SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
MAKALAH
WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN PETANI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu : Didi Wandi SE., MM
Disusun oleh :
Muhamad Adi Yahya (17010146)
Siti Nurhadiyanti (170101 )
Sukma Aryadi (17010135)
Aditya Permana (17010162)
Sodikin (17010178)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BANTEN
2017
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul:
“Wirakoperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul
guna penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca.
Serang, 20 Desember 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................2
1.3 Rumusan Masalah....................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan .....................................................................3
BAB II WIRAKOPERASI
2.1 Wirakoperasi............................................................................4
2.1.1 Pengertian Koperasi..............................................................4
2.1.2 Pengertian Wirausaha ...........................................................4
2.1.3 Pengertian Wirakoperasi.......................................................5
2.2 Fungsi Kewirakoperasian ........................................................6
2.3 Tugas-tugas kewirakoperasian.................................................6
2.4 Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian ................................7
2.5 Kriteria Keberhasilan Koperasi ...............................................8
BAB III WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN DAN
MENSEJAHTERAKAN PETANI
3.1 Produk Wirakoperasi............................................................10
3.2 Tujuan Wirakoperasi ............................................................10
3.2 Metode Perencanaan Strategis..............................................12
3.3 Rencana Modal Awal ...........................................................13
3.4 Pertumbuhan Penghasilan Petani Setelah Penyesuaian Harga16
3.5 Harga jual beras dimasyarakat yang disesuaikan terhadap
keuntungan operasional........................................................17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................19
4.2 Saran ......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Nasi semua orang tentu akan sangat membutuhkannya untuk bisa bertahan
hidup, mulai dari berbagai kalangan masyarakat dari anak – anak, remaja sampai
dengan orang dewasa pun tentu akan membutuhkan sekali makanan berat seperti
nasi. Nasi berasal dari beras yang dimasak kemudian baru bisa dikonsumsi dengan
pelangkap seperti sayuran dan aneka lauk lainnya. Makanan memang akan selalu
dibutuhkan untuk bisa menunjang aktivitas keseharian. Sehingga saat ini
permintaan akan bahan makanan yang banyak sekali. Bahkan dalam setiap
harinya akan selalu ada yang membutuhkannya, sehingga membuat bisnis
makanan atau bahan baku makanan selalu laris dipasaran. Sehingga membuat
aneka jenis makanan yang ada saat ini sangat bervariasi. Makanan yang
dikonsumsi dalam setiap harinya ini tentu harus memiliki kandungan gizi yang
baik dan seimbang, salah satu kandungan makanan yang cukup dibutuhkan ialah
karbohidrat yang terkandung di dalam beras. Kabohidrat ini akan menghasilkan
kebutuhan gula sehari – hari guna menjalankan aktifitas menjadi bertenaga. Bahan
makanan tersebut berada di bahan makanan beras, beras menjadi makanan pokok
untuk orang Indonesia. Beras selalu dibutuhkan oleh masyarakat karena menjadi
makanan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Lahan pertanian di Kota Serang terus didesak pengembangan permukiman.
Kini, yang lahan pertanian yang masih bertahan hanya 15 hektar. Lahan pertanian
tersebut terfokus di Kecamatan Kasemen. Kepala Bidang Pertanian pada Dinas
Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang Jaelani mengatakan, Pemkot
Serang kini akan fokus ke daerah Kasemen, satu-satunya daerah penyumbang
hasil pertanian di Kota Serang."Saat ini daerah pertanian di Kota Serang hanya 15
hektar, tidak seperti dulu yang mencapai 35 hektaran. Hal itu disebabkan
banyaknya tanah yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau
pemukiman seperti di Cipocok," katanya.
2
Banyaknya lahan pertanian ataupun sawah yang dipunyai oleh warga saat ini
lebih banyak dijual pada pengembang-pengembangan perumahan yang
berdalihkan rumah rakyat bersubsidi, akan tetapi pada kenyataannya mereka
memakai lahan produktif untuk dijadikan pengembangan perumahan itu sendiri.
Hasil observasi dan temu wicara terhadap salah satu petani sekaligus sesepuh
di Desa Cigoong menyatakan bahwa :
Petani menjual lahannya diakibatkan beberapa faktor, diantaranya :
1. Biaya operasi dalam menanam padi sampai panen lebih besar dibandingkan
pemasukan yang diterima setelah pasca panen.
2. Harga pupuk yang mahal dimana pupuk bersubsidi lebih banyak
dipermainkan oleh golongan tertentu sehingga petani membeli pupuk non
subsidi di pasar terdekat.
3. Pembelian gabah yang dilakukan oleh para pengepul gabah sangat murah
sementara harga beras di pasar per liter maupun per kilo sangat mahal untuk
dijangkau masyarakat bawah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas kami sangat tertantang dan tergerakan
hatinya untuk dapat lebih meringankan biaya operasi petani itu sendiri serta
mensejahterakan para petani di Indonesia yang tertuang dalam judul
“Wirakoperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat diketahui masalah-masalah yang ada
yaitu :
1. Lahan pertanian di Kota Serang yang masih bertahan hanya 15 hektar
2. Banyaknya tanah yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau
pemukiman.
3. Biaya operasi dalam menanam padi sampai panen lebih besar dibandingkan
pemasukan yang diterima setelah pasca panen.
4. Petani membeli pupuk non subsidi dengan harga lebih mahal dikarenakan
pupuk bersubsidi tidak terdistribusi dengan baik.
5. Pembelian gabah yang dilakukan oleh para pengepul gabah sangat murah.
3
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah seperti
berikut ini :
1. Apakah yang dimaksud Wirakoperasi ?
2. Apa sajakah bentuk dan usaha yang akan dilakukan ?
3. Analisa apa yang digunakan dalam memanfaatkan peluang ?
4. Seberapa besar peran wirakoperasi dalam mensejahterakan petani ?
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Sebagai pandangan baik mahasiswa maupun masyarakat dalam berwirausaha
2. Sebagai pengetahuan dalam bidang pertanian khususnya petani padi ?
3. Sebagai masukan dan bentuk penghargaan terhadap petani di Indonesia ?
4
BAB II
WIRAKOPERASI
2.1 Wirakoperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
Berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967). Dalam
pengertian lain yang tertera dalam Pasal 1 No. UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian, definisi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Definisi Koperasi menurut ILO (International Labour Organization) adalah
Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang, Penggabungan orang-orang
berdasarkan kesukarelaan, Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai, Koperasi
berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis,
Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, Anggota koperasi
menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
2.1.2 Pengertian Wirausaha
Dalam lampiran keputusan menteri koperasi dan pembinaan pengusahaan
kecil nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.1
Suryana mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
1 Muhammad Anwar H.M, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Praktek , (Jakarta:
