SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA 
ADMINISTRASI SEKOLAH (TAS) DALAM 
MENGELOLA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN 
MELALUI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI 
MANAJER 
Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job 
Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala 
Sekolah 
Periode : 15 September s/d 15 November 2011 
Nama : Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd. 
Unit Kerja : SMP NEGERI 1 BINAMU 
NIP : 19690101 199412 1 007 
PILOTING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA 
SEKOLAH 
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN JENEPONTO 
PROVINSI SULAWESI SELATAN 
TAHUN 2011 
ii
Kata Pengantar 
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan 
segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan taslim 
senantiasa tercurah atas junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat 
curahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir 
kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon 
Kepala Sekolah yang berjudul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga 
Administrasi Sekolah (TAS) Dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian 
Melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer” ini dapat diselesaikan dengan 
baik. 
Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini, 
merupakan suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi 
penulis. Walau diakui terasa sangat melelahkan, namun berkat bantuan, 
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu 
pendamping Diklat, Alhamdulillah akhirnya laporan kegiatan OJL ini selesai 
juga. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban untuk menyampaikan 
ucapan terima kasih yang tulus kepada Dr. Andi Muliati, MM., Ir. A. Makmur, 
M. Sc., Ph. D., Drs. Yuli Cahyono, M. Pd., dan Drs. Ahkam Zubair, M. Pd. atas 
bimbingan dan arahannya. 
Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis 
haturkan kepada Drs. H. Mukhtar Nonci, S. Sos., M. Pd. selaku Kepala Dinas 
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto yang telah banyak 
membantu sejak awal seleksi sampai pelaksanaan diklat selesai. Ucapan terima 
kasih juga penulis haturkan kepada Dra. Hj. Rahmawati, M.Si. selaku Kepala 
Bidang ketenagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten 
Jeneponto yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan diklat calon kepala 
sekolah yang telah banyak membantu sejak seleksi sampai pelaksanaan diklat 
selesai. 
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Ferawati Azis, 
SS., M. Pd. selaku Kepala Seksi Diklat Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan 
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto yang menjadi ketua pelaksana 
iii
diklat. Beliau telah banyak membantu dan melayani peserta diklat sejak awal 
seleksi sampai kegiatan diklat calon kepala sekolah selesai dilaksanakan. 
Ucapan terima kasih terkhusus penulis sampaikan kepada Drs. Syahrir 
Saini sebagai Kepala SMP Negeri 1 Binamu dan H. Saripuddin D., S. Pd., SE., 
MM. Sebagai Kepala SMP Negeri Khusus Jeneponto yang telah banyak 
membantu, memberikan masukan dan bimbingan selama pelaksanaan magang 
pada kegiatan OJL. 
Teristimewa, ucapan terima kasih penulis haturkan kepada adinda 
Rahmawati Sainong, S. Pd. sebagai guru yunior SMPN 1 Binamu yang bersedia 
diobservasi pada kegiatan supervisi akademik peserta diklat calon kepala 
sekolah. 
Tak terlupakan, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada 
guru-guru dan pegawai SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto yang 
telah banyak membantu memberikan data dan informasi kepada penulis 
dalam melakukan kajian-kajian dan pelaksanaan rencana tindak 
kepemimpinan calon kepala sekolah. 
Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan 
kepada semua teman peserta diklat calon kepala sekolah kabupaten 
Jeneponto tahun 2011 atas kerja sama yang terbangun selama ini mulai dari 
awal seleksi sampai kegiatan OJL berakhir. 
Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat, dan semoga 
segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai 
pihak, mendapat ganjaran dan pahala dari Allah SWT, Amin. 
Penulis, 
iv
Daftar Isi 
Halaman 
Halaman Judul ......................................................................................... i 
Kata Pengantar ......................................................................................... ii 
Daftar Lampiran........................................................................................ v 
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 
A. Latar Belakang.............................................................................. 1 
B. Tujuan .....................................................................................3 
C. Kompetensi Sasaran ..................................................................... 3 
BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ........................................ 4 
A. Profil SMPN 1 Binamu.................................................................. 4 
B. Profil SMPN Khusus Jeneponto.................................................... 10 
C. Permasalahan yang di Temukan di Lapangan................................ 16 
BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ......................................... 17 
A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi 
Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian 
melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer......................... 
17 
B. Implementasi Program.................................................. 
21 
C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri Khusus 
Jeneponto ............................................................................... 
25 
D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) ..................... 
27 
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30 
A. Kesimpulan ................................................................................... 30 
B. Saran - Saran ................................................................................. 30 
v
Daftar Lampiran 
Nomor Halaman 
1. Rencana Tindak Kepemimpinan ..................................................... 32 
2. Instrumen Indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi 
Kepegawaian ................................................................................. 36 
3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola 
Administrasi Kepegawaian.............................................................. 38 
4. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola 
Administrasi Kepegawaian ............................................................. 40 
5. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi 
Kepegawaian ................................................................................. 42 
6. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola 
Administrasi Kepegawaian.............................................................. 50 
7. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola 
Administrasi Kepegawaian ............................................................. 58 
8. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi 
Kepegawaian Sekolah Magang lain ................................................ 66 
9. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi Kompetensi TAS Mengelola 
Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ............................. 72 
10. Daftar Hadir Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi 
Kepegawaian ................................................................................ 78 
11. Foto-foto Kegiatan Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi 
Kepegawaian ................................................................................ 81 
12. Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik/Observasi Guru Yunior 
13. Laporan Hasil Kajian RKS-RKJM 
14. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Kurikulum 
15. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga 
Kependidikan 
16. Laporan Hasil Kajian Sarana dan Prasarana Sekolah 
17. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Peserta Didik 
18. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Keuangan 
19. Laporan Hasil Kajian Pembinaan TAS 
20. Laporan Hasil Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran 
21. Laporan Hasil Kajian Monitoring dan Evaluasi Program 
22. Hasil Penyusunan Silabus, RPP dan Bahan Ajar 
23. Dafar Hadir dalam Kegiatan On The Job Learning (OJL) 
24. Foto-foto Kegiatan di Sekolah Magang 
vi
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar perlu 
dikelola secara baik dan benar. Keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan 
yang diharapkan sangat tergantung kepada bagaimana model pengelolaan 
terhadap segala sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut. Sumber daya 
sekolah yang memadai bukan jaminan akan mewujudkan harapan-harapan 
warga sekolah yang telah dirumuskan menjadi tujuan sekolah tersebut jika 
kepala sekolah sebagai pimpinan tidak mampu melaksanakan tugas pokok dan 
fungsinya dengan baik. 
Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugas tambahan untuk 
memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu 
pendidikan. Sebagai seorang guru, kepala sekolah sejatinya adalah juga 
pendidik yang harus mampu membina guru-guru disekolahnya menjadi guru 
kreatif dan selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan adanya 
tugas tambahan tersebut, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk membina 
guru saja, tetapi lebih dari itu, juga dituntut untuk membina dan mengelola 
seluruh komponen sekolah lainnya seperti tenaga adminstrasi sekolah, tenaga 
perpustakaan, tenaga laboratorium dan lain sebagainya. Tuntutan-tuntutan ini 
adalah merupakan tugas-tugas yang baru bagi seorang guru yang diserahi 
tugas tambahan kepala sekolah. Disisi lain, tujuan utama sekolah berupa 
peningkatan mutu pendidikan hanya dapat diraih jika seluruh komponen 
sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing 
melalui pembinaan dan pengelolaan seorang kepala sekolah yang profesional. 
Karena begitu banyaknya tugas-tugas baru seorang kepala sekolah 
maka untuk menjadi seorang kepala sekolah yang profesional tentu tidaklah 
mudah. Diperlukan waktu yang cukup untuk belajar bagaimana melaksanakan 
tugas-tugas yang baru tersebut. Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi 
calon kepala sekolah merupakan upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh 
pihak terkait dalam rangka melahirkan pemimpin sekolah yang berkualitas 
1
yang diharapkan mampu untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam 
upaya meningkatkan mutu pendidikan. 
Peraturan menteri pendidikan nasional (permendikas) Republik 
Indonesia nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala 
sekolah memberikan angin segar bagi peningkatan profesionalisme seorang 
kepala sekolah ataupun calon kepala sekolah. 
Dalam permendiknas tersebut dijelaskan bahwa seorang guru yang 
telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah diharuskan mengikuti 
pendidikan dan pelatihan sebagai kegiatan pemberian pengalaman 
pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk 
menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi 
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan 
sosial. 
Berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar 
kompetensi kepala sekolah menetapkan dimensi kompetensi manajerial kepala 
sekolah merupakan dimensi kompetensi yang menuntut 16 kompetensi. 
Jumlah kompetensi ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan 
kompetensi pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi 
dan sosial. Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan, 
memberdayakan, menggerakkan, dan mengembangakan sumber daya sekolah 
dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sangat bergantung 
kepada kompetensi manajerial seorang kepala sekolah. 
SMPN 1 Binamu sebagai sekolah tempat mengajar penulis misalnya, 
memiliki 20 tenaga kependidikan yang berfungsi sebagai tenaga administrasi 
sekolah merupakan SDM yang cukup untuk terlibat dalam usaha 
meningkatkan pelayanan pendidikan menuju peningkatan mutu pendidikan di 
sekolah. Namun kenyataannya, SDM yang demikian besar seakan tidur tanpa 
memperlihatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis 
selama mengabdi di SMPN 1 Binamu, menemukan beberapa tenaga 
administrasi sekolah hanya datang kemudian pulang tanpa berbuat sesuatu. 
Sebahagian lagi malas masuk kantor dengan alasan tidak ada yang mereka bisa 
kerjakan. 
2
Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah dalam 
kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam merupakan 
modal awal untuk menjalani praktek lapangan on the job learning (OJL) 
selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan OJL penting bagi peserta diklat untuk 
mempraktekkan kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan tatap muka. 
Dalam OJL dipraktekkan bagaimana mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah, 
RKAS/RKJM, pengelolaan keuangan, produksi dan jasa, pembinaan tenaga 
administrasi sekolah, pengelolaan peserta didik, sarana dan prasarana, 
pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK, 
monitoring dan evaluasi serta program supervisi akademik. 
Sehubungan dengan hasil penilaian analisis kebutuhan pengembangan 
keprofesian (AKPK) penulis sebagai peserta diklat calon kepala sekolah yang 
menemukan kelemahan terbanyak pada dimensi manajerial, maka penulis 
akan mengangkat tema tulisan yang terkait dengan dimensi manajerial kepala 
sekolah. 
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis 
mengangkat tema tulisan dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga 
Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian 
melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer” 
B. Tujuan 
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan tema yang diangkat dalam 
tulisan ini adalah: 
1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah 
(TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian, 
2. Untuk meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah (PAS) 
dalam mengelola administrasi kepegawaian. 
C. Kompetensi Sasaran 
Berdasarkan hasil analisis AKPK penulis yang menyimpulkan kelemahan 
terbesar pada dimensi kompetensi manajerial, maka sasaran yang ingin dicapai 
dalam tulisan ini adalah pengembangan dimensi kompetensi manajerial kepala 
sekolah melalui pembinaan tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam 
mengelola administrasi kepegawaian. 
3
BAB II 
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG 
A. Profil SMPN 1 Binamu 
SMPN Binamu berlokasi di jalan Lanto Daeng Pasewang no. 32 
Bontosunggu kelurahan Empoang kecamatan Binamu yang diapit oleh dua 
perkantoran pemerintah yaitu kantor Bupati Jeneponto dan kantor KPU. 
Sekolah ini dibangun pada tahun 1960 di atas lahan seluas 8065 m2 dan mulai 
beroperasi tahun 1961 dengan nama SMP 1 Jeneponto. Sekolah ini merupakan 
sekolah tertua di kabupaten Jeneponto untuk sekolah tingkat menengah 
pertama dan sudah banyak mencetak alumni-alumni yang menduduki jabatan-jabatan 
penting, baik di pemerintahan, legislatif ataupun diperusahaan-perusahaan 
swasta. 
Tahun pelajaran 2011/2012 ini SMPN 1 Binamu membina sebanyak 
1043 siswa yang terbagi ke dalam 30 rombongan belajar dengan masing-masing 
10 rombongan belajar pertingkatan kelas. Setiap ruang kelas 
menampung rata-rata sebanyak 36 siswa. 
SMPN 1 Binamu kini memiliki guru sebagai tenaga pendidik dan tenaga 
administrasi sekolah yang cukup memadai. Jumlah guru sebanyak 54 orang 
dengan rincian 44 guru PNS dan 10 orang non PNS sedang jumlah tenaga 
asministrasi sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 orang PNS dan 12 orang 
non PNS. 
Sekolah ini memiliki sarana dan prasana laboratorium yang cukup yaitu 
laboratorium Fisika, Biologi, Bahasa dan Komputer. Sekolah juga memiliki 30 
ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil-wakil kepala sekolah, 1 
ruang guru, 1 ruang BK, 2 gedung perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 gedung 
mushallah, 1 ruang OSIS, 3 kamar WC guru, 10 kamar WC siswa, 1 pos 
keamanan, 2 kantin dan 1 aula mini. 
Prestasi guru yang diraih SMPN 1 Binamu empat tahun terakhir yaitu 
juara I tiga tahun berturut-turut guru berprestasi tahun 2007-2009 dan juara II 
tahun 2010 tingkat kabupaten Jeneponto, juara II inovasi pembelajaran 
tingkat nasional. Sedangkan prestasi siswa yaitu juara I lomba mengarang, 
4
pidato (putra dan putri), baca puisi (putra dan putri) pada acara HARDIKNAS 
tahun 2009. 
Kinerja SMPN 1 Binamu dilihat dari pencapaian delapan standar 
pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 
1. Standar Isi 
SMPN 1 Binamu telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan 
dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertim-bangkan 
karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia 
peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran bahasa daerah 
Makassar dan baca tulis al-qur’an adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah 
yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat Jeneponto yang mayoritas 
beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa daerah Makassar. 
Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan nasional dan dua 
mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan 
Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa Daerah Makassar dan BTQ 
masing-masing 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang diujinasionalkan yaitu 
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam 
pelajaran. Mata pelajaran IPS juga diberikan alokasi waktu 4 jam pelajaran. 
Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam 
pelajaran. Satu jam pelajaran setara 40 menit. Jumlah jam pelajaran 
perminggu 32 jam pelajaran per kelas, sehingga total jumlah jam pelajaran 
tatap muka sebanyak 32 jam pelajaran per rombel ´ 30 rombel = 960 jam 
pelajaran perminggu. 
Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum 
berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan 
belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi 
hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi 
yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan 
perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan 
diluar jam pelajaran terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan 
5
tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang 
tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. 
Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan 
pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang 
disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, LDK, karate, 
basket dan sepak bola. 
Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan 
dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga 
konseling yang dimiliki berjumlah 4 yang masing-masing memiliki program 
rencana dan pelaksanaan layanan BK. Empat guru BK belum sebanding 
dengan siswa yang berjumlah 1043 orang. Artinya setiap guru BK memberikan 
layanan rata-rata kepada 261 orang siswa. Dalam hal ini setidaknya sekolah 
masih membutuhkan tenaga konseling sebanyak 1 atau 2 orang guru BK. 
2. Standar Proses 
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), 
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan 
penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun 
berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata 
pelajaran. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum 
sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih 
mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. 
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi 
ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan 
mandiri tidak terstruktur (KMTT). 
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang 
disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata 
pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti 
halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru 
secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah 
ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih 
6
meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. 
Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan 
hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan 
sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat 
Jeneponto. 
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP 
sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, 
menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru 
masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model 
pembelajaran langsung. 
Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan 
terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan 
buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat 
merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama 
bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan 
buku-buku paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang 
senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan. 
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, 
pengawas, kepala SMPN 1 Binamu, wakil kepala sekolah dan guru senior yang 
berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya 
saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. 
3. Standar Kompetensi Lulusan 
Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 dan 
tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa 
Indonesia 6,47 dan 5,62, Bahasa Inggris 7,27 dan 8,13, Matematika 7,41 dan 
8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, 
dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan 
pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan 
yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. 
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya 
masyarakat Jeneponto, SMPN 1 Binamu melaksanakan kegiatan pesantren 
7
kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama dengan pondok pesantren IMMIM 
Putra Makassar. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam 
setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. 
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 
Jumlah guru yang mencapai 54 orang dan tenaga administrasi sekolah 
sebanyak 20 orang sudah memenuhi standar jumlah pendidik dan tenaga 
kependidikan sekolah. Guru yang sudah berkualifikasi minimal S1 sebanyak 
93% sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 15%, SMA 
sebanyak 80% dan SMP sebanyak 5%. 
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN 1 Binamu 
belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat 
pencapaian kompetensi masing-masing. 
5. Standar Sarana dan Prasarana 
SMPN 1 Binamu memiliki luas lahan 8065 m2 dengan jumlah gedung 
sebanyak 13 unit yang terdiri dari 2 unit gedung berlantai dua dan 11 unit 
gedung berlantai satu. 
Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar 
sebanyak 30 ruang kelas dengan luas masing-masing 63 m2 per ruang kelas. 
Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board dan black board, 
satu meja dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap 
siswa. 
Ruang guru berukuran (18 ´ 7) m2 memuat 35 pasang meja dan kursi 
guru, 1 papan white board, satu meja panjang dan 4 kursi untuk tempat 
pimpinan rapat pertemuan, 1 set kursi dan meja tamu, 1 kamar kecil (WC), 2 
rak buku, 6 lemari buku, 1 set sound system dan 1 buah jam dinding. 
Ruang perpustakaan terdiri dari dua unit dengan luas masing-masing 
(10´15) m2. Jumlah buku teks pelajaran masih kurang dari jumlah siswa. 
Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium fisika, biologi, 
bahasa dan komputer. Laboratorium komputer memiliki jaringan LAN yang 
terkoneksi dengan jaringan internet speedy schoolnet dari jardiknas dan 
dilengkapi dengan 2 buah pendingin udara. 
8
Ruang kepala sekolah berukuran (4´5)m2 terdapat 1 kamar kecil (WC), 
2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 
lemari piala, 1 set komputer PC, dan 1 pendingin udara. 
Ruang wakil kepala sekolah berukuran (4´5)m2 terdapat 5 pasang meja 
dan kursi, 1 set komputer PC, 3 buah lemari buku, 1 pendingin udara dan 
dilengkapi dengan jaringan internet speedy schoolnet. 
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang 
guru BK, ruang UKS, kantin, mushallah, kantin kejujuran, gudang, jamban 
(WC) siswa. 
6. Standar Pengelolaan 
Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMP Negeri 1 Binamu sudah 
disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku 
kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok 
dinding sekolah, dipasang di blog guru, dan melalui persuratan. 
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun 
rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan kepada warga 
sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah 
(RKAS) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah 
melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada 
cara lama namun sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar. 
Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan 
sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan 
perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. 
Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem 
informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah 
dapat diakses melalui telepon, jardiknas Jeneponto ataupun blog guru. 
7. Standar Pembiayaan 
SMPN 1 Binamu mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh kepala 
sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah. Penyusunan RKAS belum 
melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku 
9
kepentingan yang relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya. 
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah 
berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi 
Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten Jeneponto. Sekolah belum 
mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun 
kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. 
Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara 
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan 
kepada pemerintah sebagai pemberi dana. 
8. Standar Penilaian Pendidikan 
Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian 
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah 
ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh 
sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya 
menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. 
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, 
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah 
dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak 
dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru. 
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian 
ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa 
komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil 
penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil 
kepala sekolah urusan kurikulum. 
Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi 
untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. 
B. Profil SMPN Khusus Jeneponto 
SMPN Khusus Jeneponto yang berlokasi di jalan Kesehatan nomor 101 
Bontosunggu kecamatan Binamu didirikan berdasarkan surat keputusan Bupati 
Jeneponto nomor 134/VIII/2007 tahun 2007 bersama dua sekolah lainnya 
10
yaitu SLB Pembina dan SMAN Khusus Jeneponto. Ketiga sekolah ini dipimpin 
oleh satu orang kepala sekolah yang kini dijabat oleh H. Saripuddin D. 
SMPN Khusus Jeneponto dibangun untuk membina khususnya putra-putri 
Jeneponto yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kebijakan 
pemerintah kabupaten Jeneponto dalam pendirian sekolah ini dimaksudkan 
untuk menjamin pembinaan siswa-siswa cerdas menjadi putra Jeneponto yang 
unggul sebagai pattabba’ (penembak). 
Kinerja SMPN Khusus Jeneponto dilihat dari pencapaian delapan 
standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 
1. Standar Isi 
SMPN Khusus Jeneponto telah memiliki kurikulum sendiri yang 
dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan 
mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi 
budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran 
bahasa daerah Makassar dan baca tulis al-qur’an adalah mata pelajaran 
muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat 
Jeneponto yang mayoritas beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa 
daerah Makassar. 
Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan nasional dan dua 
mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan 
Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa Daerah Makassar dan BTQ 
masing-masing 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang diujinasionalkan yaitu 
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam 
pelajaran. Sedangkan mata pelajaran IPS diberikan alokasi waktu terbanyak 
yaitu 6 jam pelajaran dengan pertimbangan mata pelajaran IPS mempelajari 
tiga materi pokok yakni ekonomi, sejarah dan geografi. Pengembangan diri 
memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pelajaran. Satu jam 
pelajaran setara dengan 40 menit. Jumlah jam pelajaran perminggu 3 jam per 
kelas, sehingga total jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 36 jam 
pelajaran per rombel ´ 3 rombel = 108 jam pelajaran perminggu. 
11
Sama dengan di SMPN 1 Binamu, program pembelajaran remedial dan 
pengayaan bagi siswa SMPN Khusus juga belum berjalan secara sistematis 
sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai 
ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan 
kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum 
dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. 
Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam 
pelajaran secara terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan 
tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang 
tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. 
Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan 
pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang 
disediakan yakni pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, LDK, karate, basket, 
bulutangkis, tenis meja, futsal dan pembinaan kultum keagamaan. 
Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan 
dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga 
konseling yang dimiliki satu orang melayani 60 orang siswa. 
2. Standar Proses 
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), 
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan 
penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun 
berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata 
pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya 
berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh 
silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. 
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi 
ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan 
mandiri tidak terstruktur (KMTT). 
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang 
disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata 
pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti 
12
halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru 
secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah 
ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih 
meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. 
Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan 
hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan 
sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat 
Jeneponto. 
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP 
sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, 
menantang dan memotivasi siswa. 
Jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah masih sangat sedikit 
mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Pemerintah daerah yang 
mengeluarkan kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah memberi 
