MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
1. 1
VIABILITAS Lactobacillus plantarum 1 YANG DIISOLASI DARI SUSU
KEDELAI TERFERMENTASI SPONTAN TERHADAP ASAM KLORIDA
DAN GARAM EMPEDU
VIABILITY OF Lactobacillus plantarum 1 ISOLATED FROM
SPONTANEOUS FERMENTED SOYMILK ON CHLORIDE ACID AND
BILE SALTS
Elisa Apridani (0906121397)
Yusmarini and Rahmayuni
apridanielisa@yahoo.com
ABSTRACT
Most of probiotic isolate is from overseas therefore it needs effort to
obtain probiote acid lactid bacteria indigenus.The purpose of the research was to
obtain viability of Lactobacillus plantarum 1 that isolated from spontaneous
fermented soymilk on acid chloride and oxgall. This research used isolate of
Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2, Lactobacillus plantarum 1 R.1.3.2,
Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 and Streptococcus thermophilus FNCC
0040 on medium addition with chloride acid at pH 4, 3, and 2 and addition with
oxgall 0.5%. The result showed that L. plantarum 1 R.11.1.2 and L. plantarum 1
R.1.3.2 was survive and able to grow on pH 4 during 5 hours incubation.
Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2 and L. plantarum 1 R.1.3.2 was survive at pH
3 during 5 hours incubation. Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2 and L. plantarum
1 R.1.3.2 was unable to survive on pH 2 during neither 2.5 hours nor 5 hours
incubation. Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2 and L. plantarum 1 R.1.3.2 was
able to survive on medium with oxgall 0.5%.
Keywords: Viability, Lactobacillus plantarum 1, Chloride Acid, Oxgall
PENDAHULUAN
Penggunaan bakteri asam laktat (BAL) sebagai salah satu bahan pangan
fungsional berupa probiotik sangat marak dewasa ini. Berbagai upaya dilakukan
untuk mengisolasi BAL yang berpotensi sebagai probiotik dari berbagai sumber
seperti BAL dari air susu ibu (Djide dan Wahyudin, 2008), susu kambing segar
(Ernawati, 2010) dan dari susu kuda bima (Antara dkk., 2008). Sebagian besar
BAL hasil isolasi yang didapat adalah genus Lactobacillus.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa Lactobacillus berpotensi sebagai
agensia probiotik seperti L. casei (Anuradha dan Rajeshwari, 2005),
L. acidophilus (Surono, 2004) dan L. plantarum (Brushan dan Chachra, 2010).
Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang mampu mencapai
saluran pencernaan dalam jumlah tertentu dan dapat memberi manfaat terhadap
kesehatan. Jumlah sel hidup yang harus terdapat pada produk probiotik umumnya
sebesar 106
-108
cfu/ml (Tannock, 1999). Probiotik yang digunakan dalam produk
2. 2
makanan tujuannya untuk meningkatkan kesehatan dengan mempengaruhi
keseimbangan mikroflora usus sehingga dapat mengatasi masalah gangguan
pencernaan.
Isolat BAL sebagai bakteri probiotik diantaranya bersifat non patogenik
dan harus mampu bertahan hidup pada saluran pencernaan. Probiotik harus
mampu melewati keasaman lambung yang tinggi (pH sekitar 2-3) minimal 90
menit (Amanah 2011). Gropper dkk. (2009) dalam Nuraida dkk. (2011)
menyatakan bahwa makanan berada di dalam lambung selama 2-6 jam. Isolat
BAL probiotik juga harus mampu bertahan terhadap sekresi garam empedu dalam
usus halus.
Karakterisasi sifat-sifat probiotik baik secara in vitro dan in vivo
diperlukan untuk menyatakan bahwa isolat tergolong probiotik. Uji ketahanan
terhadap asam lambung dan garam empedu dapat dilakukan secara in vitro.
Nuraida dkk. (2011) telah melakukan pengujian ketahanan BAL terhadap asam
lambung secara in vitro dengan mengatur keasaman media menggunakan asam
klorida (HCl) dan pengujian ketahanan BAL terhadap garam empedu secara in
vitro dengan menggunakan oxgall.