Prenadamedia, 2014), hlm. 9
5
menuju sukses. Adapun inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (creat new and different) melalui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.2
Wirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif
dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan
berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan nyata,serta peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.
1. Kewirausahan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha
secara komperatif. ini berarti kewirakopersian harus mempunyai keinginan
untuk memajukan organisasi koperasi.
2. Tugas utama kewirakoperasian adalah mengambil prakasa inovatif artinya
berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi
kepentingan bersama.
3. Wirakoperasi harus mempunyai keberanian mengambil resiko karena dunia
penuh dengan kepastian. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam
itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil
resiko.
4. Kegiatan wirakoperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi
yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
5. Tujuan utama setiap wirakoperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota
koperasi dan meningkatkan kesejahteran bersama.
2.1.3 Pengertian Wirakoperasi
Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti
usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri Rofke (1995). Ada pula
yang mengartikan “wirakoperasi” penulis kutip : “kewirausahaan koperasi adalah
suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif dengan mengambil
prakarsa inovatif secara keberanian mengnambil resiko dan berpegangan teguh
2 Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 12
6
pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata
serta peningkatan kesejahteraan bersama”.3
2.2 Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakoperasi ,jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi
3 hal yaitu kewirakoperasian rutin,arbitrage dan inovatif.
1. Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha
koperasi seperti produksi,pemasaran,personalia,keuangan,administrasi,dll.
2. Kewirakoperasian Arbitrage
Arbitrage di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua
kondisi yang berbeda.Tugas utama wirakoperasi dalam hal ini mencari
peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
3. Kewirakoperasian Inovatif
Wirakoperasi yang inovatif berarti wirakoperasi yang selalu tidak puas
dengan kondisi yang ada.Ia selalu berusaha mencari,menemukan dan
memanfaatkan peluang yang diperoleh.
2.3 Tugas-tugas kewirakoperasian
Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi
dibanding dengan organisasi usaha pesaingnya.Keunggulan tersebut dapat di
peroleh melalui :
1. Mendudukkan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar.
Bila para petani bersatu membentuk koperasi,maka keoperasi tersebut
mempunyai kedudukkan yang kuat di pasar.
2. Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi.
Yaitu menekan biaya transaksi.biaya transaksi adalah biaya di luar produksi
yang timbul karena adanya transaksi-transaksi,seperti biaya kontrak.
3 Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi) Edisi. Kedua. (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI)
7
3. Pemanfaatan interlinkage market.
Interlinked market adalah hubungan transaksi antara pelaku-pelaku ekonomi
di pasar.
4. Pemanfaatan trust capital.
Trust capital diartikan sebagai pengumpulan modal.
5. Pengedalian ketidakpastian.
Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya
pasar internal pada koperasi.
6. Penciptan inovasi.
Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak pihak yang
berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi.Tugas wirakoperasi dalam hal
ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan
anggotanya.
7. Pembangunan manfaat partisipasi.
Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi
kontributif dalam penyerahan keuangan dan pengambilan keputusan,maupun
partisipasi intensif dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi.
2.4 Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian
Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak dibidang ekonomi dan sosial pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu: Membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi,yang merupakan sasaran utama pertumbuhan ekonomi.
Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua
jalan yaitu:
1. Melalui kegiatan inovatif (penciptan bangunan baru dan penerapannya).
2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam
satuan waktu kerja tetap atau waktu kerja yang diperpanjang.
Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu
bagi pertumbuhan ekonomi.Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan
pendapatan perkapita oleh sebab adanya peralihan kearah penggunaan teknologi
8
yang produktif,pembuatan penyebaran barang-barang baru,struktur organisasi
yang baru dan keterampilan baru.
Tipe inovasi ala scumpeter tentang kegitan kerja yang meliputi:
1. Pembuatan dan pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.
2. Pembangunan metode produksi baru.
3. Menciptakan tata laksana produksi baru dibidang industri.
4. Pembuatan prasarana baru.
5. Pencarian sumber pembelian baru.
2.5 Kriteria Keberhasilan Koperasi
Selain itu, Menurut tokoh koperasi Ibnoe Soedjono, untuk memahami apa
yang disebut kemampuan koperasi, kita perlu menggunakan tolak ukur
keberhasilan koperasi secara mikro. Keberhasilan koperasi dapat didekati dari dua
sudut, yaitu sudut perusahaan dan sudut efek koperasi.
Pendekatan dari sudut perusahaan
1. Peningkatan anggota perorangan.
Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada jumlah
koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari
anggota perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan,
yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan
ekonomi anggota penting karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi,
sedangkan kecerdasan anggota sangat menentukan mutu manajemen yang
sifatnya partisipatori dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan
satu anggota satu suara.
2. Peningkatan modal
Terutama yang berasal dari koperasi sendiri. Jumlah modal dari dalam dapat
digunakan sebagai salah satu indikator utama dari kemandirian koperasi.
Semakin besar modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut
semakin tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian
manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
9
3. Peningkatan volume usaha
Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha
suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga
dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota.
Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan
pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha terutama harus
berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat
menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang berasal dari
anggota
4. Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat
Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara
kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan
sebelum dan sesudah ada koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacam-
macam, misalnya: pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan
usaha yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
10
BAB III
WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN
DAN MENSEJAHTERAKAN PETANI
3.1 Produk Wirakoperasi
Wirakoperasi dalam hal ini sebagai sahabat petani dimana wirakoperasi ini
lebih mengutamakan kesejahteraan petani dibandingkan keuntungan koperasi itu
