SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Berikut Langkah-langkah dalam analisis diskriminan: 
1. Masukkan data yang akan diolah. seperti pada gambar di bawah. 
2. Pada menu Analyze, pilih submenu Classsify, lalu pilih Discriminant. Pada kotak 
dialog Discriminant Analysis, pindahkan Nakal_Rev2 ke dalam Grouping 
Variable, lalu klik Define Range.
3. Lalu pada kotak kecil, bagian minimum diisi dengan kode terkecil dan maximum 
diisi dengan kode terbesar dari variabel respon, pada contoh kasus disini,masukkan 
angka “1” untuk minimum dan “2” untuk maximum. Kemudian klik Continue. 
4. Kembali ke kotak dialog Discriminant Analysis, lalu pada Independents diisi 
dengan variabel penjelas. Metode yang sering dipaparkan pada literatur-literatur 
adalah metode bertatar (stepwise), maka kali ini hanya akan diberi contoh penggunaan 
metode ini. Pada contoh kasus di sini, variabel independents adalah variabel yang 
tersisa tadi. Kemudian pindahkan variable yang tersisa ke dalam Independents.lalu, 
pilih dan klik Statistics.
5. Pada kotak kecil, centangkan kotak means, univariate ANOVA’s, Box’s M, serta 
Unstandardized. Lalu, Continue. 
6. Kembali ke kotak dialog Discriminant Analysis, lalu pada Classification, lalu diberi 
tanda cek di All group equal, Casewise result, Summary table, dan Within-groups. 
Lalu, klik Continue.
Interpretasi hasil analisis diskriminan 
Uji Asumsi Analisis diskriminan 
Uji Kesamaan matriks ragam-peragam antar kelompok 
Pada kasus ini, kita menguji asumsi kesamaan matrik ragam-peragam antara kelompok nakal 
menengah ke atas dan nakal ringan digunakan statistic uji Box’s M.
Dengan tingkat kepercayaan 95%, kelompok-1 dan kelompok-2 memiliki matriks ragam-peragam 
yang sama dilihat nilai sig 0.46 yang lebih besar dari 0.05(alpha). Asumsi semua 
kelompok memiliki matrik ragam-peragam yang sama terpenuhi. Selain itu, kesimpulan dapat 
diambil dengan melihat nilai log determinan dari tiap-tiap kelompok pada tabel log 
determinants. Nilai log determinan kelompok menengah ke atas = 13.103 dan kelompok 
ringan = 12.132. Hasil keduanya relative sama, yang mengindikasikan ragam-peragam untuk 
tiap kelompok sama. 
Perbedaan rata-rata antar kelompok 
Untuk uji perbedaan rata-rata antar kelompok menggunakan uji wilks lambda.
Dengan melihat nilai signifikansi yang lebih kecil dari alpha (0.05), sehingga dapat dikatakan 
bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok 1 dan kelompok 2 dengan asumsi 
perbedaan rata-rata antar kelompok terpenuhi. 
Selain itu, juga dapat dilihat dari hasil tabel Test of Equality of Group Means mengenai 
perbedaan signifikan antar kelompok pada setiap peubah bebas. 
Dari hasil Tabel Test Of Equality Of Group Means kita dapat mengetahui hal sebagai 
berikut. 
1. Karakteristik IQ, Kecerdasan Emosional, Sikap, Keharmonisan Keluarga, Lama 
SekolahAnak, Lama waktu bermain, dan Umur memiliki P-value < 0,05 berarti 
bahwa kategori anak nakal ringan berbeda signifikan dengan anak nakal menengah ke 
atas. Terdapat 7 peubah yang signifikan berbeda antar kelompok. 
2. Dalam pengolahan SPSS nilai jumlah peubah p, dari hasil output ini terdapat 70% dari 
p yang berbeda signifikan. Karena ≥ 50% p, maka analisis diskriminan dapat 
dilakukan.
3. Asumsi perbedaan rata-rata antar kelompok telah terpenuhi karena lebih dari 50 
persen dari total peubah yang dianalisis telah signifikan berbeda antar kelompok. 
4. Tiga peubah yang tidak signifikan yaitu jumlah anggota rumah tangga, jumlah 
saudara kandung, dan lama sekolah pengasuh. Ketiga peubah yang tidak lolos akan 
dikeluarkan dari daftar peubah yang akan disertakan pada analisis diskriminan. 
Analisis Hasil Analisis Diskriminan 
Stepwise statistics 
Berdasarkan hasil dari proses stepwise method dengan iterasi sebanyak empat kali 
didapatkan empat peubah yang signifikan membedakan kelompok nakal menengah ke atas 
dan nakal ringan karena nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05. Dengan tingkat 
residual error yang semakin kecil yang dinyatakan oleh Wilk’s Lambda mulai dari level 
0,414 dan terus berkurang hingga mencapai 0,270 setelah keempat peubah tersebut terpilih 
untuk dimasukkan ke dalam fungsi diskriminan. Hal ini berarti kemampuan diskriminasi dari 
fungsi yang dihasilkan semakin meningkat. 
Summary of Canonical Discriminant 
Nilai akar ciri (eigen value) menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas antar peubah 
bebas. Multikolinearitas akan terjadi bila nilai akar ciri (eigen value) mendekati 0 (nol). 
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai akar ciri yang menjauhi nol, yaitu sebesar
2,709. Keadaan ini dapat diartikan bahwa fungsi diskriminan yang diperoleh cukup baik 
karena tidak terjadi multikolinearitas di antara sesama peubah bebasnya. 
Pada tabel Eigen Value terdapat nilai canonical correlation. Canonical correlation 
digunakan untuk mengukur derajat hubunggan antara besarnya variabilitas yang mampu 
diterangkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel di atas, 
diperoleh nilai canonical correlation sebesar 0,855, bila dikuadratkan menjadi 
(0,855x0,855)=0,7310; artinya 73,10% varians dari variabel dependen dapat dijelaskan dari 
model diskriminan yang terbentuk 
canonical discriminant function coefficients 
Tabel canonical discriminant function coefficients menerangkan model diskriminan yang 
terbentuk, yaitu : 
Y = -10,467 + 0,072IQ + 0,168Emosi + 0,076Perilaku + 0,047Harmonis. 
Function at Group Centroid
Group Centroid merupakan rata-rata nilai diskriminan dari tiap-tiap observasi di dalam 
masing-masing kelompok. Group Centroid untuk kelompok nakal menengah ke atas adalah 
sebesar -1,161, sedangkan untuk kelompok nakal ringan adalah sebesar 2,285. Ini berarti 
bahwa secara rata - rata skor diskriminan kedua kelompok berbeda cukup besar. Sehingga 
fungsi diskriminan yang diperoleh dapat membedakan secara baik kelompok yang ada. 
Classification results 
Tabel ini menggambarkan crosstabulasi antara model awal dengan pengklasifikasian model 
