SlideShare a Scribd company logo
1 of 79
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
TEORI PERILAKU
KONSUMEN
Chapter 8
Copyright © 2006 by Lab. Ekop, Inc.
All rights reserved. Requests for permission to make copies of any part of the
work should be mailed to:
Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Lab Ekop Publishers,
Jl. Setiabudi 229 Bandung Telp. 2013163-2523
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perilaku Konsumen ……
Timbul akibat adanya kendala
keterbatasan pendapatan di satu
sisi, dan adanya keinginan untuk
mengkonsumsi barang dan jasa
sebanyak-banyaknya agar
diperoleh kepuasan yang
maksimal di sisi lainnya.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Teori Perilaku Konsumen
 Intinya akan jelaskan bagaimana fungsi
permintaan konsumen itu terbentuk dan
kapan kepuasan konsumen itu tercapai.
 Juga akan jelaskan bagaimana konsumen
mengambil berbagai keputusan dalam
menghadapi “tradeoff” dan bagaimana
mereka merespons perubahan-perubahan di
lingkungan mereka.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
4 Pendekatan Bahas
Perilaku Konsumen
1. Pendekatan Kardinal (Cardinal
Approach).
2. Pendekatan Ordinal (Ordinal
Approach).
3. Pendekatan Revealed Preference.
4. Pendekatan Atribute.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Kardinal
(Cardinal Approach)
1
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Kardinal
 Bahwa daya guna dapat diukur
dengan satuan uang atau util, dan
tinggi rendahnya nilai atau daya guna
bergantung kepada subjek yang
menilai.
 Tokohnya adalah ahli ekonomi aliran
subjektif dari Austria seperti : Gossen,
Yeavon, dan walras.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Asumsi Pendekatan Kardinal
1. Konsumen rasional, artinya konsumen
bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
2. Diminishing marginal utility, artinya
tambahan utilitas yang diperoleh
konsumen makin menurun dengan
bertambahnya konsumsi dari komoditas
tersebut.
3. Pendapatan konsumen tetap.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Asumsi Pendekatan Kardinal
4. Constant marginal utility of money, artinya uang
mempunyai nilai subjektif yang tetap.
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive
artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah
fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang
dikonsumsi.
Misalnya: U = f (X1, X2, …., Xn) maka
U = U1 (X1) + U2 (X2) + ... Un (Xn).
Sedangkan independent mengandung pengertian
bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan
mengkonsumsi barang X2, X3 …Xn dan sebaliknya.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Kardinal
 Dalam pendekatan kardinal yang digunakan
adalah pendekatan Guna Batas (Marginal
Utility, MU).
 MU adalah tambahan kepuasan sebagai akibat
bertambahnya satu satuan barang yang
dikonsumsi.
 Marginal Utility ini diturunkan dari Total
Utility, di mana Total Utility menunjukkan
jumlah kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi berbagai jumlah barang.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Total Utility, TU
TU = f (X1, X2, …., Xn)
 Apabila hanya ada satu barang yang dikonsumsi
maka:
TU = f (X)
 Berdasarkan fungsi Total Utility di atas dapat
diturunkan marginal utility sebagai berikut:
MU = dTU / dX
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Total Utility, TU
TU
TU
X
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Total Utility, TU
 Fungsi utilitas pada gambar tersebut dapat
dijelaskan bahwa semakin banyak barang X yang
dibeli maka semakin tinggi tingkat kepuasan,
namun sampai mencapai titik maksimum,
tambahan barang X yang dikonsumsi oleh
konsumen justru akan menurunkan kepuasan
konsumen.
 Hal ini sesuai dengan Hukum Gossen I, bahwa
jika kebutuhan seseorang itu dipenuhi secara
terus-menerus maka kepuasannya akan
semakin menurun.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Marginal Utility, MU
MUX
X
MUX
Semakin banyaknya
barang yang
dikonsumsi maka daya
guna marginal
(tambahan kepuasan)
semakin berkurang,
bahkan setelah
mencapai titik tertentu
menjadi negatif.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Diminishing Marginal Utility
The law of diminishing marginal
utility:
The more of one good consumed in a
given period, the less satisfaction
(utility) generated by consuming each
additional (marginal) unit of the same
good.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Diminishing Marginal Utility
 Total utility
increases at a
decreasing rate,
while marginal
utility decreases.
TRIPS TO
CLUB TOTAL UTILITY
0 0
1 12 12
2 22 10
3 28 6
4 32 4
5 34 2
6 34 0
MARGINAL
UTLITY
Total Utility and Marginal Utility of
Trips to the Club Per Week
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Keseimbangan 1 Jenis Barang
 Apabila harga barang X adalah Px, maka
pengeluaran konsumen pada barang X adalah:
Px . X.
 Anggap fungsi utilitasnya adalah U (X) maka
dapat dicari nilai guna maksimumnya, yaitu
selisih terbesar antara U (X) dan Px . X , sebagai
berikut:
Max. M = U (X) – Px. X
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Keseimbangan 1 Jenis Barang
 Syaratnya adalah: dM / dX = 0 , sehingga:
dTU (X) / dX – d (Px.X) / dX = 0
 karena dTU (X) / dX = Mux , dan
d (Px .X) / dX = Px , maka:
MUx – Px = 0
atau
MUX = PX
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Keseimbangan 1 Jenis Barang
 Jadi, keseimbangan terjadi jika daya guna
marjinal sama dengan harga barang.
 Dengan kata lain, tambahan kepuasan yang
diperoleh konsumen harus sama dengan
sejumlah pengorbanannya yaitu uang yang dapat
dibelikan barang lain yaitu sebesar Px.
 Berdasarkan aksioma bahwa nilai guna marjinal
akan turun karena bertambahnya jumlah barang
yang dikonsumsi, maka fungsi permintaan
barang X dapat diturunkan sebagai berikut:
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Gambar : Penurunan Fungsi Permintaan
TU
TU
X
X X
MUX
MUX1
MUX2
X1 X1
X2 X2
PX
PX1
PX2 D
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
The Diamond / Water Paradox
The diamond/water paradox states that:
1. the things with the greatest value in use
frequently have little or no value in
exchange, and
2. the things with the greatest value in
exchange frequently have little or no value
in use.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
 Apabila konsumen mengkonsumsi dua
macam barang, misalnya X1 dan X2 , maka
fungsi utilitasnya menjadi:
U = f (X1 , X2) , atau U = UX1 + UX2
 Pengeluaran konsumen menjadi
I = PX1 . X1 + PX1 . X2 ,
sehingga maksimum kepuasannya menjadi:
M = UX1 + UX2 , λ ( I – PX1 . X1 - PX2 . X2 )
Keseimbangan 2 Jenis Barang
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
 Syarat maksimum adalah turunan
pertamanya sama dengan nol, maka:
dM / dX1 = dU (X1) / dX1 – λ . PX1 = 0 ; atau
λ = MUX1 / PX1
dM / dX2 = dU (X2) / dX2 – λ . PX2 = 0 ; atau
λ = MUX2 / PX2
Keseimbangan 2 Jenis Barang
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Jadi, kepuasan konsumen akan dicapai (konsumen
akan membelanjakan uangya) jika:
1. MUX1 / PX1 = MUX2 / PX2 , dalam hal ini MUX1
adalah marginal utility dari barang X1 terakhir,
sedangkan MUX2 adalah marginal utility dari
barang X2 terakhir.
2. Karena konsumen mempunyai pendapatan yang
terbatas maka harus dipenuhi juga syarat:
I = PX1 . X1 + PX2 . X2 , di mana I = pendapatan
konsumen.
Keseimbangan 2 Jenis Barang
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Contoh 1:
Diketahui fungsi guna total suatu produk yang
dikonsumsi seseorang adalah TU = 1000 X – 5 X2
a). Berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai
kepuasan maksimum ?
b). Jika harga X per unit Rp 100, berapa unit X
harus dikonsumsi agar tercapai kepuasan
maksimum ?
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Jawab:
a) Diket. TU = 1000 X – 5 X2
syarat kepuasan maks. adalah MUX = 0
1000 – 10 X = 0
X = 1000 / 10 = 100
Jadi harus konsumsi sebanyak 100 unit X.
Dengan total utility sebesar:
TU = 1000 (100) – 5 (100)2
TU = 50.000
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Jawab:
b) Jika ada harga, maka syarat kepuasan maks.
MUX = PX
1000 – 10 X = 100
900 = 10 X
X = 90
Jadi, kepuasan maks. pada X = 90 dg P = 100
TU = 1000 (90) – 5 (90)2
= 49.500
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Contoh 2:
Diketahui: TUX = 400x – 2 X2
TUY = 600y – 3 Y2
PX = 10
PY = 20
I = 800
Ditanyakan: Kapan kepuasan maksimum tercapai?
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Jawab:

