SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
FOOTCARE
Perawatan Kaki pada Lansia
Kelompok 6
Melinda Hapsari 1033201001
Novelia Simatupang 1033201002
Aisyah Putri Wahda 1033201004
Raka Nur Alif 1013201006
PERUBAHAN KAKI AKIBAT PROSES MENUA
Sirkulasi
• Resistensi pembuluh darah perifer bertambah sebagai respons terhadap
menyempitnya lumen pembuluh darah vaskuler dan arteriosklerosis; maka
metabolisme basal menjadi lebih rendah. Respons terhadap stres
menghilangkan efisiensi, karena cadangan jantung yang berkurang dan
sistem endokrin yang tertekan.
• Osteoporosis menurunkan kalsium darah, yang dapat menyebabkan fraktur
pada kaki.
• Kulit yang menua, cenderung kering, tidak elastis, dan dingin yang dapat
menunjukkan hiperkeratosis.
• Penebalan kulit adalah suatu respons terhadap disfungsi keratin dan tekanan
yang persisten. Lapisan lemak pada plantar pedis menjadi atrofi, menyebabkan
terbentuknya callus yang terasa nyeri di bawah kaput metatarsal dan tumit.
• Gaya otot juga berkurang pada lansia karena hilangnya jumlah dan ukuran
serat otot. Transmisi impuls saraf juga melambat.
Makroskopis
Kelainan Muskuloskeletal
● Corns (Clavi)
● Neuroma
● Calluses
● Hallux Valgus (Bunios)
● Heel Spurs
Kelainan Artritik
● Osteoartritis
● Atritritis Gout
● Artritis Reumatoid
KELAINAN KAKI PADA LANSIA
KELAINAN KAKI PADA LANSIA
Kelainan Metabolik (diabetik) :
• Penyakit arteri dan neuropati merupakan penyebab utama dari komplikasi kaki diabetik.
• Polineuropati diabetik mengakibatkan hipestesia. Proses ini berlangsung antara 2-7 tahun
tergantung pada tes sensitifitas yang digunakan.
• Tekanan pada kaki menimbulkan inflamasi yang jika berlama-lama akan menyebabkan nekrosis
dan ulserasi.
Kelainan Kulit & KUKU :
 kekeringan dan penipisan kulit sesuai dengan pertambahan usia; mengakibatkan cracking, fisura,
inflamasi dan infeksi.
 Kelainan kuku lansia yang paling sering adalah batas kuku incurvated, onychauxis (hipertrofi),
onikogrifosis (ram’s horn) dan onikomikosis. Kuku hipertropik dapat menyebabkan ulserasi nail bed
pada lansia. Batas kuku incurvated dapat menyebabkan iritasi, inflamasi dan infeksi.
PENILAIAN KAKI KOMPREHENSIF
KOMPONEN KETERANGAN
Gait tidak seimbang atau tidak terkoordinasi, berjalan dengan kaki menyeret (shuffling), langkah pendek menunjukkan
gaya berjalan abnormal yang dapat menyebabkan callus atau pembentukan ulkus.
Struktur Tulang terdapat hammertoe atau overlapping, atau kaku. Periksa juga apakah terdapat bunion yang terdapat area
kemerahan atau tekanan yang menyebabkan jari kaki miring ke lateral. Pes planus (kaki rata) dapat
menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada lansia.
Integritas Kulit apakah terdapat kekeringan kulit yang berlebihan, crack atau fisura. Periksa juga kulit di sela jari kaki. Rasa gatal
dan panas di sela jari kaki, merupakan gejala adanya infeksi jamur tinea pedis (athlete’s foot)
Status Pembuluh
Darah
Palpasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior merupakan bagian yang penting dalam menilai pembuluh
darah. Warna dan suhu kedua kaki harus sama dengan tubuh. Penilaian suhu dengan menggunakan punggung
tangan dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat. Capillary refill diperiksa dengan menekan kuku jari atau
