1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di indonesia selalu mengalami perubahan kurikulum, karena
sedang mengalami kemajuan dalam dunia pendidikan, hal itu terjadi karena
pendidikan harus terus berkembang mengikuti kemajuan zaman. Kegiatan
pembelajaran di dalam kelas yang biasa kita sebut KBM harus di rancang sedemikian
rupa yang sesuai dengan prinsip-prinsip belajar mengajar dan ilmu yang berkembang.
Dalam Undang-undang No.23 Tahun 2003 Pasal 3, dijelaskan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dalam upaya penguasaan ilmu
dan teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan berbagai sarana dan prasarana
pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi pembelajaran, sebagaimana
yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanakan usaha tersebut adalah
melalui pembelajaran.
2. 2
Kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien merupakan faktor yang sangat
berperan besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Diperlukan kemauan dan
kemampuan dari guru untuk menciptakan atmosfer proses pembelajaran dikelas yang
menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, apapun materi yang disampaikan oleh
guru dapat diterima siswa secara optimal. Pencapaian tujuan pembelajaran pun akan
berbanding lurus seiring dengan efektivitas kegiatan belajar yang diciptakan.
Agar guru dapat melaksanakan kewajibannya dengan maksimal maka di atur
dalam undang undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 20. yaitu:
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban: (1) merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran; (2) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; (3) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas
dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
(4) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan (5) memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa.
Guru-guru pada saat ini harus dapat mengikuti kemajuan teknologi, karena
teknologi akan terus berkembang. menurut Mastuhu, (2008), sains dan teknologi di
satu sisi memang mangakibatkan dampak negatif, bahkan menghancurkan
kehidupan. Tetapi di sisi lain, sains dan teknologi juga dapat membangun kehidupan
yang maju, modern, dan juga beradab. Kekreatifan guru dalam membuat pola
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dengan cara apapun yang dapat
3. 3
memudahkan peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan tanpa ada rasa
tertekan dan dilakukan dengan rasa nyaman. Seperti yang di nyatakan oleh Mendler
dalam bukunya yang berjudul βMendidik dengan Hatiβ (2001,h 44) menyatakan
bahwa Seulas senyuman ramah mampu membuat seseorang percaya bahwa dirinya
dianggap istimewa. Upaya yang dilakukannya tak seberapa namun hasilnya sangat
besar. Pemikiran konvesional menganggap sebuat senyuman merupakan ekspresi
kebahagiaan semata.
Beberapa penelitian bahkan menemukan bahwa tersenyum dan tertawa membuat
orang-orang lebih sehat(Cousins,1980). Pesannya adalah: Takperu menunggu hati
merasa senang untuk tersenyum-tersenyumlah dan perasaan senang akan mengikuti.
Guru yang kurang kreatif akan menghambat proses belajar yang akan
berdampak terhadap hasil belajar peserta didik yang cenderung rendah. Banyak
faktor yang membuat masalah tersebut terjadi, salah satunya adalah kurangnya rasa
kaingintahuan pendidik untuk selalu mencari informasi terbaru mengenai model-
model pembelajaran yang selalu berkembang dan bertambah di setiap waktu.
Kebanyakan guru terpaku pada salah satu model,metode,strategi yang ia katahuinya
saja.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Belakangan ini, banyak metode yang digunakan untuk mendukung proses
4. 4
pembelajaran IPA. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta
seluruh peserta didik yaitu metode pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan metode
pembelajaran kooperatif dengan cara menempatkan para peserta didik untuk saling
membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dengan pembelajaran
kooperatif, para peserta didik diharapkan dapat saling membantu dan saling
berdiskusi.
Dari hasil observasi peneliti selaku guru yang juga mengajar di SDN 26 Kota
Bima, didapat bahwa siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi-materi
pembelajaran IPA, salah satunya yaitu materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup. Hal
tersebut terjadi karena penyampaian materi pembelajaran dilakukan dengan metode
ceramah saja. Terbukti dengan melihat rata-rata nilai dari 23 peserta didik adalah 67.
Nilai tersebut masih dibawah kriteria ketuntasan minimum SDN 26 Kota Bima pada
mata pelajaran IPA yaitu 75.
Memang benar IPA merupakan mata pelajaran yang biasa di sebut ilmu pasti,
tetapi tetaplah harus dikemas dengan strategi mengajar yang menarik. Seluruh siswa
pasti sudah tau apa itu air, karena air tidak akan lepas dari kehidupannya,
mungkinsaja siswa tidak mengetahui bagai mana air itu tidak habis-habis di muka
bumi ini. Dibutuhkan bantuan media yang dapat memberikan gambaran seperti apa
Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup dan hal lain yang sulit di jangkau oleh penglihatan.
Cara mengajar yang hanya mengandalkan metode ceramah saja, maka akan
menimbulkan siswa memiliki multitafsir dan akan membayangkan objek yang
dijelaskan sesuai dengan imajinasinya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Bahkan ada kemungkinan siswa membayangkan objek yang diharapkan sangat jauh
dari apa yang seharusnya. Akibat lain yang ditimbulkan adalah rendahnya
5. 5
pemahaman siswa yang akan terlihat dari hasil dan prestasi belajar peserta didik di
kelas. Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk merangsang peserta didik
adalah dengan metode pembelajaran Index Card Match yaitu merupakan strategi
pengulangan (peninjauan kembali) materi, sehingga peserta didik dapat mengingat
kembali materi yang telah dipelajarinya. Dalam strategi pembelajaran ini peserta
didik dituntut untuk menguasai dan memahami konsep melalui pencarian kartu
indeks, dimana kartu indeks terdiri dari dua bagian yaitu kartu soal dan kartu
jawaban. Setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk memperoleh satu buah
kartu. Dalam hal ini peserta didik diminta mencari pasangan dari kartu yang
diperolehnya. Peserta didik yang mendapat kartu soal mencari peserta didik yang
memiliki kartu jawaban, demikian sebaliknya. Strategi pembelajaran ini mengandung
unsur permainan sehingga diharapkan peserta didik tidak bosan dalam belajar.
Metode Index Card Match Adalah metode yang dapat merangsang siswa
untuk mempelajari suatu materi dengan menyenangkan salah satunya materi Ciri-
Ciri Khusus Makhluk Hidup ini. Dengan metode ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa, karena yang sebelumnya metode yang digunakan guru kelasnya
hanya metode-metode yang membuat siswa pasif.
Materi air sangatlah penting, karena air tidak mungkin lepas dari kehidupan
manusia, manusia tanpa air tidak mungkin dapat hidup. Akan tetapi untuk memahami
bahwa air itu tidak diam dan selalu berputar seperti yang biasa kita sebut Ciri-Ciri
Khusus Makhluk Hidup , akan sulit bagi siswa karena ada beberapa hal pada proses
Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup bersifat abstrak seperti proses turun hujan. Siswa
bertanya mengapa air jatuh dari langit! Dan air laut dan darat berbeda rasa. Jika kita
kaitkan dengan metode Index Card Match siswa akan lebih mudah mempelajari dan
6. 6
memahami materi air dengan maksimal karena siswa diharapkan bekerja sama
dengan siswa lainnya sehingga menimbulkan kesenangan dan keceriaan dalam
belajar. Dan hal ini di tunjang dengan media dan model pembelajaran yang menarik.
Berpijak pada uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih luas permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul
βpenerapan model Pembelajaran Index Card Match untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas VI di SDN 26 kota bima tahun pelajaran
2017/2018β.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti tertarik untuk mengambil
judul ini. Adapun identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembelajaran IPA di kelas VI SDN 26 Kota Bima hanya mengandalkan
metode ceramah dan Buku Paket.
2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SDN 26 Kota Bima dalam mata pelajaran
IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup.
3. Kurangnya kreativitas guru dalam mengkombinasikan model dan metode
pembelajaran di kelas.
4. Kurangnya motivasi guru untuk menyiapkan media pembelajaran.
5. Kurangnya pemahaman guru mengenai model pembelajaran terbaru yang
semakin berkembang.
C. Perumusan Masalah
1. Secara Umum
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, secara
umum permasalahan yang akan diteliti adalah βBagaimana Penggunaan metode
7. 7
pembelajaran Index Card Match Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
pelajaran IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup di kelas VI semester 1 SDN
26 Kota Bima?β.
2. Secara Khusus
Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus
yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA melalui metode pembelajaran
Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup di kelas VI semester 1 SDN SDN 26 Kota
Bima ?
b. Bagaimanakah proses pembelajaran IPA dengan metode pembelajaran Index
Card Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Ciri-Ciri
Khusus Makhluk Hidup di kelas VI semester 1 SDN SDN 26 Kota Bima?
c. Apakah peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan
metode pembelajaran Index Card Match pokok bahasan Air di kelas VI semester
1 SDN 26 Kota Bima ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perencanaan pembelajaran IPA ketika menggunakan metode pembelajaran Index
Card Match dalam materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup di kelas VI semester
1 SDN 26 Kota Bima.
8. 8
2. Proses pembelajaran IPA ketika menggunakan metode pembelajaran Index Card
Match dalam materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup di kelas VI semester 1
SDN 26 Kota Bima.
3. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran Index Card Match terhadap
peningkatan hasil belajar siswa dalam materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup
di kelas VI semester 1 SDN 26 Kota Bima.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa :
a. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk
Hidup.
b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.
c. Meningkatkan tanggungjawab dan rasa kebersamaan bagi setiap kelompok
kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
2. Bagi guru :
a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
b. Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui metode
pembelajaran index card match.
c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka
dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi.
9. 9
3. Bagi sekolah :
a. Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih
menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
b. Sebagai tolak ukur peningkatkan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
c. Meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
4. Bagi peneliti berikutnya
a. Memberikan data dan permasalahan awal yang nantinya dapat dikembangkan
oleh peneliti berikutnya
b. Memberikan referensi dan contoh sistematika yang dapat diperbaharui jika
ada hal-hal yang dianggap belum baik atau sempurna
F. Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut :
1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam
ranah kognitif berupa tes/skor yang diperoleh siswa dalam setiap akhir
pembelajaran.
2. Materi IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi Ciri-Ciri Khusus
Makhluk Hidup yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah peneliti
yaitu kurikulum K13.
3. Index Card Match Merupakan sebuah metode permainan mencocokkan kartu
soal dengan kartu jawaban yang sesuai melalui interaksi dan kerjasama antar
siswa.
