SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran peserta
didik di bawah pengawasan guru. Keberadaan sekolah saat ini sangat menunjang
proses KBM yang akan dilaksanakan. Peran seorang guru dalam sebuah sekolah
sangat penting. Untuk itu, seorang guru harus menguasi kompetensi pedagogic
yang meliputi beberapa aspek.
Mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan sebagai calon guru
merupakan calon pendidik yang nantinya berperan penting dalam mencerdaskan
anak bangsa dan berkontribusi dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Untuk itu mahasiswa harus mengetahui lebih awal tentang kemampuan yang
harus dikuasai sehingga pada saat terjun ke sekolah dapat mempersiapkan dan
merencanakan pelaksanaan pendidikan yang bermutu.
Dalam kesempatan ini observer melakukan observasi di SMA N 1
Karanganyar sebagai objek observasi dengan berberapa pertimbangan
diantaranya, adanya izin dari pihak kepala sekolah tersebut kepada kami untuk
melakukan observasi.
Adapun waktu dalam melakukan observasi tanggal 21 Maret 2016 sampai
dengan 15 April 2016, meskipun waktu yang digunakan dalam melakukan
observasi ini relatif singkat dan sedikit terkendala pada penyesuaian jadwal
sekolah dan kuliah, tetapi tidak menjadi kendala yang signifikan untuk mencapai
tujuan dan sasaran dari observasi itu sendiri.
Selanjutnya observer berusaha menuangkan hasil observasi tersebut dalam
sebuah makalah laporan tertulis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Magang 1 yang berjudul “Laporan Observasi Magang 1”.
- 2 -
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan :
Membangun landasan jati diri mahasiswa sebagai calon pendidik dan
memanfaatkan kompetensi akademik kependidikan melalui :
a. Pemgamatan kultur sekolah.
b. Pengamatan terhadap kompetensi dasar pedagogik, kepribadian, dan
sosial guru.
c. Pengamatan terhadap karakteristik profesi guru.
1.2.2 Manfaat :
1.2.2.1 Manfaat teoritis
Hasil makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan.
1.2.2.2 Manfaat Praktis
A. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi seluruh
pembaca dalam bidang pendidikan
B. Bagi penulis
Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan penambah wawasan tentang
membangun landasan jati diri mahasiswa sebagai calon pendidik dan
meningkatkan kompetensi akademik kependidikan. Laporan ini juga dapat
dijadikan bahan masukan bagi penulisan laporan selanjutnya membuat laporan
mengenai membangun landasan jati diri mahasiswa sebagai calon pendidik
dan meningkatkan kompetensi akademik kependidikan
1.3 Tempat dan Waktu
1.3.1 Profil Sekolah
1.3.1.1 Identitas Sekolah
Nama Sekolah = SMA Negeri 1 Karanganyar
Alamat = Jalan A.W Monginsidi 03 Karanganyar
Telp = (0271) 495068
Kode pos = 57714
Website = www.smansakra.sch.id
Email = smansakarasolo@gmail.com
- 3 -
1.3.1.2 Visi dan Misi Sekolah
SMA Negeri 1 Karanganyar dalam upaya mewujudkan tujuannya untuk membentuk
generasi muda Indonesia yang berkualitas dengan memegang teguh visi dan misinya
yaitu :
Visi :
Berbasis teknologi, unggul dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, dan berwawasan
Internasional.
Misi :
Untuk mencapai visi diatas SMA Negeri 1 Karanganyar mempunyai misi sebagai
berikut :
 Menyelenggarakan pelayanan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi.
 Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan bakat,
minat dan potensi siwa dengan tuntutan era globalisasi.
 Membentuk karakter siswa beriman, bertaqwa, berbudi luhur, sesuai dengan
nilai nilai budaya daerah.
 Mewujudkan rasa kebersamaan , kerukunan, kekeluargaan yang harmonis
serta saling menghormati intern dan antar warga sekolah dengan masyarakat.
 Menjalin hubungan dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri
maupun luar negeri
1.3.2 Uraian Aktivitas Wawancara / Magang I
Jadwal wawancara : Rabu, 13 April 2016
Waktu wawancara : 10.00 WIB – 12.00 WIB
Tempat wawancara : SMA Negeri 1 Karanganyar
Objek Wawancara : Guru Mata Pelajaran Fisika (Ibu Endah Dwi
Rahayu, S.Pd)
1.4 Metode Observasi
Metode yang digunakan dalam observasi kali ini yaitu dengan mewawancarai guru
mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Karanganyar
- 4 -
BAB II
PELAKSANAAN
2.1 Pertanyaan dan Jawaban Wawancara
PERTANYAAN JAWABAN
1.
P
e
d
a
g
o
g
i
k
1. Aspek
potensi
peserta didik
1. Potensi apa saja yang
ingin dikembangkan
oleh sekolah dari setiap
peserta didik?
2. Bagaimanakah pihak
sekolah/guru
mengetahui potensi
yang dimiliki oleh
setiap peserta didik?
3. Bagaimanakah
pengembangan potensi
peserta didik yang
dilakukan pihak
sekolah?
1. Potensi akademik dan non
akademik
2. Terlihat dari keaktifan siswa
dan nilai yang diperoleh
siswa, selain itu juga dengan
adanya seleksi kepenjurusan
yang dilakukan di awal masuk
sekolah menengah.
3. Dengan bimbingan khusus
misalnya bagi peserta osn,
selain itu dengan eksperimen
khususnya untuk mata
pelajaran fisika, serta berbagai
ekstrakulikuler yang
disediakan sekolah untuk
mengasah skill.
2.Mandiri & etos
kerja;
1. Bagaimana kemandirian
peserta didik selama
mengikuti pembelajaran
2. Bagaimana semangat
belajar peserta didik
dalam mengikuti
pembelajaran
3. Apakah peserta didik
dapat menyelesaikan
tugas secara mandiri?
1. Siswa sudah mandiri
terlihat dari keaktifan siswa dan
kemampuanya untuk
mengerjakan soal, serta terlihat
dari sikap dalam suatu
kelompok belajar
2. Siswa sangat aktif dalam
mengikuti pembelajaran khusus
nya fisika.
3. Rata rata siswa sudah
dapat menyelesaikan tugas
secara mandiri, hanya ada
beberapa siswa yang masih sulit
untuk melakukannya.
- 5 -
3.Berpengaruh
positif &
disegani;
1. Apasaja dampak positif
dari pembelajaran yang
didapat peserta didik?
2. Bagaimana penerapan
pengetahuan yang
didapat peserta didik
dalam kehidupan
sehari-hari?
1. Dampak positifnya siswa
lebih mengetahui tentang suatu
mata pelajaran khususnya
fisika , serta penerapannya
dalam kehidupan sehari hari,
selain itu siswa juga dapat
mempersiapkan untuk
mengahadapi Ujian Nasional
2. Penerapan pembelajaran
khususnya fisika dalam
kehidupan sehari hari lebih
banyak pada praktikum, siswa
dapat menerapkan materi
ataupun pola piker fisika dalam
kehidupan sehari hari
2
K
e
p
ri
b
a
d
i
a
n
1. Jujur; 1. Apakah tindakan
peserta didik
mencerminkan
perkataan yang
diucapkan?
2. Bagaimana tingkat
kejujuran peserta didik?
1. Ya , misalnya dalam hal
ulangan mereka sudah dapat
mengerjakannya dengan jujur.
2. Tingkat kejujuran sudah
tinggi , jika dalam interval 0
sampai 100 maka nilainya 98
2. Menarik, 1. Bagaimana cara
menarik perhatian
peserta didik agar tidak
bosan dalam mengikuti
pembelajaran?
2.Bagaimana model
pembelajaran yang
diterapkan bagi peserta
didik?
1. Dengan media animasi atau
powerpoint dalam pembelajaran
2. Dengan model penerangan
materi, kemudian siswa diminta
untuk belajar berkelompok, dan
mengerjakan soal untuk
dibandingkan dengan kelompok
lain
- 6 -
3. Empati, 1. Bagaimana
menunjukkan sikap
empati pada peserta
didik?
2. Bagaimana menanamkan
sikap empati pada
peserta didik?
1.Dengan menciptakan suasana
menyenangkan dalam
pembelajaran , misalnya dengan
yel yel, kemudian dengan
memberikan semangat dan
dorongan bagi siswa yang
terlihat mengalami kesulitan ,
serta meyakinkan siswa bahwa
fisika bukanlah matapelajaran
yang sulit
2. Dengan mengajarkan siswa
untuk mau berkerja sama dalam
memahami suatu materi
4. Kolaboratif, 1. Apakah peserta didik
mampu bekerja secara
kelompok?
2. Bagaimana
menanamkan sikap
kolaboratif pada peserta
didik?
1. Mampu
2. Dengan metode belajar
kelompok sehingga mereka
akan belajar dengan cara tutor
sebaya.
5. Suka
menolong,
1. Bagaimana
menanamkan sikap suka
menolong pada peserta
didik?
2. Apakah peserta didik
mampu menerapkan
sikap suka menolong
dalam kehidupan
sehari-hari?
1. Dengan mengajarkan siswa
untuk mau berkerja sama dalam
memahami suatu materi
2. Mampu
3
S
o
s
i
a
l
1. Menjadi
panutan,
1. Apakah peserta didik
merupakan panutan
dalam kehidupan
sehari-hari?
2. Bagaimana
menanamkan sifat
kepemimpinan bagi
peserta didik?
1. Ya, terutama dalam hal sikap
dan perilaku yang baik
2. Melalui organisasi mereka
akan melatih soft skill, termasuk
kepemimpinan
- 7 -
2. Komunikatif, 1. Apakah peserta didik
komunikatif selama
pembelajaran
berlangsung?
2. Apakah peserta didik
mampu bersosialisasi
dengan baik?
1. Ya, terlihat dari antusiasme
mereka dalam mengikuti
pembelajaran, seperti
mengajukan pertanyaan
2. Ya mampu
3. Kooperatif 1. Apakah peserta didik
kooperatif selama
pembelajaran
berlangsung?
2. Bagaimana tingkat
kooperatif peserta didik
selama kegiatan belajar
mengajar?
1. Ya peserta didik sangat
kooperatif baik antar
sesamanya maupun dengan
pendidik
2. Tingkat kekooperatifan
mereka tinggi
4
K
u
lt
u
r
S
e
k
o
l
a
h
1. Taat azas dan
disiplin
terhadap
aturan
sekolah yang
menaungi,
menerapkan
dlm
kehidupan
sehari-hari.
1. Apakah peserta didik
mentaati aturan sekolah
dengan baik?
2. Apakah peserta didik
disip;in terhadap aturan
sekolah yang telah
disepakati.
3. Apa sangsi yang
diberlakukan bila
peserta didik tidak
mentaati aturan dan
disiplin sekolah.
1. Ya, karena adanya sangsi
bagi peserta yang tidak
menaati
2. Ya, disiplin
3. Sangsi berupa teguran,
poin pelanggaran, atau
bahkan dikeluarkan dari
sekolah bagi pelanggaran
berat.
- 8 -
2. Norma
religius &
diteladani
1.Apakah peserta didik
melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya?
2. Bagaimana penerapan
ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari?
1. Ya, terlebih lagi adanya
dukungan dari pihak sekolah
berupa kegiatan keagamaan
yang diadakan di sekolah
2. Peserta didik mampu
menjalankan syariat agamanya
3. Norma
hukum &
sosial, rasa
bangga,Konsi
sten dgn
norma
1. Apa saja tata tertib di
sekolah?
2.Bagaimana pelaksanaan
mengenai tata tertib di
sekolah?
3. Bagaimana sanksi bagi
peserta didik yang
melanggar tata tertib?
1. Tertera dalam buku tata tertib
siswa
2. Sudah bagus
3. Sangsi berupa teguran, poin
pelanggaran, atau bahkan
dikeluarkan dari sekolah bagi
pelanggaran berat.
4. Hubungan
sosial antar
warga
sekolah
1. Apakah warga sekolah
mamiliki hubungan
sosial yang baik
2. Apakah warga sekolah
memiliki sikap yang
positif terhadap komite
sekolah dan orang tua
murid dan lingkungan
sekitarnya.
3. Apa saja kegiatan rutin
warga sekolah dalam
hubungan kekelurgaan
dan lingkungan.
1. Ya , tentu
2. Ya, contohnya dari kegiatan
pertemuan antara pihak sekolah
dengan orang tua mereka sangat
kooperatif
3. Pertemuan rutin, Pembagian
Raport, Kegiatan Sosial HUT
sekolah, Perpisahan.
- 9 -
2.2 Hasil Setiap Aspek
Aspek yang diobservasi pada kegiatan magang I ini adalah observasi dengan
metode mewawancarai guru mata pelajaran fisika di SMA N 1 Karanganyr.. Hasil
dari setiap aspek kegiatan adalah sebagai berikut
2.2.1 Aspek Pedagogik
A. Potensi Peserta Didik
Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembanganpeserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami
peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-
prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan
teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan
memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.jkhkkkkkkkkkkkjkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai
potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi nonakademik
- 10 -
Kesuksesan seseorang terbentuk karena adanya potensi-potensi yang ada dalam
dirinya. Pada dasarnya, anak didik sudah memiliki potensi masing masing yang
melekat dalam dirinya. Dengan mengembangkan potensi tersebut maka dapat
menjadikan anak didik meraih kesuksesan dan dengan memiliki potensi pula akan
menghasilkan karya yang berkualitas.
Potensi akademik maupun non akademik dari seorang anak didik dapat dilihat
dari kemampuan nya untuk mengikuti suatu materi pembelajaran yaitu dengan
menggunakan nilai test sebagai indikator kemampuan siswa tersebut. Nilai
merupakan indikator kuantitatif kemampuan suatu siswa. Selain dengan nilai, potensi
