SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Jurnal Ekonomi MODERNISASI
Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan Malang
http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id
Sri Wilujeng, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
19
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Sri Wilujeng
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku
tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis terhadap
kinerja karyawan dan untuk menganalisis kepemimpinan
situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan
kematangan psikologis, mana yang lebih berpengaruh dominan
terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam di Kediri, Jawa
Timur. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian
eksplanasi yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan bagaimana
variabel-variabel yang diteliti akan menjelaskan obyek yang diteliti
melalui data yang terkumpul. Pengumpulan data dengan
menggunakan teknik survai. Berdasarkan hasil analisis maka dapat
disimpulkan dari ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan, dan variabel yang paling berpengaruh dominan
terhadap kinerja karyawan adalah kematangan psikologis
karyawan.
Kata kunci: Kepemimpinan situasional, kinerja karyawan
Organisasi yang berhasil memiliki sebuah ciri utama yang
membedakannya dengan organisasi yang tidak berhasil, yaitu kepemimpinan yang
dinamis dan efektif. Melalui model kepemimpinan yang dimiliki seorang
pemimpin, ia akan mentransfer beberapa nilai seperti penekanan kelompok,
dukungan dari orang-orang/karyawan, toleransi terhadap resiko, kriteria
pengupahan dan sebagainya. Pada sisi lain, pegawai akan membentuk suatu
persepsi subyektif mengenai dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi sesuai
dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pimpinan melalui model kepemimpinan.
Model kepemimpinan seorang pemimpin akan signifikan dengan kondisi
kerja, dimana akan berhubungan dengan bagaimana karyawan menerima suatu
model kepemimpinan, senang atau tidak, suka atau tidak.Di satu sisi model
kepemimpinan tertentu dapat menyebabkan peningkatan kinerja disisi lain dapat
menyebabkan penurunan kinerja, karena kepemimpinan cenderung mengarahkan
perilaku anggota organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebagaimana
pendapat Siagian (1989): “Bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami
sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200920
orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi itu”. Sedangkan
keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin sangat dipengaruhi oleh perilaku
dalam memimpin. Tentunya kondisi ini diperkirakan akan menjadi sebab adanya
perbedaan persepsi karyawannya sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi
pembentukan motivasi kerja. Perilaku pimpinan yang handal sangat dibutuhkan
untuk memotivasi karyawan agar dapat bekerja dengan baik demi tercapainya
tujuan perusahaan tersebut, karena kepemimpinan adalah suatu proses dalam
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha pencapaian tujuan
(Hersey dan Blanchard, 1992). Jadi penerapan perilaku pimpinan di suatu
organisasi harus mempertimbangkan sifat dan keterampilan tertentu yang dimiliki
pimpinan, selanjutnya mengadaptasikan sifat dan keterampilannya tersebut dengan
situasi lingkungan maupun kondisi bawahan.
Dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan
sangat diperlukan seorang pemimpin yang menggunakan model kepemimpinan
situasional, yaitu pemimpin yang selain mempunyai kemampuan pribadi, juga
mampu membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya. Dalam hal ini
kematangan bawahan berkaitan langsung dengan model kepemimpinan yang tepat
untuk diterapkan, agar pimpinan memperoleh ketaatan atau pengaruh yang
memadai. Untuk itu pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang
mendukung para bawahan untuk selalu berprestasi.
Begitu juga pada PT. Gudang Garam, Tbk yang merupakan perusahaan
nasional yang bergerak dalam bidang pengelolaan bahan baku tembakau,
menyadari betul bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor
terpenting bagi PT. Gudang Garam, Tbk untuk menghadapi persaingan dalam
negeri, regional maupun internasional di masa kini maupun di masa mendatang.
Hal ini dipandang perlu karena rokok sebagai salah satu produk yang berperan
aktif dan ikut menunjang dalam pembangunan ekonomi. Selain itu PT. Gudang
Garam, Tbk sebagai perusahaan rokok skala besar di Indonesia dan sebagai
perusahaan publik, bertanggungjawab untuk memenuhi harapan masyarakat
pemegang saham, dikelola secara profesional dan transparan serta pantas
dibandingkan dengan perusahaan unggul lainnya.
Untuk menjaga kredibilitasnya, PT. Gudang Garam, Tbk tidak hanya
menjaga kualitas produk saja, tetapi juga mempertahankan kualitas sumber daya
manusianya melalui pembinaan pegawai yang senantiasa dilakukan dan
ditingkatkan baik melalui in house training, diskusi seminar, pendidikan, pelatihan
dan studi banding, baik di dalam maupun di luar negeri.
Pelaksanaan model kepemimpinan didukung oleh visi dan misi perusahaan
yang menjadi panduan melaksanakan kegiatannya. Visi PT. Gudang Garam, Tbk
adalah menjadi perusahaan yang paling unggul dan senantiasa berkembang sehat di
Asia. Dengan mengacu pada visi itulah PT. Gudang Garam, Tbk membentuk dan
membina model kepemimpinan situasional dan kinerja karyawannya. menjadi
panduan pelaksanaan model kepemimpinan situasional dalam pelaksanaan PT.
Gudang Garam, Tbk selama ini dan diyakini sebagai hal-hal yang menjadi kunci
keberhasilan kinerja karyawannya.
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 21
Dalam mewujudkan kematangan karyawan PT. Gudang Garam, Tbk
memperlakukan pegawainya sebagai mitra usaha dan mitra kerja yang sangat
berharga. PT. Gudang Garam, Tbk memperlakukan pegawainya sebagai mitra
usaha dan mitra kerja yang sangat berharga. Menyadari hal tersebut, kesejahteraan
para pegawai beserta keluarganya sangat diperlukan. Selain gaji dan fasilitas-
fasilitas normatif, untuk menunjang ketenangan dan ketentraman pegawai dalam
bekerja dan berprestasi di lingkungan kerjanya, perusahaan menyediakan berbagai
fasilitas, diantaranya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, baik di dalam
maupun di luar negeri, peluang karir, jaminan kesehatan, sarana dan olah raga,
rumah sakit, rumah peristirahatan, tempat peribadatan, program pension, sekolah
dari TK hingga SMU dan SMK, dan lain-lain. Semua ini bermuara pada satu
tujuan, sumber daya manusia yang mempunyai integritas dan loyalitas yang tinggi.
Secara khusus ada beberapa hal penting yang mendasari penelitian ini
dilakukan pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, yaitu: 1) bahwa kinerja
karyawan PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri secara individu merupakan sesuatu
hal yang dianggap penting, baik bagi karyawan PT. Gudang Garam, Tbk maupun
bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Karena dengan kinerja yang
tinggi lebih besar kemungkinan tercapainya tujuan pribadi maupun tujuan
organisasi/perusahaan. Jadi, model kepemimpinan mempersoalkan bagaimana
caranya mendorong gairah bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan
organisasi. Model kepemimpinan penting, karena dengan model kepemimpinan ini
diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai kinerja
yang tinggi (Hasibuan, 1999:19). Tanpa adanya model kepemimpinan, seseorang
karyawan cenderung tak merasa dibimbing untuk melaksanakan suatu tugas
dengan baik apapun statusnya dalam organisasi tersebut. Jika setiap tugas dapat
dijalankan secara optimal maka dapat diyakini bahwa kinerja karyawan dapat
mewujudkan bagi kepentingan organisasi. Melalui model kepemimpinan
situasional diharapkan mampu mengungkap pengaruh yang diberikan unsur model
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk.; 2) kedua,
yang mendasari pentingnya analisis pengaruh unsure model kepemimpinan
situasional terhadap peningkatan kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk dikaji
melalui penelitian ini adalah bahwa banyak karyawan yang belum dapat
menjalankan tugas secara optimal. Hal ini berkenaan dengan penyelesaian tugas
tidak sesuai dengan waktu dan standar pekerjaan yang telah ditetapkan. Karyawan
terkadang mengejar cepat terselesaikannya tugas atau pekerjaan, sehingga
ketelitian hasil kerja diabaikan. Selain itu pekerjaan juga sering tertunda sehingga
kuantitas hasil kerja yang dicapai tidak optimal.
Berdasarkan uraian tersebut tampak adanya pengaruh kepemimpinan
situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan
psikologis terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa
Timur sebagai hasil interaksi ketiga hal tersebut, manakah yang berpengaruh
dominant terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa
Timur. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200922
1. Menganalisis pengaruh kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku
tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis terhadap kinerja
karyawan pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa Timur.
2. Menganalisis kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku tugas,
perilaku hubungan, dan kematangan psikologis, mana yang berpengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri,
Jawa Timur.
Kepemimpinan Situasional
Kebutuhan untuk memahami kepemimpinan yang dipertautkan dengan
situasi tertentu pada hakekatnya telah dikenal dari penelitian terdahulu seperti studi
Universitas Ohio maupun Michigan. Kepemimpinan situasional Hersey dan
Blanchard dalam Thoha (2001) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di
antara hal-hal berikut:
a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikanoleh pimpinan
b. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
c. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut.
Terdapat dua hal yang diakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya
dalam kepemimpinan situasional ini, yaitu perilaku mengarahkan dan perilaku
mendukung.
Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang
pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam
komunikasi satu arah ini antara lain menetapkan peranan, memberitahukan
pengikut tentang apa yang seharusnya dikerjakan, dan melakukan pengawasan
secara ketat terhadap pengikutnya. Sedangkan perilaku mendukung adalah sejauh
mana pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, berupa memberikan
dukungan atau dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pengikut
dalam pengambilan keputusan (Thoha, 2001).
Gambar 1
Empat Gaya Dasar Kepemimpinan
Tinggi
Paritisipasi
Tinggi dukungan dan
rendah pengarahan
G3
Konsultasi
Tinggi pengarahan dan
tinggi dukungan
G2
Delegasi
Rendah dukungan dan
rendah pengarahan
G4
Instruksi
Tinggi pengarahan dan
rendah dukungan
G1
Perilaku mengarahkan
Rendah Tinggi
Perilakumendukung
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 23
Kedua perilaku tersebut ditempatkan pada dua poros yang terpisah dan
berbeda sehingga dapat diketahui empat gaya dasar kepemimpinan situasional,
seperti pada gambar 1.
Instruksi (G1), pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak memberikan
pengarahan dan sedikit dukungan. Pemimpin memberikan instruksi yang spesifik
tentang peranan dan tujuan bagi pengikutnya, dan secara ketat mengawasi
pelaksanaan tugas mereka.
Konsultasi (G2), pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak
mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin mau menjelaskan
keputusan dan kebijaksanaan yang diambil dan mau menerima pendapat dari
pengikutnya. Pemimpin tetap memberikan pengawasan dalam penyelesaian tugas-
tugas pengikutnya.
Partisipatif (G3), perilaku pemimpin menekankan pada banyak
memberikan dukungan dan sedikit dalam pengarahan. Pemimpin menyusun
keputusan bersama-sama dengan para pengikutnya dan mendukung usaha-usaha
dalam menyelesaikan tugas.
Delegatif (G4), pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit
pengarahan. Pemimpin dengan gaya delegatif mendelegasikan keputusan-
keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada pengikutnya.
Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard merupakan suatu teori
kepemimpinan yang memusatkan perhatian pada kematangan para pengikut.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Robbins (2001) kesiapan pengikut
dedefinisikan dalam empat tahap:
M1 : Orang-orang yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil
tanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak kompeten atau
tidak yakin.
M2 : Orang-orang yang tidak mampu tetap bersedia melakukan tugas pekerjaan
