SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PENDEKATAN (PERSPEKTIF) EKONOMI
POLITIK DAN ILMU ADMINISTRASI
Irfan Ridwan Maksum
Pendahuluan
Administrasi secara empirik, dalam pandangan ekonomi politik
sebagai instrumen, yakni salah satu instrumen untuk mengatasi
kelangkaan nilai-nilai. Ekonomi politik mengkaji bagaimana
menciptakan insentif, akuntabilitas, dan kapasitas instrumen
tersebut mengatasi kelangkaan distribusi nilai dalam masyarakat
secara efektif dan efisien.
Sebaliknya dalam perspektif ilmu administrasi, ekonomi politik
membantu menganalisis pilihan terbaik dari sekian banyak pilihan
dalam kebijakan publik maupun implementasinya, membantu
memahami perubahan lingkungan internal maupun eksternal
administrasi, dan membantu menciptakan kondisi kelembagaan
yang kondusif.
Perspektif Ekonomi-politik dan administrasi bertemu pada dua
objek utama: (1) birokrasi sektor publik; dan (2) kebijakan publik.
Dari dua objek tersebut, studi administrasi negara banyak
terpengaruhi oleh pendekatan ekonomi-politik
lanjutan
• Paling tidak, sumbangan perspektif ekonomi-
politik terhadap ilmu administrasi tercermin
dari pentahapan perkembangan pemikiran
ilmu administrasi:
1. Dikotomi politik-administrasi
2. Kontinum politik administrasi
3. Administrasi publik bagian dari politik
4. Administrasi publik sebagai disiplin tersendiri
PERKEMBANGAN AWAL HUBUNGAN
• Pada awalnya, Ilmu Administrasi negara menyerap pandangan ekonomi
politik dalam rangka memahami efektivitas kebijakan. Kebijakan publik
diukur melalui asumsi-asumsi ekonomi-politik yang nanti akan
dikerjakan oleh administrasi negara –birokrasi. Dalam perkembangan
awal ini, kebijakan publik harus mampu menciptakan implementator
yang efisien dan efektif dengan mengedepankan kerangka tujuan yang
hendak dicapai dengan ukuran-ukuran ekonomi-politik tadi.
Perkembangan selanjutnya, ekonomi-politik juga digunakan dalam
administrasi negara untuk memahami perilaku birokrasi dalam
interaksinya dengan proses formulasi dan implementasi kebijakan
publik.
Nicholas Henry (1987)
Teori dikotomi politik-administrasi
menganggap bahwa administrasi negara
bekerja setelah politik selesai melakukan
pekerjaannya berupa proses politik. Oleh
karena itu terdapat dikotomi. Pandangan
semacam ini merupakan awal pemikiran
administrasi negara (klasik).
Pemikiran semacam ini berkembang pada saat
perkembangan teori organisasi yang bersifat
tertutup dan birokrasi ala Weber (ideal type of
bureaucracy) serta ekonomi-politik klasik
sampai Madzhab Keynes hidup.
lanjutan
Administrasi negara bersifat ideal sesuai
dengan harapan-harapan para politisi.
Mereka akan mematuhi apa yang diambil
oleh para politisi. Jan Erik lane (1995)
menyebutnya sebagai ‘Administrasi negara
tipikal Leviathan’. Administrasi negara akan
efektif dan efisien jika perancangan
keputusan oleh para politisi memperhatikan
indikator-indikator efisiensi dan efektivitas
serta parameter keputusan yang baik.
Pada paruh tahun 1950-an ketika perbandingan dan dimulainya
studi pembangunan dalam ilmu administrasi, administrasi
negara tidak lagi menganggap adanya dikotomi yang rigid
antara politik dan administrasi. Bahkan sudah mulai dianggap
bahwa politik adalah kontinum dengan administrasi.
Disiplin Ekonomi-politik memasuki perkembangan pesatnya,
kritik terhadap Keynes oleh Neo-Marksis yang kemudian diikuti
dengan analisis pilihan publik (public choice).
Pengambilan kebijakan dalam berbagai level, sangat tergatung
dari rasionalitas para pengambil keputusan (aktor)-nya.
Rasionalitas mereka lah yang harus dipertanyakan bukan
pemisahan antara politik dan administrasi yang mengidam-
idamkan suatu keputusan yang ideal dan implementator yang
sudah pasti taat.
Lane dan Ersson (2002)
“Perkembangan studi administrasi pembangunan juga
diwarnai dengan ambisi teoritis untuk memahami
variasi atau perbedaan pola administrasi publik dan
implementasi kebijakan di berbagai negara yang
bersifat spesifik, serta tinjauan-tinjauan praktis
mengenai perumusan langkah tindakan nyata dalam
pembenahan administrasi untuk memacu
