Dokumen tersebut membahas tentang Break Even Point (BEP) dan Net Present Value (NPV). BEP adalah kondisi dimana perusahaan tidak mengalami untung atau kerugian dan dicapai ketika modal sama dengan pendapatan. NPV adalah selisih antara arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan untuk menilai proyek. Kedua metode ini penting untuk menganalisis kelayakan suatu bisnis.
1, wira usaha, muhammad ariq habibi, hapzi a li, enterpreunership, ,universit...
14, wira usaha, muhammad ariq habibi, hapzi a li, enterpreunership, universitas mercubuana, 2018
1. i
KEWIRAUSAHAAN 1
FORUM & QUIZ MINGGU 14
Permodalan, Break Evnet Point (BEP) dan Net Present Value
(NPV)Dosen : Prof,Dr,Ir, Hapzi Ali,MM,CMA
Oleh :
MUHAMMAD ARIQ HABIBI
41817110081
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. ii
QUIZ :
Break Even Point adalah kondisi dimana perusahaan tidak mengalami untung dan tidak mengalami
kerugian. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mencapai titik break event point ialah
prusahaan yang telah memiliki kesetaraan antara modal yang dikeluarkan untuk proses produksi
dengan pendapatan produk yang dihasilkan.
Analisa BEP (Break Even Point)
Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan anggaran yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP,
perusahaan akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang akan diperoleh, serta
waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.
Note : semakin banyak barang yang diproduksi, semakin rendah nilai harga jual, dan semakin lama
proses mencapai BEP, namun semakin mudah untuk mengikat konsumen. Begitu pula sebaliknya,
semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin tinggi nilai jual barang, dan semakin cepat untuk
mencapai BEP.
Rumus analisa BEP :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Contoh perhitungan :
Seseorang dengan modal Rp 10.000.000 ingin melakukan bisnis usaha makanan martabak telor
dengan harga jual per unitnya ialah Rp 15.000. Besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp
10.000. Berapa buah kah martabak telor yang harus diproduksi dengan harga Rp. 15.000 untuk
mencapai titik BEP?
Jawab :
BEP = 10.000.000 / ( 15.000 - 10.000 )
BEP = 10.000.000 / 5.000
BEP = 2.000 buah
Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi
ialah sebanyak 2.000 buah.
Asumsi - asumsi dalam mengadakan BEP :
1. Harga jual produk harus tetap
2. Tidak menggunakan lebih dari satu jenis produk, apabila menggunakan lebih dari satu jenis
produk maka menggunakan perhitungan analisa BEP tersendiri
3. Produksi haruslah konstan
4. Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara realistik
3. iii
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat
ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut
Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah di diskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan
dilakukan.
Langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang
didiskontokan pada biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka
proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah
satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali
modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal
tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari
yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada
pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
–> Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
(1) Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
(2) Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek.
Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal
ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan
“termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
(3) Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan
dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang
disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan
unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
4. iv
Terima kasih
FORUM :
Break Even Point adalah kondisi dimana perusahaan tidak mengalami untung dan tidak mengalami
kerugian. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mencapai titik break event point ialah
prusahaan yang telah memiliki kesetaraan antara modal yang dikeluarkan untuk proses produksi
dengan pendapatan produk yang dihasilkan.
Analisa BEP (Break Even Point)
Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan anggaran yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP,
perusahaan akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang akan diperoleh, serta
waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.
Note : semakin banyak barang yang diproduksi, semakin rendah nilai harga jual, dan semakin lama
proses mencapai BEP, namun semakin mudah untuk mengikat konsumen. Begitu pula sebaliknya,
semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin tinggi nilai jual barang, dan semakin cepat untuk
mencapai BEP.
5. v
Rumus analisa BEP :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Contoh perhitungan :
Seseorang dengan modal Rp 10.000.000 ingin melakukan bisnis usaha makanan martabak telor
dengan harga jual per unitnya ialah Rp 15.000. Besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp
10.000. Berapa buah kah martabak telor yang harus diproduksi dengan harga Rp. 15.000 untuk
mencapai titik BEP?
Jawab :
BEP = 10.000.000 / ( 15.000 - 10.000 )
BEP = 10.000.000 / 5.000
BEP = 2.000 buah
Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi
ialah sebanyak 2.000 buah.
Asumsi - asumsi dalam mengadakan BEP :
1. Harga jual produk harus tetap
2. Tidak menggunakan lebih dari satu jenis produk, apabila menggunakan lebih dari satu jenis
produk maka menggunakan perhitungan analisa BEP tersendiri
3. Produksi haruslah konstan
4. Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara realistik
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat
ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut
Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah di diskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan
dilakukan.
6. vi
Langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang
didiskontokan pada biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka
proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah
satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali
modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal
tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari
yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada
pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
–> Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
(1) Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
(2) Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek.
Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal
ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan
“termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
(3) Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan
dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang
disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan
unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.