Dewasa ini penggunaan pangan probiotik berkembang dengan pesat
terutama di Indonesia. Sebagian besar isolat probiotik berasal dari luar negeri
yang berdampak pada tingginya harga produk pangan probiotik. Berdasarkan hal
tersebut perlu upaya untuk mendapatkan isolat BAL probiotik indigenus. Hasil
penelitian Yusmarini dkk. (2009) mendapatkan 2 isolat BAL yang bersifat
proteolitik yaitu L. plantarum 1 R.1.3.2 dan L. plantarum 1 R.11.1.2. Isolat
tersebut merupakan hasil isolasi dari susu kedelai terfermentasi spontan.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Yusmarini dkk. (2010) menyatakan
bahwa isolat L. plantarum 1 R.1.3.2 dan L. plantarum 1 R.11.1.2 mempunyai
kemampuan menghasikan produk fermentasi yang bersifat hipokolesterolemik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan Lactobacillus plantarum 1
yang diisolasi dari susu kedelai terfermentasi spontan terhadap berbagai
konsentrasi asam klorida dan garam empedu.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Riau Pekanbaru pada bulan Juni hingga Desember
2013.
Bahan dan Alat
Isolat bakteri asam laktat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lactobacillus plantarum 1 R.1.3.2 dan Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2
(Koleksi pribadi Dr. Yusmarini). Sebagai pembanding digunakan isolat BAL
Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 dan Streptococcus thermophilus FNCC
0040. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis adalah MRS Broth, MRS Agar,
HCl pekat 37%, oxgall, larutan garam fisiologis 0,85%, alkohol 70% dan akuades.
3. 3
Peralatan gelas yang digunakan pada penelitian adalah tabung reaksi,
cawan petri, erlenmeyer, pipet tetes kaca, gelas ukur serta gelas piala. Sedangkan
peralatan lainnya yang digunakan adalah batang pengaduk, mikro pipet, penjepit,
spatula, aluminium foil, termometer, pH meter, timbangan analitik, inkubator,
ruang inokulasi (laminar-flow), automatic mixer, autoclave, hot plate, hockey
stick, tip, lampu bunsen, rak tabung reaksi, tissue, kertas label dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan cara melihat
pertumbuhan beberapa isolat BAL yaitu L. plantarum 1 R.1.3.2, L. plantarum 1
R.11.1.2, L. acidophilus FNCC 0051 dan S. thermophilus FNCC 0040 yang
ditumbuhkan dalam medium MRS Broth yang telah diatur pH nya dengan asam
klorida menjadi 2, 3 dan 4, dan BAL yang ditumbuhkan dalam medium MRS
Broth dengan penambahan garam empedu (oxgall). Data yang diperoleh ditabulasi
dan dianalisis secara statistik.
Pelaksanaan Penelitian
Viabilitas Bakteri Asam Laktat terhadap Asam Klorida (pH 4, pH 3 dan
pH2)
Media MRS Broth tanpa dan dengan pengaturan pH 2, 3 dan 4 diinokulasi
1% kultur Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2 lalu dikocok hingga rata. Inkubasi
dilakukan pada suhu 37ºC selama 5 jam menggunakan inkubator (Nuraida dkk.,
2011). Isolat Lactobacillus plantarum 1 R.1.3.2, Lactobacillus acidophilus FNCC
0051 dan Streptococcus thermophilus FNCC 0040 diperlakukan seperti halnya
Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2. Pengamatan dilakukan pada awal inkubasi (0
jam), setelah inkubasi selama 2,5 jam dan 5 jam. Selanjutnya dilakukan
penghitungan jumlah total BAL dengan menggunakan metode hitung cawan.
Viabilitas Bakteri Asam Laktat terhadap Garam Empedu (Oxgall 0,5%)
Penelitian mengacu pada (Nuraida dkk., 2011) yaitu medium MRS Broth
tanpa dan dengan penambahan oxgall diinokulasi 1% isolat kultur Lactobacillus
plantarum 1 R.11.1.2 lalu dikocok hingga rata. Inkubasi dilakukan pada suhu
37ºC selama 5 jam menggunakan inkubator (Nuraida dkk., 2011). Isolat
Lactobacillus plantarum 1 R.1.3.2, Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 dan
Streptococcus thermophilus FNCC 0040 diperlakukan seperti halnya
Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2. Pengamatan dilakukan pada awal inkubasi (0
jam), setelah inkubasi selama 2,5 jam dan 5 jam. Selanjutnya dilakukan
penghitungan jumlah total BAL dengan menggunakan metode hitung cawan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Viabilitas Bakteri Asam Laktat pada Media MRS Broth tanpa Penambahan
HCl dan Oxgall (Kontrol)
Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui viabilitas BAL tanpa
penambahan asam klorida dan oxgall 0,5%. Rata-rata koloni BAL pada perlakuan
kontrol dan setelah dianalisis secara statistik disajikan pada Tabel 1.