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
standar hidup masyarakat. Administrasi publik mulai
dipandang memiliki arti penting strategis bagi
tercapainya tujuan-tujuan pembangunan baik yang
bersifat ekonomi maupun sosial.”
Cotnoh: Studi Ekonomi-politik
terhadap fungsi birokrasi (Mas’oed:
1994)
DIKATAKAN OLEH MAS’OED (1994) merujuk
Weaver (1984) terdapat mekanisme intervensi
‘birokrasi’ di negara-negara berkembang yang
merupakan gambaran fungsi-fungsi yang
diembannya dalam proses pembangunan dan
perubahan sosial
“BIROKRASI SEBAGAI APARAT NEGARA MEMILIKI LIMA KELOMPOK FUNGSI
DENGAN DERAJAT KEAKTIFAN YANG BERBEDA. FUNGSI PALING SEDERHANA
DENGAN TINGKAT KEAKTIFAN PALING RENDAH ADALAH SEKEDAR MELAKUKAN
ADMINISTRASI….IA HANYA MELAKSANAKAN PEKERJAAN ADMINISTRATIF,
MENCATAT STATISTIK DAN MENYIMPAN ARSIP. KADANG-KADANG IA
DIGAMBARKAN SEBAGAI ‘TUKANG JAGA MALAM’. KALAU MASYARAKAT SIBUK
BEKERJA, NEGARA TIDAK BOLEH IKUT CAMPUR, TETAPI KALAU MASYARAKAT
‘TIDUR’ NEGARA HARUS MENJAMIN KEAMANAN MEREKA.
KETIKA NEGARA SEMAKIN AKTIF, IA MELAKUKAN FUNGSI ARBITRASI DAN
REGULASI. DI SINI IA MELAKUKAN AKTIF MENERAPKAN KEKUASAAN SEBAGAI
POLISI DAN MENYELESAIKAN PERSENGKETAAN ANTAR BERBAGAI KELOMPOK
DALAM AMSYARAKAT DAN MENCOBA MENGENDALIKAN KEGIATAN
KELOMPOK-KELOMPOK MASYARAKAT ITU SEHINGGA TIDAK MENIMBULKAN
KONFLIK.”
“SELANJUTNYA, NEGARA MENJADI LEBIH AKTIF DALAM
KEHIDUPAN EKONOMI DENGAN MENERAPKAN
PENGENDALIAN FINANSIAL, MONETER DAN FISKAL.
PEMERINTAH LEBIH AKTIF MEMPENGARUHI PASAR
KONSUMEN, VOLUME UANG YANG BEREDAR DALAM
MASYARAKAT DAN PASOK KAPITAL.”
“…TINDAKAN BIROKRASI YANG PALING AKTIF ADALAH
MELAKUKAN TINDAK LANGSUNG. DALAM HAL INI NEGARA
MENGGUNAKAN SUMBERDAYANYA UNTUK LANGSUNG
MENANGANI KEGIATAN EKONOMI (TERUTAMA) DAN
MILITER. KALAU SUATU KOMODITI DINILAI SANGAT
STRATEGIS BAGI KEPENTINGAN NASIONAL, NEGARA TURUN
TANGAN LANGSUNG DALAM BISNIS KOMODITI TERSEBUT.”
Kelima fungsi birokrasi tersebut
mengilhami studi ekonomi-politik dalam
ilmu administrasi negara karena kajian
terhadap birokrasi sektor publik itu
sendiri adalah obyek utama dalam ilmu
administrasi negara seperti dikatakan
Ferrel Heady (1992)
Frederickson (1994)
“Salah satu model ekonomi politik yang
mempengaruhi studi administrasi negara adalah
model pilihan publik…Penyediaan barang dan
pelayanan publik bergantung pada keputusan yang
diambil oleh kelompok-kelompok pengambil
keputusan yang berbeda-beda, dan kelayakan politik
masing-masing usaha kolektif tergantung pada
serangkaian keputusan yang menguntungkan dalam
semua struktur keputusan pokok sepanjang waktu.
Administrasi negara dalam ruang lingkup politik.”
Implikasi administrasi negara
dalam ruang lingkup politik
Pada saat administrasi negara merupakan kelanjutan dari
politik, administrasi negara banyak digerakkan oleh hukum
(rule).
Perkembangan selanjutnya mengatakan bahwa administrasi
negara ada dalam ruang lingkup politik. Pengaruh pemikiran
ini membawa pada pergeseran paradigma dalam memandang
proses dan gejala administrasi negara, yakni dengan adanya
pergeseran perspektif administrasi negara (public
administration) menjadi perspektif manajemen publik (public
management).
Peregeseran perspektif ini memiliki banyak makna baik
struktural maupun kultural, baik praktis maupun moral dan
etika.
Hughes (1994)
“The traditional model of administration was
criticized for its inadequate conception of the
relationship between bureaucracy and the
political leadership. In theory, the
administrative model required a separation
between those giving orders and those carrying
them out…Under the public management
model relationship between politician and
administrator is more fluid and closer than
before.”
Public administration Public management
Rules
Due Process
Anticipation
Responsibility
Formalism: ‘the case’
Openness
Complaint: voice
Legality
Vocation
Public Interest
Objectives
Efficiency
Adaptation
Direction
Innovation
Secrecy
Exit
Effectiveness
Self-interests
Profit
Penggunaan pendekatan ekonomi-politik mutakhir dalam
administrasi publik diakui oleh para pakar adalah sejak
perkembangan yang begitu besar dalam teori pilihan publik.