10. 10
4. Peserta didik Kelas VI SDN 26 Kota Bima yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VI SDN 26 Kota Bima semester 1 tahun pembelajaran
2018/2019.
11. 11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Belajar
Sudah banyak ahli psikologis mengartikan apa yang di sebut dengan belajar.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
tergambar dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Slameto (2010, h. 2) dalam
bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya menyatakan bahwa
βBelajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respon. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah pasti tidak setiap
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ada
beberapa cirri perubahan tingkah laku seseorang, ciri-ciri perubahan tingkah laku
dalam pengertian belajar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat berkelanjutan
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
12. 12
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar memiliki tujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-
tindakannya yang behubungan dengan belajar, serta setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda tentang belajar. Belajar dapat dikatakan sebagai proses
dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.
B. Hakikat IPA
Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban,
pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tenteng gejala maupun
karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas, 2002). Belajar
sains tidak hanya sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip,
hukum dalam wujudβpengetahuan deklaratifβ, akan tetapi belajar sains juga belajar
tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja salam
bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode
ilmiah dan sikap ilmiah.
Menurut Carin, (dalam Cartono dan Ibrahim, 2010, h. 46) menyatakan bahwa
βsains sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum teori
sains. Sains sebagai proses merupakan sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti yang
dikenal dengan proses ilmiahβ. Secara oprasional menurut indrawati (2009) sains
memiliki makna:
13. 13
1. Sekumpulan pengetahuan
2. Suatu proses pencarian
3. Siatu sarana pengembangan nilai-nilai
4. Suatu sarana untuk mengenal dunia
5. Suatu sarana untuk mengembangkan hubungan sosial
6. Suatu hasil konstruksi manusia
7. Bagian dari kehidupan manusia
Dari makna tersebut, sering kita menyimpulkan bahwa sains pada hakikatnya
terdiri atas aspek produk, proses dan nilai atau sikap yang kemudian kita kenal
dengan istilah hakikat IPA.
1. Produk, merujuk pada sekumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip,
teori, hukum.
2. Proses, proses sains merujuk pada proses-proses pencarian sains yang dilakukan
para ahli sering disebut siences as the process of inquiry.
Ipa memiliki sesuatu metode, yang di kenal dengan sicientifik method/ atau
metode ilmiah, yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti:
a. Mengenal dan merumuskan masalah.
b. Mengumpulkan data
c. Melakukan percobaan atau penelitian
d. Melakukan pengamatan.
e. Melakukan pengukuran.
f. Menyimpulkan
g. Mengkomunikasikan pengetahuan atau malaporkan hasil penemuan.
14. 14
Proses melakukan metode ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi,
menginfer, memprediksi, mencari hubungan, mengukur, mengkomunikasikan,
merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengontrol variabel,
menginterprestasikan data, menyimpulkan.
3. Sikap
Para Ilmuwan IPA perlu memiliki sifat ilmiah, agar hasil yang dicapainya itu
sesuai dengan harapannya. Sikap-sikap tersebut antara lain:
a. Obyaktif terhadap fakta atau kenyataan
b. Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan.
c. Berhati terbuka, bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang
lain.
d. Dapat membedakan antara fakta dan pendapat
e. Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan
atas fakta
f. Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka
g. Tidak percaya akan takhayul
h. Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah
i. Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk
diselidikim dikritik dan di sempurnakan.
j. Dapat bekerjasama dengan orang lain.
k. Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari satu masalah atau
gejala yang dijumpainya.
15. 15
C. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.
Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti βsaya tahuβ.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti
βpengetahuanβ. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science
yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau natural science adalah pengetahuan
tentang fakta dan hukum-hukum yang didasarkan atas pengamatan dan disusun
dalam satu sisstem yang teratur. Pengertian lain menjelaskan bahwa sains adalah
sekumpulan pengetahuan kealaman, dimana suatu pengetahuan dengan pengetahuan
lainnya memiliki hubungan kausal yang tumbuh sebagai hasil eksperimen dan
observasi yang dapat dilakukan metode tertentu yang dapat diuji kebenarannya
dengan kondisi dan syarat-syarat batas yang sama bila dilakukan ditempat lain oleh
orang lain yang ingin mengujinya.
Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang
sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP
selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang
lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah
pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap
kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut. Tujuan
16. 16
pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara
terperinci adalah:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu
kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah,
sikap, dan nilai ilmiah.
D. Karakteristik Siswa SD
Perkembangan psikologis pribadi manusia di mulai sejak masa bayi hingga
dewasa. Seperti halnya pada perkembangan fisik, perkembangan psikologis pun
melalui beberapa tahap tertentu yang berbeda dengan tahapan perkembangan fisik.
17. 17
Mengenai perkembangan psikologis manusia ini sudah banyak dibahas oleh para ahli.
Menurut J.J Rousseau (dalam Soemanto, 2006 h. 69) mengemukakan bahwa: Setiap
tahapan perkembangan psikologis manusia memiliki karakteristik tersendiri.
Perkembangan ini berlangsung dalam 5 tahap sebagai berikut:
a) Tahap perkembangan masa bayi (0 β 2 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan
pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan ini sendiri tidak tumbuh dengan
sendirinya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi
terhadap stimuli lingkungannya.
b) Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2 β 12 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi anak di mulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi
indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini
memperkuat perkembangan fungsi pengamatan pada anak. Bahkan dapat
dikatakan, bahwa perkembangan setiap aspek kejiwaan anak pada masih ini
sangat didominasi oleh pengamatannya.
c) Tahap perkembangan pada masa preadolesen (12 β 15 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan.
d) Perkembangan pada masa adolesen (15 β 20 tahun). Dalam tahap perkembangan
ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang
kuat.keadaan ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain yang berlainan
jenis kelamin.
e) Masa pematangan diri ( setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan
fungsi kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya tiga
macam tujuan hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan
keinginan kelompok dan pemuasan keinginan masyarakat.
18. 18
Dari penjelasan tersebut, perlu ditekankan bahwa karakteristik siswa SD
berada pada tahap perkembangan masa kanak-kanak, dimana besarnya rasa ingin
tahu akan segala hal sangatlah tinggi. Diperlukan banyak kegiatan pengamatan untuk
mendapatkan hal-hal baru yang ingin diketahuinya.
E. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. pembelajarannya yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Roger dan Davi Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok
bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam pembelajaran kooperativ harus diterapkan. Lima unsur tersedut adalah.
1. Saling ketergantungan positif, unsur ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok
secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2. Tanggungjawab perseorangan
3. Interaksi promotif, unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling
ketergantungan positif.
4. Komunikasi antar anggota
5. Pemrosesan kelompok.
19. 19
F. Metode Index Card Match
1. Pengertian Metode Index Card Match
Index Card Match Merupakan sebuah metode permainan mencocokkan kartu
soal dengan kartu jawaban yang sesuai melalui interaksi dan kerjasama antar siswa.
Pembelajaran dengan Index Card Match cukup menyenangkan jika digunakan untuk
mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi baru
pun tetap dapat di ajarkan dengan metode ini dengan catatan, peserta didik diberi
tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk
kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan untuk dikembangkan bersama-sama
dalam diskusi kelas.
2. Tujuan Metode Index Card Match
Tujuan dari metode Index Card Match adalah untuk meningkatkan
pemahaman siswa dengan cara mencocokkan kartu soal dengan kartu jawaban yang
dimiliki siswa lain.
3. Langkah-langkah penggunaan metode Index Card Match
Langkah-langkah pembelajaran metode Index Cerd Match sebagai berikut :
a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam
kelas.
b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan atau sudah di
belajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah di
buat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban..
20. 20
f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh siswa
akan mendapatkan jawaban.
g. Mintalah kepada peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada
yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk
berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang di
peroleh dengan kertas kepada temannya yang lain selanjutnya soal tersebut
dijawab oleh pasangannya.
i. Akhir proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimulan
4. Kelebihan Metode Index Card Match
a. Meningkatkan pemahaman siswa
b. Pembelajaran menjadi interaktif karena terdapat interaksi yang baik antara siswa
yang mencari kartu soal dan siswa yang mencari kartu jawaban.
5. Kekurangan Metode Index Card Match
a. Jika guru tidak pandai mengkondisikan kelas, ketika mancari kartu pasangannya
maka suasana kelas akan menjadi sangat gaduh.
b. Banyak kartu yang tercecer ketika siswa mencari kartu pasangannya sehingga
sulit menemukan kartu pasangannya.
c. Jika pemahaman siswa akan materi itu kurang, maka siswa akan kesulitan
menemukan kartu pasangannya.
21. 21
G. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono
2009, h. 5) hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons merasa secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipusi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Ketermpilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis sintesis fakta konsep dan mengembangkn prinsip-prinsip
keilmuan. Keterampilan intelektual merupakn kemampuan melakukan aktivitas
kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkain gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan kemampuan menjadikan
nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya satu
aspek saja. Peningkatan kualitas domain kognitif, afektif dan psikomotor juga
22. 22
berupakan bagian dari hasil belajar.Dengan demikian, hasil pembelajaran yang
dinyatakan oleh para pakar pendidikan bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri atau
terpisah-pisah melainkan sesuatu yang bersifat komprehensif.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya
adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih
dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar
psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh pendidik
untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabila peserta didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
23. 23
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
H. Kerangka Pemikiran
Disini penulis menggambarkan urutan pengerjaan yang akan dan telah
dilakukan oleh peneliti. Adapun susunan kerangka pemikiran dalam PTK ini adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan observasi awal pada objek penelitian
2. Memilih dan memilah persoalan yang diperoleh di lapangan setelah melakukan
observasi awal
3. Merumuskan masalah setelah dipilih persoalan yang akan diteliti
4. Menentukan tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah
5. Membuat perencanaan yang dikehendaki dalam PTK
6. Melakukan tindakan berdasarkan perencanaan
7. Melakukan pengamatan hasil tindakan
8. Melakukan refleksi sebagai langkah awal untuk melihat kesesuaian antara tujuan
penelitian dengan hasil tindakan yang dilakukan.
9. Menyimpulkan hasil penelitian
Agar hal tersebut berjalan sistematis, maka disajikan pula dalam bentuk
diagram alur kerangka berfikir sebagai mana bagan 2.1.
