Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Rescaling Balance Scorecard digunakan sebagai model penilaian kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan mengidentifikasi kriteria keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator kinerja utama (key performance indicators) pada empat perspektif yaitu pelanggan, finansial, proses internal, dan inovasi & pembelajaran. Kemudian dilakukan pembobotan terhadap indikator-indikator
1. Moh. Mahsun, SE, M.Si, Ak. Rescaling Balance Scorecard sebagai Model Penilaian Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
2. MaknaAkuntabilitas AGENCY THEORY Kewajibanpihakpemegangamanah(agent)untukmemberikanpertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, danmengungkapkansegalaaktivitasdankegiatan yang menjaditanggungjawabnyakepadapihakpemberiamanah(principal) yang memilikihakdankewenanganuntukmemintapertanggungjawabantersebut.
3. SistemAkuntabilitasPublik SISTEM MONITORING KINERJA Kemajuanprestasiataukinerjaterhadappencapainvisi/misi yang telahditetapkandapatdiketahuidalamtahappelaksanaan program (on going program). Permasalahandankendaladapatsegeradiidentifikasidansolusiterbaikdapatsegeradiformulasikan.
4. Model Balanced Scorecard (BSC) Padaawalnya Model BSC memangditujukanuntukmemperluas area pengukurankinerjaorganisasi yang profit-oriented. Pendekataninimengukurkinerjaberdasarkanaspekfinansial(historical)dan non financial (future)secaraseimbang(balanced). Mengapa BSC: karenakendalautama SAKIP adalahfaktor SDM.
5. Adopsi Balance Scorecard dalamSistemAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah Mengadopsidanmengadaptasi BSC Model daridimensiorganisasi yang profit-oriented kedalamorganisasisektorpublik yang non profit. Ukuranfinansialbukanmerupakantujuanutamaorganisasi. UkuranPelanggan/Outcomejustrulebihlayakmenggantikanukuranfinansialdalampuncakhirarki model BSC
8. Syarat-syaratEfektifitas BSC Adadefinisi yang jelasatastujuanindividu, team, unit organisasi, danorganisasi. Memahamihubunganantaraproses internal yang bernilaitambahdengan outcome yang dihasilkan. Mengintegrasikan model pengukurankinerja BSC dalamsuatumanajemenstrategik, manajemenkinerja, dansistempenghargaanpegawai.
10. SAKIP Based Rescaling BSC -1 IdentifikasiEntitasPemerintahan (SKPD) mencakupstrategic planing(visi, misi, tujuan, sasaran, strategi), programming (program kerja)danbudgeting (anggaran). IdentifikasiCritical Success Factors (CSF) untuk SKPD berbasisRescaling BSC yang meliputioutcome, financial, proses internal daninovasi & pembelajaran. Berdasarkan CSF, dikajisecaramendalamindikatorkinerja SKPD yang dapatdianggapsebagaiindikatorkinerjautama (IKU) atauKey performance indicator (KPI).Prosesinimerupakanprosesderivasi CSF ke KPI atauproksidaricontructkevariable yang measurable. Instrumenpengukuranmemuatpernyataanataupernyataanmengacupada KPI. Instrumeninidisusundenganskalalikert yang akandisebarkankepadastakeholdersuntukdimintakantanggapan/jawaban.
11. SAKIP Based Rescaling BSC -2 Pembobotandilakukandenganmelihattingkatkepentinganataupriotitas yang diukurmelalui KPI. KPI yang memilikitingkatkepentingantinggi(urgent)padaentitasmendapatkanprioritas yang lebih. Adadua model pembobotan KPI yaitupembobotansecaralangsung(direct weighting)ataumenggunakananalytic hierarchy process (AHP). Penilaianmerupakanpengklasifikasiantingkatkinerja SKPD berdasarkan total skor yang diperoleh. Tingkat kinerja SKPD diklasifikasikandalamtigatingkatan, yaitusangatbaik (A), baik (B), dankurangbaik (C). Hasilpenilaiandigunakansebagaifeedback (umpanbalik) entitassebagaidasarperbaikanataumenemukansolusiterbaikpadaperiodeberikutnya.