anak didik juga dapat diketahui melalui pengamatan kualitatif oleh pendidik,
contohnya dilihat melalui keaktifan, sikap, dan perilaku anak didik.
Dalam suatu pembelajaran, potensi yang diasah dari peserta didik adalah
potensi akademik dan non akademik. Di lingkungan sekolah, potensi akademik diasah
melalui kegiatan belajar mengajar dikelas (KBM) sedangkan potensi non akademik
diasah melalui kegiatan ekstrakulikuler maupun organisasi .
Pentingnya sebuah potensi adalah dengan potensi yang dimiliki anak didik
maka ia akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Bagi seorang peserta
didik potensi akademik dan non akademik akan lebih bermakna dalam tugas
perkembangannya apabila pengelolaan, pengembangan dan peningkatan dalam
kreativitas.
Kegiatan akademik yang diimbangi oleh kegiatan non-akademik yang saling
menunjang dan berjalan secara beriringan. Kegiatan non-akademik ini bisa berupa
kegiatan olahraga atau kegiatan seni. Potensi dibidang akademik dan non akademik
dapat mengantarkan peserta didik berhasil menghadapi kehidupan nyata. Pendidikan
yang bermutu diharapkan dapat menghasilkan keunggulan Sumber Daya Manusia,
tidak hanya dari aspek akademik, tetapi juga dalam aspek: seni, olahraga, disiplin dan
keterampilan untuk dapat hidup dalam masyarakat yang sedang mengalami
perubahan cepat. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta didik di
sekolah juga harus didukung oleh faktor eksternal, seperti sarana prasarana, pengajar
yang kreatif, serta sistem/kurikulum. Dengan pengoptimalan potensi pada peserta
didik, diharapkan akan terbentuk generasi unggul yang dapat berdaya saing secara
global sehingga mampu melahirkan keadaan yang lebih baik bagi kehidupan di
negara ini.
- 11 -
B. Mandiri dan Etos Kerja
Kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika di lokasi observasi
pada umumnya peserta didik dapat bekerja secara mandiri. Model pembelajaran yang
diterapkan untuk mengasah kemandirian peserta didik yaitu dengan model yang
diperintahkan oleh Kurikulum 2013. Peserta didik membentuk kelompok dan mereka
mempresentasikan suatu materi pembelajaran yang telah ditentukan. Model
pembelajaran seperti ini akan melatih kemandirian peserta didik , sehingga guru tidak
harus mendiktekan materi melainkan mereka akan berusaha untuk mempelajari
sendiri dengan berbagai referensi seperti buku, maupun internet. Peran guru dalam
pembelajaran ini adalah membantu meluruskan jika ada suatu miskonsepsi atau
kesulitan dalam memahami materi.
C. Berpengaruh Positif dan Disegani
Dalam suatu proses pembelajaran pasti akan memberikan suati pengaruh
positif. Pengaruh positif yang diharapkan yakni pengetahuan dan kemampuan siswa
akan berkembang. Selain itu, peserta didik juga dapat mengaplikasi kan nya ke dalam
kehidupan sehari hari.
Pendidikan tidak akan berhasil jka tidak adanya suatu kewibawaan. Peserta
didik akan menyegani pendidik jika seorang pendidik tersebut memiliki suatu
kewibawaan. Kewibawaan (Gezag) dalam pendidikan merupakan pengakuan dan
penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang
lain, jadi pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah atas dasar
keikhlasan, atas dasar kepercayaan yang penuh, bukan didasarkan rasa terpaksa serta
rasa takut akan sesuatu.
Gezag dikatakan sebagai syarat mutlak dalam
pelaksanaan pendidikan karena gezagmerupakan syarat yang tidak boleh ditawar-
tawar lagi, syarat yang tidak boleh tidak ada. Oleh karena apabila pengakuan dan
penerimaan anjuran-anjuran dari pendidik itu tidak berdasarkan
adanya kewibawaan dalam pendidikan, jadi anak menuruti anjuran-anjuran itu hanya
berdasarkan rasa takut akan sesuatu, berdasarkan akan rasa terpaksa, sehingga
akhirnya anak tidak menyadari akan makna dan pentingnya anjuran-anjuran itu, maka
sulitlah baginya untuk dapat berdiri sendiri, untuk mencapai tingkat kedewasaan.
Jadi seorang pendidik harus disegani bukan ditakuti oleh anak didik.
- 12 -
2.2.2 Aspek Kepribadian
A. Kejujuran
Tingkat kejujuran peserta didik pada objek observasi saya pada umumnya
sudah tinggi. Hal ini terlihat pada saat peserta didik mengerjakan ujian, mereka dapat
mengerjakan secara jujur. Sekolah adalah tempat dimana peserta didik menemukan
kejujuran, etika dan moral. Sekolah adalah tempat memanusiakan manusia yang
berkarakter mulia dan berbudi luhur.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik,
mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi perserta didik pada jalur
pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar, menengah, termasuk
pendidikan anak usia dini. Sehingga kemudian diharapkan anak-anak didiknya
menjadi anak yang mempunyai karakter, disiplin, mandiri, jujur dan selalu berusaha
meningkatkan kemampuan dirinya.
Peran pendidik dalam membangun tradisi (budaya) kejujuran dilingkungan
akademiknya sangat penting dan luas. Karena pendidik sering berinteraksi langsung
dengan anak didik dalam proses pembelajaran, saat proses itulah peran-peran guru
menanamkan tradisi kejujuran kepada siswa-siswinya. Seperti ketika ulangan,
seorang pendidik harus menyampaikan secara jujur agar tidak menyontek, baik
kepada temannya maupun pada buku catatan, pesan itu disampaikan dengan bahasa
yang sederhana yang bisa ditangkap anak didiknya dan itu harus dilakukan secara
istiqomah dan tidak pernah berhenti menyampaikan pesan-pesan moral. Sehingga
pada akhirnya terwujudlah rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab
Peran pendidik dalam membangun tradisi kejujuran akademik ada tiga aspek:
Pertama; membangun kejujuran harus dimulai dari dirinya sendiri sebagai
seorang guru, yakni antara perkataan, perbuatan dan tindakan harus sesuai dengan
norma-norama yang berlaku.
Kedua; sebagai seorang guru, yang tugas utamanya adalah mendidik, melatih,
mengarahkan, menilai dan mengevaluasi kepada peserta didiknya, maka guru
mempunyai kewajiban untuk membentuk karakter anak didiknya memiliki sikap
disiplin, jujur, mandiri, demokratis dan bertangungjawab.
Ketiga; guru secara akademik juga mempunyai tanggunjawab untuk
membesarkan lembaga (sekolah), maka dalam konteks ini guru harus mampu
membangun dan memberi keteladan kepada teman seprofesinya untuk terus menerus
- 13 -
menanamkan nilai-nilai kejujuran baik untuk dirinya (teman seprofesi), maupun
peserta didiknya melalui mata pelajaran yang di ampu.
Dengan demikian bangunan akademik yang mengedepankan nilai-nilai
kejujuran akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, peserta didik bangga kepada
lembaga (sekolah) dan tenaga pendidiknya, guru bangga kepada peserta didik dan
lembaganya, kepala sekolah bangga dengan anak didik, guru (pendidik), lembaga
(sekolah) yang di nakodainya dan semua bangga dengan satu motto “KEJUJURAN”
B. Menarik
Untuk menciptakan suasana yang menarik dalam pembelajaran maka
digunakan suatu media pembelajaran berbentuk animasi atau pun power point.
Kemudian penggunaan model pembelajaran bervariatif seperti penerangan materi,
kemudian peserta didik diminta untuk belajar berkelompok, dan mengerjakan soal
untuk dibandingkan dengan kelompok lain. Model pembelajaran yang tidak monoton
akan membuat peserta tidak cepat jenuh.
Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran juga
merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian peserta didik. Dalam rangka
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang harusdilakukan
oleh guru antara lain menyapa peserta didik dengan ramah dan bersemangat dengan
menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi
prosesselanjutnya,menciptakan suasana rileks yaitu dengan menciptakan lingkungan
yang nyaman, memotivasi peserta didik yang berkaitan dengan dorongan, perhatian,
kecemasan, dan umpan balik/penguatan, serta menggunakan ice breaking bisa berupa
yel-yel, tepuk tangan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan, dan games.
C. Empati
Dalam suatu proses pembelajaran , diperlukan adanya rasa empati antara
pendidik dan anak didik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Dalam menjalankan hal tersebut, pendidik harus dapat menunjukan rasa empati nya
kepada anak didik. Pendidik dapat menunjukan rasa empatinya dengan cara
pendekatan emosional kepada anak didik sehingga anak didik merasa dirinya
diperhatikan oleh pendidik. Anak didik perlu diberi dukungan sehingga ia tidak
menyerah dan enggan untuk mengikuti suatu pembelajaran.
Selain itu, perlunya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi
sehingga akan menimbulkan suasana yang tidak membosankan. Penggunaan metode
pembelajaran yang tidak monoton akan menimbulkan empati peserta didik. Contoh
model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan power point,
animasi, ataupun diskusi/kelompok.
- 14 -
Pembelajaran dengan empati harus dapat mempresentasikan secara langsung
identitas kepribadian dan metode pembelajran yang dikembangkan pendidik agar
berkesan dalam kegiatan pembelajaran.Empati yang diberikan pendidik akan
meningkatkan keterikatan dan keterlibatan anak didik dalam kegiatan
pembelajaran,dimana keterikatan emosi,memori,perasaan dan pengalaman dari tiap
individu sebagai anak didik dapat terakomodasi sekaligus terpuaskan kebutuhan
belajarnya.
Lewat pembelajaran empati ,seorang pendidik dapat menarik perhatian peserta
didik,memotivasi,menumbuhkan keyakinan dan menginspirasi anak didik untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Pentingnya menyadari dampak empati terhadap
semanagat belajar peserta didik,sebab perasaan dimengerti kebutuhannya oleh
seorang pendidik adalah merupakan kepercayaan anak didik terhadap pendidik.
Perasaan kecewa dan merasa tidak dihargai oleh guru adalah satu satunya alasan
peserta didik untuk enggan mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya
,bahkan bisa berbalik tidak menghargai gurunya.
D. Kolaboratif
Pada umumnya peserta didik sudah bisa bekerja sama antar satu sama lain
maupun dengan tenaga pendidik. Peserta didik mampu untuk berinteraksi antar
sesama misalnya berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan , maupun
dengan pendidik misalnya dengan melontarkan pertanyaan.
Untuk menumbuhkan rasa kolaboratif antar anak didik yaitu dengan metode
kelompok belajar sehingga peserta didik akan bekerja sama satu sama lain dalam
mengerjakan sesuatu. Suatu kelompok belajar ini dibentuk terdiri dari anak didik
dengan kemampuan yang heterogen. Dimana anak yang memiliki kemampuan yang
lebih akan menularkan pengetahuannya kepada lainya. Metode ini akan mengarah
pada metode tutor sebaya dimana terkadang bahasa penyampaian yang disampaikan
oleh teman sebaya akan lebih mudah dipahami dan diterima karena mereka memiliki
tingkat pemikiran yang sama.
E. Suka Menolong
Hampir pada seluruh peserta didik sudah dapat menerapkan sikap tolong
menolong baik kegiatan di dalam kelas maupun diluar kelas.
Menumbuhkan sikap tolong menolong bagi peserta didik merupakan salah
satu bagian dari pendidikan berkarakter. Untuk menumbuhkan rasa suka menolong
maka pendidik perlu menanamkan pentingnya sikap tolong menolong. Manusia
sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan orang
lain. Sikap tolong menolong perlu diterapkan dalam suatu pembelajaran. Seperti
halnya saling tolong menolong dalam memahami suatu materi. Peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih diarahkan untuk mau membantu teman nya yang
memiliki kemampuan yang lemah.
- 15 -
2.2.3 Aspek Sosial
A. Menjadi Panutan
Melalui proses pembelajaran yang baik dan benar maka tercipta lah sosok
peserta didik yang bisa dijadikan panutan. Dalam hal ini peserta didik sebagai
panutan yang berkaitan dengan tingkah laku etika yang dimilikinya. Setiap tingkah
laku yang dikerjakan menjadi panutan yang membawa kebaikan. Pola perilaku
seorang peserta didik menjadi sorotan masyarakat mulai dari cara berpakain,
