SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
PUBLIC
POLICY
Prof.Dr.Azhar Kasim,MPA
Universitas Indonesia
Kebijakan Publik
• Kebijakan Publik adalah keputusan
pemerintah untuk mengatur berbagai
bidang kehidupan dalam negara
• Analisis kebijakan publik adalah proses
formulasi berbagai alternatif kebijakan
publik dan keputusan pemilihan alternatif
yang terbaik
Studi Kebijakan Publik
• Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplin
ilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmu
ekonomi dan sebagainya
• “Public policy is whatever governments choose
to do or not to do” (Dye in Anderson, 1978:2)
• “what governments do, why they do it, and
what difference it makes.” (Dye, 1992)
Demokrasi dan Kebijakan Publik
• Dalam negara yang demokratis kebijakan
publik yang dibuat mencerminkan aspirasi
masyarakat
• Sedangkan di negara yang belum
demokratis, terjadi distorsi yang
menghambat penyaluran aspirasi
masyarakat kepada pembuat kebijakan.
Beberapa Teori Kebijakan Publik
1. Elite Theory
2. Institutionalism
3. Group Theory
4. Political System Theory
Elite Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakan
publik di suatu negara atau daerah dibuat
oleh ruling elite.
• Berdasarkan nilai dan preferensi mereka,
rakyat banyak (massa) tidak mempunyai
akses dalam formulasi maupun
implementasi kebijakan.
Elite Theory
• Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwa
dalam negara yang bersangkutan, sistem
pemerintahannya belum didukung oleh budaya
politik yang demokratis. Secara formal mungkin
sistem pemerintahannya adalah demokratis
tetapi dalam realitas belum berfungsi dengan
efektif
• Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970)
mengatakan sebagai berikut:
1. Masyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yang
sangat berkuasa dan sekelompok lain yang tidak
berdaya yang tergantung pada kemauan kelompok kecil
sebagai ruling elite tersebut
2. Kelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golongan
menengah ke atas
3. Perpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompok
elit sangat terbatas untuk menjaga stabilitas dan
kelangsungan hidupnya. Hanya mereka yang sudah
menerima basic elite consensus yang dapat diterima
4. Kebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling elite,
dan tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginan
massa
5. Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental
dan tidak revolusioner
6. Kelompok elit lebih banyak mempengaruhi massa, dari
pada sebaliknya
Institusionalisme (1)
• Adalah studi kebijakan berdasarkan pendekatan
formal terhadap peranan institusi pemerintahan
yang terkait dalam formulasi dan implementasi
suatu kebijakan. Misalnya, dewan perwakilan
rakyat, eksekutif, badan peradilan dan partai-
partai politik. Aspek-aspek formal dari institusi-
institusi tersebut mencakup: kewenangan
hukum, peraturan prosedural, fungsi-fungsi dan
kegiatan-kegiatannya.
Institusionalisme (2)
• Institutional Economics melihat kebijakan ekonomi
menurut peranan pemerintah dalam mengatur
kehidupan perekonomian untuk mengoreksi kelemahan
mekanisme pasar.
• Seperti pengendalian perbankan agar tidak melakukan
penyaluran kredit secara berlebihan kepada masyarakat
sehingga menimbulkan gejala bubble economy karena
penyaluran kredit tersebut hanya berdasarkan
permintaan semu. Contoh bahaya bubble economy
adalah kegagalan subprime mortgage di Amerika Serikat
yang menyulut krisis keuangan global
Group Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakan
publik sebagai produk dari perjuangan
kelompok. Kebijakan publik merupakan
titik equilibrium dalam suatu perjuangan
antar kelompok. Penekanan pada
bagaimana peranan political interests
group dalam proses formulasi dan
implementasi kebijakan.
Pemerintahan yang Demokratis
• Berdasarkan prinsip of the people, by the
people, and for the people
• Dalam masyarakat modern prinsip tersebut tidak
dapat diterapkan secara langsung karena
besarnya ruang lingkup, fungsi dan tugas
pemerintahan
• Khususnya prinsip by the people tidak dapat
dilaksankan secara langsung, tetapi melalui
pemilihan dan penunjukan (elected officials dan
appointed officials) serta para career officials
atau birokrat
Political System Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakan publik
sebagai respons sistem politik terhadap permintaan
yang muncul dalam masyarakat lingkungannya.
Input dari lingkungan berupa permintaan
(demands) dan dukungan (supports). Dukungan ini
dapat dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum,
membayar pajak, memilih dalam pemilu, dan
sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (policy) dapat
mempengaruhi masyarakat dan pada gilirannya
akan mempengaruhi permintaan baru terhadap
para pembuat kebijakan.
Natural Resources
Topography
Iklim
Struktur
Sosial
Kebudayaan
Politik
Hubungan
Internasional