24. 24
I. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Penggunaan metode
pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
pelajaran IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup di kelas VI semester 1 SDN
26 Kota Bima.
Bagan 2.1
Alur Kerangka Berpikir
25. 25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan cara untuk mengumpulkan, menyusun dan
menganalisa data tentang masalah yang menjadi objek penelitian. Jenis penelitian
yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi pendidikan uji coba inovasi
pembelajaran dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Menurut Wiraatmadja (2006:13). Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan
belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan
perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari
upaya itu.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang di hadapai oleh guru di lapangan (wibawa, 2004:3).
Arikunto (2007:3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pemcermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih
profesional (Sukidin, Basrowi dan Surnto,2002:16)
26. 26
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK dapat
artikan sebagai suatu bentuk kajian secara sengaja terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar guna memperbaiki atau meningkatkan kondisi-kondisi atau bagian
tertentu dalam pembelajaran.
Menurut Hopkins (Rochiati, 2005:57-61), terdapat 6 prinsip penelitian
tindakan kelas. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sebagai seorang guru yang pekerjaan utamanya adalah mengajar, seyogyanya
PTK yang dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Ada dua
hal penting terkait dengan prinsip ini. Pertama, mungkin metode pembelajaran
yang diterapkannya dalam PTK tidak segera dapat memperbaiki
pembelajarannya, atau hasilnya tidak jauh berbeda dengan metode yang
digunakan sebelumnya. Sebagai pertanggungjawaban profesional, Guru
hendaknya selalu secara konsisten menemukan sebabnya, mencari jalan keluar
terbaik, atau menggantinya agar mampu memfasilitasi para siswa dalam belajar
dan meningkatkan hasil belajar secara lebih optimal. Kedua, banyaknya siklus
yang diterapkan hendaknya mengutamakan pada ketercapaian kriteria
keberhasilan, misalnya pembentukan pemahaman yang mendalam (deep
understanding) ketimbang sekadar menghabiskan kurikulum (content coverage),
dan tidak semata-mata mengacu pada kejenuhan informasi (saturation of
information).
2. Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang berlebihan.
Sedapat mungkin hendaknya dapat diupayakan prosedur pengumpulan data yang
dapat ditangani sendiri, sementara Guru tetap aktif sebagaimana biasanya. Teknik
27. 27
pengumpulan data diuapayakan sesederhana mungkin, asal mampu memperoleh
informasi yang cukup signifikan dan dapat dipercaya secara metodologis.
3. Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung jawabkan
reliabilitasnya yang memungkinkan Guru dapat mengidentifikasi dan
merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat
diterapkan pada situasi kelas, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk
membuktikan hipotesis tindakannya. Jadi, walaupun terdapat kelonggaran secara
metodologis, namun PTK mestinya tetap dilaksanakan atas dasar taat kaidah
keilmuan.
4. Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar membuat Guru galau,
sehingga atas dasar tanggung jawab profesional, dia didorong oleh hatinya untuk
memiliki komitmen dalam rangka menemukan jalan keluarnya melalui PTK.
Komitmen tersebut adalah dorongan hati yang paling dalam untuk memperoleh
perbaikan secara nyata, proses dan hasil pelayanannya pada siswa dalam
menjalankan tugas-tugas kesehariannya dibandingkan dengan proses dan hasil-
hasil sebelumnya. Dengan demikian, mengajar adalah penelitian yang dilakukan
secara berkelanjutan dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan sendiri agar
mampu melakukan perbaikan praktiknya.
5. Pelaksanaan PTK seyogyanya mengindahkan tata krama kehidupan
berorganisasi. Artinya, PTK hendaknya diketahui oleh kepala sekolah,
disosialisasikan pada rekan-rekan Guru, dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuan, dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis
ilmiah, dan tetap mengedepankan kepentingan siswa layaknya sebagai manusia.
28. 28
6. Permasalahan yang hendaknya dicarikan solusinya lewat PTK hendaknya tidak
terbatas hanya pada konteks kelas atau mata pelajaran tertentu, tetapi tetap
mempertimbangkan perspektif sekolah secara keseluruhan. Dalam hal ini,
pelibatan lebih dari seorang pelaku akan sangat mengakomodasi kepentingan
tersebut.
B. Desain Penelitian
Pendapat Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998: 14): Penelitian tindakan
digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai
langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan
momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian
ini menggunakan metode spiral Kemmis dan Taggart (1988), adapun bentuknya
sebagai berikut :
Bagan 3.1 metode spiral Kemmis dan Taggart
29. 29
Merujuk pada metode spiral dari Kemmis dan Taggart (1988), maka rencana
tindakan terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :
1. Perencanaan (Plan)
Setelah menemukan masalah, penulis bersama guru wali kelas
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan menyusun alat
evaluasi pembelajaran.
2. Tindakan (Act)
Merealisasikan perencanaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Meliputi
tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman
konsep siswa
3. Pengamatan (Observe)
Mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil implementasi
tindakan yang dilakukan. Penggunaan pedoman atau instrument yang telah
disiapkan sebelumnya.
4. Refleksi (Reflect)
Menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan
refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta
kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi disesuaikan dengan hasil
pengamatan yang didapatkan dari siklus sebelumnya.
30. 30
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 26 Kota Bima Jl. Belimbing
No.82 Rabadompu Barat pelajaran Ilmu Pengethuan Alam.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 26 Kota Bima,
dengan jumlah peserta didik yaitu 23 orang, yang terdiri dari 12 peserta didik laki β
laki dan 11 peserta didik perempuan. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada
semester genap tahun Pelajaran 2018/2019 . Sasarannya adalah penerapan Metode
Index Card Match untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran
IPA materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup di kelas VI Semester1 Negeri 26 Kota Bima.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli sampai dengan
Oktober 2018. Penelitian akan dilaksanakan pada semester 1 dengan materi yang
telah disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan.
D. Rancangan Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Rancangan Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan peneliti adalah berupa lembar
observasi Guru dan peserta didik, lembar wawancara, lembar angket respon peserta
didik, lembar kerja siswa, lembara tes hasil belajar serta indikator kinerja. Untuk
melaksanakan penelitian ini, pengumpulan data diperoleh dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Persiapan
31. 31
1) Permohonan izin kepada Kepala Sekolah SDN 26 Kota Bima serta kedinasan
terkait
2) Observasi dan wawancara sebagai gambaran awal
3) Melaksanakan identifikasi masalah
4) Merumuskan model pembelajaran
5) Merumuskan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
6) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini disesuaikan berdasarkan rencana
yang telah disusun. Pelaksanaan penelitian terdiri dari kegiatan belajar mengajar,
evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklus.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri atas lembaran observasi aktifitas guru dan
siswa serta tes hasil belajar. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Lembar observasi aktifitas Guru
Lembar observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengamat selama proses belajar mengajar
berlangsung. Pengisian lembar observasi dilakukan dengan memberikan tanda chek-
list dalam kolom yang sesuai dengan gambaran yang diamati. Lembar observasi
diberikan kepada pengamat untuk mengamati setiap kegiatan peneliti selama proses
belajar mengajar berlangsung. Observasi ini dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung melalui model pembelajaran Index Card Match, dengan tujuan untuk
meningkatkan aktivitas guru/peneliti. Aktivitas guru/peneliti yang akan diamati yaitu
kemampuan guru/peneliti memberikan apersepsi dan motivasi, menyampaikan tujuan
32. 32
pembelajaran, menjelaskan materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya dan menjawab, menghargai pendapat peserta didik,
memberikan penguatan kepada peserta didik, mengarahkan peserta didik dalam
berdiskusi,membimbing siswa dalam mencari pasangan sesuai dengan potongan-
potangan kertas masing-masing siswa, memberikan penghargaan (reward) kepada
peserta didik, menyimpulkan/menutup pembelajaran.
2. Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengamat selama proses belajar mengajar
berlangsung melalui model pembelajaran Index Card Match, dengan tujuan untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal yang diamati berupa kegiatan siswa
yaitu mendengar penjelasan guru, menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
materi, mengajukan pertanyaan, mempersentasikan hasil diskusi dan menyimpulkan
materi yang telah diajarkan.Pengisian lembar observasi dilakukan dengan
memberikan tanda chek-list dalam kolom yang sesuai dengan gambaran yang
diamati. Lembar observasi diberikan kepada pengamat untuk mengamati setiap
kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi aktivitas
peserta didik sebagaimana tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Observasi aktivitas peserta didik
No
Aktivitas Belajar
Peserta Didik
Skala Observasi
Ket4 3 2 1
1 Semangat Belajar
2 Perhatian/ fokus
3 Menerima dan memeriksa
Kartu
4 Aktif dalam Kelompok
5 Kerjasama
6 Disiplin/Tanggungjawab
33. 33
3. Lembar Soal tes
Tes ini diberikan kepada siswa kelas VI SDN 26 Kota Bima setelah
penggunaan model pembelajaran Index Card Match. Tujuan tes yaitu untuk
mengetahui, mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pokok bahasan.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penggunaan model
pembelajaran Index Card Match.Tes yang dibuat adalah lembar soal yang berbentuk
Multiple choise.Soal tes diberikan disetiap akhir siklus dan sesudah pembelajaran
berlangsung.
4. Lembar Tes Hasil Belajar (soal)
Menurut Indrakusuma (Arikunto, 2001:32) memberikan penjelasan bahwa
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif serta praktis untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang
dengan cara yang tepat dan cepat.
Lembar tes dalam penelitan ini adalah berupa lembar soal yang
dikembangkan dari beberapa indikator yang harus dikerjakan oleh peserta didik
secara individu. Tujuannya untuk melihat keberhasilan belajar peserta didik sebelum
dan sesudah pemberian tindakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata yang
diperoleh.
F. Indikator Kinerja
Sebagai tolak ukur keberhasilan, maka ditetapkan secara eksplisit agar
memudahkan dalam verifikasinya. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ada
dua macam, yaitu indikator tentang keterlaksanaan skenario pembelajaran dan
indikator keberhasilan belajar dalam pembelajaran IPA pada materi Ciri-Ciri Khusus
Makhluk Hidup .
34. 34
Skenario pembelajaran terlaksana dengan baik apabila minimal 80%
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang
ditinjau dan dinilai dengan menggunakan lembar observasi dan format pelaksanaan
pembelajaran. Para peserta didik yang menjadi objek penelitian ini dikatakan berhasil
apabila 80% peserta didik telah memperoleh nilai minimal 75.
G. Teknik Analisis Data
Penelitan ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif.
a. Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam
sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, dan interaksi
pembelajaran yang bersumber dari data observasi.
1) Analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus :
π =
π
ππ
π₯100%
Keterangan :
N = Nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
Adaptasi dari Purwanto (2008: 102).
