SlideShare a Scribd company logo
1 of 105
MULITIVARIATE DATA ANALYSIS
P1-4_ 19 Februari 2021
Dosen: Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak
Email: assagaf29@yahoo.com
HP : +628113543409
URL: https://scholar.google.com/citations?user=EFBaeOsAAAAJ&hl=en&oi=ao
Ref.:
http://libgen.rs/search.php?req=Investments+portfolio&open=0&res=25&view=simple&phrase=
1&column=title
Slideshare: https://www2.slideshare.net/
Slideshare:
https://www2.slideshare.net/search/slideshow?searchfrom=header&q=aminullah+assagaf+simk
1sd7&ud=any&ft=all&lang=**&sort=
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC26u-Ys3fjKlcJAACrsnAeQ/videos
MULTIVARIATE DATA ANALYSIS
1. Overview of multivariate method – 2
2. Examining your data – 32
3. Exploratory faktor analysis – 90
4. Multiple regression analysis – 152
5. Multiple discriminant analysis – 232
6. Logistic regression: Regression with a Binary a dependent variabel – 314
7. MANOVA and GLM (General Linear Model) – 342
8. Conjoint analysis – 405
9. Claster analysis – 478
10. Multidimensional scaling – 538
MULTIVARIATE DATA ANALYSIS
11. Analysing nominal data with correspondence analysis – 582
12. Structural equition model (SEM) overview
 Appendix A: Estimating relationship using Path Analysis – 655
 Appendix B: SEM Abreviations - 657
 Appendix C: Detail on selected GUF indices -658
13. Confirmatory factor analysis – 661
14. Testing structural equations models – 700
15. Advanced SEM Topics and PLS - 726
5_Multiple discriminant analysis
MODEL “MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS” (MDA)
Reference: Asumsi dan Contoh Analisis Diskriminan - Belajar SPSS (11 Junli 2012), dan
ripa_fajarina in Statistik MultiVariat (9 Sep 2013)
Model Pengukuran Score Financial Distress (Contoh: Edward Althman, 1968)
Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak
Email: assagaf29@yahoo.com
HP. : +618113543409
Analisis Diskriminan
 Analisis diskriminana hakekatnya adalah teknik untuk menganalisis data penelitian jika kriteria atau
variabel terikatnya bersifat kategorik dan prediktor atau variabel bebasnya bersifat data interval. Istilah
variabel kategori berarti variabel dependen dibagi menjadi beberapa kategori. Misalnya, tiga merek
komputer, Komputer A, Komputer B dan Komputer C dapat menjadi variabel dependen kategoris.
 Tujuan dari analisis diskriminan adalah untuk mengembangkan fungsi diskriminan yang tidak lain
adalah kombinasi linier dari variabel independen yang akan membedakan kategori variabel dependen
secara sempurna. Ini memungkinkan peneliti untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan di
antara kelompok, dalam hal variabel prediktor. Penjelasan ini juga mengevaluasi keakuratan
klasifikasi.
Pengertian Analisis Diskriminan
 Analisis diskriminan adalah teknik statistik dan statistika yang dipergunakan untuk
mengklasifikasikan pengamatan ke dalam kelompok yang tidak tumpang tindih, hal ini
tentusaja dilihat berdasarkan skor pada satu atau lebih variabel prediktor dalam penelitian
kuantitatif.
 Analisis diskriminan digambarkan dengan banyaknya kategori yang dimiliki oleh variabel
dependen. Seperti dalam statistik, semuanya diasumsikan hingga tak terhingga, sehingga dalam
hal ini bila variabel terikat memiliki dua kategori, maka jenis yang digunakan adalah analisis
diskriminan dua kelompok. Jika variabel terikat memiliki tiga atau lebih dari tiga kategori,
maka jenis yang digunakan adalah analisis diskriminan berganda.
 Perbedaan utama jenis analisis diskriminan adalah bahwa untuk dua kelompok, dimungkinkan
untuk mendapatkan hanya satu fungsi diskriminan. Di sisi lain, dalam kasus analisis
diskriminan ganda, lebih dari satu fungsi diskriminan dapat dihitung.
Pengertian Analisis Diskriminan Menurut Para Ahli
1. Comprehensive Chemometrics, 2009, Analisis diskriminan adalah teknik
statistik yang digunakan untuk mengklasifikasikan data yang diamati menjadi
salah satu dari dua atau lebih kelompok yang ditentukan secara unik dan diskrit
menggunakan aturan alokasi.
2. D.J. Bartholomew, dalam International Encyclopedia of Education (Edisi
Ketiga), 2010, Definisi analisis diskriminan paling sederhana dianggap sebagai
analisis regresi ketika variabel yang akan diprediksi adalah biner. Misalkan
individu termasuk dalam salah satu dari dua kategori di mana kita dapat
menetapkan nilai 0 dan 1
Jenis Analisis Diskriminan
Dua Kelompok
 Masalah umum penelitian melibatkan pengklasifikasian observasi menjadi salah satu dari dua kelompok,
berdasarkan dua atau lebih variabel prediktor kuantitatif. Ketika hanya ada dua kelompok klasifikasi, analisis
diskriminan sebenarnya hanyalah regresi berganda, dengan beberapa penyesuaian.
1. Variabel dependen adalah variabel dikotomis dan kategorik (yaitu, variabel kategori yang hanya dapat
mengambil dua nilai)
2. Variabel dependen dinyatakan sebagai variabel dummy (memiliki nilai 0 atau 1)
3. Pengamatan ditetapkan ke dalam kelompok, berdasarkan apakah skor prediksi mendekati 0 atau 1
4. Persamaan regresi disebut fungsi diskriminan
5. Kemanjuran fungsi diskriminan diukur dengan proporsi penugasan yang benar
 Perbedaan terbesar antara analisis diskriminan dan analisis regresi standar adalah penggunaan variabel katering
sebagai variabel dependen. Selain itu, analisis diskriminan dua kelompok sama seperti analisis regresi berganda
standar.
Konsep Teori Analisis Diskriminan
Prinsip Dasar analisis diskriminan
 Analisis diskriminan adalah bagian dari analisis statistik peubah ganda (multivariate statistical analysis) yang
bertujuan untuk memisahkan beberapa kelompok data yang sudah terkelompokkan dengan cara membentuk
fungsi diskriminan. Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada hubungan
dependensi (hubungan antar variabel dimana sudah bisa dibedakan mana variabel respon dan mana variabel
penjelas). Lebih spesifik lagi, analisis diskriminan digunakan pada kasus dimana variabel respon berupa data
kualitatif dan variabel penjelas berupa data kuantitatif.
 Menurut Johnson and Wichern (1982 : 470), tujuan dari analisis disriminan adalah untuk menggambarkan ciri-
ciri suatu pengamatan dari bermacam-macam populasi yang diketahui, baik secara grafis maupun aljabar
dengan membentuk fungsi diskriminan. Dengan kata lain, analisis diskriminan digunakan untuk
mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelompok atau lebih.
 Jika dianalogikan dengan regresi linear, maka analisis diskriminan merupakan kebalikannya. pada regresi linear,
variabel respon yang harus mengikuti distribusi normal dan homoskedastis, sedangkan variabel penjelas
diasumsikan fixed, artinya variabel penjelas tidak disyaratkan mengikuti sebaran tertentu. untuk analisis
diskriminan, variabel penjelasnya seperti sudah disebutkan di atas harus mengikuti distribusi normal dan
homoskedastis sedangkan variabel responnya fixed.
Langkah-langkah kunci dalam analisis adalah;
1. Memperkirakan koefisien regresi
2. Menentukan persamaan regresi, yang merupakan fungsi diskriminan
3. Menilai kesesuaian persamaan regresi dengan data
4. Menilai kemampuan persamaan regresi untuk mengklasifikasikan
observasi dengan benar
5. Menilai kepentingan relatif variabel prediktor
Ganda
 Regresi juga dapat digunakan dengan lebih dari dua kelompok klasifikasi, tetapi analisisnya lebih
rumit. Jika ada lebih dari dua kelompok, fungsi diskriminan juga lebih dari dua. Misalnya, kita
ingin mengklasifikasikan pemilih menjadi salah satu dari tiga kelompok politik-Demokrat,
Republik, atau Independen.
 Dengan menggunakan analisis diskriminan dua kelompok, kita mungkin:
1. Menentukan satu fungsi diskriminan untuk mengklasifikasikan pemilih sebagai Demokrat
atau non-Demokrat
2. Menentukan fungsi diskriminan kedua untuk mengklasifikasikan non-Demokrat sebagai
Republikan atau Independen
 Jumlah maksimum fungsi diskriminan akan sama dengan jumlah variabel prediktor atau jumlah
kategori kelompok dikurangi satu – mana yang lebih kecil.
 Dengan analisis multi diskriminan, tujuannya adalah untuk mendefinisikan fungsi diskriminan
yang memaksimalkan perbedaan antar kelompok dan meminimalkan perbedaan dalam kelompok.
Cara Menghitung Analisis Diskriminan
 Model umum analisis diskriminan adalah suatu kombinasi linear dengan bentuk sebagai
berikut:
 Membentuk fungsi diskriminan yang optimal memebutuhkan beberapa asumsi terhadap
data yang digunakan. Asumsi tersebut antara lain yaitu:
1. Data pada variabel bebas seharusnya berdistribusi normal multivariat
2. Adanya kesamaan matriks varians-kovariansantar kelompok
Teknik Analisis Diskriminan Dapat Menjawab
1. Dalam karakteristik demografi, bagaimana membedakan pelanggan yang loyal atau tidak?
2. Apakah peminum berat, medium dan ringan dari soft drink berbeda bila dinyatakan dalam
konsumsi makanan beku
3. Karakteristik psikografik, membedakan atau mendikriminasi pembeli di swalayan yang sensitive
terhadap harga dan yg tidak?
4. Aapakah diberbagai segmen pasar berbeda dalam kebiasaan menggunakan media promosi?
5. Dalam gaya hidup, apakah ada perbedaan antara pelanggan pasar tradisional dan pasar
modern, variabel apa saja yang bisa membedakan atau mendiskriminasi secara signifikan?
6. Kredit bank, aakan nasabah yang meminjam, nasabah yang jujur atau tidak? Berdasarkan
beberapa karakter /atribut dari nasabah.
7. Karakter SDM, apakah calon karyawan memiliki komitmen atau tidak? Berdasarkan beberapa
data pribadi pelamar
8. Kesehatan, pasien yang kemungkinan besar akan mengalami serangan jantung atau tidak?
Berdasarkan catatan tekanan darah, berat badan, kolestrol, dan lainnya.
Contoh Analisis Diskriminan
Wawancara Pekerjaan
Misalnya, ketika individu diwawancarai untuk suatu pekerjaan, manajer tidak akan tahu pasti bagaimana calon pekerjaan akan
tampil pada pekerjaan itu jika dipekerjakan.
Namun, anggaplah seorang manajer sumber daya manusia memiliki daftar karyawan saat ini yang telah diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok: “berkinerja tinggi” dan “berkinerja rendah”. Orang-orang ini telah bekerja untuk perusahaan selama
beberapa waktu, telah dievaluasi oleh supervisor mereka, dan diketahui termasuk dalam salah satu dari dua kategori yang saling
eksklusif ini.
Manajer juga memiliki informasi tentang latar belakang karyawan: pencapaian pendidikan, pengalaman kerja sebelumnya,
partisipasi dalam program pelatihan, ukuran sikap kerja, karakteristik kepribadian, dan sebagainya. Informasi ini diketahui pada
saat karyawan tersebut dipekerjakan.
Manajer ingin dapat memprediksi, dengan keyakinan tertentu, calon karyawan mana yang berkinerja tinggi dan mana yang
tidak. Seorang peneliti atau konsultan dapat menggunakan analisis diskriminan, bersama dengan data yang ada, untuk
membantu tugas ini.
Ada dua langkah dasar dalam analisis diskriminan kaitannya dengan contoh kausus tersebut. Yang pertama melibatkan estimasi
koefisien, atau faktor pembobot, yang dapat diterapkan pada karakteristik kandidat pekerjaan yang diketahui (yaitu, variabel
independen) untuk menghitung beberapa ukuran kecenderungan atau kecenderungan mereka untuk menjadi karyawan yang
berkinerja tinggi. Ukuran ini disebut “fungsi diskriminan”.
Kedua, informasi ini kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan aturan keputusan yang menetapkan beberapa nilai batas
untuk memprediksi kandidat pekerjaan mana yang cenderung berkinerja tinggi.
Tujuan analisis diskriminan secara umum
1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antara kelompok pada variabel dependen.
Bisa juga dikatakan untuk melihat perbedaan antara anggota grup 1 dengan grup 2.
2. Jika ada perbedaan, untuk mengetahui variabel bebas mana yang membuat perbedaan
tersebut.
3. Membuat fungsi atau model diskriminan yang pada dasarnya mirip dengan persamaan
regresi.
4. Melakukan klasifikasi terhadap objek (dalam terminology spss disebut baris), dan untuk
mengetahui apakah suatu objek termasuk pada grup 1 atau grup 2 atau lainnya.
Asumsi dan Sampel dalam analisis diskriminan
1. Sejumlah p variabel independen harus berdistribusi normal.
2. Matriks ragam-peragam variabel independen berukuran pxp pada kedua kelompok harus sama.
3. Tidak ada korelasi antar variabel independen.
4. Tidak terdapat data yang outlier pada variabel independen.
 Menurut Hair et al. (1987 : 76), analisis diskriminan tidak terlalu sensitif dengan pelanggaran asumsi ini, kecuali
pelanggarannya bersifat ekstrim. Dan Johnson and Wichern (1988: 472) mengatakan hal yang sama bahwa asumsi ini
(kesamaan ragam-peragam) di dalam praktiknya sering dilanggar.
 Tidak ada jumlah sampel yang ideal secara pasti pada analisis diskriminan. Pedoman yang bersifat umum menyatakan
untuk setiap variabel independen terdapat 5-20 sampel. Dengan demikian, jika terdapat 6 variabel independen maka
seharusnya terdapat minimal 6x5=30 sampel. Secara terminology spss, jika ada enam kolom variabel independen,
sebaiknya ada 30 baris data.
 Selain itu, pada analisis diskriminan sebaiknya digunakan dua jenis sampel, yakni analisis sampel yang digunakan
untuk membuat fungsi diskriminan, serta holdout sampel (split sampel) yang digunakan untuk menguji hasil
diskriminan.
Langkah-langkah dalam analisis diskriminan
1. Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen.
2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya terdapat dua metode dasar untuk
membuat fungsi diskriminan, yakni:
o Simultaneus estimation, semua variabel independen dimasukkan secara bersama-sama kemudian
dilakukan proses diskriminan.
o Stepwise estimation, variabel independen dimasukkan satu per satu kedalam model diskriminan.
Pada proses ini akan ada variabel yang tetap ada dalam model dan ada variabel yang dibuang dari
model.
3. Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk, menggunakan Wilk’s lamda, Pilai, F
test dan uji lainnya.
4. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan serta mengetahui ketepatan klasifikasi secara
individual dengan casewise diagnostics.
5. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut.
6. Melakukan uji validasi terhadap fungsi diskriminan.
Kelayak Fungsi Diskriminan
 Suatu fungsi diskriminan layak untuk dibentuk bila terdapat perbedaan nilai rataan di antara 2
kelompok yang ada.
 Oleh karena itu, sebelum fungsi diskriminan dibentuk perlu dilakukan pengujian terhadap
perbedaan vektor nilai rataan dari 2 kelompok tersebut.
 Dalam pengujian vektor nilai rataan antar kelompok, asumsi yang harus dipenuhi adalah
peubah-peubah yang diamati berdistribusi multivariate normality dan semua kelompok
populasi mempunyai matrik ragam-peragam yang sama.
n Code EBITAS ROTC
1 1 0.158 0.182
2 1 0.21 0.206
3 1 0.207 0.188
4 1 0.208 0.236
5 1 0.197 0.193
6 1 0.227 0.173
7 1 0.148 0.196
8 1 0.254 0.212
9 1 0.079 0.147
10 1 0.149 0.128
11 1 0.2 0.15
12 1 0.187 0.191
13 2 0.012 -0.012
14 2 0.036 0.036
15 2 0.038 0.038
16 2 0.063 -0.063
17 2 0.054 -0.054
18 2 0 0
19 2 0.005 0.005
20 2 0.091 0.091
21 2 0.036 -0.036
22 2 0.045 0.045
23 2 0.026 -0.026
24 2 0.016 0.016
DATA PENELITIAN
PROSE SPSS _ Determinant
• Analysis
• Clasiffy
• Discriminant
• Y pindahkan ke Grouping variable
• Klik Define rang (klik dependent) – isi minmum; 1,
maximum: 2
• Continue
• Pindahkan Xi ke Indepents
• Ok
• Pada statistics, centang semua pada Descriptions,
Matrices, Function coefficients
• Continue
• OK
OUTPUT SPSS
- Output SPSS untuk persamaan atau fungsi determinant : Standardized Canonical
Discrimintant Function Coefficients untuk : Y = w1X1 + w2X2…..+ wnXn
Misalnya : Y = 0.501 X1 + 0.703 X2
Standardized Canonical Discriminant Function
Coefficients