yang perlu. Mereka termotivasi tetapi dewasa ini kekurangan keterampilan
yang memadai.
M3 : Orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang
diinginkan oleh pemimpin.
M4 : Orang-orang mampu dan bersedia melakukan apa yang diminta pada
mereka
Hubungan kepemimpinan situasional dengan kematangan pengikut dapat dilihat
pada gambar 2.
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200924
Gambar 2
Model Kepemimpinan Situasional Hersey Blanchard
TINGKAT KEMATANGAN BAWAHAN
Perilaku mengarahkan TinggiRendah
GAYA PEMIMPINTinggi
KonsultatifPartisipatif
InstruktifDelegatif
G3 G2
G1G4
Tinggi
Hubungan
dan Rendah
Tugas
Tinggi
Tugas
dan
Tinggi
Hubungan
Tinggi
Tugas
dan
Rendah
Hubungan
Rendah
Hubungan
dan
Rendah
Tugas
Mampu
dan Mau
(M4)
Mampu tetapi
tidak mau
(M3)
Tidak mampu
tetapi mau
(M2)
Tidak mampu
dan tidak mau
(M1)
Sumber : Thoha (2001)
Tinggi Sedang Rendah
Telah
Matang
Sudah
berkembang
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 25
Kinerja
Mangkunegara (2001) menggunakan istilah kinerja sama dengan prestasi
kerja (actual performance). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah "hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.
Mangkunegara (2001) berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan..
Sedangkan Simamora (1995) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat
tercermin dari keluaran yang dihasilkan. Keluaran yang dihasilkan sebagaimana
dapat berupa fisik maupun non fisik, hal ini ditegaskan oleh Nawawi (2001) yang
menyebutkan kinerja dengan istilah karya, yaitu ”suatu hasil pelaksanaan pekerjaan
baik yang bersifat fisik/material (maupun non fisik).
Hubungan Perilaku Kepemimpinan dengan Kinerja
Perilaku kepemimpinan akan menghasilkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan. Kemungkinan besar kinerja dan kepuasan karyawan dipengaruhi secara
positif bila pempimpin itu mengimbangi hal-hal yang kurang dalam diri karyawan
atau dalam situasi kerja Robbins (2001).
Gibson et al, (1996), menegaskan bahwa tanggungjawab dari seorang
pemimpin adalah mendorong ke arah pencapaian tujuan yang bermanfaat yang
harus dilakukan dan sesuatu yang dapat dilakukan dengan sumber daya dan
kepemimpinan yang tersedia.
Dengan demikian prestasi kerja terdiri dari dua dimensi yaitu baik dan
buruk, artinya bila perilaku seseorang memberikan hasil pekerjaan yang sesuai
dengan standar atau kriteria yang telah dibakukan oleh organisasi, maka prestasi
kerja yang dimiliki karyawan tergolong baik, demikian pula sebaliknya bila
perilaku seseorang memberikan hasil pekerjaan yang tidak sesuai standar atau
kriteria yang telah dibakukan oleh organisasi, maka prestasi kerja yang dimiliki
adalah buruk.
Perilaku pemimpin sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan,
karena sikap atau perilaku seseorang pemimpin dapat mempengaruhi ketentraman
dan ketenangan bekerja bagi bawahan. Dengan terjaminnya ketentraman dan
ketenangan bekerja bagi bawahan maka akan terjamin pula hubungan yang
harmonis antara atasan dan bawahan. Hubungan kerjasama yang harmonis tersebut
akan menimbulkan suatu kekuatan yang muncul berupa tindakan dan perlakuan
yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi Zainun (1994).
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksplanasi yaitu
penelitian yang berusaha menjelaskan bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu
akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Adapun
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200926
hubungan kausal dalam penelitian ini akan menguji keterkaitan antara variable-
variabel kepemimpinan situasional (perilaku tugas, perilaku hubungan, dan
kematangan psikologis) terhadap variable kinerja karyawan (kualitas kerja
karyawan). Untuk menguji hipotesis yang diajukan, peneliti mengumpulkan data
dengan menggunakan teknik survai.
Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian dioperasionalkan sebagai berikut:
1. Perilaku tugas (X1)
Perilaku tugas dalam penelitian ini adalah persepsi responden tentang perilaku
pimpinan dalam menjalankan tugasnya, dengan indikator sebagai berikut:
a. Penyusunan tujuan (X1.1)
b. Pengorganisasian (X1.2)
c. Menetapkan batas waktu (X1.3)
d. Pengarahan (X1.4)
e. Pengendalian (X1.5)
Variabel perilaku tugas diukur dengan skala Likert 5 point.
2. Perilaku hubungan (X2)
Perilaku hubungan dalam penelitian ini merupakan persepsi responden tentang
upaya pimpinan membina hubungan pribadi diantara mereka sendiri dan
dengan para anggota kelompok mereka, dengan indicator sebagai berikut:
a. Pemberian dukungan terhadap karyawan yang menjalankan tugas (X2.1)
b. Komunikasi dengan bawahan tentang pelaksanaan pekerjaan (X2..2)
c. Pemberian kesempatan berinteraksi dengan bawahan (X2..3)
d. Keaktifan menyimak aspirasi bawahan (X2.4)
e. Tanggapan untuk mengatasi permasalahan bawahan (X2..5)
Variabel perilaku hubungan diukur dengan skala Likert 5 point.
3. Kematangan psikologis karyawan(X3)
Kematangan psikologis karyawan dalam penelitian ini merupakan persepsi
responden tentang kemauan atau motivasi bawahan dalam melaksanakan
pekerjaan, dengan indicator-indikator sebagai berikut:
a. Kemauan memikul tanggung jawab (X3.1)
b. Motivasi berprestasi (X3..2)
c. Keikatan (X3..3)
Variabel kematangan psikologis karyawan diukur dengan skala Likert 5 point.
4. Kinerja karyawan (Y)
Kinerja karyawan adalah mutu hasil kerja yang dicapai karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Indikatornya adalah:
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 27
a. Ketelitian dan kesalahan dalam mengerjakan tugas (Y1)
b. Kerapian dalam pekerjaan (Y2)
c. Kenyamanan dalam bekerja (Y3)
d. Keamanan dalam bekerja (Y4)
e. Kebersihan dalam bekerja (Y5)
Kelima indicator tersebut diukur dengan skala Likert 5 point.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti adalah karyawan bagian produksi pada PT. Gudang
Garam, Tbk di Kediri yang berjumlah 513 orang dan tingkat kelonggaran
ketidaktelitian yang digunakan sebesar 5%, maka dengan menggunakan
pendekatan Slovin diperoleh sampel sebesar 224 orang.
Teknik Analisis Data
Bertitik tolak dari tujuan penelitian dan rumusan hipotesis, maka teknik
analisis data yang dilakukan adalah Regresi Linier Berganda yaitu untuk
mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
HASIL PENELITIAN
Pengujian Asumsi Klasik
1. Multikolinieritas
Multikolinieritas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya korelasi yang
sempurna/kuat antar variabel bebas. Hasil pengujian multikolinieritas disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 1
Coefficient Correlations
Variabel Tolerence VIF
X1 .911 1,098
X2 .766 1,305
X3 .821 1,219
Sumber: Data primer diolah.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antara
variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (di atas 5), maka hal ini
merupakan adanya indikasi terjadi multikolinieritas (Gozali, 2001:63).
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF tidak ada yang melebihi 5
artinya tidak terdapat korelasi yang kuat antara variabel bebas, sehingga dalam
model tidak terjadi multikolinieritas.
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200928
2. Autokorelasi
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka uji Durbin Watson
bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Perhitungan Durbin Watson
diperoleh nilai d=2,135 sedangkan nilai du = 1,74 dan 4-du = 2,26 sehingga
nilai d terletak antara du dan 4-du atau dengan kata lain du< d < 4-du atau
1,74<2,135<2,26 sehingga tidak terjadi autokorelasi.
3. Heteroskedastisitas
Salah satu prosedur uji yang digunakan untuk mendeteksi gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot, yaitu dengan
melihat pola titik-titik menyebar, dimana sumbu Y adalah sumbu Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dari scatterplot tidak terjadi
heteroskedastisitas, variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
sehingga scatterplot memperlihatkan adanya homoskedastisitas dan model
regresi layak untuk memprediksi kinerja karyawan.
4. Normalitas
Dari hasil perhitungan chart diperoleh bahwa pola titik-titik
menunjukkan nilai yang normal, hal ini terlihat pola titik-titik mendekati
sekitar garis Y-head, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi kenormalan
nilai residual dapat terpenuhi.
Hasil Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis yang diuji adalah: “Diduga ada pengaruh yang signifikan antara
perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis secara
bersama-sama terhadap kinerja karyawan”.
Hasil analisis disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2
Regresi Linier Berganda (Uji F)
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression
Residual
Total
311.198
1193.441
1504.638
3
220
223
103.733
5.425
19.122
.000(a)
a Predictors: (Constant), X1-perilaku tugas, X2-perilaku hubungan, X3-
kematangan psikologis.
b Dependent Variable: Y – kinerja R= .455 R Square= .207 Adj. R
Square = .196
Sumber: Data diolah.
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 29
Pengujian pada tabel 2 di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar
0.000 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
terbukti bahwa perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi ketiga variabel
bebas secara bersama-sama yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan dan
kematangan psikologis terhadap kinerja karyawan dapat diketahui dari nilai
koefisien determinasi (R²) sebesar 0,207 dan nilai F hitung (19,122) > F tabel
(2,60) menunjukkan kontribusi variabel perilaku tugas, perilaku hubungan dan
kematangan psikologis secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan
dengan kontribusi sebesar 45,5% sedangkan 54,5% disebabkan oleh perubahan
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
2. Pengujian Hipotesis 2
“Diduga kematangan psikologis berpengaruh paling dominant terhadap
kinerja karyawan”.
Untuk mengetahui variabel yang paling dominan pengaruhnya
terhadap kinerja karyawan, maka perlu dilakukan uji t terhadap masing-masing
variabel bebas, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Regresi Linier Berganda (Uji t)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant)
X1- perilaku tugas
X2- perilaku
hubungan
X3- kematangan
psikologis
7.575
.077E-02
.102
.158
1.996
.037
.024
.049
.069
.292
.216
3.795
1.101
4.264
3.255
.000
.272
.000
.001
Sumber: Data primer diolah.
Pengujian koefisien regresi masing-masing variabel sebagai berikut:
a. Perilaku Tugas (X1)
Koefisien regresi perilaku tugas (X1) sebesar 0,00077 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,272 lebih besar dari 0,05 dan t hitung (1,101) < t
tabel (1,645), jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti secara parsial
perilaku tugas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan.
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200930
b. Perilaku Hubungan (X2)
Koefisien regresi perilaku hubungan (X2) sebesar 0,102 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,000 (lebih besar dari 0,05) dan t hitung (4,264)
> t tabel (1,645) , jadi Ha diterima. Berarti secara parsial perilaku
hubungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan.
c. Kematangan Psikologis (X3)
Koefisien regresi kematangan psikologis (X3) sebesar 0,158
dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05) dan t hitung
(3,255) > t tabel (1,645), jadi Ha diterima. Berarti secara parsial
kematangan psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Setelah diketahui bahwa masing-masing variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, maka untuk
mengetahui variabel yang paling dominan terhadap kinerja karyawan
dengan melihat nilai koefisien regresi paling besar, dalam hal ini variabel
kematangan psikologis merupakan variabel yang mempunyai nilai
koefisien regresi paling besar yaitu sebesar 0,158 dari pada koefisien
variabel perilaku tugas dan perilaku hubungan. Sehingga hipotesis kedua
yang menyatakan diduga variabel kematangan psikologis berpengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan diterima.
PEMBAHASAN
Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi
berganda, tentang perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis
karyawan terhadap kinerja karyawan memperoleh hasil bahwa perilaku tugas,
perilaku hubungan dan kematangan psikologis berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri.
Dalam penelitian ini perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis
karyawan memberikan kontribusi sebesar 45,5% terhadap kinerja karyawan.
Keadaan ini mendukung hasil penelitian Heny Kusdiyanti (2001) mengenai
pengaruh model kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan PT Badak