dampak kepada motivasi siswa dan orang tua untuk membeli buku paket 
sendiri. Pemenuhan buku paket siswa terbentur pada terbatasnya anggaran 
pengadaan buku paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun 
daerah. 
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, 
pengawas, kepala SMPN Khusus dibantu wakil kepala sekolah melakukan 
supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi 
belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. 
3. Standar Kompetensi Lulusan 
Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 dan 
tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa 
Indonesia 7,44 dan 8,48, Bahasa Inggris 8,14 dan 9,08, Matematika 7,10 dan 
8,90 serta IPA 7,99 dan 8,49. Perolehan rata-rata nilai UN memperlihatkan 
tingginya peningkatan untuk setiap mata pelajaran. Rata-rata nilai UN semua 
mata pelajaran tahun 2009/2010 adalah 7,67 dan tahun 2010/2011 adalah 
8,74. Dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan 
13
pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan 
yang jauh lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. 
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya 
masyarakat Jeneponto, SMPN Khusus juga melaksanakan kegiatan pesantren 
kilat setiap bulan ramadhan. Kegiatan pesantren dikelola oleh pengurus OSIS 
dan dikoordinir oleh guru agama Islam. Selain itu, sekolah membudayakan 
saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. 
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 
Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 18 orang dan tenaga administrasi 
sekolah sebanyak 10 orang sudah memenuhi standar jumlah pendidik dan 
tenaga kependidikan sekolah. Guru yang berkualifikasi S1 sebanyak 67%, 
berkualifikasi S2 sebanyak 33%. Sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi 
S1 sebanyak 20% dan SMA sebanyak 80%. 
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN Khusus 
Jeneponto belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur 
berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing. 
5. Standar Sarana dan Prasarana 
Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar 
sebanyak 3 ruang kelas dengan luas masing-masing 63 m2 per ruang kelas. 
Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board, satu meja dan 
kursi guru, serta 20 meja dan kursi untuk siswa. 
Ruang guru berukuran (9 ´ 7) m2 memuat 7 pasang meja dan kursi 
guru, 1 papan white board, 6 lemari buku, dan 1 buah jam dinding. 
Ruang perpustakaan yang berukuran (10 ´ 15) m2 yang dibangun khusus 
untuk kegiatan perpustakaan sekolah sebahagiannya dimanfaatkan untuk 
fungsi laboratorium komputer. Jumlah buku teks pelajaran ataupun buku 
bacaan umum masih sangat kurang. Laboratorium komputer memuat 12 unit 
komputer tetapi sebahagiannya sudah ada yang tidak berfungsi. Laboratorium 
lain yang dimiliki hanya laboratorium IPA dan Bahasa. 
Ruang kepala sekolah berukuran (4´5)m2 terdapat 1 kamar kecil (WC), 
2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 set 
14
komputer PC, dan 1 pendingin udara. Sedangkan ruang wakil kepala sekolah 
berukuran (7 ´ 6)m2 terdapat 5 pasang meja dan kursi, 2 buah lemari buku, 
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang 
guru BK, ruang UKS, mushallah, kantin kejujuran, jamban (WC) siswa, 
lapangan olahraga, rumah guru dan asrama siswa. 
6. Standar Pengelolaan 
Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMPN Khusus Jeneponto sudah 
disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku 
kepentingan melalui rapat komite sekolah dan melalui persuratan. 
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun 
rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan kepada warga sekolah. 
Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS). RKAS 
yang disusun berdasarkan rekomendasi dari evaluasi diri sekolah (EDS) yang 
mengacu pada pengelompokan ke dalam delapan standar pendidikan. 
Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan 
sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan 
perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. 
Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem 
informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah 
dapat diakses melalui telepon, jardiknas Jeneponto ataupun blog SMPN 
Khusus Jeneponto. 
7. Standar Pembiayaan 
SMPN Khusus Jeneponto mempunyai RKAS yang disusun oleh kepala 
sekolah dan guru-guru dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari 
siswa dan komite sekolah. 
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah 
berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi 
Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten Jeneponto. Sekolah belum 
mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun 
kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. 
15
Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara 
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan 
kepada pemerintah sebagai pemberi dana. 
8. Standar Penilaian Pendidikan 
Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian 
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah 
ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh 
sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya 
menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. 
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, 
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah 
dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak 
dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru. 
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian 
ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa 
komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil 
penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil 
kepala sekolah urusan kurikulum. 
Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi 
untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. 
C. Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan 
Pelaksanaan kegiatan on the job learning bagi peserta diklat calon 
kepala sekolah di sekolah-sekolah magang merupakan pembelajaran dan 
arena latihan dalam melakoni sebagian peran dan fungsi seorang kepala 
sekolah. Penulis sudah berusaha beradaptasi dengan warga sekolah tempat 
magang tetapi ternyata melakoni peran kepala sekolah bukanlah hal mudah. 
Tak jarang kami menemukan beberapa permasalahan. 
Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah kurang tersedianya data-data 
atau informasi yang penulis butuhkan untuk memenuhi tagihan-tagihan 
OJL. Masalah lainnya adalah pelaksanaan OJL di sekolah lain yang kadang 
mengganggu proses belajar mengajar di sekolah sendiri karena meninggalkan 
tugas mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit dihindari karena tidak adanya 
guru pengganti di sekolah sendiri. 
16
BAB III 
RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN 
A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) 
dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran 
Kepala Sekolah Sebagai Manajer. 
1. Rasional 
Tenaga administrasi sekolah (TAS) mempunyai peranan yang penting 
dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan 
berkualitas. Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai juru kelola 
administrasi sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan data siswa, data 
pendidik dan tenaga kependidikan, persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, 
dan administrasi keuangan. TAS juga berperan aktif dalam 
memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh pihak yang 
berkepentingan. 
Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam 
pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui permendiknas nomor 
24 tahun 2008 menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini 
mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi 
oleh seorang tenaga administrasi sekolah. 
Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang 
harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer, 
kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam 
mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan. 
2. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah 
Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh 
melalui pendidikan dan/atau latihan. Kompetensi dapat pula dimaknai sebagai 
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam 
kebiasaan berfikir dan bertindak (Junaidi dalam Herry, 2011). Sedangkan 
tenaga administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan pada satuan 
pendidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, 
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses 
pendidikan pada satuan pendidikan. 
17
Dengan menggabungkan dua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa 
kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) adalah kemampuan yang 
diperoleh TAS melalui pendidikan dan/atau latihan untuk melaksanakan tugas-tugas 
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan 
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 
Sedangkan menurut Syaefuddin (dalam Risnawati, 2003) memberikan 
pengertian kompetensi tenaga administrasi sekolah sebagai kemampuan untuk 
melaksanakan tugas, peran dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan 
yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam 
pelaksanaan pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional 
atau teknis administratif di sekolah. 
Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi 
sekolah diatur dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Dalam 
permendiknas tersebut kompetensi tenaga administrasi sekolah dipetakan ke 
dalam empat dimensi kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis 
dan manajerial. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi kompetensi 
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 
a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki 
integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, rasa percaya 
diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreativitas dan inovasi, serta 
tanggung jawab. 
b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi bekerja dalam tim, 
memberikan pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi 
efektif, dan membangun hubungan kerja. 
c. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi melaksanakan 
administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan 
sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi 
kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan 
penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 
d. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga administrasi 
sekolah) meliputi: kompetensi mendukung pengelolaan standar 
18
nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja, 
mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, 
menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan 
sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan. 
Masing-masing kompetensi ini dalam permendikas nomor 24 tahun 
2008 kemudian dijabarkan dalam sub kompetensi yang lebih rinci agar dapat 
dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam setiap jenis dan jabatan 
administrasi sekolah dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. 
3. Administrasi Kepegawaian 
Kegiatan administrasi kepegawaian sekolah dapat dibagi menjadi tiga 
bidang administrasi sebagai berikut : 
a. Bidang administrasi material yaitu kegiatan administrasi yang 
menyangkut bidang-bidang materi seperti: ketatausahaan sekolah, 
administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan. 
b. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan 
guru dan pegawai sekolah dan sebagainya. 
c. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya 
pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, 
perisapan harian, dan sebagainya 
Administrasi kepegawaian yang dimaksudkan dalam tulisan ini 
administrasi personal pegawai sekolah dalam bidang pengelolaan administrasi 
kepegawaian. 
4. Kepala Sekolah Sebagai Manajer 
Wahyudi (2009) memberikan pengertian manajemen sebagai suatu 
proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi usaha 
para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi 
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan proses 
karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya 
mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan 
untuk mencapai tujuan. 
19
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala 
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendayagunakan tenaga 
kependidikan (TAS) melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada para 
guru untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh 
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program 
sekolah. 
Memberdayakan tenaga administrasi melalui kerjasama dimaksudkan 
bahwa dalam peningkatan profesonalisme tenaga administrasi, kepala sekolah 
harus mementingkan kerjasama dengan tenaga administasi dan pihak lain yang 
terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah 
harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam 
rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. 
Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui pembantu-pembantunya 
(wakil-wakil), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan 
setiap tindakannya. Kepala sekolah juga harus mampu menghadapi berbagai 
persoalan di sekolah, berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus 
senantiasa berusaha menjadi penengah dalam memecahkan berbagai masalah 
yang dihadapi oleh guru dan tenaga administrasi yang menjadi bawahannya 
serta berusaha mengambil keputusan yang dapat memuaskan bagi semua. 
Kepala sekolah sebagai manajer harus memberi kesempatan kepada 
para guru dan tenaga administrasi untuk meningkatkan profesinya. Kepala 
sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada 
seluruh guru dan tenaga administrasi untuk mengembangkan potensinya 
secara optimal misalnya melalui penataran, kegiatan MGMP ataupun 
lokakarya berdasarkan bidangnya masing-masing. 
Sebagai manajer, kepala sekolah juga harus mampu mendorong 
keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam setiap kegiatan sekolah. 
Keterlibatan dan partisipasi aktif mereka akan sangat menentukan keberhasilan 
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah. 
5. Kerangka Pemikiran 
Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional 
nomor 24 tahun 2008 merupakan kompetensi standar atau kompetensi 
20
minimal yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah. Kenyataan di 
sekolah-sekolah memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi sekolah yang 
memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang diharapkan. Hal ini 
terjadi karena proses perekrutan mereka menjadi tenaga administrasi sekolah 
tidak mengacu kepada pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas 
tersebut. Mereka diangkat menjadi pegawai administrasi jauh sebelum 
diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan administrasi 
kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya. 
Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus berkembang mengikuti 
perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan khususnya dan kemajuan 
dibidang teknologi informasi dan komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi 
yang dimiliki tenaga administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut 
menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya. 
Ketersediaan sumberdaya tenaga administrasi dalam jumlah yang 
memadai di sekolah sudah merupakan satu modal besar untuk dapat dikelola 
secara optimal. Kompetensi tenaga administrasi yang belum memenuhi 
standar dapat dikembangkan menjadi tenaga administrasi yang memenuhi 
standar melalui pengelolaan dan pembimbingan yang terarah oleh kepala 
sekolah. Sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai kewajiban mengelola 
staf administrasi untuk mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan dan 
mengembangkan guna membantu mencapai tujuan sekolah yang telah 
ditetapkan. 
Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala sekolah 
sebagai manajer dalam mengelola sumberdaya tenaga administrasi guna 
membantu mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya menjadi 
tenaga administrasi yang memenuhi standar TAS. 
B. Implementasi Program 
1. Rancangan tindakan siklus 1 
Pada tahap rancangan tindakan siklus 1, dilakukan penyusunan atau 
pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap 
21
pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap 
perencanaan antara lain adalah sebagai berikut: 
a. Menyusun instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi 
sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian. 
b. Mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi 
kepegawaian melalui pengisian instrumen. 
c. Memilih tenaga administrasi atau guru yang dapat diberdayakan 
membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan 
terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu 
ditingkatkan. 
d. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan 
siklus 1. 
2. Pelaksanaan tindakan siklus 1 
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu 
melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi 
kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi 
yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan 
dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah 
ditentukan sebelumnya. Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan 
jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan 
dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam 
istirahat. Lama pembimbingan setiap pertemuan tergantung dari waktu 
lowong yang dimiliki oleh pembimbing. Kisaran waktu lowong yang dapat 
digunakan untuk pembimbingan adalah 30 – 90 menit. 
3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan siklus 1 
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, tenaga administrasi 
sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen 
monev pelaksanaan tindakan siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen 
diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa 
apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 
22
4. Hasil yang di peroleh 
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan 
pada pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian instrumen monev 1 
diperoleh hasil sebagai berikut: 
Tabel 1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1 
Kompetensi awal 
(%) 
Kompetensi setelah 
tindakan 1 
(%) 
Peningkatan 
kompetensi 
(%) 
58 68 10 
Tabel 1 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah 
dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan 
siklus pertama naik dari 58% menjadi 68%. Peningkatan kompetensi sebesar 
10% menunjukkan adanya hasil jerih payah calon kepala sekolah sebagai 
manajer dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya 
mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah. 
5. Rancangan tindakan siklus 2 
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh bahwa tenaga 
adminstrasi masih memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi 
tertentu terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam 
pengelolaan administrasi kepegawaian. Untuk itu, pada rancangan kegiatan 
siklus 2 akan difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi-kompetensi 
tersebut. 
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan 
siklus 2 antara lain adalah sebagai berikut: 
a. Meminta kembali kesediaan tenaga administrasi atau guru yang 
memiliki kompetensi lebih untuk diberdayakan membantu calon kepala 
sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi 
berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan. 
b. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan 
siklus 2. 
23
6. Pelaksanaan tindakan siklus 2 
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 yaitu 
melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan pada kompetensi-kompetensi 
yang masih kurang atau rendah berdasarkan analisis hasil kegiatan 
monev 1. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi 
dan guru yang sudah ditunjuk sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling 
lama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. 
Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga 
pembimbing atau saat jam istirahat siswa yang berkisar 30 – 90 menit . 
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2 
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, tenaga administrasi 
sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen 
monev pelaksanaan tindakan siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen 
diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa 
apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan mempengaruhi 
penilaian kinerja mereka. 
8. Hasil yang di peroleh 
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan 
pada pelaksanaan tindakan siklus 2 melalui pengisian instrumen monev 2 
diperoleh hasil sebagai berikut: 
Tabel 2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2 
Kompetensi 
setelah tindakan 1 
(%) 
Kompetensi 
setelah tindakan 2 
(%) 
Peningkatan 
kompetensi 
(%) 
68 95 27 
Tabel 2 menunjukkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah 
dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan 
yang kedua naik dari 68% menjadi 95%. Kompetensi 95% sudah termasuk 
kategori kompetensi sangat baik. Peningkatan kompetensi tenaga adminstrasi 
sekolah menunjukkan adanya peningkatan yang drastis yaitu sebesar 27%. 
24
Peningkatan tersebut merupakan hasil dari usaha pembimbingan yang 
diberikan kepada tenaga administrasi sekolah yang mengelola administrasi 
kepegawaian. Pembimbingan tersebut adalah tugas seorang kepala sekolah 
membina dan mengembangkan kompetensi TAS dalam perannya sebagai 
manajer di sekolah. 
C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri Khusus 
Jeneponto 
Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi manajerial 
melalui pembinaan dan pembimbingan tenaga administrasi sekolah guna 
meningkatkan kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian, 
maka penulis melanjutkan pembimbingan TAS di SMP Negeri Khusus 
Jeneponto. Proses pembimbingan dilaksanakan mengikuti pembimbingan TAS 
di SMPN 1 Binamu. Pembimbingan dilakukan sebelum atau sesudah 
melakukan pengkajian-pengkajian. 
1. Rancangan tindakan 
Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penyusunan atau pengadaan 
instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. 
Instrumen-instrumen yang digunakan menggunakan instrumen yang telah 
digunakan di SMPN 1 Binamu, yaitu: 
a. Instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) 
dalam mengelola administrasi kepegawaian. 
b. Instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan. 
Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan adalah 
mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian. 
Kegiatan identifikasi diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal TAS yang 
kemudian dijadikan sebagai dasar pembimbingan. 
Berdasarkan hasil pengisian instrumen dua TAS yang mengelola 
administrasi kepegawaian, diperoleh rata-rata kemampuan awal TAS adalah 
68%. Rata-rata kompetensi TAS masih rendah pada aspek yang berhubungan 
dengan penyusunan dan penyajian data statistik kepegawaian termasuk 
penyajian data statistik dengan menggunakan TIK. 
25
2. Pelaksanaan tindakan. 
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu melakukan 
pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi 
yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang 
ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan 
dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali 
pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan pada saat kunjungan pengkajian 
dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dari TAS yang akan 
dibimbing, kadang sebelum atau sesudah melakukan pengkajian. 
3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan. 
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan, tenaga administrasi sekolah 
yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev 
pelaksanaan tindakan. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan 
penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun 
yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 
4. Hasil yang di peroleh 
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan 
pada pelaksanaan tindakan melalui pengisian instrumen monev diperoleh hasil 
sebagai berikut: 
Tabel 3. Rata-rata peningkatan kompetensi 
Kompetensi awal 
(%) 
Kompetensi setelah 
tindakan 1 
(%) 
Peningkatan 
kompetensi 
(%) 
68 89 21 
Tabel 3 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi 
sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti 
pembimbingan naik dari 68% menjadi 89%. Peningkatan kompetensi sebesar 
21% menunjukkan adanya hasil calon kepala sekolah sebagai manajer dalam 
26
melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan 
kompetensi tenaga administrasi sekolah. 
D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) 
1. Kajian RKS dan RKJM 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan rencana kerja 
sekolah (RKS) kemudian mengkaji RKS dan RKJM SMPN 1 Binamu dan 
SMPN Khusus Jeneponto penulis mengerti dan memahami beberapa cara 
penyusunan RKS dan RKJM diantaranya model RKS/RKJM yang 
dikembangkan oleh DBE dan RKS/RKJM yang disusun berdasarkan hasil 
rekomendasi EDS. 
Pemahaman penulis tentang penyusunan RK sekolah belum utuh dan 
sempurna karena belum pernah menyusun RK sekolah secara lengkap. Untuk 
memaksimalkan penguasaan kompetensi penulis tentang penyusunan 
RKS/RKJM, penulis berharap agar dalam penyusunan RK sekolah pada tahun 
berikutnya dapat dilibatkan secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang 
telah dimiliki. 
2. Kajian Kurikulum 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum 
kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah tempat magang, penulis 
lebih mengerti tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan 
kurikulum, bentuk-bentuk silabus dan RPP. Penulis merasa belum 
sepenuhnya mampu menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai 
karakter bangsa sesuai dengan SK dan KD yang dikembangkan. Untuk 
memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah, termasuk 
penyusunan silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter, penulis akan 
lebih banyak belajar dan berusaha selalu terlibat secara langsung dalam 
penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah. 
3. Kajian Pendidik dan Tenaga 
Kependidikan 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan 
tenaga kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga 
27
kependidikan sekolah tempat magang, penulis mengetahui keadaan guru 
dan pegawai, kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan 
pembagian tugasnya masing-masing. Penulis juga memahami kompetensi 
pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari permendiknas-permendiknas 
terkait. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan 
sekolah magang sebaiknya dapat diidentifikasi dan petakan oleh kepala 
sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan 
pembinaannya secara berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, 
penulis berharap ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk 
mengetahui tingkat kompetensinya. 
4. Kajian Sarana dan Prasarana 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan 
prasarana sekolah kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana 
sekolah tempat magang, penulis mengetahui sumber daya sarana dan 
prasarana yang dimiliki sekolah magang. Penulis juga mendapat pemahaman 
tentang perencanaan pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan 
penghapusan sarana prasarana sekolah. Standar sarana dan prasarana 
sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007 harus dijadikan 
sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. 
5. Kajian Peserta Didik 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan peserta didik 
kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang, 
penulis memiliki pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan peserta 
didik baru. Penulis juga mendapat informasi dan pengetahuan tentang 
kegiatan-kegiatan pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan 
bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan 
penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis akan lebih 
banyak membaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta 
didik dari berbagai sumber. 
6. Kajian Pengelolaan Keuangan 
28
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan keuangan 
sekolah kemudian mengkaji pengelolaan keuangan sekolah tempat magang, 
penulis dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta dapat 
memahami penentuan alokasi pembiayaan sekolah. Kompetensi yang belum 
penulis kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan pertanggung-jawaban 
penggunaan keuangan sekolah. Untuk memaksimalkan penguasaan 
tentang pengelolaan keuangan sekolah secara keseluruhan, penulis berharap 
dapat mempelajari contoh laporan pertanggungjawaban keuangan suatu 
sekolah. 
7. Kajian Pembinaan Tenaga 
Administrasi Sekolah (TAS) 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan tenaga 
administrasi sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008 kemudian 
mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis mendapat pengetahuan 
tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh kepala sekolah. Penulis juga 
memperoleh pengetahuan tentang model-model pembinaan TAS. 
8. Kajian Pemanfaatan TIK dalam 
Pembelajaran 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran 
kemudian mengkaji pemanfaatn TIK dalam pembelajaran sekolah tempat 
magang, penulis mendapat informasi tentang sumber daya sarana dan 
prasarana yang dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta 
mendapat gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK 
terutama komputer. 
9. Kajian Monitoring dan Evaluasi 
Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi 
program sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah 
tempat magang, penulis memahami pengertian, tujuan, prinsip dan proses 
monitoring dan evaluasi (monev) program. Penulis belum mendapatkan 
hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah magang 
berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi sehingga belum 
29
memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara teori dan praktek. 
Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi penulis dalam pelaksanaan 
monitoring dan evaluasi program sekolah, maka penulis berharap agar dapat 
dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan monev program-program 
sekolah dimasa yang akan datang. 
BAB IV 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Berdasarkan kerangka pemikiran dan hasil pelaksanaan tindakan 
kepemimpinan yang dilaksanakan sebanyak dua siklus maka dibuat 
kesimpulan sebagai berikut: 
1. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi sekolah ikut 
menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan yang telah 
ditetapkan. 
2. Kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi 
kepegawaian dapat ditingkatkan melalui pembimbingan oleh kepala 
sekolah dalam kapasitasnya sebagai manajer di sekolah. 
B. Saran-saran 
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka terdapat 
saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut: 
1. Kepala sekolah secara berkala sebaiknya melakukan monitoring evaluasi 
diri TAS untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi mereka sehingga 
dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengembangan kompetensi 
TAS yang memenuhi standar mengikuti perkembangan dan kemajuan 
teknologi di bidang pendidikan. 
2. Dalam usaha meningkatkan kompetensi TAS, kepala sekolah sebaiknya 
memberdayakan tenaga administrasi lain atau guru yang memiliki 
kompetensi lebih untuk membantu melakukan pembimbingan terhadap 
30
tenaga administrasi yang kompetensinya masih tergolong kategori 
rendah atau di bawah standar. 
31
32