Function
1
EBITAS .501
ROTC .703
MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS
A. DEFINISI
Menurut Cramer, Multiple Discriminant Analysis merupakan teknik parametrik yang digunakan
untuk menentukan bobot dari prediktor yg paling baik untuk membedakan dua atau lebih
kelompok kasus, yang tidak terjadi secara kebetulan.
Model Analisis Diskriminan ditandai dengan ciri khusus yaitu data variabel dependen yang harus
berupa data kategori, sedangkan data independen justru berupa data non kategori. Atau dengan
kata lain Analisis Diskriminan adalah teknik untuk menganalisis data yang memiliki variabel
dependen dalam bentuk kategori dan variabel independen dalam bentuk metric.
Hal ini dapat dimodelkan sebagai berikut :
Y1 = X1 + X2 + X3 + … + Xn
Dimana :
1. Variabel Independen (X1 dan seterusnya) adalah data metrik, yaitu data berskala interval
atau rasio.
2. Variabel Dependen (Y1) adalah data kategorikal atau nominal. Jika data kategorikal
tersebut hanya terdiri dari 2 kode saja disebut “Two-Groups Discriminant Analysis”.
Namun apabila lebih dari 2 kategori disebut “Multiple Discriminant Analysis”.
Dependen Variabel dari analisis diskriminan disebut criterion à kategori (nominal/ordinal)
dalam regression disebut dummy variable (hanya saja tidak hanya 2 kategori, tapi bisa lebih dari
2 kategori). Sedangkan independen variable-nya disebut predictor à interval/rasio
B. MODEL MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS :
Bentuk Kombinasi linier :
D = bo + bX + b2X2 + b3X3 +…+ bkXk
Dimana :
D = Skor Diskriminan
B = Koefisien diskriminasi atau bobot
X = Predictor atau Variabel Independen
C. TUJUAN MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS
Tujuan dari Multiple Discriminant Analysis yakni adalah sebagai berikut:
1. Untuk membedakan suatu objek (responden) masuk dalam kelompok kategori yang
mana.
2. Menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara CRITERION (kategori) dengan
PREDIKTOR
3. Menentukan PREDIKTOR yang mana yang memberikan sumbangan sehingga terjadi
perbedaan antar kelompok.
Dalam literatur yang lain tujuan dari analisis diskriminan adalah :
1. Menganalisis apakah terdapat perbedaan yang cukup signifikan antar kelompok dalam
hal variabel independen
2. Penentuan variabel mana yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perbedaan yang
terjadi antar kelompok
3. Klasifikasi setiap kasus ke dalam satu kelompok berdasarkan nilai dari prediktor
4. Evaluasi terhadap akurasi klasifikasi
D. ASUMSI ANALISIS DISKRIMINAN
Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model diskriminan dapat digunakan antara lain :
1. Variabel bebas harus terdistribusi normal (adanya normalitas).
2. Matriks kovarians semua variabel bebas harus sama (equal).
3. Tidak terjadi multikolinearitas (tidak berkorelasi) antar variabel bebas.
4. Tidak terdapat data yang ekstrim (outlier).
E. PROSES ANALISIS DISKRIMINAN
Beberapa langkah yang merupakan proses dasar dalam Analisi Diskriminan antara lain :
1. Memilah variabel-variabel menjadi Variabel terikat (Dependent) dan Variabel bebas
(Independent).
2. Menentukan metode untuk membuat Fungsi Diskriminan, yaitu :
1. Simultaneous Estimation; semua variabel dimasukkan secara bersamasama lalu dilakukan
proses Diskriminan.
2. Step-Wise Estimation; variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model Diskriminan.
3. Menguji signifikansi Fungsi Diskriminan yang terbentuk, dengan menggunakan Wilk’s
Lambda, Pilai, F test, dan lainnya.
4. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan (secara individual dengan Casewise
Diagnotics).
5. Melakukan interpretasi Fungsi Diskriminan.
6. Melakukan uji validasi fungsi diskriminan.
Dengan analisis diskriminan, pada akhirnya akan dibuat sebuah model seperti regresi yaitu satu
variabel terikat (dependent) dan banyak variabel bebas (independent). Prinsip Diskriminan
adalah ingin membuat model yang dapat secara jelas menunjukkan perbedaan (diskriminasi)
antar isi variabel dependen.
F. CONTOH KASUS
Terdapat 100 objek dengan variabel-variabel antara lain :
1. Specification Buying (x11), dengan kode :
– Kode 0 = Specification Buying
– Kode 1 = Total Value Analysis
1. Delivery Speed (x1)
2. Price Level (x2)
3. Price Flexibility (x3)
4. Manufacturer Image (x4)
5. Service (x5)
6. Salesforce Image (x6)
7. Product Quality (x7)
Sebelum melakukan analisis diskriminan, hal yang perlu dilakukan yaitu menguji ketepatan
variabel; yaitu apakah keseluruhan variabel yang terkumpul secara keseluruhan dapat digunakan
lebih lanjut dalam analisis diskriminan, atau terdapat variabel yang terpaksa harus disingkirkan
dalam pelaksanaan analisis diskriminan. Untuk itu, tahap pertama yang harus dilakukan yaitu
melakukan uji variabel. Seperti berikut ini.
1) Menilai Variabel yang Layak
1. Dari data yang telah dimasukkan, selanjutnya klik menu “analyze” dan pilih sub menu
“Classify” dan kemudian “Discriminant…”
2. Masukkan variabel dependent ke dalam kotak “Grouping Variable”. Sedangkan
keenam variabel lainnya: masukkan ke dalam kotak “Independents”. Berarti variabel
dependent berciri data kategori. Oleh karena itu, SPSS minta masukan kode kategori
yang dipakai. Untuk itu, buka icon “Define Range”.
3. Sesuai kode variabel dependent, maka masukkan angka 0 (nol) pada bagian “Minimum”
dan angka 1 (satu) pada bagian “Maximum”. Lalu tekan “Continue” untuk kembali ke
menu utama.
4. Klik mouse pada icon “Statistics”
5. Pada bagian “Descriptives” aktifkan bagian Univariate ANOVAs dan Box’s M. Abaikan
bagian yang lain lalu tekan “Continue”. Selanjutnya dari tampilan menu utama, abaikan
bagian yang lain dan tekan OK untuk menampilkan output aplikasi SPSS pengujian
variabel pada analisis diskriminan.
Tabel yang dihasilkan (tests of equality of group means) merupakan hasil pengujian tiap-tiap
variabel bebas yang ada. Keputusan yang diambil dalam pengujian variabel dapat melalui 2 cara
:
a) Dengan angka “Wilk’s Lambda”. Angka Wilk’s Lambda berkisar 0 sampai 1. Jika
angka mendekati 0, maka data tiap grup cenderung berbeda; sedangkan jika angka mendekati 1,
data tiap grup cenderung sama.
b) Dengan F test (uji signifikansi). Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis berikut:
Ho : group means dari masing-masing kelompok adalah relatif sama
H1 : group means dari masing-masing kelompok memiliki perbedaan secara nyata
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan antar grup.
Jika Sig > 0,05, maka Ho tidak ditolak yang berarti group means masing-masing kelompok
relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar grup.
Setelah dilakukan pengujian terhadap masing-masing variabel, berikutnya dilakukan pengujian
variansi dari setiap variabel. Analisis Diskriminan mempunyai asumsi bahwa :
1. Variansi variabel bebas untuk setiap grup seharusnya sama.
2. Variansi diantara variabel-variabel bebas seharusnya juga sama.
Kedua pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa “group covariance matrices” adalah relatif
sama.
Untuk itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :
Ho : group covariance matrices adalah relatif sama
H1 : group covariance matrices adalah berbeda secara nyata
Adapun penilaian signifikansi dari pengujian hipotesis diatas sebagai berikut :
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak.
Jika Sig > 0,05, maka Ho tidak ditolak.
Dari tampilan tabel (test result) output, tentukan nilai Sig. Bila > 0,05, berarti bahwa group
covariance matrices adalah relatif sama. Hal ini berarti data di atas dianggap telah memenuhi
asumsi analisis diskriminan, sehingga proses dapat dilanjutkan.
6_Logistic regression: Regression
with a Binary a dependent variabel
MODEL LOGISTIC (LOGIT)
Reference: Mudah Memahami Regresi Logit (Junaidi, 2008)
Untuk Latihan SPSS_Binary Logistic, Studi Kasus “AA”
Jakarta, 21 Maret 2019
Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak
Email: assagaf29@yahoo.com
HP. : +618113543409
MODEL LOGISTIK ATAU MODEL LOGIT
 Regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit), dalam statistika digunakan
untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi
logit kurva logistik.
 Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial.
 Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel
prediktor, baik numerik maupun kategori.
 Misalnya, probabilitas bahwa orang yang menderita serangan jantung pada waktu tertentu
dapat diprediksi dari informasi usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh.
 Regresi logistik juga digunakan secara luas pada bidang kedokteran dan ilmu sosial, maupun
pemasaran seperti prediksi kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu produk atau
berhenti berlangganan.
 Karena nilai Dependen berupa kategori 0 dan 1, tentunya penjelasan persamaan yang
menghubungkan antara variabel independen dan variabel dependen tidak bisa dilakukan
secara linear seperti yang dilakukan pada regresi umumnya. Maka penggunaan regresi
logistik diperlukan untuk menghitung peluang kecenderungan responden untuk bernilai 0
hingga 1.
Regresi logistik
 Regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit), dalam statistika digunakan
untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi logit
kurva logistik.
 Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial.
 Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor,
baik numerik maupun kategori.
 Misalnya, probabilitas bahwa orang yang menderita serangan jantung pada waktu tertentu
dapat diprediksi dari informasi usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh.
 Regresi logistik juga digunakan secara luas pada bidang kedokteran dan ilmu sosial, maupun
pemasaran seperti prediksi kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu produk atau
berhenti berlangganan.
Fungsi logistik, dengan z pada sumbu
hosrizontal dan ƒ(z) pada sumbu vertikal
Kurva Logistik
MODEL LOGISTIK ATAU MODEL LOGIT
Tujuan Menggunakan regresi Logistik, ada 3
1. Menghitung peluang
 Persamaan yang diperoleh dari proses regresi logistik, dapat digunakan untuk menghitung peluang
responden diluar responden yang termasuk dalam penelitian.
 Contoh yang dapat dipahami adalah proses pengajuan kredit. Pihak bank biasanya melakukan evaluasi
kelayakan seseorang layak atau tidak untuk menerima kredit pinjaman dari bank.
 Beberapa pertanyaan diberikan kepada pihak bank terhadap calon penerima kredit. Pertanyaan yang
diberikan seputar karakteristik variabel calon penerima modal tersebut merupakan variabel independen yang
akan diinput oleh petugas bank kedalam model. Dari beberapa variabel yang dipertanyakan itulah, petugas
bank dapat menentukan peluang calon penerima kredit tersebut untuk bisa mengembalikan pinjaman atau
tidak, nilai antara 0 – 1.
 Tentunya model yang digunakan oleh petugas bank adalah model regresi logistik berdasarkan data-data
peminjam sebelumnya. Dalam model tersebut terdapat komponen bahwa biasanya peminjam yang memiliki
pendapatan dibawah sekian dengan pinjaman yang telah dimiliki sebelumnya sekian, ditambah tanggungan
kerja sekian, memiliki peluang untuk mengembalikan pinjaman sebesar sekian ( nilai 0 -1).
2. Melihat karakteristik
 Tujuan kedua ini sering digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik antara 2 kelompok.
 Salah satunya adalah skripsi saya yang saya sebutkan diatas. Skripsi tersebut menggambarkan karakteristik
petani anorganik dan petani organik. Hasil kesimpulan bahwa peluang petani mampu beralih dari anorganik
ke organik adalah karena perbedaan harga produk hasil kedua proses tersebut. Petani organik bersedia
beralih dari anorganik ke organik meskipun produktivitas organik lebih kecil dibanding anorganik. Namun,
perbedaan harga yang tinggi menjadikan petani organik memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan
petani anorganik.
 Tujuan melihat karakteristik ini biasanya membahas nilai odds ratio di masing masing variabel independen
(nilai odds ratio adalah (exp(koefisien)) masing-masing variabel). Nilai odds ratio menjelaskan peluang
responden beralih ke organik (contoh kasus diatas). Penjelasan nilai odds ratio berbeda dari nilai koefisien
regresi pada umumnya.
 Bila koefisien regresi menjelaskan : “ jika variabel X naik 1 satuan, maka nilai Y akan naik sebesar nilai
koefisien satuan” maka exp(koefisien) atau odds ratio pada regresi logistik menjelaskan : “ responden yang
memiliki variabel x lebih tinggi, maka akan berpeluang untuk memilih organik (contoh kasus diatas) sebesar
“exp(nilai koefisien) atau biasa disebut odds ratio” kali dibandingkan responden yang memiliki variabel x lebih
rendah”. Iya, nilai exp(koefisien) pada regresi logistik atau disebut sebagai odds ratio menjelaskan peluang,
dan tidak menjelaskan berapa yang dimaksud “lebih tinggi” dari variabel X tersebut.
3. Faktor Yang mempengaruhi
 Tujuan ketiga ini merupakan pengembangan dari tujuan kedua, peneliti mampu mengetahui faktor yang
mempengaruhi mengapa terdapat perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Nilai odds ratio yang tinggi
menandakan varaibel tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap pemilihan beda dari responden.
Tujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ini adalah diharapkan faktor yang signifikan
mempengaruhi tersebut merupakan faktor yang bisa diatur oleh peneliti atau pengambil kebijakan
sehingga bisa menggiring responden lainnya untuk berbuat yang sama terhadap responden yang bernilai 1
sebelumnya.
 Contoh pada skripsi ini adalah bahwa harga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
preferensi petani memilih pertanian organik, maka pemerintah jika ingin mengembangkan pertanian
organik harus melakukan kebijakan yang tetap menstabilkan harga agar terus berada diatas harga produk
anorganik sehingga peminat petani organik akan sebakin banyak dan bisa terus berkembang.
Bagaimana Model Persamaan Regresi Logistik?
 Jika regresi linear memiliki persamaan :
Y = a + b1X1 + …. + bnXn, dengan a sebagai konstanta, dan b1 hingga bn adalah koefisien, maka
regresi logistik juga akan mengeluarkan output yang sama jika anda menggunakan software
minitab atau SPSS. Namun, anda akan keliru jika langsung mengambil persamaan itu untuk
menjelaskan atau membahas peluang.
 Nilai koefisen masing masing variabel dari gambar diatas terletak pada kolom B, sedangkan
penjelasan nilai odds ratio dari masing masing variabel adalah pada kolom Exp(B).
Persamaan regresi logistik adalah :
 Jika anda menggunakan regresi logistik untuk membuat persamaan dan menginterpretasikan peluang
pada responden lain, maka pembahasan anda akan berkutat kepada kolom B untuk membuat persamaan,
jika anda akan membahas faktor yang mempengaruhi variabel secara parsial, maka anda akan membahas
kolom odd ratio atau exp(B)
 Persamaan tersebut dapat anda gunakan untuk menghitung peluang responden yang memiliki nilai
variabel yang sudah ditetapkan dalam persamaan, hasil akhir nilai p tentunya akan berkisar antara 0 – 1.
Persamaan regresi logistik adalah :
Tahapan Proses Regresi Logistik
 Mari kita langsung praktek dengan menggunakan spss 22. Buka spss dan copikan data yang anda
miliki. Proses regresi logistik bermula dari klik analyze – regression – binary logistic
 Kemudian isikan nilai kolom dependen dengan variabel Y dan kolom covariate dengan variabel
independen. Anda bisa menggunakan bermacam – macam methode untuk mengeliminasi variabel
dan memperoleh persamaan yang paling baik untuk menginterpretasikan penelitian anda, anda
bisa membaca artikel saya tentang cara eliminasi variabel pada regresi. Pada latihan ini, kita pilih