NGL. Co. Bontang Kalimantan Timur. Heny menyimpulkan bahwa: ada pengaruh
yang signifikan antara unsur-unsur model kepemimpinan situasional terhadap
kinerja karyawan, serta secara bersama-sama model kepemimpinan instruksional
dan model kepemimpinan delegasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa kematangan psikologis
karyawan berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT.
Gudang Garam, Tbk di Kediri. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan
banyak dipengaruhi oleh kematangan psikologis karyawan, sehingga kemauan
memikul tanggung jawab, motivasi berprestasi, serta keikatan akan menyebabkan
kinerja karyawan meningkat. Kemauan memikul tanggung jawab merupakan
indikasi bahwa karyawan selalu menerima tanggung jawab yang diberikan
pimpinan yang disertai dengan kemauan untuk dapat menjalankan tanggung jawab
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 31
dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan target. Motivasi berprestasi
ditunjukkan dengan adanya keinginan yang kuat untuk berprestasi, adanya
penghargaan atas terselesaikannya tugas dengan baik dan benar sebagai motivasi
dalam bekerja, serta adanya dorongan yang positif dari sesama teman kerja
menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja. Keikatan ditunjukkan dengan adanya
dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan, menunjukkan dedikasi dan pengabdian
terhadap perusahaan serta adanya dedikasi yang tinggi untuk mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan. Penelitian ini mendukung teori kepemimpinan situasional
yang dikemukakan oleh Robbin (1993:13) bahwa tekanan pada pengikut dalam
keefektifan kepemimpinan mencerminkan kenyataan bahwa merekalah yang
menerima baik atau menolak pimpinan. Istilah kesiapan merujuk kesejauhmana
orang mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui bahwa responden dapat
menerima perilaku tugas pimpinan. Pimpinan bagian produksi telah menerapkan
perilaku tugas dalam kepemimpinannya dalam bentuk penetapan tujuan,
pengorganisasian tujuan,penetapan batas waktu, pengarahan maupun pengendalian.
Perilaku tugas pimpinan dapat diterima oleh karyawan karena arahan yang
diberikan sesuai dengan bidang tugas karyawan. Pimpinan dapat menetapkan
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh karyawan secara terinci. Walaupun
demikian, adanya karyawan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan menuntut pimpinan untuk memberikan
teguran, serta perlu adanya umpan balik untuk mengevaluasi perilaku tugas mana
yang memberi manfaat dan perilaku tugas mana yang belum memberikan manfaat.
Perilaku hubungan pimpinan di bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk
di Kediri berdasarkan analisa deskriptif dapat diterima dengan baik oleh karyawan.
Pimpinan menerapkan komunikasi dua arah, dan selalu terbuka terhadap masukan-
masukan yang diberikan karyawan demi kemajuan perusahaan. Selain sebagai
mitra kerja, pimpinan juga menjadikan karyawan sebagai bagian yang terpenting
dalam perusahaan. Secara tidak langsung pimpinan menanamkan kesadaran akan
rasa memiliki dan bangga terhadap perusahaan. Perilaku hubungan yang rendah
berpengaruh pada menurunnya kinerja, dan sebaliknya perilaku hubungan yang
tinggi berpengaruh pada peningkatan kinerja.
Kematangan psikologis karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam,
Tbk di Kediri berdasarkan analisa deskriptif adalah tinggi, dengan kontribusi
terbesar pada dedikasi dan pengabdian terhadap perusahaan merupakan salah satu
faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kesadaran karyawan
akan pentingnya dedikasi dalam bekerja berkaitan dengan baik buruknya kinerja
perusahaan tergantung juga pada berhasil tidaknya perusahaan dalam mengelola
sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Karyawan yang memiliki kematangan
psikologis rendah dalam hal ini ditunjukkan dengan pernyataan yang tidak
mendukung terhadap dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan serta motivasi dari
sesama teman kerja menunjukkan rendahnya kemauan karyawan dalam memikul
tanggung jawab dan rendahnya keikatan terhadap perusahaan. Kematangan
psikologis dihubungkan pula dengan kemampuan dan kemauan yang dimiliki
seseorang. Kematangan psikologis karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam,
Tbk di Kediri menunjukkan adanya kemampuan dan kemauan dalam diri
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200932
karyawan, hal ini mendukung teori Hersey dan Blanchard (1992:183) yang
menggolongkan empat tingkat kematangan, yaitu: tidak mampu dan tidak mau
(M1), tidak mampu tetapi mau (M2), mampu tetapi tidak mau (M3), mampu dan
mau (M4). Kematangan anggota baik kemampuan maupun kemauan yang
memperoleh kesesuaian dengan model pemimpin akan dapat mendorong anggota
untuk menyakini dan memantapkan harapan bahwa program-program yang
diputuskan akan mempunyai manfaat bagi organisasi dan dapat dilaksanakan
sesuai dengan harapan.
Gaya kepemimpinan dan iklim organisasional mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karyawan atas hasil-hasil motivasional dan kepuasan proses
kinerja (Simamora, 1997:423). Agar seseorang mencapai kinerja yang tinggi
tergantung pada kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beraneka ragam,
kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kehadiran, kesetiaan,
ketangguhan dan inisiatif. Kinerja karyawan dapat merupakan peluang
pengembangan daripada kejadian-kejadian pengkritikan, maka kebutuhan
aktualisasi diri bakal kian terpenuhi. Jadi, dalam meningkatkan kinerja, pimpinan
harus menggabungkan antara perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan
psikologis karyawan. Pimpinan mengukur kadar sejauhmana karyawan dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu, seberapa besar kemauan karyawan dalam
memikul tanggung jawab, motivasi untuk berprestasi, adanya keikatan dimana
diperlukan komunikasi dua arah dan adanya umpan balik sebagai evaluasi yang
nantinya untuk meningkatkan kinerja karyawan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan:
1. Ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan
pengaruh yang dominan pada kematangan psikologis karyawan.
2. Perilaku tugas pimpinan khususnya pada indikator pengorganisasian
berpengaruh pada tingginya kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh pimpinan
mengorganisasikan situasi kerja bagi bawahannya.
3. Perilaku hubungan khususnya pada indicator memberikan umpan balik
berpengaruh pada tingginya kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh
pemberian umpan balik secara berkala tentang kinerja karyawan merupakan
cara yang efektif agar diketahui permasalahan para karyawan sehingga dapat
ditemukan solusi pemecahannya dan pimpinan memberikan respon yang
positif terhadap balikan dari persepsi para karyawan.
4. Kematangan psikologis karyawan khusunya pada indicator keikatan
berpengaruh pada tingginya kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh dedikasi
karyawan akan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan serta pengabdian
terhadap perusahaan.
5. Kerapian dalam pekerjaan menjadi tolok ukur peningkatan kinerja karyawan
bagian produksi pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, yang ditunjukkan
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 33
pada kerapian dalam menyelesaikan tugas menjadi penentu peningkatan
kinerja.
SARAN
Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Pimpinan hendaknya dapat memadukan antara perilaku tugas, perilaku
hubungan dan kematangan psikologis karyawan dalam meningkatan kinerja.
2. Pimpinan hendaknya dapat menanamkan kesadaran pada diri karyawan akan
keikatan, rasa bangga dan memiliki perusahaan sehingga kemauan untuk
memikul tanggung jawab dapat ditingkatkan. Salah satu wujudnya dengan
menaikkan gaji karyawan yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
3. Perlu penghargaan secara nyata sesuai dengan prestasi kerja karyawan agar
karyawan merasa hasil kerjanya mendapat perhatian dari perusahaan, terutama
untuk peningkatan karir karyawan. Karena dengan pemberian penghargaan
berdasarkan prestasi kerja akan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Penghargaan tersebut bisa berupa pemberian kesempatan pengembangan diri
ataupun dalam bentuk bonus bagi yang berprestasi.
4. Kepada peneliti lain yang ingin mengkaji masalah yang serupa, diharapkan
untuk meneliti variabel-variabel di luar variabel yang telah diteliti, misalnya
disiplin kerja, motivasi ataupun pendidikan dan perlatihan. Karena hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh variabel lain di luar variabel yang
diteliti yang ikut berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok Djamaludian, 1997. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Cetakan 9. Pusat
Penelitian Kependudukan. Univeristas Gajah Mada. Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi. Cetakan Kedelapan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
As,ad, Moh. 2001. Psikologi Industri. Edisi Keempat. Cetakan Keenam. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Bernardin, H John and Joyce E.A. Russel. 1995. Human Resources Management.
Mc. Graw Hill. Inc, Singapore.
MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200934
Brown, Andrew. 1992. “Organizational Culture: The Key of Effective Leadership
and Organizational Development”, Leadership and Organizational
Development. Jurnal. Vol. 13 No 2 MCB University Press.
Darma Agus. 1989. Manajemen Prestasi Kerja. Edisi Pertama. Rajawali. Jakarta.
Davis Keith and Warther, William B. 1996. Human Resource and Personel
Management. 5th
Edition. Mc. Graw-Hill, Inc, USA.
. 1996. Human Behaviour. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Dessler, Gary. Trans. 1998. Human Resources Management. Jilid 2. Edisi Ketujuh.
Prenhallindo. Jakarta.
Ghozali Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gibson, J. Ivancovich J. M., Donnelly, J. H. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur,
Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Edisi Kedelapan, Jilid II, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Goodson Jane R, et. Al. 1989. Situational Leadership Theory: A Test of Leadership
Prescription. Journal. Vol 14. Group & Organization Studies (GOS).
Handoko, T Hani. 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi
2. BPFE. Yogyakarta.
Hersey Paul and Kenneth H. Blanchard. Trans 1992. Manajemen Perilaku
Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Islamy. M. Irfan, dkk. 2000. Metodologi Penelitian Administrasi. UM Press.
Kusdiyanti, Heny. 2001. Pengaruh Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Badak NGL. Co Bontang Kalimantan Timur. Tesis
Program Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang.
Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan
Ketiga. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nasution. Metode Research. 1987. Edisi Kedua. Penerbit Jemmars. Bandung.
Nugiyantoro. 2000. Validitas dan Reliabilitas. Edisi Keempat Bumi Aksara.
Bandung.
Ranupandojo, H dan Suad Husnan. 1989. Manajemen Personalia. BPFE UGM.
Yogyakarta.
Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 35
Robert P, Vecchio. 1987. Situational Leadership Theory: An Examination of a
Prescriptive Theory. Journal. Vol 72 No 3. The American Psychological
Association Inc.
Sanjaya. 1991. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Situasional Pada Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Kabupaten Jember. Pasca
Sarjana UGM. Yogyakarta.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Penerbit
Mandar Maju. Bandung.
Siagian, S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Simamora, H. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. STIE
YKPN. Yogyakarta.
Robbins, Stepen P. 2001. Perilaku Organisasi. Alihbahasa Hadyana dan
Menyamin Molan. Penerbit PT. Prenhallindo. Jakarta.
Sugiono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Swasto Bambang. 1996. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pengaruhnya
Terhadap Kinerja dan Imbalan. Cetakan Pertama. Unibraw. Malang.
Thoha, Miftah. 2001. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Suatu Pendekatan
Perilaku. Edisi I. Cetakan ke 8. PT. Raja Grafindo Persada. Malang.
Triguno, 1999. Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusive Untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cetakan Ketiga. PT. Golden Terayon
Press. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...
Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...
Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...AinayaFatimah
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Aries Veronica
 
Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasi
Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasiPentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasi
Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasiyanerwin
 
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...anditaoktavia
 
Makalah msdm stratejik
Makalah msdm stratejikMakalah msdm stratejik
Makalah msdm stratejiklamrioktafiana
 
Makalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdm
Makalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdmMakalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdm
Makalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdmsandi ari saputra sandi
 
merekrut dan mengelola sdm
merekrut dan mengelola sdmmerekrut dan mengelola sdm
merekrut dan mengelola sdmari wibawa
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Zie DwiPuji
 
Manajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan Terbaik
Manajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan TerbaikManajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan Terbaik
Manajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan TerbaikNinnasi Muttaqiin
 
Makalah msdm bab 1 15 pak ade
Makalah msdm bab 1 15 pak adeMakalah msdm bab 1 15 pak ade
Makalah msdm bab 1 15 pak adeIbnuRiba2
 
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...anditaoktavia
 
Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)
Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)
Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)Margii Utamii
 
Makalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusiaMakalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusiaRizki Ogawa
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiafernandaadip
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategikju haeri
 

What's hot (20)

Bab Dua
Bab DuaBab Dua
Bab Dua
 
Bab Satu
Bab SatuBab Satu
Bab Satu
 
Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...
Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...
Ainaya f.a (1961063) mnj kp2 2019 tugas mnj sdm (pengaruh gaya kepemimpinan d...
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
 