More Related Content

What's hot

Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluYohanes Sangkang
 
Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Yohanes Sangkang
 
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroLAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroYoollan MW
 
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa TimurKurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa TimurAli Murfi
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1arif widyatma
 
Contoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriContoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriKahar Muzakkir
 
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
panduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi finalpanduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi final
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi finalKahar Muzakkir
 
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan JobdiskripsinyaSupriyanto Praptoutomo
 
Lembar pengesahan, daftar isi
Lembar pengesahan, daftar isiLembar pengesahan, daftar isi
Lembar pengesahan, daftar isiAyiz Impian
 
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...RoHim MohaMad
 
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifLaporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifPKG Nas Kaisar Jkt
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)togi_pasaribu
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsYasir Rifai
 

What's hot (20)

Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
 
Laporan magang I lp3l
Laporan magang I lp3l Laporan magang I lp3l
Laporan magang I lp3l
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69
 
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroLAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
 
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa TimurKurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
 
LAPORAN MAGANG 1
LAPORAN MAGANG 1LAPORAN MAGANG 1
LAPORAN MAGANG 1
 
Contoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriContoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diri
 
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
panduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi finalpanduan  bk smp 2016,ditjen gtk    revisi final
panduan bk smp 2016,ditjen gtk revisi final
 
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
 
1516_Peraturan Akademik
1516_Peraturan Akademik1516_Peraturan Akademik
1516_Peraturan Akademik
 
Lembar pengesahan, daftar isi
Lembar pengesahan, daftar isiLembar pengesahan, daftar isi
Lembar pengesahan, daftar isi
 
Pembimbing Akademik SKS di SMA
Pembimbing Akademik SKS di SMAPembimbing Akademik SKS di SMA
Pembimbing Akademik SKS di SMA
 
Berita acara
Berita acaraBerita acara
Berita acara
 
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
 
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifLaporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
 
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)Buku kerja kepala sekolah (kecil)
Buku kerja kepala sekolah (kecil)
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
 

Similar to 1 laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final

Contoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakepContoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakepArif Subiakto
 
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosongDokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosongAkang Juve
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isiEndin Salahudin
 
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1Hilmi Halim
 
24456537 contoh-program-kerja-sekolah
24456537 contoh-program-kerja-sekolah24456537 contoh-program-kerja-sekolah
24456537 contoh-program-kerja-sekolahIna Rostina
 
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guruDestri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guruMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
LAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.doc
LAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.docLAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.doc
LAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.docElsamBflowers
 
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 meranginLaporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 meranginMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahMuhammad Setiawan
 
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...Yogyakarta State University
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk gurupurdiyanto -
 
COVER LAPORAN-BAB I INDIVIDU
COVER LAPORAN-BAB I INDIVIDUCOVER LAPORAN-BAB I INDIVIDU
COVER LAPORAN-BAB I INDIVIDUGhian Velina
 
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printKompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printIman Sriyono
 
Refleksi bina-insan-guru-2014
Refleksi bina-insan-guru-2014Refleksi bina-insan-guru-2014
Refleksi bina-insan-guru-2014muhammad
 
Analisis konteks
Analisis konteksAnalisis konteks
Analisis konteksHabib Rifki
 
LAPORAN SUPERVISI 15-16.doc
LAPORAN SUPERVISI 15-16.docLAPORAN SUPERVISI 15-16.doc
LAPORAN SUPERVISI 15-16.docUZky Apriliyaa
 

Similar to 1 laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (20)

Contoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakepContoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakep
 
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosongDokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
Dokumen pengembangan diri naik pangkat kosong
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi
 
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
 
24456537 contoh-program-kerja-sekolah
24456537 contoh-program-kerja-sekolah24456537 contoh-program-kerja-sekolah
24456537 contoh-program-kerja-sekolah
 
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guruDestri saragih merangin  tugas pengembangan profesi guru
Destri saragih merangin tugas pengembangan profesi guru
 
pts-sumarso.pdf
pts-sumarso.pdfpts-sumarso.pdf
pts-sumarso.pdf
 
pengembangan profesi Eka sastrawati sman2 t.ulu
pengembangan profesi Eka sastrawati sman2 t.ulupengembangan profesi Eka sastrawati sman2 t.ulu
pengembangan profesi Eka sastrawati sman2 t.ulu
 
LAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.doc
LAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.docLAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.doc
LAPORAN_OBSERVASI_KEGIATAN_BELAJAR_MENGA.doc
 
Desi rusiana tanjab tugas pak budi
Desi rusiana tanjab tugas pak budiDesi rusiana tanjab tugas pak budi
Desi rusiana tanjab tugas pak budi
 
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 meranginLaporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolah
 
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...
Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belaja...
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
COVER LAPORAN-BAB I INDIVIDU
COVER LAPORAN-BAB I INDIVIDUCOVER LAPORAN-BAB I INDIVIDU
COVER LAPORAN-BAB I INDIVIDU
 
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printKompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
 
Refleksi bina-insan-guru-2014
Refleksi bina-insan-guru-2014Refleksi bina-insan-guru-2014
Refleksi bina-insan-guru-2014
 