sendiri, adapun yang menjadi bentuk produk atau bidang yang akan dilakukan
yaitu :
1. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam penyediaan Pupuk
bersubsidi bagi petani.
2. Pembelian hasil panen petani atau gabah dengan harga yang disesuaikan
terhadap modal operasi yang dikeluarkan oleh petani
3. Penggilingan padi yaitu proses penggilingan gabah menjadi beas siap pasar.
4. Memasarkan beras hasil petani di daerah atau lingkungan petani itu sendiri.
3.2 Tujuan Wirakoperasi
Tujuan Wirakoperasi adalah untuk melindungi dan meningkatkan pertanian di
indonesia hal ini tercermin dalam Undang-Undang RI No 19 Tahun 2013 Tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan:
1. Perlindungan Petani adalah segala upaya untuk membantu Petani dalam
menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana
produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi
biaya tinggi, dan perubahan iklim.
2. Pemberdayaan Petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan
Petani untuk melaksanakan Usaha Tani yang lebih baik melalui pendidikan
dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan
sarana pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan
pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta
penguatan Kelembagaan Petani.
11
3. Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta
keluarganya yang melakukan Usaha Tani di bidang tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.
4. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan
Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem.
5. Komoditas Pertanian adalah hasil dari Usaha Tani yang dapat
diperdagangkan, disimpan, dan/atau dipertukarkan.
6. Usaha Tani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian, mulai dari sarana
produksi, produksi/budi daya, penanganan pascapanen, pengolahan,
pemasaran hasil, dan/atau jasa penunjang.
7. Pelaku Usaha adalah Setiap Orang yang melakukan usaha sarana produksi
Pertanian, pengolahan dan pemasaran hasil Pertanian, serta jasa penunjang
Pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia.
8. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
9. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh,
dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani.
10. Kelompok Tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial,
ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk
meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.
11. Gabungan Kelompok Tani adalah kumpulan beberapa Kelompok Tani yang
bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha.
12. Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari Petani, Kelompok Tani,
dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan
Petani.
12
13. Dewan Komoditas Pertanian Nasional adalah suatu lembaga yang
beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan
kepentingan Petani.
14. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan
Usaha Tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani, guna meningkatkan
produktivitas dan efisiensi Usaha Tani, baik yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum.
15. Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal untuk
memfasilitasi serta membantu Petani dalam melakukan Usaha Tani.
16. Asuransi Pertanian adalah perjanjian antara Petani dan pihak perusahaan
asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani.
17. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
18. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pertanian.
3.2 Metode Perencanaan Strategis
Metode perencanaan strategis dalam Wirakoperasi ini menggunakan analisis
SWOT dimana analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga
kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang
perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini
semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan
situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
13
Adapun komponen analisis SWOT pada Wirakoperasi, adalah :
1. Strenght (Kekuatan)
a. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada anggota dan
masyarakat.
b. Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
c. Memberikan kemudahan pada petani dalam pembelian pupuk dan bibit
bersubsidi.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang.
b. Kualitas keberlangsungan wirakoperasi masih rendah sampai usahanya
berhasil, sebab harus berhemat.
c. Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus dibuat
walaupun kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
3. Opportunies (Peluang)
a. Kurang terorganisirnya pemberian Pupuk bersubsidi pada petani, hal ini
membuat lebih banyak peluang yang akan didapatkan.
b. Harga beli gabah petani oleh pengepul beras sangat rendah, hal ini
merupakan titik terang bagi wirakoperasi.
c. Masyarakat membutuhkan beras yang murah serta kualitas tinggi, hal ini
sejalan dengan tujuan wirakoperasi yang menjual beras hasil petani
dengan harga murah serta kualitas tinggi.
4. Threath (Ancaman)
a. Banyaknya pengepul beras menjadi saingan serta ancaman yang nyata.
b. Adanya tekanan yang mungkin diberikan dari koperasi atau usaha serta
Dapoktan itu sendiri.
3.3 Rencana Modal Awal
Wirakoperasi dalam menjalankan usahanya tidak mengutamakan keuntungan
tetapi mensejahterakan petani, sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan dengan
pengawasan tinggi serta kejujuran anggota serta mental untuk dapat melaksanakan
14
Indonesia sebagai Negara Swasembada Pangan, hal ini untuk menghindari hal
negatif dalam keberlangsungan Wirakoperasi.
Sebelum menentukan modal awal terlebih dahulu harus mengetahui harga
pupuk, harga jual gabah serta harga jual beras, adapun kriteria tersebut dapat
diperjelas sebagai berikut :
1. Modal Awal Petani
PUPUK
Harga pupuk menurut Kepala Bidang Pertanian Kota Serang yaitu Bapak
Jaelani menyatakan untuk 1 Kg Pupuk Urea seharga Rp. 6.000, sedangkan
untuk kelompok petani yang mempunyai Kartu tani diberikan subsidi sebesar
Rp. 4.200/Kg sehingga petani hanya membeli dengan harga Rp. 1.800/Kg.
Sedangkan Pupuk NPK Phonska bersubsidi RP. 2.300/Kg.
Dalam satu hektar lahan dibutuhkan 300 kg NPK ponska + 150 kg urea,
sehingga dalam satu kali panen petani mengeluarkan biaya pupuk/hektare
sebesar :
a. Pupuk Urea Rp. 1.800 x 150 Kg = Rp. 270.000.
b. Pupuk NPK Rp. 2.300 x 300 Kg = Rp. 690.000
c. Pupuk Kandang Rp. 1.000 x 1.000 Kg = Rp. 1.000.000
d. Pupuk SP 36 Rp. 2.200 x 100 Kg = Rp. 220.000
e. Petroganik Rp. 500 x 1.000 Kg = Rp. 500.000
f. Pestisida/Insektisida Rp. 75.000 x 2 Liter = Rp. 150.000
Sehingga total biaya pupuk sebesar Rp. 2.830.000
Harga Bibit Padi
Saat ini harga bibit padi jenis Inpari varietas Ciherang RP. 97.000/5kg, dalam
satu hektare lahan dibutuhkan sekitar 30 kg bibit padi. Sehingga kebutuhan
petani dalam membeli bibit sebesar RP. 19.400 x 30 Kg = Rp. 582.000,-
Total Modal Pupuk + Bibit = Rp. 2.830.000 + Rp. 582.000 = Rp. 3.412.000,-
2. Biaya Operasional
Biaya pekerja dan peralatan dari awal tanam sampai dengan panen, dimana
biaya sewa traktor, penaburan Pupuk, Pemetikan padi, Upah gebot untuk
manual.
15
No Biaya Operasional / Upah Kerja Jumlah
1 biaya sewa traktor Rp. 800.000
2 Pengolahan lahan 30 HOKp @ 30.000 atau borongan Rp. 900.000
3 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp.
17.500
Rp. 350.000
4 Penyiangan + pemupukan ke-1 16 HOKp @ Rp.
30.000
Rp. 480.000
5 Penyiangan + pemupukan ke-2 16 HOKp @ Rp.
30.000
Rp. 480.000
6 Penyemprotan 4 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 120.000
7 Panen dan pasca panen 12 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 360.000
8 Biaya pengeringan 8 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 240.000