4. 4
Tabel 1. Viabilitas BAL pada media MRS Broth tanpa penambahan HCl dan
oxgall 0,5% (kontrol)
Jumlah Koloni
(Log cfu/ml)
Isolat BAL
Lactobacillus
plantarum 1
R.11.1.2
Lactobacillus
plantarum 1
R.1.3.2
Lactobacillus
acidophilus
FNCC 0051
Streptococcus
thermophilus
FNCC 0040
0 jam 8,58 a
8,61 a
8,25 a
9,03 a
2,5 jam 8,94 b
8,96 b
8,75 b
9,05 a
5 jam 9,55 c
9,35 c
9,23 c
9,37 b
Ket: angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (5%).
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa semua isolat BAL dapat tumbuh
dengan baik pada media kontrol. Bakteri asam laktat dapat tumbuh dengan baik
pada media dengan tingkat keasaman mendekati netral. Tingkat keasaman media
MRS Broth tanpa penambahan HCl dan garam empedu sekitar 5,9. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah pH karena pH
mempengaruhi aktivitas enzim yang berkaitan dengan proses metabolisme.
Viabilitas Bakteri Asam Laktat terhadap Asam Klorida
Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui viabilitas BAL pada pH
4, pH 3 dan pH 2. Rata-rata koloni BAL pada pH 4, 3 dan 2 setelah dianalisis
secara statistik disajikan pada Tabel 2, 3 dan 4.
Tabel 2. Viabilitas BAL terhadap asam klorida (pH 4)
Jumlah Koloni
(Log cfu/ml)
Isolat BAL
Lactobacillus
plantarum 1
R.11.1.2
Lactobacillus
plantarum 1
R.1.3.2
Lactobacillus
acidophilus
FNCC 0051
Streptococcus
thermophilus
FNCC 0040
0 jam 8,56 a
8,50 a
8,24 9,02 b
2,5 jam 8,59 a
8,53 a
8,22 8,94 a
5 jam 9,41 b
9,32 b
8,28 9,03 b
Ket: angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (5%).
Tabel 3. Viabilitas BAL terhadap asam klorida (pH 3)
Jumlah Koloni
(Log cfu/ml)
Isolat BAL
Lactobacillus
plantarum 1
R.11.1.2
Lactobacillus
plantarum 1
R.1.3.2
Lactobacillus
acidophilus
FNCC 0051
Streptococcus
thermophilus
FNCC 0040
0 jam 8,56 8,47 a
8,18 9,01
2,5 jam 8,58 8,50 a
8,17 8,99
5 jam 8,64 9,27 b
8,17 9,04
Ket: angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (5%).
5. 5
Tabel 4. Viabilitas BAL terhadap asam klorida (pH 2)
Jumlah Koloni
(Log cfu/ml)
Isolat BAL
Lactobacillus
plantarum 1
R.11.1.2
Lactobacillus
plantarum 1
R.1.3.2
Lactobacillus
acidophilus
FNCC 0051
Streptococcus
thermophilus
FNCC 0040
0 jam 8,48 b
8,45 b
8,12 c
8,97 b
2,5 jam 0,00 a
0,00 a
7,15 b
0,00 a
5 jam 0,00 a
0,00 a
0,00 a
0,00 a
Ket: angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (5%).
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Lactobacillus plantarum R.11.1.2
dan Lactobacillus plantarum R.1.3.2 pada pH 4 dapat tumbuh pada masa inkubasi
0 jam sampai 2,5 jam dan pertumbuhan yang signifikan terjadi hingga masa
inkubasi 5 jam. Hal ini menunjukkan bahwa L. plantarum 1 R.11.1.2 dan
L. plantarum 1 R.1.3.2 memiliki ketahanan yang tinggi pada pH 4. Lactobacillus
acidophilus FNCC 0051 mampu bertahan hidup sampai waktu inkubasi 5 jam,
namun pertumbuhannya tidak signifikan, terlihat dari jumlah koloni yang relatif
sama saat awal dan akhir inkubasi. Hal ini dikarenakan L. acidophilus FNCC
0051 pada waktu inkubasi 2,5 dan 5 jam belum mencapai fase pertumbuhan
eksponensial, namun BAL mampu tumbuh dan bertoleransi terhadap keasaman
(pH 4). Streptococcus thermophilus FNCC 0040 pada waktu inkubasi 2,5 jam
mengalami penurunan jumlah koloni hal ini disebabkan Streptococcus
thermophilus FNCC 0040 mengalami adaptasi terlebih dahulu terhadap
lingkungan asam. Penambahan waktu inkubasi menjadi 5 jam dapat meningkatkan
kembali jumlah koloni S. thermophilus FNCC 0040.
Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa isolat BAL tidak menunjukkan
pertumbuhan yang signifikan baik pada masa inkubasi 2,5 jam hingga 5 jam,
kecuali isolat L. plantarum 1 R.1.3.2. Meskipun tidak mengalami pertumbuhan
yang signifikan isolat BAL mampu bertahan pada pH 3.
Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa semua isolat BAL tidak dapat
tumbuh pada pH 2 setelah diinkubasi selama 5 jam. Namun pada inkubasi 2,5
jam L. acidophilus FNCC 0051 masih dapat bertahan namun mengalami
penurunan jumlah koloni. Hal ini disebabkan L. acidophilus FNCC 0051 masih
mampu mempertahankan pH sitoplasmanya dari lingkungan asam (pH 2) dengan
cara bakteri menurunkan pH nya supaya tetap dapat bertahan.
Toleransi BAL terhadap asam dipengaruhi oleh kemampuan bakteri dalam
mempertahankan pH sitoplasma yang lebih basa daripada pH ekstraseluler.
Susanti dkk. (2007) menjelaskan bahwa kondisi yang sangat asam dapat
mengakibatkan kerusakan membran dan lepasnya komponen intraseluler seperti
Mg, K, dan lemak dari sel yang dapat menyebabkan kematian. Bakteri yang tahan
asam memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap kerusakan membran akibat
penurunan pH ekstraseluler dibandingkan dengan bakteri yang tidak tahan
terhadap asam.
Penghambatan asam terhadap pertumbuhan sel bakteri terjadi melalui efek
denaturasi enzim-enzim yang ada dipermukaan sel, kerusakan lipopolisakarida
dan membran luar serta penurunan pH sitoplasma melalui peningkatan
6. 6
permeabilitas membran terhadap proton pada gradien pH yang sangat besar
(Wijayanto, 2009).
Viabilitas Bakteri Asam Laktat terhadap Garam Empedu (Oxgall)
Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui viabilitas BAL terhadap
garam empedu (oxgall). Rata-rata koloni BAL yang tumbuh pada oxgall setelah
dianalisis secara statistik disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Viabilitas BAL terhadap oxgall 0,5%
Jumlah Koloni
(Log cfu/ml)
Isolat BAL
Lactobacillus
plantarum 1
R.11.1.2
Lactobacillus
plantarum 1
R.1.3.2
Lactobacillus
acidophilus
FNCC 0051
Streptococcus
thermophilus
FNCC 0040
0 jam 8,42 8,51 7,92 c
0,00
2,5 jam 8,39 8,49 7,05 b
0,00
5 jam 8,43 8,51 0,00 a
0,00
Ket: angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (5%).
Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa BAL mempunyai ketahanan yang
berbeda terhadap garam empedu. Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2 dan
L. plantarum 1 R.1.3.2 dapat bertahan hingga 5 jam inkubasi tanpa penurunan
jumlah koloni, sedangkan L. acidophilus FNCC 0051 mampu bertahan hingga 2,5
jam inkubasi dan mengalami penurunan jumlah koloni sebanyak 0,87 log cfu/ ml.
Isolat S. termophilus FNCC 0040 tidak tumbuh sama sekali pada media yang
ditambahkan 0xgall, hal ini mengindikasi bahwa S. termophilus FNCC 0040 tidak
tahan pada oxgall.
Ketahanan yang baik terhadap garam empedu karena peranan polisakarida
sebagai salah satu komponen penyusun dinding sel bakteri Gram positif. Bakteri
asam laktat yang tidak mampu bertahan dan tumbuh dengan baik dalam kondisi
usus halus dapat disebabkan oleh perubahan permeabilitas seluler dan kebocoran
materi intraseluler yang dialami lebih besar sehingga menyebabkan pecahnya sel
dan menyebabkan kematian.
Beberapa genus Lactobacillus memiliki enzim bile salt hydrolase dengan
aktivitas untuk menghidrolisis garam empedu. Enzim ini mampu mengubah
kemampuan fisik dan kimia yang dimiliki oleh garam empedu, sehingga tidak
bersifat racun bagi bakteri asam laktat. Hal inilah yang penyebabkan beberapa
isolat bakteri asam laktat tahan terhadap keadaan garam empedu (Astuti dan
Rahmawati, 2010).