Lingkungan Dalam Lingkungan Luar
LSM
dll
POLICY
MAKING
Ormas
Outputs
Policy
Process
Public Problem
Public Demand
Policy Agenda
Policy Formulation:
Policy Analysis
Policy Decision
(keputusan
kebijakan)
Policy Statement
Policy
Implementation
Policy Output
Policy Evaluation
Feedback
Tidak masuk dalam
Policy Agenda
Leave it alone
Tidak ada keputusan
kebijakan
Positive Action
a) Those who initiate and
maintain process
b) Effect on state of society
Jenis Kebijakan Publik
• DISTRIBUTIF
• Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk
memberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan
penduduk tertentu
• PENGATURAN (Regulatory)
• Yaitu kebijakan publik yang bertujuan mengatur
kehidupan masyarakat melalui pembatasan
kebebasan bertindak dari subject (golongan
penduduk) untuk mengurangi pertentangan
diantara golongan yang bersaingan
• Contoh: Anti Trust Legislation, Perlindungan
Lingkungan Hidup
Jenis Kebijakan Publik
• REDISTRIBUSI
• Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk
merubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak
diantara berbagai kelompok dan kelas dalam
masyarakat
• Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial
• SELF-REGULATORY
• Yaitu kebijakan yang diusahakan dan didukung oleh
kelompok kepentingan untuk memajukan dan
melindungi kepentingan mereka
• Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional,
seperti IDI
Delapan Kriteria Dalam Menilai
Usulan Kebijakan
1. Efisiensi
2. Efektivitas
3. Equity
4. Equality
5. Public Participation
6. Freedom
7. Predictability
8. Procedural Fairness
• EFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauh
suatu kebijakan publik menghasilkan sejumlah
besar output untuk sejumlah kecil input
Efisiensi = O/I = Benefits/Costs
• EFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauh
suatu kebijakan publik mencapai tujuan yang
diinginkan
• EQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauh
penyebaran benefits dan costs diantara berbagai
kelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segi
proporsi jumlah penduduk, kebutuhan, dsb.
• EQUALITY yaitu sampai seberapa jauh penyebaran
benefits dan costs diantara berbagai kelompok dan
daerah/wilayah sehingga masing-masing
memperoleh bagian manfaat dan biaya yang sama
• PUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapa
jauh mayoritas penduduk yang berkepentingan
mempunyai pengaruh terhadap formulasi dan
implementasi kebijakan publik. Sebaliknya, sampai
seberapa jauh pandangan minoritas diberi
kesempatan mempengaruhi pihak mayoritas
• FREEDOM sampai seberapa jauh kebebasan hidup
dan berusaha dijamin
• PREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauh
kebijakan publik dilaksanakan secara objektif dan
anggota masyarakat yang berkepentingan dapat
mengetahui sebelumnya apa cakupan dan arah
kebijakan tersebut
• PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa
jauh orang yang terkena dampak kebijakan publik
dapat mempertahankan dirinya dari perlakuan
sebagai orang yang tidak perlu ditolong. Misalnya,
kasus welfare policy.
Bagaimana Cara Mengukur
Peningkatan Kemakmuran
Masyarakat
• PARETO OPTIMALITY
• Kemakmuran masyarakat meningkat apabila paling sedikit
satu orang bertambah makmur (better off) dengan tidak
menyebabkan orang lain bertambah miskin (worse off).
• KALDOR-HICKS CRITERION
• Kemakmuran masyarakat meningkat apabila orang yang
memperoleh manfaat dari kebijakan publik/pembangunan
(who gain) membantu orang lain yang dirugikan (who lose)
sehingga tidak ada orang lain yang bertambah miskin
apabila ada orang yang bertambah kaya.
Administrasi dan
Kebijakan Publik
The Classical Hierarchical Model
• MAX WEBER
• Birokrasi yang ideal adalah yang sangat rasional,
wewenang dan struktur berdasarkan hukum,
dikendalikan dari atas oleh sekelompok kecil pembuat
keputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukan
oleh bawahan (subordinate administrator).
• WOODROW WILSON
• Kebijakan publik dibuat oleh politikus. Administrasi
(publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional,
berfungsi sebagai implementor kebijakan.
Classical Hierarchical Model
1. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakan
adalah kegiatan yang terpisah dan berurutan
2. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakan
terpisah karena:
- Adanya pembagian pekerjaan
3. A. Pembuat kebijakan mampu memulai proses
kebijakan karena mereka dapat menyetujui
prioritas antara tujuan-tujuan yang berbeda
B. Pelaksana (implementers) mempunyai
kemampuan teknis, kepatuhan dan kemauan
untuk melaksanakan kebijakan
4. Keputusan dalam tahap implementasi kebijakan
adalah bersifat teknis dan non politis
5. Proses kebijakan bersifat satu arah yaitu top-
down hierarchical activities
Classical Hierarchical Model
ASUMSI:
• The ends or goals of administrative action were fixed by statue or by
directive of a responsible political official
