Makalah ini membahas tentang peran wirakoperasi dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Wirakoperasi dapat menurunkan biaya produksi petani dan meningkatkan pendapatan mereka dengan membeli hasil panen dengan harga yang lebih baik serta menjual kembali hasil olahanannya."
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Pengantar bisnis
1. MAKALAH
WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN PETANI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu : Didi Wandi SE., MM
Disusun oleh :
Muhamad Adi Yahya (17010146)
Siti Nurhadiyanti (170101 )
Sukma Aryadi (17010135)
Aditya Permana (17010162)
Sodikin (17010178)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BANTEN
2017
2. i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul:
“Wirakoperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul
guna penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca.
Serang, 20 Desember 2017
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................2
1.3 Rumusan Masalah....................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan .....................................................................3
BAB II WIRAKOPERASI
2.1 Wirakoperasi............................................................................4
2.1.1 Pengertian Koperasi..............................................................4
2.1.2 Pengertian Wirausaha ...........................................................4
2.1.3 Pengertian Wirakoperasi.......................................................5
2.2 Fungsi Kewirakoperasian ........................................................6
2.3 Tugas-tugas kewirakoperasian.................................................6
2.4 Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian ................................7
2.5 Kriteria Keberhasilan Koperasi ...............................................8
BAB III WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN DAN
MENSEJAHTERAKAN PETANI
3.1 Produk Wirakoperasi............................................................10
3.2 Tujuan Wirakoperasi ............................................................10
3.2 Metode Perencanaan Strategis..............................................12
3.3 Rencana Modal Awal ...........................................................13
3.4 Pertumbuhan Penghasilan Petani Setelah Penyesuaian Harga16
3.5 Harga jual beras dimasyarakat yang disesuaikan terhadap
keuntungan operasional........................................................17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................19
4.2 Saran ......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Nasi semua orang tentu akan sangat membutuhkannya untuk bisa bertahan
hidup, mulai dari berbagai kalangan masyarakat dari anak – anak, remaja sampai
dengan orang dewasa pun tentu akan membutuhkan sekali makanan berat seperti
nasi. Nasi berasal dari beras yang dimasak kemudian baru bisa dikonsumsi dengan
pelangkap seperti sayuran dan aneka lauk lainnya. Makanan memang akan selalu
dibutuhkan untuk bisa menunjang aktivitas keseharian. Sehingga saat ini
permintaan akan bahan makanan yang banyak sekali. Bahkan dalam setiap
harinya akan selalu ada yang membutuhkannya, sehingga membuat bisnis
makanan atau bahan baku makanan selalu laris dipasaran. Sehingga membuat
aneka jenis makanan yang ada saat ini sangat bervariasi. Makanan yang
dikonsumsi dalam setiap harinya ini tentu harus memiliki kandungan gizi yang
baik dan seimbang, salah satu kandungan makanan yang cukup dibutuhkan ialah
karbohidrat yang terkandung di dalam beras. Kabohidrat ini akan menghasilkan
kebutuhan gula sehari – hari guna menjalankan aktifitas menjadi bertenaga. Bahan
makanan tersebut berada di bahan makanan beras, beras menjadi makanan pokok
untuk orang Indonesia. Beras selalu dibutuhkan oleh masyarakat karena menjadi
makanan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Lahan pertanian di Kota Serang terus didesak pengembangan permukiman.
Kini, yang lahan pertanian yang masih bertahan hanya 15 hektar. Lahan pertanian
tersebut terfokus di Kecamatan Kasemen. Kepala Bidang Pertanian pada Dinas
Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang Jaelani mengatakan, Pemkot
Serang kini akan fokus ke daerah Kasemen, satu-satunya daerah penyumbang
hasil pertanian di Kota Serang."Saat ini daerah pertanian di Kota Serang hanya 15
hektar, tidak seperti dulu yang mencapai 35 hektaran. Hal itu disebabkan
banyaknya tanah yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau
pemukiman seperti di Cipocok," katanya.
5. 2
Banyaknya lahan pertanian ataupun sawah yang dipunyai oleh warga saat ini
lebih banyak dijual pada pengembang-pengembangan perumahan yang
berdalihkan rumah rakyat bersubsidi, akan tetapi pada kenyataannya mereka
memakai lahan produktif untuk dijadikan pengembangan perumahan itu sendiri.