Sdm
SdmSdm
Sdm
 
Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasi
Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasiPentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasi
Pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam organisasi
 
Studi kasus msdm
Studi kasus msdmStudi kasus msdm
Studi kasus msdm
 
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
 
Makalah msdm stratejik
Makalah msdm stratejikMakalah msdm stratejik
Makalah msdm stratejik
 
Jurnal msdm
Jurnal msdmJurnal msdm
Jurnal msdm
 
Makalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdm
Makalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdmMakalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdm
Makalah rangkuman sandi ari saputra 11131427 6.b.msdm
 
merekrut dan mengelola sdm
merekrut dan mengelola sdmmerekrut dan mengelola sdm
merekrut dan mengelola sdm
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
 
Manajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan Terbaik
Manajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan TerbaikManajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan Terbaik
Manajemen Sdm, Menemukan dan Mempertahankan Karyawan Terbaik
 
Makalah msdm bab 1 15 pak ade
Makalah msdm bab 1 15 pak adeMakalah msdm bab 1 15 pak ade
Makalah msdm bab 1 15 pak ade
 
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
 
Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)
Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)
Kewirausahaan - Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)
 
Makalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusiaMakalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusia
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
 

Similar to MODERNISASI

Sdm ppt rian mardiantoyo(1961287) edit
Sdm ppt rian mardiantoyo(1961287) editSdm ppt rian mardiantoyo(1961287) edit
Sdm ppt rian mardiantoyo(1961287) editRianMardiantoyo
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasiPengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasiHendra Hadiwijaya
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanregirolan
 
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsonoOtonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsonoAGUS SETIYONO
 
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docxandy692840
 
Vargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinan
Vargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinanVargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinan
Vargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinanDhevaArifansyah
 
Makalah Tugas Aplikom
Makalah Tugas AplikomMakalah Tugas Aplikom
Makalah Tugas AplikomMoh Said
 
Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke 3 3 3 9 9 9
Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke   3 3 3 9 9 9Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke   3 3 3 9 9 9
Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke 3 3 3 9 9 9khalidharfaz
 
Makalah pengembangan karir pio
Makalah pengembangan karir pioMakalah pengembangan karir pio
Makalah pengembangan karir piopsepti22
 
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...MuhammadTaufiq141
 
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...MuhammadTaufiq141
 
Bab 9 ppt memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 ppt memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 ppt memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 ppt memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 
Ppt sdm andi firmantoro 1961290
Ppt sdm andi firmantoro 1961290Ppt sdm andi firmantoro 1961290
Ppt sdm andi firmantoro 1961290Andi Firmantoro
 
Tugas basworo metpen finising
Tugas basworo metpen finisingTugas basworo metpen finising
Tugas basworo metpen finisingFahmy Metala
 
Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...
Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...
Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...RosalinaKartikaSari1
 
Tesis Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Tesis Kepemimpinan dan Budaya OrganisasiTesis Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Tesis Kepemimpinan dan Budaya Organisasifyanty saja
 

Similar to MODERNISASI (20)

Sdm ppt rian mardiantoyo(1961287) edit
Sdm ppt rian mardiantoyo(1961287) editSdm ppt rian mardiantoyo(1961287) edit
Sdm ppt rian mardiantoyo(1961287) edit
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasiPengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaan
 
Artikel Fauzi New
Artikel Fauzi NewArtikel Fauzi New
Artikel Fauzi New
 
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsonoOtonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
Otonomi vol13no1jan2013-13. joko suwarsono
 
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
 
Vargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinan
Vargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinanVargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinan
Vargas dheva 1961068 pengaruh kepemimpinan
 
Makalah Tugas Aplikom
Makalah Tugas AplikomMakalah Tugas Aplikom
Makalah Tugas Aplikom
 
Makalah pio
Makalah pioMakalah pio
Makalah pio
 
Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke 3 3 3 9 9 9
Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke   3 3 3 9 9 9Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke   3 3 3 9 9 9
Tesis pasca khalid utk sempro revisi ke 3 3 3 9 9 9
 
Makalah pengembangan karir pio
Makalah pengembangan karir pioMakalah pengembangan karir pio
Makalah pengembangan karir pio
 
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa S1 M2 Buday...
 
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...
(Muhammad Taufiq, Nofriadi, Rafi Muhammad), Susriyanti, Mahasiswa M 2 UPI YPT...
 
Bab 9 ppt memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 ppt memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 ppt memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 ppt memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
 
Ppt sdm andi firmantoro 1961290
Ppt sdm andi firmantoro 1961290Ppt sdm andi firmantoro 1961290
Ppt sdm andi firmantoro 1961290
 
Ulasan
UlasanUlasan
Ulasan
 
Tugas basworo metpen finising
Tugas basworo metpen finisingTugas basworo metpen finising
Tugas basworo metpen finising
 
Ipi189109
Ipi189109Ipi189109
Ipi189109
 
Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...
Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...
Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT BPR Kroya Bangun...
 
Tesis Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Tesis Kepemimpinan dan Budaya OrganisasiTesis Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Tesis Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
 

More from Andrew Hidayat

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darahAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew Hidayat
 

More from Andrew Hidayat (20)

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
 
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung &amp; pembuluh darah
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (12)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

MODERNISASI

  • 1. Jurnal Ekonomi MODERNISASI Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id Sri Wilujeng, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang 19 ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN Sri Wilujeng Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis terhadap kinerja karyawan dan untuk menganalisis kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis, mana yang lebih berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksplanasi yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan bagaimana variabel-variabel yang diteliti akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik survai. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan dari ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dan variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan adalah kematangan psikologis karyawan. Kata kunci: Kepemimpinan situasional, kinerja karyawan Organisasi yang berhasil memiliki sebuah ciri utama yang membedakannya dengan organisasi yang tidak berhasil, yaitu kepemimpinan yang dinamis dan efektif. Melalui model kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin, ia akan mentransfer beberapa nilai seperti penekanan kelompok, dukungan dari orang-orang/karyawan, toleransi terhadap resiko, kriteria pengupahan dan sebagainya. Pada sisi lain, pegawai akan membentuk suatu persepsi subyektif mengenai dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pimpinan melalui model kepemimpinan. Model kepemimpinan seorang pemimpin akan signifikan dengan kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan bagaimana karyawan menerima suatu model kepemimpinan, senang atau tidak, suka atau tidak.Di satu sisi model kepemimpinan tertentu dapat menyebabkan peningkatan kinerja disisi lain dapat menyebabkan penurunan kinerja, karena kepemimpinan cenderung mengarahkan perilaku anggota organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebagaimana pendapat Siagian (1989): “Bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki
  • 2. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200920 orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi itu”. Sedangkan keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin sangat dipengaruhi oleh perilaku dalam memimpin. Tentunya kondisi ini diperkirakan akan menjadi sebab adanya perbedaan persepsi karyawannya sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi pembentukan motivasi kerja. Perilaku pimpinan yang handal sangat dibutuhkan untuk memotivasi karyawan agar dapat bekerja dengan baik demi tercapainya tujuan perusahaan tersebut, karena kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha pencapaian tujuan (Hersey dan Blanchard, 1992). Jadi penerapan perilaku pimpinan di suatu organisasi harus mempertimbangkan sifat dan keterampilan tertentu yang dimiliki pimpinan, selanjutnya mengadaptasikan sifat dan keterampilannya tersebut dengan situasi lingkungan maupun kondisi bawahan. Dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan sangat diperlukan seorang pemimpin yang menggunakan model kepemimpinan situasional, yaitu pemimpin yang selain mempunyai kemampuan pribadi, juga mampu membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya. Dalam hal ini kematangan bawahan berkaitan langsung dengan model kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan, agar pimpinan memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai. Untuk itu pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang mendukung para bawahan untuk selalu berprestasi. Begitu juga pada PT. Gudang Garam, Tbk yang merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang pengelolaan bahan baku tembakau, menyadari betul bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor terpenting bagi PT. Gudang Garam, Tbk untuk menghadapi persaingan dalam negeri, regional maupun internasional di masa kini maupun di masa mendatang. Hal ini dipandang perlu karena rokok sebagai salah satu produk yang berperan aktif dan ikut menunjang dalam pembangunan ekonomi. Selain itu PT. Gudang Garam, Tbk sebagai perusahaan rokok skala besar di Indonesia dan sebagai perusahaan publik, bertanggungjawab untuk memenuhi harapan masyarakat pemegang saham, dikelola secara profesional dan transparan serta pantas dibandingkan dengan perusahaan unggul lainnya. Untuk menjaga kredibilitasnya, PT. Gudang Garam, Tbk tidak hanya menjaga kualitas produk saja, tetapi juga mempertahankan kualitas sumber daya manusianya melalui pembinaan pegawai yang senantiasa dilakukan dan ditingkatkan baik melalui in house training, diskusi seminar, pendidikan, pelatihan dan studi banding, baik di dalam maupun di luar negeri. Pelaksanaan model kepemimpinan didukung oleh visi dan misi perusahaan yang menjadi panduan melaksanakan kegiatannya. Visi PT. Gudang Garam, Tbk adalah menjadi perusahaan yang paling unggul dan senantiasa berkembang sehat di Asia. Dengan mengacu pada visi itulah PT. Gudang Garam, Tbk membentuk dan membina model kepemimpinan situasional dan kinerja karyawannya. menjadi panduan pelaksanaan model kepemimpinan situasional dalam pelaksanaan PT. Gudang Garam, Tbk selama ini dan diyakini sebagai hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan kinerja karyawannya.
  • 3. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 21 Dalam mewujudkan kematangan karyawan PT. Gudang Garam, Tbk memperlakukan pegawainya sebagai mitra usaha dan mitra kerja yang sangat berharga. PT. Gudang Garam, Tbk memperlakukan pegawainya sebagai mitra usaha dan mitra kerja yang sangat berharga. Menyadari hal tersebut, kesejahteraan para pegawai beserta keluarganya sangat diperlukan. Selain gaji dan fasilitas- fasilitas normatif, untuk menunjang ketenangan dan ketentraman pegawai dalam bekerja dan berprestasi di lingkungan kerjanya, perusahaan menyediakan berbagai fasilitas, diantaranya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, baik di dalam maupun di luar negeri, peluang karir, jaminan kesehatan, sarana dan olah raga, rumah sakit, rumah peristirahatan, tempat peribadatan, program pension, sekolah dari TK hingga SMU dan SMK, dan lain-lain. Semua ini bermuara pada satu tujuan, sumber daya manusia yang mempunyai integritas dan loyalitas yang tinggi. Secara khusus ada beberapa hal penting yang mendasari penelitian ini dilakukan pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, yaitu: 1) bahwa kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri secara individu merupakan sesuatu hal yang dianggap penting, baik bagi karyawan PT. Gudang Garam, Tbk maupun bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Karena dengan kinerja yang tinggi lebih besar kemungkinan tercapainya tujuan pribadi maupun tujuan organisasi/perusahaan. Jadi, model kepemimpinan mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Model kepemimpinan penting, karena dengan model kepemimpinan ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai kinerja yang tinggi (Hasibuan, 1999:19). Tanpa adanya model kepemimpinan, seseorang karyawan cenderung tak merasa dibimbing untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik apapun statusnya dalam organisasi tersebut. Jika setiap tugas dapat dijalankan secara optimal maka dapat diyakini bahwa kinerja karyawan dapat mewujudkan bagi kepentingan organisasi. Melalui model kepemimpinan situasional diharapkan mampu mengungkap pengaruh yang diberikan unsur model kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk.; 2) kedua, yang mendasari pentingnya analisis pengaruh unsure model kepemimpinan situasional terhadap peningkatan kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk dikaji melalui penelitian ini adalah bahwa banyak karyawan yang belum dapat menjalankan tugas secara optimal. Hal ini berkenaan dengan penyelesaian tugas tidak sesuai dengan waktu dan standar pekerjaan yang telah ditetapkan. Karyawan terkadang mengejar cepat terselesaikannya tugas atau pekerjaan, sehingga ketelitian hasil kerja diabaikan. Selain itu pekerjaan juga sering tertunda sehingga kuantitas hasil kerja yang dicapai tidak optimal. Berdasarkan uraian tersebut tampak adanya pengaruh kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa Timur sebagai hasil interaksi ketiga hal tersebut, manakah yang berpengaruh dominant terhadap kinerja karyawan PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa Timur. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
  • 4. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200922 1. Menganalisis pengaruh kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis terhadap kinerja karyawan pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa Timur. 2. Menganalisis kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis, mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, Jawa Timur. Kepemimpinan Situasional Kebutuhan untuk memahami kepemimpinan yang dipertautkan dengan situasi tertentu pada hakekatnya telah dikenal dari penelitian terdahulu seperti studi Universitas Ohio maupun Michigan. Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2001) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di antara hal-hal berikut: a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikanoleh pimpinan b. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan. c. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut. Terdapat dua hal yang diakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya dalam kepemimpinan situasional ini, yaitu perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain menetapkan peranan, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya dikerjakan, dan melakukan pengawasan secara ketat terhadap pengikutnya. Sedangkan perilaku mendukung adalah sejauh mana pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, berupa memberikan dukungan atau dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pengikut dalam pengambilan keputusan (Thoha, 2001). Gambar 1 Empat Gaya Dasar Kepemimpinan Tinggi Paritisipasi Tinggi dukungan dan rendah pengarahan G3 Konsultasi Tinggi pengarahan dan tinggi dukungan G2 Delegasi Rendah dukungan dan rendah pengarahan G4 Instruksi Tinggi pengarahan dan rendah dukungan G1 Perilaku mengarahkan Rendah Tinggi Perilakumendukung
  • 5. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 23 Kedua perilaku tersebut ditempatkan pada dua poros yang terpisah dan berbeda sehingga dapat diketahui empat gaya dasar kepemimpinan situasional, seperti pada gambar 1. Instruksi (G1), pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan dan sedikit dukungan. Pemimpin memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka. Konsultasi (G2), pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin mau menjelaskan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil dan mau menerima pendapat dari pengikutnya. Pemimpin tetap memberikan pengawasan dalam penyelesaian tugas- tugas pengikutnya. Partisipatif (G3), perilaku pemimpin menekankan pada banyak memberikan dukungan dan sedikit dalam pengarahan. Pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan para pengikutnya dan mendukung usaha-usaha dalam menyelesaikan tugas. Delegatif (G4), pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin dengan gaya delegatif mendelegasikan keputusan- keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada pengikutnya. Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard merupakan suatu teori kepemimpinan yang memusatkan perhatian pada kematangan para pengikut. Menurut Hersey dan Blanchard dalam Robbins (2001) kesiapan pengikut dedefinisikan dalam empat tahap: M1 : Orang-orang yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil tanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak kompeten atau tidak yakin. M2 : Orang-orang yang tidak mampu tetap bersedia melakukan tugas pekerjaan yang perlu. Mereka termotivasi tetapi dewasa ini kekurangan keterampilan yang memadai. M3 : Orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin. M4 : Orang-orang mampu dan bersedia melakukan apa yang diminta pada mereka Hubungan kepemimpinan situasional dengan kematangan pengikut dapat dilihat pada gambar 2.