• The administrator’s discretion extended only to decision on means
Policy Formulation: Politics
(Choose and Instruct)
Policy Implementation:
Administrative (Deliver)
POLICY OUTPUT
New Model: The Policy
Process As a System
Linkages
ENVIRONMENT I
Policy Formulation
Linkages
Linkages
ARENA AND ACTORS
ENVIRONMENT III
Policy Evaluation
ENVIRONMENT II
Policy Implementation
ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
New Model: The Policy Process As a System
1. Proses kebijakan publik bersifat kompleks, tahap-tahap formulasi,
implementasi, dan evaluasi kebijakan adalah saling tergantung
(interdependent)
2. Proses kebijakan publik tidak bersifat mutually exclusive, seorang pelaku
(actor) dapat terlibat dalam berbagai tahap kebijakan
3. Tiap tahap kebijakan mempunyai lingkungan yang berbeda
Linkages
ENVIRONMENT I
Policy Formulation
Linkages
Linkages
ARENA AND ACTORS
ENVIRONMENT III
Policy Evaluation
ENVIRONMENT II
Policy Implementation
ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
ENVIRONMENT I:
Policy Formulation
• Lingkungan ini dianggap paling formally structured
• Terpusat pada mekanisme resmi pembuatan
keputusan kebijakan
• Aktor/pelaku utama adalah para pembuat keputusan
kebijakan yang menduduki posisi penting dalam
pemerintahan yang mempunyai kewenangan dalam
penentuan prioritas dan alokasi sumber daya
– Anggota DPR - Aktor/pelaku lain dari luar
– Pejabat Tinggi pemerintahan yang mewakili
– Menteri - Special Interest
– Kepala Daerah - Other Constituency Groups,
– Presiden misalnya LSM
Programmed
Implementation
• Tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dirumuskan
secara detail
• Garis wewenang dan
tanggung jawab
diperjelas
• Prosedur operasional di
standarisasikan
Adaptive
Implementation
• Tujuan-tujuan
dirumuskan secara
umum
• Semua pihak diberi
kesempatan untuk
berpartisipasi aktif
• Pejabat pelaksana diberi
diskresi yang cukup
Kriteria Perumusan Tujuan
Programmed Implementation:
SMART
• Specific
• Measurable
• Attainable
• Reality Based
• Time Bound
Paling sedikit (minimum) pada tahap formulasi
(policy formulation/formation), para pelaku
(aktor) harus mengidentifikasikan
1. General Policy Goals
a) The Problem Area
b) The Priority Area
c) A Population to be benefited
2. General Means to Achieve Policy Goals
a) Suggested approach by which goals are to be
achieved
b) The key actors who will carry out the policy
c) Resources to be expanded in carrying out the policy
d) Possibly, suggest some indicators for measuring
benefits
Implementasi Kebijakan
• Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahap
implementasi kebijakan tekanan politik ternyata
sangat kuat, dinamis dan kompleks
• Berbagai pelaku/aktor yang terlibat: -
– Policy Makers
– Formal Implementers - Mass Media
– Lobbyists - Interested Group
– Penerima/sasaran kebijakan - Evaluator
• Karena implementasi kebijakan biasanya tidak
dilakukan secara paksaan, maka para pelaku resmi
harus melakukan persuasi, negosiasi dan kompromi
dengan pelaku lain yang berkepentingan
• struktur organisasi dan norma-norma birokrasi
berpengaruh terhadap implementasi kebijakan
Evaluasi Kebijakan
• Para pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan dan
implementasi kebijakan, cenderung untuk memandang
evaluasi dari sudut asumsi dan prosedur sehubungan dengan
pencapaian tujuan utama.
• POLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi dari segi
kepentingan constituents, karena kekuasaan mereka
tergantung pada dukungan rakyat yang diwakili mereka.
Cara evaluasi kebijakan adalah melalui survei terhadap
kepuasan rakyat.
• POLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang evaluasi
dari segi keberhasilan mengelola program. Karena itu ada
kecenderungan untuk menguasai dan mempengaruhi
informasi yang diberikan pada policy decision makers.
Caranya:
1. Memilih data dan informasi yang mendukung kinerja
2. Memobilisasi dukungan terhadap kebijakan
Evaluasi Teknis
• Evaluasi oleh pihak ketiga; yaitu oleh
evaluator profesional, lebih menekankan pada
cara evaluasi yang secara metodologis dapat
dipertanggung jawabkan (scientifically valid
findings)
• Policy Makers dan atau implementers akan
menerima hasil evaluasi oleh profesional
sebagai evaluator teknis, apabila dipenuhi
persyaratan tertentu:
1. Tujuan yang diinginkan oleh policy makers telah
dipahami dengan benar oleh evaluator teknis;
2. Pencapaian tujuan diukur dengan obyektif
3. Laporan evaluasi menjelaskan hubungan antara
tujuan dengan hasil program
• Sebaliknya, evaluator teknis hanya bisa
melaksanakan tugasnya, apabila:
1. Tujuan kebijakan jelas
2. Tujuan dapat diukur
3. Implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan
4. Tersedia cukup data yang diperlukan
• Meskipun evaluasi teknis bersifat obyektif,
hasil evaluasi mempunyai konsekuensi
terhadap policy makers maupun policy
implementers.