12. CSF dalam Rescaling BSC Critical Success Factors (faktorkeberhasilanutama) adalahsuatu area yang mengindikasikankesuksesankinerja unit kerjaorganisasi. PerspektifPelanggan (Outcome) PerspektifFinansial PerspektifProses Internal PerspektifProsesInovasidanPembelajaran
13. Key Performance Indicator (KPI) atauIndikatorKinerjaUtama (IKU) KPI adalahsekumpulanindikator yang dapatdianggapsebagaiukurankinerjakuncibaik yang bersifatfinansialmaupunnonfinansialuntukmelaksanakanoperasidankinerjasatuankerja (entitas). Indikatorinidapatdigunakanolehpimpinanuntukmendeteksidanmemonitorcapainkinerja.
25. Penilaian Akhir-2 SANGAT BAIK = A Adalah SKPD yang memiliki Total Skor (TS) Kinerjaantara 65 sampailebihbesardari 95 dengankriteriagolongansebagaiberikut: AAA : apabila TS lebihbesardari 95 AA : apabila TS 80 < TS < = 95 A : apabila TS 65 < TS < = 80 BAIK = B Adalah SKPD yang memiliki Total Skor (TS) Kinerjaantara 30 sampaidengan 65 dengankriteriagolongansebagaiberikut: BBB : apabila 50 < TS < = 65 BB : apabila 40 < TS < = 50 B : apabila 30 < TS < = 40 KURANG BAIK = C Adalah SKPD yang memiliki Total Skor (TS) Kinerjaantara 0 sampai 30 dengankriteriagolongansebagaiberikut: CCC : apabila 20 < TS < = 30 CC : apabila 10 < TS < = 20 C : apabila 0 < TS < = 10
29. Pengertian AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. Dalam sistem pengelolaan kinerja yang dimaksud dengan kriteria tersebut adalah KPI / IKU.
30. Kaidah Pembobotan Nilai bobot KPI berkisar antara 0 – 1 atau antara 0% – 100% jika kita menggunakan persentase. Jumlah total bobot semua KPI harus bernilai 1 (100%) Tidak ada bobot yang bernilai negatif (-).
31. Langkah-langkah AHP Menentukan nilai prioritas KPI. Biasanya orang lebih mudah mengatakan bahwa KPI A lebih penting daripada KPI B, KPI B kurang penting dibanding dengan KPI C dsb, namun mengalami kesulitan menyebutkan seberapa penting KPI A dibandingkan KPI B atau seberapa kurang pentingnya KPI B dibandingkan dengan KPI C. Untuk itu kita perlu membuat tabel konversi dari pernyatan prioritas ke dalam angka-angka.
32. Contoh tabel skala nilai prioritas KPI seperti pada tabel dibawah: Pengertian nilai tengah-tengah adalah Jika KPI A sedikit lebih penting dari KPI B maka kita seharusnya memberikan nilai 3, namun jika nilai 3 tersebut dianggap masih terlalu besar dan nilai 1 masih terlalu kecil maka nilai 2 yang harus kita berikan untuk prioritas antara KPI A dengan KPI B.
33. Tabel Perbandingan Prioritas setiap KPI Logika: Jika A:B= X, maka B : A = 1/X. Contoh: jika prioritas KPI B (baris) : KPI A (kolom) = 2, maka prioritas KPI A (baris) : KPI B (kolom) = ½. Sehingga prioritas setiap KPI antara KPI A : KPI A = 1, KPI C : KPI A = 5, KPI C : KPI B = 3, KPI D : KPI A = 3, KPI D : KPI B = 1, KPI D : KPI C = 2.
35. bobot masing-masing KPI KPI A = (0.091 + 0.092 + 0.057 + 0.118) / 4 = 0.089 (8.9%) KPI B = (0.182 + 0.182 + 0.094 +0.353) / 4 = 0.203 (20.3%), dengan perhitungan yang sama KPI C, KPI D KPI C = 0.365 (36.5%) KPI D = 0.343 (34.3%) Total Bobot: 8,9% + 20,3% + 36,5% + 34,3% = 100%
36. ANALISA STANDAR BELANJA (ASB) ATAUSTANDAR ANALISA BELANJA (SAB) Topik Tambahan: Untuk Sharing
37. PengertianAnalisaStandarBelanja (ASB) Standar Atau Pedoman Yang Digunakan Untuk Menganalisis Kewajaran Beban Kerja Atau Biaya Setiap Program Atau Kegiatan Yang Dilaksanakan Dalam Satu Tahun Anggaran Penilaian Kewajaran Dalam ASB Mencakup Dua Hal: Kewajaran Beban Kerja Kewajaran Biaya