SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakaatuh
Berusaha memang tidak selalu berhasil,
tetapi menikmati prosesnya adalah
bagian kepuasan tersendiri.
Allah tidak pernah mengatakan bahwa
jalan hidup akan mudah. Tapi Dia
mengatakan
“Aku akan bersama dengan mereka yang
mau bersabar”
Pengertian
Matriks
Aljabar
Matriks
Jenis-jenis
Matriks
a. Definisi Matriks
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun
secara khusus dalam bentuk baris dan kolom sehingga
membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana
panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris
yang ditulis diantara dua tanda kurung, yaitu ( ) dan [ ].





















mnmjmm
inijii
nj
nj
nm
aaaa
aaaa
aaaa
aaaa
A






21
21
222221
111211
b. Simbol Matriks
Pada umunya simbol matriks berbentuk | |, [ ], ( ). Secara
umum sebuah matriks dapat ditulis :
Matriks juga dapat dinyatakan
sebagai :
Dimana :
= elemen atau unsur matriks
i = 1,2,3,....m, indeks baris
j = 1,2,3,....n, indeks kolom
  nmijnm aA  
ija
c. Bentuk-bentuk Matriks
1. Ordo 2 x 1 mengandung pengertian 2 baris dan 1 kolom.
Misalnya :






b
a
2. Ordo 2 x 2 mengandung pengertian 2 baris dan 2 kolom.
Misalnya :






dc
ba
3. Ordo 3 x 3 mengandung pengertian 3 baris dan 3 kolom.
Misalnya :










ihg
fed
cba
1. Berdasarkan susunan elemen
matriks
a. Matriks kuadrat/bujur sangkar (square
matrix) adalah dimana jumlah baris
(m) sama dengan jumlah kolom (n)
atau m = n.
Contoh :
,
41
32






A











987
456
321
B
b. Matriks nol (null matrix) adalah
matriks dimana semua elemenya
mempunyai nilai nol (0).
Contoh :
,
00
00






A











000
000
000
B
c. Matriks diagonal (diagonal matrix)
adalah matriks dimana semua elemen
diluar diagonal utamanya adalah nol
(0) dan minimal ada satu elemen pada
diagonal utamanya bukan nol.
Contoh :
e. Matriks skalar (scalar matrix) adalah
matriks diagonal dimana elemen pada
diagonal utamanya bernilai sama tetapi
bukan satu atau nol.
Contoh :
d. Matriks kesatuan/identitas (unit
matrix, identity matriix) adalah
matriks dimana semua elemen
pada diagonal utamanya bernilai
satu dan elemen luar diagonal
utama bernilai nol.
Contoh :,
50
03






A











900
000
001
B
,
10
01






A











100
010
001
B
,
40
04






A











500
050
005
B
f. Matriks tridiaonal (tridiagonal
matrix) adalah matriks diagonal
dimana elemen sebelah kiri dan
kanan diagonal utamanya bernilai
tidak sama dengan nol (0).
Contoh :











520
252
025
A
g. Matriks segitiga bawah (lower
triangular matrix, L) adalah matriks
diagonal mana elemen disebelah kiri
(bawah) diagonal utama ada yang
bernilai tidak sama dengan nol.
Contoh :
,
12
01






L











534
032
001
L
h. Matriks segitiga atas (upper triangular
matrix, U) adalah matriks diagonal
dimana elemen sebelah kanan (atas)
diagonal utama ada yang bernilai tidak
sama dengan nol.
Contoh : ,
30
21






U 










500
140
235
U
i. Matriks simetris (symmertric matrix)
adalah matriks bujur sangkar
dimana elemen ke sama dengan
ke atau untuk semua i
dan j.
Contoh :
ija
ija  ijij aa 
AAsifatberlakuU T











 ,
225
241
512
j. Matriks miring (skew matrix) adalah
matriks bujur sangkar dimana
elemen ke sama dengan atau
atau untuk semua i dan
semua elemen diagonal utama
bernilai nol.
Contoh :
ija jia
 jiij aa 
MMsifatberlakuM T












 ,
246
405
657
k. Matriks miring simetris (skew-symmetric matrix) adalah matriks bujur sangkar
dimana elemen ke sama dengan atau untuk semua i dan semua
elemen diagonal utama bernilai 0.
Contoh :
ija ija  jiij aa 
MMsifatberlakuM T












 ,
046
405
650
2. Berdasarkan sifat operasi
matriks
a. Matriks singular (singular matrix)
adalah matriks yang determinannya
bernilai 0.
Contoh :
,
42
42






A











000
514
232
B
b. Matriks non singular (non singular
matrix) adalah matriks yang
determinannya bernilai tidak sama
dengan 0.
Contoh :
,
21
54






A











212
221
122
B
c. Matriks hermit (hermit
matrix) adalah matriks
bujur sangkar yang
transpose conjugte-nya
sama dengan matriks itu
sendiriatau
dimana
kompleks matriks M.
Contoh :
MM
T

conjugateM 
,
02
31
211














i
ii
i
M













02
31
211
i
ii
i
M
M
i
ii
i
M
T















02
31
211
d. Matriks hermit miring (skew
hermit matrix) adalah matriks
bujur sangkar yang transpose
congjugate-nya sama dengan
negatif matriks itu sendiri atau
Contoh :
e. Matriks uniter (uniter matrix)
adalah matriks bujur sangkar
yang transposenya sama
dengan invers conjugate-nya
atau atau
Contoh :
.MM
T

,
02
31
211














i
iii
i
M














02
31
21
i
iii
ii
M
M
i
iii
i
M
T















02
31
211
TT
MM 
.1
1


MMMM T



















 

0
0
0
0
,
0
0
i
i
Mdan
i
i
M
i
i
M T



























10
01
0
0
0
0
0
0
2
2
i
i
i
i
i
i
MM T
f. Matriks otrogonal (orthogonal
matrix) adalah matriks bujur
sangkar yang transposenya
sama dengan inversnya atau
Contoh :
g. Matriks involunter (involunter
matrix) adalah matriks yang
jika dikalikan dengan matriks
itu sendiri akan menghasilkan
matriks identitas atau
Contoh :
.11
 
MMatauMM TT
danM ,
2
1
2
1
2
1
2
1

























 

2
1
2
1
2
1
2
1
T
M
























 

2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
MM T
1
10
01







.12
M













5
2
5
1
5
1
5
2
M

























5
2
5
1
5
1
5
2
5
2
5
1
5
1
5
2
.2
MMM
1
10
01







h. Matriks normal (normal matrix)
adalah matriks bujur sangkar yang
mempunyai sifat :
Contoh :
.
TT
MMM 
dan
i
i
M ,
12
21








 








12
21
i
i
M









12
21
i
i
M
T

















12
21
12
21
i
i
i
i
MMM
TT

























224
242
12
21
12
21
i
i
i
i
i
i
T
M
i
i
2
12
21
2 








i. Matriks idempotent
(idempotent matrix)
adalah matriks yang jika
dikalikan dengan matriks
itu sendiri akan
menghasilkan matriks asal
Contoh :
MM 2














321
431
422
M



























321
431
422
321
431
422
2
M
M














321
431
422
j. Matriks nilpotent (nilpotent
matrix) adalah matriks yang
jika dikalikan dengan matriks
itu sendiri akan menghasilkan
matriks nol atau
untuk bilangan bulat
positif > 2.
Contoh :
k. Matriks elementer (elementery
matrix) adalah matriks hasil
transformasi elementer
terhadap matriks kesatuan (I).
Contoh :,0P
M
p












312
625
311
M






















312
625
311
312
625
311
2
M





















 000
000
000
312
625
311











100
010
001
I






















k
II
danIIIelementersiTransforma
k
kk
00
010
001
100
001
010
)(312
)(23),(3,12











100
10
001
)(23 kI k
Keterangan :
)32(
)3(
)21(
32)(23
3)(3)(3
1212
kdikalibarisbariskxbbI
kdengankalibariskxbbI
barisdenganditukarbarisbI
k
kk



1. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriks harus memperhatikan
hal-hal berikut :
• Matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika
mempunyai ukuran atau dimensi yang sama.
• Matriks yang ukurannya berbeda tidak dapat dijumlahkan
atau dikurangkan.
• Matriks hasil penjumlahan atau pengurangan mempunyai
ukuran yang sama dengan matriks asal.
• Penjumlahan matriks adalah menambahkan elemen pada
posisi yang sama pada matriks.
• Pengurangan (selisih) matriks adalah mengurangi elemen
pada posisi yang sama pada matriks.
Jumlah dua matriks
nmijij
ijij
baBA
nmberukuranyangbBdanaA


)(
:)()(
;,....,2,1 miUntuk 
;,....,2,1 nj 
Selisih dua matriks
Sifat penjumlahan dan pengurangan :
• A + B = B + A Sifat Komutatif
• A + B + C = C + B + A
• ( A + B) + C = A + (B + C) Sifat Asosiatif
• A + 0 = A
• A – 0 = A
nmijij
ijij
baBA
nmberukuranyangbBdanaA


)(
:)()(
;,....,2,1 miUntuk 
;,....,2,1 nj 
Contoh :
Tentukan penjumlahan dan selisih dari matriks-matriks
berikut :
Penyelesaian :
,
5106
640
312












A













211
539
874
B



























211
1179
566
25)1(1016
563490
)8(37142
BA




























7117
119
1182
25)1(1016
563490
)8(37142
BA
2. Perkalian Matriks
a. Perkalian skalar dengan matriks
Jika k adalah bilangan real (skalar), maka perkalian skalar
dengan matriks
 
nmij
mnmm
n
n
nmij
mnmm
n
n
nmij
ka
kakaka
kakaka
kakaka
Ak
atau
ka
kakaka
kakaka
kakaka
kA
aA
































)(
)(
:
21
22212
11211
21
22221
11211








Sifat perkalian skalar dengan matriks :
Jika A,B,C adalah matriks mxn, adalah skalar
maka :
21 kdank
BkAkAkk
BkAkBAk
AA
AA
AkkAkk
Akk
2121
211
2121
11
)(
)(
)1(
1
)()(






Contoh :
1. Jika
Penyelesaian :
2. Jika diketahui matriks A dan B berikut, tentukan 2A dan 2A-B !
Penyelesaian :
AkdankAtentukankdanA 2
5106
640
312








































102012
1280
622
5106
640
312
2KA


























102012
1280
622
2
5106
640
312
Ak
,
231
504







A 






753
111
B















462
1008
231
504
22A 





















315
917
753
111
231
504
22 BA
b. Perkalian matriks dengan matriks
Jika A matriks m x p dan B matriks p x n, maka perkalian
matriks A dan B :
Untuk semua i = 1,2,...., m; ; j = 1,2,...., p.
Perkalian matriks yaitu mengalikan elemen baris ke-i matriks
A dengan elemen kolom ke-j matriks B dan
menjumlahkannya. Dimensi hasil perkalian matriks:
nm
kjik
p
k
pnpp
n
n
mpmm
p
p
baABatau
bbb
bbb
bbb
aaa
aaa
aaa
AB





































1
21
22221
11211
21
22221
11211








nmnppm ABBA  
Sifat perkalian dengan matriks :
• A(BC) = A (BC) Asosiatif
• A(B+C) = AB + AC Distribusi kiri
• (B+C) A = BA + CA Distribusi Kanan
• rAB) = (rA)B r = skalar
• . Asosiatif
Contoh :
1. Jika diketahui tentukan AB !
Penyelesaian :
nn AIAAI 
danA 




 

43
12









675
293
B













 

675
293
43
12
AB









)6(4)2(3)7(4)9(3)5(4)3(3
)6)(1()2(27)1()9(25)1()3(2









18129
10251
3. Perpangkatan Matriks
Jika n adalah sebuah bilangan bulat positif dan A suatu matriks
persegi, maka (sebanyak n faktor)
atau dapat juga dituliskan
AAAAAAn
 ....
.11
AAatauAAA nnn
 
Contoh :
Diketahui matriks tentukan :
Penyelesaian :
,
31
21








A 432
2.,.,. AcAbAa



















































































306112
22482
15356
11241
2
4115
3011
31
21
222.
4115
3011
114
83
31
21
.
114
83
31
21
31
21
.
34
3
2
AAAc
Ab
Aa
4. Transpose Matriks
Transpose dari matriks A berordo m x n adalah matriks yang
diperoleh dari matriks A dengan menukar elemen baris menjadi
elemen kolom atau sebaliknya, sehingga berordo n x m. Notasi
transpose .T
nmnm AadalahA 
Contoh :
Tentukan transpose dari matriks berikut :
Penyelesaian :
,
34333231
24232221
14131211











aaaa
aaaa
aaaa
A











65
41
32
B













342414
332313
232212
312111
aaa
aaa
aaa
aaa
AT







643
512T
B
5. Determinan Matriks
a. Determinan matriks ordo 2 x 2
Determinan matriks A dinotasikan “det A” atau adalah
suatu bilangan yang diperoleh dengan mengurangi hasil
kali elemen-elemen pada diagonal utama kedua. Rumus
dari determinan A sebagai berikut
A
bcad
dc
ba
A .det 






Contoh :
Tentukan determinan matriks berikut :
Penyelesaian :







34
25
A





 

23
14
B
7)4).(2()3).(5(
34
25
det. 





Aa
5)3).(1()2).(4(
23
14
det. 




 
Bb
b. Determinan matriks ordo 3 x 3
Jika adalah matriks persegi berordo 3 x 3,
determinan A dinyatakan dengan
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan
matriks berordo 3 x 3, yaitu aturan sarrus dan metode minor-
kofaktor.











333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
A











333231
232221
131211
det
aaa
aaa
aaa
A
• Aturan sarrus
Untuk menentukan determinan
dengan aturan sarrus, perhatikan
alur berikut. Misalnya kita akan
menghitung determinan matriks
gambaran perhitungannya
adalah sebagai berikut :
2331
2221
1211
333231
232221
131211
det
aa
aa
aa
aaa
aaa
aaa
A 
322113312312332211 aaaaaaaaa 
332112322311312213 aaaaaaaaa 
• Metode minor – kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan Minor
elemen yang di notasikan dengan adalah determinan
setelah elemen-elemen baris ke – i dan kolom ke – j
dihilangkan. Misalnya dari matriks kita hilangkan baris
ke – 2 kolom ke – 1 sehingga :
Akan di peroleh adalah minor dari elemen
matriks A baris ke – 2 kolom ke – 1 atau
Kofaktor elemen dinotasikan dengan adalah hasil
kali dengan minor elemen tersebut. Dengan demikian
kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan :
 ija
ija ijM
33A











333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
A
21
3332
1312
21 .M
aa
aa
M 






.2121 aM 
ji
 )1(
ijKija
ij
ji
ij MK 
 )1(
Dari matriks A diatas, kita peroleh misalnya kofaktor dan
berturut-turut adalah :
Kofaktor dari matriks adalah (kof)
Nilai dari suatu determinan merupakan hasil penjumlahan dari
perkalian suatu elemen-elemen suatu baris (atau kolom)
dengan kofaktornya. Untuk menghitung determinan, kita dapat
memilih terlebih dahulu sebuah baris (atau kolom) kemudian
kita gunakan aturan diatas.
Perhatikan cara menentukan determinan berikut :
Misalkan diketahui matriks
21a 13a
1313
31
13 )1( MMK  
2121
12
21 )1( MMK  
33A











333231
232221
131211
kkk
kkk
kkk
A











333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
A
Determinan matriks A dapat dihitung dengan cara berikut :
Kita pilih baris pertama sehingga :
Tampak bahwa det A matriks ordo 3 x 3 yang diselesaikan dengan
cara minor – kofaktor hasilnya sama dengan det A dengan
menggunakan cara sarrus.
131312121111det kakakaA 
312213332112322311322113312312332211
312213322113312312332112322311332211
312232211331233321123223332211
3231
2221
13
3331
2321
12
3332
2322
11
13
31
1312
21
1211
11
11
)()()(
)1()1()1(
aaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaa
aa
aa
a
aa
aa
a
aa
aa
a
MaMaMa






















 
Contoh :
Tentukan determinan dari matriks dengan aturan
sarrus dan minor kofaktor !
Penyelesaian :











213
412
321
A
Cara 1 (aturan sarrus) : Cara 2 (minor – kofaktor ) :











213
412
321
det A
)222()141()313(
)123()342()211(


11
8496242





















13
12
3
23
42
2
21
41
1det A
11
3162
)1(3)8(2)2(1
)32(3)124(2)42(1




a. Sifat-sifat determinan matriks
• Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama
dengan nol maka determinan matriks itu nol.
Misal :
• Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama
dengan baris/kolom elemen-elemen lain maka
determinan matriks itu nol.
Misal :
(karena elemen-elemen baris ke-1 dan ke – 3 sama).
,0
32
00






 AA 0
145
000
132











 BB
0
234
875
234











 BB
• Jika elemen – elemen salah satu kolom/baris merupakan
kelipatan dari elemen – elemen baris/kolom lain maka
determinan matriks itu sama dengan nol.
Misal :
(karena elemen – elemen baris ke – 3 merupakan kelipatan
elemen – elemen baris ke – 1 .
• .
• untuk AT adalah transpose dari matriks A.
• untuk adalah invers dari matrks A.
• untuk A ordo n x n dan k suatu konstanta.
0
642
075
321











 AA
BAAB 
,AAT 
 
,
11
A
A 
,AknkA 
1
A
6. Invers Matriks
Jika A adalah matriks ukuran n x n dan jika ada matriks b
ukuran n x n sedemikian rupa sehingga :
Dimana I adalah matriks identitas ukuran n x n, maka matriks
A disebut no singular atau invertibel dan matriks A
merupakan invers dari B atau B merupakan invers dari A.
Jika matriks A tidak mempunyai invers, maka A disebut
matriks singular atau non invertibel.
Notasi matriks invers dari A :
IBAAB 
1
A
a. Menentukan invers matriks berordo 2 x 2
Misalkan diketahui matriks dengan ad – bc tidak
sama dengan nol.
Suatu matriks lain, misalnya B dikatakan sebagai invers
matriks A jika AB = I. Matriks invers dari A ditulis dengan
demikian berlaku
Matriks A mempunyai invers jika A adalah matriks non
singular yaitu sebaliknya jika det A = 0 maka matriks
singular maka matriks ini tidak memiliki invers.
Jadi, jika maka inversnya adalah :
,






dc
ba
A
0,
11










bcaduntuk
ac
bd
bcad
A
,






dc
ba
A
1
A
.11
AAAA 

,0det A
Contoh :
Tentukan invers matriks – matriks berikut :







27
14
. Aa 








45
23
. Bb
Penyelesaian : Penyelesaian :










47
12
78
1
. 1
Aa


















47
12
47
12
1
1










35
24
)10(12
1
. 1
Bb





















2
3
2
5
12
35
24
2
1
a. Menentukan invers matriks berordo 3 x 3
Invers matriks berordo 3 x 3 dapat dicari dengan beberapa
cara. Pada pembahasan kali ini kita akan menggunakan cara
adjoin.
Invers matriks persegi berordo 3 x 3 dirumuskan sebagai
berikut :
Penentuan adj A :
)(
det
11
Aadj
A
A 
     
     
      333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
AA
ihg
fed
cba
A 




































fe
cb
ga
ih
cb
da
ih
fe
aa
31
21
11





















fd
ca
ha
ig
ca
ea
ig
fd
ba
32
22
12





















hg
ba
ia
hg
ba
fa
hg
ed
ca
33
23
13
Contoh :
Diketahui matriks tentukan invers matriks A dengan
menggunakan perhitungan menurut baris pertama.











321
432
121
A
Penyelesaian :
Terlebih dahulu kita hitung determinan A
Dengan menggunakan rumus adjoin diperoleh :
Jadi dapat dihitung sebagai berikut :
21
32
1
31
42
2
32
43
1det A
2
141
)1(1)2(2)1(1
)34(1)46(2)89(1


















101
222
541
)(Aadj
)(
det
11
Aadj
A
A 
































2
1
0
2
1
111
2
5
2
2
1
101
222
541
2
1
Soal :
1. Matriks hitunglah :
a. A + B b. A – B c. AB d. 5A – B e. (6A)B
f. g. h. det B i.
,
423
101
241










A











314
211
316
B
2
BA T
A
1
B
2. Matriks hitunglah :
a. AB(C) b. (3B)C + 2B c. 2C – B d. e. (7B)C
,
521
142
461











A











801
352
321
B











321
654
987
C
2
CAB
Nama : Alinda Ayu Putri
Nim : 1830206060
Kelas : Matematika 1
Prodi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas : UIN Raden Fatah Palembang
Hobbi : Membaca dan Mendengarkan Musik
Instagram : @alinda_ap05
Twitter : @alinda_05
Facebook : Alinda Ayu Putri
Biodata
Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks
Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks
Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Metode aljabar matriks
Metode aljabar matriksMetode aljabar matriks
Metode aljabar matriks
 
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVAStatistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
 
Bentuk Akar
Bentuk AkarBentuk Akar
Bentuk Akar
 
Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-its
 
Determinan dan Invers Matriks
Determinan dan Invers MatriksDeterminan dan Invers Matriks
Determinan dan Invers Matriks
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Barisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleksBarisan dan deret kompleks
Barisan dan deret kompleks
 
Turunan
TurunanTurunan
Turunan
 
Sistem persamaan linear homogen
Sistem persamaan linear homogenSistem persamaan linear homogen
Sistem persamaan linear homogen
 
Aproksimasi
AproksimasiAproksimasi
Aproksimasi
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainan
 
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
 
Integral Riemann Stieltjes
Integral Riemann StieltjesIntegral Riemann Stieltjes
Integral Riemann Stieltjes
 
Operasi aljabar pada matriks
Operasi aljabar pada matriksOperasi aljabar pada matriks
Operasi aljabar pada matriks
 
Pert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorPert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektor
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Bentuk umum dan sifat parabola
Bentuk umum dan sifat parabolaBentuk umum dan sifat parabola
Bentuk umum dan sifat parabola
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
 
operasi pada fungsi
operasi pada fungsioperasi pada fungsi
operasi pada fungsi
 

Similar to Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks

Similar to Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks (20)

BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 
ppt-matriks.ppt
ppt-matriks.pptppt-matriks.ppt
ppt-matriks.ppt
 
ppt-matriks (2).ppt
ppt-matriks (2).pptppt-matriks (2).ppt
ppt-matriks (2).ppt
 
Ppt matriks
Ppt matriksPpt matriks
Ppt matriks
 
matriks_2.ppt
matriks_2.pptmatriks_2.ppt
matriks_2.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdfTugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
 
Aljabar rev
Aljabar  revAljabar  rev
Aljabar rev
 
Buku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi MatriksBuku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi Matriks
 
Riskaty miftahul jannah (1730206093) p pt materi matriks
Riskaty miftahul jannah (1730206093) p pt materi matriksRiskaty miftahul jannah (1730206093) p pt materi matriks
Riskaty miftahul jannah (1730206093) p pt materi matriks
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
MATRIKS NEW.pptx
MATRIKS NEW.pptxMATRIKS NEW.pptx
MATRIKS NEW.pptx
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
ruang vektor
ruang vektor ruang vektor
ruang vektor
 
MATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINANMATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINAN
 
Dasar dasar aljabar linier
Dasar dasar aljabar linierDasar dasar aljabar linier
Dasar dasar aljabar linier
 
Matrik
MatrikMatrik
Matrik
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Alinda Ayu Putri Media Pembelajaran Matriks

  • 1. Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakaatuh Berusaha memang tidak selalu berhasil, tetapi menikmati prosesnya adalah bagian kepuasan tersendiri. Allah tidak pernah mengatakan bahwa jalan hidup akan mudah. Tapi Dia mengatakan “Aku akan bersama dengan mereka yang mau bersabar”
  • 3. a. Definisi Matriks Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda kurung, yaitu ( ) dan [ ].
  • 4.                      mnmjmm inijii nj nj nm aaaa aaaa aaaa aaaa A       21 21 222221 111211 b. Simbol Matriks Pada umunya simbol matriks berbentuk | |, [ ], ( ). Secara umum sebuah matriks dapat ditulis : Matriks juga dapat dinyatakan sebagai : Dimana : = elemen atau unsur matriks i = 1,2,3,....m, indeks baris j = 1,2,3,....n, indeks kolom   nmijnm aA   ija
  • 5. c. Bentuk-bentuk Matriks 1. Ordo 2 x 1 mengandung pengertian 2 baris dan 1 kolom. Misalnya :       b a 2. Ordo 2 x 2 mengandung pengertian 2 baris dan 2 kolom. Misalnya :       dc ba 3. Ordo 3 x 3 mengandung pengertian 3 baris dan 3 kolom. Misalnya :           ihg fed cba
  • 6. 1. Berdasarkan susunan elemen matriks a. Matriks kuadrat/bujur sangkar (square matrix) adalah dimana jumlah baris (m) sama dengan jumlah kolom (n) atau m = n. Contoh : , 41 32       A            987 456 321 B b. Matriks nol (null matrix) adalah matriks dimana semua elemenya mempunyai nilai nol (0). Contoh : , 00 00       A            000 000 000 B
  • 7. c. Matriks diagonal (diagonal matrix) adalah matriks dimana semua elemen diluar diagonal utamanya adalah nol (0) dan minimal ada satu elemen pada diagonal utamanya bukan nol. Contoh : e. Matriks skalar (scalar matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen pada diagonal utamanya bernilai sama tetapi bukan satu atau nol. Contoh : d. Matriks kesatuan/identitas (unit matrix, identity matriix) adalah matriks dimana semua elemen pada diagonal utamanya bernilai satu dan elemen luar diagonal utama bernilai nol. Contoh :, 50 03       A            900 000 001 B , 10 01       A            100 010 001 B , 40 04       A            500 050 005 B
  • 8. f. Matriks tridiaonal (tridiagonal matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen sebelah kiri dan kanan diagonal utamanya bernilai tidak sama dengan nol (0). Contoh :            520 252 025 A g. Matriks segitiga bawah (lower triangular matrix, L) adalah matriks diagonal mana elemen disebelah kiri (bawah) diagonal utama ada yang bernilai tidak sama dengan nol. Contoh : , 12 01       L            534 032 001 L h. Matriks segitiga atas (upper triangular matrix, U) adalah matriks diagonal dimana elemen sebelah kanan (atas) diagonal utama ada yang bernilai tidak sama dengan nol. Contoh : , 30 21       U            500 140 235 U
  • 9. i. Matriks simetris (symmertric matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen ke sama dengan ke atau untuk semua i dan j. Contoh : ija ija  ijij aa  AAsifatberlakuU T             , 225 241 512 j. Matriks miring (skew matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen ke sama dengan atau atau untuk semua i dan semua elemen diagonal utama bernilai nol. Contoh : ija jia  jiij aa  MMsifatberlakuM T              , 246 405 657 k. Matriks miring simetris (skew-symmetric matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen ke sama dengan atau untuk semua i dan semua elemen diagonal utama bernilai 0. Contoh : ija ija  jiij aa  MMsifatberlakuM T              , 046 405 650
  • 10. 2. Berdasarkan sifat operasi matriks a. Matriks singular (singular matrix) adalah matriks yang determinannya bernilai 0. Contoh : , 42 42       A            000 514 232 B b. Matriks non singular (non singular matrix) adalah matriks yang determinannya bernilai tidak sama dengan 0. Contoh : , 21 54       A            212 221 122 B c. Matriks hermit (hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transpose conjugte-nya sama dengan matriks itu sendiriatau dimana kompleks matriks M. Contoh : MM T  conjugateM  , 02 31 211               i ii i M              02 31 211 i ii i M M i ii i M T                02 31 211
  • 11. d. Matriks hermit miring (skew hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transpose congjugate-nya sama dengan negatif matriks itu sendiri atau Contoh : e. Matriks uniter (uniter matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transposenya sama dengan invers conjugate-nya atau atau Contoh : .MM T  , 02 31 211               i iii i M               02 31 21 i iii ii M M i iii i M T                02 31 211 TT MM  .1 1   MMMM T                       0 0 0 0 , 0 0 i i Mdan i i M i i M T                            10 01 0 0 0 0 0 0 2 2 i i i i i i MM T
  • 12. f. Matriks otrogonal (orthogonal matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transposenya sama dengan inversnya atau Contoh : g. Matriks involunter (involunter matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks identitas atau Contoh : .11   MMatauMM TT danM , 2 1 2 1 2 1 2 1                             2 1 2 1 2 1 2 1 T M                            2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 MM T 1 10 01        .12 M              5 2 5 1 5 1 5 2 M                          5 2 5 1 5 1 5 2 5 2 5 1 5 1 5 2 .2 MMM 1 10 01       
  • 13. h. Matriks normal (normal matrix) adalah matriks bujur sangkar yang mempunyai sifat : Contoh : . TT MMM  dan i i M , 12 21                   12 21 i i M          12 21 i i M T                  12 21 12 21 i i i i MMM TT                          224 242 12 21 12 21 i i i i i i T M i i 2 12 21 2          i. Matriks idempotent (idempotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks asal Contoh : MM 2               321 431 422 M                            321 431 422 321 431 422 2 M M               321 431 422
  • 14. j. Matriks nilpotent (nilpotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks nol atau untuk bilangan bulat positif > 2. Contoh : k. Matriks elementer (elementery matrix) adalah matriks hasil transformasi elementer terhadap matriks kesatuan (I). Contoh :,0P M p             312 625 311 M                       312 625 311 312 625 311 2 M                       000 000 000 312 625 311            100 010 001 I                       k II danIIIelementersiTransforma k kk 00 010 001 100 001 010 )(312 )(23),(3,12            100 10 001 )(23 kI k
  • 16. 1. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks Penjumlahan dan pengurangan matriks harus memperhatikan hal-hal berikut : • Matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika mempunyai ukuran atau dimensi yang sama. • Matriks yang ukurannya berbeda tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan. • Matriks hasil penjumlahan atau pengurangan mempunyai ukuran yang sama dengan matriks asal. • Penjumlahan matriks adalah menambahkan elemen pada posisi yang sama pada matriks. • Pengurangan (selisih) matriks adalah mengurangi elemen pada posisi yang sama pada matriks.
  • 17. Jumlah dua matriks nmijij ijij baBA nmberukuranyangbBdanaA   )( :)()( ;,....,2,1 miUntuk  ;,....,2,1 nj  Selisih dua matriks Sifat penjumlahan dan pengurangan : • A + B = B + A Sifat Komutatif • A + B + C = C + B + A • ( A + B) + C = A + (B + C) Sifat Asosiatif • A + 0 = A • A – 0 = A nmijij ijij baBA nmberukuranyangbBdanaA   )( :)()( ;,....,2,1 miUntuk  ;,....,2,1 nj 
  • 18. Contoh : Tentukan penjumlahan dan selisih dari matriks-matriks berikut : Penyelesaian : , 5106 640 312             A              211 539 874 B                            211 1179 566 25)1(1016 563490 )8(37142 BA                             7117 119 1182 25)1(1016 563490 )8(37142 BA
  • 19. 2. Perkalian Matriks a. Perkalian skalar dengan matriks Jika k adalah bilangan real (skalar), maka perkalian skalar dengan matriks   nmij mnmm n n nmij mnmm n n nmij ka kakaka kakaka kakaka Ak atau ka kakaka kakaka kakaka kA aA                                 )( )( : 21 22212 11211 21 22221 11211        
  • 20. Sifat perkalian skalar dengan matriks : Jika A,B,C adalah matriks mxn, adalah skalar maka : 21 kdank BkAkAkk BkAkBAk AA AA AkkAkk Akk 2121 211 2121 11 )( )( )1( 1 )()(      
  • 21. Contoh : 1. Jika Penyelesaian : 2. Jika diketahui matriks A dan B berikut, tentukan 2A dan 2A-B ! Penyelesaian : AkdankAtentukankdanA 2 5106 640 312                                         102012 1280 622 5106 640 312 2KA                           102012 1280 622 2 5106 640 312 Ak , 231 504        A        753 111 B                462 1008 231 504 22A                       315 917 753 111 231 504 22 BA
  • 22. b. Perkalian matriks dengan matriks Jika A matriks m x p dan B matriks p x n, maka perkalian matriks A dan B : Untuk semua i = 1,2,...., m; ; j = 1,2,...., p. Perkalian matriks yaitu mengalikan elemen baris ke-i matriks A dengan elemen kolom ke-j matriks B dan menjumlahkannya. Dimensi hasil perkalian matriks: nm kjik p k pnpp n n mpmm p p baABatau bbb bbb bbb aaa aaa aaa AB                                      1 21 22221 11211 21 22221 11211         nmnppm ABBA  
  • 23. Sifat perkalian dengan matriks : • A(BC) = A (BC) Asosiatif • A(B+C) = AB + AC Distribusi kiri • (B+C) A = BA + CA Distribusi Kanan • rAB) = (rA)B r = skalar • . Asosiatif Contoh : 1. Jika diketahui tentukan AB ! Penyelesaian : nn AIAAI  danA         43 12          675 293 B                 675 293 43 12 AB          )6(4)2(3)7(4)9(3)5(4)3(3 )6)(1()2(27)1()9(25)1()3(2          18129 10251
  • 24. 3. Perpangkatan Matriks Jika n adalah sebuah bilangan bulat positif dan A suatu matriks persegi, maka (sebanyak n faktor) atau dapat juga dituliskan AAAAAAn  .... .11 AAatauAAA nnn   Contoh : Diketahui matriks tentukan : Penyelesaian : , 31 21         A 432 2.,.,. AcAbAa                                                                                    306112 22482 15356 11241 2 4115 3011 31 21 222. 4115 3011 114 83 31 21 . 114 83 31 21 31 21 . 34 3 2 AAAc Ab Aa
  • 25. 4. Transpose Matriks Transpose dari matriks A berordo m x n adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan menukar elemen baris menjadi elemen kolom atau sebaliknya, sehingga berordo n x m. Notasi transpose .T nmnm AadalahA  Contoh : Tentukan transpose dari matriks berikut : Penyelesaian : , 34333231 24232221 14131211            aaaa aaaa aaaa A            65 41 32 B              342414 332313 232212 312111 aaa aaa aaa aaa AT        643 512T B
  • 26. 5. Determinan Matriks a. Determinan matriks ordo 2 x 2 Determinan matriks A dinotasikan “det A” atau adalah suatu bilangan yang diperoleh dengan mengurangi hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama kedua. Rumus dari determinan A sebagai berikut A bcad dc ba A .det        Contoh : Tentukan determinan matriks berikut : Penyelesaian :        34 25 A         23 14 B 7)4).(2()3).(5( 34 25 det.       Aa 5)3).(1()2).(4( 23 14 det.        Bb
  • 27. b. Determinan matriks ordo 3 x 3 Jika adalah matriks persegi berordo 3 x 3, determinan A dinyatakan dengan Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan matriks berordo 3 x 3, yaitu aturan sarrus dan metode minor- kofaktor.            333231 232221 131211 aaa aaa aaa A            333231 232221 131211 det aaa aaa aaa A • Aturan sarrus Untuk menentukan determinan dengan aturan sarrus, perhatikan alur berikut. Misalnya kita akan menghitung determinan matriks gambaran perhitungannya adalah sebagai berikut : 2331 2221 1211 333231 232221 131211 det aa aa aa aaa aaa aaa A  322113312312332211 aaaaaaaaa  332112322311312213 aaaaaaaaa 
  • 28. • Metode minor – kofaktor Misalkan matriks A dituliskan dengan Minor elemen yang di notasikan dengan adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke – i dan kolom ke – j dihilangkan. Misalnya dari matriks kita hilangkan baris ke – 2 kolom ke – 1 sehingga : Akan di peroleh adalah minor dari elemen matriks A baris ke – 2 kolom ke – 1 atau Kofaktor elemen dinotasikan dengan adalah hasil kali dengan minor elemen tersebut. Dengan demikian kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan :  ija ija ijM 33A            333231 232221 131211 aaa aaa aaa A 21 3332 1312 21 .M aa aa M        .2121 aM  ji  )1( ijKija ij ji ij MK   )1(
  • 29. Dari matriks A diatas, kita peroleh misalnya kofaktor dan berturut-turut adalah : Kofaktor dari matriks adalah (kof) Nilai dari suatu determinan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian suatu elemen-elemen suatu baris (atau kolom) dengan kofaktornya. Untuk menghitung determinan, kita dapat memilih terlebih dahulu sebuah baris (atau kolom) kemudian kita gunakan aturan diatas. Perhatikan cara menentukan determinan berikut : Misalkan diketahui matriks 21a 13a 1313 31 13 )1( MMK   2121 12 21 )1( MMK   33A            333231 232221 131211 kkk kkk kkk A            333231 232221 131211 aaa aaa aaa A
  • 30. Determinan matriks A dapat dihitung dengan cara berikut : Kita pilih baris pertama sehingga : Tampak bahwa det A matriks ordo 3 x 3 yang diselesaikan dengan cara minor – kofaktor hasilnya sama dengan det A dengan menggunakan cara sarrus. 131312121111det kakakaA  312213332112322311322113312312332211 312213322113312312332112322311332211 312232211331233321123223332211 3231 2221 13 3331 2321 12 3332 2322 11 13 31 1312 21 1211 11 11 )()()( )1()1()1( aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaa aa aa a aa aa a aa aa a MaMaMa                        
  • 31. Contoh : Tentukan determinan dari matriks dengan aturan sarrus dan minor kofaktor ! Penyelesaian :            213 412 321 A Cara 1 (aturan sarrus) : Cara 2 (minor – kofaktor ) :            213 412 321 det A )222()141()313( )123()342()211(   11 8496242                      13 12 3 23 42 2 21 41 1det A 11 3162 )1(3)8(2)2(1 )32(3)124(2)42(1    
  • 32. a. Sifat-sifat determinan matriks • Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan nol maka determinan matriks itu nol. Misal : • Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan baris/kolom elemen-elemen lain maka determinan matriks itu nol. Misal : (karena elemen-elemen baris ke-1 dan ke – 3 sama). ,0 32 00        AA 0 145 000 132             BB 0 234 875 234             BB
  • 33. • Jika elemen – elemen salah satu kolom/baris merupakan kelipatan dari elemen – elemen baris/kolom lain maka determinan matriks itu sama dengan nol. Misal : (karena elemen – elemen baris ke – 3 merupakan kelipatan elemen – elemen baris ke – 1 . • . • untuk AT adalah transpose dari matriks A. • untuk adalah invers dari matrks A. • untuk A ordo n x n dan k suatu konstanta. 0 642 075 321             AA BAAB  ,AAT    , 11 A A  ,AknkA  1 A
  • 34. 6. Invers Matriks Jika A adalah matriks ukuran n x n dan jika ada matriks b ukuran n x n sedemikian rupa sehingga : Dimana I adalah matriks identitas ukuran n x n, maka matriks A disebut no singular atau invertibel dan matriks A merupakan invers dari B atau B merupakan invers dari A. Jika matriks A tidak mempunyai invers, maka A disebut matriks singular atau non invertibel. Notasi matriks invers dari A : IBAAB  1 A
  • 35. a. Menentukan invers matriks berordo 2 x 2 Misalkan diketahui matriks dengan ad – bc tidak sama dengan nol. Suatu matriks lain, misalnya B dikatakan sebagai invers matriks A jika AB = I. Matriks invers dari A ditulis dengan demikian berlaku Matriks A mempunyai invers jika A adalah matriks non singular yaitu sebaliknya jika det A = 0 maka matriks singular maka matriks ini tidak memiliki invers. Jadi, jika maka inversnya adalah : ,       dc ba A 0, 11           bcaduntuk ac bd bcad A ,       dc ba A 1 A .11 AAAA   ,0det A
  • 36. Contoh : Tentukan invers matriks – matriks berikut :        27 14 . Aa          45 23 . Bb Penyelesaian : Penyelesaian :           47 12 78 1 . 1 Aa                   47 12 47 12 1 1           35 24 )10(12 1 . 1 Bb                      2 3 2 5 12 35 24 2 1
  • 37. a. Menentukan invers matriks berordo 3 x 3 Invers matriks berordo 3 x 3 dapat dicari dengan beberapa cara. Pada pembahasan kali ini kita akan menggunakan cara adjoin. Invers matriks persegi berordo 3 x 3 dirumuskan sebagai berikut : Penentuan adj A : )( det 11 Aadj A A                    333231 232221 131211 aaa aaa aaa AA ihg fed cba A                
  • 39. Penyelesaian : Terlebih dahulu kita hitung determinan A Dengan menggunakan rumus adjoin diperoleh : Jadi dapat dihitung sebagai berikut : 21 32 1 31 42 2 32 43 1det A 2 141 )1(1)2(2)1(1 )34(1)46(2)89(1                   101 222 541 )(Aadj )( det 11 Aadj A A                                  2 1 0 2 1 111 2 5 2 2 1 101 222 541 2 1
  • 40. Soal : 1. Matriks hitunglah : a. A + B b. A – B c. AB d. 5A – B e. (6A)B f. g. h. det B i. , 423 101 241           A            314 211 316 B 2 BA T A 1 B 2. Matriks hitunglah : a. AB(C) b. (3B)C + 2B c. 2C – B d. e. (7B)C , 521 142 461            A            801 352 321 B            321 654 987 C 2 CAB
  • 41. Nama : Alinda Ayu Putri Nim : 1830206060 Kelas : Matematika 1 Prodi : Pendidikan Matematika Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas : UIN Raden Fatah Palembang Hobbi : Membaca dan Mendengarkan Musik Instagram : @alinda_ap05 Twitter : @alinda_05 Facebook : Alinda Ayu Putri Biodata