More Related Content

Similar to PUBLIC POLICY

2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptxKhyrulRizal1
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxTyazmutzDartha
 
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Dadang Solihin
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikIWAN SUKMA NURICHT
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikYafiAlghifari
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Dadang Solihin
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011walfie
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikMuhammadRosidi9
 
Definisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakan
Definisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakanDefinisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakan
Definisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakanNazaruddinnazaruddin3
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
dokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.pptdokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.pptArdifaSamawy
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 

Similar to PUBLIC POLICY (20)

2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
 
Public Policy
Public PolicyPublic Policy
Public Policy
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publik
 
Definisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakan
Definisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakanDefinisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakan
Definisi Kebijakan Publik, model kebijakan, sejarah kebijakan
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Keputusan politik
Keputusan politikKeputusan politik
Keputusan politik
 
dokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.pptdokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
 
Kebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaranKebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaran
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Aktor_Kebijakan.ppt
Aktor_Kebijakan.pptAktor_Kebijakan.ppt
Aktor_Kebijakan.ppt
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

PUBLIC POLICY

  • 2. Kebijakan Publik • Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara • Analisis kebijakan publik adalah proses formulasi berbagai alternatif kebijakan publik dan keputusan pemilihan alternatif yang terbaik
  • 3. Studi Kebijakan Publik • Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmu ekonomi dan sebagainya • “Public policy is whatever governments choose to do or not to do” (Dye in Anderson, 1978:2) • “what governments do, why they do it, and what difference it makes.” (Dye, 1992)
  • 4. Demokrasi dan Kebijakan Publik • Dalam negara yang demokratis kebijakan publik yang dibuat mencerminkan aspirasi masyarakat • Sedangkan di negara yang belum demokratis, terjadi distorsi yang menghambat penyaluran aspirasi masyarakat kepada pembuat kebijakan.
  • 5. Beberapa Teori Kebijakan Publik 1. Elite Theory 2. Institutionalism 3. Group Theory 4. Political System Theory
  • 6. Elite Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakan publik di suatu negara atau daerah dibuat oleh ruling elite. • Berdasarkan nilai dan preferensi mereka, rakyat banyak (massa) tidak mempunyai akses dalam formulasi maupun implementasi kebijakan.
  • 7. Elite Theory • Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwa dalam negara yang bersangkutan, sistem pemerintahannya belum didukung oleh budaya politik yang demokratis. Secara formal mungkin sistem pemerintahannya adalah demokratis tetapi dalam realitas belum berfungsi dengan efektif • Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970) mengatakan sebagai berikut:
  • 8. 1. Masyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yang sangat berkuasa dan sekelompok lain yang tidak berdaya yang tergantung pada kemauan kelompok kecil sebagai ruling elite tersebut 2. Kelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golongan menengah ke atas 3. Perpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompok elit sangat terbatas untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan hidupnya. Hanya mereka yang sudah menerima basic elite consensus yang dapat diterima 4. Kebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling elite, dan tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginan massa 5. Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental dan tidak revolusioner 6. Kelompok elit lebih banyak mempengaruhi massa, dari pada sebaliknya