kulit di ujung jari sampai berwarna putih. Normal jika kembali dalam waktu 3 detik. Rambut yang berkurang
atau tidak adanya bulu pada kaki menunjukkan adanya penurunan perfusi arteri.
Defisit Neurologik Sensori atau persepsi tekanan diukur dengan menggunakan alat monofilamen Semmes-Weinstein 5.07. Jika
pasien tidak bisa merasakan pada satu tempat pun, dikatakan ia menderita neuropati.
Kondisi Kuku Jari
Kaki
Kuku jari kaki dinilai berdasarkan panjang, ketebalan, adanya jamur dan kebersihannya
PERAWATAN KAKI PADA LANSIA NON-DIABETES
Perawatan yang seksama harus diarahkan :
 pada saat mencuci sela-sela kaki, terutama jika ada overlap pada jari-jari kaki. Kaki harus dikeringkan dengan
lembut namun teliti. Pedicure adalah masalah bagi lansia yang penglihatannya menurun dan
keterampilannya berkurang. Lansia dengan artritis dan obesitas dapat terhalang dalam menjangkau jari
kaki mereka.
 Sirkulasi superfisial dapat ditingkatkan dengan pemijatan, idealnya dengan losion kulit. Ahli terapi dapat
mengajarkan pasien untuk memeriksa kaki, terutama pada sela-sela kaki selama pemijatan dan berhati-
hati pada kulit lepuh dan lecet yang dapat menimbulkan komplikasi yang serius
 Para dokter harus mengingatkan lansia agar selalu memakai kaos kaki bila menggunakan sepatu
untuk mencegah iritasi kaki dan selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih. Bahan kaos kaki yang stretch
dapat membuat kaki overlap atau flex.
 Sepatu merupakan bagian yang sangat penting pada lansia. Kesalahan dalam pemilihan sepatu
dapat mengganggu mobilitas lansia. Sepatu harus nyaman, tidak menyebabkan tanda kemerahan pada
kulit atau tanda-tanda iritasi lainnya.
Sandal atau sepatu slip-on dilarang karena menyebabkan tumit pemakai keluar dari sepatu.
Hak sepatu harus dari karet untuk mencegah pemakai dari terpeleset
PERAWATAN KAKI PADA LANSIA DIABETES
Perawatan kaki pada lansia diabetes dan non-diabetes sebenarnya hampir sama.
 Dianjurkan juga untuk memperhatikan kaki setiap hari untuk melihat apakah ada perubahan warna kulit
 peningkatan pada suhu kulit, pembengkakan kulit, luka atau perubahan pada kuku kaki.
 Menghindari kaos kaki dari bahan katun juga dianjurkan, karena dapat menimbulkan kelembaban yang
menyebabkan masalah dalam penyembuhan dan timbulnya infeksi jamur.
 Bahan dari poliester dan serat akrilik adalah yang terbaik karena tidak membuat lembab dan terasa lebih
lembut.
Yang terpenting adalah agar selalu menjaga kadar gula darah selalu terkontrol. Tidak merokok
serta berolahraga. Jalan kaki adalah adalah salah satu olahraga yang terbaik.
PENGKAJIAN DIAGNOSA
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Pemeriksaan Umum
a. Aktivitas atau Istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Integritas atau ego
e. Makanan atau cairan
f. Neurosensory
g. Nyeri atau kenyamanan Keamanan
h. Seksualitas
D.0109 Defisit Perawatan Diri.
• Gejala dan Tanda Mayor
• Subjektif : Menolak melakukan perawatan diri
• Objektif : Tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke toilet/berhias secara
mandiri, Minat melakukan perawatan diri
kurang.
• Kondisi Klinis Terkait :
Stroke, Cedera medula spinalis, Depresi, Arthritis
reumatoid, Retardasi mental, Delirium, Demensia
Gangguan amnestik, Skizofrenia dan gangguan
psikotik lain, Fungsi penilaian terganggu.
INTERVENSI KEPERAWATAN
SLKI : Perawatan Diri (L. 11103)
