KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
makalah membaca menulis pemula bagi sekolah dasar kelas rendah
1. 1
Makalah Membaca Menulis Permulaan (MMP)
Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Dosen Pengampu: Prof.Dr.St.Y Slamet M.Pd
Disusun Oleh:
Annisa Noor Hidayah (K7119038)
Kelas 5A
Absen 26
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Membaca Menulis Permulaan (MMP)” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra dengan judul “Membaca Menulis Permulaan (MMP)”.
Disamping itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat saya
perbaiki. Karena saya sadar, makalah yang saya buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
Magelang, 19 September 2021
3. 3
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH ............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 4
C. TUJUAN MASALAH...................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN MMP .................................................................................................. 5
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MMP ............................................................................ 5
C. MACAM – MACAM METODE PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH................ 6
D. RANCANGAN PEMBELAJARAN MMP ................................................................... 10
E. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MMP .................................................... 11
F. KOMPETENSI DASAR DALAM MMP...................................................................... 12
G. MATERI PEMBELAJARAN MMP............................................................................. 12
H. PENILAIAN MMP...................................................................................................... 13
BAB III................................................................................................................................... 15
PENUTUP .............................................................................................................................. 15
A. KESIMPULAN................................................................................................................ 15
B. SARAN ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek ketrampilan
berbahasa,yakni berbicara, membaca danmenulis. Pemerolehan ketrampilanberbahasa selalu saling terkait,
artinya pemerolehan ketrampilan berbahasa yang satuakan mendasari ketrampilan lainnya.Ketrampilan
membaca itu sendiri adalah suatu carauntuk mendapatkan informasi dari suatu yang ditulis. Ketrampilan
membaca dan menulisini diperoleh seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh karena itu,
kedua jenis ketrampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama bagi para murid-murid
sekolah dasar di kelas awal. Kedua materiketrampilan ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang
dikenal dengan paket membaca menulis permulaan.Membaca menulis permulaan merupakan tahapan
proses belajar bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dan menulis serta menangkap isi bacaan dengan baik.Oleh
karena itu, guru perlu merancang pembelajaran membaca dan menulis dengan baik sehingga
mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai sesuatu kegiatan yang menyenangkan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan membaca menulis permulaan(MMP)?
2. Apa saja tujuan dari membaca menulis permulaan(MMP)?
3. Bagaimana metode – metode yang digunakan dalam membaca menulis permulaan (MMP)?
4. Bagaimana rancangan pembelajaran dalam membaca menulis permulaan (MMP)?
5. Bagaimana penerapan pembelajaran membaca menusli permulaan (MMP)?
6. Bagaimana kompetensi dasar yang digunakan dalam membaca menulis permulaan (MMP)?
7. Bagaimana materi yang digunakan dalam membaca menulis permulaan (MMP)?
8. Bagaimana cara melakukan penilaian dalam membaca menulis permulaan (MMP)?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengam membaca menulis permulaan(MMP)
2. Mengetahui tujuan dari kegiatan pembelajaran membaca menulis permulaan(MMP)
3. Mengetahui metode – metode yang digunakan dalam membaca menulis permulaan (MMP)
4. Mengetahui tentang rancangan pembelajaran yang digunakna untuk membaca menulis
permulaan (MMP)
5. Mengetahui penerapan pembelajaran membaca menusli permulaan (MMP)
6. Mengetahui kompetensi dasar yang digunakan dalam pembelajaran membaca menulis
permulaan (MMP)
7. Mengetahui materi yang digunakan dalam membaca menulis permulaan (MMP)
8. Mengetahui cara penilaian dalam membaca menulis permulaan (MMP)
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian MMP
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya
itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan
menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap
awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar, MMP merupakan menu utama. Mengapa
disebut permulaan, dan apa sasarannya? Peralihan dari masa bermain di TK (bagi anak-anak yang
mengalaminya) atau dari lingkungan rumah (bagi anak yang tidak menjalani masa di TK) ke dunia sekolah
merupakan hal baru bagi anak. Halpertama yang diajarkan kepada anak pada awal-awalmasa persekolahan
itu adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi
pemerolehan bidangbidang ilmu lainnya di sekolah. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan
pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat
mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat
dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh
pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang tersebut. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya
dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana.Yang
dimaksud dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan
mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan
lambanglambang tersebut. Dengan bekal kemampuan melek wacana inilah kemudian anak dipajankan
dengan berbagai informasi dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri.