Pendekatan Public Choice memiliki turunan berupa (1)
principal-agent model, dan (2) rent seeking model.
Lahirnya ‘principal-agent’ model dalam administrasi publik
(baru) yakni, para decision maker sesuai jenjangnya adalah
principal, sedangkan para pelaksana sesuai jenjangnya adalah
agent. Pergeseran dari efektivitas dan efisiensi kebijakan
serta pengaruh suatu kebijakan terhadap perubahan sosial-
ekonomi kepada analisis rasionalitas para aktor kebijakan
adalah tanda mulai gencarnya pendekatan pilihan publik
dalam administrasi negara.
Hughes (1994): “The most
important economic theory
applied to the bureaucracy is
public choice…The key assumption
of public choice is a comprehensive
view of rationality.”
“A rational man must be guided by the
incentive system within which he operates.
No matter what his own personnel desires,
he must be discouraged from certain
activities if they carry penalties and
attracted toward others if they carry large
rewards. The carrot and the stick guide
scientists and politician as well as
donkeys.”
Oleh karena itu’ public choice
theory’ dapat dikatakan
menjembatani studi ekonomi-
politik dan studi administrasi
negara terhadap baik birokrasi
maupun kebijakan publik.
Principal-agent model
“The principal-agent problem of designing an agreement or
system of contracts that motivate the agent to act in the
interests of the principal as well as of monitoring the
behavior of the agent in relation to the agreement is not
confined to private insurance institutions, to which the
principal-agent model was first applied. To employ a
principal-agent framework for the analysis of government
action involves a clear rejection of the notion of the public
interest as the motivational basis in the public sector. The
only interests that exist within a principal-agent framework
of public policy making and public regulation are those that
belong to either the principal or agents. The interests of
principals and agents would include selfish, altruistic,
personal or social interests, as there is no scope for the public
interest as the driving force of the public sector.”
Ada perbedaan antara dunia sektor publik dan
sektor private walaupun model ini pertama kali
diterapkan dalam sektor private. Basis interest
publik yang tidak dapat ditetapkan batasnya
adalah problem utama dalam penerapan model
ini. Yang terpenting pada akhirnya adalah
interest dari ‘principal’ dan ‘agent’ dalam
kontrak yang dibuat.
“Making the agent in the political body serve the
wishes of the population results in all the
difficulties of having an agent serve the principal.
Typical of democracies is the distance between the
electing body and government, which gives rise to
all the kinds of principal-agent interactions
encountered in the analysis of the private sector.
KEY WORDS:
-ASYMMETRIC INFORMATION
-MORAL HAZARD
-BOUNDED RATIONALITY
Rent seeking model
“The Rent Seeking model may be looked upon as an
application of the more general theory that there is a
tendency towards an asymmetric distribution of costs
and benefits in big government…the model
asymmetric costs and benefits claims that it is typical
of several public programs that they tend to
concentrate the benefits in favor of special interest
groups while forcing the broad majority of people to
take on costs of the programs.” (Lane; 1995)
Model ‘rent seeking’ muncul karena
adanya distribusi kemanfaatan dan biaya
(distribusi kesejahteraan dan kerugian)
yang tidak berimbang dari adanya
Pemerintah. Di dalam pemerintah, dalam
jaringan kerja antara berbagai ‘stake-
holder’ dalam pemerintahan, bahkan
masyarakat internasional. Adanya
kelompok yang berupaya mengambil
keuntungan dari adanya distribusi yang
tidak merata tersebut.
Kuatnya pengaruh manajemen publik
membawa gelombang privatisasi,
dahsyatnya ide deregulasi dan
debirokratisasi yang merupakan wujud
dari besarnya pengaruh paradigma
public choice dalam ekonomi politik
terhadap ilmu administrasi.
Perkembangan pemikiran ini, pada
akhirnya semakin mengukuhkan disiplin
ilmu administrasi negara (publik).

