SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Download to read offline
Demensia
Jangan Sepelekan Gejala
Sering Lupa
Gangguan Berkemih
Hindari dengan Menerapkan
Pola Hidup yang Sehat
Tetap Sehat di Usia Lanjut
Life Love
Laughter
22
2017
Majalah Keluarga Anda
life. love.
laughter.
Melayani
dengan
hati dan
cinta
Periode
2017
Kepada Keluarga Indonesia,
Di Mitra Keluarga, jantung dan energi kami berdetak
seirama dengan ribuan cerita manis dibalik perjuangan
meraih kesehatan Anda.
Salam,
Mitra Keluarga
Promo Tindakan Angiografi dan
Intervensi Kardiovaskular
Harga Mulai Rp. 43 juta s/d Rp. 48 juta*
*Prosedur:
•	 Tindakan dilakukan di ruang Angiografi
•	 Harga tindakan disesuaikan dengan kelas perawatan
•	 Berlaku untuk pasien umum, asuransi dan perusahaan
•	 Syarat dan ketentuan berlaku
Informasi lebih lanjut hubungi:
Telp. (021) 8431 1771 & 8431 1777
email: cibubur@mitrakeluarga.com
mitrakeluarga.com mitrakeluarga Mitra Keluarga Cibubur
MANFAATKAN
CICILAN
sampai 12 bulan
Transaksi Credit Card:
Edisi 22 - 2017 | 3
fokus
S
elain penyakit degeneratif maupun
penyakit penyerta yang diderita,
kondisi lansia sebenarnya lebih
banyak berhubungan dengan faktor
alamiah, yaitu seiring bertambahnya usia
maka fungsi-fungsi tubuh akan menurun
semuanya. Itu sebabnya, masalah yang
sering dijumpai pada lansia disebut
sebagai sindrom geriatri yang meliputi:
imobilisasi, instabilitas, inkontinensia,
insomnia, depresi, infeksi, defisiensi
imun, gangguan pendengaran dan
penglihatan, gangguan intelektual, kolon
irritable, impecunity, dan impotensi.
Semua kemunduran tersebut
berpengaruh pada faktor psikologis
lansia yang tentu saja memengaruhi
‘karakter’ yang kerap menciptakan
masalah baru dalam kehidupan rumah
tangga, keluarga, maupun sosial. Hal
itulah yang menyebabkan pendekatan
pada lansia tidak sama. Butuh usaha dan
pendekatan khusus dalam menghadapi
mereka. Aspek yang dilihat pada
pasien seperti ini juga lebih luas, yakni
mencakup masalah biologis, psikologis,
sosial, spiritual, dan secara keseluruhan.
Karena itulah, dibutuhkan kepedulian
dan kesabaran dari semua pihak,
terutama keluarga. Bahkan, perlu
persiapan mental untuk menghadapi
akibat kemunduran yang terjadi. Salah
Menikmati Umur
Panjang dengan
Kesehatan yang
Terjaga
Menua (menjadi tua=aging),
adalah suatu proses terjadinya
kemunduran secara perlahan-­
lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/
meng­ganti diri dan memper-
tahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga mengu-
rangi kemampuan untuk dapat
bertahan terhadap jejas (ter-
masuk infeksi) dan memper-
baiki kerusakan yang diderita.
Pemimpin Redaksi
Nurvantina Pandina
satunya, mau memahami dan peduli
terhadap apa yang masih bisa dilakukan
dan dinikmati lansia. Mulai dengan
menyiapkan pengaturan pola makan
yang baik, mengarahkannya pada
gaya hidup sehat, aktif mengajaknya
berolahraga ringan, hingga sesekali
menikmati rekreasi.
Selebihnya adalah peduli terhadap
semua gejala yang terlihat  dengan
segera melakukan deteksi dini agar
cepat ditanggulangi, sehingga
kemunduran bisa diperlambat.
Saat ini fasilitasnya sudah sangat
mendukung. Tinggal bagaimana semua
pihak yang terkait mau peduli dan bisa
memahami kondisi mereka. Karena,
hanya dengan fokus penanganan dan
pengelolaan kesehatan yang baik, maka
kualitas hidup lansia akan menjadi lebih
baik, dan bisa menikmati umur panjang
dengan kesehatan yang terjaga.
4 | Edisi 22 - 2017
daftar isi
3	Fokus
4	 Daftar Isi
5	 Sapa Redaksi
6	 Rekomendasi
Kesehatan Lansia
Perlu Kesadaran untuk
Meng­antisipasi Risiko Tak
Terduga
10	 Mitra Utama
Tetap Sehat di Usia Lanjut
	 Referensi
14	 Stroke pada Lansia
Kenali dan Pahami Multi­
faktor Risiko Penyebabnya
16	 Gangguan Penglihatan
(Katarak)
Sembuh Sempurna dengan
Lensa Implan
18	 Demensia
Jangan Sepelekan Gejala
Sering Lupa
20	 Gangguan Berkemih Lansia
Hindari dengan Menerapkan
Pola Hidup yang Sehat
22	 Tips Sehat
	 Lansia di Rumah
Ciptakan Suasana Aman,
Nyaman dan Sehat
24	 Tips Sehat
	 Gangguan Pendengaran
Lansia
Atasi dengan Rehabilitasi
Pendengaran
	 Profil
26	 dr. Fransisca Wibowo, Sp.PD
28	 dr. Michael Triangto, Sp.KO
30	 Dokter Anda
Usia Lanjut Bukanlah Hal
yang Harus Dikhawatirkan
32	 Korporasi
Google Health Card
	 Untuk Kemudahan dan
Kecepatan Informasi
Kesehatan
34	 Kesehatan
Rehabilitasi Medik
Upaya Memperbaiki Fungsi
dan Kualitas Fisik Seoptimal
Mungkin
36	 Wisata
Aktivitas Lansia
Membangun Kesegaran Fisik
di Taman dan Kebun
40	 Kuliner
Gizi dan Nutrisi
Menahan Laju Penurunan
Fungsi Organ pada Lansia
42	 Agenda Kegiatan
50	 Kilas Berita
58	 Jadwal Praktik Poliklinik
36
16
10
Edisi 22 - 2017 | 5
sapa redaksi
Foto 	: 	Dokumentasi
		 Majalah Mitra Keluarga
PENERBIT:
Mitra Keluarga Grup
PELINDUNG:
Ir. Rustiyan Oen, MBA
PENANGGUNG JAWAB:
dr. Nurvantina Pandina, MM
TEAM REDAKSI:
Marketing Mitra Keluarga Grup
Alamat Redaksi:
Jl. Bukit Gading Raya Kav. 2
Kelapa Gading Permai
Jakarta 14240 – Indonesia
Telp.: (021) 4585 2700
Fax.: (021) 4585 2727
e-mail Redaksi:
majalah@mitrakeluarga.com
Homepage:
http://www.mitrakeluarga.com.
PELAKSANA PRODUKSI:
PT. Media Komunikasi Mandiri
Ketua:Trisaputra
Editor: Pandu Nasution
e-mail:
mediakom.mandiri@gmail.com
Majalah Mitra Keluarga diterbitkan oleh Mitra Keluarga
Grup dan didistribusikan untuk rekanan dan pelanggan
Mitra ­Keluarga Grup. Artikel-artikel kesehatan dalam
majalah Mitra Keluarga ditulis berdasarkan informasi
dari para ahli. Informasi, kritik dan saran lebih lanjut
dapat melalui email majalah@mitrakeluarga.com.
Life Love Laughter
MAJALAH KELUARGA ANDA
F
aktor eksternal seperti lingkungan,
pola makan dan gaya hidup,
atau mungkin faktor genetik dan
metabolisme sel konon juga sangat
berpengaruh pada peluang seseorang
untuk menikmati umur panjang dengan
kesehatan yang terjaga.
Pertanyaannya kemudian adalah,
apa sebenarnya faktor yang paling
bertanggung jawab terhadap proses
penuaan manusia? Hasil liputan redaksi
kepada seluruh narasumber majalah
Mitra Keluarga No. 22 Edisi Bulan
Oktober 2017 menemukan benang
merah yang sangat penting dalam upaya
memenuhi kualitas kesehatan yang
terjaga hingga di hari tua.
Olahraga, pola makan dan gaya hidup
sehat, hingga kemampuan dalam
mengelola stress, merupakan kunci
penting dalam mengelola kesehatan
yang bisa tetap prima. Sudah pasti,
selain sangat tergantung kepada Yang
Maha Kuasa, kita juga tidak mungkin
melupakan adanya faktor genetik dan
metabolisme sel yang bisa sangat
memengaruhi perjalanan kesehatan
hingga di hari tua.
Kendati begitu, dengan melakukan
olahraga yang teratur dan terukur,
menerapkan pola makan dan gaya hidup
yang sehat, mampu mengelola stress,
menjaga kesehatan mental, dan  mampu
mengontrol emosi, diyakini bisa menjadi
benteng pertahanan bagi kesehatan jiwa
dan raga lansia yang cukup stabil.
Topik yang demikian menarik itulah
yang menjadi pilihan redaksi untuk
mengisi rubrikasi majalah ini. Sebagian
problematika kesehatan fisik dan psikis
penting, kami sajikan secara gamblang,
melalui penjelasan para narasumber
yang kompeten. Bahkan, wahana
dan sarana rekreasi para lansia pun
memperoleh porsi untuk mengisi rubrik
wisata. Selamat membaca dan semoga
menjadi inspirasi yang bermanfaat.
Salam
Redaksi
Menjawab
Problematika Lansia
6 | Edisi 22 - 2017
rekomendasi
O
steoporosis disebabkan oleh menurunnya kepadatan
tulang seiring pertambahan usia. Beberapa orang lebih
berisiko dibanding yang lainnya. Saat muda, tulang
manusia beregenerasi dengan cepat serta berada dalam
kondisi paling padat dan kuat. Namun seiring pertambahan
usia, tulang lama tidak segera tergantikan dengan tulang baru
dan tidak lagi bertumbuh. Hal ini membuat tulang secara
perlahan menjadi lebih rapuh dari waktu ke waktu. Makin tua,
kepadatan tulang menjadi makin berkurang. Tulang menjadi
melemah, keropos, lebih rentan retak dan mudah patah.
Menurut dr. Lia Marliana, Sp.OT, kekuatan tulang tergantung
pada ukuran dan kepadatannya. Sedangkan kepadatan tulang
sangat tergantung pada mineral pembentukannya. “Itu
sebabnya tingkat kepadatan tulang berbeda-beda antara satu
orang dengan orang lainnya,” jelas dokter spesialis ortopedi di
Mitra Keluarga Bekasi Timur ini.
Saat masih kanak-kanak, tulang manusia tumbuh dan mampu
memperbaharui diri dengan cepat. Pada rentang usia 16-
18 tahun, tulang perlahan-lahan akan berhenti tumbuh,
sementara massa tulang akan terus bertambah hingga usia
akhir 20-an. Namun, proses ini melambat seiring dengan
bertambahnya usia. Secara perlahan, kepadatan tulang akan
semakin berkurang dan proses ini dimulai pada usia 35 tahun.
Jika dilihat berdasarkan jenisnya, osteoporosis terbagi
menjadi 2, yaitu primer dan sekunder. Disebut primer ketika
pengeroposan tulang berjalan alamiah dan berlangsung
seiring berjalannya usia. Sedangkan dikatakan sekunder ketika
pengeroposan tulang terjadi akibat sebab-sebab seperti
kelainan hormon, penyakit kronis, hingga dampak dari life
style yang buruk.
Berkurangnya kepadatan akan membuat tulang rentan retak.
Keretakan biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan
tangan, lengan, atau tulang pangkal paha. “Umumnya tidak
ada tanda-tanda terjadinya osteoporosis di awal masa
menurunnya kepadatan tulang. Namun beberapa kondisi
berikut dapat menjadi gejala terjadinya osteoporosis: sakit
punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan,
dan lebih sering mengalami cedera/keretakan tulang,” kata dr.
Aryo Nugroho T, Sp.OT, di Mitra Keluarga Kalideres.
Kesehatan Lansia
Perlu Kesadaran untuk
Mengantisipasi Risiko Tak
Terduga
Osteoporosis disebut sebagai silent diseases sehingga diperlukan kesadaran dalam
mengantisipasi kehadirannya. Setiap manusia, terutama lansia memiliki faktor risiko yang
sering tak terduga.
❝Pada osteoporosis terjadi
gangguan “metabolism calcium”,
sehingga tidak hanya organ
tulang saja yang mengalami
gangguan, tetapi juga bisa
memengaruhi jantung,
usus, atau otot❞
dr. Lia Marliana, Sp.OT
Mitra Keluarga Bekasi Timur
❝Kesembuhan setelah
operasi sangat ditentukan
oleh seberapa berat keluhan
sebelum operasi❞
dr. Aryo Nugroho T., Sp.OT
Mitra Keluarga Kalideres
Edisi 22 - 2017 | 7
Gejala Osteoporosis
Gejala osteoporosis yang dapat terlihat jelas adalah postur
punggung bungkuk yang sering terlihat pada lanjut usia.
Postur ini terjadi karena pengeroposan pada tulang belakang
yang membuat tulang punggung sulit untuk menahan berat
tubuh. Jika Anda mengidap penyakit ini, terbentur atau
terjatuh dari posisi duduk atau berdiri, maka tulang akan
memiliki risiko mengalami keretakan. Pada kasus osteoporosis
yang parah, batuk atau bersin ringan saja dapat menyebabkan
keretakan pada tulang rusuk atau salah satu bagian dari tulang
belakang.
Keretakan tulang pada lanjut usia bisa menjadi masalah serius,
tergantung pada bagian tubuh dimana keretakan terjadi.
Misalnya dalam kasus keretakan tulang pangkal paha, biasanya
kebebasan bergerak bisa terhambat. Bahkan bisa berujung
pada kelumpuhan permanen.
Pada pasien yang mengalami patah tulang karena
osteoporosis, harus segera dilakukan tindakan operatif  untuk
memperbaikinya. “Jenis operasi yang dilakukan, mulai dari
tindakan sederhana, misalnya dengan pemasangan gips, bisa
juga dengan pemasangan alat bantu seperti plate & screw
sampai tindakan penggantian tulang atau sendi (vertebroplasy,
hip & knee replacement),” ujar dr. Lia.
“Untuk kasus retak atau patah pangkal paha pada lansia,
biasanya harus dilakukan operasi untuk menganti bonggol
pangkal paha. Tujuannya untuk mengembalikan mobilisasi
pasien,” timpal dr. Aryo. Karena itulah, langkah terbaik
adalah penderita osteoporosis disarankan untuk menjaga
diri agar tidak mengalami cedera atau mengalami keretakan
tulang. Pengidap yang telah lanjut usia disarankan untuk
menjalani pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara
teratur. Ciptakan rumah dan lingkungan yang aman dengan
memindahkan perabot ke tempat yang aman, sehingga tidak
mengganggu mobilitas pengidap osteoporosis agar tidak
terbentur, terantuk, hingga terjatuh.
Langkah terbaik dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan adalah melakukan pengawasan dan pencegahan
osteoporosis. Salah satunya dengan melakukan skrining awal,
tes bondensitometri-BMD, DEXA, dan dilengkapi dengan
exercise: senam osteoporosis di Mitra Keluarga.  
Tujuan pengobatan osteoporosis adalah mencegah patah
tulang dengan menghentikan kehilangan massa tulang dan
meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Meskipun
deteksi dini dan pengobatan osteoporosis tepat waktu
secara substansial dapat mengurangi risiko patah tulang di
Preventive Curative
Preventive
	 Hidup sehat
	 Tidak merokok
	 Tidak minum minuman keras
	 Olahraga teratur di bawah sinar matahari
	 Berusaha untuk selalu aktif
Kurative
	 Mencegah terjadinya patah tulang
	 Menstabilkan dan meningkatkan kepadatan tulang
	 Menyadari dari awal, tanda-tanda patah tulang dan
perubahan pada tulang
	 Segera melakukan pengobatan
*sumber: wawancara tertulis dengan dr. Lia Marliana, Sp.OT -
Mitra Keluarga Bekasi Timur
8 | Edisi 22 - 2017
rekomendasi
masa depan, namun belum ada terapi yang benar-benar
dapat menyembuhkan osteoporosis. Dengan kata lain, sulit
untuk membangun kembali tulang yang telah rapuh oleh
osteoporosis. Oleh karena itu, mencegah osteoporosis adalah
sama pentingnya dengan pengobatan.
Low Back Pain
Proses degenerasi pada penuaan lainnya adalah sakit pada
bagian punggung yang disebut dengan low back pain, atau
salah satu jenis masalah punggung yang sering dikeluhkan
oleh lanjut usia. Menurut dr. Abdi Reza, Sp.BS di Mitra Keluarga
Cibubur, punggung manusia terdiri dari berbagai elemen saraf,
sendi, otot dan ligamen yang saling berhubungan. Selain itu,
punggung juga mengandung berbagai jenis saraf dan jaringan
akar saraf yang langsung berhubungan dengan kaki. Dalam
punggung juga terdapat sendi dan berbagai sambungan sendi
lain yang menghubungkan gerakan dalam tubuh.
Nyeri pinggang tersebut bisa terjadi karena mengalami
bantalan tulang yang pecah atau robek dan menonjol ke arah
belakang di mana terdapat cabang saraf sehingga cabang
saraf tersebut tertekan/terjepit.
Penyebab nyeri punggung bawah sebagai akibat faktor
degenerasi (proses penuaan) biasanya terjadi karena kualitas
bantalan tulang/diskus intervertebralis yang semakin menurun,
dan menyebabkan terjadinya saraf terjepit. Sebab lainnya
adalah trauma atau kecelakaan, dan juga karena mengangkat
beban yang berat.
Pecahnya bantalan tulang ini paling sering terjadi di tulang
pinggang, karena beban yang diterimanya paling besar
dibandingkan tulang belakang bagian lainnya. “Keluhan yang
sering dialami penderita umumnya adalah nyeri pinggang
bawah atau bokong yang kemudian menjalar ke paha, lutut
dan seterusnya sampai ke kaki,” kata dr. Abdi Reza, Sp.BS.
Itu sebabnya, tanda awal low back pain bisa terlihat melalui
pemeriksaan fisik. “Ketika kita angkat kakinya, pasien akan
merasakan sakit sekali,” jelasnya. Penanganan biasanya akan
didiskusikan terlebih dahulu dengan pasien, terutama dengan
mempertimbangkan usia jika pasien termasuk dalam kategori
lansia. “Kabar baiknya, sebagian besar masalah punggung
bawah ini bisa diselesaikan dengan tindakan yang sifatnya non
operasi,” ujarnya.
Namun tentu saja harus dipastikan dahulu masalah yang
mendasar. Mitra Keluarga Cibubur telah didukung dengan
peralatan pemeriksaan yang sangat canggih. Misalnya dengan
MRI akan terlihat semua, masalahnya karena herniasi nucleus
pulposus (saraf terjepit) atau bukan. Penekanannya dimana
dan seterusnya.
“Termasuk melihat kondisi tulangnya, stabil atau tidak. Dan
bila perlu kita kombinasikan dengan foto rontgen, agar bisa
melihat secara keseluruhan dengan lebih sempurna, karena
saraf terjepit itu macam-macam, bisa karena instabilitas atau
berbagai faktor lain,” ungkapnya, seraya menambahkan, dari
hasil pemeriksaan tersebut bisa dipastikan diagnosa dan
tindakan yang diperlukan.
Evaluasi Menyeluruh
Selanjutnya, dilakukan evaluasi bersama dengan dokter saraf,
radiologi, dan lainnya.  Barulah dipastikan apakah dibutuhkan
pembedahan atau tidak. Misal saraf terjepit karena obesitas,
mungkin bisa dicoba dengan upaya menurunkan berat
badan dan fisioterapi. Pasien dengan osteoporosis diberikan
suplemen untuk memperkuat tulang, dan seterusnya.
“Prinsipnya adalah, hanya pasien yang terbukti ada penekanan
saraf yang sifatnya berat, baru dilakukan operasi. Karena
pengobatan yang paling masuk akal adalah membebaskan
penekanan yang mengakibatkan saraf terjepit. Maka sangat
dianjurkan untuk operasi,” tegasnya.
Saat ini, teknologi Mitra Keluarga sudah sangat baik. Salah
satunya teknik operasi minimal invasif dengan mikroskop. “Ini
keunggulan kami, karena kita bekerja menangani saraf yang
sangat halus,” sebutnya.
Namun, perlu dipahami bahwa risiko terburuk dari kejadian
saraf terjepit adalah jika tidak dilakukan tindakan. Nyeri yang
berlanjut bisa bertambah berat atau berakibat pada pelemahan
alat gerak, bahkan sampai terjadi kelumpuhan.
Karena itulah, butuh evaluasi menyeluruh untuk menentukan
tindakan kepada pasien dengan low back pain. “Setiap
penyakit punya ciri khas, peluang kesembuhan dan prognosis
masing-masing. Hanya saja, tim kami sangat siap menangani
masalah pinggang bagian bawah. Baik non operasi, operasi
minimal invasif dengan teknologi mikro, hingga operasi
terbuka sekalipun,” ucapnya.
❝Opsi tindakan dan teknik yang
dilakukan sangat tergantung
pada kondisi pasien.
Namun tidak semua pengobatan
harus dilakukan dengan
tindakan operasi❞
dr. Abdi Reza, Sp.BS
Mitra Keluarga Cibubur
10 | Edisi 22 - 2017
mitra utama
M
enjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu
masa kanak-kanak, masa dewasa dan masa tua. Tiga
tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara
fisik maupun psikis. “Secara umum, kemunduran fisik ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, penurunan
pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat,
kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional
meningkat dan kurang gairah,” kata dr. Francisca Wibowo,
Sp.PD, dokter spesialis bidang geriatri di Mitra Keluarga Kelapa
Gading.
Semua proses tersebut berlangsung seiring laju pertambahan
usia yang mengakibatkan berbagai kemunduran pada organ
tubuh. Mulai dari proses menghilangnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang terjadi. Di dalam tubuh juga akan menumpuk distorsi
metabolik dan struktural yang disebut penyakit degeneratif.
Penyakit Degeneratif
Menurut The National Old People’s Welfare Council,
setidaknya ada beberapa kemunduran yang sering dijumpai
pada lansia, mulai dari gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, gangguan berkemih, osteoporosis yang
mengakibatkan gangguan pada tungkai dan sendi panggul dan
mengubah sikap berjalan, bronkhitis kronis, hingga demensia.
Ironisnya semua degenerasi yang menimbulkan beragam
gangguan tersebut sering dianggap wajar ketika dialami
oleh lansia. Padahal kondisi itu sangat mengganggu kualitas
kesehatan --baik fisik maupun psikis-- dan kemandirian lansia.
Selain itu, proses degenerasi berkaitan erat dengan penyakit
hipertensi, diabetes mellitus,  maupun kanker. Bahkan,
hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut lumrah
bagi lansia, karena merupakan rangkaian dari proses
pengendapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah
yang menyebabkan terjadinya pengapuran dan berkurangnya
elastisitas pembuluh darah yang menjadi penyebab terjadinya
tekanan darah tinggi. “Kabar buruknya, hipertensi juga bisa
menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung koroner dan
serangan stroke,” imbuh dokter spesialis saraf di Mitra Keluarga
Bekasi, dr. Robert Loho, Sp.S.
Di sisi lain ada banyak faktor risiko yang senantiasa
mengancam dan bisa sangat memengaruhi kualitas kesehatan
dan kemandirian lansia, mulai dari yang paling tak terduga
seperti risiko jatuh pada penderita osteoporosis yang bisa
berakibat pada gangguan mobilisasi lansia, hingga komplikasi
akut yang butuh perawatan panjang dan pelayanan ekstra
hingga episode akhir hidupnya.
Tetap Sehat di Usia Lanjut
Lanjut usia merupakan suatu proses yang tidak mungkin
dihindari dan pasti dialami setiap manusia yang mendapat
anugerah umur panjang.
❝Hubungan yang harmonis dengan keluarga dan
teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti
yang selanjutnya akan mendorong seseorang
untuk menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya karena ingin
lebih lama menikmati kebersamaan dengan
orang-orang yang dicintai dan disayangi❞
Masalah Keluarga dan Sosial
Masih banyak lagi problem kesehatan fisik, mental, maupun
psikis yang menyertai perjalanan hidup hingga memasuki
episode lanjut usia. Sebut saja kemunduran pada berbagai
aspek kesehatan yang bisa sangat berpengaruh pada
psikologis yang tentu saja memengaruhi ‘karakter’ dan perilaku
lansia dalam kehidupan rumah tangga, keluarga, maupun
sosial, sehingga banyak menciptakan masalah baru (konflik).
“Ambil contoh, akibat berkurangnya kemampuan mendengar
Edisi 22 - 2017 | 11
pada usia lanjut yang mengakibatkan mereka mengalami
kesulitan berkomunikasi sehingga meningkatkan depresi,
frustasi, menarik diri dari keluarga dan lingkungan,
kesepian hingga konflik dengan pasangan hidup karena
kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Jadi ada aspek sosial
selain aspek medisnya,” timpal  dr. Miatina Artisnita, Sp.THT
dari Mitra Keluarga Waru.
Belum lagi lansia yang akibat berbagai kemunduran yang
dialaminya telah memengaruhi kemandirian dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Itu sebabnya, penanganan usia lanjut tidak
bisa disamakan oleh dewasa biasa.
Namun, tidak perlu berkecil hati, karena hidup harus optimistis,
ceria dan berusaha agar tetap sehat. Walaupun usia terus
berlanjut harus tetap mempertahankan cara hidup sehat.
Karena, alangkah indahnya jika di hari tua bisa tetap memiliki
kualitas kesehatan yang terbaik. Minimal, mampu melakukan
kegiatan standar sehari-hari seperti makan, minum, mandi,
dan mengenakan pakaian secara mandiri, tanpa harus
tergantung dan merepotkan orang lain.
Sudah pasti, semua orang tentu berkeinginan untuk dapat
hidup sehat hingga di hari tua. Tak usah khawatir, karena
ada berbagai cara untuk mencapainya. Bahkan secara teori
sebenarnya sangat sederhana, yaitu senantiasa berusaha
menghindari, menjauhi, dan mengantisipasi semua faktor
risiko untuk menghambat proses degenerasi. “Salah satu cara
yang paling efektif ialah konsisten menjalani gaya hidup sehat
sedari muda,” jelas dr. Miftahul Alam, Sp.U, di Mitra Keluarga
Kelapa Gading.
Namun, perlu dipahami bahwa sehat bukan berarti tidak
sakit secara fisik saja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera
secara jiwa (mental), raga (fisik), dan sosial. Sehat merupakan
anugerah dan buah dari menjalankan hidup sehat. Oleh karena
itu, kesehatan jiwa, raga, dan sosial harus senantiasa terjaga,
dengan cara meningkatkan kesehatan dan menjalankan cara-
cara hidup sehat sepanjang hayat di kandung badan.
Caranya, bisa dimulai dengan hanya mengonsumsi makan-
makanan yang bergizi dan seimbang serta meluangkan waktu
untuk melakukan olahraga ringan secara teratur dan terukur,
atau disesuaikan dengan kemampuan.
Hampir semua narasumber di Mitra Keluarga Grup, memberi
saran untuk rutin melakukan pemeriksaan/skrining kesehatan
dan konsultasi kepada dokter yang kompeten secara teratur,
Kelompok Usia Menurut Standar WHO
	 Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45
sampai 59 tahun
	 Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
	 Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun	
	 Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
12 | Edisi 22 - 2017
mitra utama
12 Cara Mempertahankan Hidup Sehat
	 Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga,
pembangun dan pengatur
	 Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari hidrat arang kompleks
(sayur–sayuran, kacang-kacangan, biji–bijian)
	 Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani
	 Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati
yang dikonsumsi dalam jumlah bertahap
	 Banyak mengonsumsi bahan makanan yang tinggi kalsium seperti susu non fat, yoghurt, dan ikan
	 Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang–kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau
	 Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol
	 Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan–bahan yang segar dan mudah dicerna
	 Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng–gorengan
	 Sempatkan olahraga ringan minimal 30 menit, atau sesuai kemampuan
	 Usahakan untuk minum air putih 1,5-2 liter per hari untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan
aktivitas
	 Sesuaikan jadwal, jumlah, dan jenis makanan dengan kebutuhan
*dari berbagai sumber
sehingga gangguan kesehatan yang mungkin timbul bisa
dideteksi sedini mungkin dan segera ditangani.
Hindari stress dan sedapat mungkin menjaga mental dan batin
yang seimbang guna menghadirkan ketenangan di dalam jiwa.
“Hiasi hari-hari dengan senyum dan tawa karena diyakini akan
memperbaiki mental dan fisik secara alami,” anjur Pemimpin
Redaksi Majalah Mitra Keluarga, dr. Nurvantina Pandina, MM.
Menikmati suasana rekreasi baik bersama keluarga maupun
teman sangat dianjurkan untuk menghapus rasa lelah, bosan,
dan penat setelah seminggu penuh melakukan aktivitas rutin.
Rekreasi akan menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan
otot-otot yang lelah dan tegang karena rutinitas sehari-
hari. “Rekreasi dan aktif mengikuti kegiatan sosial, bertemu
teman lama, menghadiri reuni, dan saling berbagi cerita akan
memberikan pencerahan dan menyegarkan otak,” ucap dr. G.A
Putu Yunihati, Sp.S, di Mitra Keluarga Bekasi Timur.
Saat ini, tingkat pemahaman masyarakat pada poin-poin
penting dalam menerapkan hidup sehat terbilang tinggi.
Sarana dan fasilitas pendukung –baik medis maupun non
medis— telah sangat memadai. Jadi, tinggal bagaimana Anda
menyikapinya, “do it or leave it” kata dr. Aryo Nugroho T, Sp.OT
di Mitra Keluarga Kalideres. So, mari tetap sehat dan selamat
menjadi tua. (tim MK)
14 | Edisi 22 - 2017
referensi
S
troke atau dalam bahasa medis disebut dengan cerebro­
vascular accident (CVA), merupakan suatu kondisi yang
terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-­
tiba menjadi terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran
darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat
merusakkan atau mematikan sel-sel saraf pada otak. Jika ter­
jadi kematian jaringan otak, akan dapat menyebabkan hilang­
nya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut (stroke).
Menurut dr. Robert Loho, Sp.S, ada
dua jenis peristiwa yang berlangsung
di dalam otak dan menjadi pemicu
terjadinya serangan stroke, yaitu
kemungkinan adanya penyumbatan
(pembuluh darah yang tersumbat
di dalam otak/stroke iskemik), dan
perdarahan (pembuluh darah yang
pecah di dalam otak/stroke hemoragik).
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala stroke sangat
tergantung dari pembuluh darah
mana di dalam otak yang mengalami
Stroke pada Lansia
Kenali dan Pahami Multifaktor
Risiko Penyebabnya
sumbatan atau pecah, dan sangat tergantung dari seberapa
luas jaringan otak yang terpengaruh oleh sumbatan atau
perdarahan tersebut. Oleh karena itu, serangan stroke bisa
sangat bervariasi. Mulai dari yang paling ringan sampai berat,
hingga bisa mengakibatkan kematian mendadak.
“Jika penderita dapat diselamatkan, terkadang penderita
akan mengalami kelumpuhan pada sebagian anggota
tubuh, hilangnya sebagian ingatan,
hilang kemampuan bicara, atau
meninggalkan beberapa gejala sisa
lainnya,” ujar dokter spesialis saraf di
Mitra Keluarga Bekasi ini.
Jika dilihat dari karakteristiknya, stroke
banyak dialami lanjut usia (lansia)
dan masyarakat perkotaan pada
umumnya. Namun, usia muda tidak
menjadi jaminan bahwa seseorang
bisa bebas dari serangan stroke. “Saat
ini peristiwa serangan stroke sudah
bergeser ke usia di bawah 50 tahun. Ini
semua karena adanya perubahan gaya
hidup dan tingkat stres yang semakin
berat,” imbuhnya, seraya menambah­
kan bahwa serangan stroke telah
menduduki posisi paling tinggi sebagai penyumbang angka
kematian di Indonesia.
Multifaktor
Saat ini, fenomena perubahan gaya hidup dan tingkat stres
termasuk dalam faktor risiko stroke. Namun, kata dr. Robert,
kejadian stroke tidak terjadi hanya karena satu faktor risiko
saja. Biasanya melibatkan beberapa faktor, bahkan multifaktor
risiko yang bisa menjadi pemicu serangan stroke. Beberapa
faktor risiko itu diantaranya adalah, menderita diabetes,
hipertensi, penyakit jantung, dan ada juga faktor usia di sana.
Serangan stroke iskemik (stroke penyumbatan) maupun stroke hemoragik (stroke perdarahan)
dipicu oleh adanya multifaktor risiko. Multifaktor risiko tersebut diantaranya adalah penyakit
hipertensi, diabetes mellitus, jantung, hingga gaya hidup dan tingkat stres yang tinggi.
Stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak atau
disebut Stroke Iskhemik.
Stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah
dalam otak atau disebut
Stroke Hemoragik.
sumber: norteastrehab.com
Edisi 22 - 2017 | 15
“Terjadinya stroke selalu dipicu oleh dua atau lebih faktor
risiko. Misal, punya hipertensi dan usia di atas 50 tahun,
maka ia memiliki potensi terkena serangan stroke. Apalagi
jika memiliki faktor risiko lain seperti diabetes, kolesterol
tinggi, penyakit jantung, atau lainnya, maka semakin tinggi
risiko mengalami serangan stroke. Tetapi, hanya menderita
hipertensi dan usia baru 20-an tahun, tentu belum berpotensi
terkena serangan,” ungkapnya.
Mungkin itu sebabnya, serangan stroke identik dengan lansia
atau mereka yang telah berusia di atas 65 tahun, karena usia
“emas” seperti ini biasanya telah memiliki beberapa faktor
risiko, sehingga sangat mungkin mengalami serangan stroke.
Faktor risiko inilah yang harus diwaspadai. Sebut saja pada
lansia atau usia di atas 65 tahun yang biasanya sudah memiliki
dua atau lebih faktor risiko, seperti menderita diabetes dan
hipertensi, ya harus hati-hati. Tapi jangan salah, lanjutnya, gaya
hidup dan tingkat stres yang tinggi pada masyarakat perkotaan
juga kerap menjadi pemicu kejadian stroke di kalangan muda.
“Karena itulah, jika tidak ingin mengalami serangan stroke,
gaya hidup harus dimodifikasi. Ini penting,” ingatnya. Karena,
pola makan yang terlalu banyak gula, garam, dan lemak,
serta kurang beraktivitas merupakan faktor risiko stroke yang
dipelihara.
Selain itu, kesadaran tentang penyakit stroke juga perlu lebih
ditingkatkan. Caranya, bisa dengan melakukan skrining secara
rutin sebagai hal utama yang perlu dilakukan untuk mencegah
terkena serangan stroke. Pemeriksaan laboratorium  dan
pemeriksaan MRI pada otak dan pembuluh darah akan sangat
berguna untuk mengetahui kondisi dan kualitas pembuluh
darah pada otak, untuk menghindari risiko terjadinya stroke.
dr. Robert Loho, Sp.S
Mitra Keluarga Bekasi
❝Semakin cepat dan lengkap informasi mengenai
data diagnosis dan riwayat pasien, maka akan
semakin baik pula target penanganan dan
pengobatan stroke yang diharapkan❞
Program Terpadu
Mitra Keluarga Grup, termasuk Mitra Keluarga Bekasi,
merupakan rumah sakit yang memiliki fasilitas dan pelayanan
lengkap untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan
stroke. Bahkan, diakui sebagai salah satu rumah sakit terbaik
dengan tingkat keberhasilan penanganan stroke yang cukup
tinggi.
Hanya memang, sebagian besar pasien yang datang ke
Mitra Keluarga Bekasi dalam kondisi keparahan tingkat akhir.
Akibatnya, penanganan lebih sulit dan butuh pemeriksaan
lebih komprehensif. Karena itu, tengah disiapkan sistem
penanganan stroke secara lebih komprehensif.
Program terpadu yang melibatkan berbagai bidang medis
ke dalam suatu tim. Katakanlah Stroke Center dalam bentuk
koordinasi terpadu di lingkungan regional Mitra Keluarga Grup,
terkait data dan informasi pasien, yang juga melibatkan bidang
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, hingga
rehabilitasi.
Melalui program terpadu dan komprehensif seperti ini,
diharapkan tingkat keberhasilan penanganan stroke bisa
semakin baik, terutama dalam menekan angka kematian akibat
stroke. (nwng)
16 | Edisi 22 - 2017
referensi
K
etika penglihatan mulai menjadi kabur, merasakan
sensasi seperti berkabut, sulit membedakan warna –
terutama orange, kuning, merah— hingga menemukan
gangguan test sensitifitas terhadap kontras, sebaiknya
segera memeriksakan mata Anda ke dokter spesialis mata.
Kondisi tersebut mungkin merupakan gejala penyakit katarak.
Utamanya, kata dr. Teguh Filbert, Sp.M, jika gangguan
penglihatan tersebut dirasakan oleh mereka yang telah berusia
di atas 50 tahun.
Menurut dokter spesialis mata di Mitra Keluarga Surabaya
ini, seiring dengan bertambahnya usia akan terjadi pula
proses penurunan metabolisme sehingga kemampuan untuk
menjaga kejernihan lensa mata turut berkurang, dimana lensa
menjadi keruh secara perlahan. Itu sebabnya, penyakit katarak
cenderung dialami oleh lansia. Walaupun bisa dialami dewasa
muda, bahkan anak-anak, namun katarak lebih sering disebut
sebagai penyakit orangtua.
Proses alamiah seiring berlangsungnya proses penuaan dan
seringnya terkena paparan sinar ultra violet (UV) diyakini
sebagai penyebab utama terjadinya penyakit katarak pada
lansia. Selain itu, infeksi bola mata dan infeksi sistemik juga
bisa menimbulkan katarak. “Diabetes mellitus, adanya kelainan
genetik dan kelainan metabolisme, atau pernah mengalami
trauma, juga berpotensi dalam mempercepat terjadinya
penyakit katarak,” timpal dr. Teguh Filbert, Sp.M.
Tidak Mandiri
Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata
manusia. Pada tahap awal gejala hanya ringan saja. Seperti
gangguan dalam melihat tulisan atau benda yang kecil,
rasa silau dan kabur dalam suasana cahaya terang. Namun,
gangguan tersebut semakin lama semakin berat dan sangat