Jumlah Biaya Operasional (B) Rp. 3.730.000
Total dari keseluruhan biaya modal dan operasional :
A. Biaya Modal Rp. 3.412.000
B. Biaya Operasional Rp. 3.730.000
Total keseluruhan RP. 7.142.000
3. Harga Jual Gabah
Harga jual gabah yang biasa petani jual terhadap para tengkulak yaitu sebesar
Rp.3.500/kg
Hasil Panen maksimal petani adalah 7,5/ton GKP per hektar.
Setelah dikeringkan susut 18 %, maka hasilnya 6,15/ton GKG per hektar.
Harga 1 kg GKG adalah Rp. 3.500.
Maka hasil yang diperoleh Rp. 3.500 x 6.150 kg = Rp. 21.525.000
4. Akumulasi Pendapatan Petani
Pendapatan petani setelah menjual hasil panennya yaitu Total Keselurahan
Biaya – Hasil Jual Gabah :
Rp. 21.525.000 – Rp. 7.142.000 = Rp.15.485.000
Akumulasi petani perbulan Rp.14.383.000 : 4 = Rp. 3.595.750
16
Estimasi Modal Awal Pendirian Wirakoperasi
Tabel 3.1
Estimasi Biaya
No Keterangan Satuan Jumlah
A Perlengkapan
Sewa gedung + Gudang 1 thn Rp. 80.000.000
ATK - Rp. 200.000
Meja dan Kursi 2 Rp. 1.770.000
Lemari 1 Rp. 500.000
Total Perlengkapan (A) Rp. 82.470.000
B Peralatan
Mobil Pickup @Rp. 92.500.000 2 Rp. 185.000.000
Mesin Healer+ Penggerak 2 Rp. 15.000.000
Karung Beras + Cap Koperasi 1.845 Rp. 3.250.000
Total Peralatan (B) Rp. 203.250.000
C Biaya Operasi
Pembelian Bibit @Rp. 6.000 450 kg Rp. 8.730.000
Pembelian Pupuk Urea Subsidi 2.250 kg Rp. 13.500.000
Pembelian GKP Petani @Rp. 5.000/Kg 92.250 kg Rp. 461.250.000
Lain-Lain - Rp. 50.000.000
Total Biaya Operasi (C) Rp. 533.480.000
Total Modal (A+B+C) Rp. 819.200.000
3.4 Pertumbuhan Penghasilan Petani Setelah Penyesuaian Harga
1. Penghasilan petani dari penjualan GKP
Harga jual GKP yang di sesuaikan wirakoperasi Rp. 5.000/kg dan hasil
panen gabah per hektar setelah penyesuaian penyusutan 6,15 ton/hektar,
sehingga :
Rp. 5.000 x 6.150 kg = Rp. 30.750.000
17
2. Pertumbuhan penghasilan Petani setelah penyesuaian
Pertumbuhan penghasilan petani setelah penyesuaian harga dimana hasil
penjualan dikurangi biaya total operasi dan modal yang dikeluarkan oleh
petani, sebagai berikut :
Rp. 30.750.000 – Rp. 7.142.000 = Rp. 23.608.000
Sehingga akumulasi pendapatan petani per bulan setelah penyesuaian harga
dengan masa penanaman sampai panen selama 4 bulan, yaitu:
Rp. 23.608.000 : 4 = Rp. 5.902.000
Adapun pertumbuhan pendapatan petani setelah penyesuaian harga, yaitu :
𝑅 =
𝑝𝑡−𝑝 𝑡−1
𝑝 𝑡−1 x 100%
𝑅 =
5.902.000 −3.595.750
3.595.750
x 100%
𝑅 = 0.641 x 100%
𝑹 = 𝟔𝟒%
Sehingga dengan adanya penyesuaian harga pendapatan petani tumbuh
sebesar 64%.
3.5 Harga jual beras dimasyarakat yang disesuaikan terhadap keuntungan
operasional
Saat ini harga jual beras dengan kualitas infari jenis ciherang (IR 64) atau
beras yang biasa ditanam petani dijual pada seharga RP. 10.000/Kg hal ini
dirasakan sangat membebani masyarakat terutama dengan dengan penghasilan
menengah ke bawah.
Untuk itu wirakoperasi memberikan solusi agar tarap hidup petani
sejahtera dan masyarakat tidak terlalu terbebani dengan harga beras yang mahal.
Adapun harga bears yang nantinya dipasarkan oleh Wirakoperasi yaitu sebesar
Rp. 5.930/Kg.
Adapun keuntungan yang sesuai dengan syariah sebesar 2,5% diperoleh
Wirakoperasi hasil penjualan beras dikurangi biaya operasi yaitu sebesar :
18
Jumlah penerimaan penjualan Rp. 5.930 x 92.250 = Rp. 547.042.500
Rp. 547.042.500 – 533.480.000 = Rp. 13.562.500 atau sebesar 2.5%.
Dengan catatan keuntungan sebesar 2,5% dialokasikan untuk perawatan serta
penyusutan peralatan yang tersedia Wirakoperasi.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bersadarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisa,maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti
usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri Rofke (1995). Ada
pula yang mengartikan “wirakoperasi” penulis kutip : “kewirausahaan
koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif
dengan mengambil prakarsa inovatif secara keberanian mengnambil resiko
dan berpegangan teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama”.
2. Bentuk yang akan dilakukan oleh wirakoperasi sebagai berikut :
a. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam penyediaan
Pupuk bersubsidi bagi petani.
b. Pembelian hasil panen petani atau gabah dengan harga yang disesuaikan
terhadap modal operasi yang dikeluarkan oleh petani
c. Penggilingan padi yaitu proses penggilingan gabah menjadi beas siap
pasar.
d. Memasarkan beras hasil petani di daerah atau lingkungan petani itu
sendiri.
3. Analisa yang digunakan untuk memanfaatkan peluang menggunakan
komponen analisis SWOT, adalah :
a. Strenght (Kekuatan)
1) Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada anggota dan
masyarakat.
2) Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
3) Memberikan kemudahan pada petani dalam pembelian pupuk dan
bibit bersubsidi.
20
b. Weakness (Kelemahan)
1) Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang.
2) Kualitas keberlangsungan wirakoperasi masih rendah sampai
usahanya berhasil, sebab harus berhemat.
3) Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus
dibuat walaupun kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
c. Opportunies (Peluang)
1) Kurang terorganisirnya pemberian Pupuk bersubsidi pada petani, hal
ini membuat lebih banyak peluang yang akan didapatkan.
2) Harga beli gabah petani oleh pengepul beras sangat rendah, hal ini
merupakan titik terang bagi wirakoperasi.
3) Masyarakat membutuhkan beras yang murah serta kualitas tinggi,
hal ini sejalan dengan tujuan wirakoperasi yang menjual beras hasil
petani dengan harga murah serta kualitas tinggi.
d. Threath (Ancaman)
1) Banyaknya pengepul beras menjadi saingan serta ancaman yang
nyata.
2) Adanya tekanan yang mungkin diberikan dari koperasi atau usaha
serta Dapoktan itu sendiri.
4. Berdasarkan hasil yang didapatkan mengenai analisa pendapatan petani
sebelum ada wirakoperasi sebesar Rp. 3.595.750/ bulan sedangkan analisa
pendapatan petani setelah adanya wirakoperasi sebesar Rp. 5.902.000/ bulan
Sehingga dengan adanya penyesuaian harga pendapatan petani tumbuh
sebesar 64%.
Saat ini harga jual beras dengan kualitas infari jenis ciherang (IR 64) ) atau
beras yang biasa ditanam petani dijual pada seharga RP. 10.000/Kg hal ini
dirasakan sangat membebani masyarakat terutama dengan dengan
penghasilan menengah ke bawah, namun dengan adanya wirakoperasi harga
beras dipasaran akan menjadi Rp. 5.930/Kg.
21
Adapun keuntungan yang sesuai dengan syariah sebesar 2,5% diperoleh
Wirakoperasi hasil penjualan beras dikurangi biaya operasi yaitu sebesar :
Jumlah penerimaan penjualan Rp. 5.930 x 92.250 = Rp. 547.042.500
Rp. 547.042.500 – 533.480.000 = Rp. 13.562.500 atau sebesar 2.5%. Dengan
catatan keuntungan sebesar 2,5% dialokasikan untuk perawatan serta
penyusutan peralatan yang tersedia Wirakoperasi.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, pentingnya peran koperasi di lingkungan
masyarakat, tumbuhnya koperasi yang didasari kejujuran, ketekunan dan
tanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan negara tentu dibutuhkan
kesabaran serta pengorbanan yang tidak sedikit.
Agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini tentulah diharapkan
saran serta kritik yang membangun bagi penulis untuk lebih berkreasi sesuai
dengan keadaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anwar H.M, 2014, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Praktek,
(Jakarta: Prenadamedia)
Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi) Edisi.
Kedua. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI)
Yuyus Suryana & Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana)
Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Serang