More Related Content

Similar to EKPOLITIKAD

Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaputulina
 
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptxLubnaSafaraz
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxTyazmutzDartha
 
FASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIK
FASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIKFASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIK
FASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIKMasayu Juwita
 
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptxxvader
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptNadiaEunike1
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptAmirHamzah90196
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPoinid
 
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiPertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiBagus Aji
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.pptUmmuFaizah7
 
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...Tri Widodo W. UTOMO
 
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)nurul khaiva
 

Similar to EKPOLITIKAD (20)

Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
Artikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publikArtikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publik
 
Artikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publikArtikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publik
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
5.-HUBUNGAN-ADMINISTRASI-NEGARADENGAN-PERBANDINGANADMINISTRASI-NEGARA.pptx
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
 
Perumusan kebijakan
Perumusan kebijakanPerumusan kebijakan
Perumusan kebijakan
 
FASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIK
FASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIKFASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIK
FASE DALAM ADMINISTRASI PUBLIK
 
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).ppt
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Kebijakan pablik
Kebijakan pablikKebijakan pablik
Kebijakan pablik
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptx
 
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiPertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
300944665-Ilmu-Administrasi-Publik-PPT.ppt
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek  Administrasi Publik ...
Inovasi Sebagai Keniscayaan Baru Dalam Ilmu dan Praktek Administrasi Publik ...
 