methode enter saja. Klik oK
Interpretasi Output
 Nilai signifikan omnibus test harus berada dibawah 0.05 jika anda menggunakan taraf kepercayaan
95%. Omnibus Test dengan jumlah variabel independen sebanyak x menghasilkan nilai signifikansi
yang lebih rendah dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari x
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.Kemudian nilai nagelkerke R
Square merupakan nilai R squared pada regresi linear. Variabel independen mampu menjelaskan 86
persen variabel dependen yang terlihat dari nilai Square nagelkerke sebesar 0.86. Sedangkan 14
persen lainnya dapat dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel independen dalam persamaan hasil
regresi logistik.
Hosmer and lemeshow Test
 Berbeda dengan omnibus test, nilai hosmer and lemeshow test justru dikatakan baik jika nilai
signifikannya > 0.05.
 Nilai Hosmer tersebut lebih besar dibandingkan α = 0.05, artinya terima H0 yakni model regresi
logistik mampu menjelaskan data dan tidak terdapat perbedaan antara model dan nilai
observasinya. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi logistik dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan variabel independen dan variabel dependen
Membuat persamaan
 Persamaan diperlukan apabila anda selanjutnya ingin membahas atau meramal suatu
peluang dimana kondisi – kondisi variabel telah anda peroleh. Contoh simple seperti
diatas adalah penentuan layak atau tidak seseorang mendapatkan kredit pinjaman.
Atau, bisa juga memprediksi peluang keberhasilan suatu program apabila memiliki
kondisi kkondisi yang mirip dengan variabel yang ada di persamaan tersebut.
 Cara membuat persamaan sudah saya jelaskan diatas, namun sebagai gambaran saya
ilustrasikan sebuah contoh:
 Hasil interpretasi nilai logistic regression adalah sebagai berikut:
B0 = -4.2
B1 = 2.3
 Variabel independen yang diproses adalah : IP semester 1 mahasiswa dengan variabel
dependennya : 0 berarti lulus lebih atau sama dengan 4 tahun, nilai 1 berarti lulus
kurang dari 4 tahun.
 Jika IP semester 1 seorang mahasiswa adalah 3, maka berapa peluang mahasiswa
tersebut untuk lulus kurang dari 4 tahun?
Catatan utk IP=3:
P= e^(B0+B1X) / (1+e^(B0+B1X)
e=2.718282
e^(B0+B1X)=2.718282 ^ (-4.2 + (2.3 x 3)
e^(B0+B1X)= 2.718282 ^ 2.7 = 14.87973
(1+e^(B0+B1X)=(1+14.87973) = 15.87973
P = 14.87973 / 15.87973 = 0.94
Catatan utk IP=2:
P= e^(B0+B1X) / (1+e^(B0+B1X)
e=2.718282
e^(B0+B1X)=2.718282 ^ (-4.2 + (2.3 x 2) =
e^(B0+B1X)= 2.718282 ^ 0.4 = 1.491825
(1+e^(B0+B1X)=(1+1.491825) = 2.491825
P = 1.491825 / 2.491825 = 0.59
MODEL LOGIT
Model logit disusun berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif (Gaspersz, 91):
Untuk menduga persaman di atas secara langsung adalah tidak mungkin, karena Pi mengambil
nilai 0 sampai 1. Komponen {Pi/(1-Pi)} = 0 akan menjadi 0 apabila Pi = 1 dan menjadi tak
terdefinisi bila Pi = 1. Untuk menduga model peluang melalui penggunaan Pi* sebagai pendekatan
Pi dengan formulasi:
Persamaan di atas linear dalam parameter sehingga dapat diduga dengan menggunakan OLS.
Dengan asumsi bahwa setiap individu pengamatan dalam kelompok adalah bebas menurut sebaran
binomial, maka variabel tak bebas Ln (Pi*/(1-Pi*) akan mendekati sebaran normal (ukuran sampel
besar). Persamaan Model Logit dan variabel yang digunakan untuk mengetahui faktorfaktor yang
berpengaruh terhadap peluang peningkatann produksi disajikan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut :
Keterangan :
Keterangan :
Contoh perhitungan Y pada penelitian KB
Data Hasil Penelitian
n Y X1 X2 X3 n Y X1 X2 X3 n Y X1 X2 X3
1 0 39 1 0 17 0 40 0 0 33 1 34 0 2
2 0 39 1 0 18 0 40 0 0 34 1 38 0 2
3 0 47 1 0 19 0 37 0 0 35 1 35 0 2
4 0 44 1 0 20 0 30 0 0 36 1 38 0 2
5 0 33 1 0 21 0 41 0 1 37 1 34 0 2
6 0 38 1 0 22 0 35 0 1 38 1 45 0 2
7 0 41 1 0 23 0 30 0 0 39 1 41 1 2
8 0 40 1 1 24 0 37 0 1 40 1 49 1 2
9 0 39 1 1 25 0 40 0 1 41 1 44 0 2
10 0 38 1 2 26 0 41 0 1 42 1 55 1 2
11 0 33 1 2 27 0 40 0 2 43 1 45 1 2
12 0 40 1 2 28 1 38 1 0 44 1 38 0 2
13 0 35 1 2 29 1 36 0 0 45 1 44 0 1
14 0 40 1 1 30 1 31 0 0 46 1 44 0 1
15 0 37 1 1 31 1 35 1 0 47 1 42 0 2
16 0 26 1 1 32 1 45 1 1 48 1 33 0 2
Dimana:
Y = 1, jika konsumen membeli mobil, = 0 jika konsumen tidak membeli mobil
X1 = umur responden dalam tahun
X2 = 1, jika konsumen berjenis kelamin wanita, = 0 jika konsumen berjenis kelamin pria
X3 = 0, jika konsumen berpendapatan rendah, = 1 jika konsumen berpendapatan sedang
= 2 jika konsumen berpendapatan tinggi
Proses SPSS-LOGISTIC
LOGISTIC
- Analysis
- Regression
- Binary Logistic
- Dependent : Y
- Independent : X1, X2, X3….
- Khusus X3, karena datanya (1, 2, 3), maka:
- Categorical
- Klik X3
- Klik tanda panah samping "Categorical covarians"
- Pilih "Reference Category" dengan " "First"
- Klik "Change"
- Continue
- OK
B S.E. Wald df Sig. Exp(B
Variables in the Equation
Exp (B)
=ln(10) =10^(1/2.302) 1.153
10 2.302585 2.718282 =2.718282^(0.142) = 1.153
- Dalam kasus variabel X1 (umur), dengan odds ratio sebesar 1,153 dapat diartikan bahwa konsumen yang berumur
lebih tua satu tahun peluang membeli mobilnya adalah 1,153 kali dibandingkan konsumen umur yang lebih muda
(satu tahun), jika pendapatan dan jenis kelamin mereka sama.
- Dalam kasus variabel X2 (jenis kelamin dimana 1 = wanita dan 0 = pria), dengan odds ratio sebesar 0,201 dapat
diartikan bahwa peluang wanita untuk membeli mobil adalah 0,201 kali dibandingkan pria, jika umur dan
pendapatan mereka sama. Artinya wanita memiliki peluang lebih rendahi dalam membeli mobil dibandingkan pria.
Result “Exp(B)”
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
X1 .142 .084 2.838 1 .092 1.153
X2 -1.602 .795 4.065 1 .044 .201
X3 8.783 2 .012
X3(1) -.712 .992 .515 1 .473 .491
X3(2) 1.864 .833 5.011 1 .025 6.450
Constant -5.637 3.150 3.202 1 .074 .004
Variables in the Equation
Step 1a
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.
Uji F (Chi-Square) dan R2
Chi-square df Sig.
Step 18.131 4 .001
Block 18.131 4 .001
Model 18.131 4 .001
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 47.660a
.315 .422
Model Summary
Step
a. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI DALAM SPSS
1. Setelah data diinput dalam lembar kerja SPSS kemudian klik Analyze > Regression > Binary Logistic
2. Masukkan Y sebagai variable dependent dengan cara klik Y di kotak kiri, kemudian klik tanda panah
disamping kotak Dependent. Masukkan X1, X2 dan X3 kedalam kotak Covariates, dengan cara klik masing-
masing variable, kemudian klik tanda panah disamping kotak covariates.
3. Selanjutnya, karena variabel X3 merupakan peubah kategori (ordinal) dengan lebih dari dua kategori
(yaitu 0=pendapatan rendah, 1=pendapatan sedang dan 2=pendapatan tinggi) maka diubah terlebih
dahulu ke dalam 2 variabel dummy, untuk mengembangkan model yang logis dan mudah diinterpretasi,
sebagai berikut: (ini sama dengan prosedur regresi dengan variabel bebas dummy sebelumnya)
X3_1 = 1, jika konsumen berpendapatan menengah
0, jika selainnya
X3_2 = 1, jika konsumen berpendapatan tinggi
0, jika selainnya
Dalam program SPSS untuk mengkonversi ini dengan cara klik Categorical dari tampilan diatas, maka akan
muncul tampilan berikut: Selanjutnya, klik X3, klik tanda panah disamping Categorical Covariates. Pilih
Reference Category dengan First, kemudian klik Change dan Continue. Selanjutnya klik OK.
4. Akan keluar output SPSS untuk regresi logit sebagai berikut (disini hanya ditampilkan bagian-bagian
terpenting saja yang akan dibahas)
Result and Discuss
 Printout di tabel pertama diatas menjelaskan transformasi variabel X3 dengan kategori 0,1 dan 2
menjadi dua variabel dummy yaitu X3_1 dan X3_2. Seperti yang terlihat dari tabel tersebut,
variabel X3_1 bernilai 1 untuk kategori 1 (pendapatan menengah) dan 0 untuk kategori lainnya.
Variabel X3_2 bernilai 1 untuk kategori 2 (pendapatan tinggi) dan 0 untuk kategori lainnya.
Dengan demikian, kategori 0 (pendapatan rendah) akan bernilai 0 baik pada variabel X3_1 dan
X3_2.
 Printout di tabel kedua diatas merupakan nilai Khi-kuadrat (χ2) dari model regresi. Sebagaimana
halnya model regresi linear dengan metode OLS, kita juga dapat melakukan pengujian arti penting
model secara keseluruhan. Jika metode OLS menggunakan uji F, maka pada model logit
menggunakan uji G. Statistik G ini menyebar menurut sebaran Khi-kuadrat (χ2). Karenanya dalam
pengujiannya, nilai G dapat dibandingkan dengan nilai χ2 tabel pada α tertentu dan derajat bebas
k-1. (kriteria pengujian dan cara pengujian persis sama dengan uji F pada metode regresi OLS).
 Tetapi, kita juga bisa melihat nilai p-value dari nilai G ini yang biasanya ditampilkan oleh sofware-
software statistik, termasuk SPSS.
Result and Discuss
• Dari output SPSS, didapatkan nilai χ2 sebesar 18,131 dengan p-value 0,001. Karena nilai
ini jauh dibawah 10 % (jika menggunakan pengujian dengan α=10%), atau jauh dibawah
5% (jika menggunakan pengujian dengan α=5%), maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi keputusan
konsumen dalam membeli mobil.
• Printout di tabel ketiga memberikan estimasi koefisien model dan pengujian hipotesis
parsial dari koefisien model. Dalam pelaporannya, model regresi logistiknya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Dari output SPSS diatas menjadi sebagai berikut:
Result and Discuss
• Model ini merupakan model peluang membeli mobil [(P(xi)] yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin dan pendapatan. Model tersebut adalah
bersifat non-linear dalam parameter. Selanjutnya, untuk menjadikan model
tersebut linear, dilakukan transformasi dengan logaritma natural, (transformasi ini
yang menjadi hal penting dalam regresi logistik dan dikenal dengan istilah ”logit
transformation”), sehingga menjadi (pembahasan lebih rinci, silakan dibaca buku-
buku ekonometrik):
Result and Discuss
• 1-P(xi) adalah peluang tidak membeli mobil, sebagai kebalikan dari P(xi)
sebagai peluang membeli mobil. Oleh karenanya, ln [P(xi)/1-P(xi)] secara
sederhana merupakan log dari perbandingan antara peluang membeli
mobil dengan peluang tidak membeli mobil. Oleh karenanya juga, koefisien
dalam persamaan ini menunjukkan pengaruh dari umur, jenis kelamin dan
pendapatan terhadap peluang relative individu membeli mobil yang
dibandingkan dengan peluang tidak membeli mobil.
• Selanjutnya, untuk menguji faktor mana yang berpengaruh nyata terhadap
keputusan pilihan membeli mobil tersebut, dapat menggunakan uji
signifikansi dari parameter koefisien secara parsial dengan statistik uji
Wald, yang serupa dengan statistik uji t atau uji Z dalam regresi linear
biasa, yaitu dengan membagi koefisien terhadap standar error masing-
masing koefisien.
Result and Discuss
• Dari output SPSS ditampilkan nilai Wald dan p-valuenya. Berdasarkan nilai
p-value (dan menggunakan kriteria pengujian α=10%), dapat dilihat seluruh
variabel (kecuali X3_1), berpengaruh nyata (memiliki p-value dibawah 10%)
terhadap keputusan membeli mobil.
• Lalu, bagaimana interpretasi koefisien regresi logit dari persamaan di atas ?
Dalam model regresi linear, koefisien βi menunjukkan perubahan nilai
variabel dependent sebagai akibat perubahan satu satuan variabel
independent.
• Hal yang sama sebenarnya juga berlaku dalam model regresi logit, tetapi
secara matematis sulit diinterpretasikan.
•
Result and Discuss
• Koefisien dalam model logit menunjukkan perubahan dalam logit sebagai
akibat perubahan satu satuan variabel independent. Interpretasi yang
tepat untuk koefisien ini tentunya tergantung pada kemampuan
menempatkan arti dari perbedaan antara dua logit.
• Oleh karenanya, dalam model logit, dikembangkan pengukuran yang
dikenal dengan nama odds ratio (ψ).
• Odds ratio untuk masing-masing variabel ditampilkan oleh SPSS
sebagaimana yang terlihat tabel diatas (kolom Exp(B)).
• Odds ratio dapat dirumuskan: ψ = eβ, dimana e adalah bilangan 2,71828
dan β adalah koefisien masing-masing variabel.
• Sebagai contoh, odds ratio untuk variabel X2 = e-0.1602 = 0,201 (lihat
output SPSS). Atau 2.718282^(-1.602) = 0.201…demikian seterusnya utk
variabel lainnya
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
X1 .142 .084 2.838 1 .092 1.153
X2 -1.602 .795 4.065 1 .044 .201
X3 8.783 2 .012
X3(1) -.712 .992 .515 1 .473 .491
X3(2) 1.864 .833 5.011 1 .025 6.450
Constant -5.637 3.150 3.202 1 .074 .004
Variables in the Equation
Step 1a
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.
Catatan Utk Exp (B):
e^B…e=2.718282
- Utk X1 : 2.718282 ^ (0.142) = 1.153
- Utk X2 : 2.718282 ^ (-1.602) = 0.201
- dst
Result and Discuss
• Dalam kasus variabel X2 (jenis kelamin dimana 1 = wanita dan 0 = pria), dengan
odds ratio sebesar 0,201 dapat diartikan bahwa peluang wanita untuk membeli
mobil adalah 0,201 kali dibandingkan pria, jika umur dan pendapatan mereka
sama. Artinya wanita memiliki peluang lebih rendahi dalam membeli mobil
dibandingkan pria.
• Dalam kasus variabel X1 (umur), dengan odds ratio sebesar 1,153 dapat diartikan
bahwa konsumen yang berumur lebih tua satu tahun peluang membeli mobilnya
adalah 1,153 kali dibandingkan konsumen umur yang lebih muda (satu tahun),
jika pendapatan dan jenis kelamin mereka sama.
• Artinya orang yang lebih tua memiliki peluang yang lebih tinggi dalam membeli
mobil.
• Dalam konteks umur ini (yang merupakan variabel dengan skala ratio), hati-hati
menginterpretasikan nilai perbedaan peluangnya. Jika perbedaan umur lebih dari
1 tahun,
Result and Discuss
• misalnya 10 tahun, maka odds rationya akan menjadi 4,14, yang diperoleh dari
perhitungan sbb: ψ=e(10 x 0.142) = 2.718282^1.42=4.14 . Artinya peluang
membeli mobil konsumen yang berumur lebih tua 10 tahun adalah 4,14 kali
dibandingkan konsumen yang lebih muda (10 tahun) darinya.
• Selanjutnya, dalam konteks variabel pendapatan, terlihat bahwa X31 tidak
berpengaruh signifikan. Artinya, peluang membeli mobil antara konsumen
pendapatan sedang dan pendapatan rendah adalah sama saja.
• Sebaliknya, untuk X32, dapat diinterpretasikan bahwa peluang membeli mobil
konsumen pendapatan tinggi adalah 6,45 kali dibandingkan pendapatan rendah,
jika umur dan jenis kelaminnya sama.
• atau
Result and Discuss
 Atau:
 Di mana: exp atau ditulis “e” adalah fungsi exponen.
 (Perlu diingat bahwa exponen merupakan kebalikan dari logaritma
natural. Sedangkan logaritma natural adalah bentuk logaritma namun
dengan nilai konstanta 2,71828182845904 atau biasa dibulatkan
menjadi 2,72).
Result and Discuss
• Dengan model persamaan di atas, tentunya akan sangat sulit untuk
menginterprestasikan koefisien regresinya.
• Oleh karena itu maka diperkenalkanlah istilah Odds Ratio atau yang biasa
disingkat Exp(B) atau OR.
• Exp(B) merupakan exponen dari koefisien regresi. Jadi misalkan nilai slope dari
regresi adalah sebesar 0,80, maka Exp(B) dapat diperkirakan sebagai berikut:
Proses SPSS
LOGISTIC
- Analysis
- Regression
- Binary Logistic
- Dependent : Y
- Independent : X1, X2, X3….
- Khusus X3, karena datanya (1, 2, 3), maka:
- Categorical
- Klik X3
- Klik tanda panah samping "Categorical covarians"
- Pilih "Reference Category" dengan " "First"
- Klik "Change"
- Continue
- OK
B S.E. Wald df Sig. Exp(B
Variables in the Equation
Data Penelitian
n Y X1 X2 X3
1 0 39 1 0
2 0 39 1 0
3 0 47 1 0
4 0 44 1 0
5 0 33 1 0
6 0 38 1 0
7 0 41 1 0
8 0 40 1 1
9 0 39 1 1
10 0 38 1 2
11 0 33 1 2
12 0 40 1 2
13 0 35 1 2
14 0 40 1 1
15 0 37 1 1
16 0 26 1 1
17 0 40 0 0
18 0 40 0 0
19 0 37 0 0
20 0 30 0 0
21 0 41 0 1
22 0 35 0 1
23 0 30 0 0
24 0 37 0 1
25 0 40 0 1
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021