  • 9. Institusionalisme (1) • Adalah studi kebijakan berdasarkan pendekatan formal terhadap peranan institusi pemerintahan yang terkait dalam formulasi dan implementasi suatu kebijakan. Misalnya, dewan perwakilan rakyat, eksekutif, badan peradilan dan partai- partai politik. Aspek-aspek formal dari institusi- institusi tersebut mencakup: kewenangan hukum, peraturan prosedural, fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya.
  • 10. Institusionalisme (2) • Institutional Economics melihat kebijakan ekonomi menurut peranan pemerintah dalam mengatur kehidupan perekonomian untuk mengoreksi kelemahan mekanisme pasar. • Seperti pengendalian perbankan agar tidak melakukan penyaluran kredit secara berlebihan kepada masyarakat sehingga menimbulkan gejala bubble economy karena penyaluran kredit tersebut hanya berdasarkan permintaan semu. Contoh bahaya bubble economy adalah kegagalan subprime mortgage di Amerika Serikat yang menyulut krisis keuangan global
  • 11. Group Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai produk dari perjuangan kelompok. Kebijakan publik merupakan titik equilibrium dalam suatu perjuangan antar kelompok. Penekanan pada bagaimana peranan political interests group dalam proses formulasi dan implementasi kebijakan.
  • 12. Pemerintahan yang Demokratis • Berdasarkan prinsip of the people, by the people, and for the people • Dalam masyarakat modern prinsip tersebut tidak dapat diterapkan secara langsung karena besarnya ruang lingkup, fungsi dan tugas pemerintahan • Khususnya prinsip by the people tidak dapat dilaksankan secara langsung, tetapi melalui pemilihan dan penunjukan (elected officials dan appointed officials) serta para career officials atau birokrat
  • 13. Political System Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai respons sistem politik terhadap permintaan yang muncul dalam masyarakat lingkungannya. Input dari lingkungan berupa permintaan (demands) dan dukungan (supports). Dukungan ini dapat dalam bentuk kepatuhan terhagap hukum, membayar pajak, memilih dalam pemilu, dan sebagainya. Selanjutnya, kebijakan (policy) dapat mempengaruhi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi permintaan baru terhadap para pembuat kebijakan.
  • 15. Policy Process Public Problem Public Demand Policy Agenda Policy Formulation: Policy Analysis Policy Decision (keputusan kebijakan) Policy Statement Policy Implementation Policy Output Policy Evaluation Feedback Tidak masuk dalam Policy Agenda Leave it alone Tidak ada keputusan kebijakan Positive Action a) Those who initiate and maintain process b) Effect on state of society
  • 16. Jenis Kebijakan Publik • DISTRIBUTIF • Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk memberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan penduduk tertentu • PENGATURAN (Regulatory) • Yaitu kebijakan publik yang bertujuan mengatur kehidupan masyarakat melalui pembatasan kebebasan bertindak dari subject (golongan penduduk) untuk mengurangi pertentangan diantara golongan yang bersaingan • Contoh: Anti Trust Legislation, Perlindungan Lingkungan Hidup
  • 17. Jenis Kebijakan Publik • REDISTRIBUSI • Yaitu kebijakan publik yang bertujuan untuk merubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak diantara berbagai kelompok dan kelas dalam masyarakat • Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial • SELF-REGULATORY • Yaitu kebijakan yang diusahakan dan didukung oleh kelompok kepentingan untuk memajukan dan melindungi kepentingan mereka • Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional, seperti IDI
  • 18. Delapan Kriteria Dalam Menilai Usulan Kebijakan 1. Efisiensi 2. Efektivitas 3. Equity 4. Equality 5. Public Participation 6. Freedom 7. Predictability 8. Procedural Fairness