More Related Content

What's hot

Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
Nugroho Adi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
Lambok_siregar
 
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Shelly Intan Permatasari
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
audi15Ar
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
Masni Gunawan
 

What's hot (20)

teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaan
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Pertemuan ke iii ---analisis deman suppply
Pertemuan ke iii  ---analisis deman suppplyPertemuan ke iii  ---analisis deman suppply
Pertemuan ke iii ---analisis deman suppply
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Budaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Budaya & Politik dalam Bisnis InternasionalBudaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Budaya & Politik dalam Bisnis Internasional
 
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
 
oligopoli lanjutan
oligopoli lanjutanoligopoli lanjutan
oligopoli lanjutan
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri
 

Similar to Pengantar bisnis

Presentasi caping tani
Presentasi caping taniPresentasi caping tani
Presentasi caping tani
capingtani
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industri
SyntyaJr
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Hikmat Hikmatullah
 
Essai tanoto
Essai tanotoEssai tanoto
Essai tanoto
Alfarobby
 

Similar to Pengantar bisnis (20)

PROPOSAL_KELOMPOK_TERNAK_AYAM.pdf
PROPOSAL_KELOMPOK_TERNAK_AYAM.pdfPROPOSAL_KELOMPOK_TERNAK_AYAM.pdf
PROPOSAL_KELOMPOK_TERNAK_AYAM.pdf
 
1
11
1
 
Korporasi petani lp3 es 11 nov 2020 (yuti)
Korporasi petani   lp3 es 11 nov 2020 (yuti)Korporasi petani   lp3 es 11 nov 2020 (yuti)
Korporasi petani lp3 es 11 nov 2020 (yuti)
 
Proposal ayam
Proposal ayamProposal ayam
Proposal ayam
 
Unand organisasi petani (yuti)
Unand   organisasi petani (yuti)Unand   organisasi petani (yuti)
Unand organisasi petani (yuti)
 
Presentasi caping tani
Presentasi caping taniPresentasi caping tani
Presentasi caping tani
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Proposal saudara kita
Proposal saudara kitaProposal saudara kita
Proposal saudara kita
 
Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industri
 
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxPENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
 
Booklet katulistiwa 7_neww[1]
Booklet katulistiwa 7_neww[1]Booklet katulistiwa 7_neww[1]
Booklet katulistiwa 7_neww[1]
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
 
Essai tanoto
Essai tanotoEssai tanoto
Essai tanoto
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
Peranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor PertanianPeranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor Pertanian
 
Bussines Plan Vetik Tempur (Vegetable Stik)
Bussines Plan Vetik Tempur (Vegetable Stik)Bussines Plan Vetik Tempur (Vegetable Stik)
Bussines Plan Vetik Tempur (Vegetable Stik)
 
koperasi & segi hukum stiekoperasi di indoneisia
koperasi & segi hukum stiekoperasi di indoneisiakoperasi & segi hukum stiekoperasi di indoneisia
koperasi & segi hukum stiekoperasi di indoneisia
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Pengantar bisnis

