
• Tes HIV mandiri tidak dianjurkan untuk ODHIV yang
sudah ART, karena hasil tes HIV negatif palsu dapat
terjadi.
• Tes ulang pada hasil Negatif hanya untuk individu
yang berpotensi terpajanan HIV dalam 12 minggu
sebelumnya.
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 31
34. PASIEN
DENGAN HASIL
TES NEGATIF
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 34
Berikan kesempatan pada pasien untuk merasa lega atau
bereaksi positif yang lain.
Berikan konseling tentang pentingnya tetap negatif dengan cara
menggunakan kondom secara benar dan konsisten, atau perilaku
seksual yang lebih aman lainnya.
Buat rencana pengurangan perilaku berisiko bersama pasien
Terangkan kemungkinan bahwa pasien sedang dalam masa
jendela
Mengajak pasangan seksualnya untuk melakukan tes HIV melalui
KTS
35. Contoh
komunikasi hasil
tes HIV: Negatif
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 35
“Hasil tes HIV Ibu negatif.
Artinya: saat ini dalam darah
tidak terdapat virus HIV”
Jaga kehamilan Ibu dengan
baik, ibu bisa meminta tes
HIV lagi jika ibu merasa
berisiko.”
40. KONSELING PASCA TES
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 40
Konseling pasca-tes merupakan
bagian integral dari proses tes-HIV
Penjelasan tentang hasil tes,
termasuk penjelasan tentang
periode jendela
Informasi dasar tentang cara
mencegah terjadinya penularan HIV
Pemberian kondom laki-laki atau
perempuan
41. 4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 41
Berikan konseling pasca-tes dan dukungan
Tawarkan perawatan berkelanjutan dan
rencanakan kunjungan tindak lanjut
Berikan nasehat pentinganya melakukan perilaku
seks aman agar tidak menularkan kepada orang
lain dan terhindar dari IMS lain
Buat rencana pengurangan perilaku berisiko
bersama pasien
43. Konseling
Pencegahan Positif
(Positive Prevention)
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 43
• Mencegah penularan HIV
dari orang yang terinfeksi
HIV ke orang lain;
• Mencegah penularan
infeksi ulang HIV dan
infeksi lain (termasuk IMS)
pada orang yang terinfeksi
HIV;
• Meningkatkan kualitas
hidup orang yang terinfeksi
HIV.
Konseling
pencegahan
positif
merupakan
konseling
yang
dilakukan
pada orang
yang
terinfeksi
HIV dengan
maksud:
46. Early Infant Diagnosis (EID)
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 46
Diagnosis dini penting untuk
memberikan inisiasi terapi
ARV dini
1
Inisiasi terapi ARV dini
memberi prognosis klinis
lebih baik
2
47. Waktu Pemeriksaan
HIV task force, Indonesia Pediatric Society
6-8 minggu:
PCR HIV
4-6 bulan:
PCR HIV
18 bulan:
Antibodi HIV
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 47
49. ALUR DIAGNOSIS INFEKSI HIV PADA ANAK USIA <18
BULAN
Uji virologis tersedia
Usia 6-8 minggu
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 49
50. ALUR DIAGNOSIS INFEKSI HIV PADA ANAK USIA <18
BULAN
Uji virologis tidak tersedia
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 50
51. Diagnosis HIV
presumtif pada bayi
dan anak <18 bulan
bila uji virologi tidak
tersedia
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 51
Diagnosis presumtif infeksi HIV
ditegakkan apabila:
Pemeriksaan serologi HIV reaktif
(seropositif) DAN
Terdapat dua gejala dari:
Oral thrush
Pneumonia berat
Sepsis berat
ATAU
Penyakit yang merupakan indikator AIDS:
Pneumonia pneumosistis, meningitis
kriptokokus, gizi buruk, kandidosis esofageal,
sarkoma kaposi dan tuberkulosis ekstraparu
Petunjuk lain yang mendukung infeksi HIV
pada anak HIV seropositif, termasuk:
Kematian ibu terkait infeksi HIV
Penyakit pada ibu terkait HIV
CD4 <20%
52. Ringkasan
Bayi sehat dari Ibu HIV+
LAHIR
USIA 6
MINGGU
USIA 4-6
BULAN
USIA 18
BULAN
PROFILAKSIS ARV:
• AZT – SF
• AZT + NVP – ASI EKS
EID (PCR
DNA HIV) I
EID (PCR
DNA HIV) II
ANTIBODI
(KONFIRMA
SI)
PROFILAKSIS
KOTRIMOKSASOL
• Profilaksis ARV dihentikan, berikan
profilaksis kotrimoksasol
• Jika hasil PCR I atau II positif terapi
ARV (3 obat), konfirmasi ulang PCR
• Jika hasil PCR II negatif,
profilaksis kotrimoksasol
dihentikan
• Jika PCR tidak bisa dilakukan,
profilaksis kotrimoksasol
diteruskan, lakukan pemeriksaan
antibodi pada usia 9 bulan
USIA 9
BULAN
ANTIBODI
• Jika antibodi 9 bulan negatif:
bayi tidak terinfeksi (kecuali
masih ASI): stop kotrimoksasol
• Jika antibodi 9 bulan positif:
ulangi antibodi di 12-18 bulan
4/7/2023 ORIENTASI TEST AND TREAT 52