  • 6. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200924 Gambar 2 Model Kepemimpinan Situasional Hersey Blanchard TINGKAT KEMATANGAN BAWAHAN Perilaku mengarahkan TinggiRendah GAYA PEMIMPINTinggi KonsultatifPartisipatif InstruktifDelegatif G3 G2 G1G4 Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan Tinggi Tugas dan Rendah Hubungan Rendah Hubungan dan Rendah Tugas Mampu dan Mau (M4) Mampu tetapi tidak mau (M3) Tidak mampu tetapi mau (M2) Tidak mampu dan tidak mau (M1) Sumber : Thoha (2001) Tinggi Sedang Rendah Telah Matang Sudah berkembang
  • 7. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 25 Kinerja Mangkunegara (2001) menggunakan istilah kinerja sama dengan prestasi kerja (actual performance). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah "hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Mangkunegara (2001) berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.. Sedangkan Simamora (1995) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran yang dihasilkan. Keluaran yang dihasilkan sebagaimana dapat berupa fisik maupun non fisik, hal ini ditegaskan oleh Nawawi (2001) yang menyebutkan kinerja dengan istilah karya, yaitu ”suatu hasil pelaksanaan pekerjaan baik yang bersifat fisik/material (maupun non fisik). Hubungan Perilaku Kepemimpinan dengan Kinerja Perilaku kepemimpinan akan menghasilkan kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Kemungkinan besar kinerja dan kepuasan karyawan dipengaruhi secara positif bila pempimpin itu mengimbangi hal-hal yang kurang dalam diri karyawan atau dalam situasi kerja Robbins (2001). Gibson et al, (1996), menegaskan bahwa tanggungjawab dari seorang pemimpin adalah mendorong ke arah pencapaian tujuan yang bermanfaat yang harus dilakukan dan sesuatu yang dapat dilakukan dengan sumber daya dan kepemimpinan yang tersedia. Dengan demikian prestasi kerja terdiri dari dua dimensi yaitu baik dan buruk, artinya bila perilaku seseorang memberikan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar atau kriteria yang telah dibakukan oleh organisasi, maka prestasi kerja yang dimiliki karyawan tergolong baik, demikian pula sebaliknya bila perilaku seseorang memberikan hasil pekerjaan yang tidak sesuai standar atau kriteria yang telah dibakukan oleh organisasi, maka prestasi kerja yang dimiliki adalah buruk. Perilaku pemimpin sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan, karena sikap atau perilaku seseorang pemimpin dapat mempengaruhi ketentraman dan ketenangan bekerja bagi bawahan. Dengan terjaminnya ketentraman dan ketenangan bekerja bagi bawahan maka akan terjamin pula hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan. Hubungan kerjasama yang harmonis tersebut akan menimbulkan suatu kekuatan yang muncul berupa tindakan dan perlakuan yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi Zainun (1994). METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksplanasi yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Adapun
  • 8. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200926 hubungan kausal dalam penelitian ini akan menguji keterkaitan antara variable- variabel kepemimpinan situasional (perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan psikologis) terhadap variable kinerja karyawan (kualitas kerja karyawan). Untuk menguji hipotesis yang diajukan, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik survai. Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian dioperasionalkan sebagai berikut: 1. Perilaku tugas (X1) Perilaku tugas dalam penelitian ini adalah persepsi responden tentang perilaku pimpinan dalam menjalankan tugasnya, dengan indikator sebagai berikut: a. Penyusunan tujuan (X1.1) b. Pengorganisasian (X1.2) c. Menetapkan batas waktu (X1.3) d. Pengarahan (X1.4) e. Pengendalian (X1.5) Variabel perilaku tugas diukur dengan skala Likert 5 point. 2. Perilaku hubungan (X2) Perilaku hubungan dalam penelitian ini merupakan persepsi responden tentang upaya pimpinan membina hubungan pribadi diantara mereka sendiri dan dengan para anggota kelompok mereka, dengan indicator sebagai berikut: a. Pemberian dukungan terhadap karyawan yang menjalankan tugas (X2.1) b. Komunikasi dengan bawahan tentang pelaksanaan pekerjaan (X2..2) c. Pemberian kesempatan berinteraksi dengan bawahan (X2..3) d. Keaktifan menyimak aspirasi bawahan (X2.4) e. Tanggapan untuk mengatasi permasalahan bawahan (X2..5) Variabel perilaku hubungan diukur dengan skala Likert 5 point. 3. Kematangan psikologis karyawan(X3) Kematangan psikologis karyawan dalam penelitian ini merupakan persepsi responden tentang kemauan atau motivasi bawahan dalam melaksanakan pekerjaan, dengan indicator-indikator sebagai berikut: a. Kemauan memikul tanggung jawab (X3.1) b. Motivasi berprestasi (X3..2) c. Keikatan (X3..3) Variabel kematangan psikologis karyawan diukur dengan skala Likert 5 point. 4. Kinerja karyawan (Y) Kinerja karyawan adalah mutu hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikatornya adalah:
  • 9. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 27 a. Ketelitian dan kesalahan dalam mengerjakan tugas (Y1) b. Kerapian dalam pekerjaan (Y2) c. Kenyamanan dalam bekerja (Y3) d. Keamanan dalam bekerja (Y4) e. Kebersihan dalam bekerja (Y5) Kelima indicator tersebut diukur dengan skala Likert 5 point. Populasi dan Sampel Populasi yang diteliti adalah karyawan bagian produksi pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri yang berjumlah 513 orang dan tingkat kelonggaran ketidaktelitian yang digunakan sebesar 5%, maka dengan menggunakan pendekatan Slovin diperoleh sampel sebesar 224 orang. Teknik Analisis Data Bertitik tolak dari tujuan penelitian dan rumusan hipotesis, maka teknik analisis data yang dilakukan adalah Regresi Linier Berganda yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. HASIL PENELITIAN Pengujian Asumsi Klasik 1. Multikolinieritas Multikolinieritas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya korelasi yang sempurna/kuat antar variabel bebas. Hasil pengujian multikolinieritas disajikan pada tabel berikut: Tabel 1 Coefficient Correlations Variabel Tolerence VIF X1 .911 1,098 X2 .766 1,305 X3 .821 1,219 Sumber: Data primer diolah. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antara variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (di atas 5), maka hal ini merupakan adanya indikasi terjadi multikolinieritas (Gozali, 2001:63). Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF tidak ada yang melebihi 5 artinya tidak terdapat korelasi yang kuat antara variabel bebas, sehingga dalam model tidak terjadi multikolinieritas.
  • 10. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200928 2. Autokorelasi Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka uji Durbin Watson bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Perhitungan Durbin Watson diperoleh nilai d=2,135 sedangkan nilai du = 1,74 dan 4-du = 2,26 sehingga nilai d terletak antara du dan 4-du atau dengan kata lain du< d < 4-du atau 1,74<2,135<2,26 sehingga tidak terjadi autokorelasi. 3. Heteroskedastisitas Salah satu prosedur uji yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot, yaitu dengan melihat pola titik-titik menyebar, dimana sumbu Y adalah sumbu Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dari scatterplot tidak terjadi heteroskedastisitas, variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, sehingga scatterplot memperlihatkan adanya homoskedastisitas dan model regresi layak untuk memprediksi kinerja karyawan. 4. Normalitas Dari hasil perhitungan chart diperoleh bahwa pola titik-titik menunjukkan nilai yang normal, hal ini terlihat pola titik-titik mendekati sekitar garis Y-head, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi kenormalan nilai residual dapat terpenuhi. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis yang diuji adalah: “Diduga ada pengaruh yang signifikan antara perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan”. Hasil analisis disajikan pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Regresi Linier Berganda (Uji F) Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual Total 311.198 1193.441 1504.638 3 220 223 103.733 5.425 19.122 .000(a) a Predictors: (Constant), X1-perilaku tugas, X2-perilaku hubungan, X3- kematangan psikologis. b Dependent Variable: Y – kinerja R= .455 R Square= .207 Adj. R Square = .196 Sumber: Data diolah.
  • 11. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 29 Pengujian pada tabel 2 di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terbukti bahwa perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi ketiga variabel bebas secara bersama-sama yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis terhadap kinerja karyawan dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,207 dan nilai F hitung (19,122) > F tabel (2,60) menunjukkan kontribusi variabel perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi sebesar 45,5% sedangkan 54,5% disebabkan oleh perubahan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. 2. Pengujian Hipotesis 2 “Diduga kematangan psikologis berpengaruh paling dominant terhadap kinerja karyawan”. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, maka perlu dilakukan uji t terhadap masing-masing variabel bebas, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Regresi Linier Berganda (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) X1- perilaku tugas X2- perilaku hubungan X3- kematangan psikologis 7.575 .077E-02 .102 .158 1.996 .037 .024 .049 .069 .292 .216 3.795 1.101 4.264 3.255 .000 .272 .000 .001 Sumber: Data primer diolah. Pengujian koefisien regresi masing-masing variabel sebagai berikut: a. Perilaku Tugas (X1) Koefisien regresi perilaku tugas (X1) sebesar 0,00077 dengan nilai probabilitas sebesar 0,272 lebih besar dari 0,05 dan t hitung (1,101) < t tabel (1,645), jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti secara parsial perilaku tugas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
  • 12. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200930 b. Perilaku Hubungan (X2) Koefisien regresi perilaku hubungan (X2) sebesar 0,102 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (lebih besar dari 0,05) dan t hitung (4,264) > t tabel (1,645) , jadi Ha diterima. Berarti secara parsial perilaku hubungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. c. Kematangan Psikologis (X3) Koefisien regresi kematangan psikologis (X3) sebesar 0,158 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05) dan t hitung (3,255) > t tabel (1,645), jadi Ha diterima. Berarti secara parsial kematangan psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Setelah diketahui bahwa masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, maka untuk mengetahui variabel yang paling dominan terhadap kinerja karyawan dengan melihat nilai koefisien regresi paling besar, dalam hal ini variabel kematangan psikologis merupakan variabel yang mempunyai nilai koefisien regresi paling besar yaitu sebesar 0,158 dari pada koefisien variabel perilaku tugas dan perilaku hubungan. Sehingga hipotesis kedua yang menyatakan diduga variabel kematangan psikologis berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan diterima. PEMBAHASAN Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda, tentang perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis karyawan terhadap kinerja karyawan memperoleh hasil bahwa perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri. Dalam penelitian ini perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis karyawan memberikan kontribusi sebesar 45,5% terhadap kinerja karyawan. Keadaan ini mendukung hasil penelitian Heny Kusdiyanti (2001) mengenai pengaruh model kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan PT Badak NGL. Co. Bontang Kalimantan Timur. Heny menyimpulkan bahwa: ada pengaruh yang signifikan antara unsur-unsur model kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan, serta secara bersama-sama model kepemimpinan instruksional dan model kepemimpinan delegasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa kematangan psikologis karyawan berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan banyak dipengaruhi oleh kematangan psikologis karyawan, sehingga kemauan memikul tanggung jawab, motivasi berprestasi, serta keikatan akan menyebabkan kinerja karyawan meningkat. Kemauan memikul tanggung jawab merupakan indikasi bahwa karyawan selalu menerima tanggung jawab yang diberikan pimpinan yang disertai dengan kemauan untuk dapat menjalankan tanggung jawab