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat
dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
Anak-anakdilatih untuk dapatmenuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-
lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.
Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan
menuangkan gagasan,pikiran, perasaan,ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambanglambang tulis yang
sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
B. Tujuan Pembelajaran MMP
Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kurikulum terkini yang
digunakan di sekolah-sekolah sebagai pengganti atas kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum1994.
Penyempurnaan kurikulum ini mengacu pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah terkait yang mengamanatkan adanya standar nasional
pendidikan. Standarstandar dimaksud berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan serta
penetapankerangka dasardan standarkurikulum oleh pemerintah Sepertidijelaskan oleh Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Dr. Tr. Indra Jati Sidi dalam kata pengantar untuk Kurikulum 2004 Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia bahwa upaya penyempurnaan kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya. Dimensi-dimensi dimaksud meliputi aspek-aspek
moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan,seni, dan budaya. Pengembanganaspek-
6. 6
aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaiakan diri, dan berhasil dalam
kehidupan. Kurikulum tersebut dikembangkan secara lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masing-masing daerah dan sekolah setempat. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
hendaknya memadai dan efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan
ilmu, dan alat pemersatu bangsa. Daerah atau sekolah-sekolah diberi kesempatan untuk menjabarkan
standar kompetensi itu sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing secara kontekstual. Standar
kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek membaca,untuk SD dan MI adalah sebagai
berikut: “membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paraagraf,berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata
tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya baca
C. Macam-macam Metode Pembelajaran di Kelas Rendah
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya
itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan
menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap
awalanak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar,MMP merupakan menu utama. kemampuan
membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan
melek huruf Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.
Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat
mekanik. Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di kelas rendah akan diuraikan
sebagai berikut :
a) Metode Eja
Pembelajaran MMP dengan metode eja memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-
huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan dilafalkan murid sesuai dengan bunyinya
menurut abjad. Sebagai contoh A a,B b, C c, D d, E e, F f, dan seterusnya. Dilafalkan sebagai a, be, ce,de,
e, ef, dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan →latihan menulis lambing tulisan, seperti a, b, c, d, dan
seterusnya atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para murid
diajarkan untuk perkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah
dikenalnya.
Misalnya :
b, a → ba (dibaca be. a → ba )
d, u → du ( dibaca de, u → du )
ba-du dilafalkan Badu
b, u, k, u menjadi b, u → bu (dibaca be, u → bu )
k, u → ku (dibaca ka, u → ku )ontoh, ambillah kata’’
7. 7
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah murid-murid dapat menulis huruf-huruf lepas,
kemudian dilanjuutkan dengan belajar menulis rangkai huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh,
ambillah kata” badu”tadi. Selanjutnya, murid diminta menulis seperti :
ba - du → badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. Contoh
perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan
mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan kumunikatif, dan pendekatan pengalaman berbahasa.
Artinya, pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit
menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan kehiduipan murid menuju
hal-hal yang sulit dan mungkin meruipakan sesuatu yang baru bagi murid. Kelemahan yang mendasar dari
penggunaan metode eja ini meskipun murid mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun murid tetap
mengalami kesulitan dalam mengenal rangkaian huruf yang berupa suku kata atau kata.
b) Metode suku kata dan metode kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, sepertiba, bi,
bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut
kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagaicontoh, dari daftarsuku kata tadi, guru dapat membuat
berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi
misalnya :
ba – bi cu – ci da – da ka – ki
ba – bu ca – ci du – da ku – ku
bi – bi ci – ca da – du ka – ku
ba – ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindak lanjuti
dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil
dibawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku kata.Prosespembelajaran MMP
yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini
yakni metode rangkai kupas.
c) Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan pertama kali
pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan dibawah gambar yang sesuai dengan isi
kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa
gambar. Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat
b. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata.
