Makalah ini membahas implementasi manajemen berbasis sekolah di SDN Citayam 1. SDN Citayam 1 telah menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan baik melalui komponen dan sumber daya yang dimiliki, peningkatan produktivitas, komunikasi dan koordinasi yang efektif, serta supervisi pembelajaran secara teratur oleh kepala sekolah. Implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah ini telah berjalan dengan baik sesuai tujuan peningk
1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah guna memenuhi
tugas Manajemen Berbasis Sekolah yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah
Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam makalah ini materi yang akan kami sajikan
mengenai "Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Citayam 1",
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun dalam penyusunan
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk kesempurnaan dalam membahas makalah ini kami mengharapkan
pemberian saran dari semua pihak agar tercapai apa yang kita dambakan bersama
dan untuk memperlancar tugas kami dalam menyusun makalah selanjutnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah bekerja sama
dalam membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini terutama kepada Ibu
Nintin Nurlela M,Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memotivasi bagi
kita semua.
Bogor, 22 Desember 2019
Penulis
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..........................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang................................Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah...........................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penulisan.............................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN .............................Error! Bookmark not defined.
A. PROFIL SEKOLAH ......................Error! Bookmark not defined.
1. Visi Sekolah ........................Error! Bookmark not defined.
2. Misi Sekolah........................Error! Bookmark not defined.
3. Kategori...............................Error! Bookmark not defined.
4. Alamat Sekolah ...................Error! Bookmark not defined.
5. Kepala Sekolah....................Error! Bookmark not defined.
6. Narasumber .........................Error! Bookmark not defined.
7. Desain Sekolah....................Error! Bookmark not defined.
B. IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH..........5
1. Komponen dan Sumberdaya Sekolah................................5
2. Produktifitas Sekolah........Error! Bookmark not defined.
3. Efektifitas dan Efesiensi Manajamen Berbasis Sekolah....6
4. Pola Komunikasi dan Koordinasi ......................................7
5. Pelaksanaan Supervisi Dalam Kegiatan Pembelajaran......8
6. Manajemen Pembiayaan....................................................8
7. Kesimpulan Implementasi MBS SDN Citayam 1 .............8
BAB III PENUTUP......................................................................................10
A. Kesimpulan………………………………… ........……………..10
B. Saran………………………………………………… .………….10
LAMPIRAN .................................................................................................11
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kebijakan strategis pendidikan nasional sesuai dengan amanat
UU Nomor Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional adalah manajemen
berbasisi sekolah (MBS). MBS Tersebut merupakan pendekatan manajemen yang
harus diterapkan oleh sekolah dasar sebagai bagian dari satuan pendidikan dasar
berdasarkan standar pelayanan minimal. Penerapan MBS di sekolah mendorong
sekolah harus secara aktif, mandiri, terbuka dan akuntabel melakukan berbagai
peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri dengan
disertai pembuatan keputusan secara Partisifatif.
Fakta yang sekarang ini menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia
masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Hal ini
mempunyai dampak yang sangat besar bagi majunya kehidupan masyarakat dalam
segala aspek bidang kehidupan.
Untuk menciptakan masyarakat yang maju, maka yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu adalah bagaimana mewujudkan pendidikan yang bermutu yang
pada akhirnya mencapai tujuan. Pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
adalah melalui penerapan MBS. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa
MBS merupakan pemikiran ke arah pengolahan pendidikan yang memberi
keluasan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan
secara luas.