05 ptkku pdf
05 ptkku pdf 05 ptkku pdf
05 ptkku pdf
 
Analisis konteks
Analisis konteksAnalisis konteks
Analisis konteks
 
LAPORAN SUPERVISI 15-16.doc
LAPORAN SUPERVISI 15-16.docLAPORAN SUPERVISI 15-16.doc
LAPORAN SUPERVISI 15-16.doc
 

1 laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final

  • 1. MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH (TAS) DALAM MENGELOLA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN MELALUI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah Periode : 15 September s/d 15 November 2011 Nama : Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd. Unit Kerja : SMP NEGERI 1 BINAMU NIP : 19690101 199412 1 007 PILOTING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
  • 2. KABUPATEN JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011 ii
  • 3. Kata Pengantar Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan taslim senantiasa tercurah atas junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat curahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang berjudul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) Dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian Melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer” ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini, merupakan suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Walau diakui terasa sangat melelahkan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu pendamping Diklat, Alhamdulillah akhirnya laporan kegiatan OJL ini selesai juga. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Dr. Andi Muliati, MM., Ir. A. Makmur, M. Sc., Ph. D., Drs. Yuli Cahyono, M. Pd., dan Drs. Ahkam Zubair, M. Pd. atas bimbingan dan arahannya. Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada Drs. H. Mukhtar Nonci, S. Sos., M. Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto yang telah banyak membantu sejak awal seleksi sampai pelaksanaan diklat selesai. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Dra. Hj. Rahmawati, M.Si. selaku Kepala Bidang ketenagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan diklat calon kepala sekolah yang telah banyak membantu sejak seleksi sampai pelaksanaan diklat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Ferawati Azis, SS., M. Pd. selaku Kepala Seksi Diklat Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto yang menjadi ketua pelaksana iii
  • 4. diklat. Beliau telah banyak membantu dan melayani peserta diklat sejak awal seleksi sampai kegiatan diklat calon kepala sekolah selesai dilaksanakan. Ucapan terima kasih terkhusus penulis sampaikan kepada Drs. Syahrir Saini sebagai Kepala SMP Negeri 1 Binamu dan H. Saripuddin D., S. Pd., SE., MM. Sebagai Kepala SMP Negeri Khusus Jeneponto yang telah banyak membantu, memberikan masukan dan bimbingan selama pelaksanaan magang pada kegiatan OJL. Teristimewa, ucapan terima kasih penulis haturkan kepada adinda Rahmawati Sainong, S. Pd. sebagai guru yunior SMPN 1 Binamu yang bersedia diobservasi pada kegiatan supervisi akademik peserta diklat calon kepala sekolah. Tak terlupakan, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada guru-guru dan pegawai SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi kepada penulis dalam melakukan kajian-kajian dan pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah. Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua teman peserta diklat calon kepala sekolah kabupaten Jeneponto tahun 2011 atas kerja sama yang terbangun selama ini mulai dari awal seleksi sampai kegiatan OJL berakhir. Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat, dan semoga segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, mendapat ganjaran dan pahala dari Allah SWT, Amin. Penulis, iv
  • 5. Daftar Isi Halaman Halaman Judul ......................................................................................... i Kata Pengantar ......................................................................................... ii Daftar Lampiran........................................................................................ v BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang.............................................................................. 1 B. Tujuan .....................................................................................3 C. Kompetensi Sasaran ..................................................................... 3 BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ........................................ 4 A. Profil SMPN 1 Binamu.................................................................. 4 B. Profil SMPN Khusus Jeneponto.................................................... 10 C. Permasalahan yang di Temukan di Lapangan................................ 16 BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ......................................... 17 A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer......................... 17 B. Implementasi Program.................................................. 21 C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri Khusus Jeneponto ............................................................................... 25 D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) ..................... 27 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30 A. Kesimpulan ................................................................................... 30 B. Saran - Saran ................................................................................. 30 v
  • 6. Daftar Lampiran Nomor Halaman 1. Rencana Tindak Kepemimpinan ..................................................... 32 2. Instrumen Indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................................................. 36 3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian.............................................................. 38 4. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ............................................................. 40 5. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................................................. 42 6. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian.............................................................. 50 7. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ............................................................. 58 8. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ................................................ 66 9. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ............................. 72 10. Daftar Hadir Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................................................ 78 11. Foto-foto Kegiatan Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................................................ 81 12. Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik/Observasi Guru Yunior 13. Laporan Hasil Kajian RKS-RKJM 14. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Kurikulum 15. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 16. Laporan Hasil Kajian Sarana dan Prasarana Sekolah 17. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Peserta Didik 18. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Keuangan 19. Laporan Hasil Kajian Pembinaan TAS 20. Laporan Hasil Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran 21. Laporan Hasil Kajian Monitoring dan Evaluasi Program 22. Hasil Penyusunan Silabus, RPP dan Bahan Ajar 23. Dafar Hadir dalam Kegiatan On The Job Learning (OJL) 24. Foto-foto Kegiatan di Sekolah Magang vi
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar perlu dikelola secara baik dan benar. Keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sangat tergantung kepada bagaimana model pengelolaan terhadap segala sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut. Sumber daya sekolah yang memadai bukan jaminan akan mewujudkan harapan-harapan warga sekolah yang telah dirumuskan menjadi tujuan sekolah tersebut jika kepala sekolah sebagai pimpinan tidak mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugas tambahan untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai seorang guru, kepala sekolah sejatinya adalah juga pendidik yang harus mampu membina guru-guru disekolahnya menjadi guru kreatif dan selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan adanya tugas tambahan tersebut, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk membina guru saja, tetapi lebih dari itu, juga dituntut untuk membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya seperti tenaga adminstrasi sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan lain sebagainya. Tuntutan-tuntutan ini adalah merupakan tugas-tugas yang baru bagi seorang guru yang diserahi tugas tambahan kepala sekolah. Disisi lain, tujuan utama sekolah berupa peningkatan mutu pendidikan hanya dapat diraih jika seluruh komponen sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing melalui pembinaan dan pengelolaan seorang kepala sekolah yang profesional. Karena begitu banyaknya tugas-tugas baru seorang kepala sekolah maka untuk menjadi seorang kepala sekolah yang profesional tentu tidaklah mudah. Diperlukan waktu yang cukup untuk belajar bagaimana melaksanakan tugas-tugas yang baru tersebut. Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi calon kepala sekolah merupakan upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh pihak terkait dalam rangka melahirkan pemimpin sekolah yang berkualitas 1
  • 8. yang diharapkan mampu untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Peraturan menteri pendidikan nasional (permendikas) Republik Indonesia nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah memberikan angin segar bagi peningkatan profesionalisme seorang kepala sekolah ataupun calon kepala sekolah. Dalam permendiknas tersebut dijelaskan bahwa seorang guru yang telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah menetapkan dimensi kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan dimensi kompetensi yang menuntut 16 kompetensi. Jumlah kompetensi ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan kompetensi pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan, dan mengembangakan sumber daya sekolah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sangat bergantung kepada kompetensi manajerial seorang kepala sekolah. SMPN 1 Binamu sebagai sekolah tempat mengajar penulis misalnya, memiliki 20 tenaga kependidikan yang berfungsi sebagai tenaga administrasi sekolah merupakan SDM yang cukup untuk terlibat dalam usaha meningkatkan pelayanan pendidikan menuju peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Namun kenyataannya, SDM yang demikian besar seakan tidur tanpa memperlihatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama mengabdi di SMPN 1 Binamu, menemukan beberapa tenaga administrasi sekolah hanya datang kemudian pulang tanpa berbuat sesuatu. Sebahagian lagi malas masuk kantor dengan alasan tidak ada yang mereka bisa kerjakan. 2
  • 9. Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah dalam kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam merupakan modal awal untuk menjalani praktek lapangan on the job learning (OJL) selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan OJL penting bagi peserta diklat untuk mempraktekkan kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan tatap muka. Dalam OJL dipraktekkan bagaimana mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah, RKAS/RKJM, pengelolaan keuangan, produksi dan jasa, pembinaan tenaga administrasi sekolah, pengelolaan peserta didik, sarana dan prasarana, pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK, monitoring dan evaluasi serta program supervisi akademik. Sehubungan dengan hasil penilaian analisis kebutuhan pengembangan keprofesian (AKPK) penulis sebagai peserta diklat calon kepala sekolah yang menemukan kelemahan terbanyak pada dimensi manajerial, maka penulis akan mengangkat tema tulisan yang terkait dengan dimensi manajerial kepala sekolah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengangkat tema tulisan dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer” B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan tema yang diangkat dalam tulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian, 2. Untuk meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah (PAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian. C. Kompetensi Sasaran Berdasarkan hasil analisis AKPK penulis yang menyimpulkan kelemahan terbesar pada dimensi kompetensi manajerial, maka sasaran yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah pengembangan dimensi kompetensi manajerial kepala sekolah melalui pembinaan tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian. 3
  • 10. BAB II KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG A. Profil SMPN 1 Binamu SMPN Binamu berlokasi di jalan Lanto Daeng Pasewang no. 32 Bontosunggu kelurahan Empoang kecamatan Binamu yang diapit oleh dua perkantoran pemerintah yaitu kantor Bupati Jeneponto dan kantor KPU. Sekolah ini dibangun pada tahun 1960 di atas lahan seluas 8065 m2 dan mulai beroperasi tahun 1961 dengan nama SMP 1 Jeneponto. Sekolah ini merupakan sekolah tertua di kabupaten Jeneponto untuk sekolah tingkat menengah pertama dan sudah banyak mencetak alumni-alumni yang menduduki jabatan-jabatan penting, baik di pemerintahan, legislatif ataupun diperusahaan-perusahaan swasta. Tahun pelajaran 2011/2012 ini SMPN 1 Binamu membina sebanyak 1043 siswa yang terbagi ke dalam 30 rombongan belajar dengan masing-masing 10 rombongan belajar pertingkatan kelas. Setiap ruang kelas menampung rata-rata sebanyak 36 siswa. SMPN 1 Binamu kini memiliki guru sebagai tenaga pendidik dan tenaga administrasi sekolah yang cukup memadai. Jumlah guru sebanyak 54 orang dengan rincian 44 guru PNS dan 10 orang non PNS sedang jumlah tenaga asministrasi sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 orang PNS dan 12 orang non PNS. Sekolah ini memiliki sarana dan prasana laboratorium yang cukup yaitu laboratorium Fisika, Biologi, Bahasa dan Komputer. Sekolah juga memiliki 30 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil-wakil kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang BK, 2 gedung perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 gedung mushallah, 1 ruang OSIS, 3 kamar WC guru, 10 kamar WC siswa, 1 pos keamanan, 2 kantin dan 1 aula mini. Prestasi guru yang diraih SMPN 1 Binamu empat tahun terakhir yaitu juara I tiga tahun berturut-turut guru berprestasi tahun 2007-2009 dan juara II tahun 2010 tingkat kabupaten Jeneponto, juara II inovasi pembelajaran tingkat nasional. Sedangkan prestasi siswa yaitu juara I lomba mengarang, 4
