SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
STRUKTUR JARINGAN DALAM ADOPSI
INOVASI: STUDI KONSEPTUAL
Sanaji
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya,
Email: dataaji03@gmail.com.
Abstract
Deployment of innovations to the social system is believed to be a trigger of
changes in society. How the dissemination of innovation in society can be
explained is the question you want to discuss in this article. Specifically, this
paper aims to describe how the theory of social networks (social network
analysis) can be used to explain the adoption of innovation. It emphasized
in relation to the network structure characteristic of innovation adoption
decisions as a result of the effects of imitation behavior and the effect of
actor innovation.
Keywords: adoption, diffusion, innovation, network structure, imitation
behavior
Abstrak
Penyebaran inovasi ke sistem sosial diyakini menjadi pemicu terjadinya
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Bagaimana penyebaran
inovasi dalam masyarakat dapat dijelaskan merupakan pertanyaan yang
ingin didiskusikan pada artikel ini. Secara spesifik, tulisan ini bertujuan
mendeskripsikan bagaimana teori jaringan sosial (social network analysis)
dapat digunakan untuk menjelaskan adopsi inovasi. Fokus tulisasn ditekankan
pada relasi karakteristik struktur jaringan dengan keputusan adopsi inovasi
sebagai akibat efek perilaku imitasi dan efek keinovatifan aktor.
Kata kunci: adopsi, difusi, inovasi, struktur jaringan, keinovatifan, perilaku
imitasi
136 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
PENDAHULUAN
Penyebaran inovasi diyakini menjadi unsur kunci perubahan sosial dan
perkembangan masyarakat modern (Rogers, 2003). Studi-studi sebelumnya
menunjukkan korelasi positif difusi TIK dengan indikator kesejahteraan
masyarakat suatu negara. Studi Kim (2004) pada negara berkembang di
kawasan Asia-Pasifik menyimpulkan bahwa penggunaan TIK berkorelasi
positif dengan pendapatn per kapita. Penggunaan TIK juga berkorelasi
positif dengan produktivitas, baik pada level mikro (Brynjolfsson & Hitt,
1996; 2000) maupun level makro (Dewan & Kraemer, 2000; Dedrick et al.,
2013). Temuan-temuan tersebut menunjukkan peran penting TIK dalam
pembangunan ekonomi, sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas,
karena aktivitas ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi) dapat
berlangsung lebih efisien.
Apa yang menarik dari penggunaan TIK pada industri perbankan?
Perkembangan TIK itu menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi
industri perbankan. Sebagai sebuah peluang, TIK mendorong penciptaan
inovasi-inovasi produk, proses, dan organisasional bagi bank dan industri,
yang berpotensi menciptakan pasar atau model bisnis baru. Melalui inovasi
produk dan proses, bank berpeluang dapat memberikan layanan baru yang
lebih baik kepada konsumennya, yang berpotensi menjadi basis memperoleh
pendapatan baru. Sebagai tantangan, TIK yang ditransformasikan menjadi
inovasi produk atau layanan memerlukan (1) kolaborasi (Oshikoya &
Hussain, 1998; Brynjolfsson & Hitt, 2000; Wu, 2012) dan (2) tergantung dari
kesiapan konsumen dalam menggunakannya (Davis, 1989; Rogers, 2003;
Kotler & Keller 2013). Kolaborasi dibutuhkan dengan bank lain, bahkan
dengan perusahaan dari industri berbeda. Perusahaan tidak akan dapat
memetik manfaat optimal, jika tidak berkolaborasi dengan pihak lain, mulai
dari penyediaan infrastruktur hingga penyampaian (delivery) layanan kepada
masyarakat. Hal ini terkait dengan sifat TIK yang interconnected sebagai
media transmisi data dan memerlukan jumlah pengguna tertentu (critical
mass) agar diperoleh manfaat secara maksimal (Fichman, 1992). Critical
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 137
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
mass berkaitan dengan skala dan skope ekonomi untuk menekan biaya
transaksi dalam operasi perbankan (Marinč, 2013). Semakin luas jejaring
kerjasama, semakin tinggi kemungkinan konsumen bersedia menggunakan
inovasi layanan bank, dan skala ekonomi akan lebih cepat tercapai. Dari sisi
konsumen, keluasan jaringan penggunaan inovasi layanan bank, akan lebih
memudahkan dalam melakukan transaksi.
Jika penggunaan TIK di industri perbankan, berpotensi meningkatkan
efisiensi transaksi secara makro, maka pertanyaannya adalah bagaimana
agar inovasi layanan perbankan yang difasilitasi oleh TIK tersebut dapat
lebih cepat dan mudah diterima oleh target pengguna. Berbagai layanan
perbankan berbasis TIK telah berjalan di Indonesia, yang secara umum
disebut electronic banking. Bentuk layanan ini meliputi Transfer Elektronik
melalui sistem BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) meliputi Karrtu
kredit danAccount Based Card (KartuATM dan Debet), dan Uang Elektronik
(e-money) (BI, 2008).
Tulisan ini difokuskan pada difusi uang elektronik, yang masih relatif
baru dikenalkan di Indonesia, yaitu padaApril 2007. Legalisasi penggunaan
uang elektronik diatur melalui PBI Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang
Elektronik (Electronic Money) dan diperbaharui dengan PBI Nomor 16/
8 /PBI/2014. Penggunaan uang elektronik telah menjadi trend baru dalam
mewujudkan cashless society di dunia, terutama untuk transaksi ritel.
Mencermati fakta empirik tentang difusi e-money di Indonesia,
menarik untuk diamati mengenai faktor-faktor penjelasnya. Dalam perspektif
sistem, difusi e-money merupakan realitas yang kompleks, tercermin dari
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yang bersifat hierarkis dan horisontal.
Pihak-pihak tersebut meliputi Bank Indonesia sebagai regulator, principal,
aquairer, bank, merchant, dan pengguna, maka realitas difusi e-money
adalah kompleks. Puncak hierarki adalah Bank Indonesia sebagai aktor
utama, yang bertugas sebagai inisitor dan regulator layanan uang elektronik
yang mempengaruhi semua pelaku lainnya. Berikutnya adalah penerbit,
138 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
baik bank maupun non bank yang menjadi penyedia jasa uang elektronik
kepada pelanggannya yang langsung berhubungan dengan merchant dan
pengguna akhir.
Menurut teori difusi inovasi (Bass, 1969) jumlah adopsi inovasi
pada periode t dipengaruhi oleh jumlah adopsi sebelumnya (t-1). Dalam
menjelaskan pola difusi inovasi, terdapat dua parameter yang diestimasi
yaitu koefisien keinovatifan dan koefisien perilaku imitasi. Model ini telah
banyak digunakan untuk memprediksi difusi durable goods dan penggunaan
teknologi informasi (Sultan et al., 1990). Problem yang dihadapi peneliti
dalam penggunaan model Bass adalah estimasi terhadap dua parameter
tersebut dan penetapkan ukuran pasar potensial. Terkait dengan estimasi
parameter keinovatifan dan imitasi, Liu et al. (2005) menggunakan model
matematik untuk mengestimasi koefisien keinovatifan dan koefisien imitasi
berbasis teori jaringan social (social network). Konsisten dengan model
difusi Bass (1969), Liu et al. (2005) menggunakan dimensi waktu sebagai
unit analisis.
Berbeda dengan studi Liu et al. (2005) artikel ini bertujuan
mendeskripsikan bagaimana struktur jaringan mempengaruhi adopsi
e-money. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengaruh karakteristik struktur
jaringan (network structure) dari para aktor dalam jaringan menggunakan
e-money. Artikel ini diharapkan mengurangi kesenjangan teoritik tentang
difusi inovasi di industri perbankan. Penggunaan teori jaringan masih relatif
terbatas untuk memahami kontribusi struktur jaringan dalam difusi inovasi
layanan perbankan. Pada bagian berikutnya diuraikan model difusi inovasi
dan penjelasan konseptual peran struktur jaringan dalam menjelaskan adopsi
inovasi e-money.
TEORI DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI
Inovasi adalah ide, tindakan, atau objek yang dianggap baru oleh
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 139
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
individu (Rogers, 2003; Kotler dan Keller, 2013).Teori difusi inovasi
menjelaskan bagaimana penyebaran suatu ide baru ke sistem sosial atau
populasi. Difusi adalah proses penyebaran inovasi melalui saluran komunikasi
tertentu dalam jangka waktu tertentu kepada anggota sistem sosial (Rogers,
2003; Bass, 1969). Dari telaah literatur difusi inovasi, diketahui bahwa
terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi difusi inovasi, yaitu faktor
eksternal dan faktor internal (Bass, 1969; Dodds, 1971; Bass et al, 1994,
Wrigth et al, 1997). Teori awal tentang difusi inovasi memberi penjelasan
yang berkebalikan, yaitu difusi inovasi oleh komunikasi media massa
(Fourt & Woodlock, 1960) dan pengaruh interpersonal atau perilaku imitasi
(Mansfield, 1961). Rogers (1962; 2003) dan Bass (1969) mengintegrasikan
kedua faktor tersebut dalam model teori difusi inovasi. Pengaruh faktor
eksternal disebut faktor inovasi. Pengaruh faktor inovasi mencerminkan
kekuatan inovasi dalam meraih respon para adopter awal atau innovators,
sedangkan faktor internal disebut imitator adalah kekuatan yang bersumber
dari interaksi calon adopter dengan adopter sebelumnya (Bass, 1969).
Teori difusi inovasi mendasarkan pada asumsi bahwa prediksi permintaan atas
inovasi sepanjang waktu oleh target pemakai mengikuti kurva S (S-Curve) (Bass,
1969; Rogers, 2003). Kurva ini menjelaskan bahwa individu-individu dalam
sistem sosial memiliki kecepatan berbeda dalam mengadopsi suatu inovasi, karena
individu memiliki tingkat keinovatifan (inovativeness) berbeda. Tingkat keinovatifan
dikelompokkan menjadi lima, yaitu inovator (2,5%), adopter awal (13,5%), mayoritas
awal (34%), mayoritas akhir (34%), dan kolot (laggards=2,5%) (Rogers, 2003) yang
mana waktu pengadosiannya mengikuti distribusi normal (Gambar 1a). Kelompok
individu yang lebih awal mengadopsi inovasi berarti lebih inovatif. Rogers (2003)
dan Bass (1969) mengakui adanya perbedaan keinovatifan individu, tetapi mereka
berbeda dalam mendefinisikan (Mahajan et al, 1990). Kelompok awal yang termasuk
inovator dalam teori Rogers, belum tentu mereka adalah inovator menurut teori Bass,
karena bisa jadi mereka membeli karena pengaruh iklan. Perbedaan pengertian ini,
semakin jelas, ketika dihubungkan dengan keberadaan imitator dalam teori Bass.
Menurut teori Bass, inovator selalu ada dalam sepanjang periode waktu adopsi, tetapi
140 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
jumlahnya semakin menurun, seperti tampak pada Gambar 1b.
Time
a. Model difusi inovasi Rogers (2003) b. Model difusi inovasi Bass (1969)
Gambar 1 Model Kurva Difusi Inovasi
Dalam menjelaskan difusi inovasi, Rogers menekankan pada aspek
mental atau psikologis unit adopter, yaitu menggunakan teori perilaku.
Menurut Rogers (2003) kecepatan difusi inovasi, selain dipengaruhi
oleh karakteristik individu, juga dipengaruhi karakteristik inovasi, yaitu
keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, dapat diuji cobanya
(trialability), dan observabilitas.
Adapun Bass (1969) menjelaskan aspek keprilakuan dalam proses
difusi inovasi dengan model matematika. Model ini dilandasi asumsi dasar
bahwa probalilitas terjadinya pembelian pertama (initial purchase) pada
waktu tertentu bagi individu yang sebelumnya belum pernah membeli
merupakan fungsi linier dari jumlah pembeli sebelumnya (Bass, 1969). Bass
model menggunakan dua variabel untuk memprediksi permintaan produk
baru pada waktu tertentu (ti), yaitu variabel keinovatifan dan variabel perilaku
imitasi. Estimasi model Bass (1969) berlandaskan pada asumsi-asumsi
keprilakuan dan matematika. Menurut Dodds (1973; Wrigth, 1997), asumsi
keperilakuan dan matematika model Bass adalah sebagai berikut:
Selama periode tertentu, terdapat sejumlah m pasar potensial dan tidak
terjadi pembelian ulang (repeat purchase).
Probabilitas pembelian pada waktu T bagi individu yang belum pernah
membeli adalah sebagai berikut:
P(T) = p + q/m Y(T) (1)
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 141
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
Dimana:
P(T)= probabilitas individu mengadopsi inovasi yang belum pernah
digunakan
p = koefisien inovasi
q= koefisien imitasi
m= besar pasar potensial
Y(T)= jumlah pembeli sebelumnya di waktu T.