diskriminan. Terlihat ada 4 responden yang salah klasifikasi, yaitu 3 responden yang awalnya 
ada pada kelompok kenakalan menengah keatas kemudian diprediksi masuk dalam kelompok 
kenakalan ringan dan 1 responden yang awalnya ada pada kelompok kenakalan ringan 
kemudian diprediksi masuk dalam kelompok kenakalan menengah keatas. Secara 
keseluruhan model diskriminan yang terbentuk mempunyai tingkat validasi yang cukup 
tinggi yaitu 95,8%. Hasil survei di atas menunjukkan hasil keakuratan model diskriminan 
yang cukup tinggi.
ASUMSI ANALISIS DISKRIMINAN 
Analisis diskriminan mempunyai asumsi bahwa data berasal dari multivariate normal distribution 
dan matrik kovarian kedua kelompok perusahaan adalah sama. Asumsi mul tivariate normal 
distribution penting untuk menguji signifikansi dari variabel diskriminator dan fungsi diskriminan. 
Jika data tidak normal secara multivariate, maka secara teori uji signifikansi menjadi tidak valid. Hasil 
klasifikasi menurut teori juga dipengaruhi oleh multivariate normal distribution. Apabila diketahui 
bahwa asumsi multivariate normal distribution tidak dipenuhi maka sebaiknya menggunakan analisis 
logistic regression. Logistic regression tidak memerlukan asumsi distribusi normal untuk variabel 
bebasnya. 
Data tentatif ini akan kita gunakan untuk menjelaskan teknik analisis diskriminan. Contoh berikut 
adalah dua rasio keuangan EBITASS (rasio earning before interest and tax terhadap total asset) dan 
ROTC (return on total capital) 24 sampel perusahaan yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu 12 
perusahaan sehat dan 12 perusahaan bangkrut. 
Apabila data ini kita plot, maka dapat dilihat sampai seberapa jauh kedua rasio keuangan ini mampu 
membedakan kedua kelompok perusahaan sehat dan perusahaan bangkrut.
Gambar di atas menunjukkan bahwa kedua kelompok perusahaan sehat dan bangkrut dapat 
dipisahkan secara nyata dilihat dari rasio EBITASS DAN ROTC. Hal ini berarti bahwa setiap rasio 
keuangan dapat membedakan dua kelompok perusahaan sehat dan bangkrut. Melihat perbedaan 
dua kelompok perusahaan dengan hanya melihat satu variabel disebut dengan analisis univariate. 
Uji statistik untuk univariate dapat dilakukan dengan uji beda t-test. Sedangkan melihat perbedaan 
dua kelompok perusahaan berdasarkan pada kombinasi kedua rasio keuangan secara bersama-sama 
disebut dengan analisis multivariate. Variabel yang memberikan pembeda (diskriminan) terbaik 
disebut dengan variabel diskriminan (discriminator variable). Mengidentifikasi sekelompok variabel 
yang dapat menjadi pembeda terbaik kedua kelompok perusahaan adalah tujuan utama dari analisis 
diskriminan. 
Berikut ini langkah analisis diskriminan : 
IDENTIFIKASI AXIS BARU 
Apabila pada gambar di atas kita membuat axis baru Z yang merupakan garis diagonal dengan sudut 
45o dari garis EBITASS, maka kita memproyeksikan katakanlah titik P pada garis diagonal Z dengan 
persamaan : 
Zp = w1 EBITASS + w2 ROTC 
Besarnya w1 = cos 45 = 0,707 dan w2 = sin 45 = 0,707 dengan demikian persamaan Zp menjadi :
Zp = 0,707 EBITASS + 0,707 ROTC 
Persamaan ini merupakan kombinasi linear dari rasio keuangan EBITASS dan ROTC untuk perusahaan 
P. Jadi proyeksi suatu titik pada garis Z memberikan variabel baru Z yang merupakan kombinasi 
linear dari variabel rasio keuangan. Jadi tujuan kedua analisis diskriminan adalah mencari axis baru 
yaitu Z dimana variabel baru Z memberikan maksimum kemampuan untuk membedakan antara dua 
kelompok perusahaan. Axis baru ini disebut linear discriminant function atau sering disingkat 
discriminant function. Proyeksi suatu titik pada discriminant function (atau nilai dari variabel baru Z) 
disebut discriminant score. Tujuan ketiga yang ingin dicapai oleh analisis diskriminan adalah 
pengelompokkan atau klasifikasi observasi ke dalam satu dari dua kelompok perusahaan di masa 
datang. 
MEMILIH VARIABEL DISKRIMINATOR 
Perbedaan rata-rata masing-masing rasio keuangan untuk kedua kelompok perusahaan sehat dan 
bangkrut dapat diuji dengan uji beda t-test. Hasil uji t test dapat di bawah ini. 
Nilai t hitung untuk EBITASS adalah 9,854 dan ROTC sebesar 11,528. Oleh karena nilai t hitung lebih 
besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua rasio 
keuangan ini mampu membedakan kedua kelommpok perusahaan dan akan digunakan untuk 
membentuk fungsi diskriminan. U t test hanya berdasarkan pada pendekatan univariate, yaitu uji t 
test untuk masing-masing rasio keuangan. Pendekatan yang lebih disukai adalah dengan uji 
multivariate, di mana kedua rasio keuangan diuji secara simultan atau bersama-sama. 
FUNGSI DISKRIMINAN DAN KLASIFIKASI 
Misalkan kombinasi linear atau fungsi diskrimina yang membentuk variabel baru (score discriminant) 
sebagai berikut : 
Z = w1 EBITASS + w2 ROTC 
Di mana Z adalah fungsi diskriminan, maka tujuan analisis diksriminan adalah menentukan nilai w1 
dan w2 dari fungsi diskriminan di atas agar memaksimumkan nilai lambda. 
lambda = between group sum of square / within group sum of square 
Fungsi diskriminan didapat dengan memaksimumkan nilai lambda dan disebut Fisher's linear
discriminant function. 
Langkah analisis dengan SPSS. 
a. buka file 
b. dari menu utama SPSS, pilih menu Statistics/Analyze kemudian submenu Classify, lalu pilih 
Discriminant. 
c. tampak di layar windows Discriminant Analysis. 
d. pada Box Grouping Variable isikan CODE dan definisikan perusahaan sehat 1 dan bangkrut 2. 
e. pada Box Independent isikan variabel EBITASS dan ROTC. 
f. pilih Statistics dan aktifkan pilihan test statistics descriptive, Matrice dan function coefficient.
Penilaian signifikan variabel diskriminan dapat dilihat dari nilai rata-rata dari rasio keuangan apakah 
berbeda secara signifikan untuk perusahaan sehat dan bangkrut. Untuk menguji apakah ada 
perbedaan secara signifikan antara kedua kelompok perusahaan dapat dilakukan dengan uji t test. 
Alternatif lain adalah dengan menggunakan Wilk's L test statistics. Semakin kecil nilai Wilk's L maka 
semakin besar probabilitas hipotesis nol (tidak ada perbedaan rata-rata populasi) ditolak. Untuk 