  • 11. pidato (putra dan putri), baca puisi (putra dan putri) pada acara HARDIKNAS tahun 2009. Kinerja SMPN 1 Binamu dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Standar Isi SMPN 1 Binamu telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertim-bangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran bahasa daerah Makassar dan baca tulis al-qur’an adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat Jeneponto yang mayoritas beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa daerah Makassar. Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan nasional dan dua mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa Daerah Makassar dan BTQ masing-masing 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam pelajaran. Mata pelajaran IPS juga diberikan alokasi waktu 4 jam pelajaran. Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara 40 menit. Jumlah jam pelajaran perminggu 32 jam pelajaran per kelas, sehingga total jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 32 jam pelajaran per rombel ´ 30 rombel = 960 jam pelajaran perminggu. Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan 5
  • 12. tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, LDK, karate, basket dan sepak bola. Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga konseling yang dimiliki berjumlah 4 yang masing-masing memiliki program rencana dan pelaksanaan layanan BK. Empat guru BK belum sebanding dengan siswa yang berjumlah 1043 orang. Artinya setiap guru BK memberikan layanan rata-rata kepada 261 orang siswa. Dalam hal ini setidaknya sekolah masih membutuhkan tenaga konseling sebanyak 1 atau 2 orang guru BK. 2. Standar Proses Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih 6
  • 13. meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Jeneponto. Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung. Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMPN 1 Binamu, wakil kepala sekolah dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. 3. Standar Kompetensi Lulusan Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 dan tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 6,47 dan 5,62, Bahasa Inggris 7,27 dan 8,13, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya masyarakat Jeneponto, SMPN 1 Binamu melaksanakan kegiatan pesantren 7
  • 14. kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama dengan pondok pesantren IMMIM Putra Makassar. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah guru yang mencapai 54 orang dan tenaga administrasi sekolah sebanyak 20 orang sudah memenuhi standar jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Guru yang sudah berkualifikasi minimal S1 sebanyak 93% sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 15%, SMA sebanyak 80% dan SMP sebanyak 5%. Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN 1 Binamu belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing. 5. Standar Sarana dan Prasarana SMPN 1 Binamu memiliki luas lahan 8065 m2 dengan jumlah gedung sebanyak 13 unit yang terdiri dari 2 unit gedung berlantai dua dan 11 unit gedung berlantai satu. Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 30 ruang kelas dengan luas masing-masing 63 m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board dan black board, satu meja dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa. Ruang guru berukuran (18 ´ 7) m2 memuat 35 pasang meja dan kursi guru, 1 papan white board, satu meja panjang dan 4 kursi untuk tempat pimpinan rapat pertemuan, 1 set kursi dan meja tamu, 1 kamar kecil (WC), 2 rak buku, 6 lemari buku, 1 set sound system dan 1 buah jam dinding. Ruang perpustakaan terdiri dari dua unit dengan luas masing-masing (10´15) m2. Jumlah buku teks pelajaran masih kurang dari jumlah siswa. Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium fisika, biologi, bahasa dan komputer. Laboratorium komputer memiliki jaringan LAN yang terkoneksi dengan jaringan internet speedy schoolnet dari jardiknas dan dilengkapi dengan 2 buah pendingin udara. 8
  • 15. Ruang kepala sekolah berukuran (4´5)m2 terdapat 1 kamar kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1 set komputer PC, dan 1 pendingin udara. Ruang wakil kepala sekolah berukuran (4´5)m2 terdapat 5 pasang meja dan kursi, 1 set komputer PC, 3 buah lemari buku, 1 pendingin udara dan dilengkapi dengan jaringan internet speedy schoolnet. Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru BK, ruang UKS, kantin, mushallah, kantin kejujuran, gudang, jamban (WC) siswa. 6. Standar Pengelolaan Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMP Negeri 1 Binamu sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok dinding sekolah, dipasang di blog guru, dan melalui persuratan. Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada cara lama namun sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar. Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas Jeneponto ataupun blog guru. 7. Standar Pembiayaan SMPN 1 Binamu mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah. Penyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku 9
  • 16. kepentingan yang relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya. Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten Jeneponto. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana. 8. Standar Penilaian Pendidikan Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru. Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. B. Profil SMPN Khusus Jeneponto SMPN Khusus Jeneponto yang berlokasi di jalan Kesehatan nomor 101 Bontosunggu kecamatan Binamu didirikan berdasarkan surat keputusan Bupati Jeneponto nomor 134/VIII/2007 tahun 2007 bersama dua sekolah lainnya 10
  • 17. yaitu SLB Pembina dan SMAN Khusus Jeneponto. Ketiga sekolah ini dipimpin oleh satu orang kepala sekolah yang kini dijabat oleh H. Saripuddin D. SMPN Khusus Jeneponto dibangun untuk membina khususnya putra-putri Jeneponto yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kebijakan pemerintah kabupaten Jeneponto dalam pendirian sekolah ini dimaksudkan untuk menjamin pembinaan siswa-siswa cerdas menjadi putra Jeneponto yang unggul sebagai pattabba’ (penembak). Kinerja SMPN Khusus Jeneponto dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Standar Isi SMPN Khusus Jeneponto telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran bahasa daerah Makassar dan baca tulis al-qur’an adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat Jeneponto yang mayoritas beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa daerah Makassar. Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan nasional dan dua mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa Daerah Makassar dan BTQ masing-masing 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam pelajaran. Sedangkan mata pelajaran IPS diberikan alokasi waktu terbanyak yaitu 6 jam pelajaran dengan pertimbangan mata pelajaran IPS mempelajari tiga materi pokok yakni ekonomi, sejarah dan geografi. Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara dengan 40 menit. Jumlah jam pelajaran perminggu 3 jam per kelas, sehingga total jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 36 jam pelajaran per rombel ´ 3 rombel = 108 jam pelajaran perminggu. 11
  • 18. Sama dengan di SMPN 1 Binamu, program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa SMPN Khusus juga belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran secara terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan yakni pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, LDK, karate, basket, bulutangkis, tenis meja, futsal dan pembinaan kultum keagamaan. Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga konseling yang dimiliki satu orang melayani 60 orang siswa. 2. Standar Proses Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti 12
  • 19. halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Jeneponto. Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah masih sangat sedikit mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah memberi dampak kepada motivasi siswa dan orang tua untuk membeli buku paket sendiri. Pemenuhan buku paket siswa terbentur pada terbatasnya anggaran pengadaan buku paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun daerah. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMPN Khusus dibantu wakil kepala sekolah melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. 3. Standar Kompetensi Lulusan Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2009/2010 dan tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 7,44 dan 8,48, Bahasa Inggris 8,14 dan 9,08, Matematika 7,10 dan 8,90 serta IPA 7,99 dan 8,49. Perolehan rata-rata nilai UN memperlihatkan tingginya peningkatan untuk setiap mata pelajaran. Rata-rata nilai UN semua mata pelajaran tahun 2009/2010 adalah 7,67 dan tahun 2010/2011 adalah 8,74. Dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan 13
  • 20. pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang jauh lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya masyarakat Jeneponto, SMPN Khusus juga melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Kegiatan pesantren dikelola oleh pengurus OSIS dan dikoordinir oleh guru agama Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 18 orang dan tenaga administrasi sekolah sebanyak 10 orang sudah memenuhi standar jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Guru yang berkualifikasi S1 sebanyak 67%, berkualifikasi S2 sebanyak 33%. Sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 20% dan SMA sebanyak 80%. Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN Khusus Jeneponto belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing. 5. Standar Sarana dan Prasarana Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 3 ruang kelas dengan luas masing-masing 63 m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board, satu meja dan kursi guru, serta 20 meja dan kursi untuk siswa. Ruang guru berukuran (9 ´ 7) m2 memuat 7 pasang meja dan kursi guru, 1 papan white board, 6 lemari buku, dan 1 buah jam dinding. Ruang perpustakaan yang berukuran (10 ´ 15) m2 yang dibangun khusus untuk kegiatan perpustakaan sekolah sebahagiannya dimanfaatkan untuk fungsi laboratorium komputer. Jumlah buku teks pelajaran ataupun buku bacaan umum masih sangat kurang. Laboratorium komputer memuat 12 unit komputer tetapi sebahagiannya sudah ada yang tidak berfungsi. Laboratorium lain yang dimiliki hanya laboratorium IPA dan Bahasa. Ruang kepala sekolah berukuran (4´5)m2 terdapat 1 kamar kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 set 14
  • 21. komputer PC, dan 1 pendingin udara. Sedangkan ruang wakil kepala sekolah berukuran (7 ´ 6)m2 terdapat 5 pasang meja dan kursi, 2 buah lemari buku, Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru BK, ruang UKS, mushallah, kantin kejujuran, jamban (WC) siswa, lapangan olahraga, rumah guru dan asrama siswa. 6. Standar Pengelolaan Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMPN Khusus Jeneponto sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui rapat komite sekolah dan melalui persuratan. Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS). RKAS yang disusun berdasarkan rekomendasi dari evaluasi diri sekolah (EDS) yang mengacu pada pengelompokan ke dalam delapan standar pendidikan. Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas Jeneponto ataupun blog SMPN Khusus Jeneponto. 7. Standar Pembiayaan SMPN Khusus Jeneponto mempunyai RKAS yang disusun oleh kepala sekolah dan guru-guru dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari siswa dan komite sekolah. Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten Jeneponto. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. 15
  • 22. Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana. 8. Standar Penilaian Pendidikan Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru. Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. C. Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan Pelaksanaan kegiatan on the job learning bagi peserta diklat calon kepala sekolah di sekolah-sekolah magang merupakan pembelajaran dan arena latihan dalam melakoni sebagian peran dan fungsi seorang kepala sekolah. Penulis sudah berusaha beradaptasi dengan warga sekolah tempat magang tetapi ternyata melakoni peran kepala sekolah bukanlah hal mudah. Tak jarang kami menemukan beberapa permasalahan. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah kurang tersedianya data-data atau informasi yang penulis butuhkan untuk memenuhi tagihan-tagihan OJL. Masalah lainnya adalah pelaksanaan OJL di sekolah lain yang kadang mengganggu proses belajar mengajar di sekolah sendiri karena meninggalkan tugas mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit dihindari karena tidak adanya guru pengganti di sekolah sendiri. 16
  • 23. BAB III RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer. 1. Rasional Tenaga administrasi sekolah (TAS) mempunyai peranan yang penting dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas. Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai juru kelola administrasi sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan, persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan. Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui permendiknas nomor 24 tahun 2008 menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga administrasi sekolah. Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan. 2. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan. Kompetensi dapat pula dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Junaidi dalam Herry, 2011). Sedangkan tenaga administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 17
  • 24. Dengan menggabungkan dua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) adalah kemampuan yang diperoleh TAS melalui pendidikan dan/atau latihan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan menurut Syaefuddin (dalam Risnawati, 2003) memberikan pengertian kompetensi tenaga administrasi sekolah sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas, peran dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional atau teknis administratif di sekolah. Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah diatur dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Dalam permendiknas tersebut kompetensi tenaga administrasi sekolah dipetakan ke dalam empat dimensi kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis dan manajerial. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, rasa percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreativitas dan inovasi, serta tanggung jawab. b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi bekerja dalam tim, memberikan pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun hubungan kerja. c. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). d. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga administrasi sekolah) meliputi: kompetensi mendukung pengelolaan standar 18
  • 25. nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan. Masing-masing kompetensi ini dalam permendikas nomor 24 tahun 2008 kemudian dijabarkan dalam sub kompetensi yang lebih rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam setiap jenis dan jabatan administrasi sekolah dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. 3. Administrasi Kepegawaian Kegiatan administrasi kepegawaian sekolah dapat dibagi menjadi tiga bidang administrasi sebagai berikut : a. Bidang administrasi material yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan. b. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya. c. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya Administrasi kepegawaian yang dimaksudkan dalam tulisan ini administrasi personal pegawai sekolah dalam bidang pengelolaan administrasi kepegawaian. 4. Kepala Sekolah Sebagai Manajer Wahyudi (2009) memberikan pengertian manajemen sebagai suatu proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. 19
