Dokumen tersebut membahas berbagai jenis lahan sawah seperti sawah irigasi, tadah hujan, lebak, dan bencah. Juga dibahas manfaat lahan sawah bagi masyarakat dan lingkungan serta pentingnya pengelolaan lahan sawah yang berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan melibatkan masyarakat setempat.
2. KELOMPOK 1
Ahmad Fauzan
Jhon Rizki Oktomi Purba
Nadia Simanjuntak
Novitasari Napitupulu
Syikal Fradamar Fau
Sri Wahyuni
Terima Jaya Laia
Tesa Adi Chandra
3. JENIS – JENIS LAHAN SAWAH
SAWAH
IRIGASI
SAWAH
TADAH
HUJAN
SAWAH
LEBAK
SAWAH
BENCAH
4. SAWAH IRIGASI
Merupakan sawah yang dalam proses pengairan
nya di lakukan secara teratur dan optimal serta
tidak bergantung kepada curah hujan. Sawah
irigasi sangat cocok dalam segala musim karena
sistem ini menggunakan sumber air dari waduk
atau bendungan. Pertanian sawah irigasi
biasanya panen 2 kali setahun dan pada musim
kemarau bisa di selingi tanaman palawija.
5. SAWAH TADAH HUJAN
Merupakan sistem pengairan sawah yang hanya
berdasarkan curah hujan atau berdasarkan
musim penghujan. Sawah tadah hujan ditanami
padi jenis gogo rancah. Namun, pada musim
kering di tanami dengan tanaman palawija,
jagung, kacang - kacangan dan ketela pohon.
6. SAWAH LEBAK
Merupakan sawah yang berada di kiri dan kanan
sungai - sungai besar. Sawah ini jarang sekali
karena mengingat resiko yang sangat rentan
terhadap banjir.
7. SAWAH BENCAH
Merupakan sistem pertanian lahan basah yang
dilakukan di daerah – daerah yang memiliki
rawa – rawa yang telah di keringkan atau di
muara sungai besar.
8. MANFAAT LAHAN SAWAH
Penghasil bahan pangan
Menciptakan lahan pekerjaan.
Menumbuhkan gotong royong.
Sebagai sumber penghasilan petani.
Menciptakan lingkungan yang nyaman dan
sejuk.
Sebagai tempat rekreasi dan mencari ilmu.
9. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
LAHAN SAWAH
Pengelolaan lahan sawah pada saat ini
dilakukan dengan memacu indeks pertanaman
(IP) menjadi 3 kali dalam setahun. Waktu yang
diperlukan saat untuk persiapan tanam terbatas
apalagi untuk pengomposan dan pemulihan
aktivitas mikroba dalam tanah.
10. Pengelolaan lahan yang baik adalah terjaganya
tingkat kesuburan tanah yang dicirikan oleh
tingkat produktivitas tanaman padi yang tetap
tinggi dan berkelanjutan. Tingkat kesuburan tanah
khususnya pada lahan sawah adalah pengelolaan
lahan yang hanya memperhatikan pengembalian
unsur hara yang terangkut keluar dan
mengembalikannya baik dalam bentuk pupuk
organik atau pupuk anorganik dan menjaga sisa
panen tidak terangkut keluar dari lahan sawah.
11. Pentingnya bahan anorganik atau sisa tanaman
setelah panen karena fungsi bahan organik
dapat memperbaiki kesuburan tanah melalu
perbaikan sifat fisik, sifat kimia dan menjaga
agar aktivitas mikrobiologi di dalam tanah
dapat terjaga dengan baik.
12. KONSEP PENGELOLAAN LAHAN
SAWAH BERWAWASAN
LINGKUNGAN
1. Dilakukan pengelolaan dengan perencanaan
yang matang dengan mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
serta yang akan timbul di kemudian hari.
2. Memperhatikan daya dukung lingkungan
3. Meminimalisasi dampak pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
4. Melibatkan partisipasi warga, masyarakat,
khususnya masyarakat di sekitar lahan sawah.
13. KONSEP PENGELOLAAN LAHAN
SAWAH BERWAWASAN
BERKELANJUTAN
1. Terjaganya proses ekologi.
2. Ketersediaan sumber daya.
3. Dukungan lingkungan sumber daya.
14. CONTOH NYATA PENGELOLAAN
LAHAN SAWAH
Pengelolaan lahan pertanian padi sawah memerlukan
persyaratan kondisi fisik tertentu yang dapat mendukung
produktivitas padi yang optimal. Dengan konsep sebagai
berikut :
1. Penggunaan air selaras dengan kebutuhan air.
2. Penggunaan pupuk harus berimbang dengan kebutuhan.
3. Penggunaan racun untuk memberantas hama disesuaikan
dengan dosis dan sesuai jenis hama yang menyerang.
4. Penyiapan lahan harus mempertimbangkan kebutuhan
tanaman.
5. Penggunaan alat - alat berat dan pengangkutan dapat
menyebabkan rusak nya struktur tanah (tanah menjadi
padat)