Berdasarkan model Bass ini, untuk memprediksi permintaan atau
penggunaan layanan listrik prabayar pada waktu T, maka harus dicari terlebih
dahulu nilai p, q, dan m.
Misalkan, penjualan adalah terdiri dari keseluruhan individu yang
telah mengadopsi inovasi, maka:
S(T) = P(T) [m - Y(T)]
atau dari persamaan (1) diperoleh:
S(T) = pm + (q - p) Y(T) - (q / m)[Y(T)]2 (2)
Dimana:
S(T) = Jumlah penjualan atau adopsi keseluruhan sampai waktu T,
p = koefisian inovasi, yaitu probabilitas pembelian pertama saat T = 0,
q = koefisien imitasi
m = jumlah pembelian awal (initial purchase) selama periode total,
Y(T) = jumlah pembeli sebelumnya pada waktu T.
Teori ini mengasumsikan bahwa pembelian awal bersifat kontinyu
(terus-menerus) dan merupakan fungsi kepadatan (density) waktu., sehingga
solusinya adalah:
(3)
Estimasi parameter p, q dan m dari data time series dianalogkan dengan
model persamaan 2, sehingga persamaan 2 dapat dikonversi menjadi model
persamaan kuadrat dan selanjutnya diestimasi dengan regresi ordinary least
square (OLS). Persamaan 2 dikonversi menjadi:
S(T) = a + b Y(T - l) + c [ Y(T - l) ]2 (4)
T =1, 2, 3, ...
142 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
Parameter m, p, dan q identik dengan koefisien regresi, sehingga
menggunakan rumus ABC, bisa dicari:
q = -mc; p = a/m; dan
(5)
Selanjutnya untuk memprediksi penjualan, estimasi parameter m, p
dan q disubsitusikan ke persamaan (3).
Substansi dari proses estimasi dari model Bass adalah mencari
parameter p (keinovatifan), q (imitasi), dan m (pasar potensial) yang dicari
dari data time series. Oleh karena itu, parameter p dan q pada model Bass
sebenarnya tidak dilakukan pengukuran terhadap variabelnya, melainkan
berbasis asumsi untuk menginterpretasinya. Meskipun demikian, secara
teoritik keinovatifan dan perilaku imitatif merupakan konsep yang dapat
diamati, sehingga dapat diidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi.
Pada uraian selanjutnya, didiskusikan bagaimana peran karakteristik struktur
jaringan dalam menjelaskan keinovatifan dan perilaku imitasi dalam adopsi
inovasi.
PERAN NETWORK STRUCTURE DAN ADOPSI INOVASI
Suatu inovasi menyebar ke sistem sosial melalui saluran komunikasi
tertentu dan memerlukan waktu (Rogers, 2003). Saluran komunikasi
untuk menyebarkan gagasan baru dapat berupa saluran pribadi maupun
saluran non pribadi (Kotler dan Keller, 2013). Sebuah jaringan (network)
adalah sekumpulan entitas yang saling terhubung dalam suatu hubungan
(relationship) (Wasserman & Faust, 1994; Liu et al., 2005). Wujud entitas,
bisa orang, organisasi, negara, atau kelompok. Penjelasan teori jaringan
dalam studi difusi inovasi adalah bahwa struktur sosial mempengaruhi
kecepatan penyebaran (spread) inovasi melalui pembentukan pola interaksi
antar anggota (Liu et al., 2005). Dalam suatu jaringan, entitas cenderung
berperilaku seperti yang dilakukan oleh entitas lainnya, karena penerimaan
gagasan baru cenderung berisiko, sehingga calon pengguna inovasi perlu
keyakinan untuk mengambil keputusan dengan menyandarkan referensinya
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 143
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
pada orang-orang yang telah menggunakan.
Perilaku aktor dalam menerima gagasan-gagasan baru ini dipengaruhi
oleh posisinya dalam struktur jaringan. Oleh karena itu, sifat struktural
jaringan diproposisikan mempengaruhi probabilitas entitas menerima
inovasi. Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana teori difusi inovasi
yang menyatakan bahwa keputusan seseorang untuk mengadopsi inovasi
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor perilaku imitasi dan faktor
keinofativan dapat dijelaskan oleh teori jaringan sosial. Lebih spesifik,
karakteristik struktur jaringan apa saja yang mempengaruhi perilaku imitatif
dan keinofatifan.
Karakteristik struktural jaringan merepresentasikan ciri-ciri utama
suatu jaringan yang berimplikasi pada bagaimana antar aktor berinteraksi
di dalam jaringanya ataupun dengan sistem di luar jaringan. Berbasis
telaah literatur jaringan sosial, Liu et al. (2005) mengidentifikasi ciri-ciri
tersebut meliputi sentralitas (centrality), kendala (constraint), jangkauan
(range), sentralisasi (centralization), kepadatan (density) dan kelekatan
(embeddedness). Pada konteks keputusan adopsi dan difusi inovasi,
karakteristik struktur jaringan tersebut memiliki jalur yang berbeda dalam
mempengaruhi adopsi inovasi, yaitu jalur yang mempengaruhi keinovatifan
dan jalur perilaku imitatif.
Karakteristik struktur jaringan dan keinovatifan
Keinovatifan merupakan karakteristik bawaan (given) yang
mencerminkan kecepatan aktor dalam menerima inovasi lebih dahulu
daripada aktor lainnya. Pada level individual, individu yang inovatif dicirikan
oleh karakteristik status sosial ekonomi yang lebih tinggi daripada anggota
masyarakat pada umumnya, memiliki hubungan yang luas dengan orang
luar dan lebih kosmospolis (Rogers, 2003). Aktor-aktor dengan ciri yang
demikian umumnya lebih terbuka terhadap gagasan baru dan lebih berani
mengambil risiko, sehingga lebih cepat dalam mengadopsi inovasi. Dalam
perspektif jaringan sosial, aktor-aktor dengan keinovatifan yang tinggi
144 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
memiliki kedudukan kunci dalam jaringannya. Tiga karakteristik struktur
jaringa sosial yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap keinovatifan, yaitu
sentralitas, kendala, dan jangkauan.
Sentralitas merupakan properti kunci dari aktor dalam jaringan,
dan menjadi ukuran struktural tentang pentingnya aktor dalam jaringan
(Freeman, 1979). Seorang aktor memiliki sentralitas tinggi dalam jaringan,
jika memiliki sejumlah besar hubungan dengan aktor-aktor lain, atau jika
menempati posisi strategis dalam struktur keseluruhan jaringan (Scott, 1991).
Menurut perspektif manajemen strategi berbasis sumber daya, sentralitas
menunjukkan tingkat potensi sumber daya yang tersedia bagi aktor (Pfeffer
dan Salancik, 1978). Oleh karena itu, aktor yang memiliki sumber daya lebih
besar cenderung memiliki sentralitas lebih tinggi dan memiliki intensitas
kontak yang lebih besar pula dalam struktur jaringan (Liu et al., 2005).
Sentralitas aktor berpengaruh positif terhadap keinovatifan, yang didasari
pada tiga argumen, yaitu resource-based, information-based, dan status-
based.Argumentasi berbasisAktor yang memiliki sentralitas tinggi umumnya
memiliki sumber daya yang lebih besar (Galaskiewicz, 1979; Rogers, 2003),
memperoleh akses informasi yang lebih luas (Rogers, 2003), dan memiliki
status yang lebih tinggi dalam struktur jaringan (Rogers, 2003), sehingga
cenderung lebih awal dalam menerima inovasi yang ditawarkan ke sistem
sosial. Validasi empirik dalam adopsi e-money mengisyaratkan proposisi
ini. Misal, pada level penerbit e-money, yang menjadi adopter awal adalah
perusahaan operator seluler dan bank yang memiliki basis pelanggan terbesar.
Demikian pula, pada level merchant, yang menjadi pioner dalam layanan
e-money adalah merchant yang memiliki basis pelanggan besar, seperti
operator jalan tol dan toko berjaringan.
Karakteristik struktural jaringan berikutnya yang berpengaruh terhadap
keinovatifan adalah kendala (constraint). Kendala bersumber dari konsep
lubang struktural (structural holes) dalam jaringan, yang diartikan sebagai
non redundancy contact antar aktor (Burt, 1992). Konsep ini merujuk pada
situasi ketiadaan hubungan atau kontak langsung antara satu aktor dengan
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 145
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
aktor lainnya. Misal, suatu jaringan terdiri dari tiga aktor; A, B, dan C. A
berhubungan dengan B, dan B berhubungan dengan C, sementara A tidak
berhubungan dengan C.Aktor B memiliki posisi lebih menguntungkan, dan
dapat mengeksploitasi A dan C, karena AB memiliki akses lebih luas untuk
memperoleh informasi dan sumberdaya, baik dari A maupun C. Kondisi
demikian dapat memunculkan asymetric information bagi A dan C, karena
kemungkinan B dapat memberi informasi berbeda kepada A dan C.
Pada konteks jaringan lebih luas, terdapatnya lubang struktural dalam
jaringan merepresentasikan ketiadaan atau keterbatasan koneksi langsung
antar aktor, tetapi terjadi melalui mediasi satu aktor yang lebih dominan.
Lebih lanjut, eksistensi lubang struktural juga berpotensi pada dapat tidaknya
diperoleh manfaat secara optimal dari suatu koneksi. Misal pada konteks
penggunaan e-money, keterbatasan merchant yang dapat menerima transaksi
dari berbagai penerbit e-money tertentu mengindikasikan adanya lubang
struktural ini. Hal ini berpotensi menghambat aktor untuk menggunakan
e-money. Kolaborasi dan integrasi dari berbagai unsur pelaku dalam industri
e-money, misal perbankan, operator seluler, dan beragam merchant akan
mengurangi structural holes, sehingga hambatan atas penggunaan e-money
lebih tereduksi. Studi empiris menemukan bahwa adanya kendala yang
bersumber dari luban struktural ini berpengaruh negatif terhadap kinerja
dalam beragam konteks, seperti kinerja industri dan perkembangan karir
manajerial (Burt, 1992; Ahuja, 2000).
Karakteristik struktural jaringan ketiga yang berpengaruh terhadap
keinovatifan adalah luasnya jangkauan jaringan. Jangkauan jaringan (network
range) didefinisikan sebagai seberapa luas aktor berhubungan dengan
beragam aktor lain baik di dalam jaringan yang sama maupun dengan aktor
dari luar sistem (Liu et al., 2005). Semakin luas jangkauan jaringan, termasuk
pada aktor-aktor dari luar jaringannya, misal dari industri berbeda, semakin
tinggi keinovatifannya.
Dua argumentasi yang mendasari potensi keunggulan pada aktor
yang memiliki jaringan lebih luas adalah akses sumber daya dan akses
146 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
informasi.Aktor dengan jangkauan jaringan yang luas akan memiliki akses ke
sumber daya yang lebih beragam dari berbagai sumber, sehingga kebutuhan
pemenuhan sumber daya untuk berperilaku inovatif lebih efisien dan efektif
dalam merealisasikannya (Burt, 1992). Aktor yang memiliki jaringan luas
juga menunjukkan jaringan yang terhubung dengannya bersifat heterophily,
yang memungkinkan aktor tersebut untuk memperoleh akses informasi yang
lebih beragam dan lebih awal. Studi empirik oleh Rogers dan Kincaid (1981)
dalam difusi inovasi kesehatan menemukan bahwa jaringan yang heterophily
lebih kaya informasi.
Karakteristik struktur jaringan dan perilaku imitasi
Imitasi atau peniruan adalah fenomena sosial yang terjadi dalam
jaringan sosial, karena individu dalam sistem sosial cenderung mengikuti
apa yang dilakukan oleh aktor lainnya. Karakteristik struktur jaringan yang
dihipotesiskan berpengaruh terhadap perilaku imitasi adalah kepadatan
(dencity), sentralisasi, dan kelekatan (embededdness).
Kepadatan jaringan merujuk pada proporsi relatif keterhubungan
antar aktor dalam jaringan (Marsden, 1990). Suatu jaringan yang memiliki
kepadatan tinggi dicirikan oleh jumlah hubungan yang besar antar aktor.
Semakin banyak jumlah relasi langsung, semakin padat jaringan. Dengan
demikian, seorang aktor yang berada dalam jaringan yang padat, semakin
tinggi atau intensif interaksinya dengan aktor yang lain, yang berpotensi dapat
melakukan observasi lebih banyak informasi. Pada kondisi demikian tekanan
sosial untuk menggunakan inovasi akan semakin kuat, dan dampaknya adalah
semakin tinggi perilaku imitasinya, yaitu mengikuti perilaku yang dilakukan
oleh aktor-aktor lain dalam jaringan.
Proposisi tersebut didasarkan pada tiga argumentasi, yaitu (1)
komunikasi: semakin padat relasi dalam jaringan meningkatkan kesempatan
aktor mengkomunikasikan dan menerima gagasan inovasi, (2) informasi;
karena kepadatan jaringan berpotensi penyebaran informasi yang relatif
sama (Granovoter, 1973), sehingga kemungkinan aktor melakukan imitasi
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 147
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
lebih tinggi, daripada perilaku inovatifnya; dan (3) sosialisasi; kepadatan
jaringan meningkatkan kedekatan atau klik yang kuat antar aktor, dan
hal ini meningkatkan tekanan sosial, agar seseorang menyesuaikan diri
terhadap perilaku kelompok dalam jaringan (Kraatz, 1998). Berdasarkan