menguji signifikansi nilai Wilk's L maka dapat dikonversikan kedalam F ratio. 
Dari tampilan group statistik jelas bahwa nilai rata-rata kedua rasio keuangan antara perusahaan 
sehat dan bangkrut berbeda yaitu 0,18533 untuk perusahaan sehat dan 0,035167 untuk perusahaan 
bangkrut dilihat dari rasio EBITASS. Sedangkan rasio ROTC dengan rata-rata 0,18350 untuk 
perusahaan sehat dan 0,00333 untuk perusahaan bangkrut. 
Dilihat dari test statistik Wilk's L jelas ada perbedaan secara signifikan yaitu untuk EBITASS nilai 
Wilk's L sebesar 0,185 dan signifikan pada 0,000. Sedangkan nilai Wilk's L ROTC sebesar 0,142 juga 
signifikan pada 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua variabel rasio keuangan dapat digunakan 
untuk membentuk variabel diskriminan.
Persamaan estimati fungsi diskriminan unstandardized dapat dilihat dari output Canonical 
Discriminant Function Coefficient dengan persamaan sebagai berikut : 
Z = -3,195 + 13,430 EBITASS + 18,353 ROTC 
Untuk menguji signifikansi statistik dari fungsi diskriminan digunakan multivariate test of 
signifikance. Oleh karena dalam kasus ini lebih dari satu variabel deskriminator yaitu EBITASS dan 
ROTC, maka untuk menguji perbedaan kedua kelompok perusahaan untuk semua variabel secara 
bersama-sama digunakan multivariate test. Uji Wilk's L dapat diaproksimasi dengan statistik Chi-square. 
Besarnya nilai Wilk's L sebesar 0,115 atau sama dengan Chi -square 45,498 dan ternyata nilai ini 
signifikan pada 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa fungsi diskriminan signifikan secara statistik 
yang berarti nilai rata-rata score diskriminan untuk kedua kelompok perusahaan berbeda secara 
nyata. 
Walaupun secara statistik perbedaan kedua kelompok perusahaan itu signifikan, tetapi untuk tujuan 
praktis perbedaan kedua kelompok perusahaan tadi tidak begitu besar. Hal ini dapat terjadi pada 
kasus dengan jumlah sampel yang besar. Untuk menguji seberapa besar dan berarti perbedaan 
antara kedua kelompok perusahaan dapat dilihat dan nilai Square Canonical Correlation (CR2). 
Square Canonical Correlation identik dengan R2 pada regresi yaituu mengukur variasi antara kedua 
kelompok perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variabel diskriminannya. Jadi CR2 mengukur 
sebagai kuat fungsi diskriminan. 
Tampilan output Eigenvalues menunjukkan bahwa besarnya Canonical Correlation adalah sebesar 
0,941 atau besarnya Square Canonical Correlation (CR2) = (0,941)2 atau sama dengan 0,885. Jadi
dapat disimpulkan bahwa 88,5% variasi antara kelompok perusahaan sehat dan bangkrut yang dapat 
dijelaskan oleh variabel diskriminan rasio EBITASS dan ROTC. 
Menilai pentingnya variabel diskriminan dan arti dari fungsi diskriminan dapat dilakukan dengan 
melihat fungsi diskriminan standardized. 
Tampilan standardized canonical discriminat function menunjukkan bahwa besarnya koefisien 
EBITASS 0,501 dan koefisien ROTC sebesar 0,703. Koefisien yang sudah distandarisasi digunakan 
untuk menilai pentingnya variabel diskriminator secara relatif dalam membentuk fungsi diskriminan. 
Makin tinggi koefisien yang telah distandarisasi, maka makin penting variabel tersebut terhadap 
variabel lainnya dan sebaliknya. Variabel rasio EBITASS relatif lebih penting dibandingkan variabel 
rasio ROTC dalam membentuik fungsi diskriminan. 
Oleh karena score diskriminan adalah indeks gabungan atau kombinasi linear dari variabel awal, 
maka perlu untuk mengetahui apakah arti dari score diskriminan. Nilai loading dari structure 
coefficient dapat digunakan untuk menginterpretasikan kontribusi setiap variabel untuk membentuk 
fungsi diskriminan. Nilai loading variabel diskriminator merupakan korelasi antara score diskriminan 
dan variabel diskriminator dan nilai loading akan berkisar +1 dan -1. Makin mendekati 1 (satu) nilai 
absolut dari loading, maka tinggi komunalitas antara variabel diskriminan dan fungsi diskriminan dan 
sebaliknya. Tampilan struktur matrik menunjukkan bahwa besarnya loading untuk EBITASS 0,756 
dan besarnya loading untuk ROTC sebesar 0,884. Oleh karena loading kedua variabel rasio keuangan 
ini tinggi, maka score diskriminan dapat diinterpretasikan sebagai ukuran kesehatan keuangan 
perusahaan. 
Tujuan ketiga dari analisis diskriminan adalah mengklasifikasikan observasi di masa datang ke dalam 
satu dari dua kelompok perusahaan. Output SPSS memberikan nilai tingkat klasifikasi sebesar 100%.
Klasifikasi dari observasi secara esensial akan mengurangi pembagian ruang diskriminan ke dalam 
dua region. Nilai score diskriminan yang membagi ruang kedalam dua region disebut nilai cutoff. 
Makin tinggi nilai EBITASS dan ROTC makin tinggi nilai score diskriminan dan sebaliknya. Oleh karena 
perusahaan yang mempunyai kesehatan keuangan akan memiliki nilai yang lebih tinggi untuk kedua 
rasio keuangan, perusahaan yang sehat akan memiliki score diskriminan lebih tinggi daripada 
perusahaan bangkrut. Jadi perusahaan akan dikelompokkan sebagai perusahaan dapat sehat jika 
score diskriminannya lebih tinggi daripada nilai cutoff dan perusahaan akan dikelompokkan sebagai 
perusahaan bangkrut jika score diskriminannya lebih kecil dari nilai cutoff. 
Secara umum nilai cutoff yang dipilih nilai yang meminimumkan jumlah incorrect classification atau 
kesalahan misklasifikasi atau dapat dihitung dengan rumus: 
Cutoff = (Z1 + Z2) / 2 
Di mana Zj adalah rata-rata score diskriminan kelompok j. Rumus ini berasumsi jumlah sampel kedua 
kelompk sama. Dalam hal jumlah sampel kedua kelompok tidak sama maka rumus cutoff menjadi :
Cutoff = (n1Z1 + n2Z2) / (n1 + n2) 
Di mana ng adalah jumlah observasi pada kelompok g. Tampilan output SPSS memberikan rata-rata 
score diskriminan untuk kelompok 1 sebesar 2,662 dan rata-rata score diskriminan untuk kelompok 
2 sebesar -2,662 dan memberikan nilai cutoff nol. 
Ringkasan nilai klasifikasi dapat dilihat pada classification matrix atau confussion matrix. Hasil matrik 
klasifikasi menunjukkan bahwa seluruh observasi telah diklasifikasikan secara benar dengan 
ketepatan 100%.