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

EKPOLITIKAD

  • 1. PENDEKATAN (PERSPEKTIF) EKONOMI POLITIK DAN ILMU ADMINISTRASI Irfan Ridwan Maksum
  • 2. Pendahuluan Administrasi secara empirik, dalam pandangan ekonomi politik sebagai instrumen, yakni salah satu instrumen untuk mengatasi kelangkaan nilai-nilai. Ekonomi politik mengkaji bagaimana menciptakan insentif, akuntabilitas, dan kapasitas instrumen tersebut mengatasi kelangkaan distribusi nilai dalam masyarakat secara efektif dan efisien. Sebaliknya dalam perspektif ilmu administrasi, ekonomi politik membantu menganalisis pilihan terbaik dari sekian banyak pilihan dalam kebijakan publik maupun implementasinya, membantu memahami perubahan lingkungan internal maupun eksternal administrasi, dan membantu menciptakan kondisi kelembagaan yang kondusif. Perspektif Ekonomi-politik dan administrasi bertemu pada dua objek utama: (1) birokrasi sektor publik; dan (2) kebijakan publik. Dari dua objek tersebut, studi administrasi negara banyak terpengaruhi oleh pendekatan ekonomi-politik
  • 3. lanjutan • Paling tidak, sumbangan perspektif ekonomi- politik terhadap ilmu administrasi tercermin dari pentahapan perkembangan pemikiran ilmu administrasi: 1. Dikotomi politik-administrasi 2. Kontinum politik administrasi 3. Administrasi publik bagian dari politik 4. Administrasi publik sebagai disiplin tersendiri
  • 4. PERKEMBANGAN AWAL HUBUNGAN • Pada awalnya, Ilmu Administrasi negara menyerap pandangan ekonomi politik dalam rangka memahami efektivitas kebijakan. Kebijakan publik diukur melalui asumsi-asumsi ekonomi-politik yang nanti akan dikerjakan oleh administrasi negara –birokrasi. Dalam perkembangan awal ini, kebijakan publik harus mampu menciptakan implementator yang efisien dan efektif dengan mengedepankan kerangka tujuan yang hendak dicapai dengan ukuran-ukuran ekonomi-politik tadi. Perkembangan selanjutnya, ekonomi-politik juga digunakan dalam administrasi negara untuk memahami perilaku birokrasi dalam interaksinya dengan proses formulasi dan implementasi kebijakan publik.
  • 5. Nicholas Henry (1987) Teori dikotomi politik-administrasi menganggap bahwa administrasi negara bekerja setelah politik selesai melakukan pekerjaannya berupa proses politik. Oleh karena itu terdapat dikotomi. Pandangan semacam ini merupakan awal pemikiran administrasi negara (klasik). Pemikiran semacam ini berkembang pada saat perkembangan teori organisasi yang bersifat tertutup dan birokrasi ala Weber (ideal type of bureaucracy) serta ekonomi-politik klasik sampai Madzhab Keynes hidup.
  • 6. lanjutan Administrasi negara bersifat ideal sesuai dengan harapan-harapan para politisi. Mereka akan mematuhi apa yang diambil oleh para politisi. Jan Erik lane (1995) menyebutnya sebagai ‘Administrasi negara tipikal Leviathan’. Administrasi negara akan efektif dan efisien jika perancangan keputusan oleh para politisi memperhatikan indikator-indikator efisiensi dan efektivitas serta parameter keputusan yang baik.
  • 7. Pada paruh tahun 1950-an ketika perbandingan dan dimulainya studi pembangunan dalam ilmu administrasi, administrasi negara tidak lagi menganggap adanya dikotomi yang rigid antara politik dan administrasi. Bahkan sudah mulai dianggap bahwa politik adalah kontinum dengan administrasi. Disiplin Ekonomi-politik memasuki perkembangan pesatnya, kritik terhadap Keynes oleh Neo-Marksis yang kemudian diikuti dengan analisis pilihan publik (public choice). Pengambilan kebijakan dalam berbagai level, sangat tergatung dari rasionalitas para pengambil keputusan (aktor)-nya. Rasionalitas mereka lah yang harus dipertanyakan bukan pemisahan antara politik dan administrasi yang mengidam- idamkan suatu keputusan yang ideal dan implementator yang sudah pasti taat.
  • 8. Lane dan Ersson (2002) “Perkembangan studi administrasi pembangunan juga diwarnai dengan ambisi teoritis untuk memahami variasi atau perbedaan pola administrasi publik dan implementasi kebijakan di berbagai negara yang bersifat spesifik, serta tinjauan-tinjauan praktis mengenai perumusan langkah tindakan nyata dalam pembenahan administrasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan standar hidup masyarakat. Administrasi publik mulai dipandang memiliki arti penting strategis bagi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan baik yang bersifat ekonomi maupun sosial.”