uraian tersebut dapat diduga bahwa kepadatan jaringan berpengaruh positif
terhadap perilaku imitatif. Pada konteks adopsi e-money, aktor yang memiliki
hubungan langsung tinggi dari berbagai kalangan berpotensi mendapat
informasi dan pengaruh lebih banyak tentang inovasi e-money, sehingga
kemungkinan untuk menggunakannya juga semakin tinggi.
Karakteristik struktural jaringan kedua yang berpengaruh terhadap
perilaku imitasi adalah sentralisasi. Sentralisasi jaringan berkebalikan dengan
sentralitas. Sentralisasi merujuk pada variabilitas dari sentralitas antar aktor
(Marsden, 1990). Sentralitas yang rendah berarti distribusi relasi relatif lebih
merata dalam jaringan, sehingga komunikasi antar aktor juga terdistribusi
lebih merata, atau dengan kata lain dominasi sejumlah kecil aktor tidak
terjadi. Pada kondisi demikian, penerimaan terhadap inovasi lebih disebabkan
oleh efek imitasi daripada keinovatifan dari aktor.
Karakteristik jaringan berikutnya adalah kelekatan (embeddedness).
Kelekatan merujuk pada kenyataan bahwa tindakan dan outcome ekonomis
dipengaruhi oleh kelekatan relasi antar aktor dan keseluruhan relasi dalam
jaringan (Granovetter, 1985). Tingkat kelekatan aktor dipengaruhi oleh
sejauhmana terjalin relasi dengan mitra. Semakin kuat relasi dengan mitra,
semakin kuat pula komitmen aktor untuk mempertahankan hubungan, dan
semakin tinggi pengaruh mitra dalam pengambilan keputusan aktor. Pada
kondisi demikian, untuk mempertahankan penerimaan oleh para mitra
atau relasinya, maka aktor cenderung mengikuti atau melakukan apa yang
dilakukan oleh mitranya, lebih-lebih jika mengikuti perilaku mitra akan
memberikan keuntungan ekonomis bagi aktor. pada sisi lain, embeddedness
juga meningkatkan tekanan sosial, agar seseorang menyesuaikan diri terhadap
perilaku kelompok dalam jaringan (Kraatz, 1998) sehingga meningkatkan
perilaku imitatif. Ketidakmampua dalam menyesuaikan diri dapat berujung
148 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
pada penolakan oleh anggota jaringan. Berdasarkan argumentasi ini, maka
penerimaan atas penggunaan inovasi ada kondisi embeddedness yang kuat
lebih disebabkan oleh perilaku imitatif daripada keinovatifan aktor.
PENUTUP
Artikel ini mendeskripsikan kerangka konseptual bagaimana
karakteristik struktural jaringan mempengaruhi keinovatifan dan perilaku
imitatif dalam keputusan adopsi inovasi. Karakteristik struktur jaringan
dapat mempengaruhi proses adopsi dengan jalur yang berbeda. Karakteristik
sentralitas, kendala karena adanya lubang struktural, dan keluasan jangkauan
dihipotesiskan berpengaruh terhadap keinovatifan. Selanjutnya karakteristik
struktural kepadatan, sentralisasi, dan kelekatan jaringan dihipotesiskan
berpengaruh terhadap perilaku imitatif. Validasi empirik dan elaborasi
lebih lanjut tentang metodologi pengujian model konseptual tersebut masih
diperlukan.
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 149
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
DAFTAR PUSTAKA
Achimugu, P., Oluwagbemi, O., Oluwaranti, A., & Afolabi, B. (2009).
Adoption of information and communication technologies in developing
countries: an impact analysis. Journal of Information Technology
Impact, 9(1), 37-46.
Ahuja, G. (2000). Collaboration networks, structural holes, and innovation:
Alongitudinal study. Administrative science quarterly, 45(3), 425-455.
Bass, Frak M. 1969. “ANew Product Growth Model for Consumer Durables,”
Management Science, Vol. 15 (January 1969).
Bass, Frak M., Trichy V. Krishnan, and Dipak C. Jain. 1994. “Why The Bass
Model Fits Without Decision Variables”. Marketing Science Summer,
vol. 13 no. 3, pp. 203-223.
Bell, G. G. (2005). Clusters, networks, and firm innovativeness. Strategic
management journal, 26(3), 287-295.
Brynjolfsson, E., & Hitt, L. (1996). Paradox lost? Firm-level evidence on the
returns to information systems spending. Management science, 42(4),
541-558.
Burt, R. S. (1987). Social contagion and innovation: Cohesion versus
structural equivalence. American journal of Sociology, 1287-1335.
Burt, R.S. (1992), Structural Holes: The Social Structure of Competition,
Harvard University Press, Cambridge, MA.
Cowan, R. (2005). Network models of innovation and knowledge diffusion.
Clusters, networks and innovation, 29-53.
Cowan, R., & Jonard, N. (2004). Network structure and the diffusion of
knowledge. Journal of economic Dynamics and Control, 28(8), 1557-
1575.
Dedrick, J., Kraemer, K. L., & Shih, E. (2013). Information Technology
and Productivity in Developed and Developing Countries. Journal of
Management Information Systems, 30(1), 97-122.
den Hartigh, E., & vanAsseldonk, T. (2004, October). Business ecosystems:
A research framework for investigating the relation between network
structure, firm strategy, and the pattern of innovation diffusion.
In ECCON 2004 Annual Meeting: Co-Jumping on a Trampoline, The
Netherlands.
Dewan,S.,&Kraemer,K.L.(2000).Informationtechnologyandproductivity:
evidence from country-level data. Management Science, 46(4), 548-562.
150 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
Dodds, W. (1973)An application of the bass model in long-term new product
forecasting , Journal of Marketing Research (pre-1986); Aug 1973;
10, 000003; pg. 308
Dodson Jr, J. A., & Muller, E. (1978). Models of new product diffusion
through advertising and word-of-mouth. Management Science, 24(15),
1568-1578.
Elfring, T., & Hulsink, W. (2003). Networks in entrepreneurship: the case
of high-technology firms. Small business economics, 21(4), 409-422.
Ellison,G.(1993).Learning,localinteraction,andcoordination. Econometrica:
Journal of the Econometric Society, 1047-1071.
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian untuk Manajemen. Semarang:
Penerbit Undip.
Fichman, R. G. (1992, December). Information technology diffusion: a
review of empirical research. In ICIS (pp. 195-206).
Fourt, L. A., & Woodlock, J. W. (1960). Early prediction of market success
for new grocery products. The Journal of Marketing, 31-38.
Freeman, L.C. (1979), “Centrality in social networks: conceptual
clarification”, Social Networks, Vol. 1, pp. 215-39.
Gibbons, D. E. (2004). Network structure and innovation ambiguity effects
on diffusion in dynamic organizational fields. Academy of Management
Journal, 47(6), 938-951.
Granovetter, M. S. (1973). The strength of weak ties. American journal of
sociology, 1360-1380.
Haines Jr, G. H. (1964). A theory of market behavior after innovation.
Management Science, 10(4), 634-658.
Hedström, P., Sandell, R., & Stern, C. (2000). Mesolevel Networks and
the Diffusion of Social Movements: The Case of the Swedish Social
Democratic Party1. AJS, 106(1), 145-72.
Iman,N.(2011).TheinnofusionofelectronicbankinginIndonesia. Manchester
Business School Research Paper, (613).
Jackson, M. O., & Yariv, L. (2007). Diffusion of behavior and equilibrium
properties in network games. The American economic review, 92-98.
Kempe, D., Kleinberg, J., & Tardos, É. (2003, August). Maximizing the
spread of influence through a social network. In Proceedings of the
ninth ACM SIGKDD international conference on Knowledge discovery
and data mining (pp. 137-146). ACM.
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 151
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
Kim, Y. H. (2002). Financing Information Technology Diffusion in Low–
income Asian Developing Countries. Journal of Asian development,
115-133.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2013) Marketing Management, 14th Edition. Pearson
Education.
Kraatz, M.S. (1998), “Learning by association? Interorganizational networks
and adaptation to environmental change”, Academy of Management
Journal, Vol. 41 No. 6, pp. 621-43.
Liu, B. S. C., Madhavan, R., & Sudharshan, D. (2005). DiffuNET: The impact
of network structure on diffusion of innovation. European Journal of
Innovation Management, 8(2), 240-262.
Luu, D. M., Lim, E. P., Hoang, T.A., & Chua, F. C. T. (2012, June). Modeling
Diffusion in Social Networks Using Network Properties. In ICWSM.
MacVaugh, J., & Schiavone, F. (2010). Limits to the diffusion of innovation:
A literature review and integrative model. European Journal of
Innovation Management, 13(2), 197-221.
Mahajan, Vijay, Eitan Muller, and Frank M. Bass (1990). “New Product
Diffusion Models in Marketing:AReview and Directions for Research”.
Journal of Marketing. 54. January.
Mahajan, Vijay, Eitan Muller, and Rajendra K. Srivastava (1990).
“Determination of Adopter Categories by Using Innovation Diffusion
Models”. Journal of Marketing Research. XXVII. February.
Mahajan, Vijay. And Robert A. Peterson. (1978). “Innovation Diffusion in
Dynamic Potential Adopter Population.” Management Science. 24.
(15). November.
Mansfield,E.(1961).Technicalchangeandtherateofimitation. Econometrica:
Journal of the Econometric Society, 741-766.
Marinč, M. (2013). Banks and information technology: marketability vs.
relationships. Electronic Commerce Research, 13(1), 71-101.
Marsden, P. V. (1990). Network data and measurement. Annual review of
sociology, 435-463.
Meade, N., & Islam, T. (2006). Modelling and forecasting the diffusion
of innovation–A 25-year review. International Journal of
Forecasting, 22(3), 519-545.
Miliani, L., Purwanegara, M. S., & Indriani, M. T. D. (2013). Adoption
Behavior of E-Money Usage. Information Management & Business
Review, 5(7), 369-378.
152 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
Morrison, Jeffrey, 2000, “New Product Forecasting, Part III: Translating
Penetration Estimates into Long Run Sales”, PDMA VISIONS APRIL
2000 VOL. XXIV NO.2.
Newman,M.E.(2003).Thestructureandfunctionofcomplexnetworks. SIAM
review, 45(2), 167-256.
Oshikoya, T. W., & Hussain, M. N. (1998). Information technology and the
challenge of economic development in Africa. African Development
Review,10(1), 100-133.
Pennings, J. M., & Harianto, F. (1992). Technological networking and
innovation implementation. Organization Science, 3(3), 356-382.
Peres, R., Muller, E., & Mahajan, V. (2010). Innovation diffusion
and new product growth models: A critical review and research
directions. International Journal of Research in Marketing, 27(2),
91-106.
Reagans, R., & McEvily, B. (2003). Network structure and knowledge
transfer: The effects of cohesion and range. Administrative science
quarterly, 48(2), 240-267.
Rogers, E. (2003). Diffusion of Innovation, New York: The Free Press.
Sultan, F., Farley, J. U., & Lehmann, D. R. (1990). A meta-analysis of
applications of diffusion models. Journal of marketing research, 70-77.
Tellis, G. J. (2007). A critical review of marketing research on diffusion of
new products. Review of marketing research, 3, 39-80.
Ter Wal, A. L., & Boschma, R. A. (2009). Applying social network analysis
in economic geography: framing some key analytic issues. The Annals
of Regional Science, 43(3), 739-756.
Trott, Paul, 2005, Innovation Management and New Product Development,
London: Prentice-Hall.
Uzzi, B. (1997). Social structure and competition in interfirm networks: The
paradox of embeddedness. Administrative science quarterly, 35-67.
Valente, T. W. (1996). Network models of the diffusion of innovations.
Computational & Mathematical Organization Theory, 2(2), 163-164.
Van den Bulte, C., & Joshi, Y. V. (2007). New product diffusion with
influentials and imitators. Marketing Science, 26(3), 400-421.
Van den Bulte, C., & Stremersch, S. (2004). Social contagion and income
heterogeneity in new product diffusion:Ameta-analytic test. Marketing
Science, 23(4), 530-544.
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 153
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........
Wasserman, S. (1994). Social network analysis: Methods and applications
(Vol. 8). Cambridge university press.
Wright, M., Upritchard, C., & Lewis, T. (1997).AValidation of the Bass New
Product Diffusion Model in New Zealand. Marketing Bulletin, 8, 15-29.
Wu, J. (2012). Technological collaboration in product innovation: The role
of market competition and sectoral technological intensity. Research
Policy,41(2), 489-496.
154 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015
Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........

