Makalah ini membahas analisis arus kas proyek, meliputi identifikasi arus kas inkremental, perkiraan arus kas dari proyek, inflasi dan pembiayaan modal, serta arus kas pada proyek penggantian. Metode yang dijelaskan adalah menghitung selisih arus kas perusahaan dengan dan tanpa proyek, memperkirakan arus kas operasi, modal kerja, dan pengeluaran modal proyek, serta mempertimbangkan faktor-
1. MENGANALISA ARUS KAS PROYEK
(ANALYZING PROJECT CASH FLOWS)
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keuangan
Oleh :
Ardan Cahya Widayat
NPM. 4301160036
Kelas 3-04
Prodi D–III Kebendaharaan Negara
Jurusan Manajemen Keuangan
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2019
2. 2
A. Mengidentifiaksi Arus Kas Inkremental
Keputusan perusahaan untuk membuat proyek baru, seperti
membuka cabang baru, tentu dipengaruhi oleh seberapa besar arus kas
yang akan masuk ke perusahaan tersebut. Karena arus kas merupakan
sumber pendapatan dari perusahaan (prinsip ketiga). Untuk
memperhitungkan hal tersebut, maka perusahaan perlu
mengidentifikasikan arus kas inkremental dari proyek baru tersebut.
Arus kas inkremental adalah jumlah arus kas yang tambahan yang
diperoleh perusahaan ketika mereka mengambil suatu proyek baru. Jika
bernilai positif, maka proyek tersebut dianggap layak dan perusahaan
tersebut pantas berinvestasi di proyek itu. Untuk menghitung arus kas
inkremental, maka dapat menggunakan rumus:
Arus Kas Inkremental
Proyek
=
Arus Kas
Perusahaan dengan
Proyek Baru
-
Arus Kas
Perusahaan tanpa
Proyek Baru
Tidak semua arus kas keluar pada perusahaan dapat dijadikan dasar
perhitungan arus kas inkremental. Beberapa biaya dan perhitungan yang
tidak dapat digolongkan dalam arus kas inkremental antara lain :
a. Biaya Tertanam (Sunk Cost)
Dalam menghitung arus kas proyek baru, tidak perlu untuk
menghitung biaya tertanam, yaitu biaya yang sudah telanjur
dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan apapun keputusan kita,
entah mengambil atau tidak proyek itu. Contoh dari biaya tertanam
adalah biaya riset lokasi cabang baru,.
b. Biaya Overhead (Overhead Cost)
Biaya yang muncul dari beban umum atau administrasi
perkantoran tidak relevan digunakan untuk menghitung arus kas
inkremental. Karena beban tersebut muncul meskipun perusahaan
mengambil proyek baru atau tidak. Contoh dari biaya overhead
adalah biaya telepon, air dan listrik.
c. Biaya Peluang (Oppportunity Cost)
3. 3
Perusahaan tidak menghitung keuntungan yang tidak diambil
karena mengambil proyek baru. Sehingga mengabaikan biaya
peluang dari proyek tersebut.
d. Efek Sinergi
Perusahaan harus melihat efek yang muncul akibat pengambilan
proyek baru baik yang negatif atau positif yang dapat
meningkatkan arus kas perusahaan.
e. Penggunaan Keperluan Modal Bekerja
Perlu diperhatikan penggunaan barang modal (seperti peralatan)
dapat meningkatkan arus kas negatif yang tinggi sehingga
menimbulkan kebingungan dalam menghitung arus kas operasi.
f. Pembayaran Bunga dan Pembiayaan
Pembayaran bunga dan pembiayaan lainnya tidak termasuk dalam
perhitungan arus kas inkremental.
B. Memperkirakan Arus Kas dari Proyek
Sebelum mengambil kebijakan dari suatu proyek, maka perlu
dilakukan penghitungan arus kas yang bebas dan dapat digunakan untuk
berinvestasi dengan mengambil proyek. Caranya adalah dengan membuat
laporan keuangan pro forma (prakiraan maju) dan menghitung arus kas
bebas dengan menggunakan perhitungan sederhana berikut :
Dalam perhitungan tersebut, pajak dikurangkan dalam menghitung
arus kas bebas karena pajak dianggap sebagai beban dan harus dibayarkan,
sehingga mengurangi jumlah kas. Untuk depresiasi, setelah dikurangi
untuk menghitung Net Operating Income¸ maka ditambahkan kembali
untuk mendapatkan arus kas operasi. Depresiasi diperlakukan demikian
karena depresiasi sebenarnya tidak mengurangi kas, namun hanya menjadi
beban dan akan mengurangi aset/kas ketika ia dihapuskan atau diganti
dengan aset tetap baru.