kebiasaan, etika atau adab yang dimiliki dan digunakan seorang guru. Peserta didik
sebagai pentuan contoh kebaikan yang nyata dengan didasari ilmu-ilmu pengetahuan
yang di miliki kemudian di tuangkan dalam kegiatan sehari-hari. Hal diatas
meurpakan nilai nilai yang diadopsi oleh peserta didik dari seorang guru ketika
mengajar di sekolah secara tidak langsung. Guru adalah contoh wujud nyata seorang
yang berilmu yang menjadi panutan bagi peserta didik dan masyarakat. Figur seorang
guru sangat berperan dalan mendidik seorang peserta didik dalam menjadikan
generasi penerus bangsa yang berakidah dan bermartabat melalui tingkah laku dan
pola kehidupan sehari-hari.
Peserta didik yang menjadi panutan biasanya memiliki sifat kepemimpinan.
Untuk menumbuhkan sifat kepemimpinan peserta didik dapat melalui kegiatan
organisasi. Melalui organisasi ini maka soft skill peserta didik diasah termasuk soft
skill kepemimpinan. Salah satu kegiatan organisasi untuk mengasah sifat
kepemimpinan adalah latihan dasar kepemimpinan (LDK). Selain mengikuti
organisasi, kegiatan pramuka yang kini telah menjadi kegiatan wajib bagi seluruh
siswa yang meliputi berbagai kegiatan seperti kemah, mencari jejak, juga dapat
digunakan sebagai wadah untuk mengasah sikap kepemimpinan. Seorang peserta
didik dapat dikatakan telah memiliki jiwa kepemimpinan ketika ia bisa menjadi
panutan bagi sesamanya, mempunyai rasa tanggung jawab, dan memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan masalah (problem solving).
B. Komunikatif
Interaksi yang terjadi antara pendidik dan anak didik menunjukan hubungan
komunikatif dalam pembelajaran. Anak didik sudah mampu dalam menigkuti
pembelajaran dengan sangat komunikatif, hal ini terlihat dari antusiasme dan
pertanyaan yang diberikan oleh anak didik ketika mereka kurang memahami suati
materi.
Pendidik juga dituntut untuk dapat melakukan pendekatan komunikatif kepada
peserta didik yaitu dengan metode pembelajaran yang lebih membutuhkan
komunikasi antar pendidik dan peserta didik, seperti tanya jawab, diskusi, dan saling
memberikan informasi atau pendapat . Dengan adanya kegiatan pembelajaran yang
komunikatif maka diharapkan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
- 16 -
Kemampuan sosialisasi peserta didik juga sudah baik, masing masing dari
mereka dapat bersosialisasi berinteraksi dan berhubungan timbal balik antar satu
sama lain baik saat di dalam atau di luar pembelajaran.
C. Kooperatif
Tingkat kekooperatifan peserta didik baik antar sesama maupun dengan
pendidik sudah baik. Ketika pendidik menerangkan sesuatu , mereka peduli dan mau
untuk mengerjakann instruksi yang diberikan oleh pendidik. Pendidik juga selalu
menerangkan apa yang kurang dipahami oleh peserta didik sehingga mereka dapat
berkerjasama dengan baik.
Untuk meningkatkan kooperatif antar peserta didik dapat di lakukan dengan
berbagai strategi pembelajaran. Kerjasama siswa adalah salah satu kunci penting agar
bertukar pikiran antar sama lain tentang topik atau materi yang sedang dipelajari.
Dengan pemberian tugas yang menuntut peserta didik untuk bekerjasama akan
menimbulkan ketergantungan antara peserta didik sehingga membuat mereka
berusaha mengerjakan tugas dengan berdiskusi secara intensif..
- 17 -
2.2.4 Kultur Sekolah
A. Taat azas dan disiplin terhadap aturan sekolah yang menaungi, menerapkan
dlm kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu menaati peraturan tata tertib sekolah dengan disiplin.
Hal ini karena adanya sangsi yang di berikan jika peserta didik melanggar tata tertib
sekolah. Ketertiban dan kedisiplinan di sekolah sangat penting. Hal itu karena sering
terjadi pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh peserta didik. Disiplin dan
ketertiban perlu diatur oleh sebuah tatanan yang disebut Tata tertib sekolah. Tentu
saja tujuan utama dari pembuatan tata tertib yaitu untuk melatih kedisiplinan para
peserta didik.
Dengan tata tertib beserta sangsi nya akan membentuk pribadi pesrerta didik
yang disiplin, maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan efektif dan
nyaman. Sikap dan tingkah laku guru mempunyai dampak secara langsung terhadap
pembentukan dan pengembangan pribadi ( sikap mental ) peserta didik. Sikap dan
tingkah laku peserta didik juga cenderung merupakan replikasi dari apa yang diterima
dari guru dan sistem yang ada di sekolah. Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya
dengan melalui peraturan tata tertib yang diumumkan secara lisan atau tertulis saja.
Keteladanan dorongan serta bimbingan dalam bentuk – bentuk konkrit sangat
diperlukan bahkan keikutsertaan warga sekolah secara langsung akan lebih tepat dan
berhasil. Sangsi yang diberlakukan bagi pelanggar bervariasi tergantung dari berat
pelanggarannya mulai dari sangsi teguran , skorsing, hingga sangsi di keluarkan dari
sekolah.
B. Norma religius & diteladani
Dalam berkehidupan sehari hari peserta didik sudah mampu menjalankan dan
menerapkan ajaran agama nya . Dalam hal berperilaku peserta didik menerapkan
ajaran agama dengan baik karena setiap agama mengajarkan hal kebaikan seperti
menghormati guru, berperilaku sopan santun , menghargai orang lain, menyayangi
sesame serta dalam hal beribadah. Islam merupakan ajaran agama yang mendominasi
di kalangan peserta didik. Mereka dapat menjalankan syariat dan kewajiban nya
sebagai pemeluk islam seperti sholat duhur yang dilaksanakan berjamaah disekolah,
puasa ramadhan, dan berbagai kegiatan keagamaan lain yang diadakan oleh sekolah.
Kegiatan agama yang diadakan oleh sekolah sebagai wadah bagi peserta didik
untuk menjalankan syariat agamanya merupakan bentuk dukungan sekolah untuk
mewujudkan jiwa religius pada peserta didik. Nilai religius merupakan nilai
kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan
manusia yang diterapkan pada diri peserta didik agar memiliki akhlak mulia dan
menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius
(iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani.
- 18 -
C. Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dengan norma
Tata Tertib Di Sekolah Terdapat Berbagai Aspek Meliputi :
1. Kehadiran :Keterlambatan, Absensi, Upacara
2. Seragam & Atribut Sekolah :Pakaian Seragam, Sepatu, Rambut , Perhiasan
3. Etika Dan Estetika :Berbicara , Bersikap, Sarana Prasarana,
Penggunaan Hp, Kebersihan, Makan Dan
Minum.
4. Rokok , Miras, Judi :Rokok , Judi, Miras Dan Napza, Pornografi,
Perkelahian, Senjata, Pemalsuan Tanda Tangan,
Pencurian, Perbuatan Asusila, Kendaraan
Bermotor, Tindak Kriminal.
Sebagai anak didik yang berkewajiban menuntut ilmu namun juga harus
mematuhi peraturan dari sekolah. Menaati norma hukum di sekolah dengan cara
melaksanakan tata tertib sekolah. Sebagian besar peserta didik sudah mampu
menjalankan aturan tata tertib sekolah. Sedangkan bagi peserta didik yang
melanggar aturan akan dikenakan sangsi berupa teguran, poin pelanggaran,
skorsing, hingga dikeluarkan dari sekolah.
D. Hubungan sosial antar warga sekolah
Antar warga sekolah memiliki hubungan sosial yang baik. Warga sekolah
memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid dan
lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang mendukung hal ini yaitu dengan diadakannya
pertemuan rutin tiap akhir bulan antara pihak sekolah dengan orang tua, pengambilan
raport . Selain antar warga sekolah hubungan sosial juga terjalin dengan lingkungan
yaitu dengan kegiatan sosial yang diadakan pada waktu waktu tertentu.
Warga sekolah yang meliputi kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan
yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu
sebagai pemegang kendali di lembaga pendidikan. Kepala sekolah berarti orang yang
memiliki tanggung jawab secara penuh terhadap kegiatan-kegiatan sekolah. Komite
sekolah sebagai suatu wadah yang memiliki fungsi dan peran untuk menyerap,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Oleh karena itu partisipasi komite sekolah dapat dikatakan sebagai suatu
proses penyaluran aspirasi masyarakat. Guru adalah seorang individu yang diberi
tanggung jawab menyelenggarakan proses pembelajaran mata pelajaran yang
dipegangnya secara baik. Tanggungjawab ini meliputi penelahaan kurikulum,
penyusunan program tahunan, program semester,program satuan pelajaran,rencana
pengajaran dan pelaksanaan mengajar. Tenaga kependidikan yang terdiri dari anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik, pustakawan, staf
administrasi, staf pusat sumber belajar, kepala sekolah adalah diantara kelompok
- 19 -
“profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Siswa merupakan
warga sekolah yang paling banyak jumlahnya dan diutamakan kepentingannya.
Salah satu penentu keberhasilan pendidikan adalah kadaan lembaga
pendidikan itu sendiri yaitu lingkungan yang strategis dan mendukung terlaksananya
pendidikan yang kondusif. Untuk mnciptakan kondisi yang baik itu sangat
diprlukan perhatian dan kepedulian semua elemen yang ada,mulai dari
pimpinan,guru,siswa dan masyarakat sebagai pendukung pendidikan tersebut.
- 20 -
2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat
Pada observasi ini terdapat fakot pendukung dan penghambat jalannya kelancaran
observasi yaitu:
1. Faktor Pendukung
 Pembuatan surat keperluan magang dipenuhi dengan cepat oleh pihak
fakultas.
 Pihak sekolah sangat kooperatif kepada mahasiswa yang akan melakukan
magang.
2. Faktor Penghambat
 Proses perijinan magang yang rumit dan memakan banyak waktu oleh pihak
sekolah sehingga observer tidak dapat segera melakukan wawancara.
 Terdapat guru mata pelajaran fisika yang tidak bersedia untuk dijadikan
narasumber oleh mahasiswa.
 Informasi / jawaban yang diberikan narasumber terlalu sempit.
- 21 -
- 22 -
- 23 -
2.4 Hasil Yang Diperoleh
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil :
Kultur sekolah merupakan karakter atau pandangan hidup yang merefleksikan
keyakinan, nilai, norma, simbol dan kebiasaan yang telah dibentuk dan disepakati
bersama oleh warga sekolah. Kultur sekolah dipegang bersama oleh seluruh warga
sekolah baik oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa, sebagai dasar
mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di
sekolah. Sekolah sebagai tempat siswa menuntut ilmu harus memiliki kultur yang
mendukung proses pembelajaran. Karena kultur sekolah mempengaruhi mutu
pendidikan . Faktor pembentuk kultur sekolah misalnya adalah nilai, moral, sikap dan
perilaku siswa tumbuh berkembang selama waktu di sekolah, dan perkembangan
mereka tidak dapat dihindarkan yang dipengaruhi oleh struktur dan kultur sekolah,
serta oleh interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen yang ada di sekolah.
Kultur sekolah yang disiplin dan taat terhadap aturan dan tata tertib, norma sosial,
norma religius, dan adanya hubungan interaksi yang baik antar warga sekolah akan
menciptakan suasana yang aman , nyaman , dan disiplin. Aturan dan tata tertib dibuat
untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur. Aturan dan tata tertib tidak
akan berfungsi dengan baik apabila tidak disertai sangsi sebagai penegas .
Pengembangan kultur sekolah harus menjadi prioritas penting. Semua warga sekolah
memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kultur sekolah untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu. Sekolah yang berhasil membangun dan memberikan kultur
yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi baik akademik maunpun
non akademik. Artinya, dalam memperbaiki mutu sekolah tanpa adanya kultur
sekolah yang positif maka perbaikan itu tidak akan tercapai, sehingga kultur sekolah
harus menjadi komitmen luas bagi warga dan menjadi kepribadian sekolah. Dengan
kultur sekolah yang positif dan mewaspadai adanya kultur negatif, maka suasana
kebersamaan, kolaborasi, semangat untuk maju dan berkembang, dorongan bekerja
keras dan kultur belajar mengajar yang bermutu akan dapat diciptakan.