More Related Content

Viewers also liked

STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANSTUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANmariaseptiamemorini
 
Inovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus Transjakarta
Inovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus TransjakartaInovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus Transjakarta
Inovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus TransjakartaRochmat Sudiarjo
 
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANSTUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANmariaseptiamemorini
 
Km roadmap & strategy
Km roadmap & strategyKm roadmap & strategy
Km roadmap & strategyDjatmiko
 
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiMengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiKimamura Wijaya
 
Inovasi dalam organisasi
Inovasi dalam organisasiInovasi dalam organisasi
Inovasi dalam organisasiAprilia putri
 
Replikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan Inovasi
Replikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan InovasiReplikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan Inovasi
Replikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiPT Lion Air
 
Habituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah Kebaikan
Habituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah KebaikanHabituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah Kebaikan
Habituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah KebaikanTri Widodo W. UTOMO
 
Contoh surat permohonan
Contoh surat permohonanContoh surat permohonan
Contoh surat permohonanRaFuzi Diqi
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaTri Widodo W. UTOMO
 

Viewers also liked (14)

STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANSTUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
 
Inovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus Transjakarta
Inovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus TransjakartaInovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus Transjakarta
Inovasi Pelayanan Sistem Pertiketan Bus Transjakarta
 
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANSTUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Km roadmap & strategy
Km roadmap & strategyKm roadmap & strategy
Km roadmap & strategy
 
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiMengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
 
Inovasi dalam organisasi
Inovasi dalam organisasiInovasi dalam organisasi
Inovasi dalam organisasi
 
Inovasi media pembelajaran
Inovasi media pembelajaranInovasi media pembelajaran
Inovasi media pembelajaran
 
Replikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan Inovasi
Replikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan InovasiReplikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan Inovasi
Replikasi: Apa dan Bagaimana Mempercepat Pertumbuhan Inovasi
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan Inovasi
 
Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan PublikInovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan Publik
 
Habituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah Kebaikan
Habituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah KebaikanHabituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah Kebaikan
Habituasi: Membiasakan Diri Untuk Terus Berubah Kearah Kebaikan
 
Contoh surat permohonan
Contoh surat permohonanContoh surat permohonan
Contoh surat permohonan
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
 

Similar to STRUKTUR JARINGAN DALAM ADOPSI INOVASI: STUDI KONSEPTUAL

4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)
4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)
4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)Asép Saépulloh
 
dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...
dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...
dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...dio nugroho
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...Siti Maesaroh
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...Siti Maesaroh
 
04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...
04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...
04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...Siti Maesaroh
 
Jurnal analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...
Jurnal   analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...Jurnal   analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...
Jurnal analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...Ratzman III
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)RaniaRaniaJuita
 
SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...
SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...
SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...ahmadfauji87
 
Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...
Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...
Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...akbarnurhisyam1
 
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docx
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docxJURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docx
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docxFinnyAuliany
 
Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...
Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...
Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...AchmatNurfauzi
 
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Yudiwid
 
14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...
14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...
14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...Ridho F. Widiatmoko
 
Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi43218110268
 
Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)
Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)
Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)Putrinurfitriana
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Grup5 model integratif-reviewe jurnal
Grup5 model integratif-reviewe jurnalGrup5 model integratif-reviewe jurnal
Grup5 model integratif-reviewe jurnalLilia Ismarti
 

Similar to STRUKTUR JARINGAN DALAM ADOPSI INOVASI: STUDI KONSEPTUAL (20)

4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)
4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)
4 jurnal telematika_oliver_pengembangan technology acceptance model (tam)
 
Peranan sistem informasi dalam pengembangan sosioteknologi
Peranan sistem informasi dalam pengembangan sosioteknologiPeranan sistem informasi dalam pengembangan sosioteknologi
Peranan sistem informasi dalam pengembangan sosioteknologi
 
dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...
dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...
dio nugroho (41816010074) - hapzi ali, sistem informasi global, universitas m...
 