Kali silang, jadi :
8000 – 80 X = 6000 – 60 Y
80 X – 60 Y = 2000……..….(1) dari 8000-6000
 PX . X + PY . Y = I
10 X + 20 Y = 800 ………………………...(2)
20
6
600
10
4X
-
400
P
MU
P
MU
Y
Y
X
X Y



Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Kemudian pers. (1) dan (2) kita eliminasi & substitusi
80 X – 60 Y = 2000 1 80 X – 60 Y = 2000
10 X + 20 Y = 800 3 30 X + 60 Y = 2400 (+)
110 X = 4400
X = 40
Masukan ke salah satu pers. di atas, misal pers. 1.
80 X – 60 Y = 2000
80 (40) – 60 Y = 2000
3200 – 60 Y = 2000, diperoleh Y = 20
Jadi, kepuasan maksimum tercapai ketika konsumsi X
sebanyak 40 dan Y sebanyak 20
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Kelemahan dan Kritik Terhadap
Pendekatan Kardinal
1. Sifat subjektif dari daya guna dan tidak
adanya alat ukur yang tepat dan sesuai,
maksudnya asumsi dasar bahwa kepuasan
konsumen dapat diukur dengan satuan
rupiah atau util penerapannya akan sulit
dilakukan. Di samping itu, nilai dari daya
guna suatu barang sangat bergantung pada
penilainya, sehingga akan sulit untuk
membuat generalisasi dari analisis seseorang
atau sekelompok orang.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Kelemahan dan Kritik Terhadap
Pendekatan Kardinal
2. Constant marginal utility of money. Biasanya
makin banyak seseorang memiliki uang
maka penilaian terhadap satuan uang itu
makin rendah. Oleh sebab itu, nilai uang
yang tetap masih diragukan.
3. Diminishing marginal utility sangat sulit
diterima sebagai aksioma, sebab
penilaiannya dari segi psikologis yang sangat
sukar.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Ordinal
(Ordinal Approach).
2
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Ordinal
 Bahwa daya guna suatu barang tidak
perlu diukur, cukup untuk diketahui dan
konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi
sekelompok barang.
 Tokohnya adalah J. Hicks dan R.J.
Allen.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Ordinal
 Pendekatan yang dipakai dalam ordinal
adalah Indifference Curve (IC).
 Indifference Curve (IC) yaitu kurva yang
menunjukkan kombinasi dua macam
barang konsumsi yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Asumsi Pendekatan Ordinal
1. Konsumen rasional;
2. Konsumen mempunyai pola preferensi
terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya
guna;
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang
tertentu;
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Asumsi Pendekatan Ordinal
4. Konsumen selalu berusaha mencapai
kepuasan maksimum;
5. Konsumen konsisten, artinya bila A lebih
dipilih daripada B karena A lebih disukai
daripada B, dan tidak berlaku sebaliknya B
lebih disukai daripada A;
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih
disukai daripada B, dan B lebih disukai
daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Ordinal
Dasar pemikiran dari
pendekatan ini adalah semakin
banyak barang yang dikonsumsi
semakin memberikan kepuasan
terhadap konsumen.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Indifference Curve (IC)
Y
X
IC1
IC2
IC3
IC4
T . Bliss point
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
1. Turun dari kiri atas ke kanan bawah;
Implikasinya antar-barang harus terjadi trade
off atau saling meniadakan.
2. Cembung ke arah titik origin;
 Disebabkan oleh adanya MRS (Marginal Rate of
Substitution),
 MRS adalah kesediaan konsumen untuk
melepaskan satu satuan barang X untuk
mendapatkan satu satuan barang Y dengan
tingkat kepuasan yang sama.
MRSBA = MUA / MUB = PA / PB
Indifference Curve (IC)
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
3. Tidak saling berpotongan.
Hal ini berlaku asas transitif di atas.
Masing-masing kurva indeferen
menunjukkan tingkat kepuasan masing-
masing.
4. Kurva IC yang lebih tinggi lebih disukai
oleh konsumen rasional daripada kurva
yang lebih rendah.
Indifference Curve (IC)
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Property 1: IC Turun dari kiri atas ke
kanan bawah.
Quantity
of Y
Quantity
of X
0
Indifference
curve, IC1
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
1
MRS = 1
8
3
Indifference
curve
A
Property 2: IC Cembung ke arah titik
origin.
Quantity
of Y
Quantity
of X
0
14
2
3
7
B
1
MRS = 6
4
6
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Property 3: Indifference curves Tidak
saling berpotongan
Quantity
of Y
Quantity
of X
0
C
A
B
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Property 4: Kurva IC yang lebih tinggi
lebih disukai daripada kurva
yang lebih rendah
Quantity
of Y
Quantity
of X
0
C
B
A
D
Indifference
curve, IC1
IC2
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Dua Contoh Kurva Indefern yang
Ekstrem
Substitusi Sempurna
Komplementer Sempurna
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Substitusi Sempurna
Dua barang dengan kurva indeferen
berbentuk garis lurus disebut perfect
substitutes.
 Tingkat substitusi marjinalnya (MRS)
adalah konstan, karenanya kurva IC
berbentuk garis lurus.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perfect Substitutes
Uang Sen
0
Uang
Perak
2
1
4
2
IC1
IC2
6
3
IC3
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perfect Complements
Dua barang dengan kurva
indeferen berbentuk sudut
siku-siku.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perfect Complements
Sepatu kanan
0
Sepatu
kiri
7
5
7
5 IC1
IC2
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Slope Indefference Curve, IC
 Slope atau kemiringan IC dapat diturunkan dari
fungsi utilitasnya.
 Apabila U = f (X, Y) maka slope IC dapat
diperoleh sebagai berikut:
Turunan totalnya menjadi:
Sehingga dapat disederhanakan menjadi:
dU0 = dXMUX + dYMUY