Ekspetasi : Meningkat Kriteria Hasil :
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam masalah defisit perawatan diri teratasi dengan
krirteria hasil :
2. Minat melakukan perawatan diri meningkat dari skala 2 (cukup menurun) menjadi skala 4 (cukup
meningkat)
SIKI: Dukungan Perawatan Diri (I. 11348)
Tindakan :
1. Observasi
• identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
• identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias dan makan
2. Terapeutik
• sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks, privasi)
• siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
• dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
3. Edukasi
• anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
SENAM
KAKI
MANFAAT SENAM KAKI
o Memperbaiki sirkulasi darah yang terganggu.
o Memperbaiki kekuatan otot tungkai dan kaki.
o Melatih sendi agar tetap lentur dan tidak kaku.
o Mencegah komplikasi diabetes pada organ mata,
otak, jantung dan ginjal.
senam kaki ini juga sangat mudah dan praktis. Dapat dilakukan di
mana saja, seperti di rumah atau tempat kerja. Untuk melakukan
senam kaki diabetes, dibutuhkan sebuah kursi dan selembar kertas
berukuran cukup besar, misalnya koran bekas.
LANGKAH SENAM KAKI
1. Lepaskan sepatu, kaos kaki, atau alas kaki lainnya.
2. Letakkan telapak kaki di lantai. Pertahankan tumit di
lantai, gerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah
secara berulang minimal 20 kali.
3. Angkat telapak kaki kiri dengan bertumpu pada tumit
(tumit tetap menyentuh lantai). Lakukan gerakan
memutar dengan telapak kaki ke arah luar minimal 20
kali. Lakukan hal yang sama pada kaki kanan.
4. Angkat kedua kaki sejajar, sehingga tungkai atas dan
bawah membentuk garis horizontal lurus, lalu turunkan
kaki. Ulangi gerakan ini minimal 20 kali.
5. Angkat kedua kaki sejajar, sehingga tungkai atas dan bawah
membentuk garis horizontal lurus. Gerakkan kedua telapak kaki ke
depan seperti menginjak rem mobil. Ulangi gerakan ini minimal 20
kali.
6. Angkat satu kaki sehingga tungkai kaki lurus. Lalu gerakkan kaki
dan pergelangan kaki seperti sedang menulis angka nol hingga 10
bergantian. Lakukan hal yang sama pada kaki satunya.
7. Letakkan kertas di lantai. Bentuk kertas tersebut menjadi bola
menggunakan kedua kaki. Setelah terbentuk bola, rapikan kembali
kertas tersebut seperti semula dengan kedua kakinya juga.
8. Lalu, dengan tetap menggunakan kedua kaki, robeklah kertas
tersebut menjadi dua. Setelah itu, masih menggunakan kedua kaki,
sobek-sobek kertas tersebut menjadi serpihan kecil.
Agar olahraga memberikan manfaat optimal, dianjurkan melakukannya
secara rutin minimal 5 kali dalam sepekan dengan durasi minimal 30
menit tiap kali olahraga. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga
yang bersifat ritmis dan aerobik, seperti jalan cepat, joging, yoga,
bersepeda atau berenang.
THANKS!
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/1452
http://www.lib.ui.ac.id/detail?id=20434726
https://text-id.123dok.com/document/7q05j09y-
perawatan-kaki-pada-lansia.html
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-
diabetes-melitus/page/17/senam-kaki-diabetes
https://pdfs.semanticscholar.org/336e/acc017652c4e52a5
d3ce0f3835bfba4ddb15.pdf?_ga=2.25007289.20364
50898.1634802480-1067195039.1634802480