Contoh: Kata menjadi huruf-huruf
8. 8
Ini mama
in i ma m a
i-ni ma- ma
i–n–i m-a – m-a
d) Metode Structural Analisis Sintesis (SAS)
Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran MMP bagi siswa
pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua tahap, yakni
menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang
member makna lengkap, yakni skruktur kalimat. Halini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep “
kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika struktur nya kalimat yang disajikan sebagai bahan
pembelajan MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si
pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya
dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Proses penguraian atau penganalisisan
dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS meliputi :
a. Kalimat menjadi kata-kata
b. Kata menjadi suku-suku kata
c. Suku kata menjadi huruf-huruf
Mengenai itu, Momo (1987) mengemukakan beberapa cara,yaitu:
a. Tahap tanpa Buku, dengan cara:
1) Merekam bahasa siswa.
2) Menampilkan gambarsambil bercerita.
3) Membaca gambar.
4) Membaca gambar dengan kartu kalimat.
5) Membaca kalimat secara struktural(S).
6) Proses analitik (A).
7) Proses sintetik (S).
b. Tahap dengan Buku, dengan cara:
1) Membaca buku pelajaran.
2) Membaca majalah bergambar.
3) Membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa.
4) Membaca buku yang disusun oleh siswa secara berkelompok.
5) Membaca buku yang disusun oleh siswa secara individual.
Metode ini yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak atau siswa adalah metode SAS menurut
Supriyadi dkk (1992). Alasan mengapa metode SAS ini dipandang baik adalah:
9. 9
a. Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umumbahwa bentuk bahasa terkecil adalah
kalimat.
b. Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak.
c. Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Kelemahan metode SAS, yaitu:
a. Kurang praktis.
b. Membutuhkan banyak waktu
c. Membutuhkan alat peraga
e) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan, atau
menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui metode ini
siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan
atau mengkomunikasikan.
f) Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah,
menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan.
Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota
kelas, pembelajaran dapatterjadi secara langsung dan bersifat berpusatpada siswa.Dikatakan pembelajaran
langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa
serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian
besar input pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka
dapat menemukan hasil diskusi mereka.
g) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan,
atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Keberhasilan siswa melalui teknik ceramah sangat bergantung
kepada kemampuan siswa dalam menyimak.
h) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan kelompok.
i) Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang diharapkan
akan tercapaiapabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga penalaran tentang yang
ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat membantu siswa dalam menanggapi
pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menafsirkan,
menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
j) Metode Abjad dan Metode Bunyi
10. 10
Menurut Alhkadiah, kedua metode ini sudah sangat tua. Menggunakan kata-kata lepas, misalnya:
Metode Abjad: bo-bo à bobo
la-ri à lari
Metode Bunyi: na-na à nana
lu-pa à lupa
d. Rancangan Pembelajaran MMP
Pada bagian ini, kita akan berlatih bagaimana melaksanakan pembelajaran MMP dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode tertentu. Tentu saja, model ini
bukanlah satu-satunya acuan yang terbaik, sebab mengajar itu adalah seni. Masing-masing orang
mempunyai gaya dan seni tersendiri di dalam mengajar. Yang perlu Anda pahami di sini, bukanlah
persoalan teknik dan strategi mengajar, melainkan konsep-konsep pokok langkah-langkah pembelajaran
MMP yang berlandaskan pada penggunaan metode MMP tertentu. Mengenai pemilihan metode
pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh guru bagi pembelajar pemula tidaklah begitu
penting. Guru dapat memilih metode MMP yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi dan
kondisi siswanya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke dalam dua tahapan, yakni (a)
pembelaran tanpa buku, dan (b) pembelajaran dengan menggunakan buku.
a. Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal anak bersekolah pada
minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah. Hal ini dapat berlangsung kira-kira 8-10
minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat. Berikut ini akan disajikan salah satu model alternatif pembelajaran membaca permulaan
tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru
mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman
berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai merupakan
langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai
pertanyaan ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar di sekolah.
Pilihan variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut.
1) Menunjukkan gambar
Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang melukiskan
sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan perempuan). Hal ini
dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak.
2) Menceritakan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadapperan-peranyang terdapat
di dalam gambar. Penamaantokoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf yang pertama-tama
hendak diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan
tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda dapat menyebutkan: “mama” untuk gambar
ibu, “mimi” untuk gambar anak perempuan, dan “nana” untuk gambar anak laki-
laki, “bapak” untuk gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat
dalam GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak dan akrab
dengan kehidupan anak.
3) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
11. 11
Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut dengan
bahasanya sendiri.
4) Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fasse ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan menempelinya
dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai contoh: dibawah gambar ibu tertera
tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini ibu” (bergantung kepada pemilihan metode MMP yang
Anda gunakan: Metode SAS, Metode Kata, Metode Eja, dan seterusnya).
5) Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini, guru mulai melakukan prosespembelajaran membaca sesuai dengan metode yang
dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi pengenalan lambang tulisan akan
diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui proses drill (teknik tubian) atau proses hafalan.
Jika menggunakan Metode Global atau Metode 26
6) Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapatmenyingkirkan
gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tuliannya saja. Kegiatan ini dapat
disertai dengan penyalinan bentuk tulisan di papan tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana
yang dapat memberikan keutuhan makna atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru
dapat menyajikan wacana seperti berikut. ini mama ini mimi ini nana ini mama mimi ini mama
nana
e. Penerapan Metode Pembelajaran MMP
Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali guru menggunakan metode membaca. Depdiknas
(2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara lain: metode
eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global, dan metode SAS. Metode eja adalah belajar membaca yang
dimulai dari engeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan
harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari
pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode kata
lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis
permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh.
Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode
SAS didasarkan atas pendekatan cerita. Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas
rendah (I dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok dan sesuai untuk
diterapkan pada siswa. Menurut hemat penulis, guru sebaiknya mempertimbangkan pemilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:
Dapat menyenangkan siswa
Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya
Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit
Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah
metode membaca global. Menurut Purwanto(1997:32), “Metode global adalah metode yang melihat segala
sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa
Belgia yang bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global
adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat.
12. 12
Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar.
Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, siswa
menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata
menjadi huruf.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca
tanpa bantuan gambar, misalnya:ini nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata:/ini/ /nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n – i – a – n – i
f. Kompetensi Dasar dalam MMP
Pada GBPP/Kurikulum SD 2004 terdapat kompetensi dasar harus dipahami guru agar dapat
dimiliki oleh peserta didik. Selain itu juga terdapat empat kemampuan berbahasa, yakni menyimak-
berbicara-membaca-menulis, dan kemampuan bersastra yang menjadi sasaran pembelajaran dengan
aspek kebahasaan, aspek pemahaman, dan aspek penggunaan. Kedua hal tersebut merupakan
penjabaran dari kompetensi dan hasil pembelajaran yang tercantum dalam GBPP SD 2004 Bahasa
Indonesia.
g. Materi Pembelajaran MMP
Sebelum membuat persiapan mengajar, terlebih dahulu para guru harus mengkaji GBPP,program
semester,dan AMP (Analisis MateriPembelajaran). Penyusunan AMP dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
1.hasil belajar yang hendak dicapai
2.tema yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut
3.isi dan bahasa yang mendukung tema dalam menunjang pencapaian hasil belajar
4.prosedur pembelajaran yang sesuai.
Setelah menetapkan indikator hasil belajar, langkah selanjutnya adalah memilih dan
menetapkan materi pembelajaran yang dipandang menunjang untuk pencapaian hasil belajar yang
telah ditetapkan. Untuk memilih materi pembelajaran MMP yang cocok, guru perlu
mempertimbangkan tingkat kesesuaian materi itu dengan tema,dan fokus pembicaraan. Meskipun teman-
tema itu bukan merupakan bahan (baca: isi pelajaran) yang harus diajarkan, namun penyajian
pembelajaran yang didasarkan atastema-tema tertentu akan lebih mengarahkan kegiatan belajar-mengajar
siswa dan guru. Tema merupakan alat untuk melakukan kegiatan berbahasa, dan merupakan payung
yang membungkus kemasan pelajaran bahasa Indonesia. Beberapa alternatif tema yang ditawarkan untuk
setiap semester dan peringkat kelasnya masing-masing, ditawarkan sebagai berikut:
1.diri sendiri
2.keluarga
3.pengalaman
4.budi pekerti
5.kegemaran
6.lingkungan
13. 13
Darisegistruktur, materipembelajaran MMP untuk kelas I cawuI lebih diarahkan pada pengenalan
kalimat berita intransitif (KB + Kki), misalnya: •ayah tidur •paman datang •adik duduk (dan seterusnya)
Dari segi lafal, intonasi, ejaan, dan tanda baca, materi pembelajaran MMP untuk kelas I semester I
lebih ditujukan pada pelafalan kata-kata dengan jelas dan tepat. Berbekal pengetahuan mengenai ketiga
hal di atas, guru hendaknya dapat menyiapkan materi pelajaran yang sesuai dengan tuntutan GBPP.