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki
karakteristik kepribadian dan kompetensi pedagogik yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang
mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak
didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut
“digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan
perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar
anak didik. Kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu
kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang
- 24 -
baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Yang
dimaksud dengan komptensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia. Subkompetensi mantap dan stabil memiliki indicator esensial yakni
bertindak sesuai dengan hokum, bertindak sesuai dengan norma social, bangga
menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur. Guru yang
dewasa akan menampilkan kemandirian dalam bertindak dam memiliki etos kerja
yang tinggi. Sementara itu, guru yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran
bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfkir
dan bertindak. Berwibawa mengandung makna bahwa guru memiliki prilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan perilaku yang disegani. Yang
paling utama dalam kepribadian guru adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi
teladan dan bertindak sesuai normaagama (iman, dan taqwa, jujur, ikhlas dan suka
menolong serta memilki perilaku yang dapat dicontoh.
Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru juga harus menguasai
kompetensi pedagogik yang pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang
membedakan guru dengan profesi lainnya yang meliputi kompetensi guru untuk
mengenal karakteristik anak didik sehingga seorang pendidik dapat melakukan
pendekatan untuk menemui permasalahan yang dialami peserta didik dan dapat
membimbing nya menyelesaikan permasalahan tersebut ; menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yaitu dengan menetapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar
kompetensi guru dan guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar ;
mengembangan kurikulum kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penyusunan
silabus yang sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP
sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran ; memilih, menyusun, dan menata
materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik: memahami dan
mengembangkan potensi peserta didik ; mampu menyusun dan melaksanakan
rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap; mampu melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik serta memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran ; mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap
peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi
- 25 -
akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka ; mampu berkomunikasi secara efektif, empatik
dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif ; mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan
peserta didik ; mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Indikasinya,
pendidik mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis peserta didik, sesama
pendidik, dan dengan tenaga kependidikan, serta dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar. Pendidik menjadi tombak dalam dunia pendidikan harus
memiliki kecerdasan yang mumpuni dan memiliki prilaku yang sesuai dengan norma-
norma yang berlaku. Sehingga dalam menjalankan profesinya, pendidik dituntut
untuk melaksanakan dengan profesional, berprilaku positif yang tentunya sesuai
dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia. Hal ini harus
dilakukan oleh pendidik, karena setiap perilakunya akan menjadi sorotan baik peserta
didiknya maupun masyarakat luas. Seperti apa pendidik itu akan tercermin dalam
peserta didiknya. Manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang senantiasa
ingin hidup berkelompok. Guru juga manusia. Guru adalah individu yang merupakan
bagian dari masyarakat. Guru membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dan menjalankan perannya sebagai seorang pengajar dan pendidik. Orang lain itu bisa
peserta didiknya, tenaga kependidikan di sekolah maupun instansi, dan masyarakat
pada umumnya dimana temapat tinggal seorang guru. Peranan dan segala tingkah
laku seorang guru di sekolah dan di masyarakat akan senantiasa dipantau oleh orang
lain, baik itu peserta didik, sesama tenaga kependidikan maupun masyarakat. Disini
tingkah laku guru akan dijadikan contoh, dengan kata lain guru sebagai panutan.
Seperti yang telah disebutkan diatas tentang kompetensi sosial seorang guru, bahwa
guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan
mereka (seperti orang tua, tetangga dan sesama teman). Dengan kata lain, guru harus
bisa berkomunikasi, bergaul dan berinteraksi secaraharmonis dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali pesertadidik, dan masyarakat
sekitar. Guru haruslah bergaul secara santun kepada semuanya.
Sekolah tempat guru melakukan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran merupakan
miniatur sistem sosial. Komunitas sekolah banyak dan beragam. Banyak, karena
disini berkumpul orang dengan multistatus, seperti guru, kepala sekolah, staf tata
usaha, tenaga teknisi, tenaga satuan pengaman, siswa, pengurus komite sekolah dan
pihak lain yang berhubungan dengan sekolah. beragam, karena komunitas sekolah
- 26 -
berasal dari latar belakang budaya, jenis kelamin, suku bangsa, agama, kecerdasan,
ketrampilan, ketahanan fisik, emosi, status sosial, kondisi ekonomi dan jenis
pekerjaan orang tua.1 Hal ini menhgharuskan seorang guru ketika berkecimpung di
dalamnya haruslah dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolahnya.
Kompetensi sosial seorang guru tidak bisa lepas dari kompetensi kepribadian.
Seorang guru haruslah mempunyai pribadi yang baik dulu sebelum nantinya bergaul
dan berinteraksi dengan baik dengan peserta didik maupun masyarakat sekitar
Dalam kegiatan belajar, kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dalam
berkomunikasi, memahami, berinteraksi dengan peserta didik. Bagaimana guru
nantinya dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik agar dapat dipahami oleh
peserta didiknya. Dapat disimpulkan bahwa seorang guru haruslah mempunyai
kompetensi sosial dalam menjalankan tugas dan peranan sebagai seorang guru.
Karena guru juga manusia, mau tidak mau harus menghadapi orang lain baik peserta
didik, tenaga kependidikan lainnya dan masyarakat dalam kehidupannya, dan hal itu
adalah hal yang tidak dapat terpisahkan.
Menjadi pendidik professional yaitu pendidik yang mampu mendidik anak
didiknya menjadi generasi yang mampu bersaing dan memiliki moral yang baik,
seorang pendidik hendaknya memiliki prilaku yang baik yang mampu menjadi
tauladan yang patut diikuti oleh siswa, keprofesionalitas guru sangat bagi para
pendidik sehingga ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Profesionalitas
seorang pendidik sangat penting bagi peserta didik Karena pendidik mempunyai
tugas yang sangat berat dalam mendidik, mengarahkan dan memotifasi peserta didik
untuk menjadi siswa yang pandai dan bermoral.
Untuk mencapai pendidik yang baik maka para pendidik hendaknya mampu memiliki
karakter yang baik pula. Karakteristik adalah suatu sifat atau karakter yang baik yang
harus dimiliki atau dikuasai oleh seorang pendidik untuk menghasilkan suatu generasi
yang bermartabat dan berahlak. Diantaranya pendidik harus menguasai kurikulum
yang sudah berlaku atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.). Dengan adanya
kurikulum ini seorang pendidik mengetahui cara mengajar yang baik sesuai
perkembangan pola pikir peserta didik. Pendidik profesiobal juga harus menguasai
materi yang di ajarkan oleh pendidik dalam kelas, pelajaran yang ini sangat berperan
penting bagi peserta didik dalam mendafatkan informasi, jadi seorang pendidik
hendaknya menguasai semua materi pelajaran yang ia sampaikan kepada peserta
didik. Apabila pendidik tidak menguasai materi yang ia sampaikan maka
penyampaian materi atau informasi tidak efektif atau tidak masuk. Keterampilan
menggunakan multi metode pembelajaran dimana metode pengajaran yang tepat
dapat mendorong semangat peserta didik untuk menjadi lebih giat dalam belajar dan
1 Jakar
- 27 -
juga dapat dengan mudah dipahami apa yang di ajarkan, selain metode penyesuaian
kondisi dan suasana juga sangat diperlukan dalam proses ngajar-mengajar bagi para
pendidik. Pendidik juga harus mempunyai prilaku yang baik Moral (perilaku baik)
adalah suatu perbuatan baik yang ada dalam diri seseorang. Jadi seorang pendidik
hendaknya mempunyai prilaku atau moral yang baik agar mampu menjadi tauladan
atau contoh bagi peserta didik, dengan adanya moral ini seorang pendidik mampu
mengontol kelakuan maupun sikap saat menggajar sehingga tidak adanya perbuatan
atau sikap yang tidak tidak di inginkan saat mengajar Seorang pendidik hendaknya
disiplin dalam menjalankan tugas yang ia jalankan sebagai seorang pendidik,
kedisiplinan yang dimaksud disini yakni . disiplin waktu, seorang pendidik
hendaknya datang tepat waktu saat melakukan tugasnya,sehingga dengan kedisiplinan
waktu yang di lakukan bagi pendidik dapat menjadi tauladan atau contoh yang dapat
diikuti bagi peserta didik. Pendidik harus mampu berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang tua peserta didik maupun masyarakat setempat untuk turut serta
memberikan arahan bagi para peserta didik supaya proses pelajaran tidak hanya
dilakukan di lingkungan sekolah saja.
BAB III
PENUTUP
2.4 Simpulan
Berdasarkan hasil observasi magang 1 di SMA Negeri 1 Karanganyar dapat diambil
kesimpulan :
Kultur sekolah merupakan aspek penting yang menentukan mutu suatu
pendidikan. Kultur sekolah merupakan karakter atau pandangan hidup yang
merefleksikan keyakinan, nilai, norma, simbol dan kebiasaan yang telah dibentuk dan
disepakati bersama oleh warga sekolah dan harus dibangun oleh seluruh warga
sekolah sehingga terbentuk kultur positif yang mendukung kesuksesan pembelajaran
untuk peningkatan mutu pendidikan.
Tenaga pendidik harus menguasai 4 kompetensi dasar yang wajib dicapai
yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian , dan sosial. Sebagai guru
yang bertanggung jawab dan sadar akan profesinya, tentu saja guru harus memiliki ,
melaksanakan, dan meningkatkan keempat kompetensi tersebut sebagai capaian
minimal yang harus dimiliki dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang berhasil
diterima oleh peserta didik.QQQQQQQQQQQQQQ
Guru sebagai pendidik harus memiliki karakteristik sebagai seorang pendidik
profesional yang merupakan suatu sifat atau karakter baik yang harus dimiliki atau
- 28 -
dikuasai oleh seorang pendidik untuk menghasilkan suatu generasi yang bermartabat
dan berahlak dinataranya menguasai kurikulum, menguasai materi yang diajarkan,
terampil menggunakan multi metode pembelajaran, mempunyai prilaku yang baik,
memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya , serta memiliki kemampuan
berkomunikasi.
2.5 Saran
- 29 -
2.6 DAFTAR PUSTAKA
http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-guru.html
http://bermutufaridatul.guru-indonesia.net/artikel_detail-27526.html
http://www.kompasiana.com/lilikfirdayati.com/menerapkan-nilai-kejujuran-
dalam-pendidikan_56210d460e9373bc0b8b4567
http://edukasiwae.blogspot.co.id/2012/07/emphaty-teaching-meningkatkan.html
http://guruppkn.com/manfaat-tata-tertib-sekolah-bagi-siswa
http://kharismati.blogspot.co.id/2012/03/peranan-tata-tertib-sekolah.html
http://gurumadya6780.blogspot.co.id/2011/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://rudien87.wordpress.com/2010/03/20/kompetensi-kepribadian/
http://novehasanah.blogspot.co.id/2014/02/partisipasi-siswa-dalam-diskusi-
kelas.html