More Related Content

What's hot

analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifJonathan Andreas Saragih
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kataData kualitatif adalah data yang berbentuk kata
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kataAshly Gon
 
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...Indah Dwi Lestari
 
Skala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode PenelitianSkala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode PenelitianFandi Rahmat
 
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung MangkuratRingkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung MangkuratIndah Ayu Septriyaningrum
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifI Wayan Mudita
 
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabelModul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabelUwes Chaeruman
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah Assagaf
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiKartika Lukitasari
 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataMuhammad Alfiansyah Alfi
 

What's hot (18)

analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Narasi
NarasiNarasi
Narasi
 
Pengantar spss
Pengantar spssPengantar spss
Pengantar spss
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kataData kualitatif adalah data yang berbentuk kata
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata
 
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
 
Skala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode PenelitianSkala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode Penelitian
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung MangkuratRingkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Ringkasan Penelitian Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
 
Ringkasan materi
Ringkasan materiRingkasan materi
Ringkasan materi
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data Kuantitatif
 
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabelModul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
Modul 3 kb 2 identifikasi, penelusuran, dan analisis variabel
 
Konsep data (2)
Konsep data (2)Konsep data (2)
Konsep data (2)
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
Jenis data
Jenis dataJenis data
Jenis data
 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
 

Similar to Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021

38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)Aminullah Assagaf
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)Aminullah Assagaf
 
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdflizanora
 
analisis manova.ppt
analisis manova.pptanalisis manova.ppt
analisis manova.pptlade laiyo
 
Makalah regresi dan korelasi new
Makalah regresi dan korelasi newMakalah regresi dan korelasi new
Makalah regresi dan korelasi newSilihk
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-newNovia Widya
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfRuriAlca
 
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...rizka lailatul fitriya
 
Tm aljabar linear matriks
Tm aljabar linear matriksTm aljabar linear matriks
Tm aljabar linear matriksEno Mandala
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAyu Febriyanti
 
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdf
Aminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdfAminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdf
Aminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdfAminullah Assagaf
 

Similar to Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021 (20)

Analisis multivariat
Analisis multivariatAnalisis multivariat
Analisis multivariat
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
 
analisis manova.ppt
analisis manova.pptanalisis manova.ppt
analisis manova.ppt
 
CAT deskriptif studi.pptx
CAT deskriptif studi.pptxCAT deskriptif studi.pptx
CAT deskriptif studi.pptx
 
Makalah regresi dan korelasi new
Makalah regresi dan korelasi newMakalah regresi dan korelasi new
Makalah regresi dan korelasi new
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-new
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdf
 
Analisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatifAnalisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatif
 
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...
 