  • 19. • EFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauh suatu kebijakan publik menghasilkan sejumlah besar output untuk sejumlah kecil input Efisiensi = O/I = Benefits/Costs • EFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauh suatu kebijakan publik mencapai tujuan yang diinginkan • EQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauh penyebaran benefits dan costs diantara berbagai kelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segi proporsi jumlah penduduk, kebutuhan, dsb. • EQUALITY yaitu sampai seberapa jauh penyebaran benefits dan costs diantara berbagai kelompok dan daerah/wilayah sehingga masing-masing memperoleh bagian manfaat dan biaya yang sama
  • 20. • PUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapa jauh mayoritas penduduk yang berkepentingan mempunyai pengaruh terhadap formulasi dan implementasi kebijakan publik. Sebaliknya, sampai seberapa jauh pandangan minoritas diberi kesempatan mempengaruhi pihak mayoritas • FREEDOM sampai seberapa jauh kebebasan hidup dan berusaha dijamin • PREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauh kebijakan publik dilaksanakan secara objektif dan anggota masyarakat yang berkepentingan dapat mengetahui sebelumnya apa cakupan dan arah kebijakan tersebut • PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa jauh orang yang terkena dampak kebijakan publik dapat mempertahankan dirinya dari perlakuan sebagai orang yang tidak perlu ditolong. Misalnya, kasus welfare policy.
  • 21. Bagaimana Cara Mengukur Peningkatan Kemakmuran Masyarakat • PARETO OPTIMALITY • Kemakmuran masyarakat meningkat apabila paling sedikit satu orang bertambah makmur (better off) dengan tidak menyebabkan orang lain bertambah miskin (worse off). • KALDOR-HICKS CRITERION • Kemakmuran masyarakat meningkat apabila orang yang memperoleh manfaat dari kebijakan publik/pembangunan (who gain) membantu orang lain yang dirugikan (who lose) sehingga tidak ada orang lain yang bertambah miskin apabila ada orang yang bertambah kaya.
  • 22. Administrasi dan Kebijakan Publik The Classical Hierarchical Model • MAX WEBER • Birokrasi yang ideal adalah yang sangat rasional, wewenang dan struktur berdasarkan hukum, dikendalikan dari atas oleh sekelompok kecil pembuat keputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dilakukan oleh bawahan (subordinate administrator). • WOODROW WILSON • Kebijakan publik dibuat oleh politikus. Administrasi (publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional, berfungsi sebagai implementor kebijakan.
  • 23. Classical Hierarchical Model 1. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakan adalah kegiatan yang terpisah dan berurutan 2. Formulasi kebijakan dan implementasi kebijakan terpisah karena: - Adanya pembagian pekerjaan 3. A. Pembuat kebijakan mampu memulai proses kebijakan karena mereka dapat menyetujui prioritas antara tujuan-tujuan yang berbeda B. Pelaksana (implementers) mempunyai kemampuan teknis, kepatuhan dan kemauan untuk melaksanakan kebijakan 4. Keputusan dalam tahap implementasi kebijakan adalah bersifat teknis dan non politis 5. Proses kebijakan bersifat satu arah yaitu top- down hierarchical activities
  • 24. Classical Hierarchical Model ASUMSI: • The ends or goals of administrative action were fixed by statue or by directive of a responsible political official • The administrator’s discretion extended only to decision on means Policy Formulation: Politics (Choose and Instruct) Policy Implementation: Administrative (Deliver) POLICY OUTPUT
  • 25. New Model: The Policy Process As a System Linkages ENVIRONMENT I Policy Formulation Linkages Linkages ARENA AND ACTORS ENVIRONMENT III Policy Evaluation ENVIRONMENT II Policy Implementation ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
  • 26. New Model: The Policy Process As a System 1. Proses kebijakan publik bersifat kompleks, tahap-tahap formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan adalah saling tergantung (interdependent) 2. Proses kebijakan publik tidak bersifat mutually exclusive, seorang pelaku (actor) dapat terlibat dalam berbagai tahap kebijakan 3. Tiap tahap kebijakan mempunyai lingkungan yang berbeda Linkages ENVIRONMENT I Policy Formulation Linkages Linkages ARENA AND ACTORS ENVIRONMENT III Policy Evaluation ENVIRONMENT II Policy Implementation ARENA AND ACTORS ARENA AND ACTORS