2) Pemerolehan nilai individu aktivitas belajar siswa
π =
π
ππ
π₯100%
Keterangan :
Persentase
R : Jumlah indikator yang tampak
SM : Jumlah indikator seluruhnya (Modifikasi dari
Purwanto, 2008)
35. 35
3) Tingkat ketercapaian aktivitas klasikal
P =
βπππ π€π πππ‘π π
β π ππ π€π
π₯ 100
b. Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika
kemajuan kualitas hasil belajar siswa dan hubungannya dengan penugasan materi
yang diajarkan guru. Data kuantitatif merupakan data hasil belajar melalui penerapan
metode active learning tipe ICM (index card match). Data kuantitatif diperoleh dari
hasil tes yang dikerjakan oleh peserta didik. Data kuantitatif penelitian ini didapatkan
dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa
dengan rumus:
1) Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual
π =
π
π
Keterangan:
S = Nilai siswa (nilai yang dicari)
R = Jumlah skor/item yang dijawab benar
N = Skor maksimum dari tes
Ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai β₯66
Diadopsi dari Purwanto (2008: 25)
2) Menghitung rata-rata seluruh siswa
XΜ =
βπ
βπ
Keterangan:
XΜ = Nilai rata-rata
Ξ£X = Jumlah nilai semua siswa
Ξ£N = Jumlah siswa
Sumber : Adopsi dari Aqib, dkk., (2009: 40)
3) Menghitung ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal =
π½π’πππβ πππ π€π π¦πππ π‘π’ππ‘ππ πππππππ
ππ’πππβ π πππ’ππ’β π ππ π€π
π₯ 100
Sumber : Adopspi dari Aqib, dkk., (2009: 40)
36. 36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 26 Kota Bima.
Penelitian ini berusaha mencari tahu tentang penerapan penggunaan strategi belajar
gambar sel melalui belajar dengan menggunakan pendekatan kooperatif mata
pelajaran Biologi materi sel pada Siswa Kelas VI SDN 26 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan materi
Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup. Berikut ini akan dijelaskan data tiap siklus.
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Sebelum proses belajar dimulai pada siklus 1 , peneliti telah mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
memyiapkan lembar observasi atau instrumen penelitian, menyaiapkan alat evaluasi
dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 telah dimulai pada bulan Juli 2018, yang
terdiri dari dua kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali untuk eveluasi.
Pertemuan pertama membahas mengenai (1) materi Ciri ciri khusus beberapa jenis
hewan, (2) Ciri ciri khusus beberapa tumbuhan Sebagai pelaksana pembelajaran
adalah peneliti sendiri, sedangkan observer melibatkan guru sejawat.
c. Observasi dan Evaluasi
1. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
37. 37
Untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Index Card Match pada siklus 1 dapat dilihat
pada lampiran 7. Berdasarkan lampiran 7 pada siklus 1 baru 20% dengan kriteria
sangat tidak aktif dalam proses pembelajaran menggunakan gambar materi Ciri-Ciri
Khusus Makhluk Hidup melalui model pembelajaran Index Card Match. Artinya
lebih banyak siswa yang tidak aktif yaitu 91,31% (sangat tidak aktif) pada siklus 1.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik di berikut.
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Proses observasi dilaksanakan oleh guru Biologi selama proses belajar
mengajar dengan mengisi lembar observasi yang telah di siapkan untuk memantau
jalannya proses belajar mengajar. Data hasil aktivitas guru siklus 1 dapat disajikan
pada lampiran 9.
Berdasarkan lampiran 9 aktivitas guru dalam menerapakan Index Card Match
untuk materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup pada siklus 1 baru aktivitas guru
masih kurang yaitu baru mencapai 75,76% dan belum dilaksanakan 24,44%. Karena
indikator kinerja yang ditentukan dalam proses pembelajaran aktivitas guru adalah
85% maka pada disiklus 1 ini belum mencapai indikator kinerja yang direncanakan.
3. Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat lampiran 11. Dari data
tersebut pada siklus 1 siswa yang belum tuntas belajar masih ada 21 orang atau
91,30% (cukup banyak) sedangkan yang sudah tuntas belajar baru 2 orang atau
8,70% (cukup banyak yang belum tuntas). Berdasarkan data tersebut maka
berdasarkan KKM IPA di SDN 26 Kota Bima bahwa ketuntasan individual 75%
dan klasikal apabila telah mencapai 85%.
38. 38
d. Refleksi
Setelah selesai siklus 1 maka diadakan refleksi dan diskusi dengan guru
Biologi. Beberapa hal yang direfleksi adalah dari aspek keaktifan belajar siswa,
aktivitas guru dan prestasi belajar siswa. Dari aspek keaktifan siswa sebagian besar
masih belum mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan dimana keaktifan
siswa harus mencapai 85%.
Baru dua aspek yang muncul pada siklus 1 dilihat dari tingkat keaktivan siswa
yaitu aspek siswa termotivasi belajar dengan menerapkan model pembelajaran Index
Card Match materi sel, dan siswa juga siswa sudah menunjukkan ketertarikan
terhadap materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup yang diajarkan. Kedua hal tersebut
sudah muncul pada siklus 1. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus 1
masih banyak yang kelemahan yang ditemukan. Beberapa kelemahan itu seperti pada
aspek sebagai berikut: aktivitas peserta didik dalam belajar dengan menerapkan
pembelajaran Index Card Match materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup, efektifitas
pembelajaran Index Card Match materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup dalam
meningkatkan keaktifan peserta didik, siswa aktif mencari materi pendukung selain
buku ajar yang wajib dimiliki siswa (buku perpustakaan, internet), termasuk rasa
senang peserta didik dalam belajar melalui penerapan model pembelajaran gambar
sel melalui model pembelajaran Index Card Match, tantangan yang dirasakan peserta
didik dalam belajar dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match
materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup, kerjasama siswa dalam menyelesaikan
tugas kelompok, kemampuan siswa dalam bertanya, menanggapi, menyanggah
materi dalam diskusi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
artinya pada siklus 1 baru mencapai 8,70% keberhasilan.
39. 39
Dari aspek aktivitas yang dilakukan guru pada siklus 1 guru baru mencapai
75,56% tergolong sangat tidak aktif. Dari aspek prestasi belajar siswa pada siklus 1
masih banyak siswa yang belum tuntas belajar. Data prestasi belajar siswa
menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal baru mencapai 8,70% dari 85% yang
diharapkan.
Berdasarkan refleksi terhadap keaktifan belajar, aktivitas yang dilakukan
guru dan prestasi belajar siswa yang telah dilaksanakan pada siklus 1 ternyata masih
belum mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan dan KKM yang ditentukan
oleh karena itu masih perlu dilanjutkan pada siklus 2 untuk melakukan perbaikan
terhadap kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Sama seperti pada siklus 1, sebelum proses belajar dimulai pada siklus 2,
peneliti terlebih dahulu mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi dan lembar kerja siswa
(LKS). Persiapan pada saat perencanaan tentunya melakukan revisi seperlunya
setelah melihat kelemahan pada siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilakukan pada bulan 24 Agustus 2018.
Materi diajarkan sama seperti siklus 1 yaitu tentang materi Ciri-ciri khusus beberapa
jenis hewan. Guru sebagai observer menyiapkan lembar observasi dan LKS yang
akan dikerjakan dengan strategi Index Card Match.
40. 40
c. Observasi dan Evaluasi
1) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Pada siklus 2 ini hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa dapat dilihat
pada lampiran 8. Berdasarkan data yang disajikan pada lampiran 8 menunjukkan
aktivitas belajar siswa pada siklus 2 mencapai 95,65% berarti sudah mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 85%. Tingginya aktivitas belajar siswa pada
siklus 2 karena siswa merasa dengan membuat gambar merasa senang belajar karena
merasa tertantang untuk belajar dalam mengerkan gambar materi tentang ciri-ciri
khusus beberapa hewan. Aktivitas siswa yang tinggi juga disebabkan karena siswa
disuruh melakukan diskusi dengan model pembelajaran Index Card Match dengan
materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup dalam kegiatan mengurutkan gambar-
gambar dalam urutan yang logis. Gambar 4.1: Grafik aktivitas siswa siklus 1 dan 2.
Gambar 4. 1: Grafik aktivitas siswa siklus 1 dan 2.
8.70
95.65
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Siklus 1 Siklus 2
41. 41
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas guru siklus 2 menunjukkan
bahwa semua aspek sudah dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik hal ini dapat
dilihat bahwa hampir semua aspek telah dilaksanakan oleh guru kecuali guru belum
memberikan penghargaan mingguan pada siswa. Secara keseluruhan persentase
capaian dari aktivitas guru dalam proses pembelajaran adalah mencapai 97,78%.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Perbandingan aktivitas guru siklus 1 dan
siklus 2.
Gambar 4.2: Grafik Perbandingan aktivitas guru siklus 1 dan siklus 2
3) Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan yang cukup
berarti. Dari 23 orang siswa hanya 1 orang siswa yang belum tuntas belajar pada
siklus 2 atas nama Suryadin dengan nilai 74 sedangkan KKM mata pelajaran biologi
di SDN 26 Kota Bima 75. Selebihnya yaitu 22 orang atau 95,65% siswa sudah
75.56
97.78
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Siklus 1 Siklus 2
Siklus 1
Siklus 2
42. 42
tuntas belajar. Walaupun masih ada 1 orang siswa yang belum tuntas pada siklus 2
namun rata-rata kelas pada siklus 2 cukup tinggi yaitu 90,09 dan persentase
ketuntasan 95,65%. Prestasi belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada Lampiran
12.
Gambar 4.3: Grafik Perbandingan Rata2 dan Ketuntasan siklus 1 dan siklus 2
d. Refleksi
Pada akhir siklus 2 peneliti dan guru IPA di SDN 26 Kota Bima melakukan
refleksi tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung di siklus 2. Refleksi
dilakukan terhadap proses pembelajaran dan aspek yang diobservasi seperti aspek
keaktifan belajar, aktivitas guru dan prestasi belajar. Persentase ketercapaian dari
tiga hal tersebut pada siklus 2 adalah sebagai berikut: aktivitas guru 97,78%,
aktivitas siswa mencapai 95,65% dan prestasi belajar rata-rata kelas 90,09 dan
presentase ketuntasan 95,65%.
Berdasarkan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan pada siklus 2 maka tidak dilakukan lagi perbaikan pada siklus
berikutnya, dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran ini tidak dilanjutkan pada
siklus ke-III.