Hasil observasi dan temu wicara terhadap salah satu petani sekaligus sesepuh
di Desa Cigoong menyatakan bahwa :
Petani menjual lahannya diakibatkan beberapa faktor, diantaranya :
1. Biaya operasi dalam menanam padi sampai panen lebih besar dibandingkan
pemasukan yang diterima setelah pasca panen.
2. Harga pupuk yang mahal dimana pupuk bersubsidi lebih banyak
dipermainkan oleh golongan tertentu sehingga petani membeli pupuk non
subsidi di pasar terdekat.
3. Pembelian gabah yang dilakukan oleh para pengepul gabah sangat murah
sementara harga beras di pasar per liter maupun per kilo sangat mahal untuk
dijangkau masyarakat bawah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas kami sangat tertantang dan tergerakan
hatinya untuk dapat lebih meringankan biaya operasi petani itu sendiri serta
mensejahterakan para petani di Indonesia yang tertuang dalam judul
“Wirakoperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat diketahui masalah-masalah yang ada
yaitu :
1. Lahan pertanian di Kota Serang yang masih bertahan hanya 15 hektar
2. Banyaknya tanah yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau
pemukiman.
3. Biaya operasi dalam menanam padi sampai panen lebih besar dibandingkan
pemasukan yang diterima setelah pasca panen.
4. Petani membeli pupuk non subsidi dengan harga lebih mahal dikarenakan
pupuk bersubsidi tidak terdistribusi dengan baik.
5. Pembelian gabah yang dilakukan oleh para pengepul gabah sangat murah.
6. 3
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah seperti
berikut ini :
1. Apakah yang dimaksud Wirakoperasi ?
2. Apa sajakah bentuk dan usaha yang akan dilakukan ?
3. Analisa apa yang digunakan dalam memanfaatkan peluang ?
4. Seberapa besar peran wirakoperasi dalam mensejahterakan petani ?
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Sebagai pandangan baik mahasiswa maupun masyarakat dalam berwirausaha
2. Sebagai pengetahuan dalam bidang pertanian khususnya petani padi ?
3. Sebagai masukan dan bentuk penghargaan terhadap petani di Indonesia ?
7. 4
BAB II
WIRAKOPERASI
2.1 Wirakoperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
Berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967). Dalam
pengertian lain yang tertera dalam Pasal 1 No. UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian, definisi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Definisi Koperasi menurut ILO (International Labour Organization) adalah
Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang, Penggabungan orang-orang
berdasarkan kesukarelaan, Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai, Koperasi
berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis,
Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, Anggota koperasi
menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
2.1.2 Pengertian Wirausaha
Dalam lampiran keputusan menteri koperasi dan pembinaan pengusahaan
kecil nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.1
Suryana mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
1 Muhammad Anwar H.M, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Praktek , (Jakarta:
Prenadamedia, 2014), hlm. 9
8. 5
menuju sukses. Adapun inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (creat new and different) melalui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.2
Wirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif
dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan
berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan nyata,serta peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.
1. Kewirausahan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha
secara komperatif. ini berarti kewirakopersian harus mempunyai keinginan
untuk memajukan organisasi koperasi.
2. Tugas utama kewirakoperasian adalah mengambil prakasa inovatif artinya
berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi
kepentingan bersama.
3. Wirakoperasi harus mempunyai keberanian mengambil resiko karena dunia
penuh dengan kepastian. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam
itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil
resiko.
4. Kegiatan wirakoperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi
yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
5. Tujuan utama setiap wirakoperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota
koperasi dan meningkatkan kesejahteran bersama.
2.1.3 Pengertian Wirakoperasi
Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti
usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri Rofke (1995). Ada pula
yang mengartikan “wirakoperasi” penulis kutip : “kewirausahaan koperasi adalah
suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif dengan mengambil
prakarsa inovatif secara keberanian mengnambil resiko dan berpegangan teguh
2 Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 12
9. 6
pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata
serta peningkatan kesejahteraan bersama”.3
2.2 Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakoperasi ,jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi
3 hal yaitu kewirakoperasian rutin,arbitrage dan inovatif.
1. Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha
koperasi seperti produksi,pemasaran,personalia,keuangan,administrasi,dll.
2. Kewirakoperasian Arbitrage
Arbitrage di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua
kondisi yang berbeda.Tugas utama wirakoperasi dalam hal ini mencari
peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
3. Kewirakoperasian Inovatif
Wirakoperasi yang inovatif berarti wirakoperasi yang selalu tidak puas
dengan kondisi yang ada.Ia selalu berusaha mencari,menemukan dan
memanfaatkan peluang yang diperoleh.
2.3 Tugas-tugas kewirakoperasian
Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi
dibanding dengan organisasi usaha pesaingnya.Keunggulan tersebut dapat di
peroleh melalui :
1. Mendudukkan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar.
Bila para petani bersatu membentuk koperasi,maka keoperasi tersebut
mempunyai kedudukkan yang kuat di pasar.
2. Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi.
Yaitu menekan biaya transaksi.biaya transaksi adalah biaya di luar produksi
yang timbul karena adanya transaksi-transaksi,seperti biaya kontrak.
3 Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi) Edisi. Kedua. (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI)
10. 7
3. Pemanfaatan interlinkage market.
Interlinked market adalah hubungan transaksi antara pelaku-pelaku ekonomi
di pasar.
4. Pemanfaatan trust capital.
Trust capital diartikan sebagai pengumpulan modal.
5. Pengedalian ketidakpastian.
Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya
pasar internal pada koperasi.
6. Penciptan inovasi.
Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak pihak yang
berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi.Tugas wirakoperasi dalam hal
ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan
anggotanya.
7. Pembangunan manfaat partisipasi.
Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi
kontributif dalam penyerahan keuangan dan pengambilan keputusan,maupun
partisipasi intensif dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi.
2.4 Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian
Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak dibidang ekonomi dan sosial pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu: Membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi,yang merupakan sasaran utama pertumbuhan ekonomi.
Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua
jalan yaitu:
1. Melalui kegiatan inovatif (penciptan bangunan baru dan penerapannya).
2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam
satuan waktu kerja tetap atau waktu kerja yang diperpanjang.
Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu
bagi pertumbuhan ekonomi.Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan
pendapatan perkapita oleh sebab adanya peralihan kearah penggunaan teknologi
11. 8
yang produktif,pembuatan penyebaran barang-barang baru,struktur organisasi
yang baru dan keterampilan baru.
Tipe inovasi ala scumpeter tentang kegitan kerja yang meliputi:
1. Pembuatan dan pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.
2. Pembangunan metode produksi baru.
3. Menciptakan tata laksana produksi baru dibidang industri.
4. Pembuatan prasarana baru.
5. Pencarian sumber pembelian baru.
2.5 Kriteria Keberhasilan Koperasi
Selain itu, Menurut tokoh koperasi Ibnoe Soedjono, untuk memahami apa
yang disebut kemampuan koperasi, kita perlu menggunakan tolak ukur
keberhasilan koperasi secara mikro. Keberhasilan koperasi dapat didekati dari dua
sudut, yaitu sudut perusahaan dan sudut efek koperasi.
Pendekatan dari sudut perusahaan
1. Peningkatan anggota perorangan.
Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada jumlah
koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari
anggota perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan,
yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan
ekonomi anggota penting karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi,
sedangkan kecerdasan anggota sangat menentukan mutu manajemen yang
sifatnya partisipatori dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan
satu anggota satu suara.
2. Peningkatan modal
Terutama yang berasal dari koperasi sendiri. Jumlah modal dari dalam dapat
digunakan sebagai salah satu indikator utama dari kemandirian koperasi.
Semakin besar modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut
semakin tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian
manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
12. 9
3. Peningkatan volume usaha
Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha
suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga
dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota.
Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan
pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha terutama harus
berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat
menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang berasal dari
anggota
4. Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat
Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara
kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan
sebelum dan sesudah ada koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacam-
macam, misalnya: pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan
usaha yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
13. 10
BAB III
WIRAKOPERASI DALAM MENINGKATKAN
DAN MENSEJAHTERAKAN PETANI
3.1 Produk Wirakoperasi
Wirakoperasi dalam hal ini sebagai sahabat petani dimana wirakoperasi ini
lebih mengutamakan kesejahteraan petani dibandingkan keuntungan koperasi itu
sendiri, adapun yang menjadi bentuk produk atau bidang yang akan dilakukan
yaitu :
1. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam penyediaan Pupuk
bersubsidi bagi petani.
2. Pembelian hasil panen petani atau gabah dengan harga yang disesuaikan
terhadap modal operasi yang dikeluarkan oleh petani
3. Penggilingan padi yaitu proses penggilingan gabah menjadi beas siap pasar.
4. Memasarkan beras hasil petani di daerah atau lingkungan petani itu sendiri.
3.2 Tujuan Wirakoperasi
Tujuan Wirakoperasi adalah untuk melindungi dan meningkatkan pertanian di
indonesia hal ini tercermin dalam Undang-Undang RI No 19 Tahun 2013 Tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan:
1. Perlindungan Petani adalah segala upaya untuk membantu Petani dalam
menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana
produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi
biaya tinggi, dan perubahan iklim.
2. Pemberdayaan Petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan
Petani untuk melaksanakan Usaha Tani yang lebih baik melalui pendidikan
dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan
sarana pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan
pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta
penguatan Kelembagaan Petani.
14. 11
3. Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta
keluarganya yang melakukan Usaha Tani di bidang tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.
4. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan
Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem.
5. Komoditas Pertanian adalah hasil dari Usaha Tani yang dapat
diperdagangkan, disimpan, dan/atau dipertukarkan.
6. Usaha Tani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian, mulai dari sarana
produksi, produksi/budi daya, penanganan pascapanen, pengolahan,
pemasaran hasil, dan/atau jasa penunjang.
7. Pelaku Usaha adalah Setiap Orang yang melakukan usaha sarana produksi
Pertanian, pengolahan dan pemasaran hasil Pertanian, serta jasa penunjang
Pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia.
8. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
9. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh,
dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani.
10. Kelompok Tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial,
ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk
meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.
11. Gabungan Kelompok Tani adalah kumpulan beberapa Kelompok Tani yang
bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha.
12. Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari Petani, Kelompok Tani,
dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan
Petani.
15. 12
13. Dewan Komoditas Pertanian Nasional adalah suatu lembaga yang
beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan
kepentingan Petani.
14. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan
Usaha Tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani, guna meningkatkan
produktivitas dan efisiensi Usaha Tani, baik yang berbadan hukum maupun
yang tidak berbadan hukum.
15. Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal untuk
memfasilitasi serta membantu Petani dalam melakukan Usaha Tani.
16. Asuransi Pertanian adalah perjanjian antara Petani dan pihak perusahaan
asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani.
17. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
18. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pertanian.
3.2 Metode Perencanaan Strategis
Metode perencanaan strategis dalam Wirakoperasi ini menggunakan analisis
SWOT dimana analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga
kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang
perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini
semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan
situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
16. 13
Adapun komponen analisis SWOT pada Wirakoperasi, adalah :
1. Strenght (Kekuatan)
a. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada anggota dan
masyarakat.
b. Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
c. Memberikan kemudahan pada petani dalam pembelian pupuk dan bibit
bersubsidi.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang.
b. Kualitas keberlangsungan wirakoperasi masih rendah sampai usahanya
berhasil, sebab harus berhemat.
c. Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus dibuat
walaupun kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
3. Opportunies (Peluang)
a. Kurang terorganisirnya pemberian Pupuk bersubsidi pada petani, hal ini
membuat lebih banyak peluang yang akan didapatkan.
b. Harga beli gabah petani oleh pengepul beras sangat rendah, hal ini
merupakan titik terang bagi wirakoperasi.
c. Masyarakat membutuhkan beras yang murah serta kualitas tinggi, hal ini
sejalan dengan tujuan wirakoperasi yang menjual beras hasil petani
dengan harga murah serta kualitas tinggi.
4. Threath (Ancaman)
a. Banyaknya pengepul beras menjadi saingan serta ancaman yang nyata.
b. Adanya tekanan yang mungkin diberikan dari koperasi atau usaha serta
Dapoktan itu sendiri.
3.3 Rencana Modal Awal
Wirakoperasi dalam menjalankan usahanya tidak mengutamakan keuntungan
tetapi mensejahterakan petani, sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan dengan
pengawasan tinggi serta kejujuran anggota serta mental untuk dapat melaksanakan
17. 14
Indonesia sebagai Negara Swasembada Pangan, hal ini untuk menghindari hal
negatif dalam keberlangsungan Wirakoperasi.
Sebelum menentukan modal awal terlebih dahulu harus mengetahui harga
pupuk, harga jual gabah serta harga jual beras, adapun kriteria tersebut dapat
diperjelas sebagai berikut :
1. Modal Awal Petani
PUPUK
Harga pupuk menurut Kepala Bidang Pertanian Kota Serang yaitu Bapak
Jaelani menyatakan untuk 1 Kg Pupuk Urea seharga Rp. 6.000, sedangkan
untuk kelompok petani yang mempunyai Kartu tani diberikan subsidi sebesar
Rp. 4.200/Kg sehingga petani hanya membeli dengan harga Rp. 1.800/Kg.
Sedangkan Pupuk NPK Phonska bersubsidi RP. 2.300/Kg.
Dalam satu hektar lahan dibutuhkan 300 kg NPK ponska + 150 kg urea,
sehingga dalam satu kali panen petani mengeluarkan biaya pupuk/hektare
sebesar :
a. Pupuk Urea Rp. 1.800 x 150 Kg = Rp. 270.000.
b. Pupuk NPK Rp. 2.300 x 300 Kg = Rp. 690.000
c. Pupuk Kandang Rp. 1.000 x 1.000 Kg = Rp. 1.000.000
d. Pupuk SP 36 Rp. 2.200 x 100 Kg = Rp. 220.000
e. Petroganik Rp. 500 x 1.000 Kg = Rp. 500.000
f. Pestisida/Insektisida Rp. 75.000 x 2 Liter = Rp. 150.000
Sehingga total biaya pupuk sebesar Rp. 2.830.000
Harga Bibit Padi
Saat ini harga bibit padi jenis Inpari varietas Ciherang RP. 97.000/5kg, dalam
satu hektare lahan dibutuhkan sekitar 30 kg bibit padi. Sehingga kebutuhan
petani dalam membeli bibit sebesar RP. 19.400 x 30 Kg = Rp. 582.000,-
Total Modal Pupuk + Bibit = Rp. 2.830.000 + Rp. 582.000 = Rp. 3.412.000,-
2. Biaya Operasional
Biaya pekerja dan peralatan dari awal tanam sampai dengan panen, dimana
biaya sewa traktor, penaburan Pupuk, Pemetikan padi, Upah gebot untuk
manual.
18. 15
No Biaya Operasional / Upah Kerja Jumlah
1 biaya sewa traktor Rp. 800.000
2 Pengolahan lahan 30 HOKp @ 30.000 atau borongan Rp. 900.000
3 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp.
17.500
Rp. 350.000
4 Penyiangan + pemupukan ke-1 16 HOKp @ Rp.
30.000
Rp. 480.000
5 Penyiangan + pemupukan ke-2 16 HOKp @ Rp.
30.000
Rp. 480.000
6 Penyemprotan 4 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 120.000
7 Panen dan pasca panen 12 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 360.000
8 Biaya pengeringan 8 HOKp @ Rp. 30.000 Rp. 240.000
Jumlah Biaya Operasional (B) Rp. 3.730.000
Total dari keseluruhan biaya modal dan operasional :
A. Biaya Modal Rp. 3.412.000
B. Biaya Operasional Rp. 3.730.000
Total keseluruhan RP. 7.142.000
3. Harga Jual Gabah
Harga jual gabah yang biasa petani jual terhadap para tengkulak yaitu sebesar
Rp.3.500/kg
Hasil Panen maksimal petani adalah 7,5/ton GKP per hektar.
Setelah dikeringkan susut 18 %, maka hasilnya 6,15/ton GKG per hektar.
Harga 1 kg GKG adalah Rp. 3.500.