  • 13. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 31 dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan target. Motivasi berprestasi ditunjukkan dengan adanya keinginan yang kuat untuk berprestasi, adanya penghargaan atas terselesaikannya tugas dengan baik dan benar sebagai motivasi dalam bekerja, serta adanya dorongan yang positif dari sesama teman kerja menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja. Keikatan ditunjukkan dengan adanya dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan, menunjukkan dedikasi dan pengabdian terhadap perusahaan serta adanya dedikasi yang tinggi untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Penelitian ini mendukung teori kepemimpinan situasional yang dikemukakan oleh Robbin (1993:13) bahwa tekanan pada pengikut dalam keefektifan kepemimpinan mencerminkan kenyataan bahwa merekalah yang menerima baik atau menolak pimpinan. Istilah kesiapan merujuk kesejauhmana orang mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui bahwa responden dapat menerima perilaku tugas pimpinan. Pimpinan bagian produksi telah menerapkan perilaku tugas dalam kepemimpinannya dalam bentuk penetapan tujuan, pengorganisasian tujuan,penetapan batas waktu, pengarahan maupun pengendalian. Perilaku tugas pimpinan dapat diterima oleh karyawan karena arahan yang diberikan sesuai dengan bidang tugas karyawan. Pimpinan dapat menetapkan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh karyawan secara terinci. Walaupun demikian, adanya karyawan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan menuntut pimpinan untuk memberikan teguran, serta perlu adanya umpan balik untuk mengevaluasi perilaku tugas mana yang memberi manfaat dan perilaku tugas mana yang belum memberikan manfaat. Perilaku hubungan pimpinan di bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri berdasarkan analisa deskriptif dapat diterima dengan baik oleh karyawan. Pimpinan menerapkan komunikasi dua arah, dan selalu terbuka terhadap masukan- masukan yang diberikan karyawan demi kemajuan perusahaan. Selain sebagai mitra kerja, pimpinan juga menjadikan karyawan sebagai bagian yang terpenting dalam perusahaan. Secara tidak langsung pimpinan menanamkan kesadaran akan rasa memiliki dan bangga terhadap perusahaan. Perilaku hubungan yang rendah berpengaruh pada menurunnya kinerja, dan sebaliknya perilaku hubungan yang tinggi berpengaruh pada peningkatan kinerja. Kematangan psikologis karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri berdasarkan analisa deskriptif adalah tinggi, dengan kontribusi terbesar pada dedikasi dan pengabdian terhadap perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kesadaran karyawan akan pentingnya dedikasi dalam bekerja berkaitan dengan baik buruknya kinerja perusahaan tergantung juga pada berhasil tidaknya perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Karyawan yang memiliki kematangan psikologis rendah dalam hal ini ditunjukkan dengan pernyataan yang tidak mendukung terhadap dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan serta motivasi dari sesama teman kerja menunjukkan rendahnya kemauan karyawan dalam memikul tanggung jawab dan rendahnya keikatan terhadap perusahaan. Kematangan psikologis dihubungkan pula dengan kemampuan dan kemauan yang dimiliki seseorang. Kematangan psikologis karyawan bagian produksi PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri menunjukkan adanya kemampuan dan kemauan dalam diri
  • 14. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200932 karyawan, hal ini mendukung teori Hersey dan Blanchard (1992:183) yang menggolongkan empat tingkat kematangan, yaitu: tidak mampu dan tidak mau (M1), tidak mampu tetapi mau (M2), mampu tetapi tidak mau (M3), mampu dan mau (M4). Kematangan anggota baik kemampuan maupun kemauan yang memperoleh kesesuaian dengan model pemimpin akan dapat mendorong anggota untuk menyakini dan memantapkan harapan bahwa program-program yang diputuskan akan mempunyai manfaat bagi organisasi dan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. Gaya kepemimpinan dan iklim organisasional mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan atas hasil-hasil motivasional dan kepuasan proses kinerja (Simamora, 1997:423). Agar seseorang mencapai kinerja yang tinggi tergantung pada kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beraneka ragam, kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kehadiran, kesetiaan, ketangguhan dan inisiatif. Kinerja karyawan dapat merupakan peluang pengembangan daripada kejadian-kejadian pengkritikan, maka kebutuhan aktualisasi diri bakal kian terpenuhi. Jadi, dalam meningkatkan kinerja, pimpinan harus menggabungkan antara perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis karyawan. Pimpinan mengukur kadar sejauhmana karyawan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, seberapa besar kemauan karyawan dalam memikul tanggung jawab, motivasi untuk berprestasi, adanya keikatan dimana diperlukan komunikasi dua arah dan adanya umpan balik sebagai evaluasi yang nantinya untuk meningkatkan kinerja karyawan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh yang dominan pada kematangan psikologis karyawan. 2. Perilaku tugas pimpinan khususnya pada indikator pengorganisasian berpengaruh pada tingginya kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh pimpinan mengorganisasikan situasi kerja bagi bawahannya. 3. Perilaku hubungan khususnya pada indicator memberikan umpan balik berpengaruh pada tingginya kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh pemberian umpan balik secara berkala tentang kinerja karyawan merupakan cara yang efektif agar diketahui permasalahan para karyawan sehingga dapat ditemukan solusi pemecahannya dan pimpinan memberikan respon yang positif terhadap balikan dari persepsi para karyawan. 4. Kematangan psikologis karyawan khusunya pada indicator keikatan berpengaruh pada tingginya kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh dedikasi karyawan akan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan serta pengabdian terhadap perusahaan. 5. Kerapian dalam pekerjaan menjadi tolok ukur peningkatan kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gudang Garam, Tbk di Kediri, yang ditunjukkan
  • 15. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 33 pada kerapian dalam menyelesaikan tugas menjadi penentu peningkatan kinerja. SARAN Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pimpinan hendaknya dapat memadukan antara perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan psikologis karyawan dalam meningkatan kinerja. 2. Pimpinan hendaknya dapat menanamkan kesadaran pada diri karyawan akan keikatan, rasa bangga dan memiliki perusahaan sehingga kemauan untuk memikul tanggung jawab dapat ditingkatkan. Salah satu wujudnya dengan menaikkan gaji karyawan yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. 3. Perlu penghargaan secara nyata sesuai dengan prestasi kerja karyawan agar karyawan merasa hasil kerjanya mendapat perhatian dari perusahaan, terutama untuk peningkatan karir karyawan. Karena dengan pemberian penghargaan berdasarkan prestasi kerja akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Penghargaan tersebut bisa berupa pemberian kesempatan pengembangan diri ataupun dalam bentuk bonus bagi yang berprestasi. 4. Kepada peneliti lain yang ingin mengkaji masalah yang serupa, diharapkan untuk meneliti variabel-variabel di luar variabel yang telah diteliti, misalnya disiplin kerja, motivasi ataupun pendidikan dan perlatihan. Karena hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh variabel lain di luar variabel yang diteliti yang ikut berpengaruh terhadap kinerja karyawan. DAFTAR PUSTAKA Ancok Djamaludian, 1997. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Cetakan 9. Pusat Penelitian Kependudukan. Univeristas Gajah Mada. Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. As,ad, Moh. 2001. Psikologi Industri. Edisi Keempat. Cetakan Keenam. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Bernardin, H John and Joyce E.A. Russel. 1995. Human Resources Management. Mc. Graw Hill. Inc, Singapore.
  • 16. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 200934 Brown, Andrew. 1992. “Organizational Culture: The Key of Effective Leadership and Organizational Development”, Leadership and Organizational Development. Jurnal. Vol. 13 No 2 MCB University Press. Darma Agus. 1989. Manajemen Prestasi Kerja. Edisi Pertama. Rajawali. Jakarta. Davis Keith and Warther, William B. 1996. Human Resource and Personel Management. 5th Edition. Mc. Graw-Hill, Inc, USA. . 1996. Human Behaviour. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta. Dessler, Gary. Trans. 1998. Human Resources Management. Jilid 2. Edisi Ketujuh. Prenhallindo. Jakarta. Ghozali Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gibson, J. Ivancovich J. M., Donnelly, J. H. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Edisi Kedelapan, Jilid II, Binarupa Aksara, Jakarta. Goodson Jane R, et. Al. 1989. Situational Leadership Theory: A Test of Leadership Prescription. Journal. Vol 14. Group & Organization Studies (GOS). Handoko, T Hani. 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. Hersey Paul and Kenneth H. Blanchard. Trans 1992. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat Penerbit Erlangga. Jakarta. Islamy. M. Irfan, dkk. 2000. Metodologi Penelitian Administrasi. UM Press. Kusdiyanti, Heny. 2001. Pengaruh Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan PT. Badak NGL. Co Bontang Kalimantan Timur. Tesis Program Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang. Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Ketiga. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Nasution. Metode Research. 1987. Edisi Kedua. Penerbit Jemmars. Bandung. Nugiyantoro. 2000. Validitas dan Reliabilitas. Edisi Keempat Bumi Aksara. Bandung. Ranupandojo, H dan Suad Husnan. 1989. Manajemen Personalia. BPFE UGM. Yogyakarta.
  • 17. Sri Wilujeng, Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional….. 35 Robert P, Vecchio. 1987. Situational Leadership Theory: An Examination of a Prescriptive Theory. Journal. Vol 72 No 3. The American Psychological Association Inc. Sanjaya. 1991. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Situasional Pada Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Kabupaten Jember. Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Penerbit Mandar Maju. Bandung. Siagian, S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Simamora, H. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. STIE YKPN. Yogyakarta. Robbins, Stepen P. 2001. Perilaku Organisasi. Alihbahasa Hadyana dan Menyamin Molan. Penerbit PT. Prenhallindo. Jakarta. Sugiono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Swasto Bambang. 1996. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pengaruhnya Terhadap Kinerja dan Imbalan. Cetakan Pertama. Unibraw. Malang. Thoha, Miftah. 2001. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku. Edisi I. Cetakan ke 8. PT. Raja Grafindo Persada. Malang. Triguno, 1999. Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusive Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cetakan Ketiga. PT. Golden Terayon Press. Jakarta.