  • 9. Cotnoh: Studi Ekonomi-politik terhadap fungsi birokrasi (Mas’oed: 1994) DIKATAKAN OLEH MAS’OED (1994) merujuk Weaver (1984) terdapat mekanisme intervensi ‘birokrasi’ di negara-negara berkembang yang merupakan gambaran fungsi-fungsi yang diembannya dalam proses pembangunan dan perubahan sosial
  • 10. “BIROKRASI SEBAGAI APARAT NEGARA MEMILIKI LIMA KELOMPOK FUNGSI DENGAN DERAJAT KEAKTIFAN YANG BERBEDA. FUNGSI PALING SEDERHANA DENGAN TINGKAT KEAKTIFAN PALING RENDAH ADALAH SEKEDAR MELAKUKAN ADMINISTRASI….IA HANYA MELAKSANAKAN PEKERJAAN ADMINISTRATIF, MENCATAT STATISTIK DAN MENYIMPAN ARSIP. KADANG-KADANG IA DIGAMBARKAN SEBAGAI ‘TUKANG JAGA MALAM’. KALAU MASYARAKAT SIBUK BEKERJA, NEGARA TIDAK BOLEH IKUT CAMPUR, TETAPI KALAU MASYARAKAT ‘TIDUR’ NEGARA HARUS MENJAMIN KEAMANAN MEREKA. KETIKA NEGARA SEMAKIN AKTIF, IA MELAKUKAN FUNGSI ARBITRASI DAN REGULASI. DI SINI IA MELAKUKAN AKTIF MENERAPKAN KEKUASAAN SEBAGAI POLISI DAN MENYELESAIKAN PERSENGKETAAN ANTAR BERBAGAI KELOMPOK DALAM AMSYARAKAT DAN MENCOBA MENGENDALIKAN KEGIATAN KELOMPOK-KELOMPOK MASYARAKAT ITU SEHINGGA TIDAK MENIMBULKAN KONFLIK.”
  • 11. “SELANJUTNYA, NEGARA MENJADI LEBIH AKTIF DALAM KEHIDUPAN EKONOMI DENGAN MENERAPKAN PENGENDALIAN FINANSIAL, MONETER DAN FISKAL. PEMERINTAH LEBIH AKTIF MEMPENGARUHI PASAR KONSUMEN, VOLUME UANG YANG BEREDAR DALAM MASYARAKAT DAN PASOK KAPITAL.” “…TINDAKAN BIROKRASI YANG PALING AKTIF ADALAH MELAKUKAN TINDAK LANGSUNG. DALAM HAL INI NEGARA MENGGUNAKAN SUMBERDAYANYA UNTUK LANGSUNG MENANGANI KEGIATAN EKONOMI (TERUTAMA) DAN MILITER. KALAU SUATU KOMODITI DINILAI SANGAT STRATEGIS BAGI KEPENTINGAN NASIONAL, NEGARA TURUN TANGAN LANGSUNG DALAM BISNIS KOMODITI TERSEBUT.”
  • 12. Kelima fungsi birokrasi tersebut mengilhami studi ekonomi-politik dalam ilmu administrasi negara karena kajian terhadap birokrasi sektor publik itu sendiri adalah obyek utama dalam ilmu administrasi negara seperti dikatakan Ferrel Heady (1992)
  • 13. Frederickson (1994) “Salah satu model ekonomi politik yang mempengaruhi studi administrasi negara adalah model pilihan publik…Penyediaan barang dan pelayanan publik bergantung pada keputusan yang diambil oleh kelompok-kelompok pengambil keputusan yang berbeda-beda, dan kelayakan politik masing-masing usaha kolektif tergantung pada serangkaian keputusan yang menguntungkan dalam semua struktur keputusan pokok sepanjang waktu. Administrasi negara dalam ruang lingkup politik.”
  • 14. Implikasi administrasi negara dalam ruang lingkup politik Pada saat administrasi negara merupakan kelanjutan dari politik, administrasi negara banyak digerakkan oleh hukum (rule). Perkembangan selanjutnya mengatakan bahwa administrasi negara ada dalam ruang lingkup politik. Pengaruh pemikiran ini membawa pada pergeseran paradigma dalam memandang proses dan gejala administrasi negara, yakni dengan adanya pergeseran perspektif administrasi negara (public administration) menjadi perspektif manajemen publik (public management). Peregeseran perspektif ini memiliki banyak makna baik struktural maupun kultural, baik praktis maupun moral dan etika.
  • 15. Hughes (1994) “The traditional model of administration was criticized for its inadequate conception of the relationship between bureaucracy and the political leadership. In theory, the administrative model required a separation between those giving orders and those carrying them out…Under the public management model relationship between politician and administrator is more fluid and closer than before.”
  • 16. Public administration Public management Rules Due Process Anticipation Responsibility Formalism: ‘the case’ Openness Complaint: voice Legality Vocation Public Interest Objectives Efficiency Adaptation Direction Innovation Secrecy Exit Effectiveness Self-interests Profit