Maka hasil yang diperoleh Rp. 3.500 x 6.150 kg = Rp. 21.525.000
4. Akumulasi Pendapatan Petani
Pendapatan petani setelah menjual hasil panennya yaitu Total Keselurahan
Biaya – Hasil Jual Gabah :
Rp. 21.525.000 – Rp. 7.142.000 = Rp.15.485.000
Akumulasi petani perbulan Rp.14.383.000 : 4 = Rp. 3.595.750
19. 16
Estimasi Modal Awal Pendirian Wirakoperasi
Tabel 3.1
Estimasi Biaya
No Keterangan Satuan Jumlah
A Perlengkapan
Sewa gedung + Gudang 1 thn Rp. 80.000.000
ATK - Rp. 200.000
Meja dan Kursi 2 Rp. 1.770.000
Lemari 1 Rp. 500.000
Total Perlengkapan (A) Rp. 82.470.000
B Peralatan
Mobil Pickup @Rp. 92.500.000 2 Rp. 185.000.000
Mesin Healer+ Penggerak 2 Rp. 15.000.000
Karung Beras + Cap Koperasi 1.845 Rp. 3.250.000
Total Peralatan (B) Rp. 203.250.000
C Biaya Operasi
Pembelian Bibit @Rp. 6.000 450 kg Rp. 8.730.000
Pembelian Pupuk Urea Subsidi 2.250 kg Rp. 13.500.000
Pembelian GKP Petani @Rp. 5.000/Kg 92.250 kg Rp. 461.250.000
Lain-Lain - Rp. 50.000.000
Total Biaya Operasi (C) Rp. 533.480.000
Total Modal (A+B+C) Rp. 819.200.000
3.4 Pertumbuhan Penghasilan Petani Setelah Penyesuaian Harga
1. Penghasilan petani dari penjualan GKP
Harga jual GKP yang di sesuaikan wirakoperasi Rp. 5.000/kg dan hasil
panen gabah per hektar setelah penyesuaian penyusutan 6,15 ton/hektar,
sehingga :
Rp. 5.000 x 6.150 kg = Rp. 30.750.000
20. 17
2. Pertumbuhan penghasilan Petani setelah penyesuaian
Pertumbuhan penghasilan petani setelah penyesuaian harga dimana hasil
penjualan dikurangi biaya total operasi dan modal yang dikeluarkan oleh
petani, sebagai berikut :
Rp. 30.750.000 – Rp. 7.142.000 = Rp. 23.608.000
Sehingga akumulasi pendapatan petani per bulan setelah penyesuaian harga
dengan masa penanaman sampai panen selama 4 bulan, yaitu:
Rp. 23.608.000 : 4 = Rp. 5.902.000
Adapun pertumbuhan pendapatan petani setelah penyesuaian harga, yaitu :
𝑅 =
𝑝𝑡−𝑝 𝑡−1
𝑝 𝑡−1 x 100%
𝑅 =
5.902.000 −3.595.750
3.595.750
x 100%
𝑅 = 0.641 x 100%
𝑹 = 𝟔𝟒%
Sehingga dengan adanya penyesuaian harga pendapatan petani tumbuh
sebesar 64%.
3.5 Harga jual beras dimasyarakat yang disesuaikan terhadap keuntungan
operasional
Saat ini harga jual beras dengan kualitas infari jenis ciherang (IR 64) atau
beras yang biasa ditanam petani dijual pada seharga RP. 10.000/Kg hal ini
dirasakan sangat membebani masyarakat terutama dengan dengan penghasilan
menengah ke bawah.
Untuk itu wirakoperasi memberikan solusi agar tarap hidup petani
sejahtera dan masyarakat tidak terlalu terbebani dengan harga beras yang mahal.
Adapun harga bears yang nantinya dipasarkan oleh Wirakoperasi yaitu sebesar
Rp. 5.930/Kg.
Adapun keuntungan yang sesuai dengan syariah sebesar 2,5% diperoleh
Wirakoperasi hasil penjualan beras dikurangi biaya operasi yaitu sebesar :
21. 18
Jumlah penerimaan penjualan Rp. 5.930 x 92.250 = Rp. 547.042.500
Rp. 547.042.500 – 533.480.000 = Rp. 13.562.500 atau sebesar 2.5%.