More Related Content

What's hot

Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswanurmaliaazmi
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxHusna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxAsmaulHusna660274
 
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Islamuddin Syam
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
LK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docxLK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docxuud efendi
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifAni Mahisarani
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikTuti Lestari
 
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompokREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
tugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxtugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxLisnaNuraida
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxFriscaDwiSeptianaPut
 
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxEksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
 

What's hot (20)

Cover proposal ptk
Cover proposal ptkCover proposal ptk
Cover proposal ptk
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxHusna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
LK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docxLK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docx
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
tugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxtugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docx
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxEksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
 

Similar to LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I

Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx
4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx
4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptxnining449436
 
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 BengkalisDISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalisjuliafnita47
 
06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx
06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx
06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptxRatnaWijaya10
 
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...RodhotunNiamah1
 
Paparan IHT SMA 1 Kramat.pptx
Paparan IHT SMA 1 Kramat.pptxPaparan IHT SMA 1 Kramat.pptx
Paparan IHT SMA 1 Kramat.pptxCahyonoSKomMPd
 
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptxoktrimardianus00
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMGalih Nurhavis
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptxBsIsmail1
 
INP082220220711.ppt
INP082220220711.pptINP082220220711.ppt
INP082220220711.pptBulqiaMasud1
 
Laporan pkm isi
Laporan pkm isiLaporan pkm isi
Laporan pkm isiDayat Spd
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
1. a. Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx
1. a.  Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx1. a.  Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx
1. a. Mengenal Kurikulum Merdeka.pptxParlindunganSitangga1
 
aksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdf
aksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdfaksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdf
aksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdfRRWIDYAANGGRAENI
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.pptarifianto26
 

Similar to LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I (20)

Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Tesis bab 1
Tesis bab 1Tesis bab 1
Tesis bab 1
 
4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx
4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx
4. Pembelajaran dan asesmen terdiferensiasi.pptx
 
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 BengkalisDISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx
06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx
06. . Prinsip Pembelajaran dan ASESMEN PARADIGMA BARU rev2.pptx
 
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
b53dcb4e-13a8-4ffe-99b8-560ec5d9d66f-2 - Modul 2.1 Seperti apa Gambaran Trans...
 
Paparan IHT SMA 1 Kramat.pptx
Paparan IHT SMA 1 Kramat.pptxPaparan IHT SMA 1 Kramat.pptx
Paparan IHT SMA 1 Kramat.pptx
 
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Analisa sekolah standart nasional
Analisa sekolah standart nasionalAnalisa sekolah standart nasional
Analisa sekolah standart nasional
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx
 
INP082220220711.ppt
INP082220220711.pptINP082220220711.ppt
INP082220220711.ppt
 
Laporan pkm isi
Laporan pkm isiLaporan pkm isi
Laporan pkm isi
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
1. a. Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx
1. a.  Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx1. a.  Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx
1. a. Mengenal Kurikulum Merdeka.pptx
 
aksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdf
aksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdfaksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdf
aksi nyata menyebarkan pemahaman merdeka belajar bu widya.pdf
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.ppt
 

More from MAY NURHAYATI

FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAFEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAMAY NURHAYATI
 
Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2MAY NURHAYATI
 
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAANLAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAANMAY NURHAYATI
 
May nurhayati k2315048 tugas 2
May nurhayati k2315048 tugas 2May nurhayati k2315048 tugas 2
May nurhayati k2315048 tugas 2MAY NURHAYATI
 
May nurhayati k2315048 tugas
May nurhayati   k2315048 tugasMay nurhayati   k2315048 tugas
May nurhayati k2315048 tugasMAY NURHAYATI
 

More from MAY NURHAYATI (7)

FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAFEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
 
Fismat chapter 4
Fismat chapter 4Fismat chapter 4
Fismat chapter 4
 
Uas fismat 2
Uas fismat 2Uas fismat 2
Uas fismat 2
 
Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2
 
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAANLAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
 
May nurhayati k2315048 tugas 2
May nurhayati k2315048 tugas 2May nurhayati k2315048 tugas 2
May nurhayati k2315048 tugas 2
 
May nurhayati k2315048 tugas
May nurhayati   k2315048 tugasMay nurhayati   k2315048 tugas
May nurhayati k2315048 tugas
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I