dY
dU
dY
dX
dU
dX
dU0
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Slope Indefference Curve, IC
Syaratnya dU0 = 0 , maka:
Jadi, yang merupakan slope dari IC adalah :
Analisis slope dari IC ini sangat penting karena
menunjukkan bagaimana suatu barang bisa
digantikan (substitusi) dengan barang lain
sementara kepuasan tetap dijaga konstan.
Y
X
MU
MU
dX
dY


Y
X
MU
MU
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Marginal Rate of Substitution,
MRS
 Slope IC ini dikenal dengan istilah MRS
(Marginal Rate of Substitution).
 MRS yaitu tingkat dimana barang X bisa
disubstitusikan dengan barang Y sementara
kepuasan tetap konstan di sepanjang kurva
IC.
 MRS secara matematis dapat ditulis:
Y
X
YX
MU
MU
dX
dY
MRS 

Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Marginal Rate of Substitution,
MRS
 Dengan persamaan di atas, MRS akan sama
dengan nol apabila Marginal Utility sama
dengan nol.
 Misalnya, MRSYX = 2
berarti untuk menambah satu unit barang X harus
mengorbankan 2 unit barang Y.
 Nilai MRS makin lama makin kecil.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Batasan Anggaran
(The Budget Constraint)
 The budget constraint refers to the
limits imposed on household choices
by income, wealth, and product prices.
 A choice set or opportunity set is the set
of options that is defined by a budget
constraint.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Batasan Anggaran
(The Budget Constraint)
 A budget constraint separates those
combinations of goods and services
that are available, given limited
income, from those that are not.
The available combinations make
up the opportunity set.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Choice Set or Opportunity Set
Possible Budget Choices of a Person Earning $1,000 Per
Month After Taxes
MONTHLY OTHER
OPTION RENT FOOD EXPENSES TOTAL AVAILABLE?
A $ 400 $250 $350 $1,000 Yes
B 600 200 200 1,000 Yes
C 700 150 150 1,000 Yes
D 1,000 100 100 1,200 No
• The real cost of a good or service is its opportunity
cost, and opportunity cost is determined by relative
prices.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Batasan Anggaran
(The Budget Constraint)
 Apabila pendapatan konsumen dialokasikan membeli dua
jenis barang,X dan Y, maka persamaan pendapatan
konsumen ditulis:
dimana: I = pendapatan konsumen
X = jumlah barang X yang dibeli
Y = jumlah barang Y yang dibeli
PX = harga barang X
PY = harga barang Y
I X P Y P
X Y
 
. .
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
I X P Y P
I
P
X P
P
Y
Y
I
P
P
P
X
X Y
Y
X
Y
Y
X
Y
 
 
 
. .
.
I X P Y P
X Y
 
. .
Garis Anggaran
(Budget Line, BL)
Budget Line menunjukkan jumlah maksimum dua
jenis barang, X dan Y, yang dapat dibeli dengan
sejumlah pendapatan tertentu.
• Kita dapat menurunkan
budget line dari persamaan
pendapatan, seperti berikut
ini:
Budget Line
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Garis Anggaran
(Budget Line, BL)
 Keterbatasan pendapatan konsumen
digambarkan dengan Budget Line.
 Budget Line adalah garis yang menunjukkan
berbagai kombinasi dari dua macam barang
yang berbeda yang dapat dibeli oleh konsumen
dengan pendapatan tertentu.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
The Budget Line, BL
 Intersep Y dari BL
menunjukkan
sejumlah barang Y
yang dapat dibeli
ketika semua
pendapatan
dibelanjakan untuk Y
Y
I
P
P
P
X
Y
X
Y
 