Tm aljabar linear matriks
Tm aljabar linear matriksTm aljabar linear matriks
Tm aljabar linear matriks
 
Ringkasan materi
Ringkasan materiRingkasan materi
Ringkasan materi
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariat
 
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
 
Analisis data dan interpretasi 2
Analisis data dan interpretasi 2Analisis data dan interpretasi 2
Analisis data dan interpretasi 2
 
DO dn Variabel.pptx
DO dn Variabel.pptxDO dn Variabel.pptx
DO dn Variabel.pptx
 
3 biostatistik
3 biostatistik3 biostatistik
3 biostatistik
 
Makalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi PenelitianMakalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi Penelitian
 
Aminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdf
Aminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdfAminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdf
Aminullah Assagaf_P9-12_Metode Penelitian_10 Juli 2021.pdf
 

More from Aminullah Assagaf

Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf
 

More from Aminullah Assagaf (20)

Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
 
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
 
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
 

Recently uploaded

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasMuhamadIlham361836
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 

Recently uploaded (20)

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 

Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021

  • 1. MULITIVARIATE DATA ANALYSIS P1-4_ 19 Februari 2021 Dosen: Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak Email: assagaf29@yahoo.com HP : +628113543409 URL: https://scholar.google.com/citations?user=EFBaeOsAAAAJ&hl=en&oi=ao Ref.: http://libgen.rs/search.php?req=Investments+portfolio&open=0&res=25&view=simple&phrase= 1&column=title Slideshare: https://www2.slideshare.net/ Slideshare: https://www2.slideshare.net/search/slideshow?searchfrom=header&q=aminullah+assagaf+simk 1sd7&ud=any&ft=all&lang=**&sort= Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC26u-Ys3fjKlcJAACrsnAeQ/videos
  • 2.
  • 3. MULTIVARIATE DATA ANALYSIS 1. Overview of multivariate method – 2 2. Examining your data – 32 3. Exploratory faktor analysis – 90 4. Multiple regression analysis – 152 5. Multiple discriminant analysis – 232 6. Logistic regression: Regression with a Binary a dependent variabel – 314 7. MANOVA and GLM (General Linear Model) – 342 8. Conjoint analysis – 405 9. Claster analysis – 478 10. Multidimensional scaling – 538
  • 4. MULTIVARIATE DATA ANALYSIS 11. Analysing nominal data with correspondence analysis – 582 12. Structural equition model (SEM) overview  Appendix A: Estimating relationship using Path Analysis – 655  Appendix B: SEM Abreviations - 657  Appendix C: Detail on selected GUF indices -658 13. Confirmatory factor analysis – 661 14. Testing structural equations models – 700 15. Advanced SEM Topics and PLS - 726
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 11. MODEL “MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS” (MDA) Reference: Asumsi dan Contoh Analisis Diskriminan - Belajar SPSS (11 Junli 2012), dan ripa_fajarina in Statistik MultiVariat (9 Sep 2013) Model Pengukuran Score Financial Distress (Contoh: Edward Althman, 1968) Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak Email: assagaf29@yahoo.com HP. : +618113543409
  • 12. Analisis Diskriminan  Analisis diskriminana hakekatnya adalah teknik untuk menganalisis data penelitian jika kriteria atau variabel terikatnya bersifat kategorik dan prediktor atau variabel bebasnya bersifat data interval. Istilah variabel kategori berarti variabel dependen dibagi menjadi beberapa kategori. Misalnya, tiga merek komputer, Komputer A, Komputer B dan Komputer C dapat menjadi variabel dependen kategoris.  Tujuan dari analisis diskriminan adalah untuk mengembangkan fungsi diskriminan yang tidak lain adalah kombinasi linier dari variabel independen yang akan membedakan kategori variabel dependen secara sempurna. Ini memungkinkan peneliti untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok, dalam hal variabel prediktor. Penjelasan ini juga mengevaluasi keakuratan klasifikasi.
  • 13. Pengertian Analisis Diskriminan  Analisis diskriminan adalah teknik statistik dan statistika yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan pengamatan ke dalam kelompok yang tidak tumpang tindih, hal ini tentusaja dilihat berdasarkan skor pada satu atau lebih variabel prediktor dalam penelitian kuantitatif.  Analisis diskriminan digambarkan dengan banyaknya kategori yang dimiliki oleh variabel dependen. Seperti dalam statistik, semuanya diasumsikan hingga tak terhingga, sehingga dalam hal ini bila variabel terikat memiliki dua kategori, maka jenis yang digunakan adalah analisis diskriminan dua kelompok. Jika variabel terikat memiliki tiga atau lebih dari tiga kategori, maka jenis yang digunakan adalah analisis diskriminan berganda.  Perbedaan utama jenis analisis diskriminan adalah bahwa untuk dua kelompok, dimungkinkan untuk mendapatkan hanya satu fungsi diskriminan. Di sisi lain, dalam kasus analisis diskriminan ganda, lebih dari satu fungsi diskriminan dapat dihitung.
  • 14. Pengertian Analisis Diskriminan Menurut Para Ahli 1. Comprehensive Chemometrics, 2009, Analisis diskriminan adalah teknik statistik yang digunakan untuk mengklasifikasikan data yang diamati menjadi salah satu dari dua atau lebih kelompok yang ditentukan secara unik dan diskrit menggunakan aturan alokasi. 2. D.J. Bartholomew, dalam International Encyclopedia of Education (Edisi Ketiga), 2010, Definisi analisis diskriminan paling sederhana dianggap sebagai analisis regresi ketika variabel yang akan diprediksi adalah biner. Misalkan individu termasuk dalam salah satu dari dua kategori di mana kita dapat menetapkan nilai 0 dan 1
  • 15. Jenis Analisis Diskriminan Dua Kelompok  Masalah umum penelitian melibatkan pengklasifikasian observasi menjadi salah satu dari dua kelompok, berdasarkan dua atau lebih variabel prediktor kuantitatif. Ketika hanya ada dua kelompok klasifikasi, analisis diskriminan sebenarnya hanyalah regresi berganda, dengan beberapa penyesuaian. 1. Variabel dependen adalah variabel dikotomis dan kategorik (yaitu, variabel kategori yang hanya dapat mengambil dua nilai) 2. Variabel dependen dinyatakan sebagai variabel dummy (memiliki nilai 0 atau 1) 3. Pengamatan ditetapkan ke dalam kelompok, berdasarkan apakah skor prediksi mendekati 0 atau 1 4. Persamaan regresi disebut fungsi diskriminan 5. Kemanjuran fungsi diskriminan diukur dengan proporsi penugasan yang benar  Perbedaan terbesar antara analisis diskriminan dan analisis regresi standar adalah penggunaan variabel katering sebagai variabel dependen. Selain itu, analisis diskriminan dua kelompok sama seperti analisis regresi berganda standar.
  • 16. Konsep Teori Analisis Diskriminan Prinsip Dasar analisis diskriminan  Analisis diskriminan adalah bagian dari analisis statistik peubah ganda (multivariate statistical analysis) yang bertujuan untuk memisahkan beberapa kelompok data yang sudah terkelompokkan dengan cara membentuk fungsi diskriminan. Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada hubungan dependensi (hubungan antar variabel dimana sudah bisa dibedakan mana variabel respon dan mana variabel penjelas). Lebih spesifik lagi, analisis diskriminan digunakan pada kasus dimana variabel respon berupa data kualitatif dan variabel penjelas berupa data kuantitatif.  Menurut Johnson and Wichern (1982 : 470), tujuan dari analisis disriminan adalah untuk menggambarkan ciri- ciri suatu pengamatan dari bermacam-macam populasi yang diketahui, baik secara grafis maupun aljabar dengan membentuk fungsi diskriminan. Dengan kata lain, analisis diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelompok atau lebih.  Jika dianalogikan dengan regresi linear, maka analisis diskriminan merupakan kebalikannya. pada regresi linear, variabel respon yang harus mengikuti distribusi normal dan homoskedastis, sedangkan variabel penjelas diasumsikan fixed, artinya variabel penjelas tidak disyaratkan mengikuti sebaran tertentu. untuk analisis diskriminan, variabel penjelasnya seperti sudah disebutkan di atas harus mengikuti distribusi normal dan homoskedastis sedangkan variabel responnya fixed.
  • 17. Langkah-langkah kunci dalam analisis adalah; 1. Memperkirakan koefisien regresi 2. Menentukan persamaan regresi, yang merupakan fungsi diskriminan 3. Menilai kesesuaian persamaan regresi dengan data 4. Menilai kemampuan persamaan regresi untuk mengklasifikasikan observasi dengan benar 5. Menilai kepentingan relatif variabel prediktor
  • 18. Ganda  Regresi juga dapat digunakan dengan lebih dari dua kelompok klasifikasi, tetapi analisisnya lebih rumit. Jika ada lebih dari dua kelompok, fungsi diskriminan juga lebih dari dua. Misalnya, kita ingin mengklasifikasikan pemilih menjadi salah satu dari tiga kelompok politik-Demokrat, Republik, atau Independen.  Dengan menggunakan analisis diskriminan dua kelompok, kita mungkin: 1. Menentukan satu fungsi diskriminan untuk mengklasifikasikan pemilih sebagai Demokrat atau non-Demokrat 2. Menentukan fungsi diskriminan kedua untuk mengklasifikasikan non-Demokrat sebagai Republikan atau Independen  Jumlah maksimum fungsi diskriminan akan sama dengan jumlah variabel prediktor atau jumlah kategori kelompok dikurangi satu – mana yang lebih kecil.  Dengan analisis multi diskriminan, tujuannya adalah untuk mendefinisikan fungsi diskriminan yang memaksimalkan perbedaan antar kelompok dan meminimalkan perbedaan dalam kelompok.
  • 19. Cara Menghitung Analisis Diskriminan  Model umum analisis diskriminan adalah suatu kombinasi linear dengan bentuk sebagai berikut:  Membentuk fungsi diskriminan yang optimal memebutuhkan beberapa asumsi terhadap data yang digunakan. Asumsi tersebut antara lain yaitu: 1. Data pada variabel bebas seharusnya berdistribusi normal multivariat 2. Adanya kesamaan matriks varians-kovariansantar kelompok
  • 20. Teknik Analisis Diskriminan Dapat Menjawab 1. Dalam karakteristik demografi, bagaimana membedakan pelanggan yang loyal atau tidak? 2. Apakah peminum berat, medium dan ringan dari soft drink berbeda bila dinyatakan dalam konsumsi makanan beku 3. Karakteristik psikografik, membedakan atau mendikriminasi pembeli di swalayan yang sensitive terhadap harga dan yg tidak? 4. Aapakah diberbagai segmen pasar berbeda dalam kebiasaan menggunakan media promosi? 5. Dalam gaya hidup, apakah ada perbedaan antara pelanggan pasar tradisional dan pasar modern, variabel apa saja yang bisa membedakan atau mendiskriminasi secara signifikan? 6. Kredit bank, aakan nasabah yang meminjam, nasabah yang jujur atau tidak? Berdasarkan beberapa karakter /atribut dari nasabah. 7. Karakter SDM, apakah calon karyawan memiliki komitmen atau tidak? Berdasarkan beberapa data pribadi pelamar 8. Kesehatan, pasien yang kemungkinan besar akan mengalami serangan jantung atau tidak? Berdasarkan catatan tekanan darah, berat badan, kolestrol, dan lainnya.
  • 21. Contoh Analisis Diskriminan Wawancara Pekerjaan Misalnya, ketika individu diwawancarai untuk suatu pekerjaan, manajer tidak akan tahu pasti bagaimana calon pekerjaan akan tampil pada pekerjaan itu jika dipekerjakan. Namun, anggaplah seorang manajer sumber daya manusia memiliki daftar karyawan saat ini yang telah diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: “berkinerja tinggi” dan “berkinerja rendah”. Orang-orang ini telah bekerja untuk perusahaan selama beberapa waktu, telah dievaluasi oleh supervisor mereka, dan diketahui termasuk dalam salah satu dari dua kategori yang saling eksklusif ini. Manajer juga memiliki informasi tentang latar belakang karyawan: pencapaian pendidikan, pengalaman kerja sebelumnya, partisipasi dalam program pelatihan, ukuran sikap kerja, karakteristik kepribadian, dan sebagainya. Informasi ini diketahui pada saat karyawan tersebut dipekerjakan. Manajer ingin dapat memprediksi, dengan keyakinan tertentu, calon karyawan mana yang berkinerja tinggi dan mana yang tidak. Seorang peneliti atau konsultan dapat menggunakan analisis diskriminan, bersama dengan data yang ada, untuk membantu tugas ini. Ada dua langkah dasar dalam analisis diskriminan kaitannya dengan contoh kausus tersebut. Yang pertama melibatkan estimasi koefisien, atau faktor pembobot, yang dapat diterapkan pada karakteristik kandidat pekerjaan yang diketahui (yaitu, variabel independen) untuk menghitung beberapa ukuran kecenderungan atau kecenderungan mereka untuk menjadi karyawan yang berkinerja tinggi. Ukuran ini disebut “fungsi diskriminan”. Kedua, informasi ini kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan aturan keputusan yang menetapkan beberapa nilai batas untuk memprediksi kandidat pekerjaan mana yang cenderung berkinerja tinggi.