70.83
8.70
90.09
95.65
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Rata-Rata PersentaseKetuntasan
Sklus 1
Siklus 2
43. 43
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pada siklus 1 aktivitas siswa masih
rendah yaitu baru mencapai 8,70% dan meningkat menjadi 95,65% pada siklus 2.
Demikian pula hasil pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh guru pada
siklus 1 baru mencapai 75,56% meningkat menjadi 97,78% pada siklus 2.
Pada pelaksanaan siklus 2 menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik baik
dalam bekerja sama dengan pasangannya, bertanya kepada guru, bertanya kepada
pasangan kelompok yang presentasi, dan peserta yang membawa buku referensi serta
kelompok yang melakukan presentasi mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan
karena kemampuan guru dalam memberikan dorongan untuk aktif kepada peserta
didik atau pasangan kelompok sudah baik.
Dilihat dari prestasi belajar siswa dapat diketahui pada siklus 1 belum tercapai
ketuntasan seperti yang diharapkan. Tidak tercapainya ketuntasan belajar pada siklus
1 disebabkan beberapa hal diantaranya masih kurangnya keaktifan guru dalam
membimbing dan mengarahkan kelompok siswa dengan metode pembelajaran Index
Card Match.
Kurangnya aktivitas siswa dari tiap kelompok dalam mengikuti pelajaran.
Pada siklus 1 ketuntasan belajar yang dicapai baru 8,70% artinya baru 2 orang siswa
yang tuntas belajar dari 32 orang siswa, dan 91,30% siswa atau 21 orang siswa yang
belum tuntas belajar. Hal ini masih jauh dari ketuntasan individual 75% dan klasikal
85% yang diharapkan. Pada siklus 2 siswa yang mencapai ketuntasan belajar 22
orang atau mencapai 95,65% artinya hanya 1 orang siswa atau 4,35% saja siswa yang
belum tuntas belajar.
44. 44
Guru didalam meningkatkan keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta
didik dengan menggunakan model Index Card Match merupakan langkah yang tepat.
Karena dengan menggunakan model Index Card Match peserta didik akan terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan peserta didik juga bekerja dan belajar
bersama-sama dengan pasangannya yang mempunyai kemampuan berbeda-beda.
Dengan adanya saling membantu, saling bertukar pikiran dan bekerja sama dalam
kelompok belajar tidak akan membuat bosan peserta didik dalam belajar sejarah dan
akan meningkatkan sikap ketrampilan sosial peserta didik serta hasil belajarpun dapat
tercapai maksimal.
Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif yaitu
pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Untuk menciptakan suasana
tersebut tentunya tidak mudah, banyak faktor yang dapat menjadi menghambat,
faktor tersebut bias datang dari peserta didik yang cenderung pasif atau bahkan dari
guru sendiri yang kurang inovatif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran cenderung
monoton. Hal ini akan membuat peserta didik tidak maksimal dalam kegiatan belajar.
Oleh kerana itu, diperlukan pengembangan-pengembangan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
Salah satu bentuk pengembangan yang dilakukan adalam melalui penerapan
model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
seperti model pembelajaran Index Card Match yang dilakukan di SDN 26 Kota
Bima. Model ini dinilai sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar serta
aktivitas siswa SDN 26 Kota Bima dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Asmadi dkk, bahwa tujuan model pembelajaran Index Card Match
adalah agar siswa lebih semangat serta atusias dalam kegiatan belajar. Selain itu,
45. 45
siswa lebih cermat dalam menguasai materi pelajaran dan mudah mengingat suatu
materi pelajaran dengan menggunakan kartu pasangan. Dengan model pembelajaran
seperti ini, siswa terlihat aktif dan mampu memperoleh hasil belajar yang baik dan
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru juga dituntut menjadi guru yang mampu
menciptakan pembelajaran yang demokratis, yang mampu menarik perhatian siswa.
46. 46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka pada bagian ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup menggunakan model
pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas VI SDN 26 Kota Bima tahun pelajaran 2018/2019.
2. Aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus 1 hanya mencapai 8,70%
meningkat menjadi 95,65% pada siklus 2.
3. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 1 hanya 75,56%
meningkat menjadi 97,78% pada siklus 2.
4. Hasil belajar siswa pada siklus 1 baru mencapai rata-rata kelas 70,83 dengan
ketuntasan 8,70% meningkat menjadi rata-rata kelas 90,09 dengan ketuntasan
belajar 95,65% pada siklus 2 berarti pencapaian ketuntasan klasikal sudah
terpenuhi yaitu minimal β₯ 85%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas,
maka pada bagian ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu diupayakan penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
diantaranya gabungan pembelajaran dengan menggunakan model Index Card
Match dalam membahas materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup agar dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
47. 47
2. Kepada para guru diharapkan dapat mengetahui, memahami dan menerapkan
model pembelajaran Index Card Match dalam upaya peningkatan aktivitas dan
hasil belajar IPA di SD khususnya materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model pembelajaran Index
Card Match sedapat mungkin mampu mengelola alokasi waktu, dan fasilitas
pendukung termasuk media pembelajaran dalam pembelajaran IPA di SD kelas
VI.
4. Untuk meningkatkan kesahihan dan kesempurnaan dalam penelitian ini,
maka perlu upaya penelitian lanjutan untuk mengamati kegiatan proses
pembelajaran Index Card Match maupun tipe lainnya secara lebih konprehensif,
dan dengan persepsi siswa yang secara positif terhadap penggunaan model
pembelajaran Index Card Match, maka disarankan kepada guru yang mengajar
IPA pada kelas VI untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif
dan disesuaikan dengan materi yang disampaikan.
48. 48
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan Dalam Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: PT Bumi Aksara
Anni, Tri Chatarina.2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES Aqib,
Zainal. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Majalah MOTIVASI - Universitas Sebelas Maret Surakarta Edisi XXXIII/Tahun
XI/April/2006
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung :PT. Rosdakarya.
Munib, Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES.
Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Noehi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
Sadiman,dkk. 1990. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : CV. Rajawali Ilmu.
Shaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Pengembangan Kurikilum : Teori dan praktik.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Widya Karya Sugandi,
Ahmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES.
Surya, Mohamad. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang : CV. Aneka Ilmu
Tim Pustaka.
Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Jakarta : Pustaka Yustisia Trianto. 2007.
Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstroktivistik: Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru dan Inplementasi KTSP. Jakarta :
Gedung Persada Press.
Zaini, Hisyam dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD .
49. 49
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( R P P ) Siklus 1
Satuan Pendidikan : SDN 26 KOTA BIMA
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VI / 1
Alokasi Waktu : 8 x 35 menit (4 pertemuan)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya.
II. Kompetensi Dasar
1.1. Mendiskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan
kelelawar, cecak, bebek, dan lingkungan hidupnya.
III. Indikator
1. Mendiskripsikan ciri khusus hewan yang ada disekitarnya misalnya
kelelawar, cecak dan bebek.
2. Menjelaskan hubungan antara ciri khusus yang dimiliki hewan tersebut
dengan lingkungan hidupnya.
3. Menyebutkan tempat hidup dari hewan kelelawar, cecak dan bebek.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendiskripsikan ciri khusus hewan kelelawar, cecak dan bebek
melalui pengamatan terhadap gambar hewan dengan baik.
2. Siswa dapat enjelaskan hubungan antara ciri khusus yang dimiliki hewan
kelelawar, cecak dan bebek dengan lingkungan hidupnya melalui diskusi
dengan baik.
3. Siswa dapat menyebutkan tempat hidup dari hewan kelelawar, cecak dan
bebek dengan pengamatan berdasar ciri hewan tersebut dengan benar.
50. 50
V. Materi Ajar
Ciri khusus yang dimiliki hewan kelelawar, cecak, bebek dan lingkungan
hidupnya.
VI. Metode Pembelajaran
1. model pembelajaran Index Card Match
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Pemberian Tugas
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Memasang gambar hewan.
2. Tanya jawab tentang gambar hewan.
B. Kegiatan Inti ( 50 menit)
1. Mengamati gambar hewan tentang tempat hidupnya dan cara mencari
makan.
2. Berdiskusi tentang gambar hewan yang diamati secara kelompok.
3. Membuat laporan dari hasil diskusi.
4. Ketua kelompok membacakan laporan.
5. Masing-masing kelompok menilai kelompok yang lain.
6. Berlanjut pada pertemuan ke 2.
C. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
1. Tanya jawab secara kelompok.
2. Tanya jawab secara individu untuk mengukur daya serap kemampuan
siswa.
Pertemuan ke 2
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Diadakan tanya jawab berkisar pada pelajaran yang lalu dan yang
sekarang akan dibahas.
2. Memasang gambar hewan.
51. 51
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Melanjutkan pertemuan ke 1 yaitu ketua kelompok membacakan laporan
dari hasil diskusi.
2. Masing-masing kelompok menilai kelompok yang lain.
3. Hasil penilaian siswa ditumpuk/dikumpulkan.
4. Guru membuat kesimpulan di tulis dipapan dan siswa mencatat.
C. Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Tanya jawab lisan.
2. Guru memberi 5 soal untuk pekerjaan rumah.
Pertemuan ke 3
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Tanya jawab tentang pelajaran kemarin.
2. Memasang gambar hewan kelelawar, cecak dan bebek.
B. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Berdiskusi tentang tugas PR yang telah dikerjakan.
2. Berdiskusi kelompok tentang ciri khusus hewan kelelawar, cecak dan
bebek dengan melihat gambar dan tabel yang ditulis dipapan.
3. Masing-masing kelompok membuat/menyusun laporan.
4. Guru mengoreksi, menilai dan menyimpulkan diskusinya siswa di tulis
dipapan.
5. Siswa menulis kesimpulan diskusi.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Mengadakan tanya jawab.
2. Siswa diberi tugas PR mengarang 5 soal dan kuncinya.
Pertemuan ke 4
A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Beberapa murid diberi pertanyaan tentang pelajaran IPA yang kemarin.
2. Guru membahas kembali tentang jawaban siswa yang salah.
52. 52
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Membahas soal dan kunci jawaban yang dikarang/dibuat siswa pada
pertemuan yang kemarin.
2. Guru memberi tugas siswa untuk dikerjakan secara kelompok.
3. Mencocokkan tugas kelompok dan membahas kembali soal yang
dianggap paling sedikit.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Mengumumkan peringkat nilai tertinggi.