I
PY

P
P
X
Y
• slope dari persamaan
budget line adalah
rasio dari harga
tersebut.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perubahan Harga dan Pendapatan
 Perubahan pada harga akan menyebabkan
perubahan pada Budget Line.
Perubahan pada harga akan menyebabkan
BL berputar.
 Jika harga X naik maka BL akan
berputar searah jarum jam.
 Jika harga X turun maka BL akan
berputar berlawanan dengan jarum jam.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perubahan pada harga akan
menyebabkan BL berputar
Y Y
X X
Kasus PX naik Kasus PX turun
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perubahan Harga dan Pendapatan
 Perubahan pada pendapatan akan menyebabkan
perubahan pada Budget Line.
Perubahan pada pendapatan akan
menyebabkan BL bergeser.
 Jika pendapatan semakin kecil BL akan
bergeser ke kiri.
 Jika pendapatan semakin besar BL akan
bergeser ke kanan.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Perubahan pada pendapatan
akan menyebabkan BL bergeser
Ketika pendapatan naik
Ketika pendapatan turun
Y
X
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Keseimbangan Konsumen
Keseimbangan konsumen akan digambarkan
dengan persinggungan antara Budget Line dan
Indefference Curve.
Persinggungan antara Budget Line dan
Indefference Curve ini akan menggambarkan
kombinasi barang yang diinginkan konsumen,
berarti dicapai kepuasan maksimum.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Keseimbangan Konsumen
Pada titik keseimbangan itu berlaku :
slope BL sama dengan slope IC
atau
P
P
MU
MU
Y
X
Y
x

Y
Y
X
X
P
MU
P
MU

Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
The Consumer’s Optimum...
Quantity
of X
Quantity
of Y
0
IC1
IC2
IC3
Budget Line
A
B
Optimum
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Jika fungsi utilitas U = f (X,Y) dan
I = X . PX + Y . PY
Ditanya kapan kepuasan maks. tercapai?
Dapata dipakai formula :
Y
Y
X
X
Y
X
Y
x
P
MU
P
MU
atau
P
P
MU
MU


Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Pendekatan Matematis
Selain itu dapat dipakai Lagrange equation:
M = U = f (X,Y) + λ ( I – X . PX – Y . PY )
Penyelesaiannya adalah:
dM / dX = 0 atau UX – λ PX = 0
dM / dY = 0 atau UX – λ PY = 0
dM / dI = 0 atau I – X . PX – Y . PY = 0
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Contoh soal
Diketahui PX1 = $1 dan PX2 = $2. Pendapatan konsumen
sebanyak $15. Apabila konsumen punya fungsi utilitas
U = X1
2 + X2
2
Kapan kepuasan konsumen tercapai ?
Jawab:
Diperoleh: M = X1
2 + X2
2 + λ (15 – X1 – 2X2)
Kemudian dicari turunan parsialnya sbb:
dM/dX1 = 2X1 – λ = 0 : x 2 : 4X1 - 2λ = 0
dM/dX2 = 2X2 – 2λ = 0 : x 1 : 2X2 - 2λ = 0 (-)
4X1 – 2X2 = 0
X2 = 2 X1
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Contoh soal
dM / dI = 15 – X1 – 2X2 = 0
15 – X1 – 2(2X1) = 0
15 – 5 X1 = 0
X1 = 3
X2 = 2 X1 = 2 (3) = 6
Jadi, konsumen membelanjakan pendapatannya untuk
barang X1 sebanyak 3 unit dan X2 sebanyak 6 unit adan
akan mencapai kepuasan tertinggi sebesar 45.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Deriving the Demand Curve
A consumer’s demand curve can be
viewed as a summary of the optimal
decisions that arise from his or her
budget constraint and indifference
curves.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Deriving the Demand Curve...
(a) The Consumer’s Optimum (b) The Demand Curve for Pepsi
IC1
IC2
A
B
Initial budget
constraint
New budget constraint
50
150
Quantity
of X
Quantity
of Y
0 0 Quantity
of Y
50 150
1
$2
Price of Y
A
B
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Penurunan Fungsi Permintaan Individu
IC2
IC1
E2
E1
X1 X2 X
X
X1 X2
PX1
PX2
Y1
Y2
Y
P
D
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Kritik Terhadap Pendekatan Ordinal
1. Adanya asumsi convexity dari indifference
curve masih diragukan.
2. Tidak menganalisis efek adanya advertising,
perilaku masa lampau (past behaviour),
persediaan, perilaku konsumsi irasional yang
nantinya akan menambah efek demonstrasi
(demonstrasi effect) dan lain sebagainya.
Padahal efek yang ditimbulkan permasalahan
yang irasional ini sangat penting bagi para
pembuat keputusan, misalnya dalam
penentuan harga dan output dari produsen.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Kritik Terhadap Pendekatan Ordinal
3. Rasionality dari konsumen dalam membuat
ranking atau order dari kepuasan atau daya
guna yang diperoleh juga masih
dipertanyakan.
4. Merupakan pengembangan dari teori perilaku
konsumen pendekatan cardinal dengan
mengganti asumsi yang sangat lemah seperti
ukuran cardinal menjadi ordinal dan
dikeluarkannya asumsi constant marginal
utility of money.
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
Keunggulan Pendekatan Ordinal
1. Merupakan frame work dari teori surplus
konsumen (consumer’s surplus) yang
merupakan salah satu alat ukuran yang
penting dalam teori kesejahteraan ekonomi.
2. Dapat menentukan apakah hubungan dua
macam barang itu substitusi (Eyx > 0) atau
komplemen (Eyx < 0) yang dapat dilihat dari
elastisitas harga silang (cross elasticity).
Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
QUIZ

More Related Content

What's hot

Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
 
Konsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB IIIKonsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB IIIFox Broadcasting
 
Mikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirnoMikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirnoyaserli putra
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)Ancilla Kustedjo
 
Tm5&amp;6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp; tugas
Tm5&amp;6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp;  tugasTm5&amp;6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp;  tugas
Tm5&amp;6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp; tugasRisyad Derajat
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaranPpt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaranSri Siswaty Tahir
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)
DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)
DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)nindyaagassi
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 

What's hot (20)

Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Konsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB IIIKonsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB III
 
Mikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirnoMikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirno
 
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajakSurplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
 
Pertemuan xi pasar monopoli
Pertemuan xi pasar monopoliPertemuan xi pasar monopoli
Pertemuan xi pasar monopoli
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
 
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptxPERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
 
Tm5&amp;6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp; tugas
Tm5&amp;6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp;  tugasTm5&amp;6) bab 3   keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp;  tugas
Tm5&amp;6) bab 3 keseimb. pasar, pajak, subsidi, &amp; tugas
 
oligopoli lanjutan
oligopoli lanjutanoligopoli lanjutan
oligopoli lanjutan
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaranPpt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)
DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)
DIFFERENSIAL (Matematika Bisnis)
 