  • 27. ENVIRONMENT I: Policy Formulation • Lingkungan ini dianggap paling formally structured • Terpusat pada mekanisme resmi pembuatan keputusan kebijakan • Aktor/pelaku utama adalah para pembuat keputusan kebijakan yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan yang mempunyai kewenangan dalam penentuan prioritas dan alokasi sumber daya – Anggota DPR - Aktor/pelaku lain dari luar – Pejabat Tinggi pemerintahan yang mewakili – Menteri - Special Interest – Kepala Daerah - Other Constituency Groups, – Presiden misalnya LSM
  • 28. Programmed Implementation • Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dirumuskan secara detail • Garis wewenang dan tanggung jawab diperjelas • Prosedur operasional di standarisasikan Adaptive Implementation • Tujuan-tujuan dirumuskan secara umum • Semua pihak diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif • Pejabat pelaksana diberi diskresi yang cukup
  • 29. Kriteria Perumusan Tujuan Programmed Implementation: SMART • Specific • Measurable • Attainable • Reality Based • Time Bound
  • 30. Paling sedikit (minimum) pada tahap formulasi (policy formulation/formation), para pelaku (aktor) harus mengidentifikasikan 1. General Policy Goals a) The Problem Area b) The Priority Area c) A Population to be benefited 2. General Means to Achieve Policy Goals a) Suggested approach by which goals are to be achieved b) The key actors who will carry out the policy c) Resources to be expanded in carrying out the policy d) Possibly, suggest some indicators for measuring benefits
  • 31. Implementasi Kebijakan • Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahap implementasi kebijakan tekanan politik ternyata sangat kuat, dinamis dan kompleks • Berbagai pelaku/aktor yang terlibat: - – Policy Makers – Formal Implementers - Mass Media – Lobbyists - Interested Group – Penerima/sasaran kebijakan - Evaluator • Karena implementasi kebijakan biasanya tidak dilakukan secara paksaan, maka para pelaku resmi harus melakukan persuasi, negosiasi dan kompromi dengan pelaku lain yang berkepentingan • struktur organisasi dan norma-norma birokrasi berpengaruh terhadap implementasi kebijakan
  • 32. Evaluasi Kebijakan • Para pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan dan implementasi kebijakan, cenderung untuk memandang evaluasi dari sudut asumsi dan prosedur sehubungan dengan pencapaian tujuan utama. • POLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi dari segi kepentingan constituents, karena kekuasaan mereka tergantung pada dukungan rakyat yang diwakili mereka. Cara evaluasi kebijakan adalah melalui survei terhadap kepuasan rakyat. • POLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang evaluasi dari segi keberhasilan mengelola program. Karena itu ada kecenderungan untuk menguasai dan mempengaruhi informasi yang diberikan pada policy decision makers. Caranya: 1. Memilih data dan informasi yang mendukung kinerja 2. Memobilisasi dukungan terhadap kebijakan
  • 33. Evaluasi Teknis • Evaluasi oleh pihak ketiga; yaitu oleh evaluator profesional, lebih menekankan pada cara evaluasi yang secara metodologis dapat dipertanggung jawabkan (scientifically valid findings) • Policy Makers dan atau implementers akan menerima hasil evaluasi oleh profesional sebagai evaluator teknis, apabila dipenuhi persyaratan tertentu: 1. Tujuan yang diinginkan oleh policy makers telah dipahami dengan benar oleh evaluator teknis; 2. Pencapaian tujuan diukur dengan obyektif 3. Laporan evaluasi menjelaskan hubungan antara tujuan dengan hasil program
  • 34. • Sebaliknya, evaluator teknis hanya bisa melaksanakan tugasnya, apabila: 1. Tujuan kebijakan jelas 2. Tujuan dapat diukur 3. Implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan 4. Tersedia cukup data yang diperlukan • Meskipun evaluasi teknis bersifat obyektif, hasil evaluasi mempunyai konsekuensi terhadap policy makers maupun policy implementers.