2. Mengingatkan siswa untuk belajar di rumah tentang bab selanjutnya
pelajaran IPA akan datang.
VIII. Sumber / Alat / Media
1. Lingkungan sekitar.
2. Gambar hewan.
3. Buku IPA :
a. Rositawaty, S. dan Aris Muharram. 2008. Senang Belajar Ilmu
pengetahuan Alam untuk kelas VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta : BSE
b. Hidayat dan M. Burhan.2008. Rangkuman Sains Lengkap untuk Sekolah
Dasar Kelas 4, 5, dan 6. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan
IX. Bentuk Penilaian
ο Tes tulis
ο Tes lisan
ο Fortofolio
Mengetahui
Kota
Bima,..................................2018
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi
Masykur H.Fatahullah.S.Pd Muhammad Yunus.S.Pd
Nip. 195912311978121123 Nip. 197604221999021001
53. 53
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( R P P ) Siklus 2
Satuan Pendidikan : SDN 26 KOTA BIMA
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VI / 1
Alokasi Waktu : 8 x 35 menit (4 pertemuan)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya.
II. Kompetensi Dasar
1.2. Mendiskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan.
III.Indikator
1. Mendiskripsikan ciri khusus tumbuhan dihubungan dengan lingkungan
hidupnya.
2. Mengenali ciri khusus tumbuhan yang hidup di darat dan di air serta
tumbuhan pemakan serangga.
3. Menyebutkan tempat hidup dari tumbuhan tersebut.
IV. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan, penelitian dan penjelasan siswa dapat :
1. Siswa dapat mendiskripsikan ciri khusus tumbuhan di hubungkan dengan
lingkungan hidupnya melalui pengamatan berbagai gambar tumbuhan
dengan benar
2. Siswa dapat mengenali ciri khusus tumbuhan yang hidup di darat dan di air
serta tumbuhan pemakan serangga. melalui pengamatan berbagai gambar
tumbuhan dengan benar
3. Siswa dapat menyebutkan tempat hidup dari tumbuhan kaktus, teratai,
kantong semar melalui pengamatan berbagai gambar tumbuhan dengan
benar.
54. 54
V. Materi Ajar
Ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan kaktus dan tumbuhan pemakan serangga
(kantung semar) dengan lingkungan hidupnya.
VI. Metode Pembelajaran
1. model pembelajaran Index Card Match
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Pemberian Tugas
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 5
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Memasang gambar tumbuhan.
2. Tanya jawab tentang gambar tumbuhan.
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Mengamati gambar tumbuhan tentang tempat hidup dan bentuk daun.
2. Berdiskusi tentang gambar tumbuhan yang diamati secara berkelompok.
3. Membuat laporan hasil diskusi seperti tabel.
NO. JENIS TUMBUHAN TEMPAT HIDUP BENTUK DAUN
1.
2.
3.
4.
Kaktus
Kantong semar
Teratai
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦..
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦β¦..
4. Menyimpulkan hasil diskusi.
5. Ketua kelompok membacakan laporan hasil diskusi.
6. Berlanjut pada pertemuan ke 2.
55. 55
C. Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Evaluasi sementara dengan cara tes lisan untuk beberapa siswa.
2. Memberi tugas siswa untuk membaca/mempelajari buku IPA bab
berikutnya yang akan dibahas pada pertemuan akan datang.
Pertemuan ke 6
A. Kegiatan Awal (20 menit)
Diadakan tanya jawab berkisar pada pelajaran yang lalu dan yang dibahas
sekarang.
B. Kegiatan Inti (40 menit)
1. Melanjutkan pertemuan ke 1 yaitu ketua kelompok membacakan laporan
dari hasil diskusi.
2. Guru menyimpulkan hasil diskusi dan siswa mencatat.
3. Mengadakan tanya jawab dan apabila siswa ada kesulitan soal yang
ditanyakan guru maka guru membahas ulang materi pelajaran yang
kurang dimengerti siswa.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Guru mendekte 5 soal untuk pekerjaan rumah.
2. Memberi tugas siswa untuk membaca/mempelajari bab berikutnya yang
akan dibahas pada pertemuan akan datang.
Pertemuan ke 7
A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Siswa diberi pertanyaan tentang pelajaran IPA yang kemarin.
2. Memasang soal yang tidak dapat dijawab siswa.
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Mencocokkan / menilai soal pekerjaan rumah.
2. Secara kelompok mendiskusikan dan mengisi tabel yang tertulis di papan.
56. 56
Contoh tabel diskusi :
NO. JENIS
TUMBUHAN
TEMPAT
HIDUP
BENTUK
DAUN
STRUKTUR
BATANG
1.
2.
3.
Pohon jati
Talas
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦.
β¦β¦β¦β¦β¦β¦
β¦β¦β¦β¦.
3. Menyimpulkan hasil diskusi dan melaporkan hasilnya secara
berkelompok.
4. Guru memberikan kesimpulan yang benar dan siswa mencatat.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Memberi tugas mengerjakan soal di buku IPA.
2. Memberitahu siswa bahwa pertemuan akan datang diadakan ulangan.
Pertemuan ke 8
A. Kegiatan Awal (20 menit)
Mencocokkan, menilai dan membahas soal PR.
B. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru membagi saol ulangan dan penjelasan singkat berkisar masalah
ulangan.
2. Siswa mengerjakan soal ulangan.
3. dst.
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Guru mengumumkan peringkat nilai yang masuk 10 (sepuluh) besar.
2. Mengingatkan siswa untuk membaca/mempelajari di rumah buku IPA bab
selanjutnya.
57. 57
VIII. Sumber / Alat / Media
1. Lingkungan sekitar.
2. Gambar tumbuhan.
3. Buku IPA :
a. Rositawaty, S. dan Aris Muharram. 2008. Senang Belajar Ilmu
pengetahuan Alam untuk kelas VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta : BSE
b. Hidayat dan M. Burhan.2008. Rangkuman Sains Lengkap untuk Sekolah
Dasar Kelas 4, 5, dan 6. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan
IX. Bentuk Penilaian
1. Tes tulis
2. Tes lisan
3. Fortofolio
Mengetahui Kota Bima,......................2018
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi
Masykur H.Fatahullah.S.Pd Muhammad Yunus.S.Pd
Nip. 195912311978121123 Nip. 197604221999021001
58. 58
Lampiran 3
Soal Siklus 1
1. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan tempat tinggalnya
disebut...
a. ekosistem
b. habitat
c. adaptasi
d. populasi
2. Tempat tinggal makhluk hidup disebut....
a. ekosistem
b. habitat
c. adaptasi
d. populasi
3. Kemampuan kelelawar untuk mengetahui benda-benda yang ada di depannya
walaupun dalam keadaan tanpa cahaya disebut....
a. ekosistem
b. ekolokasi
c. adaptasi
d. mimikri
4. Ciri-ciri hewan yang hidup di kutub adalah....
a. mempunyai paruh yang lancip
b. mempunyai cakar yang kuat
c. mempunyai kaki yang panjang
d. memiliki kulit dan lapisan lemak yang tebal
5. kemampuan bunglon yang dapat merubah warna kulitnya disebut....
a. mimikri
b. ototomi
c. regenerasi
d. fragmentasi
6. Memiliki batang berongga dan daun yang lebar adalah ciri-ciri tumbuhan yang
hidup di....
a. dataran tinggi
b. dataran rendah
c. air
d. daratan
7. Mengeluarkan bau yang tidak sedap untuk menarik perhatian lalat agar membantu
proses penyerbukan adalah ciri-ciri yang dimiliki tumbuhan....
a. teratai
b. raflesia
c. kantong semar
d. kaktus
59. 59
8. Ciri khusus yang dimiliki unta adalah....
a. kaki panjang dan cakar yang kuat
b. kaki yang panjang dan punuk
c. punuk dan telinga yang lebar
d. belalai dan telinga yang lebar
9. Fungsi punuk unta adalah....
a. untuk hiasan
b. untuk menyimpan cadangan makanan
c. untuk menahan hawa dingin
d. untuk membawa barang bawaan
10. Memiliki daun yang dapat menangkap serangga adalah ciri khusus yang dimiliki
oleh tumbuhan....
a. bunga raflesia
b. kantong semar
c. bunga teratai
d. kaktus
11. Memiliki batang yang tebal dan daun yang runcing adalah ciri khusus yang
dimiliki tumbuhan....
a. salak.
b. pisang
c. kaktus
d. tumbuhan venus
12. Ciri khusus yang dimiliki pohon jati saat musim kemarau adalah....
a. menggugurkan daunnya (meranggas)
b. mengeluarkan bau tidak sedap
c. mematikan dirinya sendiri
d. daunnya runcing
13. Hidup di rawa-rawa dan mempunyai akar yang kuat adalah ciri-ciri tumbuhan....
a. eceng gondok
b. bakau
c. teratai
d. kaktus
14. Kaki memiliki guratan adalah ciri-ciri hewan....
a. katak dan ular
b. cicak dan tokek
c. bunglon dan burung
d. buaya dan ular
61. 61
Lampiran 4
Soal Siklus 2
1. Perhatikan Gambar!
Berdasarkan bentuk paruhnya burung di atas adalah pemakan...
a. daging
b. biji-bijian
c. rumput
d. ikan
2. Burung kolibri mempunyai paruh yang panjang dan runcing yang berfungsi
untuk....
a. menangkap ikan didalam air
b. menghisap nektar bunga
c. mencabik-cabik mangsanya
d. mematuk biji-bijian
3. Tumbuhan yang melindungi diri dengan duri adalah.....
a. kaktus, salak dan mawar
b. melati, anggrek dan kantung semar
c. bunga raflesia, tumbuhan venus dan mangga
d. putri malu, bunga raflesia dan kantung semar
4. Mempunyai mata yang tajam pada malam hari adalah kemampuan yang dimiliki
oleh....
a. bunglon
b. cicak
c. burung elang
d. burung hantu
62. 62
5. Memiliki pendengaran yang sangat baik adalah kemampuan yang dimiliki
oleh....