More Related Content

What's hot

Perbandingan dan baca pos hoc kontras
Perbandingan dan baca pos hoc kontrasPerbandingan dan baca pos hoc kontras
Perbandingan dan baca pos hoc kontrasnajmudin57
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresiGitha Niez
 
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSSLaporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSSShofura Kamal
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresiAyah Irawan
 
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021Aminullah Assagaf
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linearmery gita
 
Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)Rani Nooraeni
 
Statistik non parametrik uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik    uji data dua sampel independentStatistik non parametrik    uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik uji data dua sampel independentWinda Oktaviani
 
8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda
8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda
8. korelasi, regresi linier sederhana dan bergandaEko Siswanto
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsOpissen Yudisyus
 
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaanCara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaanYohanes Kristianto
 

What's hot (19)

Perbandingan dan baca pos hoc kontras
Perbandingan dan baca pos hoc kontrasPerbandingan dan baca pos hoc kontras
Perbandingan dan baca pos hoc kontras
 
Regresi Logistik
Regresi LogistikRegresi Logistik
Regresi Logistik
 
Uji normalitas
Uji normalitasUji normalitas
Uji normalitas
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSSLaporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
Laporan Praktikum Analisis Data Eksploratif-Statistika Dasar Dengan SPSS
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
 
Modul diskriminan
Modul diskriminanModul diskriminan
Modul diskriminan
 
analisis-faktor
analisis-faktoranalisis-faktor
analisis-faktor
 
Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)
 
Statistik non parametrik uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik    uji data dua sampel independentStatistik non parametrik    uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik uji data dua sampel independent
 