4. 2
B. RUMUSAN MASALAH
1) apa pengertian menajemen berbasis sekolah (MBS)
2) apa manfaat menajemen berbasis sekolah (MBS)
3) apa tujuan menajemen berbasis sekolah (MBS)
4) apa manfaat menajemen berbasis sekolah (MBS)
5) apa faktor-faktor pendukung keberhasilan menajemen berbasis sekolah (MBS)
C. TUJUAN PENULISAN
1) mengetahui pengertian Menajemen Berbasis Sekolah
2) mengetahui keuntungan diberlakukanya Menajemen Berbasis Sekolah (MBS)
3) untuk mengetahui tujuan Menajemen Berbasis Sekolah (MBS)
4) untuk mengetahui prinsip-prinsip Menajemen Berbasis Sekolah
5) untuk mengetahui faktor-faktor Menajemen Berbasis Sekolah (MBS)
5. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROFIL SEKOLAH :
VISI SEKOLAH
“sekolah yang unggul dalam Prestasi, Kreaktif, Berakhlak Mulia, Berwawasan
Lingkungan”
MISI SEKOLAH
1) Memelihara semangat belajar siswa agar berprestasi di segala bidang.
2) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan agar siswa dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
3) Menanam nilai-nilai moral dan spiritual menuju karakter ideal.
4) Mewujudkan sekolah yang perduli dan berbudaya lingkungan.
Kategori Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Jl. Raya Cipayung Rt.02/10 No. 24 Bojong Gede
Kepala Sekolah : Dra. Hj. LIA MARLIANI
Narasumber dalam Makalah : Praditia Widiarto S,Pd.
7. 5
DesainSekolah :
B. IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
1. Kompnen dan Sumber Daya Sekolah
SDN Citayam 1 telah mengelola manajemen sekolah sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Masing-masing menjalankan TUPOKSI (Tugas Pokok dan
Fungsi). Dari segi kepegawaian terdapat tenaga pendidik, tenaga usaha, operator
atau penjaga sekolah. Dari segi pembelajaran, pihak sekolah memiliki kurikulum
sebagai pedoman dalam menyelenggarakan suatu proses pembelajaran dari kelas 1
sampai dengan kelas 6 dari semua muatan. Dari segi keuangan, pihak sekolah
memiliki bendahara serta operator yang membantu.
Semua bagian tersebut dijalankan sesuai dengan petunjuk teknis serta dibantu
dengan supervisi kepala sekolah dan pemeliharaan sarana & prasarana. Dan
prestasi kelas 6 yang memiliki standar perangkat penilaian.
Dalam hal perekrutan untuk tenaga kerja honorer sangat dibatasi. Karena hal
tersebut adalah aturan dari Dinas Pendidikan. Jikalau dalam perekrutan PNS
memiliki mekanisme tersendiri yaitu, CPNS. Jika kedua hal tersebut telah
berjalan, sekolah memiliki supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap para
guru setiap 1 bulan sekali. Dengan cara beberapa guru ditugaskan oleh kepala
sekolah untuk masuk ke kelas dan mengawasi bagaimana sistem
pembelajarannya. Dan pada setiap bulannya para guru menyerahkan laporan
absensi siswa serta perkembangan dari segala aspek pada masing-masing siswa.
Hal tersebut sangat mempermudah kepala sekolah dalam memonitor sistem kerja
tenaga pendidik.
2. Produktivitas Sekolah
Jika dalam segi pembelajaran, pihak sekolah telah memiliki pedomannya yaitu
kurikulum 2013. Karena SDN Citayam 1 adalah termasuk sekolah adiwiyata yang
8. 6
dimana sangat memperhatikan lingkungan hidup maka sekolah memiliki program
sekolah hijau menuju bebas sampah. Yang dimana anak-anak dianjurkan untuk
membawa tempat makan dan minum dari tumbler yang tentu saja bisa digunakan
berkali-kali. Jika mereka tidak sempat membawa makanan dari rumah, maka
siswa tetap harus membawa tempat kosong. Jadi, mereka jajan dilingkungan
sekolah tetapi menggunakan tempat makanan tersebut. Sehingga hal tersebut
dapat mengurangi sampah plastik ataupun sampah-sampah yang sulit terurai
lainnya.
Program sekolah hijau menuju bebas sampah ini masih dalam tahap
kampanye. Jadi, bagi siswa yang lupa membawa tumbler belum dikenakan sanksi,
tetapi hanya diberi teguran atau peringatan saja.
Untuk dibidang akademis secara khusus belum ada. Tetapi bagi siswa kelas 6
diadakan program pendalaman materi untuk menghadapi ujian nantinya. Kalau
prestasi lainnya, biasanya jika terdapat lomba-lomba olahraga atau MIPA, maka
dari pihak sekolah akan ada yang turun untuk menjadi tim sukses.
Dalam meningkatkan prestasi peserta didik yang paling utama adalah kejelian
guru dalam memperhatikan bakat terpendam masing-masing siswa saat berada
didalam kelas. Sehingga siswa bisa menemukan bakat dan minatnya. Dan itu
adalah hal yang paling penting. Agar saat diluar kelas, siswa tersebut dapat
mengembangkannya dalam program ekstrakulikuler sesuai arahan guru dan minat
masing-masing siswa. Dan jika bakat tersebut terus dikembangkan, maka dalam
suatu ajang perlombaan hal tersebut bisa menjadi sebuah prestasi.
3. Efektifitas dan Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah
Untuk sekolah negeri hampir bisa dikatakan tidak memiliki wewenang untuk
menyeleksi SDM nya sendiri. Seperti halnya dalam urusan penerimaan perserta
didik baru untuk SD kelas 1 yang dimana pemerintah telah menetapkan
bahwasannya bagi siswa yang memiliki umur yang sesuai dan yang paling dekat
dengan sekolah (sistem zonasi) maka anak tersebut akan diterima. Pendaftaran
biasanya dibuka 3-4 hari dan tidak melalui tes akademik terlebih dahulu.
9. 7
Untuk pegawai seperti guru honor baru itu terbatas jumlahnya. Dan jika guru
PNS itu tergantung formasinya. Pihak sekolah mengajukan perihal kebutuhan
jumlah guru disekolah, dan pemerintah akan memproses ajuan tersebut dan akan
mengirimkan guru secepatnya. Dan itu semua dari pemerintah. Pihak sekolah
tidak memiliki wewenang untuk hal tersebut.
4. Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah
Lebih ke sistem gotong royong. Misalkan kepala sekolah tidak ada, maka para
guru akan saling mengkoordinir sesuai kebutuhan. Seperti misalkan ada tamu dari
PUSKESMAS, maka yang akan mengkoordinir dan mendata segala macam
keperluannya adalah dari guru UKS. Dan dibantu oleh guru-guru lainnya yang
menguasai bidang tersebut. Contoh lainnya seperti ada kunjungan observasi dari
suatu universitas, maka yang mengkoordinir adalah guru dibidang kurikulum.
Pada faktanya adalah wakasek secara struktural tidak ada. Tetapi secara de
facto ada pembantu-pembantu kepala sekolah dibidang lain selain menjalankan
tugas sebagai guru. Seperti bendahara, kurikulum, sarana dan prasarana. Itu
adalah para guru yang diberi tugas tambahan. Karena organisasinya kecil dan
hanya 30 orang, maka lebih saling gotong royong dan tetap menjaga kebersamaan.
Akan tetapi kepala sekolah tetap dominan sebagai pemimpin.
Cara kepala sekolah untuk mengendalikan dan mengevaluasi rangkaian
kegiatan/program yang ada disekolah biasanya dilakukan pada akhir tahun ajaran
baru dan beberapa kali diadakan rapat dewan guru. Pertama basic nya laporan
setiap kelas apakah ada calon siswa yang tidak naik kelas. Dan jika ada calon
siswa yang tidak naik kelas, maka akan dievaluasi terlebih dahulu apa masalahnya
dan diberikan solusi seperti dipanggil orang tuanya. Dan setelah itu diadakan lagi
rapat kedua dan harus laporan kembali tentang hasil pertemuan dengan orang tua
siswa tersebut.