  • 22. Tujuan analisis diskriminan secara umum 1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antara kelompok pada variabel dependen. Bisa juga dikatakan untuk melihat perbedaan antara anggota grup 1 dengan grup 2. 2. Jika ada perbedaan, untuk mengetahui variabel bebas mana yang membuat perbedaan tersebut. 3. Membuat fungsi atau model diskriminan yang pada dasarnya mirip dengan persamaan regresi. 4. Melakukan klasifikasi terhadap objek (dalam terminology spss disebut baris), dan untuk mengetahui apakah suatu objek termasuk pada grup 1 atau grup 2 atau lainnya.
  • 23. Asumsi dan Sampel dalam analisis diskriminan 1. Sejumlah p variabel independen harus berdistribusi normal. 2. Matriks ragam-peragam variabel independen berukuran pxp pada kedua kelompok harus sama. 3. Tidak ada korelasi antar variabel independen. 4. Tidak terdapat data yang outlier pada variabel independen.  Menurut Hair et al. (1987 : 76), analisis diskriminan tidak terlalu sensitif dengan pelanggaran asumsi ini, kecuali pelanggarannya bersifat ekstrim. Dan Johnson and Wichern (1988: 472) mengatakan hal yang sama bahwa asumsi ini (kesamaan ragam-peragam) di dalam praktiknya sering dilanggar.  Tidak ada jumlah sampel yang ideal secara pasti pada analisis diskriminan. Pedoman yang bersifat umum menyatakan untuk setiap variabel independen terdapat 5-20 sampel. Dengan demikian, jika terdapat 6 variabel independen maka seharusnya terdapat minimal 6x5=30 sampel. Secara terminology spss, jika ada enam kolom variabel independen, sebaiknya ada 30 baris data.  Selain itu, pada analisis diskriminan sebaiknya digunakan dua jenis sampel, yakni analisis sampel yang digunakan untuk membuat fungsi diskriminan, serta holdout sampel (split sampel) yang digunakan untuk menguji hasil diskriminan.
  • 24. Langkah-langkah dalam analisis diskriminan 1. Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen. 2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya terdapat dua metode dasar untuk membuat fungsi diskriminan, yakni: o Simultaneus estimation, semua variabel independen dimasukkan secara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan. o Stepwise estimation, variabel independen dimasukkan satu per satu kedalam model diskriminan. Pada proses ini akan ada variabel yang tetap ada dalam model dan ada variabel yang dibuang dari model. 3. Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk, menggunakan Wilk’s lamda, Pilai, F test dan uji lainnya. 4. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan serta mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan casewise diagnostics. 5. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut. 6. Melakukan uji validasi terhadap fungsi diskriminan.
  • 25. Kelayak Fungsi Diskriminan  Suatu fungsi diskriminan layak untuk dibentuk bila terdapat perbedaan nilai rataan di antara 2 kelompok yang ada.  Oleh karena itu, sebelum fungsi diskriminan dibentuk perlu dilakukan pengujian terhadap perbedaan vektor nilai rataan dari 2 kelompok tersebut.  Dalam pengujian vektor nilai rataan antar kelompok, asumsi yang harus dipenuhi adalah peubah-peubah yang diamati berdistribusi multivariate normality dan semua kelompok populasi mempunyai matrik ragam-peragam yang sama.
  • 26. n Code EBITAS ROTC 1 1 0.158 0.182 2 1 0.21 0.206 3 1 0.207 0.188 4 1 0.208 0.236 5 1 0.197 0.193 6 1 0.227 0.173 7 1 0.148 0.196 8 1 0.254 0.212 9 1 0.079 0.147 10 1 0.149 0.128 11 1 0.2 0.15 12 1 0.187 0.191 13 2 0.012 -0.012 14 2 0.036 0.036 15 2 0.038 0.038 16 2 0.063 -0.063 17 2 0.054 -0.054 18 2 0 0 19 2 0.005 0.005 20 2 0.091 0.091 21 2 0.036 -0.036 22 2 0.045 0.045 23 2 0.026 -0.026 24 2 0.016 0.016 DATA PENELITIAN
  • 27. PROSE SPSS _ Determinant • Analysis • Clasiffy • Discriminant • Y pindahkan ke Grouping variable • Klik Define rang (klik dependent) – isi minmum; 1, maximum: 2 • Continue • Pindahkan Xi ke Indepents • Ok • Pada statistics, centang semua pada Descriptions, Matrices, Function coefficients • Continue • OK
  • 28. OUTPUT SPSS - Output SPSS untuk persamaan atau fungsi determinant : Standardized Canonical Discrimintant Function Coefficients untuk : Y = w1X1 + w2X2…..+ wnXn Misalnya : Y = 0.501 X1 + 0.703 X2 Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 EBITAS .501 ROTC .703
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS A. DEFINISI Menurut Cramer, Multiple Discriminant Analysis merupakan teknik parametrik yang digunakan untuk menentukan bobot dari prediktor yg paling baik untuk membedakan dua atau lebih kelompok kasus, yang tidak terjadi secara kebetulan. Model Analisis Diskriminan ditandai dengan ciri khusus yaitu data variabel dependen yang harus berupa data kategori, sedangkan data independen justru berupa data non kategori. Atau dengan kata lain Analisis Diskriminan adalah teknik untuk menganalisis data yang memiliki variabel dependen dalam bentuk kategori dan variabel independen dalam bentuk metric. Hal ini dapat dimodelkan sebagai berikut : Y1 = X1 + X2 + X3 + … + Xn Dimana : 1. Variabel Independen (X1 dan seterusnya) adalah data metrik, yaitu data berskala interval atau rasio. 2. Variabel Dependen (Y1) adalah data kategorikal atau nominal. Jika data kategorikal tersebut hanya terdiri dari 2 kode saja disebut “Two-Groups Discriminant Analysis”. Namun apabila lebih dari 2 kategori disebut “Multiple Discriminant Analysis”. Dependen Variabel dari analisis diskriminan disebut criterion à kategori (nominal/ordinal) dalam regression disebut dummy variable (hanya saja tidak hanya 2 kategori, tapi bisa lebih dari 2 kategori). Sedangkan independen variable-nya disebut predictor à interval/rasio
  • 42. B. MODEL MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS : Bentuk Kombinasi linier : D = bo + bX + b2X2 + b3X3 +…+ bkXk Dimana : D = Skor Diskriminan B = Koefisien diskriminasi atau bobot X = Predictor atau Variabel Independen
  • 43. C. TUJUAN MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS Tujuan dari Multiple Discriminant Analysis yakni adalah sebagai berikut: 1. Untuk membedakan suatu objek (responden) masuk dalam kelompok kategori yang mana. 2. Menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara CRITERION (kategori) dengan PREDIKTOR 3. Menentukan PREDIKTOR yang mana yang memberikan sumbangan sehingga terjadi perbedaan antar kelompok. Dalam literatur yang lain tujuan dari analisis diskriminan adalah : 1. Menganalisis apakah terdapat perbedaan yang cukup signifikan antar kelompok dalam hal variabel independen 2. Penentuan variabel mana yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perbedaan yang terjadi antar kelompok 3. Klasifikasi setiap kasus ke dalam satu kelompok berdasarkan nilai dari prediktor 4. Evaluasi terhadap akurasi klasifikasi
  • 44. D. ASUMSI ANALISIS DISKRIMINAN Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model diskriminan dapat digunakan antara lain : 1. Variabel bebas harus terdistribusi normal (adanya normalitas). 2. Matriks kovarians semua variabel bebas harus sama (equal). 3. Tidak terjadi multikolinearitas (tidak berkorelasi) antar variabel bebas. 4. Tidak terdapat data yang ekstrim (outlier).
  • 45. E. PROSES ANALISIS DISKRIMINAN Beberapa langkah yang merupakan proses dasar dalam Analisi Diskriminan antara lain : 1. Memilah variabel-variabel menjadi Variabel terikat (Dependent) dan Variabel bebas (Independent). 2. Menentukan metode untuk membuat Fungsi Diskriminan, yaitu : 1. Simultaneous Estimation; semua variabel dimasukkan secara bersamasama lalu dilakukan proses Diskriminan. 2. Step-Wise Estimation; variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model Diskriminan. 3. Menguji signifikansi Fungsi Diskriminan yang terbentuk, dengan menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, F test, dan lainnya. 4. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan (secara individual dengan Casewise Diagnotics). 5. Melakukan interpretasi Fungsi Diskriminan. 6. Melakukan uji validasi fungsi diskriminan. Dengan analisis diskriminan, pada akhirnya akan dibuat sebuah model seperti regresi yaitu satu variabel terikat (dependent) dan banyak variabel bebas (independent). Prinsip Diskriminan adalah ingin membuat model yang dapat secara jelas menunjukkan perbedaan (diskriminasi) antar isi variabel dependen.
  • 46. F. CONTOH KASUS Terdapat 100 objek dengan variabel-variabel antara lain : 1. Specification Buying (x11), dengan kode : – Kode 0 = Specification Buying – Kode 1 = Total Value Analysis 1. Delivery Speed (x1) 2. Price Level (x2) 3. Price Flexibility (x3) 4. Manufacturer Image (x4) 5. Service (x5) 6. Salesforce Image (x6) 7. Product Quality (x7) Sebelum melakukan analisis diskriminan, hal yang perlu dilakukan yaitu menguji ketepatan variabel; yaitu apakah keseluruhan variabel yang terkumpul secara keseluruhan dapat digunakan lebih lanjut dalam analisis diskriminan, atau terdapat variabel yang terpaksa harus disingkirkan dalam pelaksanaan analisis diskriminan. Untuk itu, tahap pertama yang harus dilakukan yaitu melakukan uji variabel. Seperti berikut ini.
  • 47. 1) Menilai Variabel yang Layak 1. Dari data yang telah dimasukkan, selanjutnya klik menu “analyze” dan pilih sub menu “Classify” dan kemudian “Discriminant…” 2. Masukkan variabel dependent ke dalam kotak “Grouping Variable”. Sedangkan keenam variabel lainnya: masukkan ke dalam kotak “Independents”. Berarti variabel dependent berciri data kategori. Oleh karena itu, SPSS minta masukan kode kategori yang dipakai. Untuk itu, buka icon “Define Range”. 3. Sesuai kode variabel dependent, maka masukkan angka 0 (nol) pada bagian “Minimum” dan angka 1 (satu) pada bagian “Maximum”. Lalu tekan “Continue” untuk kembali ke menu utama. 4. Klik mouse pada icon “Statistics” 5. Pada bagian “Descriptives” aktifkan bagian Univariate ANOVAs dan Box’s M. Abaikan bagian yang lain lalu tekan “Continue”. Selanjutnya dari tampilan menu utama, abaikan bagian yang lain dan tekan OK untuk menampilkan output aplikasi SPSS pengujian variabel pada analisis diskriminan.
  • 48. Tabel yang dihasilkan (tests of equality of group means) merupakan hasil pengujian tiap-tiap variabel bebas yang ada. Keputusan yang diambil dalam pengujian variabel dapat melalui 2 cara : a) Dengan angka “Wilk’s Lambda”. Angka Wilk’s Lambda berkisar 0 sampai 1. Jika angka mendekati 0, maka data tiap grup cenderung berbeda; sedangkan jika angka mendekati 1, data tiap grup cenderung sama. b) Dengan F test (uji signifikansi). Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis berikut: Ho : group means dari masing-masing kelompok adalah relatif sama H1 : group means dari masing-masing kelompok memiliki perbedaan secara nyata Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan antar grup. Jika Sig > 0,05, maka Ho tidak ditolak yang berarti group means masing-masing kelompok relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar grup. Setelah dilakukan pengujian terhadap masing-masing variabel, berikutnya dilakukan pengujian variansi dari setiap variabel. Analisis Diskriminan mempunyai asumsi bahwa : 1. Variansi variabel bebas untuk setiap grup seharusnya sama. 2. Variansi diantara variabel-variabel bebas seharusnya juga sama.