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptxPERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidiPertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 

Similar to 8. Teori Perilaku Konsumen.ppt

Perilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsenPerilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsenenthusiasm loma
 
perilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesiaperilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesiaAstana Ilmu
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptPertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptWahdaNhia
 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinalPertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinalUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinalPertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinalUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinalPertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinalUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Optimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptxOptimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptxRahmadKhadafi2
 
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan AplikasinyaPerilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan AplikasinyaMuhammad Khoirul Fuddin
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat pengunaSukhairi Husain
 
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceCh 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceAr Tinambunan
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfPPGhybrid3
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1muliajayaabadi
 

Similar to 8. Teori Perilaku Konsumen.ppt (20)

Perilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsenPerilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsen
 
Perilaku konsumen ( kardinal)
Perilaku konsumen ( kardinal)Perilaku konsumen ( kardinal)
Perilaku konsumen ( kardinal)
 
pendekatan kardinal
pendekatan kardinalpendekatan kardinal
pendekatan kardinal
 
Teori perilaku konsumen2
Teori perilaku konsumen2Teori perilaku konsumen2
Teori perilaku konsumen2
 
Maya ajar 2015
Maya ajar 2015Maya ajar 2015
Maya ajar 2015
 
perilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesiaperilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesia
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptPertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinalPertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinalPertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
 
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinalPertemuan vi teori perilaku konsumen  pendekatan kardinal
Pertemuan vi teori perilaku konsumen pendekatan kardinal
 
Compilation micro
Compilation microCompilation micro
Compilation micro
 
Optimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptxOptimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptx
 
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan AplikasinyaPerilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat penguna
 
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceCh 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & Choice
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
 

More from AndriFriyanto1

Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAWSejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAWAndriFriyanto1
 
Pengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptx
Pengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptxPengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptx
Pengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptxAndriFriyanto1
 
Indonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptx
Indonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptxIndonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptx
Indonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptxAndriFriyanto1
 
Pertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptx
Pertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptxPertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptx
Pertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptxAndriFriyanto1
 
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptxStrategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptxAndriFriyanto1
 
DZIKIR 99 asma'ul husna.pptx
DZIKIR 99 asma'ul husna.pptxDZIKIR 99 asma'ul husna.pptx
DZIKIR 99 asma'ul husna.pptxAndriFriyanto1
 

More from AndriFriyanto1 (6)

Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAWSejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
 
Pengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptx
Pengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptxPengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptx
Pengenalan-Budaya-Positif-di-Kelas-atau-Sekolah.pptx
 
Indonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptx
Indonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptxIndonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptx
Indonesian Culture Studies Major for College by Slidesgo.pptx
 
Pertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptx
Pertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptxPertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptx
Pertemuan 3 Keuangan Inklusif.pptx
 
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptxStrategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
Strategi Penerapan Merdeka Belajar.pptx
 
DZIKIR 99 asma'ul husna.pptx
DZIKIR 99 asma'ul husna.pptxDZIKIR 99 asma'ul husna.pptx
DZIKIR 99 asma'ul husna.pptx
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