mengganggu, bahkan menjadi kendala (faktor penghambat)
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penderita mulai tidak
mampu mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukannya hingga
tidak mampu merawat diri sendiri. Mulai membutuhkan orang
lain untuk membantu dan mendampinginya dalam melakukan
kegiatan sehari-hari.
Kondisi seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi, jika penderita
bisa mengenali gejala penyakit katarak dan segera melakukan
konsultasi dengan dokter spesialis mata untuk memastikan
tindakan pengobatan yang harus dilakukan.
Gangguan Penglihatan (Katarak)
Sembuh Sempurna dengan Lensa
Implan
Segera lakukan konsultasi ke dokter spesialis mata apabila gejala penyakit katarak mulai
mengganggu dan menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan
penanganan yang tepat dan terkini, penyakit katarak dapat ditangani dengan hasil sembuh
sempurna.
Antisipasi Katarak pada Lansia
	 Hindari paparan UV berlebih
	 Gunakan kacamata pelindung anti UV apabila
beraktivitas di luar rumah, terutama di siang hari
	 Jaga kondisi tubuh dengan rajin berolahraga
dan mengonsumsi makanan sehat mengandung
antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran
	 Kontrol rutin kadar gula darah dan mengikuti terapi
yang dianjurkan untuk pasien dengan diabetes mellitus
	 Gunakan kacamata pelindung saat bekerja, terutama
pekerjaan dengan risiko tinggi terjadi trauma mata
Edisi 22 - 2017 | 17
Memang, penyakit katarak tidak menyebabkan rasa sakit
dan tidak memiliki risiko pada kematian. Bahkan, termasuk
penyakit yang sangat umum terjadi. Namun, jika tidak segera
dilakukan langkah pengobatan, umumnya bisa mengakibatkan
kebutaan sementara. “Apabila dalam jangka panjang tetap
tidak dilakukan pengobatan, maka katarak bisa menimbulkan
komplikasi seperti glaukoma, hingga dislokasi lensa yang pada
akhirnya berujung pada kebutaan permanen, dan tidak dapat
disembuhkan. “Kebutaan sementara bisa disembuhkan dengan
tindakan operasi,” ujarnya.
Teknik Phacoemulsifikasi
Hingga saat ini, belum ada terapi obat yang bisa
menyembuhkan dan mencegah proses terjadinya katarak.
“Satu-satunya terapi yang terbukti aman dan nyaman dengan
tingkat keberhasilan sangat tinggi ialah melalui tindakan
operasi pengangkatan lensa dengan implantasi intra ocular
lens untuk koreksi refraksinya,” jelas dr. Teguh.
Jadi katarak adalah penyakit yang biasa terjadi sebagai proses
alamiah yang berlangsung seiring berjalannya waktu. Penyakit
ini berkembang selama bertahun-tahun tanpa terasa dan
tidak disadari oleh penderitanya. Lensa mata seara perlahan
tapi pasti akan keruh dan berkabut. Dengan adanya katarak,
kejernihan lensa mata berkurang dan cahaya yang masuk ke
mata menjadi terhalang. Banyak pengidap yang pada akhirnya
membutuhkan operasi untuk mengganti lensa yang rusak ini
dengan lensa buatan.
Saat ini operasi katarak sudah menggunakan teknik
phacoemulsification dimana digunakan energi ultrasound
untuk memecah katarak, lalu disedot melalui lubang sayatan
yang hanya sebesar 2 milimeter (mm). Luka sayatan tersebut
dibuat dengan pisau khusus sehingga sangat kedap dan
tidak memerlukan jahitan sehingga proses penyembuhan
❝Proses pemulihan mungkin membutuhkan
waktu beberapa hari. Hampir semua pasien yang
menjalaninya akan merasakan peningkatan pada
penglihatan mereka. Biasanya, pasien kembali
mampu melakukan rutinitas secara normal dalam
waktu dua minggu setelah operasi❞
dr. Teguh Filbert, Sp.M
Mitra Keluarga Surabaya
menjadi lebih cepat dibanding teknik konvensional, dan minim
menimbulkan efek astigmat (kacamata silinder) yang bisa
disebabkan oleh luka operasi.
“Melalui luka sayatan sebesar 2mm yang dibuat, lensa implan
intra okular dimasukkan untuk menggantikan posisi lensa
asli sehingga posisi lensa akan stabil dengan tingkat presisi
yang terjaga dengan baik. Lensa implan menggunakan bahan
khusus yang dapat dilipat agar bisa melalui luka sayat yang
hanya sebesar 2mm tadi,” ungkapnya.
Mitra Keluarga Surabaya dan Grup pada umumnya sudah
menggunakan teknik phacoemulsifikasi terkini. Semua jenis
penyakit katarak, baik pada anak maupun dewasa hingga
lansia dapat ditangani dengan sangat baik. “Kasus katarak rutin
maupun kasus dengan tingkat kesulitan sangat tinggi ditangani
dengan hasil yang sangat baik,” sebutnya.
“Peluang kesembuhan dan pemulihan sangat baik meskipun
pada lansia. Tingkat keberhasilan tinggi dengan angka
kegagalan di bawah 0.5%,“ urai dokter spesialis mata yang
pernah menangani pasien berusia 103 tahun dan pasien
termuda yang baru berusia 3 bulan.
18 | Edisi 22 - 2017
referensi
L
upa meletakkan barang, tersesat ketika keluar rumah
tanpa ditemani, hingga emosi yang kurang stabil, menjadi
gejala  yang sering ditemui dan menjadi gambaran umum
perilaku lanjut usia. Mereka yang sering mengalaminya kerap
memperoleh sebutan pikun. Dianggap sebagai hal yang
lumrah, dan tak sedikit yang menyebutnya sebagai penyakit
tua, sehingga penyakit ini sering terabaikan.
Padahal, seperti kata dr. G.A Putu Yunihati, Sp.S,  Demensia
(bahasa Inggris: dementia, senility) adalah syndrome atau
kumpulan gejala penurunan fungsi intelektual dibanding
sebelumnya yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas
sosial dan profesional yang tercermin dalam aktivitas hidup
keseharian.
Sayangnya, banyak yang tidak memahami dan menyadari
peristiwa tergelincirnya memori seperti tersebut sebagai
demensia, yang akan semakin berat jika tidak memperoleh
perhatian dan penanganan secara serius. “Demensia pada
stadium awal memiliki peluang kesembuhan yang jauh lebih
baik dibanding stadium sedang, apalagi terlanjur berat,”
ungkap dokter spesialis saraf di Mitra Keluarga Bekasi Timur
ini.
Pencetus dan Gejala DEmensia
Demensia terjadi karena adanya kerusakan sel otak, sehingga
sel otak terganggu komunikasinya. Bagian otak yang terkena
terutama pada area hipokampus yang berfungsi penting dalam
pembelajaran dan memori. Inilah yang menimbulkan gejala
awal terjadinya gangguan memori.
Ciri atau gejalanya terlihat melalui adanya gangguan
kemampuan fungsional saat melakukan pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari, terjadi penurunan dari tingkat fungsi
dan performa sebelumnya. Mulai dari gangguan kognitif dan
perilaku seperti gangguan kemampuan untuk mendapatkan
dan mengingat informasi baru.
Misal percakapan dan pertanyaan yang diulang-ulang, salah
meletakkan barang milik pribadi, lupa terhadap janji, tersesat
di lokasi yang sudah dikenal baik sebelumnya. Begitu pula
dengan mulai timbulnya gangguan terhadap logika, gangguan
kemampuan visuospasial. Tidak mengenal  wajah atau objek
keseharian, hingga tidak dapat melakukan prosedur sederhana
seperti berpakaian, gangguan fungsi berbahasa (berbicara,
membaca dan menulis), hingga gangguan kepribadian,
perilaku atau penampilan, seperti fluktuasi mood, apatis, hilang
minat, menarik diri, perilaku obsesif kompulsif dan seterusnya.
Kemunduran yang Diperlambat
Secara umum  demensia belum dapat disembuhkan.
Kebanyakan  bersifat progresif, seperti pada alzheimer. Belum
ada terapi yang dapat menyembuhkan, namun masih ada
terapi untuk mengendalikan gejala yang timbul.
Karena itulah gejalanya perlu dideteksi secara dini agar bisa
cepat ditanggulangi. Bahkan, perlu persiapan mental keluarga
untuk menghadapi akibat kemunduran yang terjadi. Kunci
penanganan difokuskan pada apa yang masih bisa dilakukan
dan dinikmati penderita dengan harapan kemunduran bisa
diperlambat.
Prinsip utama penanganannya adalah menemukan kasus  
sedini mungkin. Karena semakin awal  ditemukan, maka
harapan perbaikannya akan semakin baik. Segera lakukan
konsultasi dengan dokter spesialis saraf, ketika menemukan
Demensia
Jangan Sepelekan Gejala Sering
Lupa
Waspadalah jika mulai sering lupa nama orang, benda, tempat, kejadian, bahkan pada apa yang
baru dikatakan. Bisa jadi itu merupakan tanda awal Demensia.
Antisipasi Mencegah Demensia
	 Waspada terhadap gejala dini
	 Hindari faktor risiko
	 Lakukan olahraga/senam otak
	 Diet sehat
Edisi 22 - 2017 | 19
tanda awal demensia. Dokter akan melakukan wawancara
kepada pasien, keluarga atau orang terdekat pasien, untuk
mengetahui awitan, pola perubahan kognitif dan non kognitif
serta perjalanan/riwayat penyakit penting untuk menentukan
adanya kecurigaan demensia. Juga riwayat konsumsi obat-
obatan, riwayat penyakit dalam keluarga dan lainnya.
Selain itu akan dilakukan pemeriksaan fisik umum dan
neurologi. Pemeriksaan khusus untuk menilai fungsi kognitif
sederhana berupa MMSE (mini mental state examination),
CDT (clock drawing test) dan MoCA-INA (montreal cognitive
assessment versi Indonesia). Selanjutnya, pemeriksaan kognitif
lengkap dapat menggunakan CERAD (consortionum to
establish a registry for Alzheimer disease) dan pemeriksaan
aktivitas fungsional ADL, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, neuroimaging
seperti CTScan/MRI, PET, MRS dan SPECT, EEG.
Tatalaksana Pengobatan
Tatalaksana  pengobatan terbagi menjadi terapi farmakologi/
obat-obatan dan terapi non farmakologi. Terapi Farmakologi
harus sejalan dengan intervensi psikososial untuk memperbaiki
fungsi kognitif dan perilaku yang dinilai secara berkala tiap 3
bulan yang meliputi fungsi kognitif secara global dan perilaku.
Evaluasi melibatkan pula penilaian keluarga. Obat untuk
mengontrol penyakit pencetus.
Terapi non Farmakologi dilakukan sebagai upaya
mempertahankan fungsi kognitif dapat berupa latihan
meningkatkan kemandirian, strategi komunikasi, pelatihan
ketrampilan ADL (activity daily living), perencanaan kegiatan,
teknologi berbantu, olahraga, program rehabilitasi dan
intervensi kombinasi, stimulasi kognitif, pelatihan kognitif dan
rehabilitasi, terapi orientasi realitas, terapi reminiscence, dan
seterusnya.
Mitra Keluarga Grup, menangani pasien demensia pada
lansia dengan melakukan skrining awal, skrining faktor risiko,
tatalaksana faktor risiko, dan secara aktif mengajak pasien
untuk melakukan senam lansia.
Selebihnya dilakukan edukasi pada pasien dan keluarga,
membuat catatan dan titian ingatan, terapi rekreasional, dan
brain exercise. “Titian ingatan seringkali membantu pasien
untuk mengingat. Terapi rekreasional yang paling dianjurkan
adalah dengan berkumpul bersama kelompoknya. Hal ini
dapat dicapai dengan tetap mengikuti kegiatan sosial, bertemu
teman lama, menghadiri reuni. Saling berbagi cerita akan
membantu proses ingatan,” anjurnya.
Senam lansia dalam bentuk senam otak (brain gym)
merupakan metode gerakan-gerakan tubuh untuk
mengaktivasi fungsi otak. Berbagai penelitian membuktikan
peningkatan fungsi dan aktivitas otak akibat gerakan-gerakan
senam tersebut. Brain gym ini telah banyak dipelajari dan
diterapkan (bahkan dalam bentuk perkumpulan). Salah satunya
komunitas lansia di Mitra Keluarga Bekasi Timur. “Prinsip
utama penanganan  adalah ‘Use it or lose it’, asahlah otak
secara terus menerus,” ucapnya, yakin.
dr. G.A Putu Yunihati, Sp.S
Mitra Keluarga Bekasi Timur
❝Demensia umumnya mengenai 5% dari populasi
mereka yang berusia lebih dari 65 tahun, dan
meningkat menjadi 20%-40% pada usia lebih dari
85 tahun❞
20 | Edisi 22 - 2017
referensi
G
angguan berkemih merupakan salah satu masalah
yang sering dialami lansia, sebut saja keluarnya air
seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang
cukup, sehingga mengakibatkan masalah kesehatan maupun
sosial.
Menurut dr. Miftahul Alam, Sp.U, beser (sering buang air kecil–
BAK) umumnya terjadi pada lansia laki-laki karena terjadinya
pembesaran prostat jinak atau bahasa medisnya Benign Pros-
tate Hyperplasia (BPH). Sedangkan beser pada lansia wanita
biasanya karena mengalami gangguan kelemahan otot penun-
jang dasar panggul.
Tanda dan Gejala
Dokter spesialis urologi di Mitra Keluarga Kelapa Gading
ini membagi tiga kategori gangguan berkemih dari segi
­waktu, yaitu: sebelum, saat berkemih, dan setelah ­berkemih.
­Tanda pada kategori sebelum berkemih ialah ketika ­pasien
­meng­alami problem seperti sulit memulai berkemih,
mengedan, dan seterusnya. Kedua, saat berkemih pancaran-
nya menjadi lebih lemah, tidak kencang seperti biasanya dan
terkadang meng­alami sensasi rasa sakit. Dan yang terakhir,
kategori setelah berkemih, yaitu ketika selesai berkemih tapi
merasa belum tuntas. Tidak lampias, merasa masih ada sisa air
kemih yang tertahan.  
Semua jenis gangguan berkemih di atas merupakan tanda
atau gejala adanya masalah yang menyebabkan pola berkemih
menjadi tidak normal. Faktor pemicunya bervariasi, bisa karena
penyempitan, ada saluran yang tersumbat, prostat yang mem-
besar (pada pria), infeksi karena ada batu di saluran atau kan-
tung kemih sehingga menyebabkan rasa sakit saat berkemih,
atau peradangan di kantung kemih (umumnya pada wanita).
Penyakit Lansia
Gangguan berkemih umumnya merupakan penyakit degene­
ratif pada lansia. Namun, bisa terjadi karena sebab-sebab lain.
Ada gangguan berkemih yang tidak terkontrol atau disebut
inkontinensia urin. “Yang tidak terkontrol seperti ini disebut
inkontinensia urin, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
menahan air kencingnya sendiri,” ucapnya. Ada beberapa
­jenis dari inkontinensia urin, diantaranya adalah, inkontinensia
stress (stress incontinence), inkontinensia urgensi (urge incon­
tinence), inkontinensia urin luapan (over flow incontinence),
inkontinensia urin fungsional (reflex incontinence) dan inkon-
tinensia campuran (mixed incontinence).
Sebagai gambaran, stress inkontinensia umumnya terjadi pada
orang yang ketika tertawa atau batuk kemudian diikuti oleh
keluarnya urin, baik sedikit ataupun banyak. ­Beberapa problem
neurologis dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi seperti
demensia, penyakit parkinson, stroke, atau cedera medulla
Gangguan Berkemih Lansia
Hindari dengan Menerapkan Pola
Hidup yang Sehat
Selain penyakit degeneratif pada lansia, beberapa penyakit penyerta juga bisa menjadi pemicu
terjadinya gangguan berkemih.
Antisipasi Secara Mandiri
Kelihatannya memang sederhana, hanya masalah pola
berkemih. Masalah umum dan kerap dianggap wajar
(terutama pada lansia). Padahal dampaknya sangat luas.
Bahkan bisa menganggu kualitas hidup  seseorang,
termasuk lansia.
Faktor penyebabnya sangat bervariasi, karena itulah dr.
Miftahul Alam, Sp.U menyarankan agar memiliki perhatian
dengan masalah berkemih sedari muda. Karena, cara
mengantisipasinya sangat sederhana dan mudah.
	 Hindari untuk menahan berkemih dan cukupi
kebutuhan air minum per hari secara baik
	 Biasakan untuk melakukan aktivitas fisik atau
sempatkanlah untuk melakukan olahraga –minimal
jogging—seminggu sekali
	 Hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi,
fast food, gorengan dan makanan yang bersantan.
Kolesterol tinggi bisa berubah menjadi kanker, salah
satunya kanker prostat
	 Sangat disarankan untuk melakukan cek urin secara
rutin untuk menghindari terjadinya infeksi. Pada pria
lakukan tes urin minimal 1 tahun sekali, dan 6 bulan
sekali pada wanita. Infeksi saluran kemih pada wanita
cenderung terjadi  2 kali setahun.
Edisi 22 - 2017 | 21
spinalis. Yang terjadi pada jenis inkontinensia urin ini ialah
pasien mengeluhkan tidak cukupnya waktu untuk sampai ke
toilet namun urin sudah keluar terlebih dulu.
Pada inkontinensia urin luapan (over flow incontinence) ­tidak
terkendalinya urin yang keluar dikaitkan dengan ­terjadinya
pembesaran prostat atau multiple sclerosis, yang dapat
menyebabkan tidak berkontaksinya kandung kemih pasien.
“Pasien yang menderita over flow incontinence biasanya
­hanya mengeluarkan urin sedikit saja tanpa merasakan sensasi
ketika kandung kemihnya penuh,” urainya.
Sedangkan  inkontinensia fungsional umumnya terjadi karena
demensia berat, faktor lingkungan, dan juga faktor psikologis.
Pada pasien yang menderita inkontinensia jenis ini biasanya
dibarengi dengan kemunculan berbagai macam gejala dan
juga terjadinya gambaran urodinamik yang lebih dari satu jenis
inkontinensia urin.
Karena, itulah evaluasi sangat diperlukan untuk mengetahui
penyebabnya. “Misal gangguan berkemih pada pria yang didu-
ga karena masalah prostat. Harus segera dievaluasi, terutama
untuk mengetahui kondisi prostatnya, ada kanker atau tidak,
untuk segera diambil tindakan pengobatan,” ungkapnya.
Pengobatan inkontinensia ini umumnya menggunakan cara
operasi. Namun, jika masih dalam tahap ringan, maka bisa di-
coba dengan melakukan terapi konservatif. Penggunaan obat-
obatan, stimulasi, dan juga penggunaan alat mekanis ialah
cara populer yang bisa dilakukan untuk mengobati inkontinen-
sia urin ini tanpa operasi.
Pilihan Terapi
Pada kasus dengan gejala dan tanda yang ringan dapat dilaku-
kan terapi non farmakologi dengan cara melatih otot panggul
dr. Miftahul Alam, Sp.U
Mitra Keluarga Kelapa Gading
❝Masalah pada prostat termasuk proses alamiah
yang kemudian menjadi penyakit lansia. Sedangkan
infeksi saluran kemih, biasanya terjadi karena gaya
hidup yang kurang sehat❞
untuk menahan kemih dengan teknik distraksi dan relaksasi.
Atau dengan terapi  farmakologi (obat) –dalam jangka waktu
tertentu— untuk memperbaiki pola berkemih.
Namun, pada kasus yang berat, harus dilakukan prosedur
­operatif. “Pilihan terapi pada lansia biasanya disesuaikan
­dengan tingkat keluhan. “Namun mengingat kondisi lansia
dan faktor usia, pihak keluarga biasanya merasa lebih nyaman
­dengan menerapkan terapi obat,” ungkapnya. Jika tidak ber­
hasil dengan terapi obat, maka harus segera dilakukan tindak­
an operatif. Atau memilih opsi terakhir, yaitu menggunakan
kateter seumur hidup.
Di Mitra Keluarga Grup, kasus gangguan berkemih banyak
ditemukan karena masalah prostat pada pria dan infeksi salu-
ran kemih pada wanita. “Fasilitas dan peralatan penunjang di
sini sangat baik. Bahkan, tingkat keberhasilan penangan­an un-
tuk masalah prostat terbilang tinggi,” sebutnya.
Masih seperti kata dr. Mitahul Alam, Sp.U, Mitra Keluarga
­Kelapa Gading memiliki program paket untuk penanganan
masalah prostat. “Sangat baik untuk mengantisipasi gangguan
berkemih. Jadi, jika ada keluhan, segera konsultasikan masalah
Anda kepada kami. Jangan sampai telah menderita penyakit ini
secara akut baru memeriksakan diri ke dokter,” anjurnya.
22 | Edisi 22 - 2017
tips
K
etika seseorang sudah mencapai usia tua dimana
fungsi-fungsi tubuhnya mulai tidak dapat lagi berfungsi
dengan baik, maka lansia –sesuai standar WHO yaitu
usia 65 tahun ke atas-- membutuhkan banyak bantuan dalam
melakukan berbagai kegiatan, termasuk aktivitas rutin sehari-
hari. Belum lagi berbagai penyakit degeneratif yang menyertai
kondisi lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra
dari orang-orang di sekelilingnya.
Menurut dr. Nora Taofik, Sp.KFR, diperlukan pemeriksaan
dasar untuk menentukan aktivitas yang aman dilakukan
oleh lansia, terutama bagi lansia yang sering tinggal sendiri
di rumah. Maklum, lansia terkadang sulit untuk bangun dan
berdiri sehingga perlu ‘alat bantu’ agar tetap bisa melakukan
aktivitasnya secara mandiri.
Pemeriksaan tersebut diantaranya:
•	 Mengukur kemampuan fungsional lansia dengan Katz
Index, Lamton Instrumental Activities of Daily Living
Scale
•	 Menilai risiko jatuh pada lansia melalui evaluasi pola
jalan: Berg Balance Scale, Time Up And Go Test.
•	 Memastikan Kondisi Medis : Geriatric Assessment
Nutritronal Assessment, Mini Cognitive Assessment
Instrument.
Melalui hasil pemeriksaan yang dilakukan, keluarga bisa
meminta saran dokter –dalam hal ini dokter rehab medik—
untuk memastikan apakah lansia membutuhkan alat bantu
seperti tripodcane, quardcane, standard walker, rolling walker
atau tidak. “Terutama ketika ditemukan risiko jatuh pada
lansia,” ucapnya.
Langkah selanjutnya, kata Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi di Mitra Keluarga Tegal ini, tentu saja Anda harus
menyesuaikan kondisi rumah dengan tingkat kemampuan
fungsional lansia dengan memerhatikan risiko jatuh dan
kondisi medis lansia.
Penyesuaian yang dilakukan biasanya berupa modifikasi
lingkungan mulai dari penempatan atau  tata letak benda-
benda/perabot di dalam rumah yang tidak menjadi
penghalang atau mengganggu mobilitas lansia dalam
melakukan aktivitas rutin sehari-hari.  Sebut saja, koridor
atau jalan menuju kamar mandi yang harus save dan adanya
tambahan semacam handle (pegangan) untuk membantu
lansia bangkit dari closed, hingga memasang lantai yang anti
slip di kamar mandi dan dapur, misalnya.
Aktivitas Fisik
Namun jangan lupa, lansia juga memerlukan berbagai hal lain
untuk mempertahankan kualitas hidupnya seperti latihan-
latihan yang dapat melatih kekuatan tubuhnya agar tidak terus
menurun, ataupun bagaimana untuk mempertahankan fungsi
kognitifnya. “Aktivitas tersebut bisa berupa latihan (seperti
taichi), aerobik, hingga melakukan kegiatan sehari-hari seperti
dr. Nora Taofik, Sp.KFR
Mitra Keluarga Tegal
Lansia di Rumah
Ciptakan Suasana
Aman, Nyaman
dan Sehat
Penglihatan, pendengaran, dan kepadatan tulang yang berkurang, serta penyakit degeneratif
tertentu yang dialami membuat lansia membutuhkan penempatan tata letak isi rumah yang
lebih bisa meminimalisasi risiko terjadinya cedera.
❝Semakin tinggi tingkat aktivitas pada lansia
berbanding lurus dengan tingkat kesehatannya.
Begitu juga dengan aspek latihan pada lansia❞
Edisi 22 - 2017 | 23
Rekomendasi Aktivitas Latihan untuk
Lansia (>65th)
	 Paling sedikit : 150 menit per minggu aktivitas
aerobik intensitas sedang atau paling sedikit 75 menit
per minggu aktivitas aerobik intensitas berat, atau
kombinasi intensitas sedang berat.
	 Aktivitas aerobik dilakukan minimal selama 10 menit per
aktivitas.
	 Untuk manfaat kesehatan lainnya seperti kebugaran,
menurunkan risiko penyakit jantung, aktivitas aerobik
intensitas sedang dapat dilakukan selama 300 menit
atau aktivitas aerobik intensitas berat 150 menit atau
kombinasi intensitas sedang berat.
	 Lansia dengan kemampuan mobilisasi atau berpindah
yang buruk sebaiknya melakukan latihan keseimbangan
untuk mencegah jatuh, minimal 3 hari per minggu.
	 Aktivitas penguatan otot sebaiknya dilakukan minimal 2
hari per minggu.
	 Jika lansia tidak dapat melakukan aktivitas fisik
sesuai anjuran karena kondisi kesehatan, lansia dapat
melakukan aktivitas fisik semampunya saja.
membersihkan rumah, pergi berbelanja, ataupun berkebun,“
kata dr. Nora, seraya menambahkan, bahkan disarankan juga
untuk melakukan rekomendasi latihan pada lansia (lihat box).
Menjadi tua dan lemah adalah proses yang tidak terelakkan.
Perawatan lansia harus dilakukan dengan teliti, sabar, dan
penuh cinta. Pengawasan dan perawatan yang dilakukan,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga
mereka tetap merasa bahagia dan dapat menjalani masa tua
dengan lebih baik.
24 | Edisi 22 - 2017
tips
S
eiring dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai
perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh
terhadap penampilan fisik, tetapi juga terhadap fungsi
dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari. Salah
satunya ialah penurunan kemampuan pendengaran sebagai
kondisi yang paling umum terjadi pada orang usia lanjut.
Perubahan patologi pada organ pendengaran berlangsung
secara alamiah akibat proses degenerasi pada usia lanjut
(kelompok geriatri). Batasan lanjut usia menurut WHO antara
60-74 tahun. Artinya menurunnya kualitas pendengaran
banyak terjadi pada bentang usia tersebut.
Menurut dr. Miatina Artisnita, Sp.THT, keluhan utama
penurunan pendengaran terjadi secara perlahan-lahan,
progresif, dan simetris. Namun, kapan waktu dan penyebab
dari berkurangnya pendengaran tidak dapat diketahui
dengan pasti. “Umumnya telinga mulai berdenging, lansia
dapat mendengar suara percakapan tetapi sulit untuk
memahaminya, terutama jika diucapkan dengan cepat dan
di tempat dengan latar belakang bising,” ucapnya seraya
menambahkan, bila intensitas suara ditinggikan akan timbul
nyeri di telinga yang disebabkan oleh faktor kelelahan saraf.
Dalam perkembangan selanjutnya, berkurangnya kemampuan
mendengar pada usia lanjut akan sangat memengaruhi
kualitas hidup mereka. Kesulitan berkomunikasi meningkatkan
depresi, frustasi, menarik diri dari keluarga dan lingkungan,
kesepian hingga konflik dengan pasangan hidup karena
kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Rehabilitasi Pendengaran
Dengan menurunnya kualitas pendengaran yang sedemikian
rupa, maka harus segera dilakukan rehabilitasi pendengaran
sebagai upaya untuk memperbaiki fungsi pendengaran dengan
pemasangan alat bantu dengar. “Tentu saja, hal pertama
yang harus dilakukan adalah memberikan pemahaman
kepada pasien (lansia) bahwa ditemukan ketulian melalui hasil
pemeriksaan yang dilakukan,” jelas dokter spesialis telinga
hidung tenggorokan (THT) di Mitra Keluarga Waru ini.
Rehabilitasi pendengaran adalah upaya untuk memperbaiki
fungsi pendengaran yang dilakukan dengan pemasangan alat
bantu dengar. Selain memperbaiki kemampuan mendengar,
tujuan dari pemasangan alat bantu dengar yang dilakukan
segera setelah pasien memahami secara utuh kondisi
pendengarannya sehingga pemakaian alat ini diharapkan
dapat mengembalikan keharmonisan keluarga.  
Karena itulah, dukungan penuh keluarga menjadi sangat
penting dalam proses rehabilitasi pendengaran. Pasien harus
dibantu untuk memanfaatkan secara maksimal isyarat-isyarat
Gangguan Pendengaran Lansia
Atasi dengan
Rehabilitasi
Pendengaran
dr. Miatina Artisnita, Sp.THT
Mitra Keluarga Waru
Dukungan penuh dari seluruh keluarga akan menghasilkan proses rehabilitasi pendengaran
pada lansia berlangsung aman dan nyaman, hingga memperoleh hasil yang terbaik.
❝Tujuan rehabilitasi pendengaran adalah mem-
perbaiki efektivitas pasien dalam berkomunikasi
­sehari-hari. Dengan menggunakan alat bantu
­dengar, pasien dapat memenuhi kebutuhan komu-
nikasi sosial dan memudahkan dalam melaksanakan
aktivitas harian secara mandiri❞
Edisi 22 - 2017 | 25
Menjaga Kualitas Pendengaran
	 Hindari suara bising yaitu dengan membatasi paparan
terhadap suara keras. Misalnya musik dengan volume
keras, suara mesin biasanya pada pekerja pabrik,
menghindari memakai head phone untuk mendengar
musik dengan waktu lama dan suara keras seperti
petasan dan senjata api.
	 Gunakan pelindung jika berada pada lingkungan
dengan suara keras selama beberapa waktu. Risiko
gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan
banyak terjadi pada pekerja pabrik, pekerja transportasi,
militer dan profesional di industri hiburan. Maka harus
dipastikan penggunaan sumbat (ear plug ear muff)
untuk melindungi telinga.
	 Lakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala ke
dokter THT. Disarankan untuk mengunjungi dokter THT
setiap 6 bulan sekali untuk memeriksakan kondisi fisik
sekaligus perawatan dan pembersihan telinga.
	 Terapkan pola makan sehat dengan diet rendah
lemak jenuh dan kalori. Dalam beberapa penelitian,
pola makan dengan membatasi jumlah kalori dapat
mencegah berbagai gangguan kesehatan terkait usia,
salah satunya gangguan pendengaran.
visual serta berlatih mendengarkan kata-kata bersuku satu
dalam lingkungan sunyi dan bising. Dengan menciptakan
lingkungan keluarga yang sepenuhnya menyadari dan
menerima anggota keluarga lansia dengan masalah
pendengaran, maka proses rehabilitasi dengan penggunaan
alat bantu dengar dapat berlangsung dengan nyaman dan
menyenangkan.
26 | Edisi 22 - 2017
profil
I
tulah salah satu alasan dr. Francisca Wibowo, Sp.PD
memfokuskan diri pada bidang geriatri, bidang ilmu
kedokteran yang berkaitan dengan pengobatan atau
diagnosa terhadap pasien lanjut usia.
“Untuk menangani masalah kesehatan pada lansia butuh
usaha khusus, karena pendekatan yang dilakukan tidak bisa
disamakan dengan usia dewasa biasa,” ucap dokter yang
memperoleh sertifikat konsultan geriatri dari Albert Einstein
College of Medicine, New York tahun 2007 ini.
Terpanggil untuk Menangani
Kesehatan Lansia
Secara epidemiologi, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di dunia semakin meningkat.
Tantangan yang dihadapi pun semakin besar, karena seiring bertambahnya usia, keluhan
masalah kesehatan yang lazim terjadi pada lansia pun semakin meningkat.
Mengurus Nenek
Terlebih menarik lagi, dokter spesialis penyakit dalam lulusan
Universitas Mount Sinai School of Medicine, New York tahun
2006 ini mengaku terbiasa mengurus lansia sejak masih
kanak-kanak. Selain rasa sayang yang sangat kepada nenek
buyutnya, Francisca kecil setia menemani dan mengurus
sang nenek hingga akhir hayatnya. “Itu pengalaman ketika
kecil yang sangat membekas dan terus terbawa hingga saya
menjadi dokter,” ungkapnya.
dr. Francisca Wibowo, Sp.PD
Mitra Keluarga Kelapa Gading
Edisi 22 - 2017 | 27
Masih soal mengurus orang tua, setelah lulus sebagai dokter
umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang, tahun 2000, ia pula yang mengambil bagian untuk
mengurusi neneknya. “Nenek sempat stroke, harus fisioterapi
dan menjalani perawatan yang sangat panjang,” ucapnya,
mengenang.
Dengan semua latar belakang seperti itu, tak heran jika ibu
dua putri dari hasil pernikahannya dengan drg. Eko Fibryanto
ini terpanggil untuk menekuni bidang geriatri. “Bidang geriatri
merupakan primary care, tetapi kita tidak bekerja sendiri.
Koordinasinya banyak, melalui kerjasama dengan bidang
lain seperti diabetes medic, psikiatri, atau bahkan beberapa
divisi penyakit dalam, karena kita harus memperoleh semua
informasi mengenai pasien. Termasuk care givernya, seperti
perawat atau keluarga yang bisa menjelaskan penyakitnya
seperti apa, kalau di rumah kebiasaannya seperti apa, dan
seterusnya,” jelasnya.
Polifarmasi Problematik
Menurut dokter kelahiran Semarang Jawa Tengah ini, ada
banyak masalah yang kerap dialami pasien lansia. Sebut saja
problematik polifarmasi atau pemakaian obat yang berlebihan.
Peresepan obat yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit
dan berlebihan, serta ketidakpatuhan menggunakan obat
sesuai dengan aturan pemakaiannya (inadherence). Masalah
pemakaian obat ini sering menimbulkan efek samping,
interaksi, toksisitas obat, dan penyakit iatrogenik.
Karena itulah, penanganan lansia bukan hanya masalah
kesehatannya saja. Katakanlah, mayoritas penyakitnya telah
diketahui, misal hipertensi, diabetes, pengapuran dan lain-
lain. Namun, harus diperhatikan juga masalah obat-obatan
yang dikonsumsi, baik obat resep maupun obat yang dibeli
tanpa resep. Maklum, ketika diberikan obat, pasien lansia
sering kurang nangkep. Kapan musti minum dan bagaimana
dosisnya. Jadi memang harus ada pendampingnya.
“Sementara umumnya lansia setiap hari menggunakan paling
sedikit dua jenis obat, termasuk obat yang dibeli tanpa resep.
Jadi agak sulit memang menangani lansia ini,” jelasnya.
Di Luar Aspek Medis
Aspek yang dilihat pada pasien lansia juga lebih luas, yakni
mencakup masalah biologis, psikologis, sosial, komunikasi,
spiritual, hingga karakter yang berubah-ubah. Belum lagi
masalah yang terkait dengan menurunnya daya cadangan
faal atau status fungsional yang terganggu. Hal itulah yang
menyebabkan pendekatan pada lansia tidak sama. “Jadi ada
banyak masalah di luar aspek medis yang juga penting untuk
diperhatikan,” imbuhnya.
Tak heran pula dengan pengalamannya menangani bidang
geriatri di Mitra Keluarga Kelapa Gading sejak tahun 2009,
pehobi kuliner ini memiliki visi untuk menyiapkan semacam
long term care facility. Ibunda dari Madeleine Arya Fibryanto
yang masih di bangku taman kanak-kanak dan Emilie Grace
Fibryanto ini berharap di masa depan nanti Indonesia memiliki
semacam tempat perawatan dan pelayanan terpadu khusus
sub akut geriatri. Semacam tempat perawatan pasca hospital
discharge, terutama lansia yang sudah tidak mampu mandiri
dan tidak mungkin mengurus dirinya sendirian. “Bukan rumah
jompo, atau panti apalah, tetapi tempat bagi lansia yang
sangat membutuhkan perawatan dan pelayanan ekstra secara
menyeluruh,” harapnya.
❝Meski masalah yang dihadapi pasien lansia
bersifat multidisplin tetapi pendekatannya
menggunakan interdisiplin. Ia dan paramedis
dari bidang lain saling berkerjasama untuk
kebaikan pasien❞
28 | Edisi 22 - 2017
profil
M
enjadi dokter memang cita-cita Michael Triangto sejak
kecil. Sementara bulutangkis merupakan kegiatan
olahraga yang dilakukannya hampir setiap hari.
Maklum, persis di depan rumahnya ada lapangan bulutangkis.
“Tapi saya bukan atlet. Kalaupun bertanding, paling sebatas di
tingkat RT saja,” ujarnya, merendah.
Yang jelas, Michael Triangto mencintai dunia olahraga
sejak kanak-kanak. Tak heran, usai menuntaskan program
­­pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas
Katolik Atma Jaya, pada 1987, ia menetapkan pilihan pada
program spesialis kedokteran olahraga di Fakultas Kedokteran
Universi­tas Indonesia (FKUI), setelah menjalani  program wajib
kerja sebagai dokter umum di Rumah Sakit Hative - Otto Kuyk
Memorial Hospital, Ambon, Maluku, tahun 1987 - 1990. “Saya
angkatan kedua (tahun 1991-red), dan spesialis kedokteran
olahraga waktu itu hanya ada di FKUI,” timpalnya.
Aktif di PBSI
Ketika menjalani program pendidikan spesialis di FKUI, ­­
dr. Michael bertemu dr. Haditono yang dikenal saat itu menjadi
bagian dari tim pendukung, atau tim medis di PBSI. ­Kebetulan,
dr. Michael mengenal dr. Haditono yang merupakan dokter
pribadinya sejak masa kanak-kanak. Seperti umumnya
kenalan yang sudah lama tidak berjumpa, calon spesialis
kedokteran olahraga ini iseng melempar tanya: ‘Oom masih
di bulutangkis? Kalau boleh saya mau dong bantu-bantu,’
cetusnya tanpa maksud untuk berharap banyak.
Bahkan, ia tak pernah menyangka ketika ‘gayung bersambut‘
Meningkatan
Derajat
Kesehatan
dengan Sports
Therapy
Ia pernah ‘keranjingan’ olahraga bulutangkis.
Hampir setiap hari latihan, terutama pada hari
libur. Di masa depan, dr. Michael Triangto,
Sp.KO mengemban tugas menjadi dokter tim
yang menjadi bagian dari tim pendukung PBSI
(Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia)