  • 1. - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Keberadaan sekolah saat ini sangat menunjang proses KBM yang akan dilaksanakan. Peran seorang guru dalam sebuah sekolah sangat penting. Untuk itu, seorang guru harus menguasi kompetensi pedagogic yang meliputi beberapa aspek. Mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan sebagai calon guru merupakan calon pendidik yang nantinya berperan penting dalam mencerdaskan anak bangsa dan berkontribusi dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu mahasiswa harus mengetahui lebih awal tentang kemampuan yang harus dikuasai sehingga pada saat terjun ke sekolah dapat mempersiapkan dan merencanakan pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Dalam kesempatan ini observer melakukan observasi di SMA N 1 Karanganyar sebagai objek observasi dengan berberapa pertimbangan diantaranya, adanya izin dari pihak kepala sekolah tersebut kepada kami untuk melakukan observasi. Adapun waktu dalam melakukan observasi tanggal 21 Maret 2016 sampai dengan 15 April 2016, meskipun waktu yang digunakan dalam melakukan observasi ini relatif singkat dan sedikit terkendala pada penyesuaian jadwal sekolah dan kuliah, tetapi tidak menjadi kendala yang signifikan untuk mencapai tujuan dan sasaran dari observasi itu sendiri. Selanjutnya observer berusaha menuangkan hasil observasi tersebut dalam sebuah makalah laporan tertulis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Magang 1 yang berjudul “Laporan Observasi Magang 1”.
  • 2. - 2 - 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan : Membangun landasan jati diri mahasiswa sebagai calon pendidik dan memanfaatkan kompetensi akademik kependidikan melalui : a. Pemgamatan kultur sekolah. b. Pengamatan terhadap kompetensi dasar pedagogik, kepribadian, dan sosial guru. c. Pengamatan terhadap karakteristik profesi guru. 1.2.2 Manfaat : 1.2.2.1 Manfaat teoritis Hasil makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. 1.2.2.2 Manfaat Praktis A. Bagi Pembaca Laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi seluruh pembaca dalam bidang pendidikan B. Bagi penulis Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan penambah wawasan tentang membangun landasan jati diri mahasiswa sebagai calon pendidik dan meningkatkan kompetensi akademik kependidikan. Laporan ini juga dapat dijadikan bahan masukan bagi penulisan laporan selanjutnya membuat laporan mengenai membangun landasan jati diri mahasiswa sebagai calon pendidik dan meningkatkan kompetensi akademik kependidikan 1.3 Tempat dan Waktu 1.3.1 Profil Sekolah 1.3.1.1 Identitas Sekolah Nama Sekolah = SMA Negeri 1 Karanganyar Alamat = Jalan A.W Monginsidi 03 Karanganyar Telp = (0271) 495068 Kode pos = 57714 Website = www.smansakra.sch.id Email = smansakarasolo@gmail.com
  • 3. - 3 - 1.3.1.2 Visi dan Misi Sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar dalam upaya mewujudkan tujuannya untuk membentuk generasi muda Indonesia yang berkualitas dengan memegang teguh visi dan misinya yaitu : Visi : Berbasis teknologi, unggul dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, dan berwawasan Internasional. Misi : Untuk mencapai visi diatas SMA Negeri 1 Karanganyar mempunyai misi sebagai berikut :  Menyelenggarakan pelayanan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi.  Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan bakat, minat dan potensi siwa dengan tuntutan era globalisasi.  Membentuk karakter siswa beriman, bertaqwa, berbudi luhur, sesuai dengan nilai nilai budaya daerah.  Mewujudkan rasa kebersamaan , kerukunan, kekeluargaan yang harmonis serta saling menghormati intern dan antar warga sekolah dengan masyarakat.  Menjalin hubungan dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri maupun luar negeri 1.3.2 Uraian Aktivitas Wawancara / Magang I Jadwal wawancara : Rabu, 13 April 2016 Waktu wawancara : 10.00 WIB – 12.00 WIB Tempat wawancara : SMA Negeri 1 Karanganyar Objek Wawancara : Guru Mata Pelajaran Fisika (Ibu Endah Dwi Rahayu, S.Pd) 1.4 Metode Observasi Metode yang digunakan dalam observasi kali ini yaitu dengan mewawancarai guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Karanganyar
  • 4. - 4 - BAB II PELAKSANAAN 2.1 Pertanyaan dan Jawaban Wawancara PERTANYAAN JAWABAN 1. P e d a g o g i k 1. Aspek potensi peserta didik 1. Potensi apa saja yang ingin dikembangkan oleh sekolah dari setiap peserta didik? 2. Bagaimanakah pihak sekolah/guru mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik? 3. Bagaimanakah pengembangan potensi peserta didik yang dilakukan pihak sekolah? 1. Potensi akademik dan non akademik 2. Terlihat dari keaktifan siswa dan nilai yang diperoleh siswa, selain itu juga dengan adanya seleksi kepenjurusan yang dilakukan di awal masuk sekolah menengah. 3. Dengan bimbingan khusus misalnya bagi peserta osn, selain itu dengan eksperimen khususnya untuk mata pelajaran fisika, serta berbagai ekstrakulikuler yang disediakan sekolah untuk mengasah skill. 2.Mandiri & etos kerja; 1. Bagaimana kemandirian peserta didik selama mengikuti pembelajaran 2. Bagaimana semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran 3. Apakah peserta didik dapat menyelesaikan tugas secara mandiri? 1. Siswa sudah mandiri terlihat dari keaktifan siswa dan kemampuanya untuk mengerjakan soal, serta terlihat dari sikap dalam suatu kelompok belajar 2. Siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran khusus nya fisika. 3. Rata rata siswa sudah dapat menyelesaikan tugas secara mandiri, hanya ada beberapa siswa yang masih sulit untuk melakukannya.
  • 5. - 5 - 3.Berpengaruh positif & disegani; 1. Apasaja dampak positif dari pembelajaran yang didapat peserta didik? 2. Bagaimana penerapan pengetahuan yang didapat peserta didik dalam kehidupan sehari-hari? 1. Dampak positifnya siswa lebih mengetahui tentang suatu mata pelajaran khususnya fisika , serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari, selain itu siswa juga dapat mempersiapkan untuk mengahadapi Ujian Nasional 2. Penerapan pembelajaran khususnya fisika dalam kehidupan sehari hari lebih banyak pada praktikum, siswa dapat menerapkan materi ataupun pola piker fisika dalam kehidupan sehari hari 2 K e p ri b a d i a n 1. Jujur; 1. Apakah tindakan peserta didik mencerminkan perkataan yang diucapkan? 2. Bagaimana tingkat kejujuran peserta didik? 1. Ya , misalnya dalam hal ulangan mereka sudah dapat mengerjakannya dengan jujur. 2. Tingkat kejujuran sudah tinggi , jika dalam interval 0 sampai 100 maka nilainya 98 2. Menarik, 1. Bagaimana cara menarik perhatian peserta didik agar tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran? 2.Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik? 1. Dengan media animasi atau powerpoint dalam pembelajaran 2. Dengan model penerangan materi, kemudian siswa diminta untuk belajar berkelompok, dan mengerjakan soal untuk dibandingkan dengan kelompok lain
  • 6. - 6 - 3. Empati, 1. Bagaimana menunjukkan sikap empati pada peserta didik? 2. Bagaimana menanamkan sikap empati pada peserta didik? 1.Dengan menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran , misalnya dengan yel yel, kemudian dengan memberikan semangat dan dorongan bagi siswa yang terlihat mengalami kesulitan , serta meyakinkan siswa bahwa fisika bukanlah matapelajaran yang sulit 2. Dengan mengajarkan siswa untuk mau berkerja sama dalam memahami suatu materi 4. Kolaboratif, 1. Apakah peserta didik mampu bekerja secara kelompok? 2. Bagaimana menanamkan sikap kolaboratif pada peserta didik? 1. Mampu 2. Dengan metode belajar kelompok sehingga mereka akan belajar dengan cara tutor sebaya. 5. Suka menolong, 1. Bagaimana menanamkan sikap suka menolong pada peserta didik? 2. Apakah peserta didik mampu menerapkan sikap suka menolong dalam kehidupan sehari-hari? 1. Dengan mengajarkan siswa untuk mau berkerja sama dalam memahami suatu materi 2. Mampu 3 S o s i a l 1. Menjadi panutan, 1. Apakah peserta didik merupakan panutan dalam kehidupan sehari-hari? 2. Bagaimana menanamkan sifat kepemimpinan bagi peserta didik? 1. Ya, terutama dalam hal sikap dan perilaku yang baik 2. Melalui organisasi mereka akan melatih soft skill, termasuk kepemimpinan
  • 7. - 7 - 2. Komunikatif, 1. Apakah peserta didik komunikatif selama pembelajaran berlangsung? 2. Apakah peserta didik mampu bersosialisasi dengan baik? 1. Ya, terlihat dari antusiasme mereka dalam mengikuti pembelajaran, seperti mengajukan pertanyaan 2. Ya mampu 3. Kooperatif 1. Apakah peserta didik kooperatif selama pembelajaran berlangsung? 2. Bagaimana tingkat kooperatif peserta didik selama kegiatan belajar mengajar? 1. Ya peserta didik sangat kooperatif baik antar sesamanya maupun dengan pendidik 2. Tingkat kekooperatifan mereka tinggi 4 K u lt u r S e k o l a h 1. Taat azas dan disiplin terhadap aturan sekolah yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari. 1. Apakah peserta didik mentaati aturan sekolah dengan baik? 2. Apakah peserta didik disip;in terhadap aturan sekolah yang telah disepakati. 3. Apa sangsi yang diberlakukan bila peserta didik tidak mentaati aturan dan disiplin sekolah. 1. Ya, karena adanya sangsi bagi peserta yang tidak menaati 2. Ya, disiplin 3. Sangsi berupa teguran, poin pelanggaran, atau bahkan dikeluarkan dari sekolah bagi pelanggaran berat.
  • 8. - 8 - 2. Norma religius & diteladani 1.Apakah peserta didik melaksanakan ajaran agama yang dianutnya? 2. Bagaimana penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari? 1. Ya, terlebih lagi adanya dukungan dari pihak sekolah berupa kegiatan keagamaan yang diadakan di sekolah 2. Peserta didik mampu menjalankan syariat agamanya 3. Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsi sten dgn norma 1. Apa saja tata tertib di sekolah? 2.Bagaimana pelaksanaan mengenai tata tertib di sekolah? 3. Bagaimana sanksi bagi peserta didik yang melanggar tata tertib? 1. Tertera dalam buku tata tertib siswa 2. Sudah bagus 3. Sangsi berupa teguran, poin pelanggaran, atau bahkan dikeluarkan dari sekolah bagi pelanggaran berat. 4. Hubungan sosial antar warga sekolah 1. Apakah warga sekolah mamiliki hubungan sosial yang baik 2. Apakah warga sekolah memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya. 3. Apa saja kegiatan rutin warga sekolah dalam hubungan kekelurgaan dan lingkungan. 1. Ya , tentu 2. Ya, contohnya dari kegiatan pertemuan antara pihak sekolah dengan orang tua mereka sangat kooperatif 3. Pertemuan rutin, Pembagian Raport, Kegiatan Sosial HUT sekolah, Perpisahan.
  • 9. - 9 - 2.2 Hasil Setiap Aspek Aspek yang diobservasi pada kegiatan magang I ini adalah observasi dengan metode mewawancarai guru mata pelajaran fisika di SMA N 1 Karanganyr.. Hasil dari setiap aspek kegiatan adalah sebagai berikut 2.2.1 Aspek Pedagogik A. Potensi Peserta Didik Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembanganpeserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah : 1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip- prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik. 2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.jkhkkkkkkkkkkkjkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj. 5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik
  • 10. - 10 - Kesuksesan seseorang terbentuk karena adanya potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Pada dasarnya, anak didik sudah memiliki potensi masing masing yang melekat dalam dirinya. Dengan mengembangkan potensi tersebut maka dapat menjadikan anak didik meraih kesuksesan dan dengan memiliki potensi pula akan menghasilkan karya yang berkualitas. Potensi akademik maupun non akademik dari seorang anak didik dapat dilihat dari kemampuan nya untuk mengikuti suatu materi pembelajaran yaitu dengan menggunakan nilai test sebagai indikator kemampuan siswa tersebut. Nilai merupakan indikator kuantitatif kemampuan suatu siswa. Selain dengan nilai, potensi anak didik juga dapat diketahui melalui pengamatan kualitatif oleh pendidik, contohnya dilihat melalui keaktifan, sikap, dan perilaku anak didik. Dalam suatu pembelajaran, potensi yang diasah dari peserta didik adalah potensi akademik dan non akademik. Di lingkungan sekolah, potensi akademik diasah melalui kegiatan belajar mengajar dikelas (KBM) sedangkan potensi non akademik diasah melalui kegiatan ekstrakulikuler maupun organisasi . Pentingnya sebuah potensi adalah dengan potensi yang dimiliki anak didik maka ia akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Bagi seorang peserta didik potensi akademik dan non akademik akan lebih bermakna dalam tugas perkembangannya apabila pengelolaan, pengembangan dan peningkatan dalam kreativitas. Kegiatan akademik yang diimbangi oleh kegiatan non-akademik yang saling menunjang dan berjalan secara beriringan. Kegiatan non-akademik ini bisa berupa kegiatan olahraga atau kegiatan seni. Potensi dibidang akademik dan non akademik dapat mengantarkan peserta didik berhasil menghadapi kehidupan nyata. Pendidikan yang bermutu diharapkan dapat menghasilkan keunggulan Sumber Daya Manusia, tidak hanya dari aspek akademik, tetapi juga dalam aspek: seni, olahraga, disiplin dan keterampilan untuk dapat hidup dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan cepat. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta didik di sekolah juga harus didukung oleh faktor eksternal, seperti sarana prasarana, pengajar yang kreatif, serta sistem/kurikulum. Dengan pengoptimalan potensi pada peserta didik, diharapkan akan terbentuk generasi unggul yang dapat berdaya saing secara global sehingga mampu melahirkan keadaan yang lebih baik bagi kehidupan di negara ini.
  • 11. - 11 - B. Mandiri dan Etos Kerja Kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika di lokasi observasi pada umumnya peserta didik dapat bekerja secara mandiri. Model pembelajaran yang diterapkan untuk mengasah kemandirian peserta didik yaitu dengan model yang diperintahkan oleh Kurikulum 2013. Peserta didik membentuk kelompok dan mereka mempresentasikan suatu materi pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran seperti ini akan melatih kemandirian peserta didik , sehingga guru tidak harus mendiktekan materi melainkan mereka akan berusaha untuk mempelajari sendiri dengan berbagai referensi seperti buku, maupun internet. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah membantu meluruskan jika ada suatu miskonsepsi atau kesulitan dalam memahami materi. C. Berpengaruh Positif dan Disegani Dalam suatu proses pembelajaran pasti akan memberikan suati pengaruh positif. Pengaruh positif yang diharapkan yakni pengetahuan dan kemampuan siswa akan berkembang. Selain itu, peserta didik juga dapat mengaplikasi kan nya ke dalam kehidupan sehari hari. Pendidikan tidak akan berhasil jka tidak adanya suatu kewibawaan. Peserta didik akan menyegani pendidik jika seorang pendidik tersebut memiliki suatu kewibawaan. Kewibawaan (Gezag) dalam pendidikan merupakan pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain, jadi pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaan yang penuh, bukan didasarkan rasa terpaksa serta rasa takut akan sesuatu. Gezag dikatakan sebagai syarat mutlak dalam pelaksanaan pendidikan karena gezagmerupakan syarat yang tidak boleh ditawar- tawar lagi, syarat yang tidak boleh tidak ada. Oleh karena apabila pengakuan dan penerimaan anjuran-anjuran dari pendidik itu tidak berdasarkan adanya kewibawaan dalam pendidikan, jadi anak menuruti anjuran-anjuran itu hanya berdasarkan rasa takut akan sesuatu, berdasarkan akan rasa terpaksa, sehingga akhirnya anak tidak menyadari akan makna dan pentingnya anjuran-anjuran itu, maka sulitlah baginya untuk dapat berdiri sendiri, untuk mencapai tingkat kedewasaan. Jadi seorang pendidik harus disegani bukan ditakuti oleh anak didik.