8. Teori Perilaku Konsumen.ppt

  • 1. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana TEORI PERILAKU KONSUMEN Chapter 8 Copyright © 2006 by Lab. Ekop, Inc. All rights reserved. Requests for permission to make copies of any part of the work should be mailed to: Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Lab Ekop Publishers, Jl. Setiabudi 229 Bandung Telp. 2013163-2523
  • 2. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perilaku Konsumen …… Timbul akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi, dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya agar diperoleh kepuasan yang maksimal di sisi lainnya.
  • 3. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Teori Perilaku Konsumen  Intinya akan jelaskan bagaimana fungsi permintaan konsumen itu terbentuk dan kapan kepuasan konsumen itu tercapai.  Juga akan jelaskan bagaimana konsumen mengambil berbagai keputusan dalam menghadapi “tradeoff” dan bagaimana mereka merespons perubahan-perubahan di lingkungan mereka.
  • 4. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana 4 Pendekatan Bahas Perilaku Konsumen 1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). 2. Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach). 3. Pendekatan Revealed Preference. 4. Pendekatan Atribute.
  • 5. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach) 1
  • 6. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Kardinal  Bahwa daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subjek yang menilai.  Tokohnya adalah ahli ekonomi aliran subjektif dari Austria seperti : Gossen, Yeavon, dan walras.
  • 7. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Asumsi Pendekatan Kardinal 1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya. 2. Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut. 3. Pendapatan konsumen tetap.
  • 8. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Asumsi Pendekatan Kardinal 4. Constant marginal utility of money, artinya uang mempunyai nilai subjektif yang tetap. 5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Misalnya: U = f (X1, X2, …., Xn) maka U = U1 (X1) + U2 (X2) + ... Un (Xn). Sedangkan independent mengandung pengertian bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3 …Xn dan sebaliknya.
  • 9. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Kardinal  Dalam pendekatan kardinal yang digunakan adalah pendekatan Guna Batas (Marginal Utility, MU).  MU adalah tambahan kepuasan sebagai akibat bertambahnya satu satuan barang yang dikonsumsi.  Marginal Utility ini diturunkan dari Total Utility, di mana Total Utility menunjukkan jumlah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi berbagai jumlah barang.
  • 10. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Total Utility, TU TU = f (X1, X2, …., Xn)  Apabila hanya ada satu barang yang dikonsumsi maka: TU = f (X)  Berdasarkan fungsi Total Utility di atas dapat diturunkan marginal utility sebagai berikut: MU = dTU / dX
  • 11. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Total Utility, TU TU TU X
  • 12. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Total Utility, TU  Fungsi utilitas pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin banyak barang X yang dibeli maka semakin tinggi tingkat kepuasan, namun sampai mencapai titik maksimum, tambahan barang X yang dikonsumsi oleh konsumen justru akan menurunkan kepuasan konsumen.  Hal ini sesuai dengan Hukum Gossen I, bahwa jika kebutuhan seseorang itu dipenuhi secara terus-menerus maka kepuasannya akan semakin menurun.
  • 13. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Marginal Utility, MU MUX X MUX Semakin banyaknya barang yang dikonsumsi maka daya guna marginal (tambahan kepuasan) semakin berkurang, bahkan setelah mencapai titik tertentu menjadi negatif.
  • 14. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Diminishing Marginal Utility The law of diminishing marginal utility: The more of one good consumed in a given period, the less satisfaction (utility) generated by consuming each additional (marginal) unit of the same good.
  • 15. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Diminishing Marginal Utility  Total utility increases at a decreasing rate, while marginal utility decreases. TRIPS TO CLUB TOTAL UTILITY 0 0 1 12 12 2 22 10 3 28 6 4 32 4 5 34 2 6 34 0 MARGINAL UTLITY Total Utility and Marginal Utility of Trips to the Club Per Week
  • 16. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Keseimbangan 1 Jenis Barang  Apabila harga barang X adalah Px, maka pengeluaran konsumen pada barang X adalah: Px . X.  Anggap fungsi utilitasnya adalah U (X) maka dapat dicari nilai guna maksimumnya, yaitu selisih terbesar antara U (X) dan Px . X , sebagai berikut: Max. M = U (X) – Px. X
  • 17. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Keseimbangan 1 Jenis Barang  Syaratnya adalah: dM / dX = 0 , sehingga: dTU (X) / dX – d (Px.X) / dX = 0  karena dTU (X) / dX = Mux , dan d (Px .X) / dX = Px , maka: MUx – Px = 0 atau MUX = PX
  • 18. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Keseimbangan 1 Jenis Barang  Jadi, keseimbangan terjadi jika daya guna marjinal sama dengan harga barang.  Dengan kata lain, tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen harus sama dengan sejumlah pengorbanannya yaitu uang yang dapat dibelikan barang lain yaitu sebesar Px.  Berdasarkan aksioma bahwa nilai guna marjinal akan turun karena bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi, maka fungsi permintaan barang X dapat diturunkan sebagai berikut:
  • 19. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Gambar : Penurunan Fungsi Permintaan TU TU X X X MUX MUX1 MUX2 X1 X1 X2 X2 PX PX1 PX2 D
  • 20. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana The Diamond / Water Paradox The diamond/water paradox states that: 1. the things with the greatest value in use frequently have little or no value in exchange, and 2. the things with the greatest value in exchange frequently have little or no value in use.
  • 21. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana  Apabila konsumen mengkonsumsi dua macam barang, misalnya X1 dan X2 , maka fungsi utilitasnya menjadi: U = f (X1 , X2) , atau U = UX1 + UX2  Pengeluaran konsumen menjadi I = PX1 . X1 + PX1 . X2 , sehingga maksimum kepuasannya menjadi: M = UX1 + UX2 , λ ( I – PX1 . X1 - PX2 . X2 ) Keseimbangan 2 Jenis Barang
  • 22. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana  Syarat maksimum adalah turunan pertamanya sama dengan nol, maka: dM / dX1 = dU (X1) / dX1 – λ . PX1 = 0 ; atau λ = MUX1 / PX1 dM / dX2 = dU (X2) / dX2 – λ . PX2 = 0 ; atau λ = MUX2 / PX2 Keseimbangan 2 Jenis Barang
  • 23. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Jadi, kepuasan konsumen akan dicapai (konsumen akan membelanjakan uangya) jika: 1. MUX1 / PX1 = MUX2 / PX2 , dalam hal ini MUX1 adalah marginal utility dari barang X1 terakhir, sedangkan MUX2 adalah marginal utility dari barang X2 terakhir. 2. Karena konsumen mempunyai pendapatan yang terbatas maka harus dipenuhi juga syarat: I = PX1 . X1 + PX2 . X2 , di mana I = pendapatan konsumen. Keseimbangan 2 Jenis Barang
  • 24. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Contoh 1: Diketahui fungsi guna total suatu produk yang dikonsumsi seseorang adalah TU = 1000 X – 5 X2 a). Berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai kepuasan maksimum ? b). Jika harga X per unit Rp 100, berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai kepuasan maksimum ?