312 568-1-sm
312 568-1-sm312 568-1-sm
312 568-1-sm
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informasi,...
 
04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...
04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...
04 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Isu Sosial Dan Etika Dalam Sistem Informa...
 
Jurnal analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...
Jurnal   analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...Jurnal   analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...
Jurnal analisa perubahan manajemen dalam implementasi siti pada perguruan t...
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (02 10-2020)
 
SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...
SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...
SIM 9, Ahmad Fauji,Hapzi Ali,Sistem Informasi Global,Universitas Mercu Buana ...
 
Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...
Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...
Tugas Sim, Akbar Nurhisyam, Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA., Implementas...
 
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docx
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docxJURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docx
JURNAL KOMODIFIKASI PEMBERITAAN ATAS FENOMENA SCBD CITAYEM FASHION WEEK.docx
 
Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...
Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...
Tugas SIM, Achmad Nurfauzi, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pengambil...
 
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
 
14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...
14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...
14, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,materi review, unive...
 
Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
 
Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)
Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)
Tugas Audience Analysis (Menganalisis Jurnal Internasional)
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
 
Grup5 model integratif-reviewe jurnal
Grup5 model integratif-reviewe jurnalGrup5 model integratif-reviewe jurnal
Grup5 model integratif-reviewe jurnal
 

More from An Nisbah

Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerSejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerAn Nisbah
 
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...An Nisbah
 
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaPerkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaAn Nisbah
 
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...An Nisbah
 
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...An Nisbah
 
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...An Nisbah
 
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...An Nisbah
 
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...An Nisbah
 
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...An Nisbah
 
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...An Nisbah
 
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitriTinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitriAn Nisbah
 
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...An Nisbah
 
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamPenyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamAn Nisbah
 
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...An Nisbah
 
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...An Nisbah
 
Pemahaman konsep pajak pada zakat
Pemahaman konsep pajak pada zakatPemahaman konsep pajak pada zakat
Pemahaman konsep pajak pada zakatAn Nisbah
 
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...An Nisbah
 
Nasakh dalam hukum islam
Nasakh dalam hukum islamNasakh dalam hukum islam
Nasakh dalam hukum islamAn Nisbah
 
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...An Nisbah
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanAn Nisbah
 

More from An Nisbah (20)

Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerSejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
 
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
 
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaPerkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
 
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
 
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
 
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
 
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
 
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
 
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
 
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
 
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitriTinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
 
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
 
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamPenyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
 
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
 
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
 
Pemahaman konsep pajak pada zakat
Pemahaman konsep pajak pada zakatPemahaman konsep pajak pada zakat
Pemahaman konsep pajak pada zakat
 
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
 
Nasakh dalam hukum islam
Nasakh dalam hukum islamNasakh dalam hukum islam
Nasakh dalam hukum islam
 
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
 

Recently uploaded

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 

Recently uploaded (16)