Buku-buku teks atau buku ajar yang ditulis oleh berbagai pengarang dapat membantu para guru
dalam menyusun atau membuat sendiri bahan ajar yang hendak disajikannya. Satu hal yang harus Anda
pahami, bahwa tema dan bahan ajar MMP bukanlah sesuatu yang harus dikuasai anak. Tema dan bahan
ajar hanyalah merupakan alat bagi siswa untuk melakukan kegiatan berbahasa. Untuk pembelajaran
MMP, tema dan bahan ajar merupakan alat atau sarana penguasaan keterampilan membaca dan menulis
pada tingkat permulaan. Meskipun demikian, bukan berarti pemilihan bahan ajar boleh sembarangan.
Pemilihan bahan ajar tetap harus dilakukan guru, dengan berpedoman pada berbagai kriteria,
antara lain segi nilai pendidikan, segi kebermaknaan, segi kemanfaatan bagi kehidupan anak, dan
lain-lain.
h. Penilaian MMP
Penilaian mengandung makna sebagai suatu proses untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa.
Hasil penilaian ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan tindakan/perlakuan selanjutnya. Kira-kira,
hal apa sajakah yang harus menjadi bahan penilaian dalam MMP? Penilaian terhadap MMP terbagi
ke dalam dua hal, yakni penilaian terhadap pengajaran membaca permulaan, dan penilaian terhadap
pengajaran menulis permulaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian membaca permulaan
meliputi:
1.membaca kata atau kalimat dengan tepat
2.mengenal dan memahami fungsi-fungsi tanda baca
3.kemampuan menemukan ide pokok bacaan sederhana
4.kemampuan mengartikan maksud kata/kalimat yang dibacanya.
Penilaian terhadap kemampuan menulis permulaan dapat dibedakan atas:
1.) Penilaian terhadap hasil latihan menulis
Latihan-latihan menulis itu banyak ragamnya, misalnya seperti berikut:
a. a.Latihan menyalin. Aspek yang dinilai meliputi kelengkapan, keterbacaan,kerapihan, serta
kesesuaian bentuk dan ukuran tulisan. Penilaian dapat dilakukan secara kualitatif dengan
memberikan nilai A (baik sekali), B (baik), C (cukup), dan D (kurang); atau B (baik), C
(cukup), dan K (kurang). Dan juga secara kuantitatif (dengan angka), seperti 6, 7, 8. Penilaian
ini juga disertai dengan pemberian contoh tulisan yang baik dan benar oleh guru.
b. b.Dikte/imla. Aspek yang dinilai meliputi ketepatan daya dengar, kebenaran, kejelasan,
kerapihan tulisan. Penilaian dapat dilakukan dengan pemberian angka dengan skala 0 – 10. Setiap
ada kesalahan tulisan, harus disertai dengan contoh pembetulannya.
c. c.Melengkapi atau mencocokkan gambar dengan tulisan. Bentuk latihan ini meminta anak
untuk mengaplikasikan pengetahuan siapnya dalam berbagai konteks. Pada latihan jenis ini, anak
14. 14
sudah dilibatkan pada proses berpikir dan bernalar pada tingkat sederhana. Mencocokkan
gambar dengan tulisan melibatkan proses berpikir terpimpin, sedangkan melengkapi tulisan
yang sudah tersedia melibatkan proses berpikir bebas.
d. Mengarang Sederhana. Pada latihan ini, anak sudah mulai diajak untuk berlatih
mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, dan sebagainya, sebagai perwujudan
kemampuan personalnya. Penilaian terhadap latihan jenis ini, disamping harus
memperhatikan kebenaran, keterbacaan, kerapihan, keserasian bentuk dan ukuran tulisan,
juga harus memperhatikan keaslian gagasan, kemenarikan, dan gaya tulisan.