  • 1. MAKALAH WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Dosen Pengampu : Didi Wandi SE., MM Disusun oleh : Muhamad Adi Yahya (17010146) Siti Nurhadiyanti (170101 ) Sukma Aryadi (17010135) Aditya Permana (17010162) Sodikin (17010178) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BANTEN 2017
  • 2. i KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “Wirakoperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani” Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Serang, 20 Desember 2017 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang .........................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah.................................................................2 1.3 Rumusan Masalah....................................................................3 1.4 Tujuan Penulisan .....................................................................3 BAB II WIRAKOPERASI 2.1 Wirakoperasi............................................................................4 2.1.1 Pengertian Koperasi..............................................................4 2.1.2 Pengertian Wirausaha ...........................................................4 2.1.3 Pengertian Wirakoperasi.......................................................5 2.2 Fungsi Kewirakoperasian ........................................................6 2.3 Tugas-tugas kewirakoperasian.................................................6 2.4 Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian ................................7 2.5 Kriteria Keberhasilan Koperasi ...............................................8 BAB III WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN DAN MENSEJAHTERAKAN PETANI 3.1 Produk Wirakoperasi............................................................10 3.2 Tujuan Wirakoperasi ............................................................10 3.2 Metode Perencanaan Strategis..............................................12 3.3 Rencana Modal Awal ...........................................................13 3.4 Pertumbuhan Penghasilan Petani Setelah Penyesuaian Harga16 3.5 Harga jual beras dimasyarakat yang disesuaikan terhadap keuntungan operasional........................................................17 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan............................................................................19 4.2 Saran ......................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasi semua orang tentu akan sangat membutuhkannya untuk bisa bertahan hidup, mulai dari berbagai kalangan masyarakat dari anak – anak, remaja sampai dengan orang dewasa pun tentu akan membutuhkan sekali makanan berat seperti nasi. Nasi berasal dari beras yang dimasak kemudian baru bisa dikonsumsi dengan pelangkap seperti sayuran dan aneka lauk lainnya. Makanan memang akan selalu dibutuhkan untuk bisa menunjang aktivitas keseharian. Sehingga saat ini permintaan akan bahan makanan yang banyak sekali. Bahkan dalam setiap harinya akan selalu ada yang membutuhkannya, sehingga membuat bisnis makanan atau bahan baku makanan selalu laris dipasaran. Sehingga membuat aneka jenis makanan yang ada saat ini sangat bervariasi. Makanan yang dikonsumsi dalam setiap harinya ini tentu harus memiliki kandungan gizi yang baik dan seimbang, salah satu kandungan makanan yang cukup dibutuhkan ialah karbohidrat yang terkandung di dalam beras. Kabohidrat ini akan menghasilkan kebutuhan gula sehari – hari guna menjalankan aktifitas menjadi bertenaga. Bahan makanan tersebut berada di bahan makanan beras, beras menjadi makanan pokok untuk orang Indonesia. Beras selalu dibutuhkan oleh masyarakat karena menjadi makanan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lahan pertanian di Kota Serang terus didesak pengembangan permukiman. Kini, yang lahan pertanian yang masih bertahan hanya 15 hektar. Lahan pertanian tersebut terfokus di Kecamatan Kasemen. Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang Jaelani mengatakan, Pemkot Serang kini akan fokus ke daerah Kasemen, satu-satunya daerah penyumbang hasil pertanian di Kota Serang."Saat ini daerah pertanian di Kota Serang hanya 15 hektar, tidak seperti dulu yang mencapai 35 hektaran. Hal itu disebabkan banyaknya tanah yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau pemukiman seperti di Cipocok," katanya.
  • 5. 2 Banyaknya lahan pertanian ataupun sawah yang dipunyai oleh warga saat ini lebih banyak dijual pada pengembang-pengembangan perumahan yang berdalihkan rumah rakyat bersubsidi, akan tetapi pada kenyataannya mereka memakai lahan produktif untuk dijadikan pengembangan perumahan itu sendiri. Hasil observasi dan temu wicara terhadap salah satu petani sekaligus sesepuh di Desa Cigoong menyatakan bahwa : Petani menjual lahannya diakibatkan beberapa faktor, diantaranya : 1. Biaya operasi dalam menanam padi sampai panen lebih besar dibandingkan pemasukan yang diterima setelah pasca panen. 2. Harga pupuk yang mahal dimana pupuk bersubsidi lebih banyak dipermainkan oleh golongan tertentu sehingga petani membeli pupuk non subsidi di pasar terdekat. 3. Pembelian gabah yang dilakukan oleh para pengepul gabah sangat murah sementara harga beras di pasar per liter maupun per kilo sangat mahal untuk dijangkau masyarakat bawah. Berdasarkan uraian tersebut di atas kami sangat tertantang dan tergerakan hatinya untuk dapat lebih meringankan biaya operasi petani itu sendiri serta mensejahterakan para petani di Indonesia yang tertuang dalam judul “Wirakoperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat diketahui masalah-masalah yang ada yaitu : 1. Lahan pertanian di Kota Serang yang masih bertahan hanya 15 hektar 2. Banyaknya tanah yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau pemukiman. 3. Biaya operasi dalam menanam padi sampai panen lebih besar dibandingkan pemasukan yang diterima setelah pasca panen. 4. Petani membeli pupuk non subsidi dengan harga lebih mahal dikarenakan pupuk bersubsidi tidak terdistribusi dengan baik. 5. Pembelian gabah yang dilakukan oleh para pengepul gabah sangat murah.
  • 6. 3 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah seperti berikut ini : 1. Apakah yang dimaksud Wirakoperasi ? 2. Apa sajakah bentuk dan usaha yang akan dilakukan ? 3. Analisa apa yang digunakan dalam memanfaatkan peluang ? 4. Seberapa besar peran wirakoperasi dalam mensejahterakan petani ? 1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu : 1. Sebagai pandangan baik mahasiswa maupun masyarakat dalam berwirausaha 2. Sebagai pengetahuan dalam bidang pertanian khususnya petani padi ? 3. Sebagai masukan dan bentuk penghargaan terhadap petani di Indonesia ?
  • 7. 4 BAB II WIRAKOPERASI 2.1 Wirakoperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967). Dalam pengertian lain yang tertera dalam Pasal 1 No. UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, definisi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Definisi Koperasi menurut ILO (International Labour Organization) adalah Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang, Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan, Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai, Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis, Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang. 2.1.2 Pengertian Wirausaha Dalam lampiran keputusan menteri koperasi dan pembinaan pengusahaan kecil nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa: 1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan. 2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.1 Suryana mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang 1 Muhammad Anwar H.M, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Praktek , (Jakarta: Prenadamedia, 2014), hlm. 9
  • 8. 5 menuju sukses. Adapun inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (creat new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.2 Wirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata,serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan. 1. Kewirausahan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara komperatif. ini berarti kewirakopersian harus mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi koperasi. 2. Tugas utama kewirakoperasian adalah mengambil prakasa inovatif artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama. 3. Wirakoperasi harus mempunyai keberanian mengambil resiko karena dunia penuh dengan kepastian. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil resiko. 4. Kegiatan wirakoperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. 5. Tujuan utama setiap wirakoperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteran bersama. 2.1.3 Pengertian Wirakoperasi Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri Rofke (1995). Ada pula yang mengartikan “wirakoperasi” penulis kutip : “kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif dengan mengambil prakarsa inovatif secara keberanian mengnambil resiko dan berpegangan teguh 2 Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 12