Kusumawati dkk. (2003) melaporkan bahwa isolat bakteri asam laktat yang
diisolasi dari makanan fermentasi asal Indonesia menunjukkan perbedaan
ketahanan untuk tumbuh pada lingkungan yang mengandung garam empedu
seperti L. acidophilus FNCC l16 mempunyai jumlah koloni paling sedikit
daripada L. plantarum sa28k, L. plantarum kik, L.plantarum FNCC 235,
L.plantarum FNCC 211, dan L. plantarum FNCC 334. Sedangkan jumlah koloni
yang tumbuh paling banyak adalah L. plantarum FNCC 332.
7. 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Isolat L. plantarum 1 R.11.1.2 dan L. plantarum 1 R.1.3.2 dapat bertahan
dan mampu hidup dengan baik pada pH 4 selama 5 jam masa inkubasi. Isolat
L. plantarum 1 R.11.1.2 dan L. plantarum 1 R.1.3.2 mampu bertahan pada pH 3
selama 5 jam inkubasi. Isolat L. plantarum 1 R.11.1.2 dan L. plantarum 1 R.1.3.2
tidak mampu bertahan pada pH 2 baik masa inkubasi 2,5 jam maupun 5 jam
inkubasi. Isolat L. plantarum 1 R.11.1.2 dan L. plantarum 1 R.1.3.2 mampu
bertahan pada media yang mengandung oxgall selama 5 jam inkubasi.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai ketahanan L. plantarum 1
R.11.1.2 dan L. plantarum 1 R.1.3.2 terhadap asam lambung dan garam empedu
secara in vivo dan perlu dilakukan pengujian aktivitas antimikroba L. plantarum 1
R.11.1.2 dan L. plantarum 1 R.1.3.2.
DAFTAR PUSTAKA
Antara, N. S., I. N. Dibia dan W. R. Aryanta. 2008. Characterization of lactid
acid bacteria isolated from horse milk of Bima. Agritech. 29(1): 1-9.
Amanah, N. 2011. Identifikasi dan karakterisasi substrat antimikroba dari
bakteri asam laktat kandidat probiotik yang diisolasi dari dadiah dan
yogurt. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anuradha, S. dan K. Rajeshwari. 2005. Probiotics in health and disease.
JIACM. 6(1):67-72.
Astuti dan Rahmawati. 2010. Asimilasi kolesterol dan dekonjugasi garam
empedu oleh bakteri asam laktat dari limbah kotoran ayam secara in
vitro. Prossiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Brushan, J. dan S. Chachra. 2010. Their role in prevention of dental caries.
Journal Oral Health Comm. Dent. 4(3): 78-82.
Djide, M. N. dan E. Wahyudin. 2008. Isolasi bakteri asam laktat dari air susu
ibu dan potensinya dalam penurunan kadar kolesterol secara in vitro.
Majalah Farmasi dan Farmakologi. Vol 12 No 3.
Ernawati. 2010. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu
kambing. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Kusumawati, N., B. S. L. Jenie, S. Setyahadi dan R. D. Haryadi. 2003. Seleksi
bakteri asam laktat indigenus sebagai galur probiotik dengan
kemampuan menurunkan kolesterol. Jurnal Mikrobiologi Indonesia.
Vol. 8 No. 2. Hal: 39-43.
8. 8
Nuraida, L., Winarti, S., Hana, dan Prangdimurti, E. 2011. Evaluasi in vitro
terhadap kemampuan bakteri asam laktat asal air susu ibu untuk
mengasimilasi kolesterol dan mendekonjugasi garam empedu. Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan. Vol XXII No. 1.
Surono, I. S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. Tri Cipta Karya.
Jakarta.
Susanti, I., R.W. Kusumaningtiyas dan F. Illaningtyas. 2007. Uji sifat probiotik
bakteri asam laktat sebagai kandidat bahan pangan fungsional. Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan. Vol. 18(2): 89-95.
Tannock, G. W. 1999. A fresh look at the intestinal mikroflora. Horizon
Scintific Press.
Wijayanto, U. 2009. Analisis in vitro toleransi isolat bakteri asam laktat asal
daging sapi terhadap pH lambung dan garam empedu sebagai
kandidat probiotik. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Yusmarini, R. Indrati, T. Utami dan Y. Marsono. 2009. Isolasi dan identifikasi
bakteri asam laktat proteolitik dari susu kedelai yang terfermentasi
spontan. Jurnal Natur Indonesia, 12: 28-33.
Yusmarini, R. Indriati, T. Utami, dan Y. Marsono. 2010. Kemampuan susu
kedelai yang difermentasi oleh Lactobacillus plantarum 1 dalam
mengikat asam empedu. Majalah Farmasi Indonesia, 21(3): 205-211.