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 

STRUKTUR JARINGAN DALAM ADOPSI INOVASI: STUDI KONSEPTUAL

  • 1. STRUKTUR JARINGAN DALAM ADOPSI INOVASI: STUDI KONSEPTUAL Sanaji Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Email: dataaji03@gmail.com. Abstract Deployment of innovations to the social system is believed to be a trigger of changes in society. How the dissemination of innovation in society can be explained is the question you want to discuss in this article. Specifically, this paper aims to describe how the theory of social networks (social network analysis) can be used to explain the adoption of innovation. It emphasized in relation to the network structure characteristic of innovation adoption decisions as a result of the effects of imitation behavior and the effect of actor innovation. Keywords: adoption, diffusion, innovation, network structure, imitation behavior Abstrak Penyebaran inovasi ke sistem sosial diyakini menjadi pemicu terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. Bagaimana penyebaran inovasi dalam masyarakat dapat dijelaskan merupakan pertanyaan yang ingin didiskusikan pada artikel ini. Secara spesifik, tulisan ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana teori jaringan sosial (social network analysis) dapat digunakan untuk menjelaskan adopsi inovasi. Fokus tulisasn ditekankan pada relasi karakteristik struktur jaringan dengan keputusan adopsi inovasi sebagai akibat efek perilaku imitasi dan efek keinovatifan aktor. Kata kunci: adopsi, difusi, inovasi, struktur jaringan, keinovatifan, perilaku imitasi
  • 2. 136 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ PENDAHULUAN Penyebaran inovasi diyakini menjadi unsur kunci perubahan sosial dan perkembangan masyarakat modern (Rogers, 2003). Studi-studi sebelumnya menunjukkan korelasi positif difusi TIK dengan indikator kesejahteraan masyarakat suatu negara. Studi Kim (2004) pada negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik menyimpulkan bahwa penggunaan TIK berkorelasi positif dengan pendapatn per kapita. Penggunaan TIK juga berkorelasi positif dengan produktivitas, baik pada level mikro (Brynjolfsson & Hitt, 1996; 2000) maupun level makro (Dewan & Kraemer, 2000; Dedrick et al., 2013). Temuan-temuan tersebut menunjukkan peran penting TIK dalam pembangunan ekonomi, sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas, karena aktivitas ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi) dapat berlangsung lebih efisien. Apa yang menarik dari penggunaan TIK pada industri perbankan? Perkembangan TIK itu menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi industri perbankan. Sebagai sebuah peluang, TIK mendorong penciptaan inovasi-inovasi produk, proses, dan organisasional bagi bank dan industri, yang berpotensi menciptakan pasar atau model bisnis baru. Melalui inovasi produk dan proses, bank berpeluang dapat memberikan layanan baru yang lebih baik kepada konsumennya, yang berpotensi menjadi basis memperoleh pendapatan baru. Sebagai tantangan, TIK yang ditransformasikan menjadi inovasi produk atau layanan memerlukan (1) kolaborasi (Oshikoya & Hussain, 1998; Brynjolfsson & Hitt, 2000; Wu, 2012) dan (2) tergantung dari kesiapan konsumen dalam menggunakannya (Davis, 1989; Rogers, 2003; Kotler & Keller 2013). Kolaborasi dibutuhkan dengan bank lain, bahkan dengan perusahaan dari industri berbeda. Perusahaan tidak akan dapat memetik manfaat optimal, jika tidak berkolaborasi dengan pihak lain, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga penyampaian (delivery) layanan kepada masyarakat. Hal ini terkait dengan sifat TIK yang interconnected sebagai media transmisi data dan memerlukan jumlah pengguna tertentu (critical mass) agar diperoleh manfaat secara maksimal (Fichman, 1992). Critical
  • 3. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 137 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ mass berkaitan dengan skala dan skope ekonomi untuk menekan biaya transaksi dalam operasi perbankan (Marinč, 2013). Semakin luas jejaring kerjasama, semakin tinggi kemungkinan konsumen bersedia menggunakan inovasi layanan bank, dan skala ekonomi akan lebih cepat tercapai. Dari sisi konsumen, keluasan jaringan penggunaan inovasi layanan bank, akan lebih memudahkan dalam melakukan transaksi. Jika penggunaan TIK di industri perbankan, berpotensi meningkatkan efisiensi transaksi secara makro, maka pertanyaannya adalah bagaimana agar inovasi layanan perbankan yang difasilitasi oleh TIK tersebut dapat lebih cepat dan mudah diterima oleh target pengguna. Berbagai layanan perbankan berbasis TIK telah berjalan di Indonesia, yang secara umum disebut electronic banking. Bentuk layanan ini meliputi Transfer Elektronik melalui sistem BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) meliputi Karrtu kredit danAccount Based Card (KartuATM dan Debet), dan Uang Elektronik (e-money) (BI, 2008). Tulisan ini difokuskan pada difusi uang elektronik, yang masih relatif baru dikenalkan di Indonesia, yaitu padaApril 2007. Legalisasi penggunaan uang elektronik diatur melalui PBI Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dan diperbaharui dengan PBI Nomor 16/ 8 /PBI/2014. Penggunaan uang elektronik telah menjadi trend baru dalam mewujudkan cashless society di dunia, terutama untuk transaksi ritel. Mencermati fakta empirik tentang difusi e-money di Indonesia, menarik untuk diamati mengenai faktor-faktor penjelasnya. Dalam perspektif sistem, difusi e-money merupakan realitas yang kompleks, tercermin dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yang bersifat hierarkis dan horisontal. Pihak-pihak tersebut meliputi Bank Indonesia sebagai regulator, principal, aquairer, bank, merchant, dan pengguna, maka realitas difusi e-money adalah kompleks. Puncak hierarki adalah Bank Indonesia sebagai aktor utama, yang bertugas sebagai inisitor dan regulator layanan uang elektronik yang mempengaruhi semua pelaku lainnya. Berikutnya adalah penerbit,
  • 4. 138 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ baik bank maupun non bank yang menjadi penyedia jasa uang elektronik kepada pelanggannya yang langsung berhubungan dengan merchant dan pengguna akhir. Menurut teori difusi inovasi (Bass, 1969) jumlah adopsi inovasi pada periode t dipengaruhi oleh jumlah adopsi sebelumnya (t-1). Dalam menjelaskan pola difusi inovasi, terdapat dua parameter yang diestimasi yaitu koefisien keinovatifan dan koefisien perilaku imitasi. Model ini telah banyak digunakan untuk memprediksi difusi durable goods dan penggunaan teknologi informasi (Sultan et al., 1990). Problem yang dihadapi peneliti dalam penggunaan model Bass adalah estimasi terhadap dua parameter tersebut dan penetapkan ukuran pasar potensial. Terkait dengan estimasi parameter keinovatifan dan imitasi, Liu et al. (2005) menggunakan model matematik untuk mengestimasi koefisien keinovatifan dan koefisien imitasi berbasis teori jaringan social (social network). Konsisten dengan model difusi Bass (1969), Liu et al. (2005) menggunakan dimensi waktu sebagai unit analisis. Berbeda dengan studi Liu et al. (2005) artikel ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana struktur jaringan mempengaruhi adopsi e-money. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengaruh karakteristik struktur jaringan (network structure) dari para aktor dalam jaringan menggunakan e-money. Artikel ini diharapkan mengurangi kesenjangan teoritik tentang difusi inovasi di industri perbankan. Penggunaan teori jaringan masih relatif terbatas untuk memahami kontribusi struktur jaringan dalam difusi inovasi layanan perbankan. Pada bagian berikutnya diuraikan model difusi inovasi dan penjelasan konseptual peran struktur jaringan dalam menjelaskan adopsi inovasi e-money. TEORI DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI Inovasi adalah ide, tindakan, atau objek yang dianggap baru oleh
  • 5. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 139 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ individu (Rogers, 2003; Kotler dan Keller, 2013).Teori difusi inovasi menjelaskan bagaimana penyebaran suatu ide baru ke sistem sosial atau populasi. Difusi adalah proses penyebaran inovasi melalui saluran komunikasi tertentu dalam jangka waktu tertentu kepada anggota sistem sosial (Rogers, 2003; Bass, 1969). Dari telaah literatur difusi inovasi, diketahui bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi difusi inovasi, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Bass, 1969; Dodds, 1971; Bass et al, 1994, Wrigth et al, 1997). Teori awal tentang difusi inovasi memberi penjelasan yang berkebalikan, yaitu difusi inovasi oleh komunikasi media massa (Fourt & Woodlock, 1960) dan pengaruh interpersonal atau perilaku imitasi (Mansfield, 1961). Rogers (1962; 2003) dan Bass (1969) mengintegrasikan kedua faktor tersebut dalam model teori difusi inovasi. Pengaruh faktor eksternal disebut faktor inovasi. Pengaruh faktor inovasi mencerminkan kekuatan inovasi dalam meraih respon para adopter awal atau innovators, sedangkan faktor internal disebut imitator adalah kekuatan yang bersumber dari interaksi calon adopter dengan adopter sebelumnya (Bass, 1969). Teori difusi inovasi mendasarkan pada asumsi bahwa prediksi permintaan atas inovasi sepanjang waktu oleh target pemakai mengikuti kurva S (S-Curve) (Bass, 1969; Rogers, 2003). Kurva ini menjelaskan bahwa individu-individu dalam sistem sosial memiliki kecepatan berbeda dalam mengadopsi suatu inovasi, karena individu memiliki tingkat keinovatifan (inovativeness) berbeda. Tingkat keinovatifan dikelompokkan menjadi lima, yaitu inovator (2,5%), adopter awal (13,5%), mayoritas awal (34%), mayoritas akhir (34%), dan kolot (laggards=2,5%) (Rogers, 2003) yang mana waktu pengadosiannya mengikuti distribusi normal (Gambar 1a). Kelompok individu yang lebih awal mengadopsi inovasi berarti lebih inovatif. Rogers (2003) dan Bass (1969) mengakui adanya perbedaan keinovatifan individu, tetapi mereka berbeda dalam mendefinisikan (Mahajan et al, 1990). Kelompok awal yang termasuk inovator dalam teori Rogers, belum tentu mereka adalah inovator menurut teori Bass, karena bisa jadi mereka membeli karena pengaruh iklan. Perbedaan pengertian ini, semakin jelas, ketika dihubungkan dengan keberadaan imitator dalam teori Bass. Menurut teori Bass, inovator selalu ada dalam sepanjang periode waktu adopsi, tetapi
  • 6. 140 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ jumlahnya semakin menurun, seperti tampak pada Gambar 1b. Time a. Model difusi inovasi Rogers (2003) b. Model difusi inovasi Bass (1969) Gambar 1 Model Kurva Difusi Inovasi Dalam menjelaskan difusi inovasi, Rogers menekankan pada aspek mental atau psikologis unit adopter, yaitu menggunakan teori perilaku. Menurut Rogers (2003) kecepatan difusi inovasi, selain dipengaruhi oleh karakteristik individu, juga dipengaruhi karakteristik inovasi, yaitu keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, dapat diuji cobanya (trialability), dan observabilitas. Adapun Bass (1969) menjelaskan aspek keprilakuan dalam proses difusi inovasi dengan model matematika. Model ini dilandasi asumsi dasar bahwa probalilitas terjadinya pembelian pertama (initial purchase) pada waktu tertentu bagi individu yang sebelumnya belum pernah membeli merupakan fungsi linier dari jumlah pembeli sebelumnya (Bass, 1969). Bass model menggunakan dua variabel untuk memprediksi permintaan produk baru pada waktu tertentu (ti), yaitu variabel keinovatifan dan variabel perilaku imitasi. Estimasi model Bass (1969) berlandaskan pada asumsi-asumsi keprilakuan dan matematika. Menurut Dodds (1973; Wrigth, 1997), asumsi keperilakuan dan matematika model Bass adalah sebagai berikut: Selama periode tertentu, terdapat sejumlah m pasar potensial dan tidak terjadi pembelian ulang (repeat purchase). Probabilitas pembelian pada waktu T bagi individu yang belum pernah membeli adalah sebagai berikut: P(T) = p + q/m Y(T) (1)