  • 49. Kedua pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa “group covariance matrices” adalah relatif sama. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : Ho : group covariance matrices adalah relatif sama H1 : group covariance matrices adalah berbeda secara nyata Adapun penilaian signifikansi dari pengujian hipotesis diatas sebagai berikut : Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak. Jika Sig > 0,05, maka Ho tidak ditolak. Dari tampilan tabel (test result) output, tentukan nilai Sig. Bila > 0,05, berarti bahwa group covariance matrices adalah relatif sama. Hal ini berarti data di atas dianggap telah memenuhi asumsi analisis diskriminan, sehingga proses dapat dilanjutkan.
  • 50.
  • 51. 6_Logistic regression: Regression with a Binary a dependent variabel
  • 52. MODEL LOGISTIC (LOGIT) Reference: Mudah Memahami Regresi Logit (Junaidi, 2008) Untuk Latihan SPSS_Binary Logistic, Studi Kasus “AA” Jakarta, 21 Maret 2019 Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak Email: assagaf29@yahoo.com HP. : +618113543409
  • 53. MODEL LOGISTIK ATAU MODEL LOGIT  Regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit), dalam statistika digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi logit kurva logistik.  Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial.  Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor, baik numerik maupun kategori.  Misalnya, probabilitas bahwa orang yang menderita serangan jantung pada waktu tertentu dapat diprediksi dari informasi usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh.  Regresi logistik juga digunakan secara luas pada bidang kedokteran dan ilmu sosial, maupun pemasaran seperti prediksi kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu produk atau berhenti berlangganan.  Karena nilai Dependen berupa kategori 0 dan 1, tentunya penjelasan persamaan yang menghubungkan antara variabel independen dan variabel dependen tidak bisa dilakukan secara linear seperti yang dilakukan pada regresi umumnya. Maka penggunaan regresi logistik diperlukan untuk menghitung peluang kecenderungan responden untuk bernilai 0 hingga 1.
  • 54. Regresi logistik  Regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit), dalam statistika digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi logit kurva logistik.  Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial.  Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor, baik numerik maupun kategori.  Misalnya, probabilitas bahwa orang yang menderita serangan jantung pada waktu tertentu dapat diprediksi dari informasi usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh.  Regresi logistik juga digunakan secara luas pada bidang kedokteran dan ilmu sosial, maupun pemasaran seperti prediksi kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu produk atau berhenti berlangganan.
  • 55. Fungsi logistik, dengan z pada sumbu hosrizontal dan ƒ(z) pada sumbu vertikal Kurva Logistik
  • 56. MODEL LOGISTIK ATAU MODEL LOGIT Tujuan Menggunakan regresi Logistik, ada 3 1. Menghitung peluang  Persamaan yang diperoleh dari proses regresi logistik, dapat digunakan untuk menghitung peluang responden diluar responden yang termasuk dalam penelitian.  Contoh yang dapat dipahami adalah proses pengajuan kredit. Pihak bank biasanya melakukan evaluasi kelayakan seseorang layak atau tidak untuk menerima kredit pinjaman dari bank.  Beberapa pertanyaan diberikan kepada pihak bank terhadap calon penerima kredit. Pertanyaan yang diberikan seputar karakteristik variabel calon penerima modal tersebut merupakan variabel independen yang akan diinput oleh petugas bank kedalam model. Dari beberapa variabel yang dipertanyakan itulah, petugas bank dapat menentukan peluang calon penerima kredit tersebut untuk bisa mengembalikan pinjaman atau tidak, nilai antara 0 – 1.  Tentunya model yang digunakan oleh petugas bank adalah model regresi logistik berdasarkan data-data peminjam sebelumnya. Dalam model tersebut terdapat komponen bahwa biasanya peminjam yang memiliki pendapatan dibawah sekian dengan pinjaman yang telah dimiliki sebelumnya sekian, ditambah tanggungan kerja sekian, memiliki peluang untuk mengembalikan pinjaman sebesar sekian ( nilai 0 -1).
  • 57. 2. Melihat karakteristik  Tujuan kedua ini sering digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik antara 2 kelompok.  Salah satunya adalah skripsi saya yang saya sebutkan diatas. Skripsi tersebut menggambarkan karakteristik petani anorganik dan petani organik. Hasil kesimpulan bahwa peluang petani mampu beralih dari anorganik ke organik adalah karena perbedaan harga produk hasil kedua proses tersebut. Petani organik bersedia beralih dari anorganik ke organik meskipun produktivitas organik lebih kecil dibanding anorganik. Namun, perbedaan harga yang tinggi menjadikan petani organik memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan petani anorganik.  Tujuan melihat karakteristik ini biasanya membahas nilai odds ratio di masing masing variabel independen (nilai odds ratio adalah (exp(koefisien)) masing-masing variabel). Nilai odds ratio menjelaskan peluang responden beralih ke organik (contoh kasus diatas). Penjelasan nilai odds ratio berbeda dari nilai koefisien regresi pada umumnya.  Bila koefisien regresi menjelaskan : “ jika variabel X naik 1 satuan, maka nilai Y akan naik sebesar nilai koefisien satuan” maka exp(koefisien) atau odds ratio pada regresi logistik menjelaskan : “ responden yang memiliki variabel x lebih tinggi, maka akan berpeluang untuk memilih organik (contoh kasus diatas) sebesar “exp(nilai koefisien) atau biasa disebut odds ratio” kali dibandingkan responden yang memiliki variabel x lebih rendah”. Iya, nilai exp(koefisien) pada regresi logistik atau disebut sebagai odds ratio menjelaskan peluang, dan tidak menjelaskan berapa yang dimaksud “lebih tinggi” dari variabel X tersebut.
  • 58. 3. Faktor Yang mempengaruhi  Tujuan ketiga ini merupakan pengembangan dari tujuan kedua, peneliti mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi mengapa terdapat perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Nilai odds ratio yang tinggi menandakan varaibel tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap pemilihan beda dari responden. Tujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ini adalah diharapkan faktor yang signifikan mempengaruhi tersebut merupakan faktor yang bisa diatur oleh peneliti atau pengambil kebijakan sehingga bisa menggiring responden lainnya untuk berbuat yang sama terhadap responden yang bernilai 1 sebelumnya.  Contoh pada skripsi ini adalah bahwa harga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap preferensi petani memilih pertanian organik, maka pemerintah jika ingin mengembangkan pertanian organik harus melakukan kebijakan yang tetap menstabilkan harga agar terus berada diatas harga produk anorganik sehingga peminat petani organik akan sebakin banyak dan bisa terus berkembang.
  • 59. Bagaimana Model Persamaan Regresi Logistik?  Jika regresi linear memiliki persamaan : Y = a + b1X1 + …. + bnXn, dengan a sebagai konstanta, dan b1 hingga bn adalah koefisien, maka regresi logistik juga akan mengeluarkan output yang sama jika anda menggunakan software minitab atau SPSS. Namun, anda akan keliru jika langsung mengambil persamaan itu untuk menjelaskan atau membahas peluang.  Nilai koefisen masing masing variabel dari gambar diatas terletak pada kolom B, sedangkan penjelasan nilai odds ratio dari masing masing variabel adalah pada kolom Exp(B).
  • 60.
  • 61. Persamaan regresi logistik adalah :  Jika anda menggunakan regresi logistik untuk membuat persamaan dan menginterpretasikan peluang pada responden lain, maka pembahasan anda akan berkutat kepada kolom B untuk membuat persamaan, jika anda akan membahas faktor yang mempengaruhi variabel secara parsial, maka anda akan membahas kolom odd ratio atau exp(B)  Persamaan tersebut dapat anda gunakan untuk menghitung peluang responden yang memiliki nilai variabel yang sudah ditetapkan dalam persamaan, hasil akhir nilai p tentunya akan berkisar antara 0 – 1.
  • 63. Tahapan Proses Regresi Logistik  Mari kita langsung praktek dengan menggunakan spss 22. Buka spss dan copikan data yang anda miliki. Proses regresi logistik bermula dari klik analyze – regression – binary logistic  Kemudian isikan nilai kolom dependen dengan variabel Y dan kolom covariate dengan variabel independen. Anda bisa menggunakan bermacam – macam methode untuk mengeliminasi variabel dan memperoleh persamaan yang paling baik untuk menginterpretasikan penelitian anda, anda bisa membaca artikel saya tentang cara eliminasi variabel pada regresi. Pada latihan ini, kita pilih methode enter saja. Klik oK
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67. Interpretasi Output  Nilai signifikan omnibus test harus berada dibawah 0.05 jika anda menggunakan taraf kepercayaan 95%. Omnibus Test dengan jumlah variabel independen sebanyak x menghasilkan nilai signifikansi yang lebih rendah dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari x variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.Kemudian nilai nagelkerke R Square merupakan nilai R squared pada regresi linear. Variabel independen mampu menjelaskan 86 persen variabel dependen yang terlihat dari nilai Square nagelkerke sebesar 0.86. Sedangkan 14 persen lainnya dapat dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel independen dalam persamaan hasil regresi logistik. Hosmer and lemeshow Test  Berbeda dengan omnibus test, nilai hosmer and lemeshow test justru dikatakan baik jika nilai signifikannya > 0.05.  Nilai Hosmer tersebut lebih besar dibandingkan α = 0.05, artinya terima H0 yakni model regresi logistik mampu menjelaskan data dan tidak terdapat perbedaan antara model dan nilai observasinya. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi logistik dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel independen dan variabel dependen
  • 68.
  • 69.
  • 70.
  • 71. Membuat persamaan  Persamaan diperlukan apabila anda selanjutnya ingin membahas atau meramal suatu peluang dimana kondisi – kondisi variabel telah anda peroleh. Contoh simple seperti diatas adalah penentuan layak atau tidak seseorang mendapatkan kredit pinjaman. Atau, bisa juga memprediksi peluang keberhasilan suatu program apabila memiliki kondisi kkondisi yang mirip dengan variabel yang ada di persamaan tersebut.  Cara membuat persamaan sudah saya jelaskan diatas, namun sebagai gambaran saya ilustrasikan sebuah contoh:  Hasil interpretasi nilai logistic regression adalah sebagai berikut: B0 = -4.2 B1 = 2.3  Variabel independen yang diproses adalah : IP semester 1 mahasiswa dengan variabel dependennya : 0 berarti lulus lebih atau sama dengan 4 tahun, nilai 1 berarti lulus kurang dari 4 tahun.  Jika IP semester 1 seorang mahasiswa adalah 3, maka berapa peluang mahasiswa tersebut untuk lulus kurang dari 4 tahun?
  • 72. Catatan utk IP=3: P= e^(B0+B1X) / (1+e^(B0+B1X) e=2.718282 e^(B0+B1X)=2.718282 ^ (-4.2 + (2.3 x 3) e^(B0+B1X)= 2.718282 ^ 2.7 = 14.87973 (1+e^(B0+B1X)=(1+14.87973) = 15.87973 P = 14.87973 / 15.87973 = 0.94 Catatan utk IP=2: P= e^(B0+B1X) / (1+e^(B0+B1X) e=2.718282 e^(B0+B1X)=2.718282 ^ (-4.2 + (2.3 x 2) = e^(B0+B1X)= 2.718282 ^ 0.4 = 1.491825 (1+e^(B0+B1X)=(1+1.491825) = 2.491825 P = 1.491825 / 2.491825 = 0.59
  • 73.
  • 74. MODEL LOGIT Model logit disusun berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif (Gaspersz, 91): Untuk menduga persaman di atas secara langsung adalah tidak mungkin, karena Pi mengambil nilai 0 sampai 1. Komponen {Pi/(1-Pi)} = 0 akan menjadi 0 apabila Pi = 1 dan menjadi tak terdefinisi bila Pi = 1. Untuk menduga model peluang melalui penggunaan Pi* sebagai pendekatan Pi dengan formulasi: Persamaan di atas linear dalam parameter sehingga dapat diduga dengan menggunakan OLS. Dengan asumsi bahwa setiap individu pengamatan dalam kelompok adalah bebas menurut sebaran binomial, maka variabel tak bebas Ln (Pi*/(1-Pi*) akan mendekati sebaran normal (ukuran sampel besar). Persamaan Model Logit dan variabel yang digunakan untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap peluang peningkatann produksi disajikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Keterangan :