Two way anava
Two way anavaTwo way anava
Two way anava
 
Wilcoxon Matced Pairs Signed Ranks Test
Wilcoxon Matced Pairs Signed Ranks TestWilcoxon Matced Pairs Signed Ranks Test
Wilcoxon Matced Pairs Signed Ranks Test
 
8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda
8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda
8. korelasi, regresi linier sederhana dan berganda
 
Fungsi logika
Fungsi logikaFungsi logika
Fungsi logika
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
 
Metode Analisis faktor
Metode Analisis faktorMetode Analisis faktor
Metode Analisis faktor
 
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaanCara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
 

Similar to Narasi

14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdflizanora
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)Aminullah Assagaf
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah Assagaf
 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptYusufMSaleh
 
Sesi 6 uji-normalitas
Sesi 6 uji-normalitasSesi 6 uji-normalitas
Sesi 6 uji-normalitasCintya Rachma
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariatkartiko edhi
 
Uji normalitas
Uji normalitasUji normalitas
Uji normalitasAndi Ahmad
 
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPANTUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPANFarida Dadari
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAyu Febriyanti
 
Analisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardiAnalisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardiDedi Mukhlas
 
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)RIANA PUTRI
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
VARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptx
VARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptxVARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptx
VARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptxMariaDFBerek
 
PPT ANOVA.pptx
PPT ANOVA.pptxPPT ANOVA.pptx
PPT ANOVA.pptxdintizahra
 

Similar to Narasi (20)

14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.ppt
 
Sesi 6 uji-normalitas
Sesi 6 uji-normalitasSesi 6 uji-normalitas
Sesi 6 uji-normalitas
 
100122 statistik-uji-normalitas
100122 statistik-uji-normalitas100122 statistik-uji-normalitas
100122 statistik-uji-normalitas
 
Komputer Statistik
Komputer StatistikKomputer Statistik
Komputer Statistik
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariat
 
Uji normalitas
Uji normalitasUji normalitas
Uji normalitas
 
Pengantar spss
Pengantar spssPengantar spss
Pengantar spss
 
Uji chi square
Uji chi squareUji chi square
Uji chi square
 
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPANTUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariat
 
Analisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardiAnalisis data statistik oleh sudibyo supardi
Analisis data statistik oleh sudibyo supardi
 
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
 
Tugas bu ifana
Tugas bu ifanaTugas bu ifana
Tugas bu ifana
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
 
VARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptx
VARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptxVARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptx
VARIASI DAN SIMPANGAN BAKU[1].pptx
 
PPT ANOVA.pptx
PPT ANOVA.pptxPPT ANOVA.pptx
PPT ANOVA.pptx
 

Recently uploaded

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (9)