  • 17. Penggunaan pendekatan ekonomi-politik mutakhir dalam administrasi publik diakui oleh para pakar adalah sejak perkembangan yang begitu besar dalam teori pilihan publik. Pendekatan Public Choice memiliki turunan berupa (1) principal-agent model, dan (2) rent seeking model. Lahirnya ‘principal-agent’ model dalam administrasi publik (baru) yakni, para decision maker sesuai jenjangnya adalah principal, sedangkan para pelaksana sesuai jenjangnya adalah agent. Pergeseran dari efektivitas dan efisiensi kebijakan serta pengaruh suatu kebijakan terhadap perubahan sosial- ekonomi kepada analisis rasionalitas para aktor kebijakan adalah tanda mulai gencarnya pendekatan pilihan publik dalam administrasi negara.
  • 18. Hughes (1994): “The most important economic theory applied to the bureaucracy is public choice…The key assumption of public choice is a comprehensive view of rationality.”
  • 19. “A rational man must be guided by the incentive system within which he operates. No matter what his own personnel desires, he must be discouraged from certain activities if they carry penalties and attracted toward others if they carry large rewards. The carrot and the stick guide scientists and politician as well as donkeys.”
  • 20. Oleh karena itu’ public choice theory’ dapat dikatakan menjembatani studi ekonomi- politik dan studi administrasi negara terhadap baik birokrasi maupun kebijakan publik.
  • 21. Principal-agent model “The principal-agent problem of designing an agreement or system of contracts that motivate the agent to act in the interests of the principal as well as of monitoring the behavior of the agent in relation to the agreement is not confined to private insurance institutions, to which the principal-agent model was first applied. To employ a principal-agent framework for the analysis of government action involves a clear rejection of the notion of the public interest as the motivational basis in the public sector. The only interests that exist within a principal-agent framework of public policy making and public regulation are those that belong to either the principal or agents. The interests of principals and agents would include selfish, altruistic, personal or social interests, as there is no scope for the public interest as the driving force of the public sector.”
  • 22. Ada perbedaan antara dunia sektor publik dan sektor private walaupun model ini pertama kali diterapkan dalam sektor private. Basis interest publik yang tidak dapat ditetapkan batasnya adalah problem utama dalam penerapan model ini. Yang terpenting pada akhirnya adalah interest dari ‘principal’ dan ‘agent’ dalam kontrak yang dibuat.
  • 23. “Making the agent in the political body serve the wishes of the population results in all the difficulties of having an agent serve the principal. Typical of democracies is the distance between the electing body and government, which gives rise to all the kinds of principal-agent interactions encountered in the analysis of the private sector. KEY WORDS: -ASYMMETRIC INFORMATION -MORAL HAZARD -BOUNDED RATIONALITY
  • 24. Rent seeking model “The Rent Seeking model may be looked upon as an application of the more general theory that there is a tendency towards an asymmetric distribution of costs and benefits in big government…the model asymmetric costs and benefits claims that it is typical of several public programs that they tend to concentrate the benefits in favor of special interest groups while forcing the broad majority of people to take on costs of the programs.” (Lane; 1995)
  • 25. Model ‘rent seeking’ muncul karena adanya distribusi kemanfaatan dan biaya (distribusi kesejahteraan dan kerugian) yang tidak berimbang dari adanya Pemerintah. Di dalam pemerintah, dalam jaringan kerja antara berbagai ‘stake- holder’ dalam pemerintahan, bahkan masyarakat internasional. Adanya kelompok yang berupaya mengambil keuntungan dari adanya distribusi yang tidak merata tersebut.
  • 26. Kuatnya pengaruh manajemen publik membawa gelombang privatisasi, dahsyatnya ide deregulasi dan debirokratisasi yang merupakan wujud dari besarnya pengaruh paradigma public choice dalam ekonomi politik terhadap ilmu administrasi. Perkembangan pemikiran ini, pada akhirnya semakin mengukuhkan disiplin ilmu administrasi negara (publik).