More Related Content

Similar to [KEP.GERONTIK-FOOTCARE]_Kelompok 6.pptx

Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.pptPencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
ZulkifliThamrin
 
Leaflet perawatan kaki dm
Leaflet perawatan kaki dmLeaflet perawatan kaki dm
Leaflet perawatan kaki dm
askep33
 

Similar to [KEP.GERONTIK-FOOTCARE]_Kelompok 6.pptx (20)

7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7
 
Askep gout
Askep goutAskep gout
Askep gout
 
luka diabet .pdf
luka diabet .pdfluka diabet .pdf
luka diabet .pdf
 
Leaflet diabetes melitus akper pemkab muna
Leaflet diabetes melitus akper pemkab munaLeaflet diabetes melitus akper pemkab muna
Leaflet diabetes melitus akper pemkab muna
 
Diagnosa penyakit lewat telapak tangan (1) (1)
Diagnosa penyakit lewat telapak tangan (1) (1)Diagnosa penyakit lewat telapak tangan (1) (1)
Diagnosa penyakit lewat telapak tangan (1) (1)
 
Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
 
Perawatan kaki diabetes
Perawatan kaki diabetesPerawatan kaki diabetes
Perawatan kaki diabetes
 
391336987-Ppt-Senam-Kaki-Diabetes.pptx
391336987-Ppt-Senam-Kaki-Diabetes.pptx391336987-Ppt-Senam-Kaki-Diabetes.pptx
391336987-Ppt-Senam-Kaki-Diabetes.pptx
 
RESIKO DEHIDRASI PADA PEKERJA LAPANGAN.pptx
RESIKO DEHIDRASI PADA PEKERJA LAPANGAN.pptxRESIKO DEHIDRASI PADA PEKERJA LAPANGAN.pptx
RESIKO DEHIDRASI PADA PEKERJA LAPANGAN.pptx
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020
 
12027392.ppt
12027392.ppt12027392.ppt
12027392.ppt
 
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan  Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
 
Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.pptPencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
Pencegahan Disabilitas Dan Perawatan Diri Penderita Kusta.ppt
 
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada GinjalKelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
 
Nota pendidikan kesihatan (1)
Nota pendidikan kesihatan (1)Nota pendidikan kesihatan (1)
Nota pendidikan kesihatan (1)
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
 
Leaflet perawatan kaki dm
Leaflet perawatan kaki dmLeaflet perawatan kaki dm
Leaflet perawatan kaki dm
 
Penyakit tidak berjangkit
Penyakit tidak berjangkitPenyakit tidak berjangkit
Penyakit tidak berjangkit
 

Recently uploaded

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 

Recently uploaded (20)

Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 

[KEP.GERONTIK-FOOTCARE]_Kelompok 6.pptx

  • 1. FOOTCARE Perawatan Kaki pada Lansia Kelompok 6 Melinda Hapsari 1033201001 Novelia Simatupang 1033201002 Aisyah Putri Wahda 1033201004 Raka Nur Alif 1013201006
  • 2. PERUBAHAN KAKI AKIBAT PROSES MENUA Sirkulasi • Resistensi pembuluh darah perifer bertambah sebagai respons terhadap menyempitnya lumen pembuluh darah vaskuler dan arteriosklerosis; maka metabolisme basal menjadi lebih rendah. Respons terhadap stres menghilangkan efisiensi, karena cadangan jantung yang berkurang dan sistem endokrin yang tertekan. • Osteoporosis menurunkan kalsium darah, yang dapat menyebabkan fraktur pada kaki. • Kulit yang menua, cenderung kering, tidak elastis, dan dingin yang dapat menunjukkan hiperkeratosis. • Penebalan kulit adalah suatu respons terhadap disfungsi keratin dan tekanan yang persisten. Lapisan lemak pada plantar pedis menjadi atrofi, menyebabkan terbentuknya callus yang terasa nyeri di bawah kaput metatarsal dan tumit. • Gaya otot juga berkurang pada lansia karena hilangnya jumlah dan ukuran serat otot. Transmisi impuls saraf juga melambat. Makroskopis
  • 3. Kelainan Muskuloskeletal ● Corns (Clavi) ● Neuroma ● Calluses ● Hallux Valgus (Bunios) ● Heel Spurs Kelainan Artritik ● Osteoartritis ● Atritritis Gout ● Artritis Reumatoid KELAINAN KAKI PADA LANSIA
  • 4. KELAINAN KAKI PADA LANSIA Kelainan Metabolik (diabetik) : • Penyakit arteri dan neuropati merupakan penyebab utama dari komplikasi kaki diabetik. • Polineuropati diabetik mengakibatkan hipestesia. Proses ini berlangsung antara 2-7 tahun tergantung pada tes sensitifitas yang digunakan. • Tekanan pada kaki menimbulkan inflamasi yang jika berlama-lama akan menyebabkan nekrosis dan ulserasi. Kelainan Kulit & KUKU :  kekeringan dan penipisan kulit sesuai dengan pertambahan usia; mengakibatkan cracking, fisura, inflamasi dan infeksi.  Kelainan kuku lansia yang paling sering adalah batas kuku incurvated, onychauxis (hipertrofi), onikogrifosis (ram’s horn) dan onikomikosis. Kuku hipertropik dapat menyebabkan ulserasi nail bed pada lansia. Batas kuku incurvated dapat menyebabkan iritasi, inflamasi dan infeksi.
  • 5. PENILAIAN KAKI KOMPREHENSIF KOMPONEN KETERANGAN Gait tidak seimbang atau tidak terkoordinasi, berjalan dengan kaki menyeret (shuffling), langkah pendek menunjukkan gaya berjalan abnormal yang dapat menyebabkan callus atau pembentukan ulkus. Struktur Tulang terdapat hammertoe atau overlapping, atau kaku. Periksa juga apakah terdapat bunion yang terdapat area kemerahan atau tekanan yang menyebabkan jari kaki miring ke lateral. Pes planus (kaki rata) dapat menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada lansia. Integritas Kulit apakah terdapat kekeringan kulit yang berlebihan, crack atau fisura. Periksa juga kulit di sela jari kaki. Rasa gatal dan panas di sela jari kaki, merupakan gejala adanya infeksi jamur tinea pedis (athlete’s foot) Status Pembuluh Darah Palpasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior merupakan bagian yang penting dalam menilai pembuluh darah. Warna dan suhu kedua kaki harus sama dengan tubuh. Penilaian suhu dengan menggunakan punggung tangan dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat. Capillary refill diperiksa dengan menekan kuku jari atau kulit di ujung jari sampai berwarna putih. Normal jika kembali dalam waktu 3 detik. Rambut yang berkurang atau tidak adanya bulu pada kaki menunjukkan adanya penurunan perfusi arteri. Defisit Neurologik Sensori atau persepsi tekanan diukur dengan menggunakan alat monofilamen Semmes-Weinstein 5.07. Jika pasien tidak bisa merasakan pada satu tempat pun, dikatakan ia menderita neuropati. Kondisi Kuku Jari Kaki Kuku jari kaki dinilai berdasarkan panjang, ketebalan, adanya jamur dan kebersihannya
  • 6. PERAWATAN KAKI PADA LANSIA NON-DIABETES Perawatan yang seksama harus diarahkan :  pada saat mencuci sela-sela kaki, terutama jika ada overlap pada jari-jari kaki. Kaki harus dikeringkan dengan lembut namun teliti. Pedicure adalah masalah bagi lansia yang penglihatannya menurun dan keterampilannya berkurang. Lansia dengan artritis dan obesitas dapat terhalang dalam menjangkau jari kaki mereka.  Sirkulasi superfisial dapat ditingkatkan dengan pemijatan, idealnya dengan losion kulit. Ahli terapi dapat mengajarkan pasien untuk memeriksa kaki, terutama pada sela-sela kaki selama pemijatan dan berhati- hati pada kulit lepuh dan lecet yang dapat menimbulkan komplikasi yang serius  Para dokter harus mengingatkan lansia agar selalu memakai kaos kaki bila menggunakan sepatu untuk mencegah iritasi kaki dan selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih. Bahan kaos kaki yang stretch dapat membuat kaki overlap atau flex.  Sepatu merupakan bagian yang sangat penting pada lansia. Kesalahan dalam pemilihan sepatu dapat mengganggu mobilitas lansia. Sepatu harus nyaman, tidak menyebabkan tanda kemerahan pada kulit atau tanda-tanda iritasi lainnya. Sandal atau sepatu slip-on dilarang karena menyebabkan tumit pemakai keluar dari sepatu. Hak sepatu harus dari karet untuk mencegah pemakai dari terpeleset