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

Narasi

  • 1. Berikut Langkah-langkah dalam analisis diskriminan: 1. Masukkan data yang akan diolah. seperti pada gambar di bawah. 2. Pada menu Analyze, pilih submenu Classsify, lalu pilih Discriminant. Pada kotak dialog Discriminant Analysis, pindahkan Nakal_Rev2 ke dalam Grouping Variable, lalu klik Define Range.
  • 2. 3. Lalu pada kotak kecil, bagian minimum diisi dengan kode terkecil dan maximum diisi dengan kode terbesar dari variabel respon, pada contoh kasus disini,masukkan angka “1” untuk minimum dan “2” untuk maximum. Kemudian klik Continue. 4. Kembali ke kotak dialog Discriminant Analysis, lalu pada Independents diisi dengan variabel penjelas. Metode yang sering dipaparkan pada literatur-literatur adalah metode bertatar (stepwise), maka kali ini hanya akan diberi contoh penggunaan metode ini. Pada contoh kasus di sini, variabel independents adalah variabel yang tersisa tadi. Kemudian pindahkan variable yang tersisa ke dalam Independents.lalu, pilih dan klik Statistics.
  • 3. 5. Pada kotak kecil, centangkan kotak means, univariate ANOVA’s, Box’s M, serta Unstandardized. Lalu, Continue. 6. Kembali ke kotak dialog Discriminant Analysis, lalu pada Classification, lalu diberi tanda cek di All group equal, Casewise result, Summary table, dan Within-groups. Lalu, klik Continue.
  • 4. Interpretasi hasil analisis diskriminan Uji Asumsi Analisis diskriminan Uji Kesamaan matriks ragam-peragam antar kelompok Pada kasus ini, kita menguji asumsi kesamaan matrik ragam-peragam antara kelompok nakal menengah ke atas dan nakal ringan digunakan statistic uji Box’s M.
  • 5. Dengan tingkat kepercayaan 95%, kelompok-1 dan kelompok-2 memiliki matriks ragam-peragam yang sama dilihat nilai sig 0.46 yang lebih besar dari 0.05(alpha). Asumsi semua kelompok memiliki matrik ragam-peragam yang sama terpenuhi. Selain itu, kesimpulan dapat diambil dengan melihat nilai log determinan dari tiap-tiap kelompok pada tabel log determinants. Nilai log determinan kelompok menengah ke atas = 13.103 dan kelompok ringan = 12.132. Hasil keduanya relative sama, yang mengindikasikan ragam-peragam untuk tiap kelompok sama. Perbedaan rata-rata antar kelompok Untuk uji perbedaan rata-rata antar kelompok menggunakan uji wilks lambda.
  • 6. Dengan melihat nilai signifikansi yang lebih kecil dari alpha (0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok 1 dan kelompok 2 dengan asumsi perbedaan rata-rata antar kelompok terpenuhi. Selain itu, juga dapat dilihat dari hasil tabel Test of Equality of Group Means mengenai perbedaan signifikan antar kelompok pada setiap peubah bebas. Dari hasil Tabel Test Of Equality Of Group Means kita dapat mengetahui hal sebagai berikut. 1. Karakteristik IQ, Kecerdasan Emosional, Sikap, Keharmonisan Keluarga, Lama SekolahAnak, Lama waktu bermain, dan Umur memiliki P-value < 0,05 berarti bahwa kategori anak nakal ringan berbeda signifikan dengan anak nakal menengah ke atas. Terdapat 7 peubah yang signifikan berbeda antar kelompok. 2. Dalam pengolahan SPSS nilai jumlah peubah p, dari hasil output ini terdapat 70% dari p yang berbeda signifikan. Karena ≥ 50% p, maka analisis diskriminan dapat dilakukan.
  • 7. 3. Asumsi perbedaan rata-rata antar kelompok telah terpenuhi karena lebih dari 50 persen dari total peubah yang dianalisis telah signifikan berbeda antar kelompok. 4. Tiga peubah yang tidak signifikan yaitu jumlah anggota rumah tangga, jumlah saudara kandung, dan lama sekolah pengasuh. Ketiga peubah yang tidak lolos akan dikeluarkan dari daftar peubah yang akan disertakan pada analisis diskriminan. Analisis Hasil Analisis Diskriminan Stepwise statistics Berdasarkan hasil dari proses stepwise method dengan iterasi sebanyak empat kali didapatkan empat peubah yang signifikan membedakan kelompok nakal menengah ke atas dan nakal ringan karena nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05. Dengan tingkat residual error yang semakin kecil yang dinyatakan oleh Wilk’s Lambda mulai dari level 0,414 dan terus berkurang hingga mencapai 0,270 setelah keempat peubah tersebut terpilih untuk dimasukkan ke dalam fungsi diskriminan. Hal ini berarti kemampuan diskriminasi dari fungsi yang dihasilkan semakin meningkat. Summary of Canonical Discriminant Nilai akar ciri (eigen value) menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas antar peubah bebas. Multikolinearitas akan terjadi bila nilai akar ciri (eigen value) mendekati 0 (nol). Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai akar ciri yang menjauhi nol, yaitu sebesar
  • 8. 2,709. Keadaan ini dapat diartikan bahwa fungsi diskriminan yang diperoleh cukup baik karena tidak terjadi multikolinearitas di antara sesama peubah bebasnya. Pada tabel Eigen Value terdapat nilai canonical correlation. Canonical correlation digunakan untuk mengukur derajat hubunggan antara besarnya variabilitas yang mampu diterangkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel di atas, diperoleh nilai canonical correlation sebesar 0,855, bila dikuadratkan menjadi (0,855x0,855)=0,7310; artinya 73,10% varians dari variabel dependen dapat dijelaskan dari model diskriminan yang terbentuk canonical discriminant function coefficients Tabel canonical discriminant function coefficients menerangkan model diskriminan yang terbentuk, yaitu : Y = -10,467 + 0,072IQ + 0,168Emosi + 0,076Perilaku + 0,047Harmonis. Function at Group Centroid
  • 9. Group Centroid merupakan rata-rata nilai diskriminan dari tiap-tiap observasi di dalam masing-masing kelompok. Group Centroid untuk kelompok nakal menengah ke atas adalah sebesar -1,161, sedangkan untuk kelompok nakal ringan adalah sebesar 2,285. Ini berarti bahwa secara rata - rata skor diskriminan kedua kelompok berbeda cukup besar. Sehingga fungsi diskriminan yang diperoleh dapat membedakan secara baik kelompok yang ada. Classification results Tabel ini menggambarkan crosstabulasi antara model awal dengan pengklasifikasian model diskriminan. Terlihat ada 4 responden yang salah klasifikasi, yaitu 3 responden yang awalnya ada pada kelompok kenakalan menengah keatas kemudian diprediksi masuk dalam kelompok kenakalan ringan dan 1 responden yang awalnya ada pada kelompok kenakalan ringan kemudian diprediksi masuk dalam kelompok kenakalan menengah keatas. Secara keseluruhan model diskriminan yang terbentuk mempunyai tingkat validasi yang cukup tinggi yaitu 95,8%. Hasil survei di atas menunjukkan hasil keakuratan model diskriminan yang cukup tinggi.