2.) Penilaian terhadap hasil tes menulis
Penilaian terhadap hasil latihan menulis dilakukan guru selama proses belajar-mengajar
berlangsung; sedangkan penilaian terhadap hasil tes menulis dilakukan melalui tes
formal secara khusus. Ada dua macam tes yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data
dan informasi mengenai kemampuan/prestasi para siswa, yakni tes formatif dan tes sumatif.
Tes formatif merupakan ulangan harian yang pelaksanaannya ditentukan oleh guru kelas
masing-masing. Gabungan dari nilai formatif dan nilai sumatif, ditambah dengan pengamatan
sehari-hari dari para guru selama proses KBM berlangsung akan menghasilkan nilai rapor
sebagai laporan kepada para orang tua mengenai prestasi belajar putera-puteri yang
dititipkannya kepada pihak sekolah. Berdasarkan rambu-rambu pengembangan rancangan
pembelajaran di atas, Anda dapat mengembangkan satu rancangan pembelajaran MMP yang
lengkap. Rancangan dimaksud sekurang-kurangnya harus memuat aspek tujuan, materi ajar,
metode, dan penilaian.
15. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sajian pertama pada awal-awal anak memasuki lingkungan sekolah adalah program MMP
(Membaca Menulis Permulaan). Dalam pelaksanaannya, yakni metode eja, metode bunyi, metode suku
kata,metode kata, metode global, dan metode SAS. Pembelajaran MMP dengan metode eja atau metode
bunyi dimulai dengan pengenalan unsur bahasa terkecil yang tidak bermakna, yakni huruf. Berbekal
pengetahuan tentang huruf-huruf tersebut, kemudian pembelajaran MMP bergerak menuju satuan-satuan
bahasa di atasnya, yakni suku kata, kata, dan akhirnya kalimat. Perbedaandarikedua metode ini terletak
pada cara pelafalan abjadnya. Metode suku kata dan metode kata memulai pembelajaran MMP dari suku-
suku kata (metode suku kata), dan dari kata (metode kata). Proses pembelajaran melalui kedua
metode ini dilaksanakan dengan teknik mengupas dan teknik merangkai. Metode global dan metode
SAS memiliki kesamaan dalam hal pengambilan titik tolak pembelajaran MMP. Proses pembelajaran
dimaksud diawali dengan memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasar bagi pembelajaran MMP.
Perbedaannya proses pembelajaran MMP dengan metode global tidak disertai dengan proses sintesis;
sedangkan SAS menuntut proses analisis dan proses sintesis.
B. Saran
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segibentuk maupun
dari segi isi. Oleh karena itu saya menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli mengetahui sejauh mana
pembaca dalam mempelajari tentang “Membaca Menulis Permulaan”. Harapanya , semoga makalah ini
dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan tentang Membaca Menulis Permulaan.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. (2020). Keterampilan Membaca dan Menulis Permulaan Menggunakan Model Bercerita untuk
Siswa Sekolah Dasar. STKIP Taman Siswa Bima. Jurnal Pendidikan Bahasa. Vol 10. No 2.
http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpb/article/view/393. Diakses pada tanggal 19-9-2021
Mulyati , Yeti. Pelajaran Membaca dan Menulis Permulaan. Universitas Pendidikan Indonesia.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/19600809
1986012-YETI_MULYATI/Modul_MMP.pdf. Diakses pada tanggal 19-9-2021
Yuliana, Rina. (2017) . Pembelajaran Membaca Permulaan dalam Tinjauan Teori Artikulasi Penyerta.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. file:///C:/Users/user/Downloads/2205-4812-1-SM.pdf.
Diakses pada tanggal 19-9-2021
Membaca dan Menulis Permulaan (MMP). (2016). https://docplayer.info/34272125-Membaca-dan-
menulis-permulaan-mmp.html. Diakses pada tanggal 21-9-2021
MMP (Membaca dan menulis permulaan). http://nazama.blogspot.com/2014/05/mmp-membaca-dan-
menulis-permulaan.html. Diakses pada tanggal 19-9-2021