  • 12. - 12 - 2.2.2 Aspek Kepribadian A. Kejujuran Tingkat kejujuran peserta didik pada objek observasi saya pada umumnya sudah tinggi. Hal ini terlihat pada saat peserta didik mengerjakan ujian, mereka dapat mengerjakan secara jujur. Sekolah adalah tempat dimana peserta didik menemukan kejujuran, etika dan moral. Sekolah adalah tempat memanusiakan manusia yang berkarakter mulia dan berbudi luhur. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi perserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar, menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Sehingga kemudian diharapkan anak-anak didiknya menjadi anak yang mempunyai karakter, disiplin, mandiri, jujur dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Peran pendidik dalam membangun tradisi (budaya) kejujuran dilingkungan akademiknya sangat penting dan luas. Karena pendidik sering berinteraksi langsung dengan anak didik dalam proses pembelajaran, saat proses itulah peran-peran guru menanamkan tradisi kejujuran kepada siswa-siswinya. Seperti ketika ulangan, seorang pendidik harus menyampaikan secara jujur agar tidak menyontek, baik kepada temannya maupun pada buku catatan, pesan itu disampaikan dengan bahasa yang sederhana yang bisa ditangkap anak didiknya dan itu harus dilakukan secara istiqomah dan tidak pernah berhenti menyampaikan pesan-pesan moral. Sehingga pada akhirnya terwujudlah rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab Peran pendidik dalam membangun tradisi kejujuran akademik ada tiga aspek: Pertama; membangun kejujuran harus dimulai dari dirinya sendiri sebagai seorang guru, yakni antara perkataan, perbuatan dan tindakan harus sesuai dengan norma-norama yang berlaku. Kedua; sebagai seorang guru, yang tugas utamanya adalah mendidik, melatih, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi kepada peserta didiknya, maka guru mempunyai kewajiban untuk membentuk karakter anak didiknya memiliki sikap disiplin, jujur, mandiri, demokratis dan bertangungjawab. Ketiga; guru secara akademik juga mempunyai tanggunjawab untuk membesarkan lembaga (sekolah), maka dalam konteks ini guru harus mampu membangun dan memberi keteladan kepada teman seprofesinya untuk terus menerus
  • 13. - 13 - menanamkan nilai-nilai kejujuran baik untuk dirinya (teman seprofesi), maupun peserta didiknya melalui mata pelajaran yang di ampu. Dengan demikian bangunan akademik yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, peserta didik bangga kepada lembaga (sekolah) dan tenaga pendidiknya, guru bangga kepada peserta didik dan lembaganya, kepala sekolah bangga dengan anak didik, guru (pendidik), lembaga (sekolah) yang di nakodainya dan semua bangga dengan satu motto “KEJUJURAN” B. Menarik Untuk menciptakan suasana yang menarik dalam pembelajaran maka digunakan suatu media pembelajaran berbentuk animasi atau pun power point. Kemudian penggunaan model pembelajaran bervariatif seperti penerangan materi, kemudian peserta didik diminta untuk belajar berkelompok, dan mengerjakan soal untuk dibandingkan dengan kelompok lain. Model pembelajaran yang tidak monoton akan membuat peserta tidak cepat jenuh. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran juga merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian peserta didik. Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang harusdilakukan oleh guru antara lain menyapa peserta didik dengan ramah dan bersemangat dengan menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi prosesselanjutnya,menciptakan suasana rileks yaitu dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, memotivasi peserta didik yang berkaitan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik/penguatan, serta menggunakan ice breaking bisa berupa yel-yel, tepuk tangan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan, dan games. C. Empati Dalam suatu proses pembelajaran , diperlukan adanya rasa empati antara pendidik dan anak didik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Dalam menjalankan hal tersebut, pendidik harus dapat menunjukan rasa empati nya kepada anak didik. Pendidik dapat menunjukan rasa empatinya dengan cara pendekatan emosional kepada anak didik sehingga anak didik merasa dirinya diperhatikan oleh pendidik. Anak didik perlu diberi dukungan sehingga ia tidak menyerah dan enggan untuk mengikuti suatu pembelajaran. Selain itu, perlunya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga akan menimbulkan suasana yang tidak membosankan. Penggunaan metode pembelajaran yang tidak monoton akan menimbulkan empati peserta didik. Contoh model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan power point, animasi, ataupun diskusi/kelompok.
  • 14. - 14 - Pembelajaran dengan empati harus dapat mempresentasikan secara langsung identitas kepribadian dan metode pembelajran yang dikembangkan pendidik agar berkesan dalam kegiatan pembelajaran.Empati yang diberikan pendidik akan meningkatkan keterikatan dan keterlibatan anak didik dalam kegiatan pembelajaran,dimana keterikatan emosi,memori,perasaan dan pengalaman dari tiap individu sebagai anak didik dapat terakomodasi sekaligus terpuaskan kebutuhan belajarnya. Lewat pembelajaran empati ,seorang pendidik dapat menarik perhatian peserta didik,memotivasi,menumbuhkan keyakinan dan menginspirasi anak didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Pentingnya menyadari dampak empati terhadap semanagat belajar peserta didik,sebab perasaan dimengerti kebutuhannya oleh seorang pendidik adalah merupakan kepercayaan anak didik terhadap pendidik. Perasaan kecewa dan merasa tidak dihargai oleh guru adalah satu satunya alasan peserta didik untuk enggan mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya ,bahkan bisa berbalik tidak menghargai gurunya. D. Kolaboratif Pada umumnya peserta didik sudah bisa bekerja sama antar satu sama lain maupun dengan tenaga pendidik. Peserta didik mampu untuk berinteraksi antar sesama misalnya berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan , maupun dengan pendidik misalnya dengan melontarkan pertanyaan. Untuk menumbuhkan rasa kolaboratif antar anak didik yaitu dengan metode kelompok belajar sehingga peserta didik akan bekerja sama satu sama lain dalam mengerjakan sesuatu. Suatu kelompok belajar ini dibentuk terdiri dari anak didik dengan kemampuan yang heterogen. Dimana anak yang memiliki kemampuan yang lebih akan menularkan pengetahuannya kepada lainya. Metode ini akan mengarah pada metode tutor sebaya dimana terkadang bahasa penyampaian yang disampaikan oleh teman sebaya akan lebih mudah dipahami dan diterima karena mereka memiliki tingkat pemikiran yang sama. E. Suka Menolong Hampir pada seluruh peserta didik sudah dapat menerapkan sikap tolong menolong baik kegiatan di dalam kelas maupun diluar kelas. Menumbuhkan sikap tolong menolong bagi peserta didik merupakan salah satu bagian dari pendidikan berkarakter. Untuk menumbuhkan rasa suka menolong maka pendidik perlu menanamkan pentingnya sikap tolong menolong. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan orang lain. Sikap tolong menolong perlu diterapkan dalam suatu pembelajaran. Seperti halnya saling tolong menolong dalam memahami suatu materi. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih diarahkan untuk mau membantu teman nya yang memiliki kemampuan yang lemah.
  • 15. - 15 - 2.2.3 Aspek Sosial A. Menjadi Panutan Melalui proses pembelajaran yang baik dan benar maka tercipta lah sosok peserta didik yang bisa dijadikan panutan. Dalam hal ini peserta didik sebagai panutan yang berkaitan dengan tingkah laku etika yang dimilikinya. Setiap tingkah laku yang dikerjakan menjadi panutan yang membawa kebaikan. Pola perilaku seorang peserta didik menjadi sorotan masyarakat mulai dari cara berpakain, kebiasaan, etika atau adab yang dimiliki dan digunakan seorang guru. Peserta didik sebagai pentuan contoh kebaikan yang nyata dengan didasari ilmu-ilmu pengetahuan yang di miliki kemudian di tuangkan dalam kegiatan sehari-hari. Hal diatas meurpakan nilai nilai yang diadopsi oleh peserta didik dari seorang guru ketika mengajar di sekolah secara tidak langsung. Guru adalah contoh wujud nyata seorang yang berilmu yang menjadi panutan bagi peserta didik dan masyarakat. Figur seorang guru sangat berperan dalan mendidik seorang peserta didik dalam menjadikan generasi penerus bangsa yang berakidah dan bermartabat melalui tingkah laku dan pola kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang menjadi panutan biasanya memiliki sifat kepemimpinan. Untuk menumbuhkan sifat kepemimpinan peserta didik dapat melalui kegiatan organisasi. Melalui organisasi ini maka soft skill peserta didik diasah termasuk soft skill kepemimpinan. Salah satu kegiatan organisasi untuk mengasah sifat kepemimpinan adalah latihan dasar kepemimpinan (LDK). Selain mengikuti organisasi, kegiatan pramuka yang kini telah menjadi kegiatan wajib bagi seluruh siswa yang meliputi berbagai kegiatan seperti kemah, mencari jejak, juga dapat digunakan sebagai wadah untuk mengasah sikap kepemimpinan. Seorang peserta didik dapat dikatakan telah memiliki jiwa kepemimpinan ketika ia bisa menjadi panutan bagi sesamanya, mempunyai rasa tanggung jawab, dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah (problem solving). B. Komunikatif Interaksi yang terjadi antara pendidik dan anak didik menunjukan hubungan komunikatif dalam pembelajaran. Anak didik sudah mampu dalam menigkuti pembelajaran dengan sangat komunikatif, hal ini terlihat dari antusiasme dan pertanyaan yang diberikan oleh anak didik ketika mereka kurang memahami suati materi. Pendidik juga dituntut untuk dapat melakukan pendekatan komunikatif kepada peserta didik yaitu dengan metode pembelajaran yang lebih membutuhkan komunikasi antar pendidik dan peserta didik, seperti tanya jawab, diskusi, dan saling memberikan informasi atau pendapat . Dengan adanya kegiatan pembelajaran yang komunikatif maka diharapkan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
  • 16. - 16 - Kemampuan sosialisasi peserta didik juga sudah baik, masing masing dari mereka dapat bersosialisasi berinteraksi dan berhubungan timbal balik antar satu sama lain baik saat di dalam atau di luar pembelajaran. C. Kooperatif Tingkat kekooperatifan peserta didik baik antar sesama maupun dengan pendidik sudah baik. Ketika pendidik menerangkan sesuatu , mereka peduli dan mau untuk mengerjakann instruksi yang diberikan oleh pendidik. Pendidik juga selalu menerangkan apa yang kurang dipahami oleh peserta didik sehingga mereka dapat berkerjasama dengan baik. Untuk meningkatkan kooperatif antar peserta didik dapat di lakukan dengan berbagai strategi pembelajaran. Kerjasama siswa adalah salah satu kunci penting agar bertukar pikiran antar sama lain tentang topik atau materi yang sedang dipelajari. Dengan pemberian tugas yang menuntut peserta didik untuk bekerjasama akan menimbulkan ketergantungan antara peserta didik sehingga membuat mereka berusaha mengerjakan tugas dengan berdiskusi secara intensif..
  • 17. - 17 - 2.2.4 Kultur Sekolah A. Taat azas dan disiplin terhadap aturan sekolah yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu menaati peraturan tata tertib sekolah dengan disiplin. Hal ini karena adanya sangsi yang di berikan jika peserta didik melanggar tata tertib sekolah. Ketertiban dan kedisiplinan di sekolah sangat penting. Hal itu karena sering terjadi pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh peserta didik. Disiplin dan ketertiban perlu diatur oleh sebuah tatanan yang disebut Tata tertib sekolah. Tentu saja tujuan utama dari pembuatan tata tertib yaitu untuk melatih kedisiplinan para peserta didik. Dengan tata tertib beserta sangsi nya akan membentuk pribadi pesrerta didik yang disiplin, maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan efektif dan nyaman. Sikap dan tingkah laku guru mempunyai dampak secara langsung terhadap pembentukan dan pengembangan pribadi ( sikap mental ) peserta didik. Sikap dan tingkah laku peserta didik juga cenderung merupakan replikasi dari apa yang diterima dari guru dan sistem yang ada di sekolah. Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya dengan melalui peraturan tata tertib yang diumumkan secara lisan atau tertulis saja. Keteladanan dorongan serta bimbingan dalam bentuk – bentuk konkrit sangat diperlukan bahkan keikutsertaan warga sekolah secara langsung akan lebih tepat dan berhasil. Sangsi yang diberlakukan bagi pelanggar bervariasi tergantung dari berat pelanggarannya mulai dari sangsi teguran , skorsing, hingga sangsi di keluarkan dari sekolah. B. Norma religius & diteladani Dalam berkehidupan sehari hari peserta didik sudah mampu menjalankan dan menerapkan ajaran agama nya . Dalam hal berperilaku peserta didik menerapkan ajaran agama dengan baik karena setiap agama mengajarkan hal kebaikan seperti menghormati guru, berperilaku sopan santun , menghargai orang lain, menyayangi sesame serta dalam hal beribadah. Islam merupakan ajaran agama yang mendominasi di kalangan peserta didik. Mereka dapat menjalankan syariat dan kewajiban nya sebagai pemeluk islam seperti sholat duhur yang dilaksanakan berjamaah disekolah, puasa ramadhan, dan berbagai kegiatan keagamaan lain yang diadakan oleh sekolah. Kegiatan agama yang diadakan oleh sekolah sebagai wadah bagi peserta didik untuk menjalankan syariat agamanya merupakan bentuk dukungan sekolah untuk mewujudkan jiwa religius pada peserta didik. Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia yang diterapkan pada diri peserta didik agar memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani.
  • 18. - 18 - C. Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dengan norma Tata Tertib Di Sekolah Terdapat Berbagai Aspek Meliputi : 1. Kehadiran :Keterlambatan, Absensi, Upacara 2. Seragam & Atribut Sekolah :Pakaian Seragam, Sepatu, Rambut , Perhiasan 3. Etika Dan Estetika :Berbicara , Bersikap, Sarana Prasarana, Penggunaan Hp, Kebersihan, Makan Dan Minum. 4. Rokok , Miras, Judi :Rokok , Judi, Miras Dan Napza, Pornografi, Perkelahian, Senjata, Pemalsuan Tanda Tangan, Pencurian, Perbuatan Asusila, Kendaraan Bermotor, Tindak Kriminal. Sebagai anak didik yang berkewajiban menuntut ilmu namun juga harus mematuhi peraturan dari sekolah. Menaati norma hukum di sekolah dengan cara melaksanakan tata tertib sekolah. Sebagian besar peserta didik sudah mampu menjalankan aturan tata tertib sekolah. Sedangkan bagi peserta didik yang melanggar aturan akan dikenakan sangsi berupa teguran, poin pelanggaran, skorsing, hingga dikeluarkan dari sekolah. D. Hubungan sosial antar warga sekolah Antar warga sekolah memiliki hubungan sosial yang baik. Warga sekolah memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang mendukung hal ini yaitu dengan diadakannya pertemuan rutin tiap akhir bulan antara pihak sekolah dengan orang tua, pengambilan raport . Selain antar warga sekolah hubungan sosial juga terjalin dengan lingkungan yaitu dengan kegiatan sosial yang diadakan pada waktu waktu tertentu. Warga sekolah yang meliputi kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu sebagai pemegang kendali di lembaga pendidikan. Kepala sekolah berarti orang yang memiliki tanggung jawab secara penuh terhadap kegiatan-kegiatan sekolah. Komite sekolah sebagai suatu wadah yang memiliki fungsi dan peran untuk menyerap, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu partisipasi komite sekolah dapat dikatakan sebagai suatu proses penyaluran aspirasi masyarakat. Guru adalah seorang individu yang diberi tanggung jawab menyelenggarakan proses pembelajaran mata pelajaran yang dipegangnya secara baik. Tanggungjawab ini meliputi penelahaan kurikulum, penyusunan program tahunan, program semester,program satuan pelajaran,rencana pengajaran dan pelaksanaan mengajar. Tenaga kependidikan yang terdiri dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik, pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar, kepala sekolah adalah diantara kelompok