4. 4
Terdapat empat langkah dalam menghitung arus kas proyek, yaitu :
1. Mengestimasi arus kas operasi proyek (operating cash flow)
Untuk menghitung arus kas operasi dari perusahaan maka
digunakan rumus:
2. Menghitung kebutuhan modal kerja berjalan bersih (Net Operating
Working Capital)
Langkah kedua dalah menghitung kebutuhan modal kerja berjalan
perusahaan di masa mendatang. Perhitungan ini berasumsi
peningkatan penjualan perusahaan. Apabila penjualan perusahaan
meningkat, maka piutang akan meningkat dan naiknya investasi
pada persediaan. Untuk penyediaan persediaan terkadang
perusahaan berutang. Sehingga rumus untuk menghitung
kebutuhan modal kerja berjalan bersih adalah:
3. Menghitung kebutuhan pengeluaran modal (capital expenditure)
proyek
Ketika proyek berakhir, maka kita harus memperhitungkan nilai
sisa aset modal dalam perhitungan.
4. Menghitung arus kas bebas proyek
Dari uraian diatas, maka untuk menghitung arus kas bebas proyek
dapat menggunakan perhitungan:
5. 5
Setelah mengestimasi arus kas operasi, maka kita dapat
menghitung NPV dari suatu proyek dengan rumus:
C. Inflasi dan Pembiayaan Modal
Investasi mengharapkan arus kas masuk dalam beberapa tahun
setelah investasi ditanam. Dalam perjalanan waktu, terdapat faktor inflasi
yang dapat mempengaruhi pengembalian investasi. Perusahaan tidak dapat
meprediksi inflasi di pasar. Perusahaan hanya dapat mengantisipasi inflasi
di pasar. Arus kas yang didiskontokan dengan inflasi disebut arus kas
nominal. Sedangkan arus kas yang didiskontokan dengan inflasi riil/tanpa
pengaruh inflasi pasar disebut arus kas riil.
D. Arus Kas pada Proyek Penggantian
Dalam beberapa hal, perusahaan melakukan proyek
perluasan/ekspansi. Namun, pada ekspansi tersebut tidak mengubah aset
tetap dan operasi. Untuk itu, dikenal investasi penggantian, yakni
menggantikan aset lama yang kurang produktif dengan aset baru yang
lebih produktif.
Dalam menilai apakah perlu penggantian aset atau tidak, maka
dibutuhkan analisa tertentu. Dalam proyek penggantian, arus kas pertama
(initial outlay) dihitung berdasar harga perolehan dari barang/aset baru.
Berarti perhitungan mencakup biaya/harga barang, bea pengiriman dan
instalasi, investasi dalam modal kerja bersih, penjualan barang/aset lama,
dan pajak.
Pengenaan pajak berdasar pada selisih untung/rugi dalam
penjualan aset lama. Jika aset lama dijual sebesar nilai buku, maka tidak
kena pajak. Jika aset lama dijual lebih besar dari nilai buku (untung), maka
keuntungan akan terkena pajak sesuai nilai pajak marginal perusahaan.
Apabila aset lama dijual lebih kecil dari nilai buku (rugi) maka kerugian
akan terkena pajak dan mengurangi capital gain.
Untuk arus kas berjalan selanjutnya, perlu dipertimbangkan arus
kas operasi baru dan yang lama. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1 2
1
0
Cash Flow Cash Flow Cash Flow
Cash FlowNet Present for Year 1( ) for Year 2( ) for Year ( )
Discountfor Year 0( )Value ( ) Discount Discount
11 1
Rate ( )Rate ( ) Rate ( )
n
n
CF CF n CF
CFNPV
kk k
6. 6
a. Perubahan pada pajak dan depresiasi
Dalam penggantian pada aset tetap, selisih antara depresiasi antara
aset baru dan aset lama akan mempengaruhi pengenaan pajak dan
arus kas operasional perusahaan.
b. Perubahan pada modal kerja
Ekspansi pada aset tetap yang menghasilkan lebih banyak produk
dan meningkatkan penjualan akan meningkatkan piutang dan
persediaan. Jika ekspansi menggunkana utang, maka efeknya akan
saling menutupi dengan penambahan piutang dan persediaan.
c. Perubahan pada pengeluaran modal
Penggantian aset dapat menyebabkan kas keluar dan penambahan
modal selama masa manfaat aset. Di akhir proyek, terdapat arus
kas masuk senilai sisa aset baru setelah dikurangi pajak.