yang mendampingi atlet bulutangkis nasional
meraih supremasi di ajang Thomas Cup, Uber
Cup, World Cup, Sudirman Cup, Sea Games,
Asian Games hingga Olympic Games.
dr. Michael Triangto, Sp.KO
Mitra Keluarga Kemayoran
Edisi 22 - 2017 | 29
persis menjelang Thomas Cup dan Uber Cup di Jakarta
tahun 1994. Ya, dr. Haditono menghubungi dr. Michael dan
mengajaknya untuk bergabung. ”Sejak saat itulah saya aktif
di PBSI sampai sekarang,” ungkap ayah dua putra, Kevin dan
Ivan, dari hasil pernikahannya dengan dr. Meidimarjanti Husain,
Sp.KFR ini.
Saat ini, kedua putranya pun telah menyandang gelar dokter,
mengikuti jejak kedua orangtuanya. Bahkan, salah satunya
tengah berupaya menuntaskan program pendidikan dokter
spesialis pilihannya.
Mitra Keluarga Kemayoran
Menangani dan mempersiapkan kualitas fisik para atlet agar
siap bertanding hingga meraih kemenangan, bahkan mampu
meraih medali emas, tentu menjadi sumbangsih terbaik yang
bisa ia lakukan. Namun, penggagas konsep sports therapy
guna meningkatkan derajat kesehatan manusia ini merasa
belum lengkap jika tidak terjun dan berbuat sesuatu untuk
masyarakat luas.
❝Banyak sekali kebahagiaan dan kebangaan
yang saya peroleh melalui profesi sebagai
dokter olahraga. Terutama saat bendera
Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia
Raya berkumandang mengiringi raihan
perolehan medali emas para atlet bulutangkis
Indonesia. Sangat membanggakan.
Saya sangat bersyukur bisa terlibat
dan punya andil di sana❞
❝Berbeda dengan olahraga pada umumnya, Sports Therapy
merupakan program pengobatan dengan menggunakan
olahraga yang terukur, yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan atau membantu proses penyembuhan
penyakit tertentu❞
Bekal pengalaman selama mendampingi atlet dikonversi
untuk melayani kesehatan masyarakat melalui pendekatan
olahraga. “Tentu saja setelah melalui berbagai penyesuaian.
Saya menetapkan definisi sports therapy sebagai program
pengobatan yang menggunakan olahraga terukur yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kebugaran, sekaligus membantu proses penyembuhan
penyakit-penyakit tertentu,” sebut dokter yang aktif melakukan
treadmil untuk menjaga kebugaran.
Atas dasar pemikiran itulah dr. Michael bergabung di Mitra
Keluarga Kemayoran, untuk melengkapi pelayanan kuratif dan
rehabilitatif di rumah sakit dengan konsep pelayanan promotif
dan preventif kepada pasien. Konsep tersebut dituangkan
melalui program olahraga dengan prinsip BBTT (Baik, Benar,
Terukur dan Teratur) yang kemudian menjadi unit Slim +
Health Sports Therapy di Mitra Keluarga Kemayoran.
Sesuai nama unitnya, pasien yang datang umumnya adalah
mereka yang ingin mencapai bentuk tubuh ideal. “Jadi
yang datang ke sini umumnya orang sehat, atau bukan
pasien yang sedang sakit. Namun, banyak juga pasien yang
khawatir memiliki kecenderungan diabetes, penyakit jantung,
obesitas dan lainnya – karena faktor genetik— yang ingin
meningkatkan derajat kesehatannya.  Karena, memang di
sinilah tujuan dari pelayanan promotif dan preventif dari sports
therapy,” ungkap pehobi travelling sambil berburu kuliner
bersama keluarga ini.
Belakangan banyak juga pasien yang sudah terkena
osteoporosis, arthritis, scoliosis, bahkan lansia yang sudah
memiliki diabetes, hipertensi, maupun penyakit degeneratif
lainnya. “Kepada pasien seperti ini, kita berikan sports therapy
yang harus sejalan dengan program pengobatan yang
telah ditetapkan oleh sejawat di bidang medis terkait yang
menangani penyakitnya. Jadi, tugas kita adalah berusaha
melengkapi serta membantu untuk mencapai kesempurnaan
kesembuhan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien,”
cetusnya, semangat. (kat)
30 | Edisi 22 - 2017
dokter anda
Usia Lanjut
Bukanlah Hal
yang Harus
Dikhawatirkandr. Irwan Tjahjadi
Jawab
Dear ibu Caca Konstantiansyah,
Menjadi lanjut usia memang merupakan hal yang tidak kita
inginkan, tetapi juga sekaligus merupakan hal yang tidak bisa
dihindari sebagai mahkluk hidup ciptaan Tuhan. Karena itulah,
bisa tetap hidup sehat di hari tua menjadi dambaan setiap
­insan manusia.
Dalam bidang geriatri dikenal beberapa masalah kesehatan
yang sering dijumpai, baik mengenai fisik maupun psikis pa-
sien usia lanjut, yang dikelompokkan dalam sindrom geriatri,
seperti berikut:
•	 Immobilisasi (malas/takut bergerak karena rasa lemah, nyeri
dan kaku otot), Instabilitas (keseimbangan yang terganggu),
•	 Gangguan/Penurunan intelektual seperti cepat lupa sampai
demensia
•	 Penurunan kemampuan berkemih dan buang air besar
(inkontinensia urin dan alvi)
•	 Mengisolasi diri karena depresi
•	 Impotensi
•	 Immuno-deficiency (penurunan imunitas tubuh sehingga
mudah terinfeksi penyakit)
•	 Malnutrisi (kurang gizi karena asupan makanan yang sema-
kin berkurang)
•	 Insomnia (gangguan tidur akibat pola tidur yang berubah)
•	 Gangguan/Penurunan fungsi pendengaran, penglihatan
dan penciuman.
Semua hal di atas memang bisa dialami manusia seiring
­dengan bertambahnya usia
Langkah Antisipasi:
Pola hidup, makan-makanan yang bergizi dan seimbang
sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna serta olahraga teratur
akan sangat membantu dalam memasuki masa lanjut usia.
­Terutama karena pola hidup yang tidak baik di masa muda,
seperti sering begadang, tidur tidak teratur, makan yang tidak
seimbang dan asal kenyang, serta malas berolahraga mem-
buat fisik menjadi lebih cepat menurun saat memasuki masa
lanjut usia. Tetapi, bukan berarti harus menyesali apa yang ter-
jadi di masa muda sehingga hanya pasrah dan tidak melakukan
apa-apa pada saat memasuki masa lansia.
Di usia Anda yang memasuki 60 tahun ini, lawan lah semua
kelemahan yang menggejala dengan menjalani pola hidup
yang lebih sehat serta istirahat yang cukup, asupan makan
yang seimbang, hingga melakukan aktivitas olahraga yang
disesuaikan dengan kemampuan, dan semakin ditingkatkan
seiring kesehatan yang semakin baik. Lakukan juga latihan otot
dasar panggul seperti melakukan kegel, melatih kembali peri­
laku berkemih agar dapat mengontrol kembali buang air kecil.
Apapun jenis latihan fisik yang diterapkan, jika dilakukan
dengan benar dan disesuaikan dengan keadaan fisik, dapat
meningkatkan kesehatan hidup Anda. Namun, bila merasakan
hal–hal yang kurang nyaman pada tubuh, jangan ragu–ragu
untuk melakukan konsultasi masalah Anda ke dokter, agar
­kesehatan tubuh Anda tetap prima dan terjaga.
Tetap semangat ibu Caca, jangan pernah menyerah walaupun
usia terus bertambah. Karena, usia lanjut bukanlah hal yang
harus ditakutkan. Salam Sehat Selalu.
Tanya
Dear Dokter,
Saat ini usia saya telah mencapai 59 tahun. Akhir-akhir ini saya
semakin banyak merasakan penurunan kualitas panca indera
dan sering lepas kontrol, seperti agak-agak kurang dengar,
pandangan semakin kabur, mudah lupa, dan lebih sering ke
belakang (beser). Bahkan, tidak mampu menahan dan tidak
terkontrol (ngompol).
Pertanyaan saya adalah, apakah ini yang disebut dengan
sindrom geriatri? Jika ya, penurunan kualitas apa saja
yang mungkin akan saya alami, dan bagaimana sebaiknya
mengantisipasi dan mengobatinya? Paling tidak bisa mengatasi
agar tidak menjadi terlalu parah (ngompol yang mulai tidak
bisa dikontrol). Mohon masukan buat orangtua yang mulai
bermasalah ini Dok. Diucapkan terima kasih atas advice-nya.
Caca Konstantiansyah,
Tanjung Barat, Jakarta Selatan
Edisi 22 - 2017 | 31
32 | Edisi 22 - 2017
korporasi
M
enyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara dengan pertumbuhan dan pengguna search
terbesar dunia membuat google semakin tertarik dan
berupaya untuk terus memperluas serta memperbanyak fitur-
fitur bermanfaat yang semakin memudahkan pengguna. Salah
satunya ialah keputusan untuk meluncurkan fitur kesehatan
bernama Health Cards.
“Selain merupakan negara yang semakin berkembang dengan
pangsa pasar yang sangat besar, Indonesia membuat kami
selalu terinspirasi untuk menciptakan berbagai inovasi,” ujar
Product Management Director Google Search, Ken Tokusei,
pada acara ‘Google for Indonesia’ di Ciputra Artpreneur,
Kuningan, Jakarta, akhir Agustus 2017, lalu.
Inovasi kali ini, lanjut Ken, ialah dalam bentuk Google Health
Card yang ditujukan sebagai fitur yang bisa dimanfaatkan
pengguna untuk mendapatkan informasi seputar keluhan/
gejala penyakit dan cara penanggulangannya secara singkat.
Menurut Ken, alasan mengembangkan fitur ini semata-mata
untuk membantu orang menemukan informasi kesehatan
yang dibutuhkan secara akurat, cepat dan mudah. Untuk
kepentingan itulah, google menggandeng PT Mitra Keluarga
Karyasehat Tbk, grup dari Rumah Sakit Mitra Keluarga.
Melalui kerjasama ini, lanjut Ken, penyakit dan masalah yang
ditampilkan di Health Cards Google akan mencakup berbagai
penyakit yang banyak melanda masyarakat Indonesia dengan
Google Health Card
Untuk Kemudahan dan
Kecepatan Informasi Kesehatan
Google Indonesia melakukan kolaborasi untuk implementasi Google
Health Card dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat, Tbk. Fitur tersebut
ditujukan untuk memberikan informasi seputar keluhan/gejala penyakit
dan cara penanggulangannya secara singkat dan bisa diakses secara
realtime online; kapan saja, dimana saja, dan darimana saja.
Health answers from search
In partnership with Mitra Keluarga
Edisi 22 - 2017 | 33
❝Sinergi antara Mitra Keluarga dengan aplikasi
Google Health Card diharapkan dapat memudahkan
masyarakat Indonesia untuk mendapatkan
informasi tentang keluhan/gejala penyakit dan
penanggulangan yang direkomendasikan❞
--dr. Nurvantina Pandina, MM -
Corporate Branding & Communication Director--
rincian informasi dan solusi masalah kesehatan yang akan
difasilitasi oleh Mitra Keluarga Grup.
“Mitra Keluarga Grup dipercaya untuk memberikan informasi
berbagai macam penyakit dan anjuran pengobatan untuk
warga Indonesia. Semua informasi ditampilkan dalam bahasa
Indonesia yang terdiri dari 700 kondisi kesehatan paling lazim
di Indonesia, dan sudah di review oleh tenaga ahli medis Mitra
Keluarga Grup,” ucap Corporate Branding & Communication
Director Mitra Keluarga Grup, dr. Nurvantina Pandina, MM.
Layanan Aplikasi
Pada kesempatan itu, Ken memberikan contoh ilustrasi
bagaimana menggunakan Google Health Card, sekaligus
menunjukkan bagaimana pengguna dapat memperoleh
informasi mengenai keluhan kesehatan.
Masih seperti kata Ken Tokusei, fitur ini rencana diluncurkan
pada bulan November 2017. “Fitur ini nantinya bisa di-search
di Google Apps maupun desktop. Setiap Health Cards akan
mencantumkan gejala, penyebab, dan langkah selanjutnya
yang direkomendasikan,” imbuhnya.
34 | Edisi 22 - 2017
kesehatan
P
ada prinsipnya, rehab medik adalah upaya untuk
mempertahankan yang baik dan memanfaatkan yang
masih baik sebagai kompensasi dari yang sudah tidak
baik (rusak). Meski tidak selalu bisa kembali seratus persen,
namun, intinya adalah upaya memperbaiki fungsi fisik
semaksimal mungkin.
Menurut dr. Ida Yuanita, Sp.KFR, rehabilitasi medik adalah
cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penanganan
komprehensif terhadap disabilitas (ketidakmampuan) akibat
cidera atau penyakit neuromuskuloskeletal (saraf-otot-tulang)
dan kardiorespirasi (jantung-paru) beserta permasalahan
psikologis sosial dan vokasional yang menyertainya.
Pada lansia yang mengalami serangan stroke dengan gejala
sisa yang cukup berat dan mengalami imobilisasi, misalnya.
Diperlukan terapi untuk memperbaiki kualitas fisik sejak pasien
masih terbaring di ruang intensive care unit (ICU). Bahkan,
terapi sudah dilakukan di hari pertama paskaoperasi.  Biasanya,
sambil berbaring bila kondisi pasien sudah stabil.
Hari kedua, sambil duduk bersandar di tempat tidur atau di
tepi tempat tidur. Pada hari ketiga, pasien dilatih jalan dan bila
kondisi pasien stabil, bisa pindah ke ruang rawat yang biasa. Di
sinilah program rehabilitasi medik semakin berperan. Karena,
ada banyak hal yang harus dilakukan dalam mengawal pasien
untuk memperoleh kehidupannya kembali.
Hanya memang seringkali dibutuhkan kesabaran dalam
menghadapi lansia dengan keadaan emosionalnya yang
mempunyai ciri-ciri sangat khas, misal apakah seorang yang
tipe agresif atau konstruktif. Untuk memberikan motivasi agar
lansia mau melakukan latihan, berkomunikasi, sosialisasi dan
sebagainya.
“Pasien lansia banyak memiliki faktor penyulit, baik dari segi
usia maupun penyakit penyerta, serta memerlukan bantuan
dari perawat khusus yang ikut tinggal di rumah. Pasien lansia
berusia > 85 tahun cenderung sulit berpartisipasi dalam
program rehabilitasi intensif. Hal ini merupakan faktor yang
memengaruhi hasil rehab medik yang dilakukan,” ungkapnya.
Tatalaksana
Rehabilitasi stroke dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akut (0-2
minggu), fase subakut ( 2 minggu - 6 bulan) dan fase kronis
(> 6 bulan).  “Pada awal pertemuan dilakukan penilaian
mencakup tingkat keparahan dan kesadaran, tanda vital,
pernafasan, kemampuan menggerakkan anggota gerak, sistem
Rehabilitasi Medik
Upaya Memperbaiki
Fungsi dan Kualitas
Fisik Seoptimal
Mungkin dr. Ida Yuanita, Sp.KFR
Mitra Keluarga Kenjeran
Pemulihan yang dilakukan adalah agar pasien bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Bisa kembali hidup normal, dengan segala kekurangan (kecacatannya). Atau, minimal mampu
melakukan kegiatan standar sehari-hari seperti makan, minum, mandi, dan pakai baju secara
mandiri.
❝Kemungkinan perbaikan kemampuan fisik ­sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti luas dan
lokasi stroke, penyakit dan kondisi penyulit, ada
tidaknya komplikasi, waktu dimulainya ­rehabilitasi,
motivasi pasien dalam latihan dan dukungan
­keluarga serta sarana dan tenaga profesional
­rehabilitasi yang tersedia❞
Edisi 22 - 2017 | 35
sensorik (perasa), komunikasi, fungsi menelan, kemampuan
kontrol BAK dan BAB,  faktor risiko serta penyulit,” kata dokter
spesialis rehabilitasi medik di Mitra Keluarga Kenjeran ini.
Pada fase akut, lanjut dr. Ida, dimana kondisi pasien ­belum
stabil akan mengalami kesulitan untuk bergerak atau
­memosisikan diri, belum dapat merawat diri. Pada fase
selanjutnya (subakut dan kronis) maka akan
dilakukan penilaian yang difokuskan pada
keterbatas­an aktivitas, seperti: fungsi komuni­
kasi, fungsi memori dan proses berpikir,
kemampuan jalan, kemampuan merawat diri
dan aktivitas sehari-hari, hingga gangguan
emosi.
Sudah pasti, penanganan dan terapi tiap
pasien berbeda, disesuaikan dengan jenis
stroke, lama / fase stroke, tingkat keparahan,
gangguan fungsi, serta komplikasi yang
menyertai. Karena itulah, rehabilitasi medik
harus dilakukan sedini mungkin, sesuai
kondisi medisnya, yaitu sejak hari pertama
perawatan (rawat inap) atau dalam 24-48
jam pertama untuk meminimalkan gejala sisa,
membantu perbaikan otak serta mencegah
komplikasi akibat stroke maupun tirah baring.
Pertanyaannya kemudian adalah, seperti apa peluang
kesembuhan yang bisa dicapai? “75% pasien stroke akan
mandiri dengan bantuan minimal, 75 %  ambulasi mandiri
dengan canes  alat bantu jalan, dan 10 % dengan disabilitas
atau ketidakmampuan berat dan tirah baring,” ujarnya.
36 | Edisi 22 - 2017
wisata
R
ekreasi ternyata tidak harus mahal dan dapat disesuaikan
dengan kemampuan, baik finansial maupun kualitas fisik.
Bahkan bisa dilakukan di rumah, jika memiliki halaman
yang luas atau fasilitas taman di lingkungan sekitar rumah.
Secara umum, lansia harus memperoleh fasilitas berupa
tempat rekreasi yang memberikan mereka kesempatan untuk
beribadah, berolahraga, bersosialisasi, maupun berbelanja.
Tak heran, salah satu paru-paru di kota Bandung yang dikenal
dengan Taman Lansia kerap diramaikan kaum lansia yang
menikmati sejuknya udara di bawah hijaunya pohon-pohon
rindang di sana.
Taman Lansia yang merupakan singkatan dari Taman Lanjut
Usia ini lokasinya persis di sebelah kanan Gedung Sate,
Bandung. Taman ini mulanya bernama Taman Cisangkuy
karena letaknya yang diapit antara Jalan Cisangkuy dan Jalan
Cilaki. Namun, kemudian kerap disebut sebagai Taman Lansia
Aktivitas Lansia
Membangun
Kesegaran Fisik
di Taman dan
Kebun
Rekreasi dan menikmati wisata bagi lansia
sangat dianjurkan untuk menghapus rasa
lelah, bosan, dan penat setelah seminggu
penuh melakukan aktivitas rutin. Menikmati
suasana baru sambil melakukan aktivitas
rekreasi bersama keluarga, teman, maupun
kelompok akan mengembalikan kesegaran
pikiran dan melemaskan otot-otot yang
tegang.
Edisi 22 - 2017 | 37
❝Menikmati suasana segar sambil melakukan akti-
vitas olahraga ringan seperti senam, jogging, dan
olah nafas merupakan kegiatan yang sangat cocok
untuk mendukung kualitas kesehatan lansia❞
karena banyaknya kalangan lanjut usia yang mengunjungi
taman ini.
Persis dihadapan pintu masuk terdapat dua danau yang
membelah Taman Lansia, di tengah-tengah danau, terdapat
jembatan yang menghubungkan kedua danau. Pinggir danau
disediakan tangga yang bisa dijadikan sebagai lokasi yang pas
untuk membaca buku, bermain, bercengkrama atau sekadar
duduk santai di tangga.
Berjalan sedikit agak ke dalam, pengunjung akan disuguhkan
dengan track berbatu yang bisa digunakan sebagai terapi
refleksi di telapak kaki. Ya, taman ini sangat mendukung para
lansia yang ingin memperlancar sirkulasi darah. Di pagi hari
banyak juga kelompok-kelompok –termasuk kelompok
lansia— yang melakukan aktivitas seperti pranayama, orhiba,
cikung, dan yoga.
“Kalau pagi dan sore banyak yang jogging atau senam
bersama. Banyak juga lansia yang melakukan terapi refleksi
telapak kaki sambil keliling di jalan berbatu,” kata Umi, seorang
pramusaji salah satu cafe di Jl. Cilaki.
Serba Gratis
Yang paling manarik, taman ini menyediakan fasilitas wifi
gratis yang lumayan kenceng. Tampaknya pengelola –pemda
setempat— cukup antisipatif untuk memfasilitasi lansia yang
masih doyan pencat-pencet keypad gadgetnya menggunakan
aplikasi Whatss App (WA), sambil cengar-cengir menikmati
komunikasi dengan keluarga, kerabat, maupun teman.
Dengan kesegaran dan kenyamanan suasana yang didukung
dengan fasilitas wifi, tak heran jika taman ini juga banyak
dikunjungi oleh warga dari berbagai kalangan, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa yang betah berlama-lama menikmati
waktu di sana.
Jika ingin menikmati suasana yang berbeda, berjajar sepeda
yang bisa digunakan siapa saja (khusus warga Kota Bandung)
untuk mengelilingi taman atau menikmati jalan-jalan kota di
sekitar Taman Lansia. Fasilitas ini juga disediakan secara gratis.
Calon pengguna cukup menempelkan kartu identitas pada
panel yang tersedia untuk melepas kunci elektronik sepeda,
sehingga bisa langsung menggunakannya.
Puas menikmati suasana dan beraktivitas di taman,
pengunjung tak perlu khawatir untuk mengisi perut yang
kosong, karena ada banyak pilihan cafe dan jajanan kuliner
khas maupun modern di sekitar area taman. Hanya saja,
khusus untuk para lansia tentu harus pandai-pandai memilih
menu sehat makanan yang ditawarkan.
Berkebun di Ciwidey
Kota Bandung memang masih sangat cocok dijadikan sebagai
alternatif wisata. Selain lokasinya yang mudah dijangkau (dari
Jakarta dan sekitarnya), udara yang sejuk dan keasrian alamnya
masih memiliki daya pikat untuk mengundang banyak orang
untuk datang berlibur, termasuk bagi lansia.
Selain Taman Lansia, tidak ada salahnya bergeser sedikit ke
daerah Ciwidey. Lokasi ini sangat cocok untuk para lansia yang
senang dengan aktivitas berkebun, atau jalan-jalan (tea walk)
sambil menghirup udara segar.  
Lebih dari sekadar menikmati udara segar perkebunan
teh, pengunjung Ciwidey bisa menyibukkan diri dengan
bermain di kebun dan memetik buah stroberi langsung dari
pohonnya. Puas berkeliling dan menikmati suasana berkebun,
pengunjung dipersilakan untuk memanjakan diri sambil
menikmati hangatnya kolam pemandian air panas Cimanggu,
yang bisa menghilangkan lelah dan penat. Tubuh menjadi
bugar dan pikiran kembali segar.
38 | Edisi 22 - 2017
kuliner
P
ola makan sehat sangat penting untuk mendukung kualitas hidup lansia. Setiap tahapan usia, harus terpenuhi gizinya
berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan cairan.
Bertambahnya usia diikuti oleh fungsi organ yang menurun, bila didukung gizi yang cukup, maka penurunan fungsi organ dapat
diperlambat.
Menu yang cocok untuk lansia:
•	 Makanan yang lembut dan mudah dikunyah, seperti nasi tim
dengan lauk cincang atau makanan cair.
•	 Kombinasi antara makanan lunak dan cair secara bergantian.
Misalnya: makanan lunak 3 x, diselingi makanan cair (susu)
3 x.
•	 Makanan rendah lemak/kolesterol
•	 Mengingat pengosongan lambung yang lambat pada lansia,
maka dianjurkan konsumsi makanan yang cepat diserap dan
rendah lemak sehingga rasa kenyang akan lebih singkat dan
selera makan tetap baik.
•	 Oleh karena metabolisme tubuh juga mulai tidak seimbang,
makanan rendah kolesterol bisa jadi pilihan.
•	 Dianjurkan makan secara teratur, sehingga metabolisme
tubuh juga tetap  teratur.
Gizi dan Nutrisi
Menahan Laju Penurunan Fungsi
Organ pada Lansia
Pola makan yang sehat akan sangat berpengaruh pada peluang untuk menikmati umur
panjang dengan kualitas kesehatan yang bisa tetap terjaga.
Sebenarnya, menu makanan sehat sehari-hari harus dimulai sejak bayi sampai lansia, tidak dibatasi oleh
usia dalam memilih makanan sehat. Hanya saja, porsi makan pada lansia harus diberikan sesuai kebutuhan.
Karena, kebutuhan harian lansia lebih rendah dibanding pada usia produktif, terutama mengingat aktivitas
lansia yang telah jauh menurun dan lebih banyak istirahat (tidur).
Pemenuhan Kalori
Makanan harian:
•	 Makan pokok 3x berupa nasi, lauk, sayur
•	 Buah/ juice buah 2x
•	 Snack ringan (agar-agar)2x
•	 Susu rendah lemak 2-3x/hari
•	 Porsi pada masing-masing orang berbeda
Porsi Makan Lansia Secara Umum
Per kali makan:
•	 Nasi 5-6 sendok (bisa nasi/ nasi tim/ bubur)
•	 Lauk hewani cincang 1 potong
•	 Lauk nabati 1 potong
•	 Sayuran lunak 2-3 sendok makan
Buah-buahan:
•	 Buah-buahan air yang tidak merangsang/mengandung gas,
seperti papaya, melon, pir, jeruk manis.
•	 Buah bisa diberikan dalam bentuk juice bila tidak bisa mengunyah
❝Semua pemilihan jenis makanan dan
tekstur harus disesuaikan dengan penyakit
yang diderita oleh lansia❞
-- dr. Laila Hayati, Sp.GK - Mitra Keluarga Depok --
40 | Edisi 22 - 2017
agenda kegiatan
KELAPA GADING
SEMINAR AWAM
Kesehatan Jantungmu, Cerminan Gaya
Hidupmu
Jumat, 24 November 2017, Pk. 18.00 - 21.00
Pembicara:	 • dr. Ing Yansen Ng, Sp.JP
	 • dr. Min Athoilah, Sp.JP
Hotel Karlita,Tegal
SEMINAR ILMIAH
Penatalaksanaan Nyeri Dada
Sabtu, 25 November 2017, Pk. 08.00 - 14.00
Pembicara:
•	 Prof. Dr. dr.Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), FIHA
•	 Prof. Dr. dr. Murdhani Abdullah, Sp.PD-KGEH,
FACG, FINASIM
•	 dr.Arinto Bono Adji Hardjosowro, Sp.BTKV
•	 dr. Edwin Rusli Widjaja, Sp.An, KIC
•	 dr. Nora Taofik, Sp.KFR
Hotel Pesona,Tegal
PRENATAL CLASS
Setiap Sabtu, PK. 11.00 - 12.00
Bidan Bersertifikat
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Kelapa Gading
PROMO
Paket Operasi Melahirkan Sectio
Harga Paket mulai Rp. 19.950.000,-	
Berlaku 1 Juli 2017 s.d 31 Desember 2017
Paket Operasi Haemorrhoid - Halrar
Harga Paket mulai Rp. 25.850.000,-	
Berlaku 1 Juli 2017 s.d 31 Desember 2017
Paket Operasi Katarak - ODC
Harga Paket Rp. 12.600.000,-
Berlaku 1 Juli 2017 s.d 31 Desember 2017
Paket Operasi Bedah Jantung
Harga Paket mulai Rp. 175.000.000,-	
Berlaku 13 Juli 2017 s.d 31 Januari 2018
DONOR DARAH
Jumat, 10 November 2017, Pk. 09.00 - 11.30		
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Kelapa Gading
SPECIAL EVENT
R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang
Gathering Pasien Stroke
Get Moving and Food for Thought
Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 08.30 - 11.00
Lomba Dokter Kecil
Aku dan Lingkungan Sehatku
Sabtu, 11 November 2017, Pk. 08.30 - 12.00
Hari Ibu
Woman’s Health and Beauty
Sabtu, 23 Desember 2017, Pk. 08.30 - 15.00
CIKARANG
SEMINAR AWAM
R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang
BPH (Prostat)
Sabtu, 30 September 2017, Pk. 08.30 - 11.00
Pembicara: Spesialis Urologi
Waspada Penyebab Kelainan Bawaan
Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 08.30 - 11.00
Pembicara: Spesialis Obgyn
Gangguan Pendengaran
Sabtu, 18 November 2017, Pk. 08.30 - 11.00
Pembicara: Spesialis THT
Indikasi Bedah pada Low Back Pain
Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 08.30 - 11.00
Pembicara: Spesialis Bedah Saraf
TALK SHOW
Pijat Bayi
Sabtu, 09 Sept 2017, Pk. 11.30 - 12.30
Pembicara: Tim Fisioterapi
R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang
SENAM
Senam Hamil
Setiap Sabtu, Pk. 10.00 - 11.00
Tim Bidan MKC
Klub Senam Ibu Hamil
R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang
PROMO
•	 Promo Diskon Pemeriksaan Panel Lemak 28%
(Chol total, LDL, HDLTG)
Mulai 1 s.d 17 September 2017
•	 Promo Treadmill Rp 650,000
Mulai 1 s.d 30 September 2017
(Harga normal Rp. 778,000)
•	 Promo Diskon 28% Skrining Glaukoma
(Foto Fundus, Perimetri)
Mulai 1 s.d 14 Oktober 2017
•	 Promo Diskon 28% untuk Pemeriksaan Panel
Fungsi Ginjal
(UL, Ureum, Kreatinin Darah,Asam Urat)
Mulai 16 s.d 31 Oktober 2017
•	 Promo Diskon 28% untuk Tindakan Endoskopi
Mulai 1 s.d 12 November 2017
•	 Promo Diskon 28% untuk Pemeriksaan Panel
Pemantauan Diabetes (GDP, GD2PP dan HbA1C)
Mulai 13 s.d 25 November 2017
•	 Promo Diskon 28% untuk Pemeriksaan Panel
Anemia (DL, GDT, Retikulosit)
Mulai 1 s.d 17 Desember 2017
•	 Promo Diskon 22% untuk Pemeriksaan Lab
Papsmear, HSG, USG Payudara
Mulai 18 s.d 29 Desember 2017
KEMAYORAN
SPECIAL EVENT
Natal Anak
Harmony Of Christmas
Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Auditorium Lt. 6,  Mitra Keluarga Kemayoran
TALK SHOW
Radio Sonora
Rabu, 19  September 2017, Pk. 08.00 - 09.00
Radio Sonora, Gajah Mada
DAAI TV
Selasa, 5 September 2017, Pk. 11.00 - 12.00
Pembicara: dr. Michael Triangto, Sp.KO
Ged. Daai TV Sutji Center
Radio Sonora
Rabu, 15  November  2017, Pk. 08.00 - 09.00
Radio Sonora, Gajah  Mada
SENAM
Diabetes
Setiap Sabtu, Pk. 07.30 - 10.00
Senam Hamil
Setiap Sabtu, Pk. 07.00 - 10.00
PROMO
Promo Paket MRI Deteksi Aneurisma Otak
dr. Marjono Tjahjadi, Sp.BS
Harga: Rp. 1.200.000,- (*Syarat & Ketentuan Berlaku)
Berlaku 1 Juli – 30 September 2017
Mammografi Digital Tanpa Kontras Diskon
40%
Berlaku 1 Oktober - 31 November  2017
Bonedensitometry (Pengeroposan Tulang)
Diskon 20 %
Berlaku 1 Oktober - 31 November 2017
DONOR DARAH
Kamis, 26 Oktober 2017, Pk. 08.30 - 11.00	
Auditorium Lt. 6,  Mitra Keluarga Kemayoran
Edisi 22 - 2017 | 41
BEKASI TIMUR
SPECIAL EVENT
Gathering Pasien Angio
Bincang Sehat Seputar Penyakit Jantung
Sabtu, 09 Desember 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Pembicara: dr. Faris Basalamah, Sp.JP, FIHA, FAPSIC	
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
SEMINAR AWAM
Heart Attack
Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Pembicara: dr. Faris Basalamah, Sp.JP, FIHA, FAPSIC	
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
Baby Massage, Baby Gym & Baby Swim
Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Pembicara: dr. Kusmaryati, Sp.OG
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
Kolesterol? Apa yang Perlu Diketahui
Sabtu, 07 November 2017, Pk. 13.00 - 16.00
Pembicara: dr.Yusalena Sophia, Sp.PD
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
Red Flags Tumbuh Kembang Anak
Sabtu,18 November 2017, Pk. 13.00-16.00
Pembicara: dr. Riana Novy, Sp.A
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
PRENATAL CLASS
Gejala dan Tanda Persalinan
Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 11.00 - 12.00
Pembicara: dr. Chrisdiono, Sp.OG
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
Bagaimana Mengasah Bakat Anak Sejak Dini
Sabtu, 11 November 2017, Pk. 11.00 - 12.00
Pembicara: Dra. Destryna Nainggolan, MS
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
Metode Kangguru
Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 11.00 - 12.00
Instruktur: Bidan Dara
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
SENAM
Senam Diabetes
Setiap Sabtu, Pk. 07.00 - 08.30
Instruktur Senam
Pelataran Parkir Outdoor Mitra Keluarga Bekasi Timur
DONOR
Baksos Donor Darah
Sabtu, 02 September 2017, Pk. 08.30 - 12.00
PMI Kab Bekasi
Auditorium Lt. 5,  Mitra Keluarga Bekasi Timur
LAIN-LAIN
Seminar Komunitas
Obesitas & Diabetes Link
Jumat, 27 Oktober 2017, Pk.14.00 - 16.00
Pembicara: dr. Rachelia Salanti
PT. Nissan - Purwakarta
Heart Attack
Selasa, 07 November 2017, Pk. 14.00 - 16.00
Pembicara: dr. Rachelia Salanti
PT. Brigestone - Karawang
Obesitas & Diabetes Link
Rabu, 06 Desember 2017, Pk. 08.00 - 10.00	
Pembicara: dr. Rachelia Salanti
Puskesmas Jatimulya
42 | Edisi 22 - 2017
agenda kegiatan
DEPOK
SEMINAR AWAM
SaDaRi: Deteksi Dini Kanker Payudara
Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Pembicara:	 • dr. Budi Harapan Siregar, Sp.B(K)Onk
	 • Komunitas LovePink
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
Mewaspadai Diabetes Mellitus &
Komplikasinya
Sabtu, 11 November 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Pembicara: dr. Indah Gianawati, Sp.PD
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
SEMINAR ILMIAH
Kandungan
Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 09.00 - 12.00
Pembicara:
1.	 dr. Sofani Munzila, Sp.OG
2.	 dr.Afra Tangdialla , Sp.OG
3.	 dr.Jolanda Refanya Labora, Sp.OG
4.	 dr. Marisa Anindya, Sp.OG
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
TALK SHOW
Nutrisi Penunjang Kesuburan
Sabtu, 25 November 2017, 09.00 - 12.00
Pembicara:	 • dr.Jolanda R Labora, Sp.OG
	 • dr. Laila Hayati, Sp.GK
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
PRENATAL CLASS
Mengenal Alergi Susu Sapi
Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 11.00 - 12.30
Pembicara: dr.Yusnita, Sp.A
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
Gangguan Saluran Kemih pada Kehamilan
Sabtu, 04 November 2017, Pk. 11.00 - 12.30
Pembicara: dr.Yulfitra Soni, Sp.U
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
Diagnosis Tepat Keganasan Kandungan
Sabtu, 02 Desember 2017, Pk. 11.00 - 12.30
Pembicara: dr. Sofani Munzila, Sp.OG
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
SENAM
Senam Hamil
Setiap Sabtu, Pk. 10.00 - 11.00
Bidan Bersertifikat
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
PROMO
Paket Kateterisasi Jantung Diagnostik
(Paket CAG Radial) Harga Paket Rp. 9.400.000,-
Berlaku s.d 31 Desember 2017
Paket Kateterisasi Jantung Diagnostik
(Paket CAG Femoral) Harga Paket Rp. 8.650.000,-
Berlaku s.d 31 Desember 2017
Paket Partus Sectio Caesaria Kelas 3
Harga Paket Rp. 13.400.000,-
Berlaku s.d 31 Desember 2017
Paket Partus Spontan Kelas 3
Harga Paket Rp. 5.200.000,-
Berlaku s.d 31 Desember 2017
DONOR DARAH
Sabtu,16 Desember 2017, Pk. 09.00 -11.30
Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok
SPECIAL EVENT
Meet The Expert
Lunch Gathering Pasien Gagal Jantung &
Keluarga Pasien / Caregiver
1.	 Mengenal Gejala & Pengobatan Gagal Jantung
2.	 Tips Menjaga Pasien Gagal Jantung Bagi
Keluarga/Caregiver
Minggu, 30 September 2017, Pk. 14.00 - 16.00
Pembicara:	 • dr. M. Djamal A.Hasan, Sp.JP
	 • dr.Arief Fadhilah, Sp.JP
Hotel Harris Sumarecon Bekasi
Pink Oktober Cancer Awareness Month
Health Talk: All About Women Cancer, Maumere
Dance, Makan Bersama
Sabtu, 21 Oktober 2017, Pk. 10.00 - 12.00
Pembicara:
DR. dr. Dody R, Sp.PD-KHOM, FINASIM, MPH
SEMINAR AWAM
Club Lansia
Pencegahan & Penanganan Stroke
Kamis, 07 September 2017, Pk. 8.00 - 9.00
Pembicara: dr. Robert Loho, Sp.S
GKJ Bekasi Jatiluhur
Incontinentia Urine - Tidak Mampu Menahan
Kencing: Penyakit / Hal biasa?
Sabtu, 09 September 2017, Pk. 13.00 - 15.00
Pembicara: dr. Entjeng Hidayat, Sp.U
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi
TALK SHOW
Radio Dakta 107FM
Bedah Oncoplasty Payudara: Investasi
Seorang Wanita
Jumat, 27 Oktober 2017, Pk. 08.00 - 09.00
Pembicara: dr.Wim Panggarbesi, Sp.B(K) Onk
PRENATAL CLASS
Hipertensi pada Kehamilan
Sabtu, 16 September 2017, Pk. 12.00 - 13.00
Pembicara: dr. Lim Sulina Halim, Sp.OG
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi
Pentingnya Vaksinasi bagi Bayi dan Balita
Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 12.00 - 13.00
Pembicara: dr. N. Nursari Dewi, M.Sc, Sp.A
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi
Mencegah Kelebihan Berat Badan pada Ibu
Hamil
Sabtu, 11 November  2017, Pk. 12.00 - 13.00
Pembicara: dr. Kunkun Achmad, Sp.PD
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi
BEKASI
SENAM
Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi
Senam 40+
Untuk Usia 40 Tahun Keatas Guna Cegah Stroke,
Hipertensi & Penyakit Jantung.
Setiap Sabtu, Pk. 08.00 - 09.00
Terbuka untuk Umum
Senam Hamil
Setiap Sabtu
Sesi I, Pk. 10.00 - 12.00
Sesi II, Pk. 16.00 - 18.00
PROMO
15 April - 15 Oktober 2017
Paket Vaksin Rotavirus Rp. 795 Ribu
31 Desember 2017
•	 Program TABUMIL (Tabungan Ibu Hamil) DP Rp. 6
Juta dapat Free:
*	 Upgrade Kamar 1 Tingkat
*	 Senam Hamil
*	 Bingkisan Menarik untuk Buah Hati
•	 Paket Katarak
*	 Gold Rp. 13,9 Juta
*	 Silver Rp. 11,9 Juta
•	 Paket Total Knee Replacement
*	 Kelas I Rp. 78 Juta
*	 Kelas VIP Rp. 88,7 Juta
•	 Paket Total Hip Replacement
*	 Kelas I Rp. 68,8 Juta
*	 Kelas VIP Rp. 80 Juta
•	 Paket Stop Kanker Sejak Dini:
*	 Paket Skrining Kanker Paru
Rontgen Thorax + Spirometri + Konsul Dokter
Spesialis Paru Rp. 488 Ribu
*	 Paket Skrining Kanker Hati
AFG+USG Hati+ Konsul Dokter Gastro Hepato
Rp. 1 Juta
*	 Paket Skrining Kanker Lambung
Gastroskopi+ Konsul Dokter Gastro Hepato
Rp. 3,2 Juta
*	 Paket Skrining Kanker Usus
Kolonoskopi + Konsul Dokter Gastro Hepato
Rp. 3,7 Juta
*	 Paket Skrining Kanker Prostat
PSA + Konsul Dokter Urologi Rp. 400 Ribu
*	 Paket Skrining Kanker Payudara
USG Mamae  + Konsul Dokter Bedah Kanker
Rp. 500 Ribu
*	 Paket Skrining Kanker Payudara
USG Mamae + Mammography + Konsul
Dokter Bedah Kanker Rp. 750 Ribu
Informasi: (021) 885 3333 ext 2800
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut

More Related Content

What's hot

Makalah om ezon
Makalah om ezonMakalah om ezon
Makalah om ezon
Yan River
 
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes SurakartaPelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Yunita Dipra
 
Program usila di puskesmas
Program usila di puskesmasProgram usila di puskesmas
Program usila di puskesmas
Joni Iswanto
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
Abi Muhlies
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
Tumiur Sormin
 

What's hot (20)

Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansia
 
Makalah om ezon
Makalah om ezonMakalah om ezon
Makalah om ezon
 
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes SurakartaPelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
Pelayanan Usia Lanjut Poltekkes Surakarta
 
Askep lansia
Askep lansiaAskep lansia
Askep lansia
 
Mediakom 33
Mediakom 33Mediakom 33
Mediakom 33
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Program usila di puskesmas
Program usila di puskesmasProgram usila di puskesmas
Program usila di puskesmas
 
Tips menjaga kesehatan tubuh
Tips menjaga kesehatan tubuhTips menjaga kesehatan tubuh
Tips menjaga kesehatan tubuh
 
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
 
Waspada depresi
Waspada depresi   Waspada depresi
Waspada depresi
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
 
Dokumen.tips peranan dokter-puskesmas-dalam-peningkatan-kualitas-pelayanan-ke...
Dokumen.tips peranan dokter-puskesmas-dalam-peningkatan-kualitas-pelayanan-ke...Dokumen.tips peranan dokter-puskesmas-dalam-peningkatan-kualitas-pelayanan-ke...
Dokumen.tips peranan dokter-puskesmas-dalam-peningkatan-kualitas-pelayanan-ke...
 