a. katak
b. burung kolibri
c. kelelawar
d. ular
6. Berdasarkan gambar di atas, cakar tersebut berfungsi untuk .....
a. mencabik-cabik mangsa
b. mengais ngais tanah
c. berenang
d. berlar
7. Berdasarkan gambar diatas, kaki tersebut berfungsi untuk.....
a. berlari
b. mengoyak mangsa
c. berenang
d. mengais-ngais tanah
8. Hewan yang memiliki lidah panjang untuk menangkap mangsanya adalah....
a. ayam
b. bebek
c. bunglon
d. buaya
63. 63
9. Kaki panjang burung bangau berfungsi untuk....
a. berenang
b. menangkap mangsa
c. berjalan di lumpur
d. mencengkeram mangsa
10. Kaki panjang unta berfungsi untuk....
a. menjauhkan badan unta dari panasnya gurun untuk mengurangi penguapan
b. menangkap mangsa
c. melindungi diri dari musuh
d. berlari kencang
11. Tumbuhan hijau melakukan fotosintesis pada β¦.
a. daunnya c. bunganya
b. batangnya d. akarnya
12. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakan denga cara setek ialah β¦.
a. padi, jagung, kangkung c. singkong, tebu, kangkung
b. kentang, bawang, llobak d. terung, buncing kedelai
13. Gigi taring pada manusia berguna untuk β¦.
a. menggigit makanan c. mencabik makanan
b. mengunyah makanan d. memotong makanan
14. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur mempunyai ciri β¦.
a. berkaki empat c. memiliki kelenjar susu
b. mempunyai sisik d. memiliki daun telinga
15. Perkembangbiakan hewan dimana embrionya berkembang dalam telur di dalam
tubuh induknya, kemudian akan menetas dan akan dikeluarkan melalui proses
melahirkan dialami oleh hewanβ¦
a. gajah
b. harimau
c. katak
d. ular boa
64. 64
Lampiran 5
Kunci Jawaban
Siklus 1 Siklus 2
No Kunci No Kunci
1 C 1 D
2 B 2 B
3 C 3 B
4 D 4 C
5 A 5 C
6 B 6 A
7 B 7 C
8 C 8 C
9 B 9 B
10 B 10 A
11 A 11 A
12 A 12 C
13 B 13 C
14 D 14 B
15 B 15 D
65. 65
Lampiran 6
Nama Siswa Seubyek Penelitian
NO NAMA SISWA L/P Keterangan
1 Ayudhia Rohmadhani Sirait L 70
2 Desi Putri Ardani L 75
3 Erni Kurniawati L 66
4 Fitrah Arifki Putra P 68
5 Hairunisyah P 65
6 Haryani L 69
7 Imam Akbar Al Syahbur L 70
8 Irnandi L 60
9 Juliani P 70
10 M. Erwi Riski P 74
11 M.Sofyan P 75
12 Miftahul Jannah L 74
13 Muh. Reren Sofyan L 70
14 Muh.Hendra Ilham L 73
15 Muhammad Syamsul Rijal L 74
16 Muhlis Mufaris P 70
17 Mustahul Ahyar L 74
18 Nurfitriyana L 70
19 Nur haedah P 74
20 Sarif Hidayat P 74
21 Sartika Sulastri P 73
22 Sulfi Ula Iksan P 67
23 Suryadin P 74
68. 68
Lampiran 9
Aktivitas Guru Siklus 1
No
Aktivitas Guru Model Pembelajaran
Index Card Match
Skor
5 4 3 2 1
1 Guru membuat potongan-potongan kartu
sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam
kelas.
5 - - - -
2 Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut
menjadi dua bagian yang sama.
- 4
3 Pada separuh bagian potongan kartu-kartu,
guru menuliskan pertanyaan tentang materi
yang akan dipelajari. Setiap kartu berisi satu
pertanyaan.
- 4 - - -
4 Pada separuh kartu yang lain, guru menuliskan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat.
- 4 - -
5 Guru mengocok semua kartu sehingga akan
tercampur antara pertanyaan dan jawaban.
- - 3 - -
6 Guru membagikan satu kartu kepada setiap
siswa. Guru selanjutnya menjelaskan bahwa ini
adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan.
Separuh dari jumlah siswa akan mendapatkan
pertanyaan dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban.
- - 3 - -
7 Guru meminta kepada siswa untuk menemukan
pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, guru meminta kepada
mereka untuk duduk berdekatan. Guru juga
menjelaskan agar mereka tidak memberitahu
materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain.
- 4 - -
8 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, guru meminta kepada setiap
pasangan secara bergantian untuk membacakan
pertanyaan yang diperoleh dengan keras
kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya
pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangannya.
- 4 - -
9 Guru mengakhiri proses ini dengan membuat
klarifikasi dan kesimpulan.
- - 3 - -
Jumlah 5 20 9 0 0
Total 34
Persentase Keaktifan 75,56
Skor Masimal 45
69. 69
Lampiran 10
Aktivitas Guru Siklus 2
No
Aktivitas Guru Model Pembelajaran
Index Card Match
Skor
5 4 3 2 1
1 Guru membuat potongan-potongan kartu
sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam
kelas.
5 - - - -
2 Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut
menjadi dua bagian yang sama.
5 - - - -
3 Pada separuh bagian potongan kartu-kartu,
guru menuliskan pertanyaan tentang materi
yang akan dipelajari. Setiap kartu berisi satu
pertanyaan.
5 - - - -
4 Pada separuh kartu yang lain, guru menuliskan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat.
5 - - - -
5 Guru mengocok semua kartu sehingga akan
tercampur antara pertanyaan dan jawaban.
5 - - - -
6 Guru membagikan satu kartu kepada setiap
siswa. Guru selanjutnya menjelaskan bahwa ini
adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan.
Separuh dari jumlah siswa akan mendapatkan
pertanyaan dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban.
5 - - - -
7 Guru meminta kepada siswa untuk menemukan
pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, guru meminta kepada
mereka untuk duduk berdekatan. Guru juga
menjelaskan agar mereka tidak memberitahu
materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain.
5 - - - -
8 Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
duduk berdekatan, guru meminta kepada setiap
pasangan secara bergantian untuk membacakan
pertanyaan yang diperoleh dengan keras
kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya
pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangannya.
- 4 - - -
9 Guru mengakhiri proses ini dengan membuat
klarifikasi dan kesimpulan.
5 - - - -
Jumlah 40 4 0 0 0
Total 44
Persentase Keaktifan 97,78
Skor Masimal 45
70. 70
Lampiran 11
Hasil Belajar Siswa Siklus 1
NO NAMA SISWA L/P NILAI TUNTAS
BELUM
TUNTAS
1 Ayudhia Rohmadhani Sirait L 70 - Belum Tuntas
2 Desi Putri Ardani L 75 Tuntas -
3 Erni Kurniawati L 66 - Belum Tuntas
4 Fitrah Arifki Putra P 68 - Belum Tuntas
5 Hairunisyah P 65 - Belum Tuntas
6 Haryani L 69 - Belum Tuntas
7 Imam Akbar Al Syahbur L 70 - Belum Tuntas
8 Irnandi L 60 - Belum Tuntas
9 Juliani P 70 - Belum Tuntas
10 M. Erwi Riski P 74 - Belum Tuntas
11 M.Sofyan P 75 Tuntas -
12 Miftahul Jannah L 74 - Belum Tuntas
13 Muh. Reren Sofyan L 70 - Belum Tuntas
14 Muh.Hendra Ilham L 73 - Belum Tuntas
15 Muhammad Syamsul Rijal L 74 - Belum Tuntas
16 Muhlis Mufaris P 70 - Belum Tuntas
17 Mustahul Ahyar L 74 - Belum Tuntas
18 Nurfitriyana L 70 - Belum Tuntas
19 Nur haedah P 74 - Belum Tuntas
20 Sarif Hidayat P 74 - Belum Tuntas
21 Sartika Sulastri P 73 - Belum Tuntas
22 Sulfi Ula Iksan P 67 - Belum Tuntas
23 Suryadin P 74 - Belum Tuntas
Jumlah 1629 2 21
Rata-Rata 70,83 - -
Persentase yang Tuntas 2 8,70
Persentase yang Belum Tuntas 21 91,30
71. 71
Lampiran 12
Hasil Belajar Siswa Siklus 2
NO NAMA SISWA L/P NILAI TUNTAS
BELUM
TUNTAS
1 Ayudhia Rohmadhani Sirait L 95 Tuntas -
2 Desi Putri Ardani L 75 Tuntas -
3 Erni Kurniawati L 85 Tuntas -
4 Fitrah Arifki Putra P 85 Tuntas -
5 Hairunisyah P 90 Tuntas -
6 Haryani L 85 Tuntas -
7 Imam Akbar Al Syahbur L 95 Tuntas -
8 Irnandi L 90 Tuntas -
9 Juliani P 95 Tuntas -
10 M. Erwi Riski P 95 Tuntas -
11 M.Sofyan P 95 Tuntas -
12 Miftahul Jannah L 85 Tuntas -
13 Muh. Reren Sofyan L 95 Tuntas -
14 Muh.Hendra Ilham L 85 Tuntas -
15 Muhammad Syamsul Rijal L 95 Tuntas -
16 Muhlis Mufaris P 95 Tuntas -
17 Mustahul Ahyar L 90 Tuntas -
18 Nurfitriyana L 95 Tuntas -
19 Nur haedah P 95 Tuntas -
20 Sarif Hidayat P 90 Tuntas -
21 Sartika Sulastri P 93 Tuntas -
22 Sulfi Ula Iksan P 95 Tuntas -
23 Suryadin P 74 - Belum Tuntas
Jumlah 2072 22 1
Rata-Rata 90,09 - -
Persentase yang Tuntas 1 95,65
Persentase yang Belum Tuntas 22 4,35
72. 72
Lampiran 13
BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada hari ini : Sabtu
Tanggal : 13 Oktober 2018
Pukul : 10.00.wita
Bertempat di ruang : Ruang Guru SDN 26 Kota Bima
Pada Sekolah : SDN 26 Kota Bima
Dengan alamat : Rabadompu Barat
Nomor Telephon/Fax :
e-mail :
Telah diselenggarakan acara Seminar Hasil Penelitian:
Dengan Judul :
Hasil Karya : Muhammad Yunus.S.Pd
NIP : 197604221999021001
Jabatan : Guru
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Tempat Tugas : SDN 39 Kota Bima
Alamat Rumah : Rabadompu Barat
Nomor Telphon/ HP : 085 253 492 820
e - mail :
Pada Acara Seminar tersebut :
Sebagai Penyaji : Muhammad Yunus, S.Pd
Sebagai Moderator : Usman Ishaka,S.Pd.SD
Sebagai Pembahas : Nurhikmah.S.Pdi
Susunan Acara Seminar : (a)Pembukaan, (b)Sambutan Kepala Sekolah dan /
atau Pengawas Sekolah, (c)Pemaparan Singkat Laporan Hasil Penelitian Oleh
Penyaji/ Penulis Laporan, (d)Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari
Peserta Seminar dan Tanggapan dari Penyaji, (e)Penutup.