  • 25. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Jawab: a) Diket. TU = 1000 X – 5 X2 syarat kepuasan maks. adalah MUX = 0 1000 – 10 X = 0 X = 1000 / 10 = 100 Jadi harus konsumsi sebanyak 100 unit X. Dengan total utility sebesar: TU = 1000 (100) – 5 (100)2 TU = 50.000
  • 26. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Jawab: b) Jika ada harga, maka syarat kepuasan maks. MUX = PX 1000 – 10 X = 100 900 = 10 X X = 90 Jadi, kepuasan maks. pada X = 90 dg P = 100 TU = 1000 (90) – 5 (90)2 = 49.500
  • 27. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Contoh 2: Diketahui: TUX = 400x – 2 X2 TUY = 600y – 3 Y2 PX = 10 PY = 20 I = 800 Ditanyakan: Kapan kepuasan maksimum tercapai?
  • 28. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Jawab:  Kali silang, jadi : 8000 – 80 X = 6000 – 60 Y 80 X – 60 Y = 2000……..….(1) dari 8000-6000  PX . X + PY . Y = I 10 X + 20 Y = 800 ………………………...(2) 20 6 600 10 4X - 400 P MU P MU Y Y X X Y   
  • 29. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Kemudian pers. (1) dan (2) kita eliminasi & substitusi 80 X – 60 Y = 2000 1 80 X – 60 Y = 2000 10 X + 20 Y = 800 3 30 X + 60 Y = 2400 (+) 110 X = 4400 X = 40 Masukan ke salah satu pers. di atas, misal pers. 1. 80 X – 60 Y = 2000 80 (40) – 60 Y = 2000 3200 – 60 Y = 2000, diperoleh Y = 20 Jadi, kepuasan maksimum tercapai ketika konsumsi X sebanyak 40 dan Y sebanyak 20
  • 30. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Kelemahan dan Kritik Terhadap Pendekatan Kardinal 1. Sifat subjektif dari daya guna dan tidak adanya alat ukur yang tepat dan sesuai, maksudnya asumsi dasar bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satuan rupiah atau util penerapannya akan sulit dilakukan. Di samping itu, nilai dari daya guna suatu barang sangat bergantung pada penilainya, sehingga akan sulit untuk membuat generalisasi dari analisis seseorang atau sekelompok orang.
  • 31. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Kelemahan dan Kritik Terhadap Pendekatan Kardinal 2. Constant marginal utility of money. Biasanya makin banyak seseorang memiliki uang maka penilaian terhadap satuan uang itu makin rendah. Oleh sebab itu, nilai uang yang tetap masih diragukan. 3. Diminishing marginal utility sangat sulit diterima sebagai aksioma, sebab penilaiannya dari segi psikologis yang sangat sukar.
  • 32. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana
  • 33. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach). 2
  • 34. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Ordinal  Bahwa daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.  Tokohnya adalah J. Hicks dan R.J. Allen.
  • 35. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Ordinal  Pendekatan yang dipakai dalam ordinal adalah Indifference Curve (IC).  Indifference Curve (IC) yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
  • 36. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Asumsi Pendekatan Ordinal 1. Konsumen rasional; 2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna; 3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu;
  • 37. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Asumsi Pendekatan Ordinal 4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum; 5. Konsumen konsisten, artinya bila A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, dan tidak berlaku sebaliknya B lebih disukai daripada A; 6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
  • 38. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Ordinal Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin memberikan kepuasan terhadap konsumen.
  • 39. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Indifference Curve (IC) Y X IC1 IC2 IC3 IC4 T . Bliss point
  • 40. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana 1. Turun dari kiri atas ke kanan bawah; Implikasinya antar-barang harus terjadi trade off atau saling meniadakan. 2. Cembung ke arah titik origin;  Disebabkan oleh adanya MRS (Marginal Rate of Substitution),  MRS adalah kesediaan konsumen untuk melepaskan satu satuan barang X untuk mendapatkan satu satuan barang Y dengan tingkat kepuasan yang sama. MRSBA = MUA / MUB = PA / PB Indifference Curve (IC)
  • 41. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana 3. Tidak saling berpotongan. Hal ini berlaku asas transitif di atas. Masing-masing kurva indeferen menunjukkan tingkat kepuasan masing- masing. 4. Kurva IC yang lebih tinggi lebih disukai oleh konsumen rasional daripada kurva yang lebih rendah. Indifference Curve (IC)
  • 42. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Property 1: IC Turun dari kiri atas ke kanan bawah. Quantity of Y Quantity of X 0 Indifference curve, IC1
  • 43. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana 1 MRS = 1 8 3 Indifference curve A Property 2: IC Cembung ke arah titik origin. Quantity of Y Quantity of X 0 14 2 3 7 B 1 MRS = 6 4 6
  • 44. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Property 3: Indifference curves Tidak saling berpotongan Quantity of Y Quantity of X 0 C A B
  • 45. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Property 4: Kurva IC yang lebih tinggi lebih disukai daripada kurva yang lebih rendah Quantity of Y Quantity of X 0 C B A D Indifference curve, IC1 IC2
  • 46. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Dua Contoh Kurva Indefern yang Ekstrem Substitusi Sempurna Komplementer Sempurna
  • 47. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Substitusi Sempurna Dua barang dengan kurva indeferen berbentuk garis lurus disebut perfect substitutes.  Tingkat substitusi marjinalnya (MRS) adalah konstan, karenanya kurva IC berbentuk garis lurus.
  • 48. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perfect Substitutes Uang Sen 0 Uang Perak 2 1 4 2 IC1 IC2 6 3 IC3
  • 49. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perfect Complements Dua barang dengan kurva indeferen berbentuk sudut siku-siku.
  • 50. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perfect Complements Sepatu kanan 0 Sepatu kiri 7 5 7 5 IC1 IC2
  • 51. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Slope Indefference Curve, IC  Slope atau kemiringan IC dapat diturunkan dari fungsi utilitasnya.  Apabila U = f (X, Y) maka slope IC dapat diperoleh sebagai berikut: Turunan totalnya menjadi: Sehingga dapat disederhanakan menjadi: dU0 = dXMUX + dYMUY               dY dU dY dX dU dX dU0
  • 52. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Slope Indefference Curve, IC Syaratnya dU0 = 0 , maka: Jadi, yang merupakan slope dari IC adalah : Analisis slope dari IC ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana suatu barang bisa digantikan (substitusi) dengan barang lain sementara kepuasan tetap dijaga konstan. Y X MU MU dX dY   Y X MU MU
  • 53. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Marginal Rate of Substitution, MRS  Slope IC ini dikenal dengan istilah MRS (Marginal Rate of Substitution).  MRS yaitu tingkat dimana barang X bisa disubstitusikan dengan barang Y sementara kepuasan tetap konstan di sepanjang kurva IC.  MRS secara matematis dapat ditulis: Y X YX MU MU dX dY MRS  
  • 54. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Marginal Rate of Substitution, MRS  Dengan persamaan di atas, MRS akan sama dengan nol apabila Marginal Utility sama dengan nol.  Misalnya, MRSYX = 2 berarti untuk menambah satu unit barang X harus mengorbankan 2 unit barang Y.  Nilai MRS makin lama makin kecil.