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
 
Kw spm jiwa napza
Kw spm jiwa   napzaKw spm jiwa   napza
Kw spm jiwa napza
 
Teknik Utama dalam Rundingcara Berasaskan Motivasi untuk Permintaan Penggugur...
Teknik Utama dalam Rundingcara Berasaskan Motivasi untuk Permintaan Penggugur...Teknik Utama dalam Rundingcara Berasaskan Motivasi untuk Permintaan Penggugur...
Teknik Utama dalam Rundingcara Berasaskan Motivasi untuk Permintaan Penggugur...
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 

Similar to Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut

Kesepian sebabkan lansia stres dan depresi
Kesepian sebabkan lansia stres dan depresiKesepian sebabkan lansia stres dan depresi
Kesepian sebabkan lansia stres dan depresi
MA Fikri Akbar
 
gayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdf
gayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdfgayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdf
gayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdf
adhiednsp
 
Gaya Sehat Remaja
Gaya Sehat  Remaja Gaya Sehat  Remaja
Gaya Sehat Remaja
mbanarti
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat  dan bersih belumMakalah pola hidup sehat  dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
Septian Muna Barakati
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Septian Muna Barakati
 
care giver lansia.pptx
care giver lansia.pptxcare giver lansia.pptx
care giver lansia.pptx
AnggriAwanaan
 

Similar to Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut (20)

PTM DAN KESEHATAN JIWA REMAJA.pptx
PTM DAN KESEHATAN JIWA REMAJA.pptxPTM DAN KESEHATAN JIWA REMAJA.pptx
PTM DAN KESEHATAN JIWA REMAJA.pptx
 
Pola hidup sehat2
Pola hidup sehat2Pola hidup sehat2
Pola hidup sehat2
 
Pola hidup sehat2
Pola hidup sehat2Pola hidup sehat2
Pola hidup sehat2
 
Kesepian sebabkan lansia stres dan depresi
Kesepian sebabkan lansia stres dan depresiKesepian sebabkan lansia stres dan depresi
Kesepian sebabkan lansia stres dan depresi
 
Bukubab2
Bukubab2Bukubab2
Bukubab2
 
gayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdf
gayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdfgayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdf
gayasehatremajaedit-110314112422-phpapp01 (2).pdf
 
prinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu giziprinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu gizi
 
psikologi kesihatan
psikologi kesihatanpsikologi kesihatan
psikologi kesihatan
 
Gaya Sehat Remaja
Gaya Sehat  Remaja Gaya Sehat  Remaja
Gaya Sehat Remaja
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat  dan bersih belumMakalah pola hidup sehat  dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
 
PJK2102W
PJK2102WPJK2102W
PJK2102W
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
 
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
 
8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx
8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx
8 ISU KESEHATAN REMAJA(1).pptx
 
care giver lansia.pptx
care giver lansia.pptxcare giver lansia.pptx
care giver lansia.pptx
 
Gaya hidup sehat remaja
Gaya hidup sehat remajaGaya hidup sehat remaja
Gaya hidup sehat remaja
 
cerdik.pdf
cerdik.pdfcerdik.pdf
cerdik.pdf
 

More from Andrew Hidayat

More from Andrew Hidayat (20)

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
 
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
 
Andrew hidayat membangun karakter positif remaja
Andrew hidayat membangun karakter positif remajaAndrew hidayat membangun karakter positif remaja
Andrew hidayat membangun karakter positif remaja
 
Andrew hidayat mengembalikan fungsi fisik seoptimal mungkin
Andrew hidayat mengembalikan fungsi fisik seoptimal mungkinAndrew hidayat mengembalikan fungsi fisik seoptimal mungkin
Andrew hidayat mengembalikan fungsi fisik seoptimal mungkin
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktif
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktifAndrew hidayat tetap sehat di usia produktif
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktif
 
Andrew hidayat membentuk anak berkualitas
Andrew hidayat membentuk anak berkualitasAndrew hidayat membentuk anak berkualitas
Andrew hidayat membentuk anak berkualitas
 

Recently uploaded

Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 

Recently uploaded (20)

KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 

Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut

  • 1. Demensia Jangan Sepelekan Gejala Sering Lupa Gangguan Berkemih Hindari dengan Menerapkan Pola Hidup yang Sehat Tetap Sehat di Usia Lanjut Life Love Laughter 22 2017 Majalah Keluarga Anda
  • 2. life. love. laughter. Melayani dengan hati dan cinta Periode 2017 Kepada Keluarga Indonesia, Di Mitra Keluarga, jantung dan energi kami berdetak seirama dengan ribuan cerita manis dibalik perjuangan meraih kesehatan Anda. Salam, Mitra Keluarga Promo Tindakan Angiografi dan Intervensi Kardiovaskular Harga Mulai Rp. 43 juta s/d Rp. 48 juta* *Prosedur: • Tindakan dilakukan di ruang Angiografi • Harga tindakan disesuaikan dengan kelas perawatan • Berlaku untuk pasien umum, asuransi dan perusahaan • Syarat dan ketentuan berlaku Informasi lebih lanjut hubungi: Telp. (021) 8431 1771 & 8431 1777 email: cibubur@mitrakeluarga.com mitrakeluarga.com mitrakeluarga Mitra Keluarga Cibubur MANFAATKAN CICILAN sampai 12 bulan Transaksi Credit Card:
  • 3. Edisi 22 - 2017 | 3 fokus S elain penyakit degeneratif maupun penyakit penyerta yang diderita, kondisi lansia sebenarnya lebih banyak berhubungan dengan faktor alamiah, yaitu seiring bertambahnya usia maka fungsi-fungsi tubuh akan menurun semuanya. Itu sebabnya, masalah yang sering dijumpai pada lansia disebut sebagai sindrom geriatri yang meliputi: imobilisasi, instabilitas, inkontinensia, insomnia, depresi, infeksi, defisiensi imun, gangguan pendengaran dan penglihatan, gangguan intelektual, kolon irritable, impecunity, dan impotensi. Semua kemunduran tersebut berpengaruh pada faktor psikologis lansia yang tentu saja memengaruhi ‘karakter’ yang kerap menciptakan masalah baru dalam kehidupan rumah tangga, keluarga, maupun sosial. Hal itulah yang menyebabkan pendekatan pada lansia tidak sama. Butuh usaha dan pendekatan khusus dalam menghadapi mereka. Aspek yang dilihat pada pasien seperti ini juga lebih luas, yakni mencakup masalah biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan secara keseluruhan. Karena itulah, dibutuhkan kepedulian dan kesabaran dari semua pihak, terutama keluarga. Bahkan, perlu persiapan mental untuk menghadapi akibat kemunduran yang terjadi. Salah Menikmati Umur Panjang dengan Kesehatan yang Terjaga Menua (menjadi tua=aging), adalah suatu proses terjadinya kemunduran secara perlahan-­ lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ meng­ganti diri dan memper- tahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga mengu- rangi kemampuan untuk dapat bertahan terhadap jejas (ter- masuk infeksi) dan memper- baiki kerusakan yang diderita. Pemimpin Redaksi Nurvantina Pandina satunya, mau memahami dan peduli terhadap apa yang masih bisa dilakukan dan dinikmati lansia. Mulai dengan menyiapkan pengaturan pola makan yang baik, mengarahkannya pada gaya hidup sehat, aktif mengajaknya berolahraga ringan, hingga sesekali menikmati rekreasi. Selebihnya adalah peduli terhadap semua gejala yang terlihat dengan segera melakukan deteksi dini agar cepat ditanggulangi, sehingga kemunduran bisa diperlambat. Saat ini fasilitasnya sudah sangat mendukung. Tinggal bagaimana semua pihak yang terkait mau peduli dan bisa memahami kondisi mereka. Karena, hanya dengan fokus penanganan dan pengelolaan kesehatan yang baik, maka kualitas hidup lansia akan menjadi lebih baik, dan bisa menikmati umur panjang dengan kesehatan yang terjaga.
  • 4. 4 | Edisi 22 - 2017 daftar isi 3 Fokus 4 Daftar Isi 5 Sapa Redaksi 6 Rekomendasi Kesehatan Lansia Perlu Kesadaran untuk Meng­antisipasi Risiko Tak Terduga 10 Mitra Utama Tetap Sehat di Usia Lanjut Referensi 14 Stroke pada Lansia Kenali dan Pahami Multi­ faktor Risiko Penyebabnya 16 Gangguan Penglihatan (Katarak) Sembuh Sempurna dengan Lensa Implan 18 Demensia Jangan Sepelekan Gejala Sering Lupa 20 Gangguan Berkemih Lansia Hindari dengan Menerapkan Pola Hidup yang Sehat 22 Tips Sehat Lansia di Rumah Ciptakan Suasana Aman, Nyaman dan Sehat 24 Tips Sehat Gangguan Pendengaran Lansia Atasi dengan Rehabilitasi Pendengaran Profil 26 dr. Fransisca Wibowo, Sp.PD 28 dr. Michael Triangto, Sp.KO 30 Dokter Anda Usia Lanjut Bukanlah Hal yang Harus Dikhawatirkan 32 Korporasi Google Health Card Untuk Kemudahan dan Kecepatan Informasi Kesehatan 34 Kesehatan Rehabilitasi Medik Upaya Memperbaiki Fungsi dan Kualitas Fisik Seoptimal Mungkin 36 Wisata Aktivitas Lansia Membangun Kesegaran Fisik di Taman dan Kebun 40 Kuliner Gizi dan Nutrisi Menahan Laju Penurunan Fungsi Organ pada Lansia 42 Agenda Kegiatan 50 Kilas Berita 58 Jadwal Praktik Poliklinik 36 16 10
  • 5. Edisi 22 - 2017 | 5 sapa redaksi Foto : Dokumentasi Majalah Mitra Keluarga PENERBIT: Mitra Keluarga Grup PELINDUNG: Ir. Rustiyan Oen, MBA PENANGGUNG JAWAB: dr. Nurvantina Pandina, MM TEAM REDAKSI: Marketing Mitra Keluarga Grup Alamat Redaksi: Jl. Bukit Gading Raya Kav. 2 Kelapa Gading Permai Jakarta 14240 – Indonesia Telp.: (021) 4585 2700 Fax.: (021) 4585 2727 e-mail Redaksi: majalah@mitrakeluarga.com Homepage: http://www.mitrakeluarga.com. PELAKSANA PRODUKSI: PT. Media Komunikasi Mandiri Ketua:Trisaputra Editor: Pandu Nasution e-mail: mediakom.mandiri@gmail.com Majalah Mitra Keluarga diterbitkan oleh Mitra Keluarga Grup dan didistribusikan untuk rekanan dan pelanggan Mitra ­Keluarga Grup. Artikel-artikel kesehatan dalam majalah Mitra Keluarga ditulis berdasarkan informasi dari para ahli. Informasi, kritik dan saran lebih lanjut dapat melalui email majalah@mitrakeluarga.com. Life Love Laughter MAJALAH KELUARGA ANDA F aktor eksternal seperti lingkungan, pola makan dan gaya hidup, atau mungkin faktor genetik dan metabolisme sel konon juga sangat berpengaruh pada peluang seseorang untuk menikmati umur panjang dengan kesehatan yang terjaga. Pertanyaannya kemudian adalah, apa sebenarnya faktor yang paling bertanggung jawab terhadap proses penuaan manusia? Hasil liputan redaksi kepada seluruh narasumber majalah Mitra Keluarga No. 22 Edisi Bulan Oktober 2017 menemukan benang merah yang sangat penting dalam upaya memenuhi kualitas kesehatan yang terjaga hingga di hari tua. Olahraga, pola makan dan gaya hidup sehat, hingga kemampuan dalam mengelola stress, merupakan kunci penting dalam mengelola kesehatan yang bisa tetap prima. Sudah pasti, selain sangat tergantung kepada Yang Maha Kuasa, kita juga tidak mungkin melupakan adanya faktor genetik dan metabolisme sel yang bisa sangat memengaruhi perjalanan kesehatan hingga di hari tua. Kendati begitu, dengan melakukan olahraga yang teratur dan terukur, menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat, mampu mengelola stress, menjaga kesehatan mental, dan mampu mengontrol emosi, diyakini bisa menjadi benteng pertahanan bagi kesehatan jiwa dan raga lansia yang cukup stabil. Topik yang demikian menarik itulah yang menjadi pilihan redaksi untuk mengisi rubrikasi majalah ini. Sebagian problematika kesehatan fisik dan psikis penting, kami sajikan secara gamblang, melalui penjelasan para narasumber yang kompeten. Bahkan, wahana dan sarana rekreasi para lansia pun memperoleh porsi untuk mengisi rubrik wisata. Selamat membaca dan semoga menjadi inspirasi yang bermanfaat. Salam Redaksi Menjawab Problematika Lansia
  • 6. 6 | Edisi 22 - 2017 rekomendasi O steoporosis disebabkan oleh menurunnya kepadatan tulang seiring pertambahan usia. Beberapa orang lebih berisiko dibanding yang lainnya. Saat muda, tulang manusia beregenerasi dengan cepat serta berada dalam kondisi paling padat dan kuat. Namun seiring pertambahan usia, tulang lama tidak segera tergantikan dengan tulang baru dan tidak lagi bertumbuh. Hal ini membuat tulang secara perlahan menjadi lebih rapuh dari waktu ke waktu. Makin tua, kepadatan tulang menjadi makin berkurang. Tulang menjadi melemah, keropos, lebih rentan retak dan mudah patah. Menurut dr. Lia Marliana, Sp.OT, kekuatan tulang tergantung pada ukuran dan kepadatannya. Sedangkan kepadatan tulang sangat tergantung pada mineral pembentukannya. “Itu sebabnya tingkat kepadatan tulang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya,” jelas dokter spesialis ortopedi di Mitra Keluarga Bekasi Timur ini. Saat masih kanak-kanak, tulang manusia tumbuh dan mampu memperbaharui diri dengan cepat. Pada rentang usia 16- 18 tahun, tulang perlahan-lahan akan berhenti tumbuh, sementara massa tulang akan terus bertambah hingga usia akhir 20-an. Namun, proses ini melambat seiring dengan bertambahnya usia. Secara perlahan, kepadatan tulang akan semakin berkurang dan proses ini dimulai pada usia 35 tahun. Jika dilihat berdasarkan jenisnya, osteoporosis terbagi menjadi 2, yaitu primer dan sekunder. Disebut primer ketika pengeroposan tulang berjalan alamiah dan berlangsung seiring berjalannya usia. Sedangkan dikatakan sekunder ketika pengeroposan tulang terjadi akibat sebab-sebab seperti kelainan hormon, penyakit kronis, hingga dampak dari life style yang buruk. Berkurangnya kepadatan akan membuat tulang rentan retak. Keretakan biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha. “Umumnya tidak ada tanda-tanda terjadinya osteoporosis di awal masa menurunnya kepadatan tulang. Namun beberapa kondisi berikut dapat menjadi gejala terjadinya osteoporosis: sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, dan lebih sering mengalami cedera/keretakan tulang,” kata dr. Aryo Nugroho T, Sp.OT, di Mitra Keluarga Kalideres. Kesehatan Lansia Perlu Kesadaran untuk Mengantisipasi Risiko Tak Terduga Osteoporosis disebut sebagai silent diseases sehingga diperlukan kesadaran dalam mengantisipasi kehadirannya. Setiap manusia, terutama lansia memiliki faktor risiko yang sering tak terduga. ❝Pada osteoporosis terjadi gangguan “metabolism calcium”, sehingga tidak hanya organ tulang saja yang mengalami gangguan, tetapi juga bisa memengaruhi jantung, usus, atau otot❞ dr. Lia Marliana, Sp.OT Mitra Keluarga Bekasi Timur ❝Kesembuhan setelah operasi sangat ditentukan oleh seberapa berat keluhan sebelum operasi❞ dr. Aryo Nugroho T., Sp.OT Mitra Keluarga Kalideres
  • 7. Edisi 22 - 2017 | 7 Gejala Osteoporosis Gejala osteoporosis yang dapat terlihat jelas adalah postur punggung bungkuk yang sering terlihat pada lanjut usia. Postur ini terjadi karena pengeroposan pada tulang belakang yang membuat tulang punggung sulit untuk menahan berat tubuh. Jika Anda mengidap penyakit ini, terbentur atau terjatuh dari posisi duduk atau berdiri, maka tulang akan memiliki risiko mengalami keretakan. Pada kasus osteoporosis yang parah, batuk atau bersin ringan saja dapat menyebabkan keretakan pada tulang rusuk atau salah satu bagian dari tulang belakang. Keretakan tulang pada lanjut usia bisa menjadi masalah serius, tergantung pada bagian tubuh dimana keretakan terjadi. Misalnya dalam kasus keretakan tulang pangkal paha, biasanya kebebasan bergerak bisa terhambat. Bahkan bisa berujung pada kelumpuhan permanen. Pada pasien yang mengalami patah tulang karena osteoporosis, harus segera dilakukan tindakan operatif untuk memperbaikinya. “Jenis operasi yang dilakukan, mulai dari tindakan sederhana, misalnya dengan pemasangan gips, bisa juga dengan pemasangan alat bantu seperti plate & screw sampai tindakan penggantian tulang atau sendi (vertebroplasy, hip & knee replacement),” ujar dr. Lia. “Untuk kasus retak atau patah pangkal paha pada lansia, biasanya harus dilakukan operasi untuk menganti bonggol pangkal paha. Tujuannya untuk mengembalikan mobilisasi pasien,” timpal dr. Aryo. Karena itulah, langkah terbaik adalah penderita osteoporosis disarankan untuk menjaga diri agar tidak mengalami cedera atau mengalami keretakan tulang. Pengidap yang telah lanjut usia disarankan untuk menjalani pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara teratur. Ciptakan rumah dan lingkungan yang aman dengan memindahkan perabot ke tempat yang aman, sehingga tidak mengganggu mobilitas pengidap osteoporosis agar tidak terbentur, terantuk, hingga terjatuh. Langkah terbaik dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan adalah melakukan pengawasan dan pencegahan osteoporosis. Salah satunya dengan melakukan skrining awal, tes bondensitometri-BMD, DEXA, dan dilengkapi dengan exercise: senam osteoporosis di Mitra Keluarga. Tujuan pengobatan osteoporosis adalah mencegah patah tulang dengan menghentikan kehilangan massa tulang dan meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Meskipun deteksi dini dan pengobatan osteoporosis tepat waktu secara substansial dapat mengurangi risiko patah tulang di Preventive Curative Preventive Hidup sehat Tidak merokok Tidak minum minuman keras Olahraga teratur di bawah sinar matahari Berusaha untuk selalu aktif Kurative Mencegah terjadinya patah tulang Menstabilkan dan meningkatkan kepadatan tulang Menyadari dari awal, tanda-tanda patah tulang dan perubahan pada tulang Segera melakukan pengobatan *sumber: wawancara tertulis dengan dr. Lia Marliana, Sp.OT - Mitra Keluarga Bekasi Timur
  • 8. 8 | Edisi 22 - 2017 rekomendasi masa depan, namun belum ada terapi yang benar-benar dapat menyembuhkan osteoporosis. Dengan kata lain, sulit untuk membangun kembali tulang yang telah rapuh oleh osteoporosis. Oleh karena itu, mencegah osteoporosis adalah sama pentingnya dengan pengobatan. Low Back Pain Proses degenerasi pada penuaan lainnya adalah sakit pada bagian punggung yang disebut dengan low back pain, atau salah satu jenis masalah punggung yang sering dikeluhkan oleh lanjut usia. Menurut dr. Abdi Reza, Sp.BS di Mitra Keluarga Cibubur, punggung manusia terdiri dari berbagai elemen saraf, sendi, otot dan ligamen yang saling berhubungan. Selain itu, punggung juga mengandung berbagai jenis saraf dan jaringan akar saraf yang langsung berhubungan dengan kaki. Dalam punggung juga terdapat sendi dan berbagai sambungan sendi lain yang menghubungkan gerakan dalam tubuh. Nyeri pinggang tersebut bisa terjadi karena mengalami bantalan tulang yang pecah atau robek dan menonjol ke arah belakang di mana terdapat cabang saraf sehingga cabang saraf tersebut tertekan/terjepit. Penyebab nyeri punggung bawah sebagai akibat faktor degenerasi (proses penuaan) biasanya terjadi karena kualitas bantalan tulang/diskus intervertebralis yang semakin menurun, dan menyebabkan terjadinya saraf terjepit. Sebab lainnya adalah trauma atau kecelakaan, dan juga karena mengangkat beban yang berat. Pecahnya bantalan tulang ini paling sering terjadi di tulang pinggang, karena beban yang diterimanya paling besar dibandingkan tulang belakang bagian lainnya. “Keluhan yang sering dialami penderita umumnya adalah nyeri pinggang bawah atau bokong yang kemudian menjalar ke paha, lutut dan seterusnya sampai ke kaki,” kata dr. Abdi Reza, Sp.BS. Itu sebabnya, tanda awal low back pain bisa terlihat melalui pemeriksaan fisik. “Ketika kita angkat kakinya, pasien akan merasakan sakit sekali,” jelasnya. Penanganan biasanya akan didiskusikan terlebih dahulu dengan pasien, terutama dengan mempertimbangkan usia jika pasien termasuk dalam kategori lansia. “Kabar baiknya, sebagian besar masalah punggung bawah ini bisa diselesaikan dengan tindakan yang sifatnya non operasi,” ujarnya. Namun tentu saja harus dipastikan dahulu masalah yang mendasar. Mitra Keluarga Cibubur telah didukung dengan peralatan pemeriksaan yang sangat canggih. Misalnya dengan MRI akan terlihat semua, masalahnya karena herniasi nucleus pulposus (saraf terjepit) atau bukan. Penekanannya dimana dan seterusnya. “Termasuk melihat kondisi tulangnya, stabil atau tidak. Dan bila perlu kita kombinasikan dengan foto rontgen, agar bisa melihat secara keseluruhan dengan lebih sempurna, karena saraf terjepit itu macam-macam, bisa karena instabilitas atau berbagai faktor lain,” ungkapnya, seraya menambahkan, dari hasil pemeriksaan tersebut bisa dipastikan diagnosa dan tindakan yang diperlukan. Evaluasi Menyeluruh Selanjutnya, dilakukan evaluasi bersama dengan dokter saraf, radiologi, dan lainnya. Barulah dipastikan apakah dibutuhkan pembedahan atau tidak. Misal saraf terjepit karena obesitas, mungkin bisa dicoba dengan upaya menurunkan berat badan dan fisioterapi. Pasien dengan osteoporosis diberikan suplemen untuk memperkuat tulang, dan seterusnya. “Prinsipnya adalah, hanya pasien yang terbukti ada penekanan saraf yang sifatnya berat, baru dilakukan operasi. Karena pengobatan yang paling masuk akal adalah membebaskan penekanan yang mengakibatkan saraf terjepit. Maka sangat dianjurkan untuk operasi,” tegasnya. Saat ini, teknologi Mitra Keluarga sudah sangat baik. Salah satunya teknik operasi minimal invasif dengan mikroskop. “Ini keunggulan kami, karena kita bekerja menangani saraf yang sangat halus,” sebutnya. Namun, perlu dipahami bahwa risiko terburuk dari kejadian saraf terjepit adalah jika tidak dilakukan tindakan. Nyeri yang berlanjut bisa bertambah berat atau berakibat pada pelemahan alat gerak, bahkan sampai terjadi kelumpuhan. Karena itulah, butuh evaluasi menyeluruh untuk menentukan tindakan kepada pasien dengan low back pain. “Setiap penyakit punya ciri khas, peluang kesembuhan dan prognosis masing-masing. Hanya saja, tim kami sangat siap menangani masalah pinggang bagian bawah. Baik non operasi, operasi minimal invasif dengan teknologi mikro, hingga operasi terbuka sekalipun,” ucapnya. ❝Opsi tindakan dan teknik yang dilakukan sangat tergantung pada kondisi pasien. Namun tidak semua pengobatan harus dilakukan dengan tindakan operasi❞ dr. Abdi Reza, Sp.BS Mitra Keluarga Cibubur
  • 9.
  • 10. 10 | Edisi 22 - 2017 mitra utama M enjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa kanak-kanak, masa dewasa dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. “Secara umum, kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah,” kata dr. Francisca Wibowo, Sp.PD, dokter spesialis bidang geriatri di Mitra Keluarga Kelapa Gading. Semua proses tersebut berlangsung seiring laju pertambahan usia yang mengakibatkan berbagai kemunduran pada organ tubuh. Mulai dari proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Di dalam tubuh juga akan menumpuk distorsi metabolik dan struktural yang disebut penyakit degeneratif. Penyakit Degeneratif Menurut The National Old People’s Welfare Council, setidaknya ada beberapa kemunduran yang sering dijumpai pada lansia, mulai dari gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan berkemih, osteoporosis yang mengakibatkan gangguan pada tungkai dan sendi panggul dan mengubah sikap berjalan, bronkhitis kronis, hingga demensia. Ironisnya semua degenerasi yang menimbulkan beragam gangguan tersebut sering dianggap wajar ketika dialami oleh lansia. Padahal kondisi itu sangat mengganggu kualitas kesehatan --baik fisik maupun psikis-- dan kemandirian lansia. Selain itu, proses degenerasi berkaitan erat dengan penyakit hipertensi, diabetes mellitus, maupun kanker. Bahkan, hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut lumrah bagi lansia, karena merupakan rangkaian dari proses pengendapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya pengapuran dan berkurangnya elastisitas pembuluh darah yang menjadi penyebab terjadinya tekanan darah tinggi. “Kabar buruknya, hipertensi juga bisa menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung koroner dan serangan stroke,” imbuh dokter spesialis saraf di Mitra Keluarga Bekasi, dr. Robert Loho, Sp.S. Di sisi lain ada banyak faktor risiko yang senantiasa mengancam dan bisa sangat memengaruhi kualitas kesehatan dan kemandirian lansia, mulai dari yang paling tak terduga seperti risiko jatuh pada penderita osteoporosis yang bisa berakibat pada gangguan mobilisasi lansia, hingga komplikasi akut yang butuh perawatan panjang dan pelayanan ekstra hingga episode akhir hidupnya. Tetap Sehat di Usia Lanjut Lanjut usia merupakan suatu proses yang tidak mungkin dihindari dan pasti dialami setiap manusia yang mendapat anugerah umur panjang. ❝Hubungan yang harmonis dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi❞ Masalah Keluarga dan Sosial Masih banyak lagi problem kesehatan fisik, mental, maupun psikis yang menyertai perjalanan hidup hingga memasuki episode lanjut usia. Sebut saja kemunduran pada berbagai aspek kesehatan yang bisa sangat berpengaruh pada psikologis yang tentu saja memengaruhi ‘karakter’ dan perilaku lansia dalam kehidupan rumah tangga, keluarga, maupun sosial, sehingga banyak menciptakan masalah baru (konflik). “Ambil contoh, akibat berkurangnya kemampuan mendengar
  • 11. Edisi 22 - 2017 | 11 pada usia lanjut yang mengakibatkan mereka mengalami kesulitan berkomunikasi sehingga meningkatkan depresi, frustasi, menarik diri dari keluarga dan lingkungan, kesepian hingga konflik dengan pasangan hidup karena kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Jadi ada aspek sosial selain aspek medisnya,” timpal dr. Miatina Artisnita, Sp.THT dari Mitra Keluarga Waru. Belum lagi lansia yang akibat berbagai kemunduran yang dialaminya telah memengaruhi kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Itu sebabnya, penanganan usia lanjut tidak bisa disamakan oleh dewasa biasa. Namun, tidak perlu berkecil hati, karena hidup harus optimistis, ceria dan berusaha agar tetap sehat. Walaupun usia terus berlanjut harus tetap mempertahankan cara hidup sehat. Karena, alangkah indahnya jika di hari tua bisa tetap memiliki kualitas kesehatan yang terbaik. Minimal, mampu melakukan kegiatan standar sehari-hari seperti makan, minum, mandi, dan mengenakan pakaian secara mandiri, tanpa harus tergantung dan merepotkan orang lain. Sudah pasti, semua orang tentu berkeinginan untuk dapat hidup sehat hingga di hari tua. Tak usah khawatir, karena ada berbagai cara untuk mencapainya. Bahkan secara teori sebenarnya sangat sederhana, yaitu senantiasa berusaha menghindari, menjauhi, dan mengantisipasi semua faktor risiko untuk menghambat proses degenerasi. “Salah satu cara yang paling efektif ialah konsisten menjalani gaya hidup sehat sedari muda,” jelas dr. Miftahul Alam, Sp.U, di Mitra Keluarga Kelapa Gading. Namun, perlu dipahami bahwa sehat bukan berarti tidak sakit secara fisik saja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera secara jiwa (mental), raga (fisik), dan sosial. Sehat merupakan anugerah dan buah dari menjalankan hidup sehat. Oleh karena itu, kesehatan jiwa, raga, dan sosial harus senantiasa terjaga, dengan cara meningkatkan kesehatan dan menjalankan cara- cara hidup sehat sepanjang hayat di kandung badan. Caranya, bisa dimulai dengan hanya mengonsumsi makan- makanan yang bergizi dan seimbang serta meluangkan waktu untuk melakukan olahraga ringan secara teratur dan terukur, atau disesuaikan dengan kemampuan. Hampir semua narasumber di Mitra Keluarga Grup, memberi saran untuk rutin melakukan pemeriksaan/skrining kesehatan dan konsultasi kepada dokter yang kompeten secara teratur, Kelompok Usia Menurut Standar WHO Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
  • 12. 12 | Edisi 22 - 2017 mitra utama 12 Cara Mempertahankan Hidup Sehat Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari hidrat arang kompleks (sayur–sayuran, kacang-kacangan, biji–bijian) Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati yang dikonsumsi dalam jumlah bertahap Banyak mengonsumsi bahan makanan yang tinggi kalsium seperti susu non fat, yoghurt, dan ikan Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang–kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan–bahan yang segar dan mudah dicerna Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng–gorengan Sempatkan olahraga ringan minimal 30 menit, atau sesuai kemampuan Usahakan untuk minum air putih 1,5-2 liter per hari untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan aktivitas Sesuaikan jadwal, jumlah, dan jenis makanan dengan kebutuhan *dari berbagai sumber sehingga gangguan kesehatan yang mungkin timbul bisa dideteksi sedini mungkin dan segera ditangani. Hindari stress dan sedapat mungkin menjaga mental dan batin yang seimbang guna menghadirkan ketenangan di dalam jiwa. “Hiasi hari-hari dengan senyum dan tawa karena diyakini akan memperbaiki mental dan fisik secara alami,” anjur Pemimpin Redaksi Majalah Mitra Keluarga, dr. Nurvantina Pandina, MM. Menikmati suasana rekreasi baik bersama keluarga maupun teman sangat dianjurkan untuk menghapus rasa lelah, bosan, dan penat setelah seminggu penuh melakukan aktivitas rutin. Rekreasi akan menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot-otot yang lelah dan tegang karena rutinitas sehari- hari. “Rekreasi dan aktif mengikuti kegiatan sosial, bertemu teman lama, menghadiri reuni, dan saling berbagi cerita akan memberikan pencerahan dan menyegarkan otak,” ucap dr. G.A Putu Yunihati, Sp.S, di Mitra Keluarga Bekasi Timur. Saat ini, tingkat pemahaman masyarakat pada poin-poin penting dalam menerapkan hidup sehat terbilang tinggi. Sarana dan fasilitas pendukung –baik medis maupun non medis— telah sangat memadai. Jadi, tinggal bagaimana Anda menyikapinya, “do it or leave it” kata dr. Aryo Nugroho T, Sp.OT di Mitra Keluarga Kalideres. So, mari tetap sehat dan selamat menjadi tua. (tim MK)
  • 13.
  • 14. 14 | Edisi 22 - 2017 referensi S troke atau dalam bahasa medis disebut dengan cerebro­ vascular accident (CVA), merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-­ tiba menjadi terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf pada otak. Jika ter­ jadi kematian jaringan otak, akan dapat menyebabkan hilang­ nya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut (stroke). Menurut dr. Robert Loho, Sp.S, ada dua jenis peristiwa yang berlangsung di dalam otak dan menjadi pemicu terjadinya serangan stroke, yaitu kemungkinan adanya penyumbatan (pembuluh darah yang tersumbat di dalam otak/stroke iskemik), dan perdarahan (pembuluh darah yang pecah di dalam otak/stroke hemoragik). Tanda dan Gejala Tanda dan gejala stroke sangat tergantung dari pembuluh darah mana di dalam otak yang mengalami Stroke pada Lansia Kenali dan Pahami Multifaktor Risiko Penyebabnya sumbatan atau pecah, dan sangat tergantung dari seberapa luas jaringan otak yang terpengaruh oleh sumbatan atau perdarahan tersebut. Oleh karena itu, serangan stroke bisa sangat bervariasi. Mulai dari yang paling ringan sampai berat, hingga bisa mengakibatkan kematian mendadak. “Jika penderita dapat diselamatkan, terkadang penderita akan mengalami kelumpuhan pada sebagian anggota tubuh, hilangnya sebagian ingatan, hilang kemampuan bicara, atau meninggalkan beberapa gejala sisa lainnya,” ujar dokter spesialis saraf di Mitra Keluarga Bekasi ini. Jika dilihat dari karakteristiknya, stroke banyak dialami lanjut usia (lansia) dan masyarakat perkotaan pada umumnya. Namun, usia muda tidak menjadi jaminan bahwa seseorang bisa bebas dari serangan stroke. “Saat ini peristiwa serangan stroke sudah bergeser ke usia di bawah 50 tahun. Ini semua karena adanya perubahan gaya hidup dan tingkat stres yang semakin berat,” imbuhnya, seraya menambah­ kan bahwa serangan stroke telah menduduki posisi paling tinggi sebagai penyumbang angka kematian di Indonesia. Multifaktor Saat ini, fenomena perubahan gaya hidup dan tingkat stres termasuk dalam faktor risiko stroke. Namun, kata dr. Robert, kejadian stroke tidak terjadi hanya karena satu faktor risiko saja. Biasanya melibatkan beberapa faktor, bahkan multifaktor risiko yang bisa menjadi pemicu serangan stroke. Beberapa faktor risiko itu diantaranya adalah, menderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan ada juga faktor usia di sana. Serangan stroke iskemik (stroke penyumbatan) maupun stroke hemoragik (stroke perdarahan) dipicu oleh adanya multifaktor risiko. Multifaktor risiko tersebut diantaranya adalah penyakit hipertensi, diabetes mellitus, jantung, hingga gaya hidup dan tingkat stres yang tinggi. Stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak atau disebut Stroke Iskhemik. Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah dalam otak atau disebut Stroke Hemoragik. sumber: norteastrehab.com
  • 15. Edisi 22 - 2017 | 15 “Terjadinya stroke selalu dipicu oleh dua atau lebih faktor risiko. Misal, punya hipertensi dan usia di atas 50 tahun, maka ia memiliki potensi terkena serangan stroke. Apalagi jika memiliki faktor risiko lain seperti diabetes, kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau lainnya, maka semakin tinggi risiko mengalami serangan stroke. Tetapi, hanya menderita hipertensi dan usia baru 20-an tahun, tentu belum berpotensi terkena serangan,” ungkapnya. Mungkin itu sebabnya, serangan stroke identik dengan lansia atau mereka yang telah berusia di atas 65 tahun, karena usia “emas” seperti ini biasanya telah memiliki beberapa faktor risiko, sehingga sangat mungkin mengalami serangan stroke. Faktor risiko inilah yang harus diwaspadai. Sebut saja pada lansia atau usia di atas 65 tahun yang biasanya sudah memiliki dua atau lebih faktor risiko, seperti menderita diabetes dan hipertensi, ya harus hati-hati. Tapi jangan salah, lanjutnya, gaya hidup dan tingkat stres yang tinggi pada masyarakat perkotaan juga kerap menjadi pemicu kejadian stroke di kalangan muda. “Karena itulah, jika tidak ingin mengalami serangan stroke, gaya hidup harus dimodifikasi. Ini penting,” ingatnya. Karena, pola makan yang terlalu banyak gula, garam, dan lemak, serta kurang beraktivitas merupakan faktor risiko stroke yang dipelihara. Selain itu, kesadaran tentang penyakit stroke juga perlu lebih ditingkatkan. Caranya, bisa dengan melakukan skrining secara rutin sebagai hal utama yang perlu dilakukan untuk mencegah terkena serangan stroke. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan MRI pada otak dan pembuluh darah akan sangat berguna untuk mengetahui kondisi dan kualitas pembuluh darah pada otak, untuk menghindari risiko terjadinya stroke. dr. Robert Loho, Sp.S Mitra Keluarga Bekasi ❝Semakin cepat dan lengkap informasi mengenai data diagnosis dan riwayat pasien, maka akan semakin baik pula target penanganan dan pengobatan stroke yang diharapkan❞ Program Terpadu Mitra Keluarga Grup, termasuk Mitra Keluarga Bekasi, merupakan rumah sakit yang memiliki fasilitas dan pelayanan lengkap untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan stroke. Bahkan, diakui sebagai salah satu rumah sakit terbaik dengan tingkat keberhasilan penanganan stroke yang cukup tinggi. Hanya memang, sebagian besar pasien yang datang ke Mitra Keluarga Bekasi dalam kondisi keparahan tingkat akhir. Akibatnya, penanganan lebih sulit dan butuh pemeriksaan lebih komprehensif. Karena itu, tengah disiapkan sistem penanganan stroke secara lebih komprehensif. Program terpadu yang melibatkan berbagai bidang medis ke dalam suatu tim. Katakanlah Stroke Center dalam bentuk koordinasi terpadu di lingkungan regional Mitra Keluarga Grup, terkait data dan informasi pasien, yang juga melibatkan bidang penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, hingga rehabilitasi. Melalui program terpadu dan komprehensif seperti ini, diharapkan tingkat keberhasilan penanganan stroke bisa semakin baik, terutama dalam menekan angka kematian akibat stroke. (nwng)
  • 16. 16 | Edisi 22 - 2017 referensi K etika penglihatan mulai menjadi kabur, merasakan sensasi seperti berkabut, sulit membedakan warna – terutama orange, kuning, merah— hingga menemukan gangguan test sensitifitas terhadap kontras, sebaiknya segera memeriksakan mata Anda ke dokter spesialis mata. Kondisi tersebut mungkin merupakan gejala penyakit katarak. Utamanya, kata dr. Teguh Filbert, Sp.M, jika gangguan penglihatan tersebut dirasakan oleh mereka yang telah berusia di atas 50 tahun. Menurut dokter spesialis mata di Mitra Keluarga Surabaya ini, seiring dengan bertambahnya usia akan terjadi pula proses penurunan metabolisme sehingga kemampuan untuk menjaga kejernihan lensa mata turut berkurang, dimana lensa menjadi keruh secara perlahan. Itu sebabnya, penyakit katarak cenderung dialami oleh lansia. Walaupun bisa dialami dewasa muda, bahkan anak-anak, namun katarak lebih sering disebut sebagai penyakit orangtua. Proses alamiah seiring berlangsungnya proses penuaan dan seringnya terkena paparan sinar ultra violet (UV) diyakini sebagai penyebab utama terjadinya penyakit katarak pada lansia. Selain itu, infeksi bola mata dan infeksi sistemik juga bisa menimbulkan katarak. “Diabetes mellitus, adanya kelainan genetik dan kelainan metabolisme, atau pernah mengalami trauma, juga berpotensi dalam mempercepat terjadinya penyakit katarak,” timpal dr. Teguh Filbert, Sp.M. Tidak Mandiri Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata manusia. Pada tahap awal gejala hanya ringan saja. Seperti gangguan dalam melihat tulisan atau benda yang kecil, rasa silau dan kabur dalam suasana cahaya terang. Namun, gangguan tersebut semakin lama semakin berat dan sangat mengganggu, bahkan menjadi kendala (faktor penghambat) dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penderita mulai tidak mampu mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukannya hingga tidak mampu merawat diri sendiri. Mulai membutuhkan orang lain untuk membantu dan mendampinginya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kondisi seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi, jika penderita bisa mengenali gejala penyakit katarak dan segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata untuk memastikan tindakan pengobatan yang harus dilakukan. Gangguan Penglihatan (Katarak) Sembuh Sempurna dengan Lensa Implan Segera lakukan konsultasi ke dokter spesialis mata apabila gejala penyakit katarak mulai mengganggu dan menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan penanganan yang tepat dan terkini, penyakit katarak dapat ditangani dengan hasil sembuh sempurna. Antisipasi Katarak pada Lansia Hindari paparan UV berlebih Gunakan kacamata pelindung anti UV apabila beraktivitas di luar rumah, terutama di siang hari Jaga kondisi tubuh dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat mengandung antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran Kontrol rutin kadar gula darah dan mengikuti terapi yang dianjurkan untuk pasien dengan diabetes mellitus Gunakan kacamata pelindung saat bekerja, terutama pekerjaan dengan risiko tinggi terjadi trauma mata