  • 19. - 19 - “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Siswa merupakan warga sekolah yang paling banyak jumlahnya dan diutamakan kepentingannya. Salah satu penentu keberhasilan pendidikan adalah kadaan lembaga pendidikan itu sendiri yaitu lingkungan yang strategis dan mendukung terlaksananya pendidikan yang kondusif. Untuk mnciptakan kondisi yang baik itu sangat diprlukan perhatian dan kepedulian semua elemen yang ada,mulai dari pimpinan,guru,siswa dan masyarakat sebagai pendukung pendidikan tersebut.
  • 20. - 20 - 2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pada observasi ini terdapat fakot pendukung dan penghambat jalannya kelancaran observasi yaitu: 1. Faktor Pendukung  Pembuatan surat keperluan magang dipenuhi dengan cepat oleh pihak fakultas.  Pihak sekolah sangat kooperatif kepada mahasiswa yang akan melakukan magang. 2. Faktor Penghambat  Proses perijinan magang yang rumit dan memakan banyak waktu oleh pihak sekolah sehingga observer tidak dapat segera melakukan wawancara.  Terdapat guru mata pelajaran fisika yang tidak bersedia untuk dijadikan narasumber oleh mahasiswa.  Informasi / jawaban yang diberikan narasumber terlalu sempit.
  • 23. - 23 - 2.4 Hasil Yang Diperoleh Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil : Kultur sekolah merupakan karakter atau pandangan hidup yang merefleksikan keyakinan, nilai, norma, simbol dan kebiasaan yang telah dibentuk dan disepakati bersama oleh warga sekolah. Kultur sekolah dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah baik oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa, sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah. Sekolah sebagai tempat siswa menuntut ilmu harus memiliki kultur yang mendukung proses pembelajaran. Karena kultur sekolah mempengaruhi mutu pendidikan . Faktor pembentuk kultur sekolah misalnya adalah nilai, moral, sikap dan perilaku siswa tumbuh berkembang selama waktu di sekolah, dan perkembangan mereka tidak dapat dihindarkan yang dipengaruhi oleh struktur dan kultur sekolah, serta oleh interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen yang ada di sekolah. Kultur sekolah yang disiplin dan taat terhadap aturan dan tata tertib, norma sosial, norma religius, dan adanya hubungan interaksi yang baik antar warga sekolah akan menciptakan suasana yang aman , nyaman , dan disiplin. Aturan dan tata tertib dibuat untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur. Aturan dan tata tertib tidak akan berfungsi dengan baik apabila tidak disertai sangsi sebagai penegas . Pengembangan kultur sekolah harus menjadi prioritas penting. Semua warga sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kultur sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Sekolah yang berhasil membangun dan memberikan kultur yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi baik akademik maunpun non akademik. Artinya, dalam memperbaiki mutu sekolah tanpa adanya kultur sekolah yang positif maka perbaikan itu tidak akan tercapai, sehingga kultur sekolah harus menjadi komitmen luas bagi warga dan menjadi kepribadian sekolah. Dengan kultur sekolah yang positif dan mewaspadai adanya kultur negatif, maka suasana kebersamaan, kolaborasi, semangat untuk maju dan berkembang, dorongan bekerja keras dan kultur belajar mengajar yang bermutu akan dapat diciptakan. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian dan kompetensi pedagogik yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang
  • 24. - 24 - baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Yang dimaksud dengan komptensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Subkompetensi mantap dan stabil memiliki indicator esensial yakni bertindak sesuai dengan hokum, bertindak sesuai dengan norma social, bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur. Guru yang dewasa akan menampilkan kemandirian dalam bertindak dam memiliki etos kerja yang tinggi. Sementara itu, guru yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfkir dan bertindak. Berwibawa mengandung makna bahwa guru memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan perilaku yang disegani. Yang paling utama dalam kepribadian guru adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi teladan dan bertindak sesuai normaagama (iman, dan taqwa, jujur, ikhlas dan suka menolong serta memilki perilaku yang dapat dicontoh. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru juga harus menguasai kompetensi pedagogik yang pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya yang meliputi kompetensi guru untuk mengenal karakteristik anak didik sehingga seorang pendidik dapat melakukan pendekatan untuk menemui permasalahan yang dialami peserta didik dan dapat membimbing nya menyelesaikan permasalahan tersebut ; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yaitu dengan menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru dan guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar ; mengembangan kurikulum kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penyusunan silabus yang sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran ; memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik: memahami dan mengembangkan potensi peserta didik ; mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap; mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik serta memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran ; mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi
  • 25. - 25 - akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka ; mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif ; mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik ; mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Indikasinya, pendidik mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis peserta didik, sesama pendidik, dan dengan tenaga kependidikan, serta dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Pendidik menjadi tombak dalam dunia pendidikan harus memiliki kecerdasan yang mumpuni dan memiliki prilaku yang sesuai dengan norma- norma yang berlaku. Sehingga dalam menjalankan profesinya, pendidik dituntut untuk melaksanakan dengan profesional, berprilaku positif yang tentunya sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia. Hal ini harus dilakukan oleh pendidik, karena setiap perilakunya akan menjadi sorotan baik peserta didiknya maupun masyarakat luas. Seperti apa pendidik itu akan tercermin dalam peserta didiknya. Manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok. Guru juga manusia. Guru adalah individu yang merupakan bagian dari masyarakat. Guru membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan perannya sebagai seorang pengajar dan pendidik. Orang lain itu bisa peserta didiknya, tenaga kependidikan di sekolah maupun instansi, dan masyarakat pada umumnya dimana temapat tinggal seorang guru. Peranan dan segala tingkah laku seorang guru di sekolah dan di masyarakat akan senantiasa dipantau oleh orang lain, baik itu peserta didik, sesama tenaga kependidikan maupun masyarakat. Disini tingkah laku guru akan dijadikan contoh, dengan kata lain guru sebagai panutan. Seperti yang telah disebutkan diatas tentang kompetensi sosial seorang guru, bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga dan sesama teman). Dengan kata lain, guru harus bisa berkomunikasi, bergaul dan berinteraksi secaraharmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali pesertadidik, dan masyarakat sekitar. Guru haruslah bergaul secara santun kepada semuanya. Sekolah tempat guru melakukan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran merupakan miniatur sistem sosial. Komunitas sekolah banyak dan beragam. Banyak, karena disini berkumpul orang dengan multistatus, seperti guru, kepala sekolah, staf tata usaha, tenaga teknisi, tenaga satuan pengaman, siswa, pengurus komite sekolah dan pihak lain yang berhubungan dengan sekolah. beragam, karena komunitas sekolah
  • 26. - 26 - berasal dari latar belakang budaya, jenis kelamin, suku bangsa, agama, kecerdasan, ketrampilan, ketahanan fisik, emosi, status sosial, kondisi ekonomi dan jenis pekerjaan orang tua.1 Hal ini menhgharuskan seorang guru ketika berkecimpung di dalamnya haruslah dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolahnya. Kompetensi sosial seorang guru tidak bisa lepas dari kompetensi kepribadian. Seorang guru haruslah mempunyai pribadi yang baik dulu sebelum nantinya bergaul dan berinteraksi dengan baik dengan peserta didik maupun masyarakat sekitar Dalam kegiatan belajar, kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi, memahami, berinteraksi dengan peserta didik. Bagaimana guru nantinya dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik agar dapat dipahami oleh peserta didiknya. Dapat disimpulkan bahwa seorang guru haruslah mempunyai kompetensi sosial dalam menjalankan tugas dan peranan sebagai seorang guru. Karena guru juga manusia, mau tidak mau harus menghadapi orang lain baik peserta didik, tenaga kependidikan lainnya dan masyarakat dalam kehidupannya, dan hal itu adalah hal yang tidak dapat terpisahkan. Menjadi pendidik professional yaitu pendidik yang mampu mendidik anak didiknya menjadi generasi yang mampu bersaing dan memiliki moral yang baik, seorang pendidik hendaknya memiliki prilaku yang baik yang mampu menjadi tauladan yang patut diikuti oleh siswa, keprofesionalitas guru sangat bagi para pendidik sehingga ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Profesionalitas seorang pendidik sangat penting bagi peserta didik Karena pendidik mempunyai tugas yang sangat berat dalam mendidik, mengarahkan dan memotifasi peserta didik untuk menjadi siswa yang pandai dan bermoral. Untuk mencapai pendidik yang baik maka para pendidik hendaknya mampu memiliki karakter yang baik pula. Karakteristik adalah suatu sifat atau karakter yang baik yang harus dimiliki atau dikuasai oleh seorang pendidik untuk menghasilkan suatu generasi yang bermartabat dan berahlak. Diantaranya pendidik harus menguasai kurikulum yang sudah berlaku atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.). Dengan adanya kurikulum ini seorang pendidik mengetahui cara mengajar yang baik sesuai perkembangan pola pikir peserta didik. Pendidik profesiobal juga harus menguasai materi yang di ajarkan oleh pendidik dalam kelas, pelajaran yang ini sangat berperan penting bagi peserta didik dalam mendafatkan informasi, jadi seorang pendidik hendaknya menguasai semua materi pelajaran yang ia sampaikan kepada peserta didik. Apabila pendidik tidak menguasai materi yang ia sampaikan maka penyampaian materi atau informasi tidak efektif atau tidak masuk. Keterampilan menggunakan multi metode pembelajaran dimana metode pengajaran yang tepat dapat mendorong semangat peserta didik untuk menjadi lebih giat dalam belajar dan 1 Jakar
  • 27. - 27 - juga dapat dengan mudah dipahami apa yang di ajarkan, selain metode penyesuaian kondisi dan suasana juga sangat diperlukan dalam proses ngajar-mengajar bagi para pendidik. Pendidik juga harus mempunyai prilaku yang baik Moral (perilaku baik) adalah suatu perbuatan baik yang ada dalam diri seseorang. Jadi seorang pendidik hendaknya mempunyai prilaku atau moral yang baik agar mampu menjadi tauladan atau contoh bagi peserta didik, dengan adanya moral ini seorang pendidik mampu mengontol kelakuan maupun sikap saat menggajar sehingga tidak adanya perbuatan atau sikap yang tidak tidak di inginkan saat mengajar Seorang pendidik hendaknya disiplin dalam menjalankan tugas yang ia jalankan sebagai seorang pendidik, kedisiplinan yang dimaksud disini yakni . disiplin waktu, seorang pendidik hendaknya datang tepat waktu saat melakukan tugasnya,sehingga dengan kedisiplinan waktu yang di lakukan bagi pendidik dapat menjadi tauladan atau contoh yang dapat diikuti bagi peserta didik. Pendidik harus mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tua peserta didik maupun masyarakat setempat untuk turut serta memberikan arahan bagi para peserta didik supaya proses pelajaran tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja. BAB III PENUTUP 2.4 Simpulan Berdasarkan hasil observasi magang 1 di SMA Negeri 1 Karanganyar dapat diambil kesimpulan : Kultur sekolah merupakan aspek penting yang menentukan mutu suatu pendidikan. Kultur sekolah merupakan karakter atau pandangan hidup yang merefleksikan keyakinan, nilai, norma, simbol dan kebiasaan yang telah dibentuk dan disepakati bersama oleh warga sekolah dan harus dibangun oleh seluruh warga sekolah sehingga terbentuk kultur positif yang mendukung kesuksesan pembelajaran untuk peningkatan mutu pendidikan. Tenaga pendidik harus menguasai 4 kompetensi dasar yang wajib dicapai yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian , dan sosial. Sebagai guru yang bertanggung jawab dan sadar akan profesinya, tentu saja guru harus memiliki , melaksanakan, dan meningkatkan keempat kompetensi tersebut sebagai capaian minimal yang harus dimiliki dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang berhasil diterima oleh peserta didik.QQQQQQQQQQQQQQ Guru sebagai pendidik harus memiliki karakteristik sebagai seorang pendidik profesional yang merupakan suatu sifat atau karakter baik yang harus dimiliki atau
  • 28. - 28 - dikuasai oleh seorang pendidik untuk menghasilkan suatu generasi yang bermartabat dan berahlak dinataranya menguasai kurikulum, menguasai materi yang diajarkan, terampil menggunakan multi metode pembelajaran, mempunyai prilaku yang baik, memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya , serta memiliki kemampuan berkomunikasi. 2.5 Saran
  • 29. - 29 - 2.6 DAFTAR PUSTAKA http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-guru.html http://bermutufaridatul.guru-indonesia.net/artikel_detail-27526.html http://www.kompasiana.com/lilikfirdayati.com/menerapkan-nilai-kejujuran- dalam-pendidikan_56210d460e9373bc0b8b4567 http://edukasiwae.blogspot.co.id/2012/07/emphaty-teaching-meningkatkan.html http://guruppkn.com/manfaat-tata-tertib-sekolah-bagi-siswa http://kharismati.blogspot.co.id/2012/03/peranan-tata-tertib-sekolah.html http://gurumadya6780.blogspot.co.id/2011/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html https://rudien87.wordpress.com/2010/03/20/kompetensi-kepribadian/ http://novehasanah.blogspot.co.id/2014/02/partisipasi-siswa-dalam-diskusi- kelas.html