  • 55. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Batasan Anggaran (The Budget Constraint)  The budget constraint refers to the limits imposed on household choices by income, wealth, and product prices.  A choice set or opportunity set is the set of options that is defined by a budget constraint.
  • 56. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Batasan Anggaran (The Budget Constraint)  A budget constraint separates those combinations of goods and services that are available, given limited income, from those that are not. The available combinations make up the opportunity set.
  • 57. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Choice Set or Opportunity Set Possible Budget Choices of a Person Earning $1,000 Per Month After Taxes MONTHLY OTHER OPTION RENT FOOD EXPENSES TOTAL AVAILABLE? A $ 400 $250 $350 $1,000 Yes B 600 200 200 1,000 Yes C 700 150 150 1,000 Yes D 1,000 100 100 1,200 No • The real cost of a good or service is its opportunity cost, and opportunity cost is determined by relative prices.
  • 58. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Batasan Anggaran (The Budget Constraint)  Apabila pendapatan konsumen dialokasikan membeli dua jenis barang,X dan Y, maka persamaan pendapatan konsumen ditulis: dimana: I = pendapatan konsumen X = jumlah barang X yang dibeli Y = jumlah barang Y yang dibeli PX = harga barang X PY = harga barang Y I X P Y P X Y   . .
  • 59. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana I X P Y P I P X P P Y Y I P P P X X Y Y X Y Y X Y       . . . I X P Y P X Y   . . Garis Anggaran (Budget Line, BL) Budget Line menunjukkan jumlah maksimum dua jenis barang, X dan Y, yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan tertentu. • Kita dapat menurunkan budget line dari persamaan pendapatan, seperti berikut ini: Budget Line
  • 60. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Garis Anggaran (Budget Line, BL)  Keterbatasan pendapatan konsumen digambarkan dengan Budget Line.  Budget Line adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua macam barang yang berbeda yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan tertentu.
  • 61. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana The Budget Line, BL  Intersep Y dari BL menunjukkan sejumlah barang Y yang dapat dibeli ketika semua pendapatan dibelanjakan untuk Y Y I P P P X Y X Y   I PY  P P X Y • slope dari persamaan budget line adalah rasio dari harga tersebut.
  • 62. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perubahan Harga dan Pendapatan  Perubahan pada harga akan menyebabkan perubahan pada Budget Line. Perubahan pada harga akan menyebabkan BL berputar.  Jika harga X naik maka BL akan berputar searah jarum jam.  Jika harga X turun maka BL akan berputar berlawanan dengan jarum jam.
  • 63. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perubahan pada harga akan menyebabkan BL berputar Y Y X X Kasus PX naik Kasus PX turun
  • 64. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perubahan Harga dan Pendapatan  Perubahan pada pendapatan akan menyebabkan perubahan pada Budget Line. Perubahan pada pendapatan akan menyebabkan BL bergeser.  Jika pendapatan semakin kecil BL akan bergeser ke kiri.  Jika pendapatan semakin besar BL akan bergeser ke kanan.
  • 65. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Perubahan pada pendapatan akan menyebabkan BL bergeser Ketika pendapatan naik Ketika pendapatan turun Y X
  • 66. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Keseimbangan Konsumen Keseimbangan konsumen akan digambarkan dengan persinggungan antara Budget Line dan Indefference Curve. Persinggungan antara Budget Line dan Indefference Curve ini akan menggambarkan kombinasi barang yang diinginkan konsumen, berarti dicapai kepuasan maksimum.
  • 67. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Keseimbangan Konsumen Pada titik keseimbangan itu berlaku : slope BL sama dengan slope IC atau P P MU MU Y X Y x  Y Y X X P MU P MU 
  • 68. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana The Consumer’s Optimum... Quantity of X Quantity of Y 0 IC1 IC2 IC3 Budget Line A B Optimum
  • 69. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Jika fungsi utilitas U = f (X,Y) dan I = X . PX + Y . PY Ditanya kapan kepuasan maks. tercapai? Dapata dipakai formula : Y Y X X Y X Y x P MU P MU atau P P MU MU  
  • 70. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Pendekatan Matematis Selain itu dapat dipakai Lagrange equation: M = U = f (X,Y) + λ ( I – X . PX – Y . PY ) Penyelesaiannya adalah: dM / dX = 0 atau UX – λ PX = 0 dM / dY = 0 atau UX – λ PY = 0 dM / dI = 0 atau I – X . PX – Y . PY = 0
  • 71. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Contoh soal Diketahui PX1 = $1 dan PX2 = $2. Pendapatan konsumen sebanyak $15. Apabila konsumen punya fungsi utilitas U = X1 2 + X2 2 Kapan kepuasan konsumen tercapai ? Jawab: Diperoleh: M = X1 2 + X2 2 + λ (15 – X1 – 2X2) Kemudian dicari turunan parsialnya sbb: dM/dX1 = 2X1 – λ = 0 : x 2 : 4X1 - 2λ = 0 dM/dX2 = 2X2 – 2λ = 0 : x 1 : 2X2 - 2λ = 0 (-) 4X1 – 2X2 = 0 X2 = 2 X1
  • 72. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Contoh soal dM / dI = 15 – X1 – 2X2 = 0 15 – X1 – 2(2X1) = 0 15 – 5 X1 = 0 X1 = 3 X2 = 2 X1 = 2 (3) = 6 Jadi, konsumen membelanjakan pendapatannya untuk barang X1 sebanyak 3 unit dan X2 sebanyak 6 unit adan akan mencapai kepuasan tertinggi sebesar 45.
  • 73. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Deriving the Demand Curve A consumer’s demand curve can be viewed as a summary of the optimal decisions that arise from his or her budget constraint and indifference curves.
  • 74. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Deriving the Demand Curve... (a) The Consumer’s Optimum (b) The Demand Curve for Pepsi IC1 IC2 A B Initial budget constraint New budget constraint 50 150 Quantity of X Quantity of Y 0 0 Quantity of Y 50 150 1 $2 Price of Y A B
  • 75. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Penurunan Fungsi Permintaan Individu IC2 IC1 E2 E1 X1 X2 X X X1 X2 PX1 PX2 Y1 Y2 Y P D
  • 76. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Kritik Terhadap Pendekatan Ordinal 1. Adanya asumsi convexity dari indifference curve masih diragukan. 2. Tidak menganalisis efek adanya advertising, perilaku masa lampau (past behaviour), persediaan, perilaku konsumsi irasional yang nantinya akan menambah efek demonstrasi (demonstrasi effect) dan lain sebagainya. Padahal efek yang ditimbulkan permasalahan yang irasional ini sangat penting bagi para pembuat keputusan, misalnya dalam penentuan harga dan output dari produsen.
  • 77. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Kritik Terhadap Pendekatan Ordinal 3. Rasionality dari konsumen dalam membuat ranking atau order dari kepuasan atau daya guna yang diperoleh juga masih dipertanyakan. 4. Merupakan pengembangan dari teori perilaku konsumen pendekatan cardinal dengan mengganti asumsi yang sangat lemah seperti ukuran cardinal menjadi ordinal dan dikeluarkannya asumsi constant marginal utility of money.
  • 78. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana Keunggulan Pendekatan Ordinal 1. Merupakan frame work dari teori surplus konsumen (consumer’s surplus) yang merupakan salah satu alat ukuran yang penting dalam teori kesejahteraan ekonomi. 2. Dapat menentukan apakah hubungan dua macam barang itu substitusi (Eyx > 0) atau komplemen (Eyx < 0) yang dapat dilihat dari elastisitas harga silang (cross elasticity).
  • 79. Chapter 8 Teori Perilaku Konsumen Yana Rohmana QUIZ