  • 17. Edisi 22 - 2017 | 17 Memang, penyakit katarak tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak memiliki risiko pada kematian. Bahkan, termasuk penyakit yang sangat umum terjadi. Namun, jika tidak segera dilakukan langkah pengobatan, umumnya bisa mengakibatkan kebutaan sementara. “Apabila dalam jangka panjang tetap tidak dilakukan pengobatan, maka katarak bisa menimbulkan komplikasi seperti glaukoma, hingga dislokasi lensa yang pada akhirnya berujung pada kebutaan permanen, dan tidak dapat disembuhkan. “Kebutaan sementara bisa disembuhkan dengan tindakan operasi,” ujarnya. Teknik Phacoemulsifikasi Hingga saat ini, belum ada terapi obat yang bisa menyembuhkan dan mencegah proses terjadinya katarak. “Satu-satunya terapi yang terbukti aman dan nyaman dengan tingkat keberhasilan sangat tinggi ialah melalui tindakan operasi pengangkatan lensa dengan implantasi intra ocular lens untuk koreksi refraksinya,” jelas dr. Teguh. Jadi katarak adalah penyakit yang biasa terjadi sebagai proses alamiah yang berlangsung seiring berjalannya waktu. Penyakit ini berkembang selama bertahun-tahun tanpa terasa dan tidak disadari oleh penderitanya. Lensa mata seara perlahan tapi pasti akan keruh dan berkabut. Dengan adanya katarak, kejernihan lensa mata berkurang dan cahaya yang masuk ke mata menjadi terhalang. Banyak pengidap yang pada akhirnya membutuhkan operasi untuk mengganti lensa yang rusak ini dengan lensa buatan. Saat ini operasi katarak sudah menggunakan teknik phacoemulsification dimana digunakan energi ultrasound untuk memecah katarak, lalu disedot melalui lubang sayatan yang hanya sebesar 2 milimeter (mm). Luka sayatan tersebut dibuat dengan pisau khusus sehingga sangat kedap dan tidak memerlukan jahitan sehingga proses penyembuhan ❝Proses pemulihan mungkin membutuhkan waktu beberapa hari. Hampir semua pasien yang menjalaninya akan merasakan peningkatan pada penglihatan mereka. Biasanya, pasien kembali mampu melakukan rutinitas secara normal dalam waktu dua minggu setelah operasi❞ dr. Teguh Filbert, Sp.M Mitra Keluarga Surabaya menjadi lebih cepat dibanding teknik konvensional, dan minim menimbulkan efek astigmat (kacamata silinder) yang bisa disebabkan oleh luka operasi. “Melalui luka sayatan sebesar 2mm yang dibuat, lensa implan intra okular dimasukkan untuk menggantikan posisi lensa asli sehingga posisi lensa akan stabil dengan tingkat presisi yang terjaga dengan baik. Lensa implan menggunakan bahan khusus yang dapat dilipat agar bisa melalui luka sayat yang hanya sebesar 2mm tadi,” ungkapnya. Mitra Keluarga Surabaya dan Grup pada umumnya sudah menggunakan teknik phacoemulsifikasi terkini. Semua jenis penyakit katarak, baik pada anak maupun dewasa hingga lansia dapat ditangani dengan sangat baik. “Kasus katarak rutin maupun kasus dengan tingkat kesulitan sangat tinggi ditangani dengan hasil yang sangat baik,” sebutnya. “Peluang kesembuhan dan pemulihan sangat baik meskipun pada lansia. Tingkat keberhasilan tinggi dengan angka kegagalan di bawah 0.5%,“ urai dokter spesialis mata yang pernah menangani pasien berusia 103 tahun dan pasien termuda yang baru berusia 3 bulan.
  • 18. 18 | Edisi 22 - 2017 referensi L upa meletakkan barang, tersesat ketika keluar rumah tanpa ditemani, hingga emosi yang kurang stabil, menjadi gejala yang sering ditemui dan menjadi gambaran umum perilaku lanjut usia. Mereka yang sering mengalaminya kerap memperoleh sebutan pikun. Dianggap sebagai hal yang lumrah, dan tak sedikit yang menyebutnya sebagai penyakit tua, sehingga penyakit ini sering terabaikan. Padahal, seperti kata dr. G.A Putu Yunihati, Sp.S, Demensia (bahasa Inggris: dementia, senility) adalah syndrome atau kumpulan gejala penurunan fungsi intelektual dibanding sebelumnya yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan profesional yang tercermin dalam aktivitas hidup keseharian. Sayangnya, banyak yang tidak memahami dan menyadari peristiwa tergelincirnya memori seperti tersebut sebagai demensia, yang akan semakin berat jika tidak memperoleh perhatian dan penanganan secara serius. “Demensia pada stadium awal memiliki peluang kesembuhan yang jauh lebih baik dibanding stadium sedang, apalagi terlanjur berat,” ungkap dokter spesialis saraf di Mitra Keluarga Bekasi Timur ini. Pencetus dan Gejala DEmensia Demensia terjadi karena adanya kerusakan sel otak, sehingga sel otak terganggu komunikasinya. Bagian otak yang terkena terutama pada area hipokampus yang berfungsi penting dalam pembelajaran dan memori. Inilah yang menimbulkan gejala awal terjadinya gangguan memori. Ciri atau gejalanya terlihat melalui adanya gangguan kemampuan fungsional saat melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, terjadi penurunan dari tingkat fungsi dan performa sebelumnya. Mulai dari gangguan kognitif dan perilaku seperti gangguan kemampuan untuk mendapatkan dan mengingat informasi baru. Misal percakapan dan pertanyaan yang diulang-ulang, salah meletakkan barang milik pribadi, lupa terhadap janji, tersesat di lokasi yang sudah dikenal baik sebelumnya. Begitu pula dengan mulai timbulnya gangguan terhadap logika, gangguan kemampuan visuospasial. Tidak mengenal wajah atau objek keseharian, hingga tidak dapat melakukan prosedur sederhana seperti berpakaian, gangguan fungsi berbahasa (berbicara, membaca dan menulis), hingga gangguan kepribadian, perilaku atau penampilan, seperti fluktuasi mood, apatis, hilang minat, menarik diri, perilaku obsesif kompulsif dan seterusnya. Kemunduran yang Diperlambat Secara umum demensia belum dapat disembuhkan. Kebanyakan bersifat progresif, seperti pada alzheimer. Belum ada terapi yang dapat menyembuhkan, namun masih ada terapi untuk mengendalikan gejala yang timbul. Karena itulah gejalanya perlu dideteksi secara dini agar bisa cepat ditanggulangi. Bahkan, perlu persiapan mental keluarga untuk menghadapi akibat kemunduran yang terjadi. Kunci penanganan difokuskan pada apa yang masih bisa dilakukan dan dinikmati penderita dengan harapan kemunduran bisa diperlambat. Prinsip utama penanganannya adalah menemukan kasus sedini mungkin. Karena semakin awal ditemukan, maka harapan perbaikannya akan semakin baik. Segera lakukan konsultasi dengan dokter spesialis saraf, ketika menemukan Demensia Jangan Sepelekan Gejala Sering Lupa Waspadalah jika mulai sering lupa nama orang, benda, tempat, kejadian, bahkan pada apa yang baru dikatakan. Bisa jadi itu merupakan tanda awal Demensia. Antisipasi Mencegah Demensia Waspada terhadap gejala dini Hindari faktor risiko Lakukan olahraga/senam otak Diet sehat
  • 19. Edisi 22 - 2017 | 19 tanda awal demensia. Dokter akan melakukan wawancara kepada pasien, keluarga atau orang terdekat pasien, untuk mengetahui awitan, pola perubahan kognitif dan non kognitif serta perjalanan/riwayat penyakit penting untuk menentukan adanya kecurigaan demensia. Juga riwayat konsumsi obat- obatan, riwayat penyakit dalam keluarga dan lainnya. Selain itu akan dilakukan pemeriksaan fisik umum dan neurologi. Pemeriksaan khusus untuk menilai fungsi kognitif sederhana berupa MMSE (mini mental state examination), CDT (clock drawing test) dan MoCA-INA (montreal cognitive assessment versi Indonesia). Selanjutnya, pemeriksaan kognitif lengkap dapat menggunakan CERAD (consortionum to establish a registry for Alzheimer disease) dan pemeriksaan aktivitas fungsional ADL, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, neuroimaging seperti CTScan/MRI, PET, MRS dan SPECT, EEG. Tatalaksana Pengobatan Tatalaksana pengobatan terbagi menjadi terapi farmakologi/ obat-obatan dan terapi non farmakologi. Terapi Farmakologi harus sejalan dengan intervensi psikososial untuk memperbaiki fungsi kognitif dan perilaku yang dinilai secara berkala tiap 3 bulan yang meliputi fungsi kognitif secara global dan perilaku. Evaluasi melibatkan pula penilaian keluarga. Obat untuk mengontrol penyakit pencetus. Terapi non Farmakologi dilakukan sebagai upaya mempertahankan fungsi kognitif dapat berupa latihan meningkatkan kemandirian, strategi komunikasi, pelatihan ketrampilan ADL (activity daily living), perencanaan kegiatan, teknologi berbantu, olahraga, program rehabilitasi dan intervensi kombinasi, stimulasi kognitif, pelatihan kognitif dan rehabilitasi, terapi orientasi realitas, terapi reminiscence, dan seterusnya. Mitra Keluarga Grup, menangani pasien demensia pada lansia dengan melakukan skrining awal, skrining faktor risiko, tatalaksana faktor risiko, dan secara aktif mengajak pasien untuk melakukan senam lansia. Selebihnya dilakukan edukasi pada pasien dan keluarga, membuat catatan dan titian ingatan, terapi rekreasional, dan brain exercise. “Titian ingatan seringkali membantu pasien untuk mengingat. Terapi rekreasional yang paling dianjurkan adalah dengan berkumpul bersama kelompoknya. Hal ini dapat dicapai dengan tetap mengikuti kegiatan sosial, bertemu teman lama, menghadiri reuni. Saling berbagi cerita akan membantu proses ingatan,” anjurnya. Senam lansia dalam bentuk senam otak (brain gym) merupakan metode gerakan-gerakan tubuh untuk mengaktivasi fungsi otak. Berbagai penelitian membuktikan peningkatan fungsi dan aktivitas otak akibat gerakan-gerakan senam tersebut. Brain gym ini telah banyak dipelajari dan diterapkan (bahkan dalam bentuk perkumpulan). Salah satunya komunitas lansia di Mitra Keluarga Bekasi Timur. “Prinsip utama penanganan adalah ‘Use it or lose it’, asahlah otak secara terus menerus,” ucapnya, yakin. dr. G.A Putu Yunihati, Sp.S Mitra Keluarga Bekasi Timur ❝Demensia umumnya mengenai 5% dari populasi mereka yang berusia lebih dari 65 tahun, dan meningkat menjadi 20%-40% pada usia lebih dari 85 tahun❞
  • 20. 20 | Edisi 22 - 2017 referensi G angguan berkemih merupakan salah satu masalah yang sering dialami lansia, sebut saja keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup, sehingga mengakibatkan masalah kesehatan maupun sosial. Menurut dr. Miftahul Alam, Sp.U, beser (sering buang air kecil– BAK) umumnya terjadi pada lansia laki-laki karena terjadinya pembesaran prostat jinak atau bahasa medisnya Benign Pros- tate Hyperplasia (BPH). Sedangkan beser pada lansia wanita biasanya karena mengalami gangguan kelemahan otot penun- jang dasar panggul. Tanda dan Gejala Dokter spesialis urologi di Mitra Keluarga Kelapa Gading ini membagi tiga kategori gangguan berkemih dari segi ­waktu, yaitu: sebelum, saat berkemih, dan setelah ­berkemih. ­Tanda pada kategori sebelum berkemih ialah ketika ­pasien ­meng­alami problem seperti sulit memulai berkemih, mengedan, dan seterusnya. Kedua, saat berkemih pancaran- nya menjadi lebih lemah, tidak kencang seperti biasanya dan terkadang meng­alami sensasi rasa sakit. Dan yang terakhir, kategori setelah berkemih, yaitu ketika selesai berkemih tapi merasa belum tuntas. Tidak lampias, merasa masih ada sisa air kemih yang tertahan. Semua jenis gangguan berkemih di atas merupakan tanda atau gejala adanya masalah yang menyebabkan pola berkemih menjadi tidak normal. Faktor pemicunya bervariasi, bisa karena penyempitan, ada saluran yang tersumbat, prostat yang mem- besar (pada pria), infeksi karena ada batu di saluran atau kan- tung kemih sehingga menyebabkan rasa sakit saat berkemih, atau peradangan di kantung kemih (umumnya pada wanita). Penyakit Lansia Gangguan berkemih umumnya merupakan penyakit degene­ ratif pada lansia. Namun, bisa terjadi karena sebab-sebab lain. Ada gangguan berkemih yang tidak terkontrol atau disebut inkontinensia urin. “Yang tidak terkontrol seperti ini disebut inkontinensia urin, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam menahan air kencingnya sendiri,” ucapnya. Ada beberapa ­jenis dari inkontinensia urin, diantaranya adalah, inkontinensia stress (stress incontinence), inkontinensia urgensi (urge incon­ tinence), inkontinensia urin luapan (over flow incontinence), inkontinensia urin fungsional (reflex incontinence) dan inkon- tinensia campuran (mixed incontinence). Sebagai gambaran, stress inkontinensia umumnya terjadi pada orang yang ketika tertawa atau batuk kemudian diikuti oleh keluarnya urin, baik sedikit ataupun banyak. ­Beberapa problem neurologis dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi seperti demensia, penyakit parkinson, stroke, atau cedera medulla Gangguan Berkemih Lansia Hindari dengan Menerapkan Pola Hidup yang Sehat Selain penyakit degeneratif pada lansia, beberapa penyakit penyerta juga bisa menjadi pemicu terjadinya gangguan berkemih. Antisipasi Secara Mandiri Kelihatannya memang sederhana, hanya masalah pola berkemih. Masalah umum dan kerap dianggap wajar (terutama pada lansia). Padahal dampaknya sangat luas. Bahkan bisa menganggu kualitas hidup seseorang, termasuk lansia. Faktor penyebabnya sangat bervariasi, karena itulah dr. Miftahul Alam, Sp.U menyarankan agar memiliki perhatian dengan masalah berkemih sedari muda. Karena, cara mengantisipasinya sangat sederhana dan mudah. Hindari untuk menahan berkemih dan cukupi kebutuhan air minum per hari secara baik Biasakan untuk melakukan aktivitas fisik atau sempatkanlah untuk melakukan olahraga –minimal jogging—seminggu sekali Hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi, fast food, gorengan dan makanan yang bersantan. Kolesterol tinggi bisa berubah menjadi kanker, salah satunya kanker prostat Sangat disarankan untuk melakukan cek urin secara rutin untuk menghindari terjadinya infeksi. Pada pria lakukan tes urin minimal 1 tahun sekali, dan 6 bulan sekali pada wanita. Infeksi saluran kemih pada wanita cenderung terjadi 2 kali setahun.
  • 21. Edisi 22 - 2017 | 21 spinalis. Yang terjadi pada jenis inkontinensia urin ini ialah pasien mengeluhkan tidak cukupnya waktu untuk sampai ke toilet namun urin sudah keluar terlebih dulu. Pada inkontinensia urin luapan (over flow incontinence) ­tidak terkendalinya urin yang keluar dikaitkan dengan ­terjadinya pembesaran prostat atau multiple sclerosis, yang dapat menyebabkan tidak berkontaksinya kandung kemih pasien. “Pasien yang menderita over flow incontinence biasanya ­hanya mengeluarkan urin sedikit saja tanpa merasakan sensasi ketika kandung kemihnya penuh,” urainya. Sedangkan inkontinensia fungsional umumnya terjadi karena demensia berat, faktor lingkungan, dan juga faktor psikologis. Pada pasien yang menderita inkontinensia jenis ini biasanya dibarengi dengan kemunculan berbagai macam gejala dan juga terjadinya gambaran urodinamik yang lebih dari satu jenis inkontinensia urin. Karena, itulah evaluasi sangat diperlukan untuk mengetahui penyebabnya. “Misal gangguan berkemih pada pria yang didu- ga karena masalah prostat. Harus segera dievaluasi, terutama untuk mengetahui kondisi prostatnya, ada kanker atau tidak, untuk segera diambil tindakan pengobatan,” ungkapnya. Pengobatan inkontinensia ini umumnya menggunakan cara operasi. Namun, jika masih dalam tahap ringan, maka bisa di- coba dengan melakukan terapi konservatif. Penggunaan obat- obatan, stimulasi, dan juga penggunaan alat mekanis ialah cara populer yang bisa dilakukan untuk mengobati inkontinen- sia urin ini tanpa operasi. Pilihan Terapi Pada kasus dengan gejala dan tanda yang ringan dapat dilaku- kan terapi non farmakologi dengan cara melatih otot panggul dr. Miftahul Alam, Sp.U Mitra Keluarga Kelapa Gading ❝Masalah pada prostat termasuk proses alamiah yang kemudian menjadi penyakit lansia. Sedangkan infeksi saluran kemih, biasanya terjadi karena gaya hidup yang kurang sehat❞ untuk menahan kemih dengan teknik distraksi dan relaksasi. Atau dengan terapi farmakologi (obat) –dalam jangka waktu tertentu— untuk memperbaiki pola berkemih. Namun, pada kasus yang berat, harus dilakukan prosedur ­operatif. “Pilihan terapi pada lansia biasanya disesuaikan ­dengan tingkat keluhan. “Namun mengingat kondisi lansia dan faktor usia, pihak keluarga biasanya merasa lebih nyaman ­dengan menerapkan terapi obat,” ungkapnya. Jika tidak ber­ hasil dengan terapi obat, maka harus segera dilakukan tindak­ an operatif. Atau memilih opsi terakhir, yaitu menggunakan kateter seumur hidup. Di Mitra Keluarga Grup, kasus gangguan berkemih banyak ditemukan karena masalah prostat pada pria dan infeksi salu- ran kemih pada wanita. “Fasilitas dan peralatan penunjang di sini sangat baik. Bahkan, tingkat keberhasilan penangan­an un- tuk masalah prostat terbilang tinggi,” sebutnya. Masih seperti kata dr. Mitahul Alam, Sp.U, Mitra Keluarga ­Kelapa Gading memiliki program paket untuk penanganan masalah prostat. “Sangat baik untuk mengantisipasi gangguan berkemih. Jadi, jika ada keluhan, segera konsultasikan masalah Anda kepada kami. Jangan sampai telah menderita penyakit ini secara akut baru memeriksakan diri ke dokter,” anjurnya.
  • 22. 22 | Edisi 22 - 2017 tips K etika seseorang sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi tubuhnya mulai tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, maka lansia –sesuai standar WHO yaitu usia 65 tahun ke atas-- membutuhkan banyak bantuan dalam melakukan berbagai kegiatan, termasuk aktivitas rutin sehari- hari. Belum lagi berbagai penyakit degeneratif yang menyertai kondisi lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari orang-orang di sekelilingnya. Menurut dr. Nora Taofik, Sp.KFR, diperlukan pemeriksaan dasar untuk menentukan aktivitas yang aman dilakukan oleh lansia, terutama bagi lansia yang sering tinggal sendiri di rumah. Maklum, lansia terkadang sulit untuk bangun dan berdiri sehingga perlu ‘alat bantu’ agar tetap bisa melakukan aktivitasnya secara mandiri. Pemeriksaan tersebut diantaranya: • Mengukur kemampuan fungsional lansia dengan Katz Index, Lamton Instrumental Activities of Daily Living Scale • Menilai risiko jatuh pada lansia melalui evaluasi pola jalan: Berg Balance Scale, Time Up And Go Test. • Memastikan Kondisi Medis : Geriatric Assessment Nutritronal Assessment, Mini Cognitive Assessment Instrument. Melalui hasil pemeriksaan yang dilakukan, keluarga bisa meminta saran dokter –dalam hal ini dokter rehab medik— untuk memastikan apakah lansia membutuhkan alat bantu seperti tripodcane, quardcane, standard walker, rolling walker atau tidak. “Terutama ketika ditemukan risiko jatuh pada lansia,” ucapnya. Langkah selanjutnya, kata Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Mitra Keluarga Tegal ini, tentu saja Anda harus menyesuaikan kondisi rumah dengan tingkat kemampuan fungsional lansia dengan memerhatikan risiko jatuh dan kondisi medis lansia. Penyesuaian yang dilakukan biasanya berupa modifikasi lingkungan mulai dari penempatan atau tata letak benda- benda/perabot di dalam rumah yang tidak menjadi penghalang atau mengganggu mobilitas lansia dalam melakukan aktivitas rutin sehari-hari. Sebut saja, koridor atau jalan menuju kamar mandi yang harus save dan adanya tambahan semacam handle (pegangan) untuk membantu lansia bangkit dari closed, hingga memasang lantai yang anti slip di kamar mandi dan dapur, misalnya. Aktivitas Fisik Namun jangan lupa, lansia juga memerlukan berbagai hal lain untuk mempertahankan kualitas hidupnya seperti latihan- latihan yang dapat melatih kekuatan tubuhnya agar tidak terus menurun, ataupun bagaimana untuk mempertahankan fungsi kognitifnya. “Aktivitas tersebut bisa berupa latihan (seperti taichi), aerobik, hingga melakukan kegiatan sehari-hari seperti dr. Nora Taofik, Sp.KFR Mitra Keluarga Tegal Lansia di Rumah Ciptakan Suasana Aman, Nyaman dan Sehat Penglihatan, pendengaran, dan kepadatan tulang yang berkurang, serta penyakit degeneratif tertentu yang dialami membuat lansia membutuhkan penempatan tata letak isi rumah yang lebih bisa meminimalisasi risiko terjadinya cedera. ❝Semakin tinggi tingkat aktivitas pada lansia berbanding lurus dengan tingkat kesehatannya. Begitu juga dengan aspek latihan pada lansia❞
  • 23. Edisi 22 - 2017 | 23 Rekomendasi Aktivitas Latihan untuk Lansia (>65th) Paling sedikit : 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang atau paling sedikit 75 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas berat, atau kombinasi intensitas sedang berat. Aktivitas aerobik dilakukan minimal selama 10 menit per aktivitas. Untuk manfaat kesehatan lainnya seperti kebugaran, menurunkan risiko penyakit jantung, aktivitas aerobik intensitas sedang dapat dilakukan selama 300 menit atau aktivitas aerobik intensitas berat 150 menit atau kombinasi intensitas sedang berat. Lansia dengan kemampuan mobilisasi atau berpindah yang buruk sebaiknya melakukan latihan keseimbangan untuk mencegah jatuh, minimal 3 hari per minggu. Aktivitas penguatan otot sebaiknya dilakukan minimal 2 hari per minggu. Jika lansia tidak dapat melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran karena kondisi kesehatan, lansia dapat melakukan aktivitas fisik semampunya saja. membersihkan rumah, pergi berbelanja, ataupun berkebun,“ kata dr. Nora, seraya menambahkan, bahkan disarankan juga untuk melakukan rekomendasi latihan pada lansia (lihat box). Menjadi tua dan lemah adalah proses yang tidak terelakkan. Perawatan lansia harus dilakukan dengan teliti, sabar, dan penuh cinta. Pengawasan dan perawatan yang dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga mereka tetap merasa bahagia dan dapat menjalani masa tua dengan lebih baik.
  • 24. 24 | Edisi 22 - 2017 tips S eiring dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, tetapi juga terhadap fungsi dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari. Salah satunya ialah penurunan kemampuan pendengaran sebagai kondisi yang paling umum terjadi pada orang usia lanjut. Perubahan patologi pada organ pendengaran berlangsung secara alamiah akibat proses degenerasi pada usia lanjut (kelompok geriatri). Batasan lanjut usia menurut WHO antara 60-74 tahun. Artinya menurunnya kualitas pendengaran banyak terjadi pada bentang usia tersebut. Menurut dr. Miatina Artisnita, Sp.THT, keluhan utama penurunan pendengaran terjadi secara perlahan-lahan, progresif, dan simetris. Namun, kapan waktu dan penyebab dari berkurangnya pendengaran tidak dapat diketahui dengan pasti. “Umumnya telinga mulai berdenging, lansia dapat mendengar suara percakapan tetapi sulit untuk memahaminya, terutama jika diucapkan dengan cepat dan di tempat dengan latar belakang bising,” ucapnya seraya menambahkan, bila intensitas suara ditinggikan akan timbul nyeri di telinga yang disebabkan oleh faktor kelelahan saraf. Dalam perkembangan selanjutnya, berkurangnya kemampuan mendengar pada usia lanjut akan sangat memengaruhi kualitas hidup mereka. Kesulitan berkomunikasi meningkatkan depresi, frustasi, menarik diri dari keluarga dan lingkungan, kesepian hingga konflik dengan pasangan hidup karena kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Rehabilitasi Pendengaran Dengan menurunnya kualitas pendengaran yang sedemikian rupa, maka harus segera dilakukan rehabilitasi pendengaran sebagai upaya untuk memperbaiki fungsi pendengaran dengan pemasangan alat bantu dengar. “Tentu saja, hal pertama yang harus dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada pasien (lansia) bahwa ditemukan ketulian melalui hasil pemeriksaan yang dilakukan,” jelas dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) di Mitra Keluarga Waru ini. Rehabilitasi pendengaran adalah upaya untuk memperbaiki fungsi pendengaran yang dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar. Selain memperbaiki kemampuan mendengar, tujuan dari pemasangan alat bantu dengar yang dilakukan segera setelah pasien memahami secara utuh kondisi pendengarannya sehingga pemakaian alat ini diharapkan dapat mengembalikan keharmonisan keluarga. Karena itulah, dukungan penuh keluarga menjadi sangat penting dalam proses rehabilitasi pendengaran. Pasien harus dibantu untuk memanfaatkan secara maksimal isyarat-isyarat Gangguan Pendengaran Lansia Atasi dengan Rehabilitasi Pendengaran dr. Miatina Artisnita, Sp.THT Mitra Keluarga Waru Dukungan penuh dari seluruh keluarga akan menghasilkan proses rehabilitasi pendengaran pada lansia berlangsung aman dan nyaman, hingga memperoleh hasil yang terbaik. ❝Tujuan rehabilitasi pendengaran adalah mem- perbaiki efektivitas pasien dalam berkomunikasi ­sehari-hari. Dengan menggunakan alat bantu ­dengar, pasien dapat memenuhi kebutuhan komu- nikasi sosial dan memudahkan dalam melaksanakan aktivitas harian secara mandiri❞
  • 25. Edisi 22 - 2017 | 25 Menjaga Kualitas Pendengaran Hindari suara bising yaitu dengan membatasi paparan terhadap suara keras. Misalnya musik dengan volume keras, suara mesin biasanya pada pekerja pabrik, menghindari memakai head phone untuk mendengar musik dengan waktu lama dan suara keras seperti petasan dan senjata api. Gunakan pelindung jika berada pada lingkungan dengan suara keras selama beberapa waktu. Risiko gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan banyak terjadi pada pekerja pabrik, pekerja transportasi, militer dan profesional di industri hiburan. Maka harus dipastikan penggunaan sumbat (ear plug ear muff) untuk melindungi telinga. Lakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala ke dokter THT. Disarankan untuk mengunjungi dokter THT setiap 6 bulan sekali untuk memeriksakan kondisi fisik sekaligus perawatan dan pembersihan telinga. Terapkan pola makan sehat dengan diet rendah lemak jenuh dan kalori. Dalam beberapa penelitian, pola makan dengan membatasi jumlah kalori dapat mencegah berbagai gangguan kesehatan terkait usia, salah satunya gangguan pendengaran. visual serta berlatih mendengarkan kata-kata bersuku satu dalam lingkungan sunyi dan bising. Dengan menciptakan lingkungan keluarga yang sepenuhnya menyadari dan menerima anggota keluarga lansia dengan masalah pendengaran, maka proses rehabilitasi dengan penggunaan alat bantu dengar dapat berlangsung dengan nyaman dan menyenangkan.
  • 26. 26 | Edisi 22 - 2017 profil I tulah salah satu alasan dr. Francisca Wibowo, Sp.PD memfokuskan diri pada bidang geriatri, bidang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan pengobatan atau diagnosa terhadap pasien lanjut usia. “Untuk menangani masalah kesehatan pada lansia butuh usaha khusus, karena pendekatan yang dilakukan tidak bisa disamakan dengan usia dewasa biasa,” ucap dokter yang memperoleh sertifikat konsultan geriatri dari Albert Einstein College of Medicine, New York tahun 2007 ini. Terpanggil untuk Menangani Kesehatan Lansia Secara epidemiologi, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di dunia semakin meningkat. Tantangan yang dihadapi pun semakin besar, karena seiring bertambahnya usia, keluhan masalah kesehatan yang lazim terjadi pada lansia pun semakin meningkat. Mengurus Nenek Terlebih menarik lagi, dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Mount Sinai School of Medicine, New York tahun 2006 ini mengaku terbiasa mengurus lansia sejak masih kanak-kanak. Selain rasa sayang yang sangat kepada nenek buyutnya, Francisca kecil setia menemani dan mengurus sang nenek hingga akhir hayatnya. “Itu pengalaman ketika kecil yang sangat membekas dan terus terbawa hingga saya menjadi dokter,” ungkapnya. dr. Francisca Wibowo, Sp.PD Mitra Keluarga Kelapa Gading
  • 27. Edisi 22 - 2017 | 27 Masih soal mengurus orang tua, setelah lulus sebagai dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, tahun 2000, ia pula yang mengambil bagian untuk mengurusi neneknya. “Nenek sempat stroke, harus fisioterapi dan menjalani perawatan yang sangat panjang,” ucapnya, mengenang. Dengan semua latar belakang seperti itu, tak heran jika ibu dua putri dari hasil pernikahannya dengan drg. Eko Fibryanto ini terpanggil untuk menekuni bidang geriatri. “Bidang geriatri merupakan primary care, tetapi kita tidak bekerja sendiri. Koordinasinya banyak, melalui kerjasama dengan bidang lain seperti diabetes medic, psikiatri, atau bahkan beberapa divisi penyakit dalam, karena kita harus memperoleh semua informasi mengenai pasien. Termasuk care givernya, seperti perawat atau keluarga yang bisa menjelaskan penyakitnya seperti apa, kalau di rumah kebiasaannya seperti apa, dan seterusnya,” jelasnya. Polifarmasi Problematik Menurut dokter kelahiran Semarang Jawa Tengah ini, ada banyak masalah yang kerap dialami pasien lansia. Sebut saja problematik polifarmasi atau pemakaian obat yang berlebihan. Peresepan obat yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit dan berlebihan, serta ketidakpatuhan menggunakan obat sesuai dengan aturan pemakaiannya (inadherence). Masalah pemakaian obat ini sering menimbulkan efek samping, interaksi, toksisitas obat, dan penyakit iatrogenik. Karena itulah, penanganan lansia bukan hanya masalah kesehatannya saja. Katakanlah, mayoritas penyakitnya telah diketahui, misal hipertensi, diabetes, pengapuran dan lain- lain. Namun, harus diperhatikan juga masalah obat-obatan yang dikonsumsi, baik obat resep maupun obat yang dibeli tanpa resep. Maklum, ketika diberikan obat, pasien lansia sering kurang nangkep. Kapan musti minum dan bagaimana dosisnya. Jadi memang harus ada pendampingnya. “Sementara umumnya lansia setiap hari menggunakan paling sedikit dua jenis obat, termasuk obat yang dibeli tanpa resep. Jadi agak sulit memang menangani lansia ini,” jelasnya. Di Luar Aspek Medis Aspek yang dilihat pada pasien lansia juga lebih luas, yakni mencakup masalah biologis, psikologis, sosial, komunikasi, spiritual, hingga karakter yang berubah-ubah. Belum lagi masalah yang terkait dengan menurunnya daya cadangan faal atau status fungsional yang terganggu. Hal itulah yang menyebabkan pendekatan pada lansia tidak sama. “Jadi ada banyak masalah di luar aspek medis yang juga penting untuk diperhatikan,” imbuhnya. Tak heran pula dengan pengalamannya menangani bidang geriatri di Mitra Keluarga Kelapa Gading sejak tahun 2009, pehobi kuliner ini memiliki visi untuk menyiapkan semacam long term care facility. Ibunda dari Madeleine Arya Fibryanto yang masih di bangku taman kanak-kanak dan Emilie Grace Fibryanto ini berharap di masa depan nanti Indonesia memiliki semacam tempat perawatan dan pelayanan terpadu khusus sub akut geriatri. Semacam tempat perawatan pasca hospital discharge, terutama lansia yang sudah tidak mampu mandiri dan tidak mungkin mengurus dirinya sendirian. “Bukan rumah jompo, atau panti apalah, tetapi tempat bagi lansia yang sangat membutuhkan perawatan dan pelayanan ekstra secara menyeluruh,” harapnya. ❝Meski masalah yang dihadapi pasien lansia bersifat multidisplin tetapi pendekatannya menggunakan interdisiplin. Ia dan paramedis dari bidang lain saling berkerjasama untuk kebaikan pasien❞
  • 28. 28 | Edisi 22 - 2017 profil M enjadi dokter memang cita-cita Michael Triangto sejak kecil. Sementara bulutangkis merupakan kegiatan olahraga yang dilakukannya hampir setiap hari. Maklum, persis di depan rumahnya ada lapangan bulutangkis. “Tapi saya bukan atlet. Kalaupun bertanding, paling sebatas di tingkat RT saja,” ujarnya, merendah. Yang jelas, Michael Triangto mencintai dunia olahraga sejak kanak-kanak. Tak heran, usai menuntaskan program ­­pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, pada 1987, ia menetapkan pilihan pada program spesialis kedokteran olahraga di Fakultas Kedokteran Universi­tas Indonesia (FKUI), setelah menjalani program wajib kerja sebagai dokter umum di Rumah Sakit Hative - Otto Kuyk Memorial Hospital, Ambon, Maluku, tahun 1987 - 1990. “Saya angkatan kedua (tahun 1991-red), dan spesialis kedokteran olahraga waktu itu hanya ada di FKUI,” timpalnya. Aktif di PBSI Ketika menjalani program pendidikan spesialis di FKUI, ­­ dr. Michael bertemu dr. Haditono yang dikenal saat itu menjadi bagian dari tim pendukung, atau tim medis di PBSI. ­Kebetulan, dr. Michael mengenal dr. Haditono yang merupakan dokter pribadinya sejak masa kanak-kanak. Seperti umumnya kenalan yang sudah lama tidak berjumpa, calon spesialis kedokteran olahraga ini iseng melempar tanya: ‘Oom masih di bulutangkis? Kalau boleh saya mau dong bantu-bantu,’ cetusnya tanpa maksud untuk berharap banyak. Bahkan, ia tak pernah menyangka ketika ‘gayung bersambut‘ Meningkatan Derajat Kesehatan dengan Sports Therapy Ia pernah ‘keranjingan’ olahraga bulutangkis. Hampir setiap hari latihan, terutama pada hari libur. Di masa depan, dr. Michael Triangto, Sp.KO mengemban tugas menjadi dokter tim yang menjadi bagian dari tim pendukung PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) yang mendampingi atlet bulutangkis nasional meraih supremasi di ajang Thomas Cup, Uber Cup, World Cup, Sudirman Cup, Sea Games, Asian Games hingga Olympic Games. dr. Michael Triangto, Sp.KO Mitra Keluarga Kemayoran