  • 10. ASUMSI ANALISIS DISKRIMINAN Analisis diskriminan mempunyai asumsi bahwa data berasal dari multivariate normal distribution dan matrik kovarian kedua kelompok perusahaan adalah sama. Asumsi mul tivariate normal distribution penting untuk menguji signifikansi dari variabel diskriminator dan fungsi diskriminan. Jika data tidak normal secara multivariate, maka secara teori uji signifikansi menjadi tidak valid. Hasil klasifikasi menurut teori juga dipengaruhi oleh multivariate normal distribution. Apabila diketahui bahwa asumsi multivariate normal distribution tidak dipenuhi maka sebaiknya menggunakan analisis logistic regression. Logistic regression tidak memerlukan asumsi distribusi normal untuk variabel bebasnya. Data tentatif ini akan kita gunakan untuk menjelaskan teknik analisis diskriminan. Contoh berikut adalah dua rasio keuangan EBITASS (rasio earning before interest and tax terhadap total asset) dan ROTC (return on total capital) 24 sampel perusahaan yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu 12 perusahaan sehat dan 12 perusahaan bangkrut. Apabila data ini kita plot, maka dapat dilihat sampai seberapa jauh kedua rasio keuangan ini mampu membedakan kedua kelompok perusahaan sehat dan perusahaan bangkrut.
  • 11. Gambar di atas menunjukkan bahwa kedua kelompok perusahaan sehat dan bangkrut dapat dipisahkan secara nyata dilihat dari rasio EBITASS DAN ROTC. Hal ini berarti bahwa setiap rasio keuangan dapat membedakan dua kelompok perusahaan sehat dan bangkrut. Melihat perbedaan dua kelompok perusahaan dengan hanya melihat satu variabel disebut dengan analisis univariate. Uji statistik untuk univariate dapat dilakukan dengan uji beda t-test. Sedangkan melihat perbedaan dua kelompok perusahaan berdasarkan pada kombinasi kedua rasio keuangan secara bersama-sama disebut dengan analisis multivariate. Variabel yang memberikan pembeda (diskriminan) terbaik disebut dengan variabel diskriminan (discriminator variable). Mengidentifikasi sekelompok variabel yang dapat menjadi pembeda terbaik kedua kelompok perusahaan adalah tujuan utama dari analisis diskriminan. Berikut ini langkah analisis diskriminan : IDENTIFIKASI AXIS BARU Apabila pada gambar di atas kita membuat axis baru Z yang merupakan garis diagonal dengan sudut 45o dari garis EBITASS, maka kita memproyeksikan katakanlah titik P pada garis diagonal Z dengan persamaan : Zp = w1 EBITASS + w2 ROTC Besarnya w1 = cos 45 = 0,707 dan w2 = sin 45 = 0,707 dengan demikian persamaan Zp menjadi :
  • 12. Zp = 0,707 EBITASS + 0,707 ROTC Persamaan ini merupakan kombinasi linear dari rasio keuangan EBITASS dan ROTC untuk perusahaan P. Jadi proyeksi suatu titik pada garis Z memberikan variabel baru Z yang merupakan kombinasi linear dari variabel rasio keuangan. Jadi tujuan kedua analisis diskriminan adalah mencari axis baru yaitu Z dimana variabel baru Z memberikan maksimum kemampuan untuk membedakan antara dua kelompok perusahaan. Axis baru ini disebut linear discriminant function atau sering disingkat discriminant function. Proyeksi suatu titik pada discriminant function (atau nilai dari variabel baru Z) disebut discriminant score. Tujuan ketiga yang ingin dicapai oleh analisis diskriminan adalah pengelompokkan atau klasifikasi observasi ke dalam satu dari dua kelompok perusahaan di masa datang. MEMILIH VARIABEL DISKRIMINATOR Perbedaan rata-rata masing-masing rasio keuangan untuk kedua kelompok perusahaan sehat dan bangkrut dapat diuji dengan uji beda t-test. Hasil uji t test dapat di bawah ini. Nilai t hitung untuk EBITASS adalah 9,854 dan ROTC sebesar 11,528. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua rasio keuangan ini mampu membedakan kedua kelommpok perusahaan dan akan digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan. U t test hanya berdasarkan pada pendekatan univariate, yaitu uji t test untuk masing-masing rasio keuangan. Pendekatan yang lebih disukai adalah dengan uji multivariate, di mana kedua rasio keuangan diuji secara simultan atau bersama-sama. FUNGSI DISKRIMINAN DAN KLASIFIKASI Misalkan kombinasi linear atau fungsi diskrimina yang membentuk variabel baru (score discriminant) sebagai berikut : Z = w1 EBITASS + w2 ROTC Di mana Z adalah fungsi diskriminan, maka tujuan analisis diksriminan adalah menentukan nilai w1 dan w2 dari fungsi diskriminan di atas agar memaksimumkan nilai lambda. lambda = between group sum of square / within group sum of square Fungsi diskriminan didapat dengan memaksimumkan nilai lambda dan disebut Fisher's linear
  • 13. discriminant function. Langkah analisis dengan SPSS. a. buka file b. dari menu utama SPSS, pilih menu Statistics/Analyze kemudian submenu Classify, lalu pilih Discriminant. c. tampak di layar windows Discriminant Analysis. d. pada Box Grouping Variable isikan CODE dan definisikan perusahaan sehat 1 dan bangkrut 2. e. pada Box Independent isikan variabel EBITASS dan ROTC. f. pilih Statistics dan aktifkan pilihan test statistics descriptive, Matrice dan function coefficient.