Jumlah Peserta yang Hadir : 20 Orang (Daftar Hadir Terlampir)
Adapun Notulen Jalannya Acara Seminar, Print Out Bahan Tayang Paparan Penyaji
serta Foto Kegiatan Seminar sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kota Bima, 13 Oktober 2018
Mengetahui
KepalaSekolah SDN 26 Kota Bima Ketua KKG Gugus V Kec Raba
MASYKUR H.FATAHULLAH.S.Pd SRI WAHYUNI,S.Pd
NIP. 195912311978121123 NIP. 196807221989062002
73. 73
Lampiran 14
DAFTAR HADIR ACARA PELAKSANAAN SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dengan Judul :
βPenerapan Model Pembelajaran Index Card Match Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI di SDN 26 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2018/2019β
Hasil Karya : Muhammad Yunus, S.Pd
NIP : 197407312002122005
Jabatan : Guru Pertama
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Padahari/ Tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018
Pukul : 10.00 wita
Bertempat di ruang : KKG Gugus V Kec. Raba
Pada Sekolah : SDN 39 Kota Bima
Dengan alamat : Rabadompu Barat
Peserta yang hadir sbb. :
No Nama Jabatan AsalSekolah/Instansi TandaTangan
1. Masykur H. Fatahullah.S.Pd Guru SDN 26 Kota Bima 1.
2.2. Hj.Nurhaerati.A.Ma.Pd Guru SDN 26 Kota Bima
3. Emi Hartati Guru SDN 26 Kota Bima 3.
4.4. Hj.Siti Hawa Jija Guru SDN 26 Kota Bima
5. Usman Ishaka,S.Pd.SD Guru SDN 26 Kota Bima 5.
6.6. Fatmah A.Wahid.A.Ma.Pd Guru SDN 26 Kota Bima
7. Hj.Ety Kusmiaty.A.Ma.Pd Guru SDN 26 Kota Bima 7.
8.8. Hj.Aswati.A.Ma.Pd Guru SDN 26 Kota Bima
9. Endang Yuniarti.A.Ma Guru SDN 26 Kota Bima 9.
10.10. Nurhikmah.S.Pdi Guru SDN 26 Kota Bima
11. Nuhraningsih.A.Ma Guru SDN 26 Kota Bima 11.
12.12. Muhdar Abdullah Guru SDN 27 Kota Bima
13. Hj. Nursani Guru SDN 27 Kota Bima 13.
14.14. Sri Naning,S.Pd Guru SDN 27 Kota Bima
15. Sukardin,S.Pd Guru SDN 39 Kota Bima 15.
16.16. Hj.Ramlah,A.Ma.Pd Guru SDN 39 Kota Bima
17. Fatimasyah,A.Ma Guru SDN 39 Kota Bima 17.
18.18. Agussalim,S.Pdi Guru SDN 39 Kota Bima
19. I.Nyoman Astawa Guru SDN 39 Kota Bima 19.
20.20. Nasruddin.S.Pdi Guru SDN 26 Kota Bima
Kota Bima, 13 Oktober 2018
Mengetahui
KepalaSekolah SDN 26 Kota Bima Ketua KKG Gugus V Kec Raba
MASYKUR H.FATAHULLAH.S.Pd SRI WAHYUNI,S.Pd
NIP. 195912311978121123 NIP. 196807221989062002
74. 74
Lampiran 15
NOTULEN JALANNYA ACARA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dengan Judul :
βPenerapan Model Pembelajaran Index Card Match Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI di SDN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran
2018/2019β
Hasil Karya : Muhammad Yunus, S.Pd
NIP : 197407312002122005
Jabatan : Guru Pertama
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Padahari/ Tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018
Pukul : 10.00 wita
Bertempat di ruang : KKG Gugus V Kec. Raba
Pada Sekolah : SDN 26 Kota Bima
Dengan alamat : Rabadompu Barat
Jalannya Acara Seminar:
1. Pembukaan: Oleh Moderator dengan membaca Basmallah/ doβa
2. Sambutan Kepala Sekolah
3. SambutanPengawas:
4. Paparan Singkat Hasil Penelitian oleh Penyaji/ Penulis Laporan (Bahan Paparan
Terlampir)
5. Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta Seminar dan
Tanggapan dari Penyaji,
Adapun pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta Seminar terhadap Laporan
Hasil Penelitian dari Peserta Seminar dan Tanggapan dari Penyaji adalah sebagai
berikut:
No Nama Asal
Instansi
Isi pertanyaan,
kritik/ saran dan/
atau masukan
Tanggapan
Penyaji
1. Usman
Ishaka,S.Pd.SD
SDN 26
Kota Bima
Mengapa diambil
Model Pembelajaran
Index Card Match
dalam penelitian
Saudara?
Saya pilih strategi
pembelajaran ini
karena merupakan
model
pembelajaran
berkelompok
(Learning
Community)
dengan tujuan
untuk
membangkitkan
semangat siswa
dengan
mengikutsertakan
75. 75
peserta didik ikut
berpartisipasi
dalam proses
pembelajaran.
2. Sri Naning,S.Pd SDN 27
Kota Bima
Mengapa dalam
penelitian ini hanya
sampai siklus 2,
tidak ada siklus 3.
Apa alasannya?
Sampai siklus 2
karena didasarkan
indicator
keberhasilan yang
telah ditentukan.
Yaitu jika secara
klasikal mencapai
ketuntasan 85%,
karena pada saat
siklus 2 telah
mencapai di atas
85% maka tidak
perlu dilanjutkan
siklus ke 3.
Artinya tergantung
indicator yang
ditentukan.
6. Penutup: Oleh Moderator, dengan membaca Hamdallah/ doβa.
Kota Bima, 13 Oktober 2018
Mengetahui
KepalaSekolah SDN 26 Kota Bima Ketua KKG Gugus V Kec Raba
MASYKUR H.FATAHULLAH.S.Pd SRI WAHYUNI,S.Pd
NIP. 195912311978121123 NIP. 196807221989062002
76. 76
Lampiran 16
BAHAN TAYANG PAPARAN PENYAJI PADA ACARA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dengan Judul :βPenerapan Model Pembelajaran Index Card Match
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI di SDN 26
Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019β
Hasil Karya : Muhammad Yunus, S.Pd
NIP : 197407312002122005
Jabatan : Guru Pertama
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Padahari/ Tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018
Pukul : 10.00 wita
Bertempat di ruang : KKG Gugus V Kec. Raba
Pada Sekolah : SDN 39 Kota Bima
Dengan alamat : Rabadompu Barat
JUDUL LAPORAN DANIDENTITAS
PENYAJI
Terlampir
BAB I
Terlampir
77. 77
Lampiran 17
FOTO KEGIATAN PADA ACARA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dengan Judul : :βPenerapan Model Pembelajaran Index Card Match
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI di SDN 26
Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019β
Hasil Karya : Muhammad Yunus, S.Pd
NIP : 197407312002122005
Jabatan : Guru Pertama
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Padahari/ Tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018
Pukul : 10.00 wita
Bertempat di ruang : KKG Gugus V Kec. Raba
Pada Sekolah : SDN 39 Kota Bima
Dengan alamat : Rabadompu Barat
FOTO SPANDUKACARA SEMINAR FOTO MODERATORSAAT
MEMBUKA ACARA
FOTO SAMBUTANKEPSEK FOTO SAMBUTANPENGAWAS
79. 79
Lampiran 18
SUSUNAN PANITIA SEMINAR HASIL PENELITIAN
1. Penanggung Jawab : β¦β¦β¦β¦β¦β¦(Kepalaβ¦β¦β¦β¦)
2. Ketua : ..β¦β¦β¦β¦β¦ (β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦)
3. Wakil Ketua : β¦β¦β¦β¦β¦.. (β¦β¦β¦β¦...β¦β¦)
4. Sekretaris/Moderator : β¦β¦β¦β¦β¦β¦(β¦β¦β¦β¦β¦.....)
5. Bendahara : β¦β¦β¦β¦β¦β¦(β¦β¦β¦β¦β¦β¦)
6. Anggota : β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (β¦β¦β¦β¦β¦β¦)
7. Anggota : β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (β¦β¦β¦β¦β¦....)
8. Anggota : β¦β¦β¦β¦β¦β¦ (β¦β¦β¦β¦....β¦)
80. 80
Lampiran 19
SURAT PERNYATAAN BAHWA LAPORAN HASIL
PENELITIAN ADALAH ASLI HASIL KARYA SENDIRI
Yang bertandatangan di bawah ini saya:
Nama : Muhammad Yunus, S.Pd
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIP : 197407312002122005
Jabatan : Guru
Pangkat/Golongan : Penata/III c
Tempat Tugas : SDN 39 Kota Bima
Alamat Rumah : Rabadompu Barat
e - mail :
Menyatakan bahwa Laporan Hasil Penelitian dengan judul: :βPenerapan Model
Pembelajaran Index Card Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VI di SDN 26 Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019β
Adalah benar-benar asli hasil karya saya sendiri.
Demikian suratpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata
pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia untuk diproses dan menerima
sanksi sesuai dengan hukum atau peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kota Bima, 13 Oktober 2018
Mengetahui
KepalaSekolah SDN 26 Kota Bima Ketua KKG Gugus V Kec Raba
MASYKUR H.FATAHULLAH.S.Pd SRI WAHYUNI,S.Pd
NIP. 195912311978121123 NIP. 196807221989062002
81. 81
Lampiran 20
SURAT PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN
PEMERINTAH KOTA BIMA
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SDN 39 KOTA BIMA
Jln. Belimbing. Rabadompu Barat.Kec RabaKota Bima
SURAT PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN
Yang bertandatangan di bawah ini saya:
Nama :
Jenis Kelamin :
NIP :
Jabatan : Kepala Perpustakaanβ¦..β¦β¦
Pangkat/Golongan :
TempatTugas :
Menyatakan bahwa Laporan Hasil Penelitian:
Dengan Judul :
Hasil Karya :
NIP :
Jabatan :
Pangkat/Golongan :
Tempat Tugas :
Alamat Rumah :
Nomor Telphon/ HP :
e - mail :
Telah disimpan dan dijadikan referensi di Perpustakaan β¦β¦β¦β¦β¦
Dengan nomor registrasi/ klasifikasi/ katalog β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...
Demikian suratpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.