  • 7. PERAWATAN KAKI PADA LANSIA DIABETES Perawatan kaki pada lansia diabetes dan non-diabetes sebenarnya hampir sama.  Dianjurkan juga untuk memperhatikan kaki setiap hari untuk melihat apakah ada perubahan warna kulit  peningkatan pada suhu kulit, pembengkakan kulit, luka atau perubahan pada kuku kaki.  Menghindari kaos kaki dari bahan katun juga dianjurkan, karena dapat menimbulkan kelembaban yang menyebabkan masalah dalam penyembuhan dan timbulnya infeksi jamur.  Bahan dari poliester dan serat akrilik adalah yang terbaik karena tidak membuat lembab dan terasa lebih lembut. Yang terpenting adalah agar selalu menjaga kadar gula darah selalu terkontrol. Tidak merokok serta berolahraga. Jalan kaki adalah adalah salah satu olahraga yang terbaik.
  • 8. PENGKAJIAN DIAGNOSA 1. Identitas klien 2. Keluhan utama 3. Riwayat kesehatan sekarang 4. Riwayat kesehatan dahulu 5. Riwayat kesehatan keluarga 6. Pemeriksaan Umum a. Aktivitas atau Istirahat b. Sirkulasi c. Eliminasi d. Integritas atau ego e. Makanan atau cairan f. Neurosensory g. Nyeri atau kenyamanan Keamanan h. Seksualitas D.0109 Defisit Perawatan Diri. • Gejala dan Tanda Mayor • Subjektif : Menolak melakukan perawatan diri • Objektif : Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri, Minat melakukan perawatan diri kurang. • Kondisi Klinis Terkait : Stroke, Cedera medula spinalis, Depresi, Arthritis reumatoid, Retardasi mental, Delirium, Demensia Gangguan amnestik, Skizofrenia dan gangguan psikotik lain, Fungsi penilaian terganggu.
  • 9. INTERVENSI KEPERAWATAN SLKI : Perawatan Diri (L. 11103) Ekspetasi : Meningkat Kriteria Hasil : 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam masalah defisit perawatan diri teratasi dengan krirteria hasil : 2. Minat melakukan perawatan diri meningkat dari skala 2 (cukup menurun) menjadi skala 4 (cukup meningkat) SIKI: Dukungan Perawatan Diri (I. 11348) Tindakan : 1. Observasi • identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia • identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias dan makan 2. Terapeutik • sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks, privasi) • siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi) • dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri 3. Edukasi • anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
  • 11. MANFAAT SENAM KAKI o Memperbaiki sirkulasi darah yang terganggu. o Memperbaiki kekuatan otot tungkai dan kaki. o Melatih sendi agar tetap lentur dan tidak kaku. o Mencegah komplikasi diabetes pada organ mata, otak, jantung dan ginjal. senam kaki ini juga sangat mudah dan praktis. Dapat dilakukan di mana saja, seperti di rumah atau tempat kerja. Untuk melakukan senam kaki diabetes, dibutuhkan sebuah kursi dan selembar kertas berukuran cukup besar, misalnya koran bekas.
  • 12. LANGKAH SENAM KAKI 1. Lepaskan sepatu, kaos kaki, atau alas kaki lainnya. 2. Letakkan telapak kaki di lantai. Pertahankan tumit di lantai, gerakkan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah secara berulang minimal 20 kali. 3. Angkat telapak kaki kiri dengan bertumpu pada tumit (tumit tetap menyentuh lantai). Lakukan gerakan memutar dengan telapak kaki ke arah luar minimal 20 kali. Lakukan hal yang sama pada kaki kanan. 4. Angkat kedua kaki sejajar, sehingga tungkai atas dan bawah membentuk garis horizontal lurus, lalu turunkan kaki. Ulangi gerakan ini minimal 20 kali. 5. Angkat kedua kaki sejajar, sehingga tungkai atas dan bawah membentuk garis horizontal lurus. Gerakkan kedua telapak kaki ke depan seperti menginjak rem mobil. Ulangi gerakan ini minimal 20 kali. 6. Angkat satu kaki sehingga tungkai kaki lurus. Lalu gerakkan kaki dan pergelangan kaki seperti sedang menulis angka nol hingga 10 bergantian. Lakukan hal yang sama pada kaki satunya. 7. Letakkan kertas di lantai. Bentuk kertas tersebut menjadi bola menggunakan kedua kaki. Setelah terbentuk bola, rapikan kembali kertas tersebut seperti semula dengan kedua kakinya juga. 8. Lalu, dengan tetap menggunakan kedua kaki, robeklah kertas tersebut menjadi dua. Setelah itu, masih menggunakan kedua kaki, sobek-sobek kertas tersebut menjadi serpihan kecil. Agar olahraga memberikan manfaat optimal, dianjurkan melakukannya secara rutin minimal 5 kali dalam sepekan dengan durasi minimal 30 menit tiap kali olahraga. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat ritmis dan aerobik, seperti jalan cepat, joging, yoga, bersepeda atau berenang.