Dengan catatan keuntungan sebesar 2,5% dialokasikan untuk perawatan serta
penyusutan peralatan yang tersedia Wirakoperasi.
22. 19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bersadarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisa,maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti
usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri Rofke (1995). Ada
pula yang mengartikan “wirakoperasi” penulis kutip : “kewirausahaan
koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif
dengan mengambil prakarsa inovatif secara keberanian mengnambil resiko
dan berpegangan teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama”.
2. Bentuk yang akan dilakukan oleh wirakoperasi sebagai berikut :
a. Bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam penyediaan
Pupuk bersubsidi bagi petani.
b. Pembelian hasil panen petani atau gabah dengan harga yang disesuaikan
terhadap modal operasi yang dikeluarkan oleh petani
c. Penggilingan padi yaitu proses penggilingan gabah menjadi beas siap
pasar.
d. Memasarkan beras hasil petani di daerah atau lingkungan petani itu
sendiri.
3. Analisa yang digunakan untuk memanfaatkan peluang menggunakan
komponen analisis SWOT, adalah :
a. Strenght (Kekuatan)
1) Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan kepada anggota dan
masyarakat.
2) Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
3) Memberikan kemudahan pada petani dalam pembelian pupuk dan
bibit bersubsidi.
23. 20
b. Weakness (Kelemahan)
1) Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang.
2) Kualitas keberlangsungan wirakoperasi masih rendah sampai
usahanya berhasil, sebab harus berhemat.
3) Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus
dibuat walaupun kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
c. Opportunies (Peluang)
1) Kurang terorganisirnya pemberian Pupuk bersubsidi pada petani, hal
ini membuat lebih banyak peluang yang akan didapatkan.
2) Harga beli gabah petani oleh pengepul beras sangat rendah, hal ini
merupakan titik terang bagi wirakoperasi.
3) Masyarakat membutuhkan beras yang murah serta kualitas tinggi,
hal ini sejalan dengan tujuan wirakoperasi yang menjual beras hasil
petani dengan harga murah serta kualitas tinggi.
d. Threath (Ancaman)
1) Banyaknya pengepul beras menjadi saingan serta ancaman yang
nyata.
2) Adanya tekanan yang mungkin diberikan dari koperasi atau usaha
serta Dapoktan itu sendiri.
4. Berdasarkan hasil yang didapatkan mengenai analisa pendapatan petani
sebelum ada wirakoperasi sebesar Rp. 3.595.750/ bulan sedangkan analisa
pendapatan petani setelah adanya wirakoperasi sebesar Rp. 5.902.000/ bulan
Sehingga dengan adanya penyesuaian harga pendapatan petani tumbuh
sebesar 64%.
Saat ini harga jual beras dengan kualitas infari jenis ciherang (IR 64) ) atau
beras yang biasa ditanam petani dijual pada seharga RP. 10.000/Kg hal ini
dirasakan sangat membebani masyarakat terutama dengan dengan
penghasilan menengah ke bawah, namun dengan adanya wirakoperasi harga
beras dipasaran akan menjadi Rp. 5.930/Kg.
24. 21
Adapun keuntungan yang sesuai dengan syariah sebesar 2,5% diperoleh
Wirakoperasi hasil penjualan beras dikurangi biaya operasi yaitu sebesar :
Jumlah penerimaan penjualan Rp. 5.930 x 92.250 = Rp. 547.042.500
Rp. 547.042.500 – 533.480.000 = Rp. 13.562.500 atau sebesar 2.5%. Dengan
catatan keuntungan sebesar 2,5% dialokasikan untuk perawatan serta
penyusutan peralatan yang tersedia Wirakoperasi.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, pentingnya peran koperasi di lingkungan
masyarakat, tumbuhnya koperasi yang didasari kejujuran, ketekunan dan
tanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan negara tentu dibutuhkan
kesabaran serta pengorbanan yang tidak sedikit.
Agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini tentulah diharapkan
saran serta kritik yang membangun bagi penulis untuk lebih berkreasi sesuai
dengan keadaan yang ada.
25. DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anwar H.M, 2014, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Praktek,
(Jakarta: Prenadamedia)
Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi) Edisi.
Kedua. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI)
Yuyus Suryana & Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana)
Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Serang