  • 9. 6 pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama”.3 2.2 Fungsi Kewirakoperasian Fungsi atau kegiatan wirakoperasi ,jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 hal yaitu kewirakoperasian rutin,arbitrage dan inovatif. 1. Kewirakoperasian Rutin Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha koperasi seperti produksi,pemasaran,personalia,keuangan,administrasi,dll. 2. Kewirakoperasian Arbitrage Arbitrage di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang berbeda.Tugas utama wirakoperasi dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. 3. Kewirakoperasian Inovatif Wirakoperasi yang inovatif berarti wirakoperasi yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada.Ia selalu berusaha mencari,menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh. 2.3 Tugas-tugas kewirakoperasian Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi dibanding dengan organisasi usaha pesaingnya.Keunggulan tersebut dapat di peroleh melalui : 1. Mendudukkan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar. Bila para petani bersatu membentuk koperasi,maka keoperasi tersebut mempunyai kedudukkan yang kuat di pasar. 2. Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi. Yaitu menekan biaya transaksi.biaya transaksi adalah biaya di luar produksi yang timbul karena adanya transaksi-transaksi,seperti biaya kontrak. 3 Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi) Edisi. Kedua. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI)
  • 10. 7 3. Pemanfaatan interlinkage market. Interlinked market adalah hubungan transaksi antara pelaku-pelaku ekonomi di pasar. 4. Pemanfaatan trust capital. Trust capital diartikan sebagai pengumpulan modal. 5. Pengedalian ketidakpastian. Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya pasar internal pada koperasi. 6. Penciptan inovasi. Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak pihak yang berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi.Tugas wirakoperasi dalam hal ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan anggotanya. 7. Pembangunan manfaat partisipasi. Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi kontributif dalam penyerahan keuangan dan pengambilan keputusan,maupun partisipasi intensif dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi. 2.4 Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak dibidang ekonomi dan sosial pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu: Membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,yang merupakan sasaran utama pertumbuhan ekonomi. Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan yaitu: 1. Melalui kegiatan inovatif (penciptan bangunan baru dan penerapannya). 2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam satuan waktu kerja tetap atau waktu kerja yang diperpanjang. Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi pertumbuhan ekonomi.Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan pendapatan perkapita oleh sebab adanya peralihan kearah penggunaan teknologi
  • 11. 8 yang produktif,pembuatan penyebaran barang-barang baru,struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru. Tipe inovasi ala scumpeter tentang kegitan kerja yang meliputi: 1. Pembuatan dan pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru. 2. Pembangunan metode produksi baru. 3. Menciptakan tata laksana produksi baru dibidang industri. 4. Pembuatan prasarana baru. 5. Pencarian sumber pembelian baru. 2.5 Kriteria Keberhasilan Koperasi Selain itu, Menurut tokoh koperasi Ibnoe Soedjono, untuk memahami apa yang disebut kemampuan koperasi, kita perlu menggunakan tolak ukur keberhasilan koperasi secara mikro. Keberhasilan koperasi dapat didekati dari dua sudut, yaitu sudut perusahaan dan sudut efek koperasi. Pendekatan dari sudut perusahaan 1. Peningkatan anggota perorangan. Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada jumlah koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari anggota perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan, yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan ekonomi anggota penting karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi, sedangkan kecerdasan anggota sangat menentukan mutu manajemen yang sifatnya partisipatori dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan satu anggota satu suara. 2. Peningkatan modal Terutama yang berasal dari koperasi sendiri. Jumlah modal dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama dari kemandirian koperasi. Semakin besar modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
  • 12. 9 3. Peningkatan volume usaha Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota. Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha terutama harus berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang berasal dari anggota 4. Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan sebelum dan sesudah ada koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacam- macam, misalnya: pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan usaha yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
  • 13. 10 BAB III WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN DAN MENSEJAHTERAKAN PETANI 3.1 Produk Wirakoperasi Wirakoperasi dalam hal ini sebagai sahabat petani dimana wirakoperasi ini lebih mengutamakan kesejahteraan petani dibandingkan keuntungan koperasi itu sendiri, adapun yang menjadi bentuk produk atau bidang yang akan dilakukan yaitu : 1. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam penyediaan Pupuk bersubsidi bagi petani. 2. Pembelian hasil panen petani atau gabah dengan harga yang disesuaikan terhadap modal operasi yang dikeluarkan oleh petani 3. Penggilingan padi yaitu proses penggilingan gabah menjadi beas siap pasar. 4. Memasarkan beras hasil petani di daerah atau lingkungan petani itu sendiri. 3.2 Tujuan Wirakoperasi Tujuan Wirakoperasi adalah untuk melindungi dan meningkatkan pertanian di indonesia hal ini tercermin dalam Undang-Undang RI No 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Perlindungan Petani adalah segala upaya untuk membantu Petani dalam menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim. 2. Pemberdayaan Petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan Petani untuk melaksanakan Usaha Tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta penguatan Kelembagaan Petani.
  • 14. 11 3. Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya yang melakukan Usaha Tani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan. 4. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. 5. Komoditas Pertanian adalah hasil dari Usaha Tani yang dapat diperdagangkan, disimpan, dan/atau dipertukarkan. 6. Usaha Tani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian, mulai dari sarana produksi, produksi/budi daya, penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil, dan/atau jasa penunjang. 7. Pelaku Usaha adalah Setiap Orang yang melakukan usaha sarana produksi Pertanian, pengolahan dan pemasaran hasil Pertanian, serta jasa penunjang Pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia. 8. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 9. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani. 10. Kelompok Tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. 11. Gabungan Kelompok Tani adalah kumpulan beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 12. Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari Petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan Petani.
  • 15. 12 13. Dewan Komoditas Pertanian Nasional adalah suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan Petani. 14. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan Usaha Tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi Usaha Tani, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 15. Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal untuk memfasilitasi serta membantu Petani dalam melakukan Usaha Tani. 16. Asuransi Pertanian adalah perjanjian antara Petani dan pihak perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani. 17. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 18. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pertanian. 3.2 Metode Perencanaan Strategis Metode perencanaan strategis dalam Wirakoperasi ini menggunakan analisis SWOT dimana analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
  • 16. 13 Adapun komponen analisis SWOT pada Wirakoperasi, adalah : 1. Strenght (Kekuatan) a. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada anggota dan masyarakat. b. Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit. c. Memberikan kemudahan pada petani dalam pembelian pupuk dan bibit bersubsidi. 2. Weakness (Kelemahan) a. Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang. b. Kualitas keberlangsungan wirakoperasi masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab harus berhemat. c. Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus dibuat walaupun kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya. 3. Opportunies (Peluang) a. Kurang terorganisirnya pemberian Pupuk bersubsidi pada petani, hal ini membuat lebih banyak peluang yang akan didapatkan. b. Harga beli gabah petani oleh pengepul beras sangat rendah, hal ini merupakan titik terang bagi wirakoperasi. c. Masyarakat membutuhkan beras yang murah serta kualitas tinggi, hal ini sejalan dengan tujuan wirakoperasi yang menjual beras hasil petani dengan harga murah serta kualitas tinggi. 4. Threath (Ancaman) a. Banyaknya pengepul beras menjadi saingan serta ancaman yang nyata. b. Adanya tekanan yang mungkin diberikan dari koperasi atau usaha serta Dapoktan itu sendiri. 3.3 Rencana Modal Awal Wirakoperasi dalam menjalankan usahanya tidak mengutamakan keuntungan tetapi mensejahterakan petani, sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan dengan pengawasan tinggi serta kejujuran anggota serta mental untuk dapat melaksanakan