  • 14. Penilaian signifikan variabel diskriminan dapat dilihat dari nilai rata-rata dari rasio keuangan apakah berbeda secara signifikan untuk perusahaan sehat dan bangkrut. Untuk menguji apakah ada perbedaan secara signifikan antara kedua kelompok perusahaan dapat dilakukan dengan uji t test. Alternatif lain adalah dengan menggunakan Wilk's L test statistics. Semakin kecil nilai Wilk's L maka semakin besar probabilitas hipotesis nol (tidak ada perbedaan rata-rata populasi) ditolak. Untuk menguji signifikansi nilai Wilk's L maka dapat dikonversikan kedalam F ratio. Dari tampilan group statistik jelas bahwa nilai rata-rata kedua rasio keuangan antara perusahaan sehat dan bangkrut berbeda yaitu 0,18533 untuk perusahaan sehat dan 0,035167 untuk perusahaan bangkrut dilihat dari rasio EBITASS. Sedangkan rasio ROTC dengan rata-rata 0,18350 untuk perusahaan sehat dan 0,00333 untuk perusahaan bangkrut. Dilihat dari test statistik Wilk's L jelas ada perbedaan secara signifikan yaitu untuk EBITASS nilai Wilk's L sebesar 0,185 dan signifikan pada 0,000. Sedangkan nilai Wilk's L ROTC sebesar 0,142 juga signifikan pada 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua variabel rasio keuangan dapat digunakan untuk membentuk variabel diskriminan.
  • 15. Persamaan estimati fungsi diskriminan unstandardized dapat dilihat dari output Canonical Discriminant Function Coefficient dengan persamaan sebagai berikut : Z = -3,195 + 13,430 EBITASS + 18,353 ROTC Untuk menguji signifikansi statistik dari fungsi diskriminan digunakan multivariate test of signifikance. Oleh karena dalam kasus ini lebih dari satu variabel deskriminator yaitu EBITASS dan ROTC, maka untuk menguji perbedaan kedua kelompok perusahaan untuk semua variabel secara bersama-sama digunakan multivariate test. Uji Wilk's L dapat diaproksimasi dengan statistik Chi-square. Besarnya nilai Wilk's L sebesar 0,115 atau sama dengan Chi -square 45,498 dan ternyata nilai ini signifikan pada 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa fungsi diskriminan signifikan secara statistik yang berarti nilai rata-rata score diskriminan untuk kedua kelompok perusahaan berbeda secara nyata. Walaupun secara statistik perbedaan kedua kelompok perusahaan itu signifikan, tetapi untuk tujuan praktis perbedaan kedua kelompok perusahaan tadi tidak begitu besar. Hal ini dapat terjadi pada kasus dengan jumlah sampel yang besar. Untuk menguji seberapa besar dan berarti perbedaan antara kedua kelompok perusahaan dapat dilihat dan nilai Square Canonical Correlation (CR2). Square Canonical Correlation identik dengan R2 pada regresi yaituu mengukur variasi antara kedua kelompok perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variabel diskriminannya. Jadi CR2 mengukur sebagai kuat fungsi diskriminan. Tampilan output Eigenvalues menunjukkan bahwa besarnya Canonical Correlation adalah sebesar 0,941 atau besarnya Square Canonical Correlation (CR2) = (0,941)2 atau sama dengan 0,885. Jadi
  • 16. dapat disimpulkan bahwa 88,5% variasi antara kelompok perusahaan sehat dan bangkrut yang dapat dijelaskan oleh variabel diskriminan rasio EBITASS dan ROTC. Menilai pentingnya variabel diskriminan dan arti dari fungsi diskriminan dapat dilakukan dengan melihat fungsi diskriminan standardized. Tampilan standardized canonical discriminat function menunjukkan bahwa besarnya koefisien EBITASS 0,501 dan koefisien ROTC sebesar 0,703. Koefisien yang sudah distandarisasi digunakan untuk menilai pentingnya variabel diskriminator secara relatif dalam membentuk fungsi diskriminan. Makin tinggi koefisien yang telah distandarisasi, maka makin penting variabel tersebut terhadap variabel lainnya dan sebaliknya. Variabel rasio EBITASS relatif lebih penting dibandingkan variabel rasio ROTC dalam membentuik fungsi diskriminan. Oleh karena score diskriminan adalah indeks gabungan atau kombinasi linear dari variabel awal, maka perlu untuk mengetahui apakah arti dari score diskriminan. Nilai loading dari structure coefficient dapat digunakan untuk menginterpretasikan kontribusi setiap variabel untuk membentuk fungsi diskriminan. Nilai loading variabel diskriminator merupakan korelasi antara score diskriminan dan variabel diskriminator dan nilai loading akan berkisar +1 dan -1. Makin mendekati 1 (satu) nilai absolut dari loading, maka tinggi komunalitas antara variabel diskriminan dan fungsi diskriminan dan sebaliknya. Tampilan struktur matrik menunjukkan bahwa besarnya loading untuk EBITASS 0,756 dan besarnya loading untuk ROTC sebesar 0,884. Oleh karena loading kedua variabel rasio keuangan ini tinggi, maka score diskriminan dapat diinterpretasikan sebagai ukuran kesehatan keuangan perusahaan. Tujuan ketiga dari analisis diskriminan adalah mengklasifikasikan observasi di masa datang ke dalam satu dari dua kelompok perusahaan. Output SPSS memberikan nilai tingkat klasifikasi sebesar 100%.
  • 17. Klasifikasi dari observasi secara esensial akan mengurangi pembagian ruang diskriminan ke dalam dua region. Nilai score diskriminan yang membagi ruang kedalam dua region disebut nilai cutoff. Makin tinggi nilai EBITASS dan ROTC makin tinggi nilai score diskriminan dan sebaliknya. Oleh karena perusahaan yang mempunyai kesehatan keuangan akan memiliki nilai yang lebih tinggi untuk kedua rasio keuangan, perusahaan yang sehat akan memiliki score diskriminan lebih tinggi daripada perusahaan bangkrut. Jadi perusahaan akan dikelompokkan sebagai perusahaan dapat sehat jika score diskriminannya lebih tinggi daripada nilai cutoff dan perusahaan akan dikelompokkan sebagai perusahaan bangkrut jika score diskriminannya lebih kecil dari nilai cutoff. Secara umum nilai cutoff yang dipilih nilai yang meminimumkan jumlah incorrect classification atau kesalahan misklasifikasi atau dapat dihitung dengan rumus: Cutoff = (Z1 + Z2) / 2 Di mana Zj adalah rata-rata score diskriminan kelompok j. Rumus ini berasumsi jumlah sampel kedua kelompk sama. Dalam hal jumlah sampel kedua kelompok tidak sama maka rumus cutoff menjadi :
  • 18. Cutoff = (n1Z1 + n2Z2) / (n1 + n2) Di mana ng adalah jumlah observasi pada kelompok g. Tampilan output SPSS memberikan rata-rata score diskriminan untuk kelompok 1 sebesar 2,662 dan rata-rata score diskriminan untuk kelompok 2 sebesar -2,662 dan memberikan nilai cutoff nol. Ringkasan nilai klasifikasi dapat dilihat pada classification matrix atau confussion matrix. Hasil matrik klasifikasi menunjukkan bahwa seluruh observasi telah diklasifikasikan secara benar dengan ketepatan 100%.