  • 7. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 141 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ Dimana: P(T)= probabilitas individu mengadopsi inovasi yang belum pernah digunakan p = koefisien inovasi q= koefisien imitasi m= besar pasar potensial Y(T)= jumlah pembeli sebelumnya di waktu T. Berdasarkan model Bass ini, untuk memprediksi permintaan atau penggunaan layanan listrik prabayar pada waktu T, maka harus dicari terlebih dahulu nilai p, q, dan m. Misalkan, penjualan adalah terdiri dari keseluruhan individu yang telah mengadopsi inovasi, maka: S(T) = P(T) [m - Y(T)] atau dari persamaan (1) diperoleh: S(T) = pm + (q - p) Y(T) - (q / m)[Y(T)]2 (2) Dimana: S(T) = Jumlah penjualan atau adopsi keseluruhan sampai waktu T, p = koefisian inovasi, yaitu probabilitas pembelian pertama saat T = 0, q = koefisien imitasi m = jumlah pembelian awal (initial purchase) selama periode total, Y(T) = jumlah pembeli sebelumnya pada waktu T. Teori ini mengasumsikan bahwa pembelian awal bersifat kontinyu (terus-menerus) dan merupakan fungsi kepadatan (density) waktu., sehingga solusinya adalah: (3) Estimasi parameter p, q dan m dari data time series dianalogkan dengan model persamaan 2, sehingga persamaan 2 dapat dikonversi menjadi model persamaan kuadrat dan selanjutnya diestimasi dengan regresi ordinary least square (OLS). Persamaan 2 dikonversi menjadi: S(T) = a + b Y(T - l) + c [ Y(T - l) ]2 (4) T =1, 2, 3, ...
  • 8. 142 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ Parameter m, p, dan q identik dengan koefisien regresi, sehingga menggunakan rumus ABC, bisa dicari: q = -mc; p = a/m; dan (5) Selanjutnya untuk memprediksi penjualan, estimasi parameter m, p dan q disubsitusikan ke persamaan (3). Substansi dari proses estimasi dari model Bass adalah mencari parameter p (keinovatifan), q (imitasi), dan m (pasar potensial) yang dicari dari data time series. Oleh karena itu, parameter p dan q pada model Bass sebenarnya tidak dilakukan pengukuran terhadap variabelnya, melainkan berbasis asumsi untuk menginterpretasinya. Meskipun demikian, secara teoritik keinovatifan dan perilaku imitatif merupakan konsep yang dapat diamati, sehingga dapat diidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi. Pada uraian selanjutnya, didiskusikan bagaimana peran karakteristik struktur jaringan dalam menjelaskan keinovatifan dan perilaku imitasi dalam adopsi inovasi. PERAN NETWORK STRUCTURE DAN ADOPSI INOVASI Suatu inovasi menyebar ke sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu dan memerlukan waktu (Rogers, 2003). Saluran komunikasi untuk menyebarkan gagasan baru dapat berupa saluran pribadi maupun saluran non pribadi (Kotler dan Keller, 2013). Sebuah jaringan (network) adalah sekumpulan entitas yang saling terhubung dalam suatu hubungan (relationship) (Wasserman & Faust, 1994; Liu et al., 2005). Wujud entitas, bisa orang, organisasi, negara, atau kelompok. Penjelasan teori jaringan dalam studi difusi inovasi adalah bahwa struktur sosial mempengaruhi kecepatan penyebaran (spread) inovasi melalui pembentukan pola interaksi antar anggota (Liu et al., 2005). Dalam suatu jaringan, entitas cenderung berperilaku seperti yang dilakukan oleh entitas lainnya, karena penerimaan gagasan baru cenderung berisiko, sehingga calon pengguna inovasi perlu keyakinan untuk mengambil keputusan dengan menyandarkan referensinya
  • 9. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 143 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ pada orang-orang yang telah menggunakan. Perilaku aktor dalam menerima gagasan-gagasan baru ini dipengaruhi oleh posisinya dalam struktur jaringan. Oleh karena itu, sifat struktural jaringan diproposisikan mempengaruhi probabilitas entitas menerima inovasi. Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana teori difusi inovasi yang menyatakan bahwa keputusan seseorang untuk mengadopsi inovasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor perilaku imitasi dan faktor keinofativan dapat dijelaskan oleh teori jaringan sosial. Lebih spesifik, karakteristik struktur jaringan apa saja yang mempengaruhi perilaku imitatif dan keinofatifan. Karakteristik struktural jaringan merepresentasikan ciri-ciri utama suatu jaringan yang berimplikasi pada bagaimana antar aktor berinteraksi di dalam jaringanya ataupun dengan sistem di luar jaringan. Berbasis telaah literatur jaringan sosial, Liu et al. (2005) mengidentifikasi ciri-ciri tersebut meliputi sentralitas (centrality), kendala (constraint), jangkauan (range), sentralisasi (centralization), kepadatan (density) dan kelekatan (embeddedness). Pada konteks keputusan adopsi dan difusi inovasi, karakteristik struktur jaringan tersebut memiliki jalur yang berbeda dalam mempengaruhi adopsi inovasi, yaitu jalur yang mempengaruhi keinovatifan dan jalur perilaku imitatif. Karakteristik struktur jaringan dan keinovatifan Keinovatifan merupakan karakteristik bawaan (given) yang mencerminkan kecepatan aktor dalam menerima inovasi lebih dahulu daripada aktor lainnya. Pada level individual, individu yang inovatif dicirikan oleh karakteristik status sosial ekonomi yang lebih tinggi daripada anggota masyarakat pada umumnya, memiliki hubungan yang luas dengan orang luar dan lebih kosmospolis (Rogers, 2003). Aktor-aktor dengan ciri yang demikian umumnya lebih terbuka terhadap gagasan baru dan lebih berani mengambil risiko, sehingga lebih cepat dalam mengadopsi inovasi. Dalam perspektif jaringan sosial, aktor-aktor dengan keinovatifan yang tinggi
  • 10. 144 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ memiliki kedudukan kunci dalam jaringannya. Tiga karakteristik struktur jaringa sosial yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap keinovatifan, yaitu sentralitas, kendala, dan jangkauan. Sentralitas merupakan properti kunci dari aktor dalam jaringan, dan menjadi ukuran struktural tentang pentingnya aktor dalam jaringan (Freeman, 1979). Seorang aktor memiliki sentralitas tinggi dalam jaringan, jika memiliki sejumlah besar hubungan dengan aktor-aktor lain, atau jika menempati posisi strategis dalam struktur keseluruhan jaringan (Scott, 1991). Menurut perspektif manajemen strategi berbasis sumber daya, sentralitas menunjukkan tingkat potensi sumber daya yang tersedia bagi aktor (Pfeffer dan Salancik, 1978). Oleh karena itu, aktor yang memiliki sumber daya lebih besar cenderung memiliki sentralitas lebih tinggi dan memiliki intensitas kontak yang lebih besar pula dalam struktur jaringan (Liu et al., 2005). Sentralitas aktor berpengaruh positif terhadap keinovatifan, yang didasari pada tiga argumen, yaitu resource-based, information-based, dan status- based.Argumentasi berbasisAktor yang memiliki sentralitas tinggi umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar (Galaskiewicz, 1979; Rogers, 2003), memperoleh akses informasi yang lebih luas (Rogers, 2003), dan memiliki status yang lebih tinggi dalam struktur jaringan (Rogers, 2003), sehingga cenderung lebih awal dalam menerima inovasi yang ditawarkan ke sistem sosial. Validasi empirik dalam adopsi e-money mengisyaratkan proposisi ini. Misal, pada level penerbit e-money, yang menjadi adopter awal adalah perusahaan operator seluler dan bank yang memiliki basis pelanggan terbesar. Demikian pula, pada level merchant, yang menjadi pioner dalam layanan e-money adalah merchant yang memiliki basis pelanggan besar, seperti operator jalan tol dan toko berjaringan. Karakteristik struktural jaringan berikutnya yang berpengaruh terhadap keinovatifan adalah kendala (constraint). Kendala bersumber dari konsep lubang struktural (structural holes) dalam jaringan, yang diartikan sebagai non redundancy contact antar aktor (Burt, 1992). Konsep ini merujuk pada situasi ketiadaan hubungan atau kontak langsung antara satu aktor dengan
  • 11. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 145 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ aktor lainnya. Misal, suatu jaringan terdiri dari tiga aktor; A, B, dan C. A berhubungan dengan B, dan B berhubungan dengan C, sementara A tidak berhubungan dengan C.Aktor B memiliki posisi lebih menguntungkan, dan dapat mengeksploitasi A dan C, karena AB memiliki akses lebih luas untuk memperoleh informasi dan sumberdaya, baik dari A maupun C. Kondisi demikian dapat memunculkan asymetric information bagi A dan C, karena kemungkinan B dapat memberi informasi berbeda kepada A dan C. Pada konteks jaringan lebih luas, terdapatnya lubang struktural dalam jaringan merepresentasikan ketiadaan atau keterbatasan koneksi langsung antar aktor, tetapi terjadi melalui mediasi satu aktor yang lebih dominan. Lebih lanjut, eksistensi lubang struktural juga berpotensi pada dapat tidaknya diperoleh manfaat secara optimal dari suatu koneksi. Misal pada konteks penggunaan e-money, keterbatasan merchant yang dapat menerima transaksi dari berbagai penerbit e-money tertentu mengindikasikan adanya lubang struktural ini. Hal ini berpotensi menghambat aktor untuk menggunakan e-money. Kolaborasi dan integrasi dari berbagai unsur pelaku dalam industri e-money, misal perbankan, operator seluler, dan beragam merchant akan mengurangi structural holes, sehingga hambatan atas penggunaan e-money lebih tereduksi. Studi empiris menemukan bahwa adanya kendala yang bersumber dari luban struktural ini berpengaruh negatif terhadap kinerja dalam beragam konteks, seperti kinerja industri dan perkembangan karir manajerial (Burt, 1992; Ahuja, 2000). Karakteristik struktural jaringan ketiga yang berpengaruh terhadap keinovatifan adalah luasnya jangkauan jaringan. Jangkauan jaringan (network range) didefinisikan sebagai seberapa luas aktor berhubungan dengan beragam aktor lain baik di dalam jaringan yang sama maupun dengan aktor dari luar sistem (Liu et al., 2005). Semakin luas jangkauan jaringan, termasuk pada aktor-aktor dari luar jaringannya, misal dari industri berbeda, semakin tinggi keinovatifannya. Dua argumentasi yang mendasari potensi keunggulan pada aktor yang memiliki jaringan lebih luas adalah akses sumber daya dan akses
  • 12. 146 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ informasi.Aktor dengan jangkauan jaringan yang luas akan memiliki akses ke sumber daya yang lebih beragam dari berbagai sumber, sehingga kebutuhan pemenuhan sumber daya untuk berperilaku inovatif lebih efisien dan efektif dalam merealisasikannya (Burt, 1992). Aktor yang memiliki jaringan luas juga menunjukkan jaringan yang terhubung dengannya bersifat heterophily, yang memungkinkan aktor tersebut untuk memperoleh akses informasi yang lebih beragam dan lebih awal. Studi empirik oleh Rogers dan Kincaid (1981) dalam difusi inovasi kesehatan menemukan bahwa jaringan yang heterophily lebih kaya informasi. Karakteristik struktur jaringan dan perilaku imitasi Imitasi atau peniruan adalah fenomena sosial yang terjadi dalam jaringan sosial, karena individu dalam sistem sosial cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh aktor lainnya. Karakteristik struktur jaringan yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap perilaku imitasi adalah kepadatan (dencity), sentralisasi, dan kelekatan (embededdness). Kepadatan jaringan merujuk pada proporsi relatif keterhubungan antar aktor dalam jaringan (Marsden, 1990). Suatu jaringan yang memiliki kepadatan tinggi dicirikan oleh jumlah hubungan yang besar antar aktor. Semakin banyak jumlah relasi langsung, semakin padat jaringan. Dengan demikian, seorang aktor yang berada dalam jaringan yang padat, semakin tinggi atau intensif interaksinya dengan aktor yang lain, yang berpotensi dapat melakukan observasi lebih banyak informasi. Pada kondisi demikian tekanan sosial untuk menggunakan inovasi akan semakin kuat, dan dampaknya adalah semakin tinggi perilaku imitasinya, yaitu mengikuti perilaku yang dilakukan oleh aktor-aktor lain dalam jaringan. Proposisi tersebut didasarkan pada tiga argumentasi, yaitu (1) komunikasi: semakin padat relasi dalam jaringan meningkatkan kesempatan aktor mengkomunikasikan dan menerima gagasan inovasi, (2) informasi; karena kepadatan jaringan berpotensi penyebaran informasi yang relatif sama (Granovoter, 1973), sehingga kemungkinan aktor melakukan imitasi
  • 13. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 147 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ lebih tinggi, daripada perilaku inovatifnya; dan (3) sosialisasi; kepadatan jaringan meningkatkan kedekatan atau klik yang kuat antar aktor, dan hal ini meningkatkan tekanan sosial, agar seseorang menyesuaikan diri terhadap perilaku kelompok dalam jaringan (Kraatz, 1998). Berdasarkan uraian tersebut dapat diduga bahwa kepadatan jaringan berpengaruh positif terhadap perilaku imitatif. Pada konteks adopsi e-money, aktor yang memiliki hubungan langsung tinggi dari berbagai kalangan berpotensi mendapat informasi dan pengaruh lebih banyak tentang inovasi e-money, sehingga kemungkinan untuk menggunakannya juga semakin tinggi. Karakteristik struktural jaringan kedua yang berpengaruh terhadap perilaku imitasi adalah sentralisasi. Sentralisasi jaringan berkebalikan dengan sentralitas. Sentralisasi merujuk pada variabilitas dari sentralitas antar aktor (Marsden, 1990). Sentralitas yang rendah berarti distribusi relasi relatif lebih merata dalam jaringan, sehingga komunikasi antar aktor juga terdistribusi lebih merata, atau dengan kata lain dominasi sejumlah kecil aktor tidak terjadi. Pada kondisi demikian, penerimaan terhadap inovasi lebih disebabkan oleh efek imitasi daripada keinovatifan dari aktor. Karakteristik jaringan berikutnya adalah kelekatan (embeddedness). Kelekatan merujuk pada kenyataan bahwa tindakan dan outcome ekonomis dipengaruhi oleh kelekatan relasi antar aktor dan keseluruhan relasi dalam jaringan (Granovetter, 1985). Tingkat kelekatan aktor dipengaruhi oleh sejauhmana terjalin relasi dengan mitra. Semakin kuat relasi dengan mitra, semakin kuat pula komitmen aktor untuk mempertahankan hubungan, dan semakin tinggi pengaruh mitra dalam pengambilan keputusan aktor. Pada kondisi demikian, untuk mempertahankan penerimaan oleh para mitra atau relasinya, maka aktor cenderung mengikuti atau melakukan apa yang dilakukan oleh mitranya, lebih-lebih jika mengikuti perilaku mitra akan memberikan keuntungan ekonomis bagi aktor. pada sisi lain, embeddedness juga meningkatkan tekanan sosial, agar seseorang menyesuaikan diri terhadap perilaku kelompok dalam jaringan (Kraatz, 1998) sehingga meningkatkan perilaku imitatif. Ketidakmampua dalam menyesuaikan diri dapat berujung
  • 14. 148 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ pada penolakan oleh anggota jaringan. Berdasarkan argumentasi ini, maka penerimaan atas penggunaan inovasi ada kondisi embeddedness yang kuat lebih disebabkan oleh perilaku imitatif daripada keinovatifan aktor. PENUTUP Artikel ini mendeskripsikan kerangka konseptual bagaimana karakteristik struktural jaringan mempengaruhi keinovatifan dan perilaku imitatif dalam keputusan adopsi inovasi. Karakteristik struktur jaringan dapat mempengaruhi proses adopsi dengan jalur yang berbeda. Karakteristik sentralitas, kendala karena adanya lubang struktural, dan keluasan jangkauan dihipotesiskan berpengaruh terhadap keinovatifan. Selanjutnya karakteristik struktural kepadatan, sentralisasi, dan kelekatan jaringan dihipotesiskan berpengaruh terhadap perilaku imitatif. Validasi empirik dan elaborasi lebih lanjut tentang metodologi pengujian model konseptual tersebut masih diperlukan.
  • 15. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 149 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ DAFTAR PUSTAKA Achimugu, P., Oluwagbemi, O., Oluwaranti, A., & Afolabi, B. (2009). Adoption of information and communication technologies in developing countries: an impact analysis. Journal of Information Technology Impact, 9(1), 37-46. Ahuja, G. (2000). Collaboration networks, structural holes, and innovation: Alongitudinal study. Administrative science quarterly, 45(3), 425-455. Bass, Frak M. 1969. “ANew Product Growth Model for Consumer Durables,” Management Science, Vol. 15 (January 1969). Bass, Frak M., Trichy V. Krishnan, and Dipak C. Jain. 1994. “Why The Bass Model Fits Without Decision Variables”. Marketing Science Summer, vol. 13 no. 3, pp. 203-223. Bell, G. G. (2005). Clusters, networks, and firm innovativeness. Strategic management journal, 26(3), 287-295. Brynjolfsson, E., & Hitt, L. (1996). Paradox lost? Firm-level evidence on the returns to information systems spending. Management science, 42(4), 541-558. Burt, R. S. (1987). Social contagion and innovation: Cohesion versus structural equivalence. American journal of Sociology, 1287-1335. Burt, R.S. (1992), Structural Holes: The Social Structure of Competition, Harvard University Press, Cambridge, MA. Cowan, R. (2005). Network models of innovation and knowledge diffusion. Clusters, networks and innovation, 29-53. Cowan, R., & Jonard, N. (2004). Network structure and the diffusion of knowledge. Journal of economic Dynamics and Control, 28(8), 1557- 1575. Dedrick, J., Kraemer, K. L., & Shih, E. (2013). Information Technology and Productivity in Developed and Developing Countries. Journal of Management Information Systems, 30(1), 97-122. den Hartigh, E., & vanAsseldonk, T. (2004, October). Business ecosystems: A research framework for investigating the relation between network structure, firm strategy, and the pattern of innovation diffusion. In ECCON 2004 Annual Meeting: Co-Jumping on a Trampoline, The Netherlands. Dewan,S.,&Kraemer,K.L.(2000).Informationtechnologyandproductivity: evidence from country-level data. Management Science, 46(4), 548-562.
  • 16. 150 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ Dodds, W. (1973)An application of the bass model in long-term new product forecasting , Journal of Marketing Research (pre-1986); Aug 1973; 10, 000003; pg. 308 Dodson Jr, J. A., & Muller, E. (1978). Models of new product diffusion through advertising and word-of-mouth. Management Science, 24(15), 1568-1578. Elfring, T., & Hulsink, W. (2003). Networks in entrepreneurship: the case of high-technology firms. Small business economics, 21(4), 409-422. Ellison,G.(1993).Learning,localinteraction,andcoordination. Econometrica: Journal of the Econometric Society, 1047-1071. Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian untuk Manajemen. Semarang: Penerbit Undip. Fichman, R. G. (1992, December). Information technology diffusion: a review of empirical research. In ICIS (pp. 195-206). Fourt, L. A., & Woodlock, J. W. (1960). Early prediction of market success for new grocery products. The Journal of Marketing, 31-38. Freeman, L.C. (1979), “Centrality in social networks: conceptual clarification”, Social Networks, Vol. 1, pp. 215-39. Gibbons, D. E. (2004). Network structure and innovation ambiguity effects on diffusion in dynamic organizational fields. Academy of Management Journal, 47(6), 938-951. Granovetter, M. S. (1973). The strength of weak ties. American journal of sociology, 1360-1380. Haines Jr, G. H. (1964). A theory of market behavior after innovation. Management Science, 10(4), 634-658. Hedström, P., Sandell, R., & Stern, C. (2000). Mesolevel Networks and the Diffusion of Social Movements: The Case of the Swedish Social Democratic Party1. AJS, 106(1), 145-72. Iman,N.(2011).TheinnofusionofelectronicbankinginIndonesia. Manchester Business School Research Paper, (613). Jackson, M. O., & Yariv, L. (2007). Diffusion of behavior and equilibrium properties in network games. The American economic review, 92-98. Kempe, D., Kleinberg, J., & Tardos, É. (2003, August). Maximizing the spread of influence through a social network. In Proceedings of the ninth ACM SIGKDD international conference on Knowledge discovery and data mining (pp. 137-146). ACM.
  • 17. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 151 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ Kim, Y. H. (2002). Financing Information Technology Diffusion in Low– income Asian Developing Countries. Journal of Asian development, 115-133. Kotler, P., & Keller, K. L. (2013) Marketing Management, 14th Edition. Pearson Education. Kraatz, M.S. (1998), “Learning by association? Interorganizational networks and adaptation to environmental change”, Academy of Management Journal, Vol. 41 No. 6, pp. 621-43. Liu, B. S. C., Madhavan, R., & Sudharshan, D. (2005). DiffuNET: The impact of network structure on diffusion of innovation. European Journal of Innovation Management, 8(2), 240-262. Luu, D. M., Lim, E. P., Hoang, T.A., & Chua, F. C. T. (2012, June). Modeling Diffusion in Social Networks Using Network Properties. In ICWSM. MacVaugh, J., & Schiavone, F. (2010). Limits to the diffusion of innovation: A literature review and integrative model. European Journal of Innovation Management, 13(2), 197-221. Mahajan, Vijay, Eitan Muller, and Frank M. Bass (1990). “New Product Diffusion Models in Marketing:AReview and Directions for Research”. Journal of Marketing. 54. January. Mahajan, Vijay, Eitan Muller, and Rajendra K. Srivastava (1990). “Determination of Adopter Categories by Using Innovation Diffusion Models”. Journal of Marketing Research. XXVII. February. Mahajan, Vijay. And Robert A. Peterson. (1978). “Innovation Diffusion in Dynamic Potential Adopter Population.” Management Science. 24. (15). November. Mansfield,E.(1961).Technicalchangeandtherateofimitation. Econometrica: Journal of the Econometric Society, 741-766. Marinč, M. (2013). Banks and information technology: marketability vs. relationships. Electronic Commerce Research, 13(1), 71-101. Marsden, P. V. (1990). Network data and measurement. Annual review of sociology, 435-463. Meade, N., & Islam, T. (2006). Modelling and forecasting the diffusion of innovation–A 25-year review. International Journal of Forecasting, 22(3), 519-545. Miliani, L., Purwanegara, M. S., & Indriani, M. T. D. (2013). Adoption Behavior of E-Money Usage. Information Management & Business Review, 5(7), 369-378.
  • 18. 152 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ Morrison, Jeffrey, 2000, “New Product Forecasting, Part III: Translating Penetration Estimates into Long Run Sales”, PDMA VISIONS APRIL 2000 VOL. XXIV NO.2. Newman,M.E.(2003).Thestructureandfunctionofcomplexnetworks. SIAM review, 45(2), 167-256. Oshikoya, T. W., & Hussain, M. N. (1998). Information technology and the challenge of economic development in Africa. African Development Review,10(1), 100-133. Pennings, J. M., & Harianto, F. (1992). Technological networking and innovation implementation. Organization Science, 3(3), 356-382. Peres, R., Muller, E., & Mahajan, V. (2010). Innovation diffusion and new product growth models: A critical review and research directions. International Journal of Research in Marketing, 27(2), 91-106. Reagans, R., & McEvily, B. (2003). Network structure and knowledge transfer: The effects of cohesion and range. Administrative science quarterly, 48(2), 240-267. Rogers, E. (2003). Diffusion of Innovation, New York: The Free Press. Sultan, F., Farley, J. U., & Lehmann, D. R. (1990). A meta-analysis of applications of diffusion models. Journal of marketing research, 70-77. Tellis, G. J. (2007). A critical review of marketing research on diffusion of new products. Review of marketing research, 3, 39-80. Ter Wal, A. L., & Boschma, R. A. (2009). Applying social network analysis in economic geography: framing some key analytic issues. The Annals of Regional Science, 43(3), 739-756. Trott, Paul, 2005, Innovation Management and New Product Development, London: Prentice-Hall. Uzzi, B. (1997). Social structure and competition in interfirm networks: The paradox of embeddedness. Administrative science quarterly, 35-67. Valente, T. W. (1996). Network models of the diffusion of innovations. Computational & Mathematical Organization Theory, 2(2), 163-164. Van den Bulte, C., & Joshi, Y. V. (2007). New product diffusion with influentials and imitators. Marketing Science, 26(3), 400-421. Van den Bulte, C., & Stremersch, S. (2004). Social contagion and income heterogeneity in new product diffusion:Ameta-analytic test. Marketing Science, 23(4), 530-544.
  • 19. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 ж 153 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........ Wasserman, S. (1994). Social network analysis: Methods and applications (Vol. 8). Cambridge university press. Wright, M., Upritchard, C., & Lewis, T. (1997).AValidation of the Bass New Product Diffusion Model in New Zealand. Marketing Bulletin, 8, 15-29. Wu, J. (2012). Technological collaboration in product innovation: The role of market competition and sectoral technological intensity. Research Policy,41(2), 489-496.
  • 20. 154 ж AN-NISBAH, Vol. 01, No. 02, April 2015 Sanaji: Struktur Jaringan dalam Adopsi........