3. Definisi Bahasa
Bahasa sistem lambang bunyi yang digunakan
oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
4. Sifat-Sifat Bahasa
• Sebuah sistem
• Berwujud
lambang
• Berupa bunyi
• Bermakna
• Arbitrer
• Konvensional
• Produktif
• Unik
• Universal
• Dinamis
• Bervariasi
• Manusiawi
5. Sejarah Bahasa Indonesia
Berasal dari bahasa Melayu yang mulai
berkembang pada abad ke-7. Beberapa
prasasti ditulis dengan huruf Pranagari
dengan menggunakan bahasa Melayu
Kuna
Bahasa Kebudayaan
Pada masa Sriwijaya
digunakan untuk
mempelajari agama
Budha
Lingua Franca
Bahasa Melayu dikenalkan oleh para
pedagang Melayu ke Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan
pulau-pulau lain sehingga menjadi
alat komunikasi perdagangan dan
antarsuku.
Bahasa Melayu
berkembang bersama
ajaran Islam
Digunakan sebagai bahasa
administrasi kedua setelah bahasa
Belanda. Juga untuk berbagai macam
kegiatan politik, ekonomi, organisasi.
Adanya kesadaran untuk
memiliki bahasa persatuan
sehingga lahirlah Sumpah
Pemuda pada 28 Oktober
1928
6. Bahasa Persatuan dan Bahasa Negara
Bahasa Persatuan
• Berdasar pada Sumpah
Pemuda yang berbunyi Kami
putra dan putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
• Bahasa Indonesia sebagai salah
satu alat penyatu bangsa dalam
mewujudkan Indonesia
merdeka.
Bahasa Negara
• Bahasa resmi kenegaraan
• Bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan
• Alat perencanaan dan
Pelaksanaan dalam
Pembangunan nasional serta
kepentingan pemerintahan
• Alat pembangunan
kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi
7. Sejarah Ejaan
Ejaan Van Opuijsen (1901)
Huruf oe digunakan untuk menulis kata-
kata Soekarno, boekoe, dll.
Huruf j digunakan untuk menulis kata-
kata sajang, sajap, sajoer, dll.
Tanda diakritik digunakan untuk
menulis kata pa’, ta’, ma’, dll.
Huruf ï untuk membedakan antara huruf
i sebagai akhiran dan sebagai diftong
seperti mulaï dengan ramai. Huruf ini
juga digunakan untuk menulis huruf y
seperti dalam Soerabaïa.
Ejaan Soewandi (1947)
Huruf oe diganti dengan u pada kata-
kata buku, rambut, saku, dll.
Tanda diakritik tidak lagi digunakan
misalnya kata pa’menjadi pak, ta’
menjadi tak, dll.
Kata ulang ditulis dengan angka 2
seperti pada rumah2, ibu2, bapak2, ber-
jalan2, dll.
Awalan di- dan kata depan di kedua-
duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya, misalnya
diDjakarta, diBali, ditulis, dirangkai, dll.
8. Sejarah Ejaan
Ejaan Yang Disempurnakan
(1972)
huruf tj menjadi c
huruf dj menjadi j,
huruf ch menjadi kh,
huruf nj menjadi ny,
huruf sj menjadi sy,
huruf j menjadi y, dan
penulisan di- sebagai awalan dan di
sebagai kata depan dibedakan.
Ejaan Bahasa Indonesia
(2016)
Penambahan diftong ei
Huruf tebal juga dipakai untuk
menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
Partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali
mengikuti unsur kata penghubung maka
ditulis serangkai.
Penggunaan titik koma (;) dalam
perincian tetap menggunakan kata hubung
dan.
Tanda hubung tidak dipakai di antara
huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf.