Pertanian merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia namun belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Dokumen ini membahas tentang tantangan dan kelemahan sektor pertanian serta cita-cita penulis untuk terlibat dalam pengembangan agribisnis dan mewakili petani.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
MENINGKATKAN PERTANIAN
1. Pertanian merupakan sektor yang menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk
Indonesia. Indonesia sebagai negara agraris menempatkan sektor pertanian sebagai
penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar. Namun hal ini tidak dibarengi
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bergerak dibidang pertanian. Sebagian
besar penduduk miskin di Indonesia adalah petani. Hal ini yang menyebabkan pertanian
masih dipandang sebagai sebuah pekerjaan bagi orang – orang miskin dan orang tidak
terpelajar.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin cepat
dibandingkan dengan perkembangan dan produktivitas sektor pertanian Indonesia, menuntut
pembangunan sektor pertanian harus dioptimalkan semaksimal mungkin guna mencukupi
kebutuhan pangan di Indonesia. Mengabaikan sektor pertanian sama saja dengan
membungkam masa depan.
Berkembangnya sektor perkebunan dan industri merupakan salah satu tantangan terbesar bagi
sektor pertanian dimasa yang akan datang. Degradasi lahan pertanian akan semakin cepat
dengan adanya konversi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan dan industri. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu adanya suatu kebijakan yang tegas dan tepat sasaran.
Kelemahan yang selama ini timbul dalam pertanian indonesia adalah lemahnya kualitas
sumber daya manusia terutama petani dan belum dioptimalkannya pengembangan pertanian
disektor agribisnis. Petani Indonesia kurang diberikan pengetahuan dan pendidikan mengenai
program – program yang diberikan, sehingga terkesan asal – asalan dalam menjalankan
program. Selanjutnya, budaya petani indonesia yang hanya terfokus pada budidaya tanpa
mengembangkan agribisnis menjadi faktor yang memperkuat lambatnya pertumbuhan
pertanian Indonesia.
Melihat kondisi yang telah dipaparkan tersebut, menggerakkan hati saya untuk turut andil
dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia terutama dalam mensejahterakan kehidupan
petani. Latar belakang keluarga yang juga berasal dari keluarga petani mendorong dan
semakin meyakinkan keinginan saya untuk masuk di Fakultas Pertanian dengan jurusan
Agribisnis.
Memajukan pertanian Indonesia bukan merupakan tugas pemerintah dan petani saja,
melainkan tugas seluruh masyarakat Indonesia. Dengan mempelajari dan memahami esensi
dari pengembangan agribisnis, saya berharap dapat membantu secara nyata terhadap
kemajauan pertanian Indonesia. Harapan – harapan itu tercantum dalam cita – cita lima tahun
kedepan yaitu dengan berwirausaha kuliner yang akan secara langsung menggunakan bahan –
bahan hasil pertanian dan masuk dalam struktur birokrasi pemerintahan agar dapat
mengambil kebijakan yang dapat memajukan pertanian dengan menjadi anggota dewan
perwakilan rakyat daerah.
Hal yang menjadi inspirasi dalam cita – cita lima tahun kedepan adalah bahwa menjadi
seorang wirausahawan merupakan kebutuhan dimasa yang akan datang terutama bagi
pengembangan agribisnis pertanian. Dengan penerapan jiwa wirausaha yang dimulai dari diri
sendiri akan memacu diri kita untuk selalu berpikir secara lugas kearah pengembangan
2. agribisnis. Prospek agribisnis pertanian di Indonesia masih sangat potensial untuk
dikembangkan. Pengembangan pertanian dari industri hulu sampai industri hilirnya akan
membantu petani untuk mensejahterkan keluarganya. Belum banyak nya program – program
agribisnis dari pemerintah menjadi satu catatan penting bagi diri saya yang mendorong kuat
keinginan sebagai wakil rakyat dari kalangan petani yang nantinya akan mengambil
kebijakan yang berpihak kepada petani. Kesejahteraan petani pada saat ini harus segera
dicapai dan selalu menjadi perhatian penting guna meningkatkan semangat perjuangan para
petani dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan nasional bahkan swasembada pangan
nasional.
Untuk mencapai cita – cita luhur tersebut tentu saja tidak semudah membalikkan telapak
tangan. Perlu adanya upaya yang konkrit guna mencapai tujuan dari apa yang dicita – citakan.
Salah satu langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
berorganisasi, baik organisasi yang berbasis pengembangan karakter diri maupun organisasi
pengembangan jiwa enterpreuner.
Dalam rangka mencapai tujuan menjadi wirausahawan kuliner berbahan baku hasil pertanian
saya bergabung dalam koperasi mahasiswa. Koperasi mahasiswa sebagai sebuah wadah
organisasi bagi para calon wirausahawan muda saya pikir tepat guna mencapai tujuan saya
sebagai wirausahawan muda. Dimana jiwa wirausaha kita dibentuk melalui berbagai metode
baik dengan pelatihan, seminar maupun praktek langsung berwirausaha.
Selanjutnya, guna mencapai cita – cita sebagai wakil rakyat saya bergabung dalam berbagai
organisasi yang dapat mengembangkan karakter diri, baik itu kepemimpinan maupun
peningkatan pengetahuan pertanian. Untuk pengembangan kepemimpinan saya bergabung
dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang sekarang menjabat sebagai Ketua
Umum Komisariat Fakultas Pertanian Universitas Riau. Untuk peningkatan pengetahuan
pertanian saya bergabung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi
Pertanian (POPMASEPI) dan menjabat sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan
Dewan Perwakilan Wilayah I Sumatera. Selanjutnya, untuk membangun relasi dan jaringan
di daerah saya bergabung dalam organisasi kedaerahan yaitu Ikatan Mahasiswa Indragiri
Hulu (IKAMIHU) menjabat sebagai Ketua Bidang Kaderisasi dan Ikatan Pelajar Mahasiswa
Rengat Barat (IPMRB) selaku Ketua Umum.
Tentu saja perjuangan mulia tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya ikhtiar dan tawakal.
Semoga harapan dan cita – cita mulia ini akan menjadi nyata dimasa yang akan datang dan
menjadi sebuah titik terang bagi kemajuan pertanian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Yakin Usaha Sampai. Amin.