  • 76. Contoh perhitungan Y pada penelitian KB
  • 77.
  • 78.
  • 79. Data Hasil Penelitian n Y X1 X2 X3 n Y X1 X2 X3 n Y X1 X2 X3 1 0 39 1 0 17 0 40 0 0 33 1 34 0 2 2 0 39 1 0 18 0 40 0 0 34 1 38 0 2 3 0 47 1 0 19 0 37 0 0 35 1 35 0 2 4 0 44 1 0 20 0 30 0 0 36 1 38 0 2 5 0 33 1 0 21 0 41 0 1 37 1 34 0 2 6 0 38 1 0 22 0 35 0 1 38 1 45 0 2 7 0 41 1 0 23 0 30 0 0 39 1 41 1 2 8 0 40 1 1 24 0 37 0 1 40 1 49 1 2 9 0 39 1 1 25 0 40 0 1 41 1 44 0 2 10 0 38 1 2 26 0 41 0 1 42 1 55 1 2 11 0 33 1 2 27 0 40 0 2 43 1 45 1 2 12 0 40 1 2 28 1 38 1 0 44 1 38 0 2 13 0 35 1 2 29 1 36 0 0 45 1 44 0 1 14 0 40 1 1 30 1 31 0 0 46 1 44 0 1 15 0 37 1 1 31 1 35 1 0 47 1 42 0 2 16 0 26 1 1 32 1 45 1 1 48 1 33 0 2 Dimana: Y = 1, jika konsumen membeli mobil, = 0 jika konsumen tidak membeli mobil X1 = umur responden dalam tahun X2 = 1, jika konsumen berjenis kelamin wanita, = 0 jika konsumen berjenis kelamin pria X3 = 0, jika konsumen berpendapatan rendah, = 1 jika konsumen berpendapatan sedang = 2 jika konsumen berpendapatan tinggi
  • 80. Proses SPSS-LOGISTIC LOGISTIC - Analysis - Regression - Binary Logistic - Dependent : Y - Independent : X1, X2, X3…. - Khusus X3, karena datanya (1, 2, 3), maka: - Categorical - Klik X3 - Klik tanda panah samping "Categorical covarians" - Pilih "Reference Category" dengan " "First" - Klik "Change" - Continue - OK B S.E. Wald df Sig. Exp(B Variables in the Equation
  • 81. Exp (B) =ln(10) =10^(1/2.302) 1.153 10 2.302585 2.718282 =2.718282^(0.142) = 1.153 - Dalam kasus variabel X1 (umur), dengan odds ratio sebesar 1,153 dapat diartikan bahwa konsumen yang berumur lebih tua satu tahun peluang membeli mobilnya adalah 1,153 kali dibandingkan konsumen umur yang lebih muda (satu tahun), jika pendapatan dan jenis kelamin mereka sama. - Dalam kasus variabel X2 (jenis kelamin dimana 1 = wanita dan 0 = pria), dengan odds ratio sebesar 0,201 dapat diartikan bahwa peluang wanita untuk membeli mobil adalah 0,201 kali dibandingkan pria, jika umur dan pendapatan mereka sama. Artinya wanita memiliki peluang lebih rendahi dalam membeli mobil dibandingkan pria.
  • 82. Result “Exp(B)” B S.E. Wald df Sig. Exp(B) X1 .142 .084 2.838 1 .092 1.153 X2 -1.602 .795 4.065 1 .044 .201 X3 8.783 2 .012 X3(1) -.712 .992 .515 1 .473 .491 X3(2) 1.864 .833 5.011 1 .025 6.450 Constant -5.637 3.150 3.202 1 .074 .004 Variables in the Equation Step 1a a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.
  • 83. Uji F (Chi-Square) dan R2 Chi-square df Sig. Step 18.131 4 .001 Block 18.131 4 .001 Model 18.131 4 .001 -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 47.660a .315 .422 Model Summary Step a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1
  • 84. TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI DALAM SPSS 1. Setelah data diinput dalam lembar kerja SPSS kemudian klik Analyze > Regression > Binary Logistic 2. Masukkan Y sebagai variable dependent dengan cara klik Y di kotak kiri, kemudian klik tanda panah disamping kotak Dependent. Masukkan X1, X2 dan X3 kedalam kotak Covariates, dengan cara klik masing- masing variable, kemudian klik tanda panah disamping kotak covariates. 3. Selanjutnya, karena variabel X3 merupakan peubah kategori (ordinal) dengan lebih dari dua kategori (yaitu 0=pendapatan rendah, 1=pendapatan sedang dan 2=pendapatan tinggi) maka diubah terlebih dahulu ke dalam 2 variabel dummy, untuk mengembangkan model yang logis dan mudah diinterpretasi, sebagai berikut: (ini sama dengan prosedur regresi dengan variabel bebas dummy sebelumnya) X3_1 = 1, jika konsumen berpendapatan menengah 0, jika selainnya X3_2 = 1, jika konsumen berpendapatan tinggi 0, jika selainnya Dalam program SPSS untuk mengkonversi ini dengan cara klik Categorical dari tampilan diatas, maka akan muncul tampilan berikut: Selanjutnya, klik X3, klik tanda panah disamping Categorical Covariates. Pilih Reference Category dengan First, kemudian klik Change dan Continue. Selanjutnya klik OK. 4. Akan keluar output SPSS untuk regresi logit sebagai berikut (disini hanya ditampilkan bagian-bagian terpenting saja yang akan dibahas)
  • 85.
  • 86.
  • 87. Result and Discuss  Printout di tabel pertama diatas menjelaskan transformasi variabel X3 dengan kategori 0,1 dan 2 menjadi dua variabel dummy yaitu X3_1 dan X3_2. Seperti yang terlihat dari tabel tersebut, variabel X3_1 bernilai 1 untuk kategori 1 (pendapatan menengah) dan 0 untuk kategori lainnya. Variabel X3_2 bernilai 1 untuk kategori 2 (pendapatan tinggi) dan 0 untuk kategori lainnya. Dengan demikian, kategori 0 (pendapatan rendah) akan bernilai 0 baik pada variabel X3_1 dan X3_2.  Printout di tabel kedua diatas merupakan nilai Khi-kuadrat (χ2) dari model regresi. Sebagaimana halnya model regresi linear dengan metode OLS, kita juga dapat melakukan pengujian arti penting model secara keseluruhan. Jika metode OLS menggunakan uji F, maka pada model logit menggunakan uji G. Statistik G ini menyebar menurut sebaran Khi-kuadrat (χ2). Karenanya dalam pengujiannya, nilai G dapat dibandingkan dengan nilai χ2 tabel pada α tertentu dan derajat bebas k-1. (kriteria pengujian dan cara pengujian persis sama dengan uji F pada metode regresi OLS).  Tetapi, kita juga bisa melihat nilai p-value dari nilai G ini yang biasanya ditampilkan oleh sofware- software statistik, termasuk SPSS.
  • 88. Result and Discuss • Dari output SPSS, didapatkan nilai χ2 sebesar 18,131 dengan p-value 0,001. Karena nilai ini jauh dibawah 10 % (jika menggunakan pengujian dengan α=10%), atau jauh dibawah 5% (jika menggunakan pengujian dengan α=5%), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi keputusan konsumen dalam membeli mobil. • Printout di tabel ketiga memberikan estimasi koefisien model dan pengujian hipotesis parsial dari koefisien model. Dalam pelaporannya, model regresi logistiknya dapat dituliskan sebagai berikut: Dari output SPSS diatas menjadi sebagai berikut:
  • 89. Result and Discuss • Model ini merupakan model peluang membeli mobil [(P(xi)] yang dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin dan pendapatan. Model tersebut adalah bersifat non-linear dalam parameter. Selanjutnya, untuk menjadikan model tersebut linear, dilakukan transformasi dengan logaritma natural, (transformasi ini yang menjadi hal penting dalam regresi logistik dan dikenal dengan istilah ”logit transformation”), sehingga menjadi (pembahasan lebih rinci, silakan dibaca buku- buku ekonometrik):
  • 90. Result and Discuss • 1-P(xi) adalah peluang tidak membeli mobil, sebagai kebalikan dari P(xi) sebagai peluang membeli mobil. Oleh karenanya, ln [P(xi)/1-P(xi)] secara sederhana merupakan log dari perbandingan antara peluang membeli mobil dengan peluang tidak membeli mobil. Oleh karenanya juga, koefisien dalam persamaan ini menunjukkan pengaruh dari umur, jenis kelamin dan pendapatan terhadap peluang relative individu membeli mobil yang dibandingkan dengan peluang tidak membeli mobil. • Selanjutnya, untuk menguji faktor mana yang berpengaruh nyata terhadap keputusan pilihan membeli mobil tersebut, dapat menggunakan uji signifikansi dari parameter koefisien secara parsial dengan statistik uji Wald, yang serupa dengan statistik uji t atau uji Z dalam regresi linear biasa, yaitu dengan membagi koefisien terhadap standar error masing- masing koefisien.
  • 91. Result and Discuss • Dari output SPSS ditampilkan nilai Wald dan p-valuenya. Berdasarkan nilai p-value (dan menggunakan kriteria pengujian α=10%), dapat dilihat seluruh variabel (kecuali X3_1), berpengaruh nyata (memiliki p-value dibawah 10%) terhadap keputusan membeli mobil. • Lalu, bagaimana interpretasi koefisien regresi logit dari persamaan di atas ? Dalam model regresi linear, koefisien βi menunjukkan perubahan nilai variabel dependent sebagai akibat perubahan satu satuan variabel independent. • Hal yang sama sebenarnya juga berlaku dalam model regresi logit, tetapi secara matematis sulit diinterpretasikan. •
  • 92. Result and Discuss • Koefisien dalam model logit menunjukkan perubahan dalam logit sebagai akibat perubahan satu satuan variabel independent. Interpretasi yang tepat untuk koefisien ini tentunya tergantung pada kemampuan menempatkan arti dari perbedaan antara dua logit. • Oleh karenanya, dalam model logit, dikembangkan pengukuran yang dikenal dengan nama odds ratio (ψ). • Odds ratio untuk masing-masing variabel ditampilkan oleh SPSS sebagaimana yang terlihat tabel diatas (kolom Exp(B)). • Odds ratio dapat dirumuskan: ψ = eβ, dimana e adalah bilangan 2,71828 dan β adalah koefisien masing-masing variabel. • Sebagai contoh, odds ratio untuk variabel X2 = e-0.1602 = 0,201 (lihat output SPSS). Atau 2.718282^(-1.602) = 0.201…demikian seterusnya utk variabel lainnya
  • 93. B S.E. Wald df Sig. Exp(B) X1 .142 .084 2.838 1 .092 1.153 X2 -1.602 .795 4.065 1 .044 .201 X3 8.783 2 .012 X3(1) -.712 .992 .515 1 .473 .491 X3(2) 1.864 .833 5.011 1 .025 6.450 Constant -5.637 3.150 3.202 1 .074 .004 Variables in the Equation Step 1a a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3. Catatan Utk Exp (B): e^B…e=2.718282 - Utk X1 : 2.718282 ^ (0.142) = 1.153 - Utk X2 : 2.718282 ^ (-1.602) = 0.201 - dst
  • 94. Result and Discuss • Dalam kasus variabel X2 (jenis kelamin dimana 1 = wanita dan 0 = pria), dengan odds ratio sebesar 0,201 dapat diartikan bahwa peluang wanita untuk membeli mobil adalah 0,201 kali dibandingkan pria, jika umur dan pendapatan mereka sama. Artinya wanita memiliki peluang lebih rendahi dalam membeli mobil dibandingkan pria. • Dalam kasus variabel X1 (umur), dengan odds ratio sebesar 1,153 dapat diartikan bahwa konsumen yang berumur lebih tua satu tahun peluang membeli mobilnya adalah 1,153 kali dibandingkan konsumen umur yang lebih muda (satu tahun), jika pendapatan dan jenis kelamin mereka sama. • Artinya orang yang lebih tua memiliki peluang yang lebih tinggi dalam membeli mobil. • Dalam konteks umur ini (yang merupakan variabel dengan skala ratio), hati-hati menginterpretasikan nilai perbedaan peluangnya. Jika perbedaan umur lebih dari 1 tahun,
  • 95. Result and Discuss • misalnya 10 tahun, maka odds rationya akan menjadi 4,14, yang diperoleh dari perhitungan sbb: ψ=e(10 x 0.142) = 2.718282^1.42=4.14 . Artinya peluang membeli mobil konsumen yang berumur lebih tua 10 tahun adalah 4,14 kali dibandingkan konsumen yang lebih muda (10 tahun) darinya. • Selanjutnya, dalam konteks variabel pendapatan, terlihat bahwa X31 tidak berpengaruh signifikan. Artinya, peluang membeli mobil antara konsumen pendapatan sedang dan pendapatan rendah adalah sama saja. • Sebaliknya, untuk X32, dapat diinterpretasikan bahwa peluang membeli mobil konsumen pendapatan tinggi adalah 6,45 kali dibandingkan pendapatan rendah, jika umur dan jenis kelaminnya sama. • atau
  • 96. Result and Discuss  Atau:  Di mana: exp atau ditulis “e” adalah fungsi exponen.  (Perlu diingat bahwa exponen merupakan kebalikan dari logaritma natural. Sedangkan logaritma natural adalah bentuk logaritma namun dengan nilai konstanta 2,71828182845904 atau biasa dibulatkan menjadi 2,72).
  • 97. Result and Discuss • Dengan model persamaan di atas, tentunya akan sangat sulit untuk menginterprestasikan koefisien regresinya. • Oleh karena itu maka diperkenalkanlah istilah Odds Ratio atau yang biasa disingkat Exp(B) atau OR. • Exp(B) merupakan exponen dari koefisien regresi. Jadi misalkan nilai slope dari regresi adalah sebesar 0,80, maka Exp(B) dapat diperkirakan sebagai berikut:
  • 98.
  • 99. Proses SPSS LOGISTIC - Analysis - Regression - Binary Logistic - Dependent : Y - Independent : X1, X2, X3…. - Khusus X3, karena datanya (1, 2, 3), maka: - Categorical - Klik X3 - Klik tanda panah samping "Categorical covarians" - Pilih "Reference Category" dengan " "First" - Klik "Change" - Continue - OK B S.E. Wald df Sig. Exp(B Variables in the Equation
  • 100. Data Penelitian n Y X1 X2 X3 1 0 39 1 0 2 0 39 1 0 3 0 47 1 0 4 0 44 1 0 5 0 33 1 0 6 0 38 1 0 7 0 41 1 0 8 0 40 1 1 9 0 39 1 1 10 0 38 1 2 11 0 33 1 2 12 0 40 1 2 13 0 35 1 2 14 0 40 1 1 15 0 37 1 1 16 0 26 1 1 17 0 40 0 0 18 0 40 0 0 19 0 37 0 0 20 0 30 0 0 21 0 41 0 1 22 0 35 0 1 23 0 30 0 0 24 0 37 0 1 25 0 40 0 1