  • 26. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendayagunakan tenaga kependidikan (TAS) melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Memberdayakan tenaga administrasi melalui kerjasama dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesonalisme tenaga administrasi, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga administasi dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui pembantu-pembantunya (wakil-wakil), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakannya. Kepala sekolah juga harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha menjadi penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan tenaga administrasi yang menjadi bawahannya serta berusaha mengambil keputusan yang dapat memuaskan bagi semua. Kepala sekolah sebagai manajer harus memberi kesempatan kepada para guru dan tenaga administrasi untuk meningkatkan profesinya. Kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh guru dan tenaga administrasi untuk mengembangkan potensinya secara optimal misalnya melalui penataran, kegiatan MGMP ataupun lokakarya berdasarkan bidangnya masing-masing. Sebagai manajer, kepala sekolah juga harus mampu mendorong keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam setiap kegiatan sekolah. Keterlibatan dan partisipasi aktif mereka akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah. 5. Kerangka Pemikiran Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2008 merupakan kompetensi standar atau kompetensi 20
  • 27. minimal yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah. Kenyataan di sekolah-sekolah memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi sekolah yang memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang diharapkan. Hal ini terjadi karena proses perekrutan mereka menjadi tenaga administrasi sekolah tidak mengacu kepada pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas tersebut. Mereka diangkat menjadi pegawai administrasi jauh sebelum diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan administrasi kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus berkembang mengikuti perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan khususnya dan kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya. Ketersediaan sumberdaya tenaga administrasi dalam jumlah yang memadai di sekolah sudah merupakan satu modal besar untuk dapat dikelola secara optimal. Kompetensi tenaga administrasi yang belum memenuhi standar dapat dikembangkan menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar melalui pengelolaan dan pembimbingan yang terarah oleh kepala sekolah. Sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai kewajiban mengelola staf administrasi untuk mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan dan mengembangkan guna membantu mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam mengelola sumberdaya tenaga administrasi guna membantu mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar TAS. B. Implementasi Program 1. Rancangan tindakan siklus 1 Pada tahap rancangan tindakan siklus 1, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap 21
  • 28. pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain adalah sebagai berikut: a. Menyusun instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian. b. Mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian melalui pengisian instrumen. c. Memilih tenaga administrasi atau guru yang dapat diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan. d. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 1. 2. Pelaksanaan tindakan siklus 1 Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah ditentukan sebelumnya. Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam istirahat. Lama pembimbingan setiap pertemuan tergantung dari waktu lowong yang dimiliki oleh pembimbing. Kisaran waktu lowong yang dapat digunakan untuk pembimbingan adalah 30 – 90 menit. 3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan siklus 1 Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 22
  • 29. 4. Hasil yang di peroleh Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian instrumen monev 1 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1 Kompetensi awal (%) Kompetensi setelah tindakan 1 (%) Peningkatan kompetensi (%) 58 68 10 Tabel 1 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan siklus pertama naik dari 58% menjadi 68%. Peningkatan kompetensi sebesar 10% menunjukkan adanya hasil jerih payah calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah. 5. Rancangan tindakan siklus 2 Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh bahwa tenaga adminstrasi masih memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi kepegawaian. Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus 2 akan difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi-kompetensi tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2 antara lain adalah sebagai berikut: a. Meminta kembali kesediaan tenaga administrasi atau guru yang memiliki kompetensi lebih untuk diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan. b. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2. 23
  • 30. 6. Pelaksanaan tindakan siklus 2 Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan pada kompetensi-kompetensi yang masih kurang atau rendah berdasarkan analisis hasil kegiatan monev 1. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah ditunjuk sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling lama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam istirahat siswa yang berkisar 30 – 90 menit . 7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2 Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 8. Hasil yang di peroleh Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 melalui pengisian instrumen monev 2 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2 Kompetensi setelah tindakan 1 (%) Kompetensi setelah tindakan 2 (%) Peningkatan kompetensi (%) 68 95 27 Tabel 2 menunjukkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan yang kedua naik dari 68% menjadi 95%. Kompetensi 95% sudah termasuk kategori kompetensi sangat baik. Peningkatan kompetensi tenaga adminstrasi sekolah menunjukkan adanya peningkatan yang drastis yaitu sebesar 27%. 24
  • 31. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari usaha pembimbingan yang diberikan kepada tenaga administrasi sekolah yang mengelola administrasi kepegawaian. Pembimbingan tersebut adalah tugas seorang kepala sekolah membina dan mengembangkan kompetensi TAS dalam perannya sebagai manajer di sekolah. C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri Khusus Jeneponto Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi manajerial melalui pembinaan dan pembimbingan tenaga administrasi sekolah guna meningkatkan kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian, maka penulis melanjutkan pembimbingan TAS di SMP Negeri Khusus Jeneponto. Proses pembimbingan dilaksanakan mengikuti pembimbingan TAS di SMPN 1 Binamu. Pembimbingan dilakukan sebelum atau sesudah melakukan pengkajian-pengkajian. 1. Rancangan tindakan Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Instrumen-instrumen yang digunakan menggunakan instrumen yang telah digunakan di SMPN 1 Binamu, yaitu: a. Instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian. b. Instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan adalah mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian. Kegiatan identifikasi diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal TAS yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembimbingan. Berdasarkan hasil pengisian instrumen dua TAS yang mengelola administrasi kepegawaian, diperoleh rata-rata kemampuan awal TAS adalah 68%. Rata-rata kompetensi TAS masih rendah pada aspek yang berhubungan dengan penyusunan dan penyajian data statistik kepegawaian termasuk penyajian data statistik dengan menggunakan TIK. 25
  • 32. 2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan pada saat kunjungan pengkajian dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dari TAS yang akan dibimbing, kadang sebelum atau sesudah melakukan pengkajian. 3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan. Pada tahap monev pelaksanaan tindakan, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka. 4. Hasil yang di peroleh Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan melalui pengisian instrumen monev diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Rata-rata peningkatan kompetensi Kompetensi awal (%) Kompetensi setelah tindakan 1 (%) Peningkatan kompetensi (%) 68 89 21 Tabel 3 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah mengikuti pembimbingan naik dari 68% menjadi 89%. Peningkatan kompetensi sebesar 21% menunjukkan adanya hasil calon kepala sekolah sebagai manajer dalam 26
  • 33. melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah. D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) 1. Kajian RKS dan RKJM Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan rencana kerja sekolah (RKS) kemudian mengkaji RKS dan RKJM SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto penulis mengerti dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM diantaranya model RKS/RKJM yang dikembangkan oleh DBE dan RKS/RKJM yang disusun berdasarkan hasil rekomendasi EDS. Pemahaman penulis tentang penyusunan RK sekolah belum utuh dan sempurna karena belum pernah menyusun RK sekolah secara lengkap. Untuk memaksimalkan penguasaan kompetensi penulis tentang penyusunan RKS/RKJM, penulis berharap agar dalam penyusunan RK sekolah pada tahun berikutnya dapat dilibatkan secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang telah dimiliki. 2. Kajian Kurikulum Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah tempat magang, penulis lebih mengerti tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum, bentuk-bentuk silabus dan RPP. Penulis merasa belum sepenuhnya mampu menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan SK dan KD yang dikembangkan. Untuk memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah, termasuk penyusunan silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter, penulis akan lebih banyak belajar dan berusaha selalu terlibat secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah. 3. Kajian Pendidik dan Tenaga Kependidikan Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga 27
  • 34. kependidikan sekolah tempat magang, penulis mengetahui keadaan guru dan pegawai, kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-masing. Penulis juga memahami kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari permendiknas-permendiknas terkait. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat diidentifikasi dan petakan oleh kepala sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, penulis berharap ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk mengetahui tingkat kompetensinya. 4. Kajian Sarana dan Prasarana Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan prasarana sekolah kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat magang, penulis mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah magang. Penulis juga mendapat pemahaman tentang perencanaan pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana sekolah. Standar sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007 harus dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. 5. Kajian Peserta Didik Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan peserta didik kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang, penulis memiliki pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan peserta didik baru. Penulis juga mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis akan lebih banyak membaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik dari berbagai sumber. 6. Kajian Pengelolaan Keuangan 28
  • 35. Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan keuangan sekolah kemudian mengkaji pengelolaan keuangan sekolah tempat magang, penulis dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta dapat memahami penentuan alokasi pembiayaan sekolah. Kompetensi yang belum penulis kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan pertanggung-jawaban penggunaan keuangan sekolah. Untuk memaksimalkan penguasaan tentang pengelolaan keuangan sekolah secara keseluruhan, penulis berharap dapat mempelajari contoh laporan pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah. 7. Kajian Pembinaan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan tenaga administrasi sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008 kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis mendapat pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh kepala sekolah. Penulis juga memperoleh pengetahuan tentang model-model pembinaan TAS. 8. Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran kemudian mengkaji pemanfaatn TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang, penulis mendapat informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta mendapat gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK terutama komputer. 9. Kajian Monitoring dan Evaluasi Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi program sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang, penulis memahami pengertian, tujuan, prinsip dan proses monitoring dan evaluasi (monev) program. Penulis belum mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi sehingga belum 29
  • 36. memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara teori dan praktek. Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi penulis dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka penulis berharap agar dapat dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah dimasa yang akan datang. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kerangka pemikiran dan hasil pelaksanaan tindakan kepemimpinan yang dilaksanakan sebanyak dua siklus maka dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi sekolah ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian dapat ditingkatkan melalui pembimbingan oleh kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai manajer di sekolah. B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka terdapat saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut: 1. Kepala sekolah secara berkala sebaiknya melakukan monitoring evaluasi diri TAS untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi mereka sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengembangan kompetensi TAS yang memenuhi standar mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi di bidang pendidikan. 2. Dalam usaha meningkatkan kompetensi TAS, kepala sekolah sebaiknya memberdayakan tenaga administrasi lain atau guru yang memiliki kompetensi lebih untuk membantu melakukan pembimbingan terhadap 30
  • 37. tenaga administrasi yang kompetensinya masih tergolong kategori rendah atau di bawah standar. 31
  • 38. 32