Rapat-rapat tersebut juga membahas tentang evaluasi bagaimana guru-guru
telah menjalankan program 1 tahun kebelakang. Misalkan ada masalah tentang
prestasi yang kurang, maka akan dievaluasi tentang segala aspek. Apakah pihak
10. 8
sekolah harus menyewa lapangan untuk berlatih atau program ekskulnya lebih
ditingkatkan lagi. Pada rapat-rapat resmi inilah semua dapat diajak berbicara dan
semua dapat mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang berdampak
buruk bagi sekolah. Dan hal ini juga sebagai kesempatan untuk mengevaluasi dan
mencari solusi agar sekolah dapat memperbaiki dan lebih berkembang lagi.
5. Pola Komunikasi Dan Koordinasi
Karena setiap guru sering bertemu dilingkup sekolah, maka koordinasi yang
dijalankan adalah dengan komunikasi langsung. Biasanya para guru sebelum
memasuki ruang kelas akan melakukan briefing atau persiapan terlebih dahulu.
Dan akan saling bertukar pikiran dengan guru yang sebidang tentang cara
mengajar ataupun persiapan materinya. Dan jika tidak dapat berkomunikasi secara
langsung, maka guru-guru akan melakukannya via aplikasi whatsapp. Sehingga
komunikasi tetap berjalan lancar.
6. Pelaksanaan Supervisi dalam kegiatan Pembelajaran
Ada kegiatan rutin supervisi kepala sekolah setiap 1 bulan atau 2 bulan sekali
untuk melihat perkembangan pembelajaran dari guru. Termasuk pemeriksaan
administrasi seperti RPP, silabus dan persiapan administrasi kelas lainnya serta
termasuk daftar hadir para guru. Dan juga terdapat supervisi visual yaitu, kepala
sekolah masuk kedalam kelas untuk melihat perkembangan proses pembelajaran.
Supervisi yang dilakukan disekolah sangat efektif. Karena para guru
berprinsip, sebelum orang lain yang berbicara, mengkritik atau memberi saran,
lebih baik kepala sekolah yang terlebih dahulu berbicara. Dikarenakan biasanya
ada wali murid yang kurang puas dengan cara mengajar beberapa guru. Maka dari
itu biasanya sebelum hal itu terjadi, kepala sekolah melakukan supervisi dan
memberi masukan baik berupa saran ataupun kritik terhadap cara mengajar
masing-masing guru.
7. Manajemen Pembiayaan
11. 9
SDN Citayan 1 memperoleh dana dari pemerintah daerah yaitu dana BOS.
Sehingga pihak sekolah tidak memungut SPP atau biaya lainnya. Jadi, 100%
gratis.
Sekolah tidak memiliki program khusus untuk pengadaan dana tambahan bagi
kegiatan sekolah. Karena sekolah seberusaha mungkin memanfaatkan dana BOS
dari pemerintah. Jika sekolah ingin mengadakan suatu kegiatan maka, harus
disesuaikan dengan budget yang ada. Agar tidak ada penarikan uang terhadap
masing-masing wali murid.
Dari hasil implementasi Menajemen Berbasis Sekolah di SDN Citayam 1
berdasarkan data yang kami dapatkan, Manajemen SDN Citayam 1 sudah sangat
baik, hanya tertinggal dari segi kekurangan lokalnya saja
12. 10
A. KESIMPULAN
Manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah pemanfaatan
sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dan melibatkan
semua kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam
proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan meningkatkan
mutu sekolah untuk mencapai pendidikan yang baik, hal ini sesuai dengan
peraturan yang digunakan oleh sekolah tersebut
B. SARAN
Bagi kami sebagai mahasiswa yang telah mempelajari MBS,
sebaiknya sekolah melakukan pengembangan siswa dalam melakukan
pembelajaran dikelas agar lebih aktif dan kreatif, dalam segi fasilitas ada
yang tidak memadai dan kelas lokalnya kurang sehingga mengharuskan
beberapa kelas masuk pada siang hari , namun dalam segi lainnya sudah
baik.