E. Contoh Soal
a. Memprakirakan Arus Kas Operasi Proyek
PT DEF yang bergerak di bidang percetakan buku berencana
membeli mesin cetak untuk menambah produksi perusahaannya.
Perusahaan ingin mengetahui arus kas operasi setelah investasi
dengan ekspektasi pendapatan sebesar $500.000. Bagaimana arus
kas operasi proyek pada estimasi pendapatan yang telah direvisi
tersebut jika diketahui data:
Harga Perolehan Mesin Cetak $75,000
Usia Ekonomis 5 Tahun
Nilai Residu $25,000
Beban Depresiasi per-tahun $10,000/tahun
Beban Operasi -$50,000/tahun
Pendapatan $500,000/year
7. 7
Harga Pokok
Penjualan/Pendapatan
50%
Investasi pada Modal Operasi
Kerja Bersih
-$80,000
Tarif pajak 30%
Jawaban :
NOI = Pendapatan – HPP – Beban Operasi – Beban
Depresaisi
NOI = $500.000 - $250.000 - $50.000 - $10.000
NOI = $290.000
NOPAT = NOI – Pajak
= $290.000 – ($290.000 X 30%)
= $290.000 - $87.000
= $203.000
Arus Kas Operasi = NOPAT + Beban Depresiasi
= $203.000 +$10.000
= $213.000
b. Menghitung Arus Kas Bebas dari Kegiatan Investasi Penggantian
Hitunglah prakiraan arus kas proyek atas penggantian mesin
printing pada PT HIJ di mana mesin baru menghasilkan net
operating income per tahun sebesar $500,000 sedangkan mesin
lama hanya menghasilkan $450,000. Peningkatan dalam
pendapatan ini juga berarti bahwa perusahaan harus pula
meningkatkan investasinya dalam net working capital sebesar
$50,000. Estimasi arus kas inisial (awal) yang dibutuhkan untuk
8. 8
mengganti mesin lama dengan mesin baru dan estimasi arus kas
tahunan untuk tahun 1 s.d. 5!
Informasi tambahan
Kriteria
Mesin
baru lama
Net Operating Income $500.000 $450.000
Nilai buku $200.000 $50.000
Nilai residu saat ini N/A $50.000
Nilai residu lima tahun
mendatang
$50.000 -
Ongkos kirim $20.000 -
Biaya perakitan $30.000 -
Usia ekonomis 5 tahun 5 tahun
Beban Gaji $75.000 $150.000
Biaya Perawatan $50.000 $20.000
Tarif Pajak 30%
Jawaban :
i. Menghitung Nilai Mesin Baru dan Lama
Tahun 0 Mesin Baru Mesin Lama
Harga Pembelian -$200,000
Ongkos Kirim -$20,000
Biaya Perakitan -$30,000
Tambahan Working
Capital
-$50,000
Total Biaya -$300,000
Harga Penjualan Aset $50,000
Arus Kas Bersih $50,000
Arus Kas akibat
Penggantian Mesin
-$250,000
9. 9
ii. Arus kas per-tahun
Arus Kas Masuk Years 1-4 Year 5
Peningkatan Pendapatan Operasi $50.000 $50.000
Pengurangan Beban Gaji $75,000 $75,000
Total Arus Kas $180,000 $180,000
iii. Menghitung arus kas bebas
Analisa Arus Kas Rutin Tahun 1-4 Tahun 5
Penambahan biaya perawatan mesin −$30,000 −$30,000
Penambahan depresiasi −$20,000 −$20,000
Net operating income $50,000 $50,000
Dikurangi: Pajak −$15,000 −$15,000
Net operating profit after taxes $35,000 $35,000
Tambah: depreciation $20,000 $20,000
Arus Kas Operasi $55,000 $55,000
Kurangi: Perubahan operating working capital $50,000
Kurangi: CAPEX $50,0000
Arus Kas Bebas $55,000 $155,000