2. Definisi Konflik
60%
30%
20%
10%
Konflik Adalah Sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak merasa bahwa pihak lain
telah mempengaruhi secara negatif, atau akan mempengaruhi secara negatif, sesuatu
yang menjadi perhatian pihak pertama.
Dubrin, A. J. Mengartikan konflik mengacu pada pertentangan antarindividu atau kelompok
yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat saling menghalangi dalam
pencapaian tujuan sebagaimana dikemukakan sebagai berikut: “Conflict in the context
used, refers to the positions of persons of forces that gives rise to some tension. It occurs
when two or more parties (individuals, groups, organization) perceive mutually exclusive
goals, or events”.
Manajemen konflik adalah cara yang dilakukan oleh pimpinan pada saat
menanggapi konfik. Dalam pengertian yang hampir sama, manajemen
konfik adalah cara yang dilakukan pimpinan dalam menaksir atau
memperhitungkan konflik (Hendricks,W.,1992). Demikian halnya,
Criblin, J. (1982:219) mengartikan manajemen konfik merupakan
teknik yang dilakukan pimpinan organisasi untuk mengatur konflik dengan
cara menentukan peraturan dasar dalam bersaing.
3. Jenis-jenis Konflik
01 Konflik intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya
sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus
02 Konflik interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan
orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan
4. Jenis-jenis Konflik
03 Konflik antar individu-individu & kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat
dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma- norma
produktivitas kelompok dimana ia berada
04 Konflik antar organisasi
Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi
menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya,
dalam perebutan sumberdaya yang sama.
5. Proses terjadinya Konflik
Hendricks, W. (1992) mengidentifikasi
proses terjadinya konflik terdiri dari tiga tahap:
01
03
02
Peristiwa sehari-hari; ditandai adanya
individu merasa tidak puas dan jengkel
terhadap lingkungan kerja. Perasaan
tidak puas kadang-kadang berlalu
begitu saja dan muncul kembali saat
individu merasakan adanya gangguan
Adanya tantangan; apabila terjadi masalah,
individu saling mempertahankan pendapat dan
menyalahkan pihak lain. Tiap anggota
menganggap perbuatan yang dilakukan
sesuai dengan standar dan aturan organisasi.
Kepentingan individu maupun kelompok lebih,
menonjol daripada kepentingkan organisasi.
Timbulnya pertentangan; masing
masing individu atau kelompok
bertujuan untuk menang dan
mengalahkan kelompok lain.
6. Pengelolaan Konflik saat menangani Konflik yang muncul
Dalam buku Essentials of Organizational Behavior
Proses konflik memiliki 5 tahap
Situasi dimana pihak-pihak yang
berkonflik memiliki keinginan masing-
masing untuk memuaskan sepenuhnya
menjadi perhatian semua pihak.
2. Collaborating
Keinginan untuk memuaskan
kepentingan seseorang, terlepas
dari dampak konflik pihak lain. .
1. Competing
Kemauan salah satu pihak yang
berkonflik untuk menempatkan
kepentingan lawan di atas
kepentingan sendiri. .
4. Accommodating
Situasi di mana setiap pihak yang
berkonflik bersedia untuk
menyerah sesuatu. .
5. Compromising
3. Avoiding
Keinginan untuk menarik diri atau menekan
konflik.
7. KESIMPULAN
Konflik bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, tetapi
merupakan sesuatu hal yang perlu untuk dikelola agar
dapat memberikan kontribusinya bagi pencapaian tujuan
organisasi. Bagaimanapun konflik itu bila dikelola dengan
baik maka konflik dapat mendukung percepatan
pencapaian tujuan organisasi. Ketika konflik dikelola
secara baik, dapat menumbuhkan kreativitas, inovasi
dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan perubahan
positif bagi pengembangan organisasi. Konflik
sesungguhnya dapat menjadi energi yang kuat jika dikelola
dengan baik, sehingga dapat dijadikan inovasi. Akan tetapi
sebaliknya jika tidak dapat dikendalikan mengakibatkan
kinerja organisasi rendah.
8. Referensi
Dalimunthe, S. F. (2016). Manajemen konflik dalam organisasi. Jurnal Bahas Unimed,
27(1), 78255.
DuBrin, A. J. (2013). Fundamentals of organizational behavior: An applied perspective.
Elsevier.
Muspawi, M. (2014). Manajemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik Dalam Organisasi).
Jambi University.
Robbins, S. P., & Judge, T. (2003). Essentials of organizational behavior (Vol. 7). Upper
Saddle River, NJ: Prentice Hall.