  • 29. Edisi 22 - 2017 | 29 persis menjelang Thomas Cup dan Uber Cup di Jakarta tahun 1994. Ya, dr. Haditono menghubungi dr. Michael dan mengajaknya untuk bergabung. ”Sejak saat itulah saya aktif di PBSI sampai sekarang,” ungkap ayah dua putra, Kevin dan Ivan, dari hasil pernikahannya dengan dr. Meidimarjanti Husain, Sp.KFR ini. Saat ini, kedua putranya pun telah menyandang gelar dokter, mengikuti jejak kedua orangtuanya. Bahkan, salah satunya tengah berupaya menuntaskan program pendidikan dokter spesialis pilihannya. Mitra Keluarga Kemayoran Menangani dan mempersiapkan kualitas fisik para atlet agar siap bertanding hingga meraih kemenangan, bahkan mampu meraih medali emas, tentu menjadi sumbangsih terbaik yang bisa ia lakukan. Namun, penggagas konsep sports therapy guna meningkatkan derajat kesehatan manusia ini merasa belum lengkap jika tidak terjun dan berbuat sesuatu untuk masyarakat luas. ❝Banyak sekali kebahagiaan dan kebangaan yang saya peroleh melalui profesi sebagai dokter olahraga. Terutama saat bendera Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang mengiringi raihan perolehan medali emas para atlet bulutangkis Indonesia. Sangat membanggakan. Saya sangat bersyukur bisa terlibat dan punya andil di sana❞ ❝Berbeda dengan olahraga pada umumnya, Sports Therapy merupakan program pengobatan dengan menggunakan olahraga yang terukur, yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan atau membantu proses penyembuhan penyakit tertentu❞ Bekal pengalaman selama mendampingi atlet dikonversi untuk melayani kesehatan masyarakat melalui pendekatan olahraga. “Tentu saja setelah melalui berbagai penyesuaian. Saya menetapkan definisi sports therapy sebagai program pengobatan yang menggunakan olahraga terukur yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran, sekaligus membantu proses penyembuhan penyakit-penyakit tertentu,” sebut dokter yang aktif melakukan treadmil untuk menjaga kebugaran. Atas dasar pemikiran itulah dr. Michael bergabung di Mitra Keluarga Kemayoran, untuk melengkapi pelayanan kuratif dan rehabilitatif di rumah sakit dengan konsep pelayanan promotif dan preventif kepada pasien. Konsep tersebut dituangkan melalui program olahraga dengan prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur dan Teratur) yang kemudian menjadi unit Slim + Health Sports Therapy di Mitra Keluarga Kemayoran. Sesuai nama unitnya, pasien yang datang umumnya adalah mereka yang ingin mencapai bentuk tubuh ideal. “Jadi yang datang ke sini umumnya orang sehat, atau bukan pasien yang sedang sakit. Namun, banyak juga pasien yang khawatir memiliki kecenderungan diabetes, penyakit jantung, obesitas dan lainnya – karena faktor genetik— yang ingin meningkatkan derajat kesehatannya. Karena, memang di sinilah tujuan dari pelayanan promotif dan preventif dari sports therapy,” ungkap pehobi travelling sambil berburu kuliner bersama keluarga ini. Belakangan banyak juga pasien yang sudah terkena osteoporosis, arthritis, scoliosis, bahkan lansia yang sudah memiliki diabetes, hipertensi, maupun penyakit degeneratif lainnya. “Kepada pasien seperti ini, kita berikan sports therapy yang harus sejalan dengan program pengobatan yang telah ditetapkan oleh sejawat di bidang medis terkait yang menangani penyakitnya. Jadi, tugas kita adalah berusaha melengkapi serta membantu untuk mencapai kesempurnaan kesembuhan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien,” cetusnya, semangat. (kat)
  • 30. 30 | Edisi 22 - 2017 dokter anda Usia Lanjut Bukanlah Hal yang Harus Dikhawatirkandr. Irwan Tjahjadi Jawab Dear ibu Caca Konstantiansyah, Menjadi lanjut usia memang merupakan hal yang tidak kita inginkan, tetapi juga sekaligus merupakan hal yang tidak bisa dihindari sebagai mahkluk hidup ciptaan Tuhan. Karena itulah, bisa tetap hidup sehat di hari tua menjadi dambaan setiap ­insan manusia. Dalam bidang geriatri dikenal beberapa masalah kesehatan yang sering dijumpai, baik mengenai fisik maupun psikis pa- sien usia lanjut, yang dikelompokkan dalam sindrom geriatri, seperti berikut: • Immobilisasi (malas/takut bergerak karena rasa lemah, nyeri dan kaku otot), Instabilitas (keseimbangan yang terganggu), • Gangguan/Penurunan intelektual seperti cepat lupa sampai demensia • Penurunan kemampuan berkemih dan buang air besar (inkontinensia urin dan alvi) • Mengisolasi diri karena depresi • Impotensi • Immuno-deficiency (penurunan imunitas tubuh sehingga mudah terinfeksi penyakit) • Malnutrisi (kurang gizi karena asupan makanan yang sema- kin berkurang) • Insomnia (gangguan tidur akibat pola tidur yang berubah) • Gangguan/Penurunan fungsi pendengaran, penglihatan dan penciuman. Semua hal di atas memang bisa dialami manusia seiring ­dengan bertambahnya usia Langkah Antisipasi: Pola hidup, makan-makanan yang bergizi dan seimbang sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna serta olahraga teratur akan sangat membantu dalam memasuki masa lanjut usia. ­Terutama karena pola hidup yang tidak baik di masa muda, seperti sering begadang, tidur tidak teratur, makan yang tidak seimbang dan asal kenyang, serta malas berolahraga mem- buat fisik menjadi lebih cepat menurun saat memasuki masa lanjut usia. Tetapi, bukan berarti harus menyesali apa yang ter- jadi di masa muda sehingga hanya pasrah dan tidak melakukan apa-apa pada saat memasuki masa lansia. Di usia Anda yang memasuki 60 tahun ini, lawan lah semua kelemahan yang menggejala dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat serta istirahat yang cukup, asupan makan yang seimbang, hingga melakukan aktivitas olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan, dan semakin ditingkatkan seiring kesehatan yang semakin baik. Lakukan juga latihan otot dasar panggul seperti melakukan kegel, melatih kembali peri­ laku berkemih agar dapat mengontrol kembali buang air kecil. Apapun jenis latihan fisik yang diterapkan, jika dilakukan dengan benar dan disesuaikan dengan keadaan fisik, dapat meningkatkan kesehatan hidup Anda. Namun, bila merasakan hal–hal yang kurang nyaman pada tubuh, jangan ragu–ragu untuk melakukan konsultasi masalah Anda ke dokter, agar ­kesehatan tubuh Anda tetap prima dan terjaga. Tetap semangat ibu Caca, jangan pernah menyerah walaupun usia terus bertambah. Karena, usia lanjut bukanlah hal yang harus ditakutkan. Salam Sehat Selalu. Tanya Dear Dokter, Saat ini usia saya telah mencapai 59 tahun. Akhir-akhir ini saya semakin banyak merasakan penurunan kualitas panca indera dan sering lepas kontrol, seperti agak-agak kurang dengar, pandangan semakin kabur, mudah lupa, dan lebih sering ke belakang (beser). Bahkan, tidak mampu menahan dan tidak terkontrol (ngompol). Pertanyaan saya adalah, apakah ini yang disebut dengan sindrom geriatri? Jika ya, penurunan kualitas apa saja yang mungkin akan saya alami, dan bagaimana sebaiknya mengantisipasi dan mengobatinya? Paling tidak bisa mengatasi agar tidak menjadi terlalu parah (ngompol yang mulai tidak bisa dikontrol). Mohon masukan buat orangtua yang mulai bermasalah ini Dok. Diucapkan terima kasih atas advice-nya. Caca Konstantiansyah, Tanjung Barat, Jakarta Selatan
  • 31. Edisi 22 - 2017 | 31
  • 32. 32 | Edisi 22 - 2017 korporasi M enyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan dan pengguna search terbesar dunia membuat google semakin tertarik dan berupaya untuk terus memperluas serta memperbanyak fitur- fitur bermanfaat yang semakin memudahkan pengguna. Salah satunya ialah keputusan untuk meluncurkan fitur kesehatan bernama Health Cards. “Selain merupakan negara yang semakin berkembang dengan pangsa pasar yang sangat besar, Indonesia membuat kami selalu terinspirasi untuk menciptakan berbagai inovasi,” ujar Product Management Director Google Search, Ken Tokusei, pada acara ‘Google for Indonesia’ di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta, akhir Agustus 2017, lalu. Inovasi kali ini, lanjut Ken, ialah dalam bentuk Google Health Card yang ditujukan sebagai fitur yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mendapatkan informasi seputar keluhan/ gejala penyakit dan cara penanggulangannya secara singkat. Menurut Ken, alasan mengembangkan fitur ini semata-mata untuk membantu orang menemukan informasi kesehatan yang dibutuhkan secara akurat, cepat dan mudah. Untuk kepentingan itulah, google menggandeng PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, grup dari Rumah Sakit Mitra Keluarga. Melalui kerjasama ini, lanjut Ken, penyakit dan masalah yang ditampilkan di Health Cards Google akan mencakup berbagai penyakit yang banyak melanda masyarakat Indonesia dengan Google Health Card Untuk Kemudahan dan Kecepatan Informasi Kesehatan Google Indonesia melakukan kolaborasi untuk implementasi Google Health Card dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat, Tbk. Fitur tersebut ditujukan untuk memberikan informasi seputar keluhan/gejala penyakit dan cara penanggulangannya secara singkat dan bisa diakses secara realtime online; kapan saja, dimana saja, dan darimana saja. Health answers from search In partnership with Mitra Keluarga
  • 33. Edisi 22 - 2017 | 33 ❝Sinergi antara Mitra Keluarga dengan aplikasi Google Health Card diharapkan dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi tentang keluhan/gejala penyakit dan penanggulangan yang direkomendasikan❞ --dr. Nurvantina Pandina, MM - Corporate Branding & Communication Director-- rincian informasi dan solusi masalah kesehatan yang akan difasilitasi oleh Mitra Keluarga Grup. “Mitra Keluarga Grup dipercaya untuk memberikan informasi berbagai macam penyakit dan anjuran pengobatan untuk warga Indonesia. Semua informasi ditampilkan dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 700 kondisi kesehatan paling lazim di Indonesia, dan sudah di review oleh tenaga ahli medis Mitra Keluarga Grup,” ucap Corporate Branding & Communication Director Mitra Keluarga Grup, dr. Nurvantina Pandina, MM. Layanan Aplikasi Pada kesempatan itu, Ken memberikan contoh ilustrasi bagaimana menggunakan Google Health Card, sekaligus menunjukkan bagaimana pengguna dapat memperoleh informasi mengenai keluhan kesehatan. Masih seperti kata Ken Tokusei, fitur ini rencana diluncurkan pada bulan November 2017. “Fitur ini nantinya bisa di-search di Google Apps maupun desktop. Setiap Health Cards akan mencantumkan gejala, penyebab, dan langkah selanjutnya yang direkomendasikan,” imbuhnya.
  • 34. 34 | Edisi 22 - 2017 kesehatan P ada prinsipnya, rehab medik adalah upaya untuk mempertahankan yang baik dan memanfaatkan yang masih baik sebagai kompensasi dari yang sudah tidak baik (rusak). Meski tidak selalu bisa kembali seratus persen, namun, intinya adalah upaya memperbaiki fungsi fisik semaksimal mungkin. Menurut dr. Ida Yuanita, Sp.KFR, rehabilitasi medik adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penanganan komprehensif terhadap disabilitas (ketidakmampuan) akibat cidera atau penyakit neuromuskuloskeletal (saraf-otot-tulang) dan kardiorespirasi (jantung-paru) beserta permasalahan psikologis sosial dan vokasional yang menyertainya. Pada lansia yang mengalami serangan stroke dengan gejala sisa yang cukup berat dan mengalami imobilisasi, misalnya. Diperlukan terapi untuk memperbaiki kualitas fisik sejak pasien masih terbaring di ruang intensive care unit (ICU). Bahkan, terapi sudah dilakukan di hari pertama paskaoperasi. Biasanya, sambil berbaring bila kondisi pasien sudah stabil. Hari kedua, sambil duduk bersandar di tempat tidur atau di tepi tempat tidur. Pada hari ketiga, pasien dilatih jalan dan bila kondisi pasien stabil, bisa pindah ke ruang rawat yang biasa. Di sinilah program rehabilitasi medik semakin berperan. Karena, ada banyak hal yang harus dilakukan dalam mengawal pasien untuk memperoleh kehidupannya kembali. Hanya memang seringkali dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi lansia dengan keadaan emosionalnya yang mempunyai ciri-ciri sangat khas, misal apakah seorang yang tipe agresif atau konstruktif. Untuk memberikan motivasi agar lansia mau melakukan latihan, berkomunikasi, sosialisasi dan sebagainya. “Pasien lansia banyak memiliki faktor penyulit, baik dari segi usia maupun penyakit penyerta, serta memerlukan bantuan dari perawat khusus yang ikut tinggal di rumah. Pasien lansia berusia > 85 tahun cenderung sulit berpartisipasi dalam program rehabilitasi intensif. Hal ini merupakan faktor yang memengaruhi hasil rehab medik yang dilakukan,” ungkapnya. Tatalaksana Rehabilitasi stroke dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akut (0-2 minggu), fase subakut ( 2 minggu - 6 bulan) dan fase kronis (> 6 bulan). “Pada awal pertemuan dilakukan penilaian mencakup tingkat keparahan dan kesadaran, tanda vital, pernafasan, kemampuan menggerakkan anggota gerak, sistem Rehabilitasi Medik Upaya Memperbaiki Fungsi dan Kualitas Fisik Seoptimal Mungkin dr. Ida Yuanita, Sp.KFR Mitra Keluarga Kenjeran Pemulihan yang dilakukan adalah agar pasien bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Bisa kembali hidup normal, dengan segala kekurangan (kecacatannya). Atau, minimal mampu melakukan kegiatan standar sehari-hari seperti makan, minum, mandi, dan pakai baju secara mandiri. ❝Kemungkinan perbaikan kemampuan fisik ­sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti luas dan lokasi stroke, penyakit dan kondisi penyulit, ada tidaknya komplikasi, waktu dimulainya ­rehabilitasi, motivasi pasien dalam latihan dan dukungan ­keluarga serta sarana dan tenaga profesional ­rehabilitasi yang tersedia❞
  • 35. Edisi 22 - 2017 | 35 sensorik (perasa), komunikasi, fungsi menelan, kemampuan kontrol BAK dan BAB, faktor risiko serta penyulit,” kata dokter spesialis rehabilitasi medik di Mitra Keluarga Kenjeran ini. Pada fase akut, lanjut dr. Ida, dimana kondisi pasien ­belum stabil akan mengalami kesulitan untuk bergerak atau ­memosisikan diri, belum dapat merawat diri. Pada fase selanjutnya (subakut dan kronis) maka akan dilakukan penilaian yang difokuskan pada keterbatas­an aktivitas, seperti: fungsi komuni­ kasi, fungsi memori dan proses berpikir, kemampuan jalan, kemampuan merawat diri dan aktivitas sehari-hari, hingga gangguan emosi. Sudah pasti, penanganan dan terapi tiap pasien berbeda, disesuaikan dengan jenis stroke, lama / fase stroke, tingkat keparahan, gangguan fungsi, serta komplikasi yang menyertai. Karena itulah, rehabilitasi medik harus dilakukan sedini mungkin, sesuai kondisi medisnya, yaitu sejak hari pertama perawatan (rawat inap) atau dalam 24-48 jam pertama untuk meminimalkan gejala sisa, membantu perbaikan otak serta mencegah komplikasi akibat stroke maupun tirah baring. Pertanyaannya kemudian adalah, seperti apa peluang kesembuhan yang bisa dicapai? “75% pasien stroke akan mandiri dengan bantuan minimal, 75 % ambulasi mandiri dengan canes alat bantu jalan, dan 10 % dengan disabilitas atau ketidakmampuan berat dan tirah baring,” ujarnya.
  • 36. 36 | Edisi 22 - 2017 wisata R ekreasi ternyata tidak harus mahal dan dapat disesuaikan dengan kemampuan, baik finansial maupun kualitas fisik. Bahkan bisa dilakukan di rumah, jika memiliki halaman yang luas atau fasilitas taman di lingkungan sekitar rumah. Secara umum, lansia harus memperoleh fasilitas berupa tempat rekreasi yang memberikan mereka kesempatan untuk beribadah, berolahraga, bersosialisasi, maupun berbelanja. Tak heran, salah satu paru-paru di kota Bandung yang dikenal dengan Taman Lansia kerap diramaikan kaum lansia yang menikmati sejuknya udara di bawah hijaunya pohon-pohon rindang di sana. Taman Lansia yang merupakan singkatan dari Taman Lanjut Usia ini lokasinya persis di sebelah kanan Gedung Sate, Bandung. Taman ini mulanya bernama Taman Cisangkuy karena letaknya yang diapit antara Jalan Cisangkuy dan Jalan Cilaki. Namun, kemudian kerap disebut sebagai Taman Lansia Aktivitas Lansia Membangun Kesegaran Fisik di Taman dan Kebun Rekreasi dan menikmati wisata bagi lansia sangat dianjurkan untuk menghapus rasa lelah, bosan, dan penat setelah seminggu penuh melakukan aktivitas rutin. Menikmati suasana baru sambil melakukan aktivitas rekreasi bersama keluarga, teman, maupun kelompok akan mengembalikan kesegaran pikiran dan melemaskan otot-otot yang tegang.
  • 37. Edisi 22 - 2017 | 37 ❝Menikmati suasana segar sambil melakukan akti- vitas olahraga ringan seperti senam, jogging, dan olah nafas merupakan kegiatan yang sangat cocok untuk mendukung kualitas kesehatan lansia❞ karena banyaknya kalangan lanjut usia yang mengunjungi taman ini. Persis dihadapan pintu masuk terdapat dua danau yang membelah Taman Lansia, di tengah-tengah danau, terdapat jembatan yang menghubungkan kedua danau. Pinggir danau disediakan tangga yang bisa dijadikan sebagai lokasi yang pas untuk membaca buku, bermain, bercengkrama atau sekadar duduk santai di tangga. Berjalan sedikit agak ke dalam, pengunjung akan disuguhkan dengan track berbatu yang bisa digunakan sebagai terapi refleksi di telapak kaki. Ya, taman ini sangat mendukung para lansia yang ingin memperlancar sirkulasi darah. Di pagi hari banyak juga kelompok-kelompok –termasuk kelompok lansia— yang melakukan aktivitas seperti pranayama, orhiba, cikung, dan yoga. “Kalau pagi dan sore banyak yang jogging atau senam bersama. Banyak juga lansia yang melakukan terapi refleksi telapak kaki sambil keliling di jalan berbatu,” kata Umi, seorang pramusaji salah satu cafe di Jl. Cilaki. Serba Gratis Yang paling manarik, taman ini menyediakan fasilitas wifi gratis yang lumayan kenceng. Tampaknya pengelola –pemda setempat— cukup antisipatif untuk memfasilitasi lansia yang masih doyan pencat-pencet keypad gadgetnya menggunakan aplikasi Whatss App (WA), sambil cengar-cengir menikmati komunikasi dengan keluarga, kerabat, maupun teman. Dengan kesegaran dan kenyamanan suasana yang didukung dengan fasilitas wifi, tak heran jika taman ini juga banyak dikunjungi oleh warga dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa yang betah berlama-lama menikmati waktu di sana. Jika ingin menikmati suasana yang berbeda, berjajar sepeda yang bisa digunakan siapa saja (khusus warga Kota Bandung) untuk mengelilingi taman atau menikmati jalan-jalan kota di sekitar Taman Lansia. Fasilitas ini juga disediakan secara gratis. Calon pengguna cukup menempelkan kartu identitas pada panel yang tersedia untuk melepas kunci elektronik sepeda, sehingga bisa langsung menggunakannya. Puas menikmati suasana dan beraktivitas di taman, pengunjung tak perlu khawatir untuk mengisi perut yang kosong, karena ada banyak pilihan cafe dan jajanan kuliner khas maupun modern di sekitar area taman. Hanya saja, khusus untuk para lansia tentu harus pandai-pandai memilih menu sehat makanan yang ditawarkan. Berkebun di Ciwidey Kota Bandung memang masih sangat cocok dijadikan sebagai alternatif wisata. Selain lokasinya yang mudah dijangkau (dari Jakarta dan sekitarnya), udara yang sejuk dan keasrian alamnya masih memiliki daya pikat untuk mengundang banyak orang untuk datang berlibur, termasuk bagi lansia. Selain Taman Lansia, tidak ada salahnya bergeser sedikit ke daerah Ciwidey. Lokasi ini sangat cocok untuk para lansia yang senang dengan aktivitas berkebun, atau jalan-jalan (tea walk) sambil menghirup udara segar. Lebih dari sekadar menikmati udara segar perkebunan teh, pengunjung Ciwidey bisa menyibukkan diri dengan bermain di kebun dan memetik buah stroberi langsung dari pohonnya. Puas berkeliling dan menikmati suasana berkebun, pengunjung dipersilakan untuk memanjakan diri sambil menikmati hangatnya kolam pemandian air panas Cimanggu, yang bisa menghilangkan lelah dan penat. Tubuh menjadi bugar dan pikiran kembali segar.
  • 38. 38 | Edisi 22 - 2017 kuliner P ola makan sehat sangat penting untuk mendukung kualitas hidup lansia. Setiap tahapan usia, harus terpenuhi gizinya berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan cairan. Bertambahnya usia diikuti oleh fungsi organ yang menurun, bila didukung gizi yang cukup, maka penurunan fungsi organ dapat diperlambat. Menu yang cocok untuk lansia: • Makanan yang lembut dan mudah dikunyah, seperti nasi tim dengan lauk cincang atau makanan cair. • Kombinasi antara makanan lunak dan cair secara bergantian. Misalnya: makanan lunak 3 x, diselingi makanan cair (susu) 3 x. • Makanan rendah lemak/kolesterol • Mengingat pengosongan lambung yang lambat pada lansia, maka dianjurkan konsumsi makanan yang cepat diserap dan rendah lemak sehingga rasa kenyang akan lebih singkat dan selera makan tetap baik. • Oleh karena metabolisme tubuh juga mulai tidak seimbang, makanan rendah kolesterol bisa jadi pilihan. • Dianjurkan makan secara teratur, sehingga metabolisme tubuh juga tetap teratur. Gizi dan Nutrisi Menahan Laju Penurunan Fungsi Organ pada Lansia Pola makan yang sehat akan sangat berpengaruh pada peluang untuk menikmati umur panjang dengan kualitas kesehatan yang bisa tetap terjaga. Sebenarnya, menu makanan sehat sehari-hari harus dimulai sejak bayi sampai lansia, tidak dibatasi oleh usia dalam memilih makanan sehat. Hanya saja, porsi makan pada lansia harus diberikan sesuai kebutuhan. Karena, kebutuhan harian lansia lebih rendah dibanding pada usia produktif, terutama mengingat aktivitas lansia yang telah jauh menurun dan lebih banyak istirahat (tidur). Pemenuhan Kalori Makanan harian: • Makan pokok 3x berupa nasi, lauk, sayur • Buah/ juice buah 2x • Snack ringan (agar-agar)2x • Susu rendah lemak 2-3x/hari • Porsi pada masing-masing orang berbeda
  • 39. Porsi Makan Lansia Secara Umum Per kali makan: • Nasi 5-6 sendok (bisa nasi/ nasi tim/ bubur) • Lauk hewani cincang 1 potong • Lauk nabati 1 potong • Sayuran lunak 2-3 sendok makan Buah-buahan: • Buah-buahan air yang tidak merangsang/mengandung gas, seperti papaya, melon, pir, jeruk manis. • Buah bisa diberikan dalam bentuk juice bila tidak bisa mengunyah ❝Semua pemilihan jenis makanan dan tekstur harus disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh lansia❞ -- dr. Laila Hayati, Sp.GK - Mitra Keluarga Depok --
  • 40. 40 | Edisi 22 - 2017 agenda kegiatan KELAPA GADING SEMINAR AWAM Kesehatan Jantungmu, Cerminan Gaya Hidupmu Jumat, 24 November 2017, Pk. 18.00 - 21.00 Pembicara: • dr. Ing Yansen Ng, Sp.JP • dr. Min Athoilah, Sp.JP Hotel Karlita,Tegal SEMINAR ILMIAH Penatalaksanaan Nyeri Dada Sabtu, 25 November 2017, Pk. 08.00 - 14.00 Pembicara: • Prof. Dr. dr.Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), FIHA • Prof. Dr. dr. Murdhani Abdullah, Sp.PD-KGEH, FACG, FINASIM • dr.Arinto Bono Adji Hardjosowro, Sp.BTKV • dr. Edwin Rusli Widjaja, Sp.An, KIC • dr. Nora Taofik, Sp.KFR Hotel Pesona,Tegal PRENATAL CLASS Setiap Sabtu, PK. 11.00 - 12.00 Bidan Bersertifikat Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Kelapa Gading PROMO Paket Operasi Melahirkan Sectio Harga Paket mulai Rp. 19.950.000,- Berlaku 1 Juli 2017 s.d 31 Desember 2017 Paket Operasi Haemorrhoid - Halrar Harga Paket mulai Rp. 25.850.000,- Berlaku 1 Juli 2017 s.d 31 Desember 2017 Paket Operasi Katarak - ODC Harga Paket Rp. 12.600.000,- Berlaku 1 Juli 2017 s.d 31 Desember 2017 Paket Operasi Bedah Jantung Harga Paket mulai Rp. 175.000.000,- Berlaku 13 Juli 2017 s.d 31 Januari 2018 DONOR DARAH Jumat, 10 November 2017, Pk. 09.00 - 11.30 Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Kelapa Gading SPECIAL EVENT R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang Gathering Pasien Stroke Get Moving and Food for Thought Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 08.30 - 11.00 Lomba Dokter Kecil Aku dan Lingkungan Sehatku Sabtu, 11 November 2017, Pk. 08.30 - 12.00 Hari Ibu Woman’s Health and Beauty Sabtu, 23 Desember 2017, Pk. 08.30 - 15.00 CIKARANG SEMINAR AWAM R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang BPH (Prostat) Sabtu, 30 September 2017, Pk. 08.30 - 11.00 Pembicara: Spesialis Urologi Waspada Penyebab Kelainan Bawaan Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 08.30 - 11.00 Pembicara: Spesialis Obgyn Gangguan Pendengaran Sabtu, 18 November 2017, Pk. 08.30 - 11.00 Pembicara: Spesialis THT Indikasi Bedah pada Low Back Pain Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 08.30 - 11.00 Pembicara: Spesialis Bedah Saraf TALK SHOW Pijat Bayi Sabtu, 09 Sept 2017, Pk. 11.30 - 12.30 Pembicara: Tim Fisioterapi R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang SENAM Senam Hamil Setiap Sabtu, Pk. 10.00 - 11.00 Tim Bidan MKC Klub Senam Ibu Hamil R.Auditorium Lt. 4, Mitra Keluarga Cikarang PROMO • Promo Diskon Pemeriksaan Panel Lemak 28% (Chol total, LDL, HDLTG) Mulai 1 s.d 17 September 2017 • Promo Treadmill Rp 650,000 Mulai 1 s.d 30 September 2017 (Harga normal Rp. 778,000) • Promo Diskon 28% Skrining Glaukoma (Foto Fundus, Perimetri) Mulai 1 s.d 14 Oktober 2017 • Promo Diskon 28% untuk Pemeriksaan Panel Fungsi Ginjal (UL, Ureum, Kreatinin Darah,Asam Urat) Mulai 16 s.d 31 Oktober 2017 • Promo Diskon 28% untuk Tindakan Endoskopi Mulai 1 s.d 12 November 2017 • Promo Diskon 28% untuk Pemeriksaan Panel Pemantauan Diabetes (GDP, GD2PP dan HbA1C) Mulai 13 s.d 25 November 2017 • Promo Diskon 28% untuk Pemeriksaan Panel Anemia (DL, GDT, Retikulosit) Mulai 1 s.d 17 Desember 2017 • Promo Diskon 22% untuk Pemeriksaan Lab Papsmear, HSG, USG Payudara Mulai 18 s.d 29 Desember 2017 KEMAYORAN SPECIAL EVENT Natal Anak Harmony Of Christmas Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Kemayoran TALK SHOW Radio Sonora Rabu, 19 September 2017, Pk. 08.00 - 09.00 Radio Sonora, Gajah Mada DAAI TV Selasa, 5 September 2017, Pk. 11.00 - 12.00 Pembicara: dr. Michael Triangto, Sp.KO Ged. Daai TV Sutji Center Radio Sonora Rabu, 15 November 2017, Pk. 08.00 - 09.00 Radio Sonora, Gajah Mada SENAM Diabetes Setiap Sabtu, Pk. 07.30 - 10.00 Senam Hamil Setiap Sabtu, Pk. 07.00 - 10.00 PROMO Promo Paket MRI Deteksi Aneurisma Otak dr. Marjono Tjahjadi, Sp.BS Harga: Rp. 1.200.000,- (*Syarat & Ketentuan Berlaku) Berlaku 1 Juli – 30 September 2017 Mammografi Digital Tanpa Kontras Diskon 40% Berlaku 1 Oktober - 31 November 2017 Bonedensitometry (Pengeroposan Tulang) Diskon 20 % Berlaku 1 Oktober - 31 November 2017 DONOR DARAH Kamis, 26 Oktober 2017, Pk. 08.30 - 11.00 Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Kemayoran
  • 41. Edisi 22 - 2017 | 41 BEKASI TIMUR SPECIAL EVENT Gathering Pasien Angio Bincang Sehat Seputar Penyakit Jantung Sabtu, 09 Desember 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Pembicara: dr. Faris Basalamah, Sp.JP, FIHA, FAPSIC Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur SEMINAR AWAM Heart Attack Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Pembicara: dr. Faris Basalamah, Sp.JP, FIHA, FAPSIC Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur Baby Massage, Baby Gym & Baby Swim Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Pembicara: dr. Kusmaryati, Sp.OG Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur Kolesterol? Apa yang Perlu Diketahui Sabtu, 07 November 2017, Pk. 13.00 - 16.00 Pembicara: dr.Yusalena Sophia, Sp.PD Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur Red Flags Tumbuh Kembang Anak Sabtu,18 November 2017, Pk. 13.00-16.00 Pembicara: dr. Riana Novy, Sp.A Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur PRENATAL CLASS Gejala dan Tanda Persalinan Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 11.00 - 12.00 Pembicara: dr. Chrisdiono, Sp.OG Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur Bagaimana Mengasah Bakat Anak Sejak Dini Sabtu, 11 November 2017, Pk. 11.00 - 12.00 Pembicara: Dra. Destryna Nainggolan, MS Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur Metode Kangguru Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 11.00 - 12.00 Instruktur: Bidan Dara Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur SENAM Senam Diabetes Setiap Sabtu, Pk. 07.00 - 08.30 Instruktur Senam Pelataran Parkir Outdoor Mitra Keluarga Bekasi Timur DONOR Baksos Donor Darah Sabtu, 02 September 2017, Pk. 08.30 - 12.00 PMI Kab Bekasi Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Bekasi Timur LAIN-LAIN Seminar Komunitas Obesitas & Diabetes Link Jumat, 27 Oktober 2017, Pk.14.00 - 16.00 Pembicara: dr. Rachelia Salanti PT. Nissan - Purwakarta Heart Attack Selasa, 07 November 2017, Pk. 14.00 - 16.00 Pembicara: dr. Rachelia Salanti PT. Brigestone - Karawang Obesitas & Diabetes Link Rabu, 06 Desember 2017, Pk. 08.00 - 10.00 Pembicara: dr. Rachelia Salanti Puskesmas Jatimulya
  • 42. 42 | Edisi 22 - 2017 agenda kegiatan DEPOK SEMINAR AWAM SaDaRi: Deteksi Dini Kanker Payudara Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Pembicara: • dr. Budi Harapan Siregar, Sp.B(K)Onk • Komunitas LovePink Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok Mewaspadai Diabetes Mellitus & Komplikasinya Sabtu, 11 November 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Pembicara: dr. Indah Gianawati, Sp.PD Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok SEMINAR ILMIAH Kandungan Sabtu, 16 Desember 2017, Pk. 09.00 - 12.00 Pembicara: 1. dr. Sofani Munzila, Sp.OG 2. dr.Afra Tangdialla , Sp.OG 3. dr.Jolanda Refanya Labora, Sp.OG 4. dr. Marisa Anindya, Sp.OG Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok TALK SHOW Nutrisi Penunjang Kesuburan Sabtu, 25 November 2017, 09.00 - 12.00 Pembicara: • dr.Jolanda R Labora, Sp.OG • dr. Laila Hayati, Sp.GK Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok PRENATAL CLASS Mengenal Alergi Susu Sapi Sabtu, 07 Oktober 2017, Pk. 11.00 - 12.30 Pembicara: dr.Yusnita, Sp.A Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok Gangguan Saluran Kemih pada Kehamilan Sabtu, 04 November 2017, Pk. 11.00 - 12.30 Pembicara: dr.Yulfitra Soni, Sp.U Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok Diagnosis Tepat Keganasan Kandungan Sabtu, 02 Desember 2017, Pk. 11.00 - 12.30 Pembicara: dr. Sofani Munzila, Sp.OG Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok SENAM Senam Hamil Setiap Sabtu, Pk. 10.00 - 11.00 Bidan Bersertifikat Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok PROMO Paket Kateterisasi Jantung Diagnostik (Paket CAG Radial) Harga Paket Rp. 9.400.000,- Berlaku s.d 31 Desember 2017 Paket Kateterisasi Jantung Diagnostik (Paket CAG Femoral) Harga Paket Rp. 8.650.000,- Berlaku s.d 31 Desember 2017 Paket Partus Sectio Caesaria Kelas 3 Harga Paket Rp. 13.400.000,- Berlaku s.d 31 Desember 2017 Paket Partus Spontan Kelas 3 Harga Paket Rp. 5.200.000,- Berlaku s.d 31 Desember 2017 DONOR DARAH Sabtu,16 Desember 2017, Pk. 09.00 -11.30 Auditorium Lt. 5, Mitra Keluarga Depok SPECIAL EVENT Meet The Expert Lunch Gathering Pasien Gagal Jantung & Keluarga Pasien / Caregiver 1. Mengenal Gejala & Pengobatan Gagal Jantung 2. Tips Menjaga Pasien Gagal Jantung Bagi Keluarga/Caregiver Minggu, 30 September 2017, Pk. 14.00 - 16.00 Pembicara: • dr. M. Djamal A.Hasan, Sp.JP • dr.Arief Fadhilah, Sp.JP Hotel Harris Sumarecon Bekasi Pink Oktober Cancer Awareness Month Health Talk: All About Women Cancer, Maumere Dance, Makan Bersama Sabtu, 21 Oktober 2017, Pk. 10.00 - 12.00 Pembicara: DR. dr. Dody R, Sp.PD-KHOM, FINASIM, MPH SEMINAR AWAM Club Lansia Pencegahan & Penanganan Stroke Kamis, 07 September 2017, Pk. 8.00 - 9.00 Pembicara: dr. Robert Loho, Sp.S GKJ Bekasi Jatiluhur Incontinentia Urine - Tidak Mampu Menahan Kencing: Penyakit / Hal biasa? Sabtu, 09 September 2017, Pk. 13.00 - 15.00 Pembicara: dr. Entjeng Hidayat, Sp.U Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi TALK SHOW Radio Dakta 107FM Bedah Oncoplasty Payudara: Investasi Seorang Wanita Jumat, 27 Oktober 2017, Pk. 08.00 - 09.00 Pembicara: dr.Wim Panggarbesi, Sp.B(K) Onk PRENATAL CLASS Hipertensi pada Kehamilan Sabtu, 16 September 2017, Pk. 12.00 - 13.00 Pembicara: dr. Lim Sulina Halim, Sp.OG Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi Pentingnya Vaksinasi bagi Bayi dan Balita Sabtu, 28 Oktober 2017, Pk. 12.00 - 13.00 Pembicara: dr. N. Nursari Dewi, M.Sc, Sp.A Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi Mencegah Kelebihan Berat Badan pada Ibu Hamil Sabtu, 11 November 2017, Pk. 12.00 - 13.00 Pembicara: dr. Kunkun Achmad, Sp.PD Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi BEKASI SENAM Auditorium Lt. 6, Mitra Keluarga Bekasi Senam 40+ Untuk Usia 40 Tahun Keatas Guna Cegah Stroke, Hipertensi & Penyakit Jantung. Setiap Sabtu, Pk. 08.00 - 09.00 Terbuka untuk Umum Senam Hamil Setiap Sabtu Sesi I, Pk. 10.00 - 12.00 Sesi II, Pk. 16.00 - 18.00 PROMO 15 April - 15 Oktober 2017 Paket Vaksin Rotavirus Rp. 795 Ribu 31 Desember 2017 • Program TABUMIL (Tabungan Ibu Hamil) DP Rp. 6 Juta dapat Free: * Upgrade Kamar 1 Tingkat * Senam Hamil * Bingkisan Menarik untuk Buah Hati • Paket Katarak * Gold Rp. 13,9 Juta * Silver Rp. 11,9 Juta • Paket Total Knee Replacement * Kelas I Rp. 78 Juta * Kelas VIP Rp. 88,7 Juta • Paket Total Hip Replacement * Kelas I Rp. 68,8 Juta * Kelas VIP Rp. 80 Juta • Paket Stop Kanker Sejak Dini: * Paket Skrining Kanker Paru Rontgen Thorax + Spirometri + Konsul Dokter Spesialis Paru Rp. 488 Ribu * Paket Skrining Kanker Hati AFG+USG Hati+ Konsul Dokter Gastro Hepato Rp. 1 Juta * Paket Skrining Kanker Lambung Gastroskopi+ Konsul Dokter Gastro Hepato Rp. 3,2 Juta * Paket Skrining Kanker Usus Kolonoskopi + Konsul Dokter Gastro Hepato Rp. 3,7 Juta * Paket Skrining Kanker Prostat PSA + Konsul Dokter Urologi Rp. 400 Ribu * Paket Skrining Kanker Payudara USG Mamae + Konsul Dokter Bedah Kanker Rp. 500 Ribu * Paket Skrining Kanker Payudara USG Mamae + Mammography + Konsul Dokter Bedah Kanker Rp. 750 Ribu Informasi: (021) 885 3333 ext 2800