  • 17. 14 Indonesia sebagai Negara Swasembada Pangan, hal ini untuk menghindari hal negatif dalam keberlangsungan Wirakoperasi. Sebelum menentukan modal awal terlebih dahulu harus mengetahui harga pupuk, harga jual gabah serta harga jual beras, adapun kriteria tersebut dapat diperjelas sebagai berikut : 1. Modal Awal Petani PUPUK Harga pupuk menurut Kepala Bidang Pertanian Kota Serang yaitu Bapak Jaelani menyatakan untuk 1 Kg Pupuk Urea seharga Rp. 6.000, sedangkan untuk kelompok petani yang mempunyai Kartu tani diberikan subsidi sebesar Rp. 4.200/Kg sehingga petani hanya membeli dengan harga Rp. 1.800/Kg. Sedangkan Pupuk NPK Phonska bersubsidi RP. 2.300/Kg. Dalam satu hektar lahan dibutuhkan 300 kg NPK ponska + 150 kg urea, sehingga dalam satu kali panen petani mengeluarkan biaya pupuk/hektare sebesar : a. Pupuk Urea Rp. 1.800 x 150 Kg = Rp. 270.000. b. Pupuk NPK Rp. 2.300 x 300 Kg = Rp. 690.000 c. Pupuk Kandang Rp. 1.000 x 1.000 Kg = Rp. 1.000.000 d. Pupuk SP 36 Rp. 2.200 x 100 Kg = Rp. 220.000 e. Petroganik Rp. 500 x 1.000 Kg = Rp. 500.000 f. Pestisida/Insektisida Rp. 75.000 x 2 Liter = Rp. 150.000 Sehingga total biaya pupuk sebesar Rp. 2.830.000 Harga Bibit Padi Saat ini harga bibit padi jenis Inpari varietas Ciherang RP. 97.000/5kg, dalam satu hektare lahan dibutuhkan sekitar 30 kg bibit padi. Sehingga kebutuhan petani dalam membeli bibit sebesar RP. 19.400 x 30 Kg = Rp. 582.000,- Total Modal Pupuk + Bibit = Rp. 2.830.000 + Rp. 582.000 = Rp. 3.412.000,- 2. Biaya Operasional Biaya pekerja dan peralatan dari awal tanam sampai dengan panen, dimana biaya sewa traktor, penaburan Pupuk, Pemetikan padi, Upah gebot untuk manual.
  • 18. 15 No Biaya Operasional / Upah Kerja Jumlah 1 biaya sewa traktor Rp. 800.000 2 Pengolahan lahan 30 HOKp @ 30.000 atau borongan Rp. 900.000 3 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp. 17.500 Rp. 350.000 4 Penyiangan + pemupukan ke-1 16 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 480.000 5 Penyiangan + pemupukan ke-2 16 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 480.000 6 Penyemprotan 4 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 120.000 7 Panen dan pasca panen 12 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 360.000 8 Biaya pengeringan 8 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 240.000 Jumlah Biaya Operasional (B) Rp. 3.730.000 Total dari keseluruhan biaya modal dan operasional : A. Biaya Modal Rp. 3.412.000 B. Biaya Operasional Rp. 3.730.000 Total keseluruhan RP. 7.142.000 3. Harga Jual Gabah Harga jual gabah yang biasa petani jual terhadap para tengkulak yaitu sebesar Rp.3.500/kg Hasil Panen maksimal petani adalah 7,5/ton GKP per hektar. Setelah dikeringkan susut 18 %, maka hasilnya 6,15/ton GKG per hektar. Harga 1 kg GKG adalah Rp. 3.500. Maka hasil yang diperoleh Rp. 3.500 x 6.150 kg = Rp. 21.525.000 4. Akumulasi Pendapatan Petani Pendapatan petani setelah menjual hasil panennya yaitu Total Keselurahan Biaya – Hasil Jual Gabah : Rp. 21.525.000 – Rp. 7.142.000 = Rp.15.485.000 Akumulasi petani perbulan Rp.14.383.000 : 4 = Rp. 3.595.750
  • 19. 16 Estimasi Modal Awal Pendirian Wirakoperasi Tabel 3.1 Estimasi Biaya No Keterangan Satuan Jumlah A Perlengkapan Sewa gedung + Gudang 1 thn Rp. 80.000.000 ATK - Rp. 200.000 Meja dan Kursi 2 Rp. 1.770.000 Lemari 1 Rp. 500.000 Total Perlengkapan (A) Rp. 82.470.000 B Peralatan Mobil Pickup @Rp. 92.500.000 2 Rp. 185.000.000 Mesin Healer+ Penggerak 2 Rp. 15.000.000 Karung Beras + Cap Koperasi 1.845 Rp. 3.250.000 Total Peralatan (B) Rp. 203.250.000 C Biaya Operasi Pembelian Bibit @Rp. 6.000 450 kg Rp. 8.730.000 Pembelian Pupuk Urea Subsidi 2.250 kg Rp. 13.500.000 Pembelian GKP Petani @Rp. 5.000/Kg 92.250 kg Rp. 461.250.000 Lain-Lain - Rp. 50.000.000 Total Biaya Operasi (C) Rp. 533.480.000 Total Modal (A+B+C) Rp. 819.200.000 3.4 Pertumbuhan Penghasilan Petani Setelah Penyesuaian Harga 1. Penghasilan petani dari penjualan GKP Harga jual GKP yang di sesuaikan wirakoperasi Rp. 5.000/kg dan hasil panen gabah per hektar setelah penyesuaian penyusutan 6,15 ton/hektar, sehingga : Rp. 5.000 x 6.150 kg = Rp. 30.750.000
  • 20. 17 2. Pertumbuhan penghasilan Petani setelah penyesuaian Pertumbuhan penghasilan petani setelah penyesuaian harga dimana hasil penjualan dikurangi biaya total operasi dan modal yang dikeluarkan oleh petani, sebagai berikut : Rp. 30.750.000 – Rp. 7.142.000 = Rp. 23.608.000 Sehingga akumulasi pendapatan petani per bulan setelah penyesuaian harga dengan masa penanaman sampai panen selama 4 bulan, yaitu: Rp. 23.608.000 : 4 = Rp. 5.902.000 Adapun pertumbuhan pendapatan petani setelah penyesuaian harga, yaitu : 𝑅 = 𝑝𝑡−𝑝 𝑡−1 𝑝 𝑡−1 x 100% 𝑅 = 5.902.000 −3.595.750 3.595.750 x 100% 𝑅 = 0.641 x 100% 𝑹 = 𝟔𝟒% Sehingga dengan adanya penyesuaian harga pendapatan petani tumbuh sebesar 64%. 3.5 Harga jual beras dimasyarakat yang disesuaikan terhadap keuntungan operasional Saat ini harga jual beras dengan kualitas infari jenis ciherang (IR 64) atau beras yang biasa ditanam petani dijual pada seharga RP. 10.000/Kg hal ini dirasakan sangat membebani masyarakat terutama dengan dengan penghasilan menengah ke bawah. Untuk itu wirakoperasi memberikan solusi agar tarap hidup petani sejahtera dan masyarakat tidak terlalu terbebani dengan harga beras yang mahal. Adapun harga bears yang nantinya dipasarkan oleh Wirakoperasi yaitu sebesar Rp. 5.930/Kg. Adapun keuntungan yang sesuai dengan syariah sebesar 2,5% diperoleh Wirakoperasi hasil penjualan beras dikurangi biaya operasi yaitu sebesar :
  • 21. 18 Jumlah penerimaan penjualan Rp. 5.930 x 92.250 = Rp. 547.042.500 Rp. 547.042.500 – 533.480.000 = Rp. 13.562.500 atau sebesar 2.5%. Dengan catatan keuntungan sebesar 2,5% dialokasikan untuk perawatan serta penyusutan peralatan yang tersedia Wirakoperasi.
  • 22. 19 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Bersadarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisa,maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri Rofke (1995). Ada pula yang mengartikan “wirakoperasi” penulis kutip : “kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif dengan mengambil prakarsa inovatif secara keberanian mengnambil resiko dan berpegangan teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama”. 2. Bentuk yang akan dilakukan oleh wirakoperasi sebagai berikut : a. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam penyediaan Pupuk bersubsidi bagi petani. b. Pembelian hasil panen petani atau gabah dengan harga yang disesuaikan terhadap modal operasi yang dikeluarkan oleh petani c. Penggilingan padi yaitu proses penggilingan gabah menjadi beas siap pasar. d. Memasarkan beras hasil petani di daerah atau lingkungan petani itu sendiri. 3. Analisa yang digunakan untuk memanfaatkan peluang menggunakan komponen analisis SWOT, adalah : a. Strenght (Kekuatan) 1) Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada anggota dan masyarakat. 2) Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit. 3) Memberikan kemudahan pada petani dalam pembelian pupuk dan bibit bersubsidi.
  • 23. 20 b. Weakness (Kelemahan) 1) Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang. 2) Kualitas keberlangsungan wirakoperasi masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab harus berhemat. 3) Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus dibuat walaupun kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya. c. Opportunies (Peluang) 1) Kurang terorganisirnya pemberian Pupuk bersubsidi pada petani, hal ini membuat lebih banyak peluang yang akan didapatkan. 2) Harga beli gabah petani oleh pengepul beras sangat rendah, hal ini merupakan titik terang bagi wirakoperasi. 3) Masyarakat membutuhkan beras yang murah serta kualitas tinggi, hal ini sejalan dengan tujuan wirakoperasi yang menjual beras hasil petani dengan harga murah serta kualitas tinggi. d. Threath (Ancaman) 1) Banyaknya pengepul beras menjadi saingan serta ancaman yang nyata. 2) Adanya tekanan yang mungkin diberikan dari koperasi atau usaha serta Dapoktan itu sendiri. 4. Berdasarkan hasil yang didapatkan mengenai analisa pendapatan petani sebelum ada wirakoperasi sebesar Rp. 3.595.750/ bulan sedangkan analisa pendapatan petani setelah adanya wirakoperasi sebesar Rp. 5.902.000/ bulan Sehingga dengan adanya penyesuaian harga pendapatan petani tumbuh sebesar 64%. Saat ini harga jual beras dengan kualitas infari jenis ciherang (IR 64) ) atau beras yang biasa ditanam petani dijual pada seharga RP. 10.000/Kg hal ini dirasakan sangat membebani masyarakat terutama dengan dengan penghasilan menengah ke bawah, namun dengan adanya wirakoperasi harga beras dipasaran akan menjadi Rp. 5.930/Kg.
  • 24. 21 Adapun keuntungan yang sesuai dengan syariah sebesar 2,5% diperoleh Wirakoperasi hasil penjualan beras dikurangi biaya operasi yaitu sebesar : Jumlah penerimaan penjualan Rp. 5.930 x 92.250 = Rp. 547.042.500 Rp. 547.042.500 – 533.480.000 = Rp. 13.562.500 atau sebesar 2.5%. Dengan catatan keuntungan sebesar 2,5% dialokasikan untuk perawatan serta penyusutan peralatan yang tersedia Wirakoperasi. 4.2 Saran Dengan adanya makalah ini, pentingnya peran koperasi di lingkungan masyarakat, tumbuhnya koperasi yang didasari kejujuran, ketekunan dan tanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan negara tentu dibutuhkan kesabaran serta pengorbanan yang tidak sedikit. Agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini tentulah diharapkan saran serta kritik yang membangun bagi penulis untuk lebih berkreasi sesuai dengan keadaan yang ada.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Muhammad Anwar H.M, 2014, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Praktek, (Jakarta: Prenadamedia) Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi) Edisi. Kedua. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